Tugas : Tugas Proyek Manajemen Stress & Konflik

Dosen Pengampuh : Sumarni, S.Pd., M.Pd.

KONFLIK ANTARA PESERTA PELATIHAN KEPRAMUKAAN DENGAN

PANITIAN PELATIHAN KARENA KETIDAKSOPANAN TERHADAP
SENIOR DI SMA NEGERI 3 WAJO

DUSUN OLEH:

BASO APRIAWAN SUHENDRA (190201006)

ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEMESTER VI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG

2021/2022
 LAPORAN HASIL WAWANCARA

1. KEGIATAN WAWANCARA
A. Waktu Dan Tempat Wawancara
Kegiatan wawancara ini dilakukan pada:
Hari/tanggal : Selasa, 10 Mei 2022
Pukul : 09: 40 s/d selesai
Tempat : Ambalan DORAMIS pangkalan SMA Negeri 3 Wajo
B. Laporan Hasil Wawancara
Narasumber : Agusriadi (Purna Ambalan)
Pewawancara : Baso Apriawan Suhendra

2. HASIL WAWANCARA

Judul Konflik : Ketidak Sopanan Peserta Pelatihan Pramuka Terhadap Senior di SMA Negeri 3
Wajo
Jenis Konflik : Konflik Antar individu dan kelompok
Lokasi : SMA Negeri 3 Wajo

A. Latar Belakang Masalah

Konflik adalah suatu pertentangan secara langsung dan sadar antara individu atau
kelompok yang terjadi karena adanya suatu tujuan dan kepetingan yang berbeda-beda
sehingga memunculkan suatu pertentangan atau konflik.
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan
singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Tiap
sekolah di SMA yang ada di Wajo pasti menerapkan sistem pendidikan Pramuka di
sekolahnya masing-masing. Sistem Pendidikan Pramuka memiliki ciri khas sendiri dalam
mengajarkan kepanduannya salah satunya dalam hal pemanggilan. Sejak lama, panggilan di
Gerakan Pramuka adalah "kakak' dan "adik". Khususnya untuk golongan Pramuka
Penggalang (11-15 tahun), Penegak (16-20 tahun), Pandega (21-25 tahun), dan orang dewasa
di dalam Gerakan Pramuka (di atas 25 tahun).
SMA Negeri 3 Wajo termasuk salah satu sekolah di Wajo yang terkenal akan pendidikan
Pramuka nya, namun dalam pekan terakhir ini ada sebuah konflik yang terjadi akibat seorang
peserta pelatihan tidak sopan kepada seniornya serta purna ambalan pramuka, dengan
memanggil nama asli seniornya tersebut tanpa menggunakan adat kakak atau kanda dengan
nada mengejek, hal ini membuat purna ambabalan geram akan sikap peserta pelatihan
tersebut sehingga menimbulkan baku cekcok sampai peserta tersebut di pulangkan secara
terpaksa.
B. Penyebab Konflik
SMA Negeri 3 Wajo termasuk salah satu sekolah di Wajo yang terkenal akan pendidikan
Pramuka nya, ada sebuah konflik yang terjadi akibat seorang peserta pelatihan tidak sopan
kepada seniornya serta purna ambalan pramuka, dari pengakuan peserta tersebut ia merasa
 kurang nyaman dengan sikap seniornya dalam hal mendidik peserta dalam kepramukaan
tersebut padahal pelatihan yang di berikan sudah menjadi tradisi di pramuka manapun.
Ketidaksopanan peserta tersebut dengan memanggil nama asli seniornya tersebut tanpa
menggunakan adat kakak atau kanda dengan nada mengejek, hal ini membuat purna
ambabalan geram akan sikap peserta pelatihan tersebut sehingga menimbulkan baku cekcok.
C. Penyelesaian Masalah
1. Berdasarkan fakta
Penyelesaian dari pihak panitia penyelenggara pelatihan kepramukaan yaitu
peserta tersebut di berikan sanksi sesuai aturan pramuka dan di pulangkan di hari dia
melakukan pelanggaran tersebut serta di proses lebih lama dibanding seangkatannya
dimana dia di lantik secara resmi setelah teman seangkatannya sudah di lantik terlebih
dahulu.
2. Berdasarkan analisis penulis
Penyelesaian dari saya sendiri yaitu sama dengan penyelesaian fakta yang
dilakukan tetapi alangkah lebih baiknya siswa tersebut di keluarkan dari peserta
pelatihan kepramukaan untuk menghindari perkeloncohan di waktu yang akan datang
yang bisa dapat terjadi dari siswa sebelumnya.
KESIMPULAN
Untuk memberikan efek jera terhadap siswa yang melakukan tindakan kurang sopan
terhadap senior maupun orang yang lebih tua darinya maka sanksi yang diberikan oleh panitia
penyelenggara pelatihan kepramukaan ialah memberikan jangka waktu lebih lama dalam
mengikuti pelatihan kepramukaan tersebut hal ini bertujuan untuk mendidik siswa ini lebih keras
lagi supaya hal serupa tidak lagi terjadi di masa yang akan datang.
A.