Anda di halaman 1dari 18

RESUME

Optimalisasi Ekonomi, Fungsi Permintaan Penawaran dan Equilibrium Pasar dan


Analisis Perilaku Konsumen

EKONOMI MANAJERIAL

DI SUSUN OLEH :

Imron Rosyadi 213020302042

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
TAHUN 2022
A. OPTIMISASI EKONOMI
Teknik optimasi dengan model ekonomi tidak terpisahkan serta saling
memerlukan dan melakukan kontrol apakah tujuan dengan fungsi matematik yang ingin
dioptimalkan nilainya berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhinya itu secara
ekonomi apakah fungsi telah tersusun dengan benar secara ekonomi. Fungsi teknik
optimasi adalah hasil dari fungsi atau model ekonomi, yang mana harus dicari
kebenaran teorinya secara ekonomi. Teknik optimasi adalah metode dalam
memformulasikan kerangka fungsional antara faktor yang mampu menjelaskan
komposisi ideal dalam mencari solusi masalah secara optimal. Dalam menyajikan
teknik optimasi yang pertama sekali perlu dipelajari adalah hubungan ekonomi.

Hubungan ekonomi bisa dijelaskan dalam berbagai bentuk antara lain, model
persamaan, tabel, grafik di mana bila hubungan yang dijelaskan sederhana cukup hanya
menggunakan tabel atau grafik atau keduanya secara bersamaan. Namun bila hubungan
variabel lebih kompleks dapat digunakan model persamaan matematis untuk
menjelaskan hubungan ekonominya. Penggambaran menggunakan persamaan
sebenarnya lebih membantu karena memakai teknik yang kuat dari kalkulus diferensial
dalam mendapatkan solusi optimal dari suatu masalah. Ilustrasi sederhananya, misalkan
dalam suatu perusahaan terdapat hubungan antara total revenue (TR) dengan jumlah
komoditas (Q) yang dijual oleh perusahaan pada periode tertentu (1 tahun), yang
disusun dalam persamaan/ fungsi berikut:
TR = 200Q-20Q^2

Berdasarkan persamaan tersebut dapat disubstitusikan dengan menggunakan


berbagai nilai hipotesis untuk kuantitas yang terjual, kemudian dapat disusun daftar
penerimaan total dengan menggunakan Tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1: Daftar Total Revenue Perusahaan “X”


Dengan menggunakan daftar penerimaan total tersebut digambarkan kurva total
penerimaan seperti Gambar 2.1, yang bila diperhatikan kurva penerimaan total
meningkat hingga Q = 6 unit, lalu kemudian turun.

Gambar 2.1: Kurva Penerimaan Total Perusahaan “X”

Berdasarkan ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan total


perusahaan dan komoditas yang dijual dapat dijelaskan menggunakan persamaan, tabel
dan grafik.

1. Hubungan Total, Rata-Rata dan Marginal.


Dengan menggunakan ilustrasi pada Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa terdapat
daftar biaya total yang merupakan hipotesis perusahaan, yang kemudian akan
digunakan untuk memperoleh biaya rata-rata dan biaya marginal.

Tabel 2.2: Biaya total, biaya rata-rata dan biaya marginal


Bila diperhatikan dengan baik ketika biaya total sebesar $8,00 jumlah
produksinya adalah sebanyak 1 unit, kemudian semakin meningkat jumlah komoditas,
biaya total juga semakin tinggi. Selanjutnya biaya rata-rata adalah biaya total yang
dibagi dengan jumlah komoditas (AC= TC/Q) yang mengacu pada tabel maka Q = 2,
sedangkan TC = $18,00 maka AC = $9,00, demikian seterusnya. Kemudian biaya
marginal adalah perubahan biaya total per unit yang terjadi akibat kuantitas yang
diproduksi berubah jumlahnya (MC=∆TC/∆Q) di mana ∆=delta adalah “perubahan dari
variabel”, bila diamati dengan tabel 2.2 biaya marginal mula-mula rendah, lalu
kemudian meningkat seiring dengan bertambahnya kuantitas.

2. Analisis optimasi
Analisis Optimasi dapat dengan mudah dijelaskan dengan mempelajari tahap
perusahaan melakukan penentuan tingkat komoditas yang dijual agar profit maksimum.
Hal ini dapat dilihat pertama sekali dengan menggunakan kurva penerimaan total dan
biaya total. Laba total adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total (ᴨ =
TR–TC).

Analisis marginal merupakan salah satu pencarian jumlah 4etika4e yang dinilai
optimum bila dikaitkan dengan 4etika4e yang memengaruhinya. Misalkan saja jumlah
kuantitas yang diproduksi memengaruhi besaran biaya yang dikeluarkan. Berapa
pertambahan produksi dan berapa pertambahan baiya sebagai akibatnya. Oleh sebab itu
sangat perlu sekali diketahui rasio tambahan produksi komoditas dengan tambahan
biaya agar diperoleh formasi yang paling efektif dalam pengoptimalan pemakaian
biaya. Ilustrasi lain adalah bagaimana hubungan profit perusahaan dengan volume
penjualan. Karenanya perlu pula dicermati bagaimana formasi keuntungan yang
diharapkan dengan volume komoditas yang dijual agar diperoleh dasar dalam
menentukan jumlah produk yang optimal untuk dijual. Untuk mendapatkan jawaban
ini, perlu dianalisis menggunakan pendekatan marginal.

Secara sederhana dapat dipelajari dengan contoh berikut ini:

Tabel 2.3: Jumlah Produksi, Biaya Total dan Biaya Marginal

Mengamati tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tambahan biaya terendah


adalah 5etika memproduksi sebanyak 3 unit komoditas dengan MC sebesar $20,00.

3. Optimasi dengan Kalkulus


Dalam pendekatan diferensial integral, konsep derivasi menjadi salah satu alat
yang penting bagi aplikasi baik yang diperlukan untuk menjelaskan teori ekonomi dan
manajemen, yang digunakan sebagai dasar pengolahan informasi dalam pengambilan
keputusan di tingkat manajerial. Dalam suatu perusahaan, manajemen selalu berupaya
mendapatkan tujuan optimal, oleh sebab itu konsep derivasi diperlukan untuk mencapai
tujuan yang optimal. Konsep derivasi adalah sebuah konsep yang menyatakan
perubahan dari variabel terikat/dependen sebagai akibat dari perubahan variabel yang
memengaruhinya (bebas/independen). Bila dalam konsep matematis variabel terikat
adalah Y dan variabel bebas adalah X, maka derivasi yang dapat dinyatakan adalah
(Gaspersz, 2011):

Rumus ini dapat dibaca sebagai perubahan/ delta (∆) dari variabel
terikat/dependen (Y) akibat adanya perubahan dari variabel bebas/independen (X).
Konsep derivasi sangat diperlukan oleh seorang manajer karena bermanfaat ketika
menentukan volume komoditas yang dinilai optimal dalam rangka memaksimumkan
penjualan dan keuntungan, serta meminimumkan biaya produksi komoditas yang
diinginkan. Sebagai contoh dari penerapan derivasi yang digunakan dalam suatu
perusahaan yang memiliki data empiris antara penjualan total (TR) dengan jumlah
komoditas yang telah dijual selama beberapa tahun, yang diestimasi menjadi fungsi
penerimaan total berikut:

dengan persamaan tersebut dapat ditentukan fungsi derivasinya yang


merupakan marginal revenue (MR), yakni:

Maka untuk memaksimumkan penerimaan total, dapat digunakan rumus MR=0


atau 40 − (0,4) Q = 0

Untuk memaksimumkan penjualan, perusahaan sebaiknya menjual 100 unit


komoditas. Dengan jumlah komoditas yang dijual tersebut, maka perusahaan dapat
memperoleh penerimaan total maksimum yaitu:

4. Pendekatan Titik Maksimum dan Minimum


Mengacu pada pendekatan ini, kita diupayakan melakukan pencarian formula
kuantitas yang optimum untuk mendapatkan profit maksimum. Seperti halnya telah
diketahui bersama bahwa suatu fungsi akan mencapai titik maksimum dan
minimumnya ketika kemiringan/slope dari fungsi marginalnya mencapai atau sama
dengan nol. Dengan kata lain, fungsi tertentu akan Q mencapai titik maksimum dan
minimum apabila fungsi derivasinya sama dengan nol (Muslich, 2008). Berikut ini
adalah ilustrasi penerapan titik maksimum dalam Perusahaan Kopi Tubruk Kemasan,
dengan harga yang berlaku adalah $20,00.

Tabel 2.5 TR, MR dan AR dari Penjualan Kopi Tubruk Kemasan (US$)

Di mana biaya total, biaya rata-rata dan biaya marginal setiap kondisi disusun
dalam daftar tabel berikut:

Tabel 2.6 TC, MC dan AC dari Penjualan Kopi Tubruk Kemasan (US$)

Dengan mengacu pada rumus profit yaitu

diperoleh daftar sebagai berikut:

Tabel 2.7 Maksimisasi Profit atas Penjualan Kopi Tubruk Kemasan


Gambar 2.4: Hubungan TR, TC, MR, MC, dan Profit

Berdasarkan daftar tersebut indikasi pengukuran bahwa volume optimal itu


diukur dari profit maksimal, yang mana terjadi saat TR di titik maksimum dan TC di
level minimum yang nampak pada Gambar 2.4.

5. Optimasi Multivariant
Sturktur biaya akan berbeda atau otomatis berperan ganda untuk menanggung
beberapa jenis produk yang dihasilkan. Karenanya penting dicari solusi dalam
menentukan kombinasi optimum sebagai dasar pengambilan keputusan bagi
perusahaan.

Sebagai pemisalan adalah apabila Perusahaan Abdi Jaya memproduksi dua jenis
komoditas antara lain X dan Y. dengan informasi yang berasal dari data empiris
diperoleh bahwa fungsi profitnya adalah sebagai berikut:
perusahaan ingin mencari solusi optimum berapa X dan Y yang harus dijual agar
perusahaan mampu mendapatkan profit maksimum. Untuk memperoleh solusi tersebut,
dengan memakai komposisi dua jenis komoditas yang berbeda, dapat dirumuskan
fungsi derivasi profit dari masing-masing jenis komoditas dengan cara berikut ini:

Dengan kedua fungsi derivasi di atas, dapat dicari profit maksimum (derivasi
profit sama dengan nol) dengan susunan:

Dengan jumlah komoditas X adalah 10,22 unit maka dapat diperoleh jumlah
komoditas Y yaitu 50 – X – 4Y = 0

Hasil perolehan jumlah komoditas tersebut dapat digunakan untuk menentukan


besaran profit maksimum perusahaan tersebut, yakni:
B. FUNGSI PERMINTAAN, PENAWARAN DAN EKUILIBRIUM PASAR
1. Fungsi Permintaan
Secara definisi fungsi permintaan adalah suatu persamaan yang menunjukkan
hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan beberapa faktor yang
memengaruhi permintaan akan suatu barang tersebut. Secara definisi permintaan
akan suatu barang atau jasa adalah jumlah barang atau jasa yang konsumen ingin
dan mampu membeli pada tingkat harga tertentu. Sementara itu kurva permintaan
adalah kurva atau grafik yang menunjukkan suatu representasi dari permintaan akan
suatu barang. Kurva tersebut menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang
diminta dengan tingkat harga (Krugman, 2015).

Demand Schedule dan Kurva Permintaan


Demand schedule adalah tabel yang menunjukkan berapa banyak barang atau
jasa yang konsumen ingin dan dapat beli pada tingkat harga yang berbeda. Pada
tabel 3.1 di bawah akan ditunjukkan tingkat harga dengan barang atau jasa yang
konsumen ingin dan mampu beli. Sebagai contoh akan digunakan tingkat harga dari
Es Krim Vanila. Pada saat harga Es Krim Vanila sebesar Rp.0 maka jumlah Es
Krim Vanila yang diminta sebesar 11 cones. Pada saat harga Es Krim Vanila
meningkat menjadi Rp.11.000 maka jumlah Es Krim Vanila yang diminta menurun
menjadi 0. Peningkatan permintaan akan barang atau jasa ketika terjadi penurunan
harga disebut dengan hukum permintaan. Hal ini berlaku sebaliknya, ketika terjadi
peningkatan harga dari barang maka berdampak terhadap penurunan permintaan
akan barang atau jasa.

Tabel 3.1: Demand Schedule dari Es Krim Vanila


Pada Gambar 3.1. terlihat ilustrasi dari hukum permintaan. Hal ini dapat dilihat
dari pada sumbu vertikal adalah tingkat harga dari Es Krim Vanila, dan sumbu
horizontal dari kurva permintaan adalah jumlah permintaan dari Es Krim Vanila.
Hubungan linier antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta disebut
dengan kurva permintaan. Kurva permintaan memiliki slope downward, hal ini bisa
terlihat ketika faktor lain tidak berubah, maka penurunan tingkat harga berdampak
terhadap peningkatan jumlah barang atau jasa yang diminta.

Gambar 3.1: Kurva Permintaan Es Krim Vanila


Kurva Permintaan akan Es Krim Vanila akan mengalami pergeseran ke kiri atau
kenan tergantung akan faktor determinasi permintaan selain faktor harga (Lihat
Gambar 3.2). Faktor tersebut di antaranya adalah (Ket et al. 2014):
1. Selera dan preferensi. Pertanyaan mendasar terkait kenapa konsumen membeli
barang atau jasa adalah faktor selera dan preferensi. Selera dan preferensi
memberikan konsumen suka atau tidak suka terhadap barang dan jasa. Promosi
yang dilakukan oleh produsen ditujukan untuk memengaruhi faktor selera dan
preferensi konsumen terhadap barang dan jasa.
2. Pendapatan. Peningkatan pendapatan konsumen mendorong konsumen untuk
meningkatkan permintaan akan barang atau jasa. Hal ini berlaku sebaliknya,
ketika pendapatan konsumen mengalami penurunan maka terjadi penurunan
permintaan barang atau jasa.
3. Harga Barang Substitusi atau Komplementer. Peningkatan harga barang
lainnya, baik barang substitusi maupun komplementer memengaruhi
permintaan akan barang atau jasa. Sebagai contoh peningkatan harga barang
komplementer, maka berdampak terhadap penurunan jumlah permintaan akan
barang atau jasa. Sebaliknya jika terjadi kenaikan harga barang substitusi, maka
hal tersebut berdampak terhadap peningkatan jumlah barang atau jasa yang
diminta.
4. Ekspektasi di masa yang akan datang. Faktor ekspektasi di masa yang akan
datang memengaruhi jumlah permintaan akan barang atau jasa. Jika konsumen
ekspektasi harga dari barang atau jasa akan meningkat di masa yang akan
datang, maka hal ini berdampak terhadap penurunan permintaan akan barang
atau jasa.
5. Jumlah pembeli. Dampak dari pertambahan jumlah pembeli meningkatkan
jumlah permintaan akan barang dan jasa. Sebagai contoh peningkatan jumlah
penduduk berdampak terhadap peningkatan jumlah permintaan akan kebutuhan
pokok masyarakat seperti beras.

Secara matematis fungsi permintaan dipengaruhi oleh variabel utama yaitu: (1)
harga barang itu sendiri; (2) pendapatan dari konsumen; (3) harga barang substitusi
dan komplementer; (4) selera dan preferensi; (5) ekspektasi di masa yang akan
datang dan; (6) jumlah pembeli.
2. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah fungsi yang menunjukkan suatu hubungan variabel
jumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual dengan
variabel yang memengaruhi pada waktu tertentu. Pendekatan matematis digunakan
untuk melakukan analisis terhadap perilaku hubungan antara tingkat harga dengan
jumlah barang atau jasa yang ingin ditawarkan oleh produsen, atau dengan faktor
lain yang memengaruhi penawaran akan suatu barang atau jasa tersebut (Marentek
and Febryiantoro, 2018). Secara definisi penawaran adalah jumlah barang atau jasa
yang produsen ingin jual dalam periode tertentu pada tingkat harga tertentu.
Sementara itu kurva penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah barang atau
jasa yang ingin ditawarkan oleh produsen dengan tingkat harga ketika semua
variabel lainnya dianggap konstan. Kurva penawaran secara sederhana
menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat
harga (Parkin, 2016).

Supply Schedule dan Kurva Penawaran


Supply schedule adalah tabel yang menunjukkan berapa banyak barang atau jasa
yang produsen ingin dan dapat jual pada tingkat harga yang berbeda. Sebagai
contoh akan digunakan tingkat harga dari Es Krim Vanila. Pada saat harga Es Krim
Vanila sebesar Rp.0, maka jumlah Es Krim Vanila yang ditawarkan sebesar 0 cones.
Pada saat harga Es Krim Vanila meningkat menjadi Rp.11.000 maka jumlah Es
Krim Vanila yang ditawarkan meningkat menjadi 11 cones. Peningkatan barang
atau jasa terjadi ketika harga barang atau jasa tersebut menurun disebut dengan
hukum penawaran. Hal ini berlaku sebaliknya, ketika terjadi penurunan harga dari
barang atau jasa maka berdampak terhadap penurunan penawaran akan barang atau
jasa.
Tabel 3.2: Supply Schedule dari Es Krim Vanila
Gambar 3.3. menunjukkan ilustrasi dari hukum penawaran. Hal ini dapat terlihat
pada gambar sumbu vertikal adalah tingkat harga dari Es Krim Vanila, dan sumbu
horizontal dari kurva penawaran adalah jumlah penawaran dari Es Krim Vanila.
Hubungan linier antara tingkat harga dengan jumlah barang atau jasa yang
ditawarkan disebut dengan kurva penawaran. Kurva penawaran memiliki slope
upward, dampak dari upward slope adalah ketika faktor lain tidak berubah, maka
setiap kenaikan tingkat harga berdampak terhadap peningkatan jumlah barang atau
jasa yang ditawarkan.

Gambar 3.3: Kurva Penawaran Es Krim Vanila

Kurva Penawaran Es Krim Vanila akan bergeser ke kanan atau ke kiri bergantung
kepada faktor determinasi penawaran selain faktor harga barang atau jasa itu sendiri
(Lihat Gambar 3.4). Faktor tersebut tersebut di antaranya adalah (Ket et al. 2014,
69):
1. Biaya dan Teknologi. Faktor biaya dan teknologi menjadi faktor yang disatukan
memengaruhi penawaran karena kedua hal ini sangat berkaitan erat. Biaya
berasal dari biaya produksi, seperti biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, sewa
lahan, pembayaran bunga, depresiasi dan biaya lainnya. Sedangkan teknologi
berasal dari inovasi atau peningkatan teknologi yang ditujukan menurunkan
biaya produksi (contoh: penggunaan mesin otomatis, robot, komputer
digunakan untuk produksi yang lebih efisien).
2. Harga barang substitusi dan komplementer. Harga barang lain, baik barang
substitusi dan komplementer memengaruhi jumlah penawaran barang atau jasa
oleh produsen. Dari sisi produsen, setiap terjadi kenaikan harga barang lain
yaitu substitusi dan komplementer memengaruhi penawaran yang dilakukan
oleh produsen.
3. Ekspektasi di masa yang akan datang. Peningkatan ekspektasi harga barang atau
jasa di masa yang akan datang maka berdampak produsen akan mengurangi
jumlah barang atau jasa yang akan ditawarkan. Sebaliknya jika ekspektasi harga
barang atau jasa dimasa yang akan datang akan terjadi penurunan maka
produsen akan meningkatkan jumlah barang atau jasa yang akan ditawarkan.
4. Jumlah penjual. Peningkatan jumlah produsen yang akan menjual barang atau
jasa berdampak terhadap peningkatan penawaran barang atau jasa.
5. Faktor Cuaca. Cuaca yang buruk seperti banjir, kekeringan, badai salju akan
menurunkan produksi barang dan jasa dari produsen. Penurunan produksi tentu
berdampak terhadap penurunan penawaran dari produsen terhadap barang atau
jasa.

Secara matematis fungsi penawaran dipengaruhi oleh variabel utama yaitu (1)
harga barang itu sendiri; (2) harga barang substitusi dan komplementer; (3)
biaya dan teknologi; (4) ekspektasi harga di masa yang akan datang; (5) jumlah
penjual; dan (5) faktor cuaca. Sehingga menurut Marentek dan Febriyantoro
(2018) dan Keat (2016) fungsi penawaran secara linier dapat dituliskan sebagai
berikut:
Q_s=f (P_(x,) P_(s,k),P_e,N_t,C_t) …………………………………(2)
Di mana: Q_s= Jumlah penawaran barang atau jasa pada periode waktu t
P_(x,)= Harga barang atau jasa pada periode t
P_(s,k)= Harga barang subtitusi atau komplementer pada periode t
P_e= Ekspektasi harga di masa yang akan datang t+1
N_t= jumlah penjual barang atau jasa pada periode t
C_t= faktor cuaca pada periode t.
3. Ekuilibrium Pasar
Pada bagian sebelumnya sudah dijelaskan definisi dari permintaan dan
penawaran, pada bagian berikutnya adalah melakukan analisis interaksi yang terjadi
di pasar. Permintaan pasar dan permintaan suplai dapat terlihat dari Tabel 3.3.
Berdasarkan tabel 3.3. dan gambar 3.5. terlihat bahwa terjadi perpotongan kurva
permintaan dan penawaran ketika harga Es Krim Vanila Rp5.000 dengan jumlah
permintaan sama dengan jumlah adalah 6 cones. Hasil ini menunjukkan bahwa
harga Rp5.000 adalah harga keseimbangan, dan jumlah 6 cones adalah
keseimbangan jumlah. Pada Gambar 3.5. ketika harga Es Krim Vanila pada saat
Rp8.000 jumlah permintaan adalah 3 cones, dan jumlah penawaran adalah 9 cones.
Kondisi ketika penawaran lebih besar daripada penawaran berdampak terhadap
hasil surplus / kelebihan dari Es Krim Vanila. Sedangkan ketika harga Es Krim
Vanila sebesar Rp3.000 maka jumlah permintaan adalah 8 cones dan jumlah
penawaran adalah sebesar 4. Kondisi jumlah permintaan lebih besar daripada
penawaran berdampak hasil shortage / kelangkaan Es Krim Vanila.

Tabel 3.3. Permintaan dan Penawaran Es Krim Vanila

Gambar 3.5: Permintaan, Penawaran dan Ekuilibrium Pasar


Definisi ekuilibrium dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang terjadi di mana
permintaan dan penawaran dalam keadaan sama atau seimbang. Jumlah output
ekuilibrium adalah jumlah di mana permintaan sama dengan penawaran, dan pada
saat tersebut harga pada saat ekuilibrium sama antara permintaan dengan
penawaran. Atau sering disebut dalam ilmu ekonomi harga permintaan yang sama
dengan harga penawaran yaitu market clearing price. Hal ini didasarkan kepada
konsep bahwa pada saat harga yang ini, setiap konsumen maupun produsen sepakat
untuk melakukan transaksi atau terpuaskan. Pembeli membeli dengan harga yang
diinginkan untuk membeli barang atau jasa, dan produsen juga menjual barang atau
jasa dengan harga di mana produsen ingin menjual (Hidayati, 2019).

Pergeseran Kurva Permintaan dalam Ekuilibrium


Peningkatan permintaan barang atau jasa pada saat tidak terjadi peningkatan
penawaran maka hal tersebut berdampak terhadap dua hal. Dampak pertama adalah
terjadi kenaikan atau peningkatan harga dari barang atau jasa, Dampak kedua terjadi
peningkatan jumlah barang pada saat ekuilibrium.

Pergeseran Kurva Penawaran dalam Ekuilibriium


Kondisi berikutnya adalah jika dalam pasar suatu barang atau jasa terjadi
peningkatan faktor produksi yang menyebabkan pergeseran kurva penawaran,
sebagai contoh terjadi kenaikan harga bahan baku atau kenaikan harga input dari
produksi.

Salah satu konsep dalam ilmu ekonomi yang menjadi dasar dalam penggunaan
ekonomi manajerial adalah fungsi permintaan, penawaran dan keseimbangan yang
terjadi di pasar. Fungsi permintaan secara definisi adalah suatu fungsi yang
menunjukkan jumlah barang atau jasa yang diminta dengan faktor lain yang
memengaruhi permintaan dianggap konstan dengan tingkat harga dari barang atau
jasa. Sementara itu fungsi penawaran adalah suatu fungsi yang menunjukkan
jumlah barang atau jasa yang ditawarkan dengan faktor lain yang memengaruhi
penawaran dianggap konstan dengan tingkat harga dari barang dan jasa.
Perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran akan menimbulkan titik
ekuilibrium, yang memberikan titik keseimbangan antara jumlah yang ditawarkan
sama dengan jumlah yang diminta dan tingkat harga yang sama yaitu harga
keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai