Metode penetapan kadar juga dijelaskan knp bisa dipake nya cara itu dan utk kuantitatif.
Isolasi/pemisahan dipisahkan dulu (melalui banyak tahap melalui partisi pake corong
pisah, kromatografi pemurnian
Ada pengecualian : kolkisin (tapi n nya gk di cincin heterosiklik), capsaicin juga, thiamin
(terdistribusi ke seluruh organisme = primer jadi bukan alkaloid). Asam amino = ada utk N,
jadi bukan alkaloid ya. Nitrogen jg ada ebebrapa jadi alkaloid, co : efedrin dan hordenin,
uskarin, betain, triptamin.
Sumbernya : hewan di kulit katak ada morfin (bufa arinus), stylissa massa (organisme laut),
dan solanum tuberosum (kentang hijau ada konsentrat alkaloid yg tinggi = solanin, tapi
beracun pd sistem saraf dan gastrointestinal, karena terpengaruh pd sinar).
Alkaloid = jendela terapi yg sempit, jadi semua dari bahan alam itu aman (salah). Ini juga
buat defense (pertahanan)
Alkaloid bisa dlm banyak bentuk dlm bentuk bebeas (basa), garam (basa udh bereaksi dgn
asam), bereaksi dgn asam organic, garam dgn asam khusus, atau dlm bentuk glikosida.
Vinblaistin dan vinkristin = vinca (obat kanker). Taxol dan kantotexin obat kanker
Getah opium (latex)
Tata nama = dari tanaman asal , aktivitas farmakologi, dari penemu, dan awalan khusus
( nor = tdk ada), akhiran in
Sifat :
- Ada c kiral (bisa memutar bidang polarisasi, ada bagian menebal/titik2)
- Pahit
- Byk bentuknya
- Banyak dlm bentuk kristal (bisa dilakukan rekristalisasi dan dilihat di mikroskop) ,
bisa juga dlm bentuk amorf
- Byk mengandung o, kalo gk ada unsur o jadi cairan bentuknya kaya nikotin dan
konini
- Banyaknya gk berwarna,
- Mengendapkan (berarti bisa ada presipitasi nya), kecuali purin = pseudoalkaloid
- Polar/sedikit polar (bipolar) pd solven yg polar/sedikit polar, dlm air galarut kecuali
garamnya.
Karena mudah terdegradasi aka harus liat bisa pake panas / gak, kalo enublim berarti
bisa pake panas
- Dalam bentuk Bebas , sifatnya mudah larut dlm pelarut organic (yg punya atom C,
methanol etanol), sedikit larut dalam air . kalo bentuk garam, kelarutan nya lebih
baik dlm air, bukan ke pelarut alkaloid.
ekstraksi alkaloid = diperhatikan dari sifat kimia alkaloid, yaitu Dalam bentuk Bebas ,
sifatnya mudah larut dlm pelarut organic dlm suasana basa (yg punya atom C, methanol
etanol), sedikit larut dalam air . kalo bentuk garam, kelarutan nya lebih baik dlm air dlm
suasana asam, bukan ke pelarut alkaloid.
Jadi yg ketarik kalo di suasana basa adaah alkaloid dlm bentuk bebas. Pertama dipisahkan
dulu klorofil/lilin nya karena dpt mengganggu (pelarut non polar) baru lanjutkan ekstraksi yg
lebih jauh. Dalam proses ekstraksi bertingkat, dimulai dulu dari pelarut non polar dulu baru
ke polar. Syw ditarik dulu pake palrut non polar, makanya ketarik nih klorofil (di daun), trus
bertingkat ke smi polar-polar. Kalo lebih ke semi polar/polar, di suasana basa, jadi
ditamabahin basa dulu. Dan misalnya pd ekstrak petroleum itu, masih byk alkaloid nya maka
masih diatasi dgn asam (partisi) dan larutnya dalam bentuk air, nah dlm bentuk garam kan
(larut dlm air). Air jg tdk akan bercampur dgn pelarut organic kecuali etanol. Trus
diekstraksi lagi dgn petroleum eter, jadi pemisahannya lebih mudah pake corong pisah.
Simplisia yg mengandung alkaloid garam diekstraksi dgn eter bisa dgn maserasi, nanti
ekstraknya , residu (plant materialnya)yg eter diekstraksi lagi. Jadi ini masuknya bertingkat.
Tapi dilembabkan dulu dalam basa (semalaman sampe kering) sebelum diekstraksi (biar
terbasahi aja), trus keringkan makanya diekstraksinya dlm bentuk organic karena suasana
basa (agar alkaloid bebas nya bia tersaring), dgn eter/chcl3 setelah dapat ekstraknya,
nanti dpt ebebrapa liter jadi diuapkan bisa sampe ekstaksi cukup (ekstrak kental ) tapi
berulang kali (karena banyak jadi perlu dikonsentrasikan dgn rotary evaporator) dalam
suasana asam seperti h2so4,nah nanti jadinya dapat alkaloid garam dipisahkan dgn
pelarut organic dan air dgn corong pisah, di bawah itu yg densitasnya tinggi. (kalo di air
maka ketemu alkaloid garam), di pelarut organic, bisa aja ada pigmen, lemak, atau alkaloid
basa lemah yg masih bisa tersari tapi jarang. lalu dipisahkan dgn basa lagi, jadi alkaloid
bentuk basa/bebas makanya dipisahkan dalam kloroform jadi alkaloid nya ada di fraksi
solvent organic bukan di residu aquaeous. Setelah itu diuapkan lagi solventnya lalu
dimurnikan missal dgn kristalisasi/kolom kromatografi/CCE utk dpt alkaloid tunggal
Simplisia (sampel) direaksikan dgn basa (caoh2) maka sudah dilembapkan dg n basa,
maka alkalidnya bisa ditarik pake pelarut organic menghasilkan ekstrak(maserat) pelarut
organic dan ampas (residu/sisa simplisia), kemudian ini tuh yg ekstrak akan mengandung
basa kan, trus diuapkan dulu direaksikan dgn asam dan dalam bentuk garam, lalu dipartisi
pd corong pisah dgn ditambah pelarut organic, nah kan nanti ada dilapisan air (alkaloid
garam) , trus karena suasa basa dan pealrut organic maka alkaloidnya yg terentuk itu dlm
bentuk bebas lapisan organiknya dilanjutkan utk mendapatkan alkalid. Nah ini dipisahin
gini bertahap2 agar dapat alkaloid murni
ekstraksi bertingkat knp dipake residu? Karena si eter itu mengandung pengotor dsb dan
gaada alkaloid. Trus residunya pake methanol/etanol (buat dpt total ekstraksi -bisa menarik
semua senyawa berdasarkan polaritas (polar dan semi)), kalo etil asetat baru spesifik karena
bisa nariknya ke semi polar aja, trus dipartisi diasamkan (dipisah). Ada lapisan
asam/aquaeous, kalo lapisan etil asetat itu alkalidnya dlm bentuk basa lemah/netral
(sedikit), jadi direaksikan yg bagian kanan kemudian dipartisi lagi dgn corong pisah dhn basa
dan mudah larut dlm pelarut organic, dan terkonsentrasi dlm fraksi basa.
Bebas = yg 1,2,3, amin
Cara pertama :
3. purifikasi / pemurnian
rekristalisasi/sublimasi (co : kafein)
destilasi uap
kromatografi
gradient pH (berdasarkan pH, pertama paling rendah (asam) sampai ke pH basa , nah
makin tinggi pH maka yg terekstrasi itu yg sifatnya basa makin banyak)
Nmr nya itu akan terlihat di pergeseran yg mana. Yg uji pendahuluan dan spektroskopi itu
DI JURNAL dan bentuknya ppt.