Disusun Oleh:
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
Dalam Pasal 4 Ayat 1 UU No 24 2009 disebutkan, bendera negara Sang Merah Putih
berbentuk empat persegi Panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua pertiga) dari panjang.
Bagian atas bendera berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua
bagiannya berukuran sama.
o Pasal 4 Ayat (1) : Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas
berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran
sama.
o Pasal 4 Ayat (2) : Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dari
kain yang warnanya tidak luntur.
o Pasal 4 Ayat (3) : Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat
dengan ketentuan ukuran: 200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana
kepresidenan
Selain itu, UU Nomor 24 tahun 2009 juga mengatur tentang ukuran bendera negara.
Aturan mengenai ukuran Bendera Merah Putih sesuai dengan undang-undang tersebut,
yakni:
Ukuran bendera yang berbeda maksudnya adalah besar kecilnya bendera. Sementara
yang dimaksud dengan bentuk yang berbeda adalah bentuk bendera yang tidak mengikuti
bentuk persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 dari panjang, misalnya bentuk segitiga,
bujur sangkar, trapesium, jajaran genjang, dan lingkaran.
2. Kapan Bendera Merah Putih dikibarkan satu tiang dan setengah tiang?
Jawab:
- Bendera Merah Putih dikibarkan satu tiang saat melakukan upacara biasa atau untuk
memperingati hari besar Negara Indonesia. Selain dalam keadaan tertentu, bendera tetap
dikibarkan satu tiang dalam keadaan apapun maupun di manapun.
- Bendera Merah Putih dikibarkan setengah tiang pada saat kondisi tertentu seperti saat:
1) Apabila Presiden atau Wakil Presiden meninggal dunia, pengibaran Bendera Negara
setengah tiang dilakukan selama tiga hari berturut-turut di seluruh wilayah NKRI dan
semua kantor perwakilan RI di luar negeri.
2) Apabila pimpinan lembaga negara dan menteri atau pejabat setingkat menteri
meninggal dunia, pengibaran Bendera Negara setengah tiang dilakukan selama dua
hari berturut-turut terbatas pada gedung atau kantor pejabat negara yang
bersangkutan.
3) Apabila anggota lembaga negara, kepala daerah dan/atau pimpinan dewan
perwakilan rakyat daerah meninggal dunia, pengibaran Bendera Negara setengah
tiang dilakukan selama satu hari, terbatas pada gedung atau kantor pejabat yang
bersangkutan.
4) Dalam hal pejabat meninggal dunia di luar negeri, pengibaran Bendera Negara
setengah tiang dilakukan sejak tanggal kedatangan jenazah di Indonesia.
5) Dalam hal Bendera Negara sebagai tanda berkabung bersamaan dengan pengibaran
Bendera Negara dalam rangka peringatan hari-hari besar nasional, dua Bendera
Negara dikibarkan berdampingan, yang sebelah kiri dipasang setengah tiang dan
yang sebelah kanan dipasang penuh (satu tiang).
6) Pada saat tanggal 30 September sebagai tanda penghormatan G30S/PKI
Bendera setengah tiang memiliki makna sebagai tanda berkabung, seperti tercantum
dalam pasal 12 UU No. 24 Tahun 2009. Aturan pengibaran bendera tercantum dalam
Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2009. Dalam pasal 12 ayat 1 disebutkan, bahwa
bendera negara dapat digunakan sebagai tanda perdamaian, tanda berkabung, dan atau
penutup peti atau usungan jenazah.
Tata cara pengibaran bendera setengah tiang dijabarkan dalam pasal 14 ayat 2 UU No.
24 Tahun 2009. Bendera negara yang dikibarkan setengah tiang dinaikkan hingga ke
ujung tiang, dihentikan sebentar, dan diturunkan tepat setengah tiang. Lalu pada pasal 14
ayat 3 disebutkan bahwa ketika bendera setengah tiang hendak diturunkan, dinaikkan
terlebih dahulu hingga ujung tiang, dihentikkan sebentar, kemudian diturunkan.
Pada waktu penaikan atau penurunan bendera negara, semua orang yang hadir memberi
hormat dengan berdiri tegak dan khidmat sambil menghadapkan muka pada bendera
sampai penaikan atau penurunan bendera selesai. Penaikan atau penurunan bendera dapat
diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
o Bendera Negara dikibarkan dan atau dipasang pada tiang yang besar dan tingginya
seimbang dengan ukuran Bendera Negara.
o Bendera Negara yang dipasang pada tali diikatkan pada sisi dalam kibaran Bendera
Negara.
o Bendera Negara yang dipasang pada dinding, dipasang membujur rata.
o Bendera Negara dinaikkan atau diturunkan pada tiang secara perlahan-lahan, dengan
khidmat dan tidak menyentuh tanah.
o Pada waktu penarikan atau penurunan Bendera Negara, semua orang yang hadir
memberi hormat dengan berdiri tegak dan khidmat sambil menghadap kan muka pada
Bendera Negara hingga selesai.
o Penaikan dan penurunan Bendera Negara dapat diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya
Larangan terhadap perlakuan bendera juga diatur dalam Pasal 57 di UU Nomor 24 Tahun
2009 dari huruf a sampai d. Berikut bunyi dari Pasal 57, dimana setiap warga Indonesia
dilarang:
detikJateng, T. (2022, Agustus 1). Memasang Bendera Merah Putih Tak Boleh Asal, Ini
Aturannya. Retrieved from detikjateng: https://www.detik.com/jateng/berita/d-
6209915/memasang-bendera-merah-putih-tak-boleh-asal-ini-aturannya
Setyaningrum, P. (2022, Agustus 1). Lengkap! Ini Aturan Penggunaan Bendera Merah Putih
dan Sanksi Pelanggarannya. Retrieved from Kompas.com:
https://regional.kompas.com/read/2022/08/01/180410478/lengkap-ini-aturan-
penggunaan-bendera-merah-putih-dan-sanksi-pelanggarannya?
amp=1&page=2&jxconn=1*owoynd*other_jxampid*M1JhWXVXVElLRjk0cXdkSj
B4OFJFOTRDWldQS3dVTHVGNkZ1d2lkb0RreS1PN2NsZzJyUW1OdXFvb1F4R3
tempo.co. (2010). Inilah Aturan Pemakaian Lambang Negara Itu. Retrieved from tempo.co:
https://nasional.tempo.co/read/299068/inilah-aturan-pemakaian-lambang-negara-itu
(n.d.). UU Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan.
Wulandari, T. (2021, September 30). Bendera Setengah Tiang 30 September, Ini Makna dan
Aturan di Undang-Undang. Retrieved from detikedu:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5747406/bendera-setengah-tiang-30-
september-ini-makna-dan-aturan-di-undang-undang