Anda di halaman 1dari 5

Anak perempuan 8 tahun dengan tonsillitis kronis eksaserbasi akut, Siti Noerfaridha Syarif

ANAK PEREMPUAN 8 TAHUN DENGAN TONSILITIS KRONIS


EKSASERBASI AKUT
Siti Noerfaridha Syarif
Program Studi Pendidikan Profesi Dokter UIN Alauddin Makassar
Email : sitinoerfaridhasyarif@gmail.com

Abstrak
Tonsilitis merupakan peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer. Tonsilitis diklasifikasikan berdasarkan waktu, penyebab dan ukuran tonsil. Berdasarkan
durasi waktu, tonsilitis dibagi menjadi tonsilitis akut dan tonsilitis kronik. Tonsilitis kronik
merupakan peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi akut atau subklinis berulang dan
pengobatan yang tidak tepat. Pada kasus ini, kami melaporkan anak perempuan berusia 8 tahun
datang dengan keluhan demam dan sakit pada tenggorokan berupa nyeri saat menelan. Keluhan ini
sering terjadi sejak 6 bulan yang lalu. Akhir-akhir ini, suara pasien serak. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 128 x/menit, laju
pernapasan 28 x/menit dan suhu 39,2 C. Pada status generalis dalam batas normal, pada status lokalis
didapatkan tonsil T2-T2, hiperemis +/+, kripta melebar +/+, detritus +/+ dan permukaan tidak rata.
Uvula terletak di tengah dan tampak hiperemis. Pasien dalam kasus ini didiagnosis tonsillitis kronik
eksaserbasi akut dan diberikan pengobatan antibiotik ceftriaxone.
Kata kunci: detritus, kripta, tonsilitis kronik

Pendahuluan respon imun berikutnya berupa migrasi


Tonsil adalah jaringan limfoid limfosit.1,3
yang mengandung sel limfosit 0,1-0,2% Tonsil mempunyai dua fungsi,
dari keseluruhan limfosit tubuh pada orang yaitu
dewasa.1 Tonsilla lingualis, tonsilla pertama untuk menangkap dan
palatina, tonsilla faringeal dan tonsilla mengumpulkan bahan asing dengan
tubaria membentuk cincin jaringan limfe efektif. Kedua sebagai tempat produksi
pada pintu masuk saluran nafas dan antibody yang dihasilkan oleh sel plasma
saluran pencernaan. Cincin ini dikenal yang berasal dari diferensiasi limfosit B.2
dengan nama cincin Waldeyer.2 Tonsilitis merupakan peradangan
Cincin Waldeyer merupakan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
jaringan limfoid yang mengelilingi ruang cincin Waldeyer.5 Tonsilitis dibedakan
faring.3 Jaringan limfe pada cincin berdasarkan waktu, penyebab dan ukuran
Waldeyer menjadi hipertrofi fisiologis tonsil. Berdasarkan durasi waktu,
pada masa kanak-kanak dan kemudian tonsillitis dibagi menjadi tonsilitis akut dan
menjadi atrofi pada masa pubertas.1,4 tonsillitis kronik.6
Secara sistematik proses Tonsilitis akut dan tonsilitis kronik
imunologis di tonsil terbagi menjadi tiga, memiliki perbedaan penyebabnya yaitu
yaitu respon imun tahap satu yang terjadi tonsilitis akut lebih sering disebabkan oleh
ketika antigen memasuki orofaring bakteri grup A streptococus ß-
mengenai epitel kripta yang merupakan hemolyticus, pneumococcus, streptococcus
kompartemen tonsil pertama sebagai barier viridans dan streptococcus pyogenes.
imunologis. Respon imun tahap kedua Sedangkan tonsilitis kronik bakteri
terjadi setelah antigen melalui epitel kripta penyebabnya sama dengan tonsilitis akut
dan mencapai daerah ekstrafolikular atau tetapi kadang-kadang penyebabnya bakteri
folikel limfoid. Adapun golongan gram negatif.7
Anak perempuan 8 tahun dengan tonsillitis kronis eksaserbasi akut, Siti Noerfaridha Syarif

Tonsilitis kronik adalah Riwayat keluhan nyeri menelan berulang


peradangan tonsil yang menetap sebagai sejak 6 bulan yang lalu, riwayat keluarga
akibat infeksi dengan keluhan yang sama disangkal,
akut atau subklinis yang berulang.3 riwayat pengobatan minum paracetamol
Tonsilitis kronik terjadi akibat pengobatan demam turun.
yang tidak tepat sehingga penyakit pasien Dari pemeriksaan fisik didapatkan
menjadi kronik.6 Faktor-faktor yang kesadaran kompos mentis, tekanan darah
menyebabkan kronisitas antara lain terapi 100/60 mmHg, nadi 128 x/menit, laju
antibiotika yang tidak tepat dan adekuat, pernapasan 28 x/menit, dan suhu 39,2C.
gizi atau daya tahan tubuh yang rendah Pada status generalis dalam batas normal,
dan jenis kuman yang tidak sama antara pada status lokalis didapatkan tonsil T3-
permukaan tonsil dan jaringan tonsil.8 T3, hiperemis +/+, kripta melebar +/+,
Berdasarkan data epidemiologi detritus +/+ dan permukaan tidak rata.
penyakit THT di tujuh provinsi di Uvula terletak di tengah.
Indonesia pada bulan September 2012, Pasien dalam kasus ini didiagnosis
prevalensi tonsilitis kronik menempati tonsillitis kronik eksaserbasi akut. Terapi
peringkat tertinggi setelah nasofaringitis yang diberikan pada pasien ini adalah
akut yaitu sebesar 3,8%.8 Berdasarkan data IVFD RL 16 tpm, ceftriaxone
dari rekam medik di Puskesmas Bayat 2gr/24jam/iv drips dalam NaCl 0,9% habis
Kabupaten Klaten, jumlah penderita dalam 1 jam, paracetamol 210/6jam/iv,
tonsillitis sebanyak 56 orang pada tahun domperidone 3x5mg, ranitidine 25
2013. Data bulan Januari sampai bulan mg/12jam/iv
April 2014, tercatat 21 anak penderita Pada pasien juga direncakan konsul
tonsillitis.9 Pada studi ini dilaporkan THT. Prognosis pasien ini adalah dubia ad
sebuah kasus pada seorang anak bonam.
perempuan berusia 8 tahun dengan 
tonsilitis kronik.
 Pembahasan

Kasus Pasien datang dengan keluhan


Seorang anak perempuan berusia 8 nyeri tenggorokan dan sulit menelan yang
tahun 5 bulan datang ke Rumah Sakit sebelumnya diawali oleh demam, dan
Tadjuddin Chalid dengan keluhan demam suara
sejak 4 hari yang lalu, demam hilang serak. Ketika dimintai keterangan lebih
timbul, demam terutama dirasakan malam lanjut, pasien mengaku sejak 6 bulan yang
hari. Keluhan nyeri tenggorokan dan nyeri lalu sudah sering merasa sakit saat
terutama saat menelan makanan memberat menelan. Saat dilakukan pemeriksaan pada
1 minggu sebelum masuk rumah sakit daerah tenggorok, terlihat tonsil membesar
disertai suara serak. Tidak ada mual, T2 (dekstra) dan T2 (sinistra) dengan
muntah frekuensi 1 kali dirumah ada tampilan hiperemis, bengkak, permukaan
ampas makanan. Keluhan lain nyeri-nyeri tidak rata, kripta melebar dan terlihat
badan saat demam. Tidak ada batu dan detritus.
tidak ada sesak. Belum buang air besar Dari anamnesa dan pemeriksaan
selama 3 hari dan buang air kecil lancer. fisik diatas, pasien didiagnosa sebagai
Nafsu makan dan minum berkurang. tonsillitis kronik. Hal ini diperkuat dengan
Anak perempuan 8 tahun dengan tonsillitis kronis eksaserbasi akut, Siti Noerfaridha Syarif

riwayat kejadian yang berulang pada parut yang akan mengalami pengerutan
anamnesis dan ditemukannya kripta yang sehingga kriptus melebar.1,3,5
melebar pada pemeriksaan fisik Penatalaksanaan pada kasus ini
menunjukan proses yang kronik. 10
dibagi menjadi konservatif dan operatif.
Tidak ada pseudomembran yang Pemberian medikamentosa sebagai
mudah berdarah saat diangkat dan kelainan tindakan konservatif diberikan untuk
napas. Keadaan ini dapat menyingkirkan menenangkan peradangan pada tonsil.14
diagnosa tonsilitis difteri.11 Pasien diberikan Parasetamol sebagai
Untuk membedakan dengan analgesik untuk mengurangi demam dan
Stomatitis ulcer membrane dilakukan nyeri serta pemberian antibiotik cefriaxone
pemeriksaan higien mulut. Dimana yang termasuk dalam antibiotik golongan
biasanya pada Stomatitis ulcer membrane, sefalosporin generasi ketiga.15 Mekanisme
higien mulut penderita buruk yang dapat kerja obat ranitidin (antagonis H2) dapat
berupa gigi dan gusi yang mudah berdarah, untuk memblok reseptor histamin yang
hiperemis pada mukosa mulut dan faring, menstimulasi pengeluaran asam,
mulut berbau dan pembesaran kelenjar sedangkan pemberian domperidon
submandibula.12 Pada penderita ini hal (antagonis dopamin) digunakan sebagai
tersebut tidak ditemukan sehingga prokinetik untuk mempercepat
diagnosa stomatitis ulcer membrane dapat pengosongan lambung, yang digunakan
disingkirkan. untuk mengobati mual dan muntah.15
Tonsilitis kronik adalah suatu Untuk mendapatkan jenis antibiotic
kondisi yang merujuk kepada adanya yang sesuai dengan bakteri penyebab perlu
pembesaran tonsil sebagai akibat infeksi dilakukan uji kepekaan terhadap berbagai
tonsil yang berulang.3,5 Ukuran tonsil antibiotik.14,16 Uji kepekaan yang
membesar akibat hiperplasia parenkim dilakukan Abdurrahman terhadap bakteri
atau degenerasi fibrinoid dengan obstruksi pathogen yang ditemukan pada penderita
kripta tonsil.13 tonsilitis kronik di Ain Shams University
Faktor predisposisi timbulnya Hospital Mesir tahun 2004 didapatkan
tonsillitis kronik ialah rangsangan bahwa bakteri Staphilococcusaureus,
menahun dari rokok, beberapa jenis Streptococcus β haemolyticus group A dan
makanan, hygiene mulut yang buruk, bakteri basil gram negatif mempunyai
pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan angka resistensi yang tinggi terhadap
pengobatan tonsillitis akut yang tidak antibiotik golongan penisilin.16
adekuat.3
Salah satu faktor predisposisi yang Kesimpulan
terdapat pada pasien ini ialah pengobatan Tonsilitis merupakan peradangan
yang tidak adekuat dimana pasien hanya tonsil palatina yang merupakan bagian dari
membeli obat-obatan dari apotik tanpa cincin Waldeyer. Tonsilitis kronik adalah
resep dokter maupun tenaga medis suatu kondisi yang merujuk kepada adanya
lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan pembesaran tonsil sebagai akibat infeksi
proses radang berulang hingga epitel tonsil yang berulang. Pengobatan pasti
mukosa dan juga jaringan limfoid terkikis, untuk tonsilitis kronik adalah pembedahan.
sehingga pada proses penyembuhan Tindakan ini dilakukan pada kasus-kasus
jaringan limfoid digantikan oleh jaringan dimana penatalaksanaan medis atau terapi
Anak perempuan 8 tahun dengan tonsillitis kronis eksaserbasi akut, Siti Noerfaridha Syarif

konservatif yang gagal untuk meringankan penderita tonsilitis kronik sebelum


gejala tonsilitis kronik. Pencegahan dan setelah tonsilektomi. Oto
tonsillitis dilakukan dengan menghindari Rhino Laryngologica Indonesiana.
faktor-faktor predisposisi. 2011; 41(1):65-9.
9. Layla T. Faktor penctus tonsillitis
pada anak usia 5̶ 6 tahundi wilayah
kerja puskesmas bayat kabupaten
Daftar Pustaka
Klaten [artikel ilmiah]. Surakarta:
1. Darwin E. Imunologi dan infeksi. Universitas Muhammadiyah; 2014.
Padang: Andalas University Press; 10. Uğraş, Serdar & Kutluhan, Ahmet.
2006. Chronic tonsillitis can be
2. Subowo. Imunobiologi. Jakarta: diagnosed with histopathologic
Sagung Seto; 2009. findings. Dalam: European Journal
of General Medicine, Vol. 5, No. 2.
3. Boies AH. Rongga mulut dan
[internet]. 2008
faring. Dalam: Boies, Editor. Buku 11. Walton J, Ebner Y, Stewart MG,
Ajar Penyakit THT. Jakarta: ECG, April MM. Systematic review of
1997. hlm. 263-340. randomized controlled trials
4. Baradaranfar MH, Dodangeh F, comparing intracapsular
Zahir ST, Atar M. Humoral and tonsillectomy with total
cellular immunity parameters in tonsillectomy in a pediatric
population. Arch Otolaryngol Head
children before and after
Neck Surg. 2012; 138(3):243-9.
adenotonsillectomy. Acta Medica 12. Al Roosan M, Al khtoum N, Al
Iranica. 2007; 45(5):345-50. said H. Correlationbetween surface
5. Soepardi EA, Iskandar N, Jonny B, swab culture and tonsillar
Restuti RD. Buku ajar ilmu coreculture in patients with
kesehatan telinga, hidung, recurrent tonsillitis.Khartoum
tenggorokan, kepala leher. Edisi ke medical journal 2008; 1(3):129-32.
13. Hammouda M, Abdel-Khalek Z,
Jakarta: Fakultas Kedokteran Awad S, Abdel-Aziz M, Fathy M.
Universitas Indonesia; 2007. hlm. Chronic tonsillitis bacteriology in
221. Egyptian children including
6. Arif M. Kapita selekta. Edisi ke-3. antimicrobial susceptibility.
Jakarta: Media Aesculapius; 2007. Australian J of Basic and Applied
hlm. 118-20. Sciences. 2009; 3(3):1948-53.
14. Sapitri RV. Karakteristik Penderita
7. Hammouda M, Abdel-Khalek Z,
tonsilitis kronis yang diindikasikan
Awad S, Abdel-Aziz M, Fathy M. tonsilektomi di RSUD Raden
Chronic tonsillitis bacteriology in Mattaher Jambi [artikel ilmiah].
Egyptian children including Jambi: Universitas Jambi; 2013.
antimicrobial susceptibility. 15. Kumar A, Gupta V, Chandra K,
Australian Journal of Basic and Gupta P, Varshney S. Clinico
Applied Sciences. 2009; 3(3):1948- bacteriological evaluation of
Surface and core microflora in
53.
chronic tonsillitis. Indian J of
8. Sakka I, Sedjawidada R, Kodrat L, Otolaryngology and Head and
Rahardjo SP. Kadar Neck Surgery. 2005; 57(2):118-20.
immunoglobulin A sekretori pada
Anak perempuan 8 tahun dengan tonsillitis kronis eksaserbasi akut, Siti Noerfaridha Syarif

16. Abdurrahman AS, Kholeif LA,


Elbeltagy YM, Eldesouky AA.
Bacteriology of tonsil surface and
core in children with chronic
tonsillitis andincidence of
bacteraemia during tonsillectomy.
Egypt J Med Lab sci. 2004; 13(2).

Anda mungkin juga menyukai