Anda di halaman 1dari 2

Nama : Isna Rahmanadia

Kelas : XII MIPA 4


No. Ab: 12
UJIAN PRAKTIK BAHASA INDOENSIA

Judul Buku : Gadis Kecil itu Bernama Ara


Pengarang : Bunda Ve
Penerbit :PT Alex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2014
Tebal Halaman: 202
Sinopsis
Buku ini menceritakan kisah seorang anak yang duduk dibangku sekolah dasar. Ia
Bernama Ara seorang anak berusia 8 tahun yang sangat pendiam. Ara dianggap oleh sekolah,
guru, atau remen-temannya sebagai anak yang kurang berprestasi. Disislan ara mempunyai
keterbatasan dalam bersosialilasi dengan lingkungan sekitarnya. Saat hari penerimaan rapot ara
sebenarnya tidak memenuhi standar kenaikan kelas bahkan nilai matematika Ara menyentuh
angka 4 dapat dikatakan angka 4 adalah nilai mati, sontak nilai itu membuat ayahnya marah
sehingga saat itu juga bu Maryam (ibu Ara) memutuskan untuk membawa Ara ke psikolog.
Mulai hari itu ara selalu didampingi oleh mis eva. Permasalahan utama ara ialah adanya tekanan
dari kedua orang tuanya terutama ayahnya agar Ara berprestasi dibidang akademik
bagaimanapun caranya. Sosok yang pendiam, sulit berinteraksi, bahkan takut ketika melihat
ayahnya sendiri. Ara mulai menjalani berbagai terapi bersama mis Eva mulai dari bermain
lompat katak, mencocokkan manik manik, serta bernyanyi. Perkembangan postif yang
ditunjukkan oleh ara kian meningkat. Namun, setiap anak mempunyai cara yang berbeda untuk
mengespresikan rasa ketakutannya seperti manarik dirinya dari orang lain, atau bahkan menjadi
seorang yang penurut seperti Ara. Rasa ketakutan yang ada dalam dirinya membuatnya menuruti
semua tahap terapi yang diperintahkan oleh mis Eva. Mis Eva menyadari bahwa ara bukanlah
orang yang mnegalami keterlambatan dalam pertumbuhan seperti yang dikatakan ayahnya,
melainkan dorongan dari ayahnya yang membuatnya mengalami slow leaner atau yang lebih
dikenal dengan anak yang lemot. Bukan tanpa sebab hal ini terjadi seiring dengan tekanan yang
selalu ditujukan pada Ara membuatnya tidak memiliki celah untuk menunjukkan talentanya.
Disini penulis ingin mengajak para orang tua untuk membuka hati dan berlapang dada bahwa
tidak semua anak unggul dibidang akademik. Hanya dibutuhkan keberanian untuk menghargai
anak apa adanya, untuk bisa membuat anak-anak bangkit dan mngembangkan talentanya.
Kelebihan : Buku ini menceritakan kisah yang menarik dan alur dalam cerita mudah untuk
dipahami, selain itu penulis mengangkat tema kesehatan mental perlu diperhatikan sehingga
menarik para orang tua untuk membacanya.
Kelemahan: karena buku ini membahas kesehatan dan terapi pada anak yang mengalami
gangguan mental sehingga banyak menggunakan istilah ilmiah yang sulit dipahami oleh
pembaca.
Essai : nilai moral yang dapat diambil dalam buku ini salah satunya kita harus bersikap adil pada
orang lain dan terhadap diri sendiri yaitu memfokuskan diri pada kelebihan yang kita miliki,
memfokuskan diri pada anugerah yang telah kita terima, dan mensyukurinya, hal ini membuat
buku ini terkesan lebih menarik dari segi isi. Selain itu, buku ini cocok untuk dibaca oleh orang
tua sehingga dapat menambah wawasan mengenai kesehatan mental pada anak.

Anda mungkin juga menyukai