Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDATAAN DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN


Disusun Guna Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Perencanaan Pendidikan

Dosen Pengampu : Nor Rochmatul Wachidah, M.Pd.


Disusun Oleh:
Kelompok 2
Diah Apriani (2011030037)
Durotul Alwiyah (2011030288)
Novita Sari (2011030122)
Kelas : MPI 5 C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H/ 2022 M

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Data Pendidikan


Istilah data sudah tidak asing lagi bagi kita, dan sudah sering disebut
orang dan dipakai dalam kehidupan sehari- hari. Setiap perencanaan, apakah
itu perencanaan di bidang pendidikan, pertanian, ekonomi, kesehatan,
ketenagakerjaan, dan bidang lainnya selalu memerlukan data. Pertambahan
siswa SD di suatu wilayah dapat diperkirakan jika tersedia data siswa yang
lengkap untuk beberapa tahun, minimal data siswa selama dua tahun.1
Kata "data" adalah bentuk jamak dari kata "datum" yang berasal dari
bahasa Yunani yang menunjuk kepada suatu keterangan yang berwujud angka.
Istilah "data-data" yang dimaksudkan untuk menyatakan banyak data menjadi
tidak tepat karena data sendiri merupakan kata yang mempunyai pengertian
jamak. Data seperti yang dikemukakan Sitepu dan Muchlis Dasuki adalah
merupakan "semua keterangan yang berwujud angka". Dalam hal ini, data
menunjukkan pengertian yang sama dengan statistik. Statistik merupakan
kumpulan fakta yng berbentuk keterangan berupa angka tentang suatu
kejadian. Tetapi perlu dicamkan bahwa suatu kejadian tidak selalu menjadi
data.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) Dalam Jaringan
(Daring), data adalah keterangan yang belum nyata yang dapat dijadikan dasar
kajian (analisis atau simpulan). Secara teknis, data lebih berkaitan dengan
pengumpulannya secara empiris. Dengan demikian, data merupakan satuan
terkecil yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf atau simbol yang
menggambarkan nilai suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi empiris di
lapangan. Angka, huruf atau simbol tersebut sering disebut sebagai data
mentah atau besaran yang belum menunjukkan suatu ukuran terhadap suatu
konsep atau gejala tertentu. Besaran data tersebut belum memiliki arti apa pun

1
Martin. Perencanaan Pendidikan. ( Jakarta : PT. Raja Grafindo persada,2013)h. 15

2
jika belum dilakukan pengolahan atau analisis lebih lanjut. Data tidak
memiliki acuan konseptual apa pun tanpa dilakukan pengolahan menjadi
informasi.
Oleh karena itu data merupakan gambaran dari Suatu keadaan atau
suatu hal pada suatu waktu tertentu yang dinyatakan dengan angka atau
simbol. Sedangkan informasi dalam kontek perencanaan adalah semua
keterangan, termasuk keterangan yang diperoleh dari hasil pengolahan data
yang digunakan untuk suatu keperluan. 2Data pendidikan adalah gambaran
atau keterangan mengenai perencanaan pendidikan nasional dalam
mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif.3
Dari pengertian data dan data pendidikan yang telah dipaparkan
diatas,maka penulis menyimpulkan bahwa data pendidikan adalah kumpulan
fakta yang berisi keterangan yang bersifat hipotesis dalam lingkup pendidikan
mengenai perencanaan, pelaksanaan,dan keluaran peserta didik dalam upaya
mewujudkan kepribadian bangsa yang cerdas, kompetitif,dan berakhlak.
Data pendidikan meliputi data satuan pendidikan, data peserta didik,
data pendidik dan tenaga kependidikan, data sumber daya pendidikan, data
substansi pendidikan, dan data capaian pendidikan pada semua jenjang, jenis,
dan jalur pendidikan. Semua proses dan mekanisme dalam pendidikan
diharuskan memiliki data yang akurat dan valid yang bisa difungsikan sesuai
dengan fungsi data pendidikan.

B. Konsep, Kegunaan, dan Kriteria Data Pendidikan


Konsep dasar dari pendataan Pendidikan adalah suatu konsep
pengelolaan data pendidikan yang bersifat relational dan longitudinal,
sehingga program-program pembangunan pendidikan dapat terarah dan akan
mempermudah dalam menyusun,Perencanaan, monitoring dan evaluasi

2
Kintamani,Ida , Data Pendidikan Untuk Lembaga Internasional (WEI,OECD, UNESCO),
( Jakarta : Pusat data dan statistik Pendidikan,2013) hlm. 10
3
Markhamah,dkk. “ implementasi kebijakan pendidikan pada masa pandemi covid-19” (Jawa
tengah : Muhammadiyah university press, 2021)h. 75

3
pembangunan pendidikan dalam rangka peningkatan Mutu pendidikan yang
merata dan tepat sasaran.
Data juga dapat dijadikan sebagai alat dan dasar pengambilan
keputusan, dengan data-data pendidikan yang didapat kemudian dianalisis
sehingga dapat memunculkan informasi yang nantinya digunakan sebagai alat
dan dasar pengambilan keputusan. Data juga dapat digunakan untuk
memprediksi perkembangan dan dampak yang ditimbulkan dalam dunia
pendidikan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 79 Tahun 2015 Tentang data Pendidikan yang menimbang
bahwa dalam rangka menyelenggarakan dan mengelola sistem pendidikan
nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu mengembangkan
dan melaksanakan sistem informasi pendidikan nasional yang memuat basis
data pendidikan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.4
Data pendidikan yang dikumpulkan selain berguna untuk perencanaan,
juga berguna untuk bahan penelitian. Data yang sudah diolah akan
menghasilkan informasi yang sangat penting sebagai alat pengambilan
keputusan. Data yang diungkapkan dalam bentuk statistik akan menjadi sangat
berguna sebagai alat kontrol terhadap pelaksanaan kegiatan. Data pendidikan
yang dikumpulkan dan kemudian diolah akan menjadi sangat berguna untuk:
1. Informasi yang dijadikan bahan bagi pimpinan dalam pengambilan
keputusan.
2. Statistik persekolahan yang bersifat umum.
3. Bahan perencanaan baik perencanaan rutin maupun perencanaan
pembangunan yang diperlukan oleh setiap unit perencanaan.

Data dan informasi yang tersedia dan diperlukan untuk pengambilan


keputusan, untuk penyusunan rencana, untuk melakukan monitoring dan
evaluasi, serta untuk keperluan lainnya. Oleh karena itu data perlu memenuhi
persyaratan dan kriteria-kriteria tertentu, diantaranya yaitu :

4
Saputra,Aji. Manajemen Kegiatan Pendataan dan Pemetaan Pendidikan di Dinas Pendidikan
Kota Palembang Tahun 2019. (Palembang : Universitas Sriwijaya,2019)h.2

4
1. Data yang tersedia harus relevan dengan jenis informasi yang perlu
dihasilkan.
2. Data harus ekonomis dalam pengumpulannya.
3. Pengumpulan data hendaknya dengan cara yang sederhana.
4. Sistem data hendaknya fleksibel.
5. Data hendaknya lengkap dan teliti/rinci.
6. Data hendaknya mudah diperoleh
7. Data hendaknya akurat dan diperoleh pada waktu yang tepat.5

C. Jenis-Jenis Data Pendidikan


Jenis data didefinisikan sebagai pengelompokan data berdasarkan
kriteria tertentu, seperti data berdasarkan sumbernya, berdasarkan sifatnya,
berdasarkan waktu pengumpulannya, berdasarkan susunannya, berdasarkan
notasinya, dan berdasarkan teknik pengukurannya, atau berdasarkan
ukurannya. Jenis data akan sangat menentukan teknik analisis data
(pengolahan data) yang akan digunakan.
1. Data berdasarkan sumbernya
a. Data Primer
data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung atau pertama kali. Nazir menyebutkan bahwa data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan/objek
penelitian, baik berupa pengukuran, pengamatan maupun wawancara.
Contoh : observasi mahasiswa MPI mengenai perkembangan
presentasi belajar di MAN Bandar Lampung.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber sumber
yang telah ada atau telah dikumpulkan sebelumnya oleh
peneliti/lembaga lainnya. Kebanyakan data sekunder sudah terlihat
sempurna dan rapi. Namun untuk spesifikasinya, data sekunder tidak
terlalu spesifik bagi kebutuhan peneliti. Oleh karena itu, data sekunder
5
Martin. Perencanaan Pendidikan. ( Jakarta : PT. Raja Grafindo persada,2013)h. 15

5
tidak bisa menjadi patokan dalam menentukan kualitas penelitian dan
hanya menjadi data pelengkap dari data primer. Contoh: data
perkembangan pendidikan di Indonesia (statistik pendidikan)
2. Data berdasarkan sifatnya
a. Data Kualitatif
Data yang berbentuk kategorik atau data yang bukan berbentuk
bilangan/numerik. Menurut Muhadjir bahwa data kualitatif adalah data
yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka.
Data kualitatif umumnya berbentuk pernyataan verbal, simbol atau
gambar.6 Contoh: respon mahasiswa terhadap model pembelajaran di
prodi Manajemen Pendidikan Islam
b. Data Kuantitatif
Data yang berbentuk numerik/bilangan. Menurut Sugiyono
bahwa data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau
dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang
dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Contoh: jumlah
mahasiswi MPI 5 C yang menggunakan hijab berwarna hitam
berjumlah 13 mahasiswi.
2. Data berdasarkan waktu pengambilannya
a. Data Time Series
Data urut waktu atau data berkala. Data yang terkumpul dari
waktu ke waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu
kegiatan/fenomena. Menurut Soejoeti runtun waktu adalah himpunan
observasi terutut dalam waktu atau dalam dimensi lain. Contoh: data
pencapaian prestasi belajar mahasiswa prodi MPI dalam kurun waktu 5
sampai 10 tahun terakhir.
b. Data Cross Section
Data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk
memberikan gambaran perkembangan keadaan atau kegiatan pada

6
Muhammad Yusuf,dan Lukman Daris. Analisis data penelitian teori & aplikasi dalam bidang
perikanan. (Bogor : PT penerbit IPB press, 2018)h. 7-8

6
waktu itu. Contoh: data penerima mahasiswa baru prodi MPI tahun
2022 mencapai 210 mahasiswa.
3. Data berdasarkan susunannya
a. Data Tunggal (Single Data)
Data tunggal atau disebut juga data acak adalah data yang
belum tersusun atau dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval .
Data tunggal biasanya memiliki banyak data yang sedikit sekitar
kurang dari 30 buah data sehingga tidak memerlukan
pengelompokkan. Contoh: Data hasil ujian mata kuliah perencanaan
pendidikan kelas MPI 5 C 65,82,73,98,63,71,89,100,55,75,58,80,93
b. Data Berkelompok (Group Data)
Data yang telah tersusun atau dikelompokkan ke dalam kelas-
kelas interval. Data kelompok disusun dalam bentuk distribusi
frekuensi atau tabel frekuensi.7 Contoh: Data hasil ujian mata kuliah
perencanaan pendidikan kelas MPI 5 C (50-55):2, (56-60):4, (61-65):1,
(66-70):3, (71-75):6, (76-80):1, (81-85):8, (85-90):3, (91-95):1, (95-
100):3.
4. Data berdasarkan tekrnik pengukurannya
a. Data Diskrit
Data yang diperoleh dari hasil perhitungan/menghitung. Informasi di
dalam data diskrit adalah sejumlah angka atau nilai yang terbatas dan
juga tidak bisa dipecah menjadi lebih presisi, sepertinya angka yang
terdapat di dalam dadu, yang hanya bisa menampilkan angka dari satu
sampai dengan enam.Contoh: jumlah mahasiswa MPI yang berdomisili
di kota Bandarlampung bejumlah 16 mahasiswa.
b. Data Kontinu
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran/mengukur. Data kontinue
merupakan data yang bisa mengambil apapun nilai numerik, umumnya
dalam batasan tertentu, dan bisa dibagi menjadi nilai yang lebih

7
Muhammad Yusuf,dan Lukman Daris. Analisis data penelitian teori & aplikasi dalam bidang
perikanan. (Bogor : PT penerbit IPB press, 2018)h. 9

7
presisi. Lalu, data kontinyu tersebut akan menggambarkan satu set
pengamatan yang tidak akan terputus dan bisa diukur dengan
menggunakan skala. Contoh: kampus UIN Raden intan Lampung
memiliki luas lahan sebesar 51,18 Ha di Sukarame.
5. Data berdasarkan skalanya
a. Data Nominal
Data yang tidak memiliki jarak atau tidak ada makna
peringkat/urutan. Data yang diberikan pada objek atau kategori yang
tidak menggambarkan kedudukan objek atau kategori tersebut
terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekedar label atau
kode.Data nominal diperiksa menggunakan metode pengelompokan.
Dalam metodenya, data dikelompokkan ke dalam kategori. Kemudian
frekuensi atau persentase data dihitung. Data ini direpresentasikan
secara visual menggunakan diagram lingkaran. Data nominal
merupakan data diskrit dan tidak memiliki urutan. Contoh: mahasiswa
prodi MPI terdiri dari laki-laki dan perempuan yang beragam Islam.
b. Data Ordinal
Data yang memiliki jarak atau urutan/peringkat antara data
yang satu dengan data lainnya. Menurut Nazir bahwa data ordinal,
selain memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan
dan atau angka yang diberikan mengandung tingkatan. Data ordinal ini
merupakan suatu jarak antara variabel penelitian yang tidak dapat
dihitung sehingga data ordinal mampu menunjukkan sifat penandaan
yang sebenarnya mirip dengan skala nominal yang memiliki posisi
relatif variabel. Karena data ordinal ini tidak memiliki skala asal, maka
asal skala dari data ini adalah tetap atau ‘nol sebenarnya’.Contoh :
Struktur kelas MPI 5 C terdiri dari ketua kelas, sekertaris kelas,
bendahara kelas, dan anggota.
c. Data Interval
Data yang memiliki jarak yang sama dari ciri atau sifat objek
yang diukur .Data yang memiliki jarak atau urutan/peringkat dalam

8
bentuk interval/kelas-kelas tertentu. Interval data tidak dapat dikalikan
atau dibagi, namun dapat ditambah atau dikurangi. Data interval diukur pada
skala interval. Selain itu,data interval juga tidak memiliki nilai 0 (nol)
mutlak, yakni nilai 0 yang diperoleh memiliki nilai tertentu. Contoh :
Data hasil tes IQ kelas MPI 5 C >90 2 mahasiswa, (90-109) 4
mahasiswa, (110-119) 9 mahasiswa, (120-129) 13 mahasiswa, (130-
139) 3 mahasiswa, <140 1 mahasiswa. Suhu ruangan dikelas MPI 5 C
mencapai 00°C.
d. Data Rasio
Ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari
objek yang diukur. Daniel menyebut bahwa skala rasio tidak hanya
memiliki ke semua sifat-sifat yang terdapat pada skala nominal,
ordinal, dan interval, tetapi juga memiliki nilai 0 (nol) mutlak. 8Contoh
:data nilai lomba kebersihan kelas A,B,C adalah 80,95,100 (dengan
rasionya kelas C memiliki nilai 0.25 kali lebih besar dari kelas A).

D. Mekanisme Pendataan Pendidikan


Mekanisme pendataan adalah arus yang digunakan dalam penyebaran
dan pengembalian instrumen penjaring data. Dalam mekanisme pendataan ini
terkandung pula waktu/jadwal pelaksanaan dan rincian lingkup kerja
pendataan yang harus dilaksanakan. Hasil dari kegiatan pengumpulan data ini
adalah terkumpulnya kembali seluruh berkas instrumen penjaring data yang
telah diisi oleh sumber data.9
Didalam sebuah lembaga pendidikan berbasis Islam atau yang sering
disebut madrasah,sudah menerapkan dan mengatur mengenai mekanisme
pendataan dengan sebutan EMIS. Secara operasinal EMIS, diberlakukan
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
J.I/46/2009. Tentang Pedoman Mekanisme Pendataan Lembaga Pendidikan
Islam. Dalam kebijakan tersebut, dijelaskan bahwa tujuan Perancangan dan

8
Muhammad Yusuf,dan Lukman Daris. Analisis data penelitian teori & aplikasi dalam bidang
perikanan. (Bogor : PT penerbit IPB press, 2018)h. 9-11
9
Kintamani,Ida , Data Pendidikan Untuk Lembaga Internasional (WEI,OECD, UNESCO),
( Jakarta : Pusat data dan statistik Pendidikan,2013) hlm.7

9
pengembangan Education Management Information Sistem (EMIS) di
lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam diharapkan mampu menjadi
jalan keluar atas permasalahan klasik yang selama ini terjadi di Departemen
Agama, yaitu ketidaktersediaan data dan informasi yang memadai tentang
dunia pendidikan madrasah secara nasional. Untuk mencapai hasil yang
maksima, EMIS memerlukan persiapan yang baik terutama dari segi
kemampuan dasar manajemen, ketersediaan instrumen statistik yang akan
dipergunakan untuk menghimpun data, serta berbagai fasilitas pengolahan
data baik secara komputerisasi maupun manual untuk memudahkan proses
pengolahan data hingga menjadi informasi yang bermanfaat.10
Pendataan pendidikan sebenarnya dimulai di tingkat sekolah Berupa
pencatatan data secara langsung sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Unit pengumpul data pendidikan, mula-mula dimulai dari Dinas Pendidikan
Tingkat Kecamatan yang dikenal dengan nama Seksi Pendidikan Dasar atau
Unit Pelaksana teknis Daerah (UPTD). Tugas dan tanggung jawab serta
peranan unit ini adalah sangat penting dan sangat menentukan tingkat
keberhasilan kegiatan pendataan pendidikan pada tingkat selanjutnya. Unit
kerja tingkat kecamatan merupakan pos terdepan dalam kegiatan
pengumpulan data. Mekanisme pengumpulan data pendidikan di tingkat
kecamatan tidak terlepas dari mekanisme pendataan pendidikan tingkat
nasional. Mekanisme pendataan secara menyeluruh. Sudah diatur dalam surat
keputusan bersama, meskipun ada kemungkinan untuk berubah atau
disempurnakan setiap tahun sesuai keperluan.
Proses penyebaran, pengumpulan,dan pengolahan format pendataan
sekolah dasar sesuai petunjuk yang berlaku di lingkungan Kemendikbud
dimulai dengan, Balitbang Kemendikbud mengirim format kepada Dinas
Pendidikan Provinsi, kecuali untuk daerah tertentu dapat dikirim langsung
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada Kasi
pendidikan atau UPTD sampai kepada sekolah. Jika di suatu Kecamatan

10
Rusdiana,dan Nasihudin. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Tinggi kajian konsep,
kebijakan dan implementasi. (Bandung:Tresna Bhakti press,2016)h.38

10
belum memiliki UPTD maka pengumpulan format dilakukan oleh pengawas
sekolah.
Setiap akhir bulan Agustus, kepala sekolah mengisi format data
persekolahan dan mengirimkan kepada Seksi Pendidikan atau UPTD. Jika di
suatu Kecamatan belum ada UPTD maka sekolah mengirim format tersebut
kepada pengawas sekolah di kecamatan itu. Data dari sekolah diolah menjadi
rangkuman data tingkat kecamatan oleh UPTD dan Pengawas sekolah. Setelah
ditandatangani bersama oleh UPTD dan Pengawas, format selanjutnya dikirim
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Di sini rangkuman data tingkat
kecamatan diolah bersama menjadi rangkuman data tingkat Kabupaten/Kota
oleh Dinas pendidikan Kabupaten/Kota dengan mengikutsertakan Bappeda
tingkat II Setelah ditandatangani bersama dikirim kepada Dinas Pendidikan
Provinsi.
Rangkuman data tingkat Kabupaten/Kota diolah bersama menjadi
rangkuman data tingkat Provinsi oleh Dinas Pendidikan Provinsi dengan
mengikutsertakan Bappeda Tingkat I. Setelah ditandatangani bersama, dikirim
kepada Balitbang Kemendikbud. Selanjutnya Balitbang Kemendikbud
mengolah data yang terkumpul untuk kemudian hasilnya dikirim kepada
Kementrian Dalam negeri, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan,Kementrian Keuangan, Kementrian Negara Ekuin/Ketua
Bappenas, dan Sekretariat Tim Pembina Subsidi/Bantuan hingga Pusat.

E. Pengolahan Data Pendidikan


Data yang sudah dikumpulkan akan bermanfaat jika data tersebut
dimantaatkan untuk bahan analisis. Dengan menganalisis data dapat diketahui
keadaan yang sebenarnya, termasuk kelemahan atau kekurangan yang dapat
dianggap sebagai suatu masalah yang segera harus diatasi guna pencapaian
suatu target yang telah ditentukan. Data yang sudah terkumpul, baru
merupakan bahan mentah yang harus diolah agar menjadi informasi yang
diperlukan baik bagi perencanaan maupun bagi pengelolaan. Informasi harus
didasarkan pada data yang dapat dipercaya, yaitu benar, tepat, dan akurat.

11
Untuk memudahkan dalam memperoleh intormasi, data yang sudah dikumpul
hendaknya disajikan dengan menggunakan tabel (tabulasi) atau dibuat dalam
bentuk diagram atau grafilk. Beberapa teknik pengolahan dan analisis data
yang digunakan dalam perencanaan pendidikan adalah tabulasi, sprague
multiplier, kohort, proyeksi, dan efisiensi internal.
1. Tabulasi Data
Tabulasi juga diartikan upaya pengolahan data-data hasil penelitian
yang diperoleh digolongkan sesuai kategori jawabannya berdasarkan
variabel dan sub-sub analisis kuantitatif. Metode bisa menggunakan
analisis regresi linier berganda. Penerapan metode ini akan menghasilkan
tingkat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian,
dapat ditunjukkan seberapa besar kontribusi variabel variabel bebas yang
independen terhadap variabel terikatnya (dependent) serta arah hubungan
yang terjadi (hubungan negatif atau positif).11
2. Sprague Multiplier
Istilah Sprague Multiplier dikenal dalam bidang kependudukan
berupa tabel koefisien pengali yang digunakan untuk memecah jumlah
penduduk yang dikelompokkan lima tahunan menjadi jumlah penduduk
usia tunggal (satuan). Sementara itu, dalam bidang pendidikan Sprague
Multiplier digunakan oleh para perencana pendidikan untuk menentukan
jumlah penduduk usia sekolah dari keseluruhan jumlah penduduk yang
dikelompokkan lima tahunan dengan maksud agar masyarakat
mendapatkan pelayanan pendidikan secara memadai.
3. Kohort
Pada bidang pendidikan, istilah pohon digunakan untuk
menggambarkan arus siswa dalam suatu sistem pendidikan yaitu, berupa
bagan yang berisi data tentang siswa yang masuk boleh di tingkat satu
sampai mereka tamat mengikuti program pendidikannya. Bagian ini
memuat data tentang jumlah siswa baru, jumlah seluruh siswa pada setiap

11
Sri Wahyuni Hasibuan,dkk. Metodologi Penelitian Bidang Muamalah,Ekonomi, dan Bisnis.
(Jawa Barat : CV.Media sains Indonesia,2021)h.

12
tingkat jumlah siswa naik tingkat, jumlah siswa tinggal kelas, jumlah
siswa putus sekolah, Jumlah siswa lulus dan jumlah siswa mutasi pada
setiap tingkat dan setiap tahun.
4. Efisiensi internal
Efisiensi internal adalah penghematan yang terjadi di lingkungan
internal sekolah pada waktu siswa masih aktif pelajar menuntut ilmu di
sekolah dan yang bersangkutan menjadi tanggung jawab pihak sekolah.
Efisiensi internal diukur dari banyaknya lulusan yang dihasilkan
oleh sekolah selama periode waktu tertentu dengan menggunakan
perbandingan antara siswa yang masuk dan siswa yang keluar. Jika rasio
masuk dan keluaran diperoleh angka 1, maka hal itu berarti
penyelenggaraan pendidikan telah efisien, tetapi jika hasilnya menjauh
dari angka 1 maka hal itu berarti menjadi terobosan dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut.12

F. Penyajian Data Pendidikan


Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas tentang pengumpulan dan
pengolahan data pendidikan. Selanjut data yang sudah diolah maka data
tersebut dapat disajikan dan disimpan. Untuk memudahkan membaca data,
biasanya data disajikan dalam bentuk tabel atau diagram. Pada bagian ini,
akan dibahas penyajian data dalam bentuk tabel.
Tabel adalah kumpulan data yang disusun berdasarkan baris dan
kolom. Baris dan kolom ini berfungsi untuk menunjukkan data terkait
keduanya. Dimana titik temu antara baris dan kolom adalah data yang
dimaksud. Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan
informasi dan gambaran mengenai jumlah secara rinci sehingga memudahkan
untuk dilakukan analisis terhadap data tersebut. Penyajian data dalam bentuk
tabel banyak diminati karena lebih efisien dan komunikatif. 13

12
Martin. Perencanaan Pendidikan. ( Jakarta : PT. Raja Grafindo persada,2013)h. 39-86
13
Enny keristiyana Sinaga. Statistika : Teori dan aplikasi pendidikan. (Medan : Yayasan kita
menulis,2019)h.18

13
Pada bagian ini kita akan mulai dengan bagaimana data tersebut
disimpan dengan baik agar suatu saat jika data tersebut dibutuhkan kembali
dapat dengan mudah diperoleh. Dalam kegiatan perencanaan dan pengelolaan
pendidikan sering mengalami masalah yaitu kesulitan karena ketiadaan data
yang dibutuhkan. Misalnya, untuk mengetahui informasi tentang
perkembangan jumlah murid dari tahun ke tahun, dan kecenderungan angka
murid mengulang, putus sekolah, naik tingkat, dan lulus sekolah setiap tahun,
kita butuh data pendidikan untuk selama beberapa tahun. Karena kita akan
membandingkan data tersebut untuk setiap tahunnya jika ingin mengetahui
perkembangan atau kecenderungan keadaan pendidikan di suatu daerah.
Dengan demikian, jelas bahwa data yang telah terkumpul perlu disimpan
dengan baik yaitu dengan cara yang sistematis, mudah diambil kembali, dan
awet (tidak mudah rusak).
Dalam perkembangan unit perencanaan pendidikan dan kebudayaan
pernah diterapkan pengadaan "bank data pendidikan" dengan melakukan dua
macam penyimpanan data yaitu transfer sheet dan portran sheet. Sementara di
tingkat kecamatan, penyimpanan data pendidikan dilakukan dalam dua
kelompok yaitu (1) disimpan berdasarkan kelompok per unit, dan (2) disimpan
berdasarkan data umum. Penyimpanan data menurut kelompok unit misalnya
data questioner yang sudah diisi untuk setiap sekolah, rangkuman data dan
indikatornya, serta peta pendidikan disatukan penyimpanannya. Sedangkan
penyimpanan data menurut data umum yaitu data penduduk, data transportası,
komunikasi, sosial, dan ekonomi masyarakat disimpan dalam tempat yang
besamaan.14
Data pendidikan dapat disimpan dengan menggunakan alat bantu
elektronik seperti menggunakan disket, CD, plash Disk dan sebagainya, atau
dengan menggunakan bantuai folder manual berupa map dan teeling cabinet.
Penyimpanan data dengan bantuan alat elektronik dianjurkan untuk
melakukannya di beberapa tempat sebagai back up guna menghindarkan dari

14
Ali irhamni, “ peranan dan kontribusi big data dalam pendidikan dan pelatihan
kepustakawanan “. Jurnal Marika, Vol.5 No.1 (2019)

14
adanya gangguan virus atau kerusakan alat. Sedangkan penyimpanan data
dengan cara manual hendaknya disediakan petunjuk yang jelas berupa kode
pada setiap folder (map) yang digunakan tempat penyimpanan data
pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Irhamni, Ali. 2019. Peran dan kontribusi big data dalam pendidikan dan
pelatihan kepustakaan. Jurnal Marika, diakses pada September 2022 dari
Kasubag Pelaporan Program dan Anggaran Biro Hukum dan Perencanaan.
Kintami,Ida. 2013. Data pendidikan untuk lembaga internasional (WEI,OECD,
UNESCO). Jakarta : Bidang pendayagunaan dan pelayanan data dan
statistik pendidikan.
Kintani Dwi Hermawan,Ida. 2012. Faktor yang berpengaruh terhadap
pengumpulan data pendidikan nonformal tidak tepat waktu dan tidak
berkualitas. Jurnal pendidikan dan kebudayaan, diakses pada September
2022 dari Pusat data dan statistik pendidikan sekretariat jenderal
Kemendikbud.
Markhamah, dkk. 2021. Implementasi kebijakan pendidikan pada masa pandemi
covid-19. Jawa tengah : Muhammadiyah university press.
Martin. 2013. Perencanaan pendidikan. Jakarta : PT. Rajagrafindo persada.
Rusdiana,dan Nasihudin.2016. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Tinggi
kajian konsep, kebijakan dan implementasi. Bandung: Tresna Bhakti
press.
Saputra,Aji. 2020. Manajemen kegiatan di Dinas pendidikan Kota Palembang.
Palembang : Universitas Sriwijaya.
Sinaga,Enny Keristiyana.2019. Statistika:teori dan aplikasi pendidikan. Medan :
Yayasan kita menulis.
Wahyuni Hasibuan,Sri,dan dkk. 2021. Metodologi penelitian bidang muamalah,
ekonomi dan bisnis. Bandung : CV. Median sains Indonesia.
Yusuf,Muhammad, dan Lukman Daris. 2018. Analisis data penelitian teori dan
aplikasi dalam bidang perikanan. Bogor : PT. penerbit IPB press.

16
17

Anda mungkin juga menyukai