Anda di halaman 1dari 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by UIN Maliki Malang Repository

Akuntansi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Akuntabilitas


Publik

Dwi Sulistiani1)
1)
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
1)
dwisulistiani@pips.uin-malang.ac.id

Abstract

This study aims to provide specific guidelines regarding the preparation of financial reports
in Islamic boarding schools in Indonesia. The method used is the study of literature, guided
by PSAK 45 concerning Financial Accounting Standards and Regulations for non-profit
organizations, SAK ETAP, namely Financial Accounting Standards for entities without
public accountability, PSAK and ISAK Syaria which regulate Accounting Standards for
sharia entities. This study shows that there are 4 financial statements that must be compiled
by Islamic boarding schools in Indonesia, namely: Financial position reports, activity
reports, cash flow reports and notes to financial statements. Where there are several
accounts that have been defined and regulated in the recognition and presentation in SAK
ETAP and PSAK 45. If the Islamic boarding school manages the funds included in the
determination of sharia, it will be regulated in PSAK and ISAK Syariah.

Key words: accounting, Islamic boarding school, SAK ETAP, PSAK 45, PSAK and ISAK
Syaria

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pedoman khusus terkait penyusunan laporan
keuangan di pondok pesantren di Indonesia. Metode yang digunakan adalah studi literatur,
dengan berpedoman pada PSAK 45 tentang Peraturan dan Standar Akuntansi Keuangan
untuk organisasi nirlaba, SAK ETAP yaitu Standar Akuntansi Keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik, PSAK dan ISAK Syariah yang mengatur Standar Akuntansi untuk
entitas syariah. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 4 laporan keuangan yang wajib
disusun oleh pondok pesantren di Indonesia yaitu: Laporan posisi keuangan, Laporan
aktivitas, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan. Dimana terdapat beberapa
akun yang telah didefinisikan dan diatur pengakuan dan penyajiannya dalam SAK ETAP dan
PSAK 45. Jika pondok pesantren mengelola dana yang masuk dalam kenentuan syariah
maka akan diatur dalam PSAK dan ISAK Syariah.

Kata kunci: Akuntansi, Pondok Pesantren, SAK ETAP, PSAK 45, PSAK dan ISAK Syariah

Pendahuluan faktor lingkungan eksternal lainnya,


khususnya sejak Orde Baru, memberi
Pondok pesantren memiliki
dampak terhadap peran dan kedudukan
kedudukan dan fungsi yang khas dalam
pondok pesantren. Pondok pesantren
pendidikan keagamaan di Indonesia.
memiliki peran yang penting dalam
Peran sentral kyai di dalam pesantren
perkembangan keberagamaan di
merupakan salah satu yang
Indonesia. Keberadaan pondok
membedakan dengan proses atau
pesantren dan peran aktifnya telah ada
institusi pendidikan di luar pondok
sejak dulu. Pondok pesantren telah
pesantren. Perkembangan kondisi
banyak melahirkan para ilmuwan,
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
pejuang, pemimpin, birokrat, dan
2

lainnya yang berkontribusi bagi Harun (2012) mengenai sistem akuntansi


kemajuan Indonesia. kas masuk dan keluar di yayasan
Penguatan sistem akuntabilitas menunjukkan bahwa sistem yang ada
pondok pesantren menjadi perhatian masih belum cukup efektif terbukti
seiring dengan disahkannya beberapa dengan ada beberapa bagian dari sistem
peraturan perundang-undangan yang
berdampak terhadap pondok tersebut yang masih harus diperbaiki.
pesantren, seperti UU Nomor 41 Oleh karena itu diperlukan suatu
Tahun 2004 tentang Wakaf. Selain itu juga pedoman khusus yang bisa digunakan
terbit buku pedoman akuntansi pondok oleh pondok pesantren dalam menyusun
pesantren yang dikeluarkan oleh BI (Bank laporan keuangannya yang akan bisa
Indonesia) dan IAI (Ikatan Akuntans Indonesia) meningkatkan akuntabilitasnya. Hal
yang mulai berlaku sejak Mei 2018. Kondisi tersebut diperlukan karena dalam
ini akan meningkatkan akuntabilitas
publik bagi pondok pesantren. Standar penyusunan laporan keuangan di pondok
Akuntansi yang mengatur mengenai pesantren membutuhkan lebih dari 1
pondok pesantren adalah: PSAK 45, macam standar yang itu membingungkan
SAK ETAP, dan SAK Syariah. pengelola pondok pesantren dalam
Meskipun pondok pesantren telah menyusun laporan keuangan yang
menunjukkan peranannya selama ini, akuntabel.
namun pondok pesantren masih harus Penelitian ini bertujuan untuk
berjuang menghadapi berbagai memberikan pedoman khusus terkait
permasalahan internal dan eksternal. penyusunan laporan keuangan di
Permasalahan ini antara lain dalam hal pondok pesantren. Metode yang
sumber daya manusia yang mengelola digunakan adalah studi literatur, dengan
keuangan pondok pesantren. berpedoman pada PSAK 45 tentang
Berdasarkan penelitian yang Peraturan dan Standar Akuntansi
dilakukan oleh Arifin dan Riharjo (2014), Keuangan untuk organisasi nirlaba,
Nikmatuninayah (2014), Zamzani (2015) SAK ETAP yaitu Standar Akuntansi
dan Andarsari (2016) menunjukkan Keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik, PSAK dan ISAK
bahwa pondok pesantren masih belum Syariah yang mengatur Standar
sepenuhnya menerapkan standar Akuntansi untuk entitas syariah.
akuntansi yang seharusnya yang sesuai Standar-standar tersebut menjadi acuan
dengan standar akuntansi yang bagi pondok pesantren di Indonesia.
seharusnya. Dalam pertanggungjawaban
terhadap pengelolaan keuangan pondok Kajian Literatur
pesantren adalah laporan keuangan yang Pondok Pesantren
hanya berupa pengeluaran kas dan Pondok pesantren merupakan
penerimaan kas. Dalam menyusun lembaga pendidikan Islam dengan
laporan keuangan, Yayasan hanya sistem asrama atau pondok, yang mana
menyajikan laporan penerimaan kas dan kyai menjadi figur sentral, masjid
pengeluaran kas, dimana pencatatan sebagai pusat kegiatan yang
tersebut tidak sesuai dengan pos-pos menjiwainya, dan pengajaran agama
pengklasifikasian yang sesuai dengan Islam di bawah bimbingan kyai yang
standar akuntansi keuangan yang berlaku diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.
disebabkan karena Yayasan tidak Pondok pesantren dapat juga diartikan
mengenal standar akuntansi yang sebagai laboratorium kehidupan, tempat
digunakan sebagai pedoman pelaporan para santri belajar hidup dan
keuangan bagi entitas nirlaba. Penelitian bermasyarakat dalam berbagai segi dan
yang dilakukan oleh Salombe (2008), aspeknya. Peraturan Menteri Agama
Larasati, Artina, dan Africano (2013) dan Nomor 3 Tahun 1979

Seminar Nasional Gabungan Bisnis & Sosial Polinema 2019


3

mengklasifikasikan pondok pesantren hukum lainnya. Unit usaha tersebut tidak


menjadi: termasuk dalam cakupan entitas
a. Pondok Pesantren Tipe A, yaitu pelaporan pondok pesantren. Pengurus
pondok pesantren dengan para santri yayasan pondok pesantren bertanggung
belajar dan bertempat tinggal di jawab atas penyusunan dan penyajian
asrama lingkungan pondok laporan keuangan.
pesantren dengan pengajaran yang
berlangsung secara tradisional Tujuan Laporan Keuangan
(sistem wetonan atau sorogan). Tujuan laporan keuangan berdasarkan
b. Pondok Pesantren Tipe B, yaitu SAK ETAP (2011) yang disusun dan
pondok pesantren yang disajikan oleh yayasan pondok pesantren
menyelenggarakan pengajaran adalah:
secara klasikal dan pengajaran oleh a. Memberikan informasi tentang
kyai bersifat aplikasi, diberikan pada posisi keuangan, kinerja, arus kas
waktu-waktu tertentu. Santri tinggal dan informasi lainnya yang
di asrama lingkungan pondok bermanfaat bagi pengguna laporan
pesantren. keuangan dalam rangka membuat
c. Pondok Pesantren Tipe C, yaitu keputusan ekonomi; dan
pondok pesantren hanya merupakan b. Bentuk pertanggungjawaban
asrama sedangkan para santrinya pengurus yayasan pondok pesantren
belajar di luar (di madrasah atau atas penggunaan sumber daya yang
sekolah umum lainnya), kyai hanya dipercayakan kepadanya.
mengawasi dan sebagai pembina
para santri tersebut. Karakteristik Kualitatif Informasi
d. Pondok Pesantren Tipe D, yaitu Dalam Laporan Keuangan
pondok pesantren yang 1. Dapat Dipahami. Dapat dipahami
menyelenggarakan sistem pondok oleh pengguna
pesantren dan sekaligus sistem 2. Relevan. Bahwa hasil laporan
sekolah atau madrasah. keuangan dapat mempengaruhi
Pengertian pondok pesantren sebagai pengambilan keputusan oleh
suatu entitas pelaporan merupakan penggunanya.
pondok pesantren yang memiliki badan 3. Materialitas. Laporan keuangan tidak
hukum berbentuk yayasan. Sebagai suatu boleh mencantumkan laporan
entitas pelaporan, aset dan liabilitas dari keuangan yang salah meski hal
pondok pesantren harus dapat dibedakan tersebut dilakukan karena kelalaian,
dengan aset dan liabilitas dari entitas sehingga kelalian tersebut bisa
lainnya baik organisasi maupun mempengaruhi keputusan
perseorangan. penggunanya
Beberapa pondok pesantren memiliki 4. Keandalan. Informasi dalam laporan
unit usaha yang dikelola secara mandiri keuangan harus bebas dari kesalahan
yang masih merupakan bagian dari badan material dan bias serta disusun secara
hukum yayasan pondok pesantren. Unit wajar.
usaha strategis tersebut termasuk dalam 5. Substansi Mengungguli Bentuk.
entitas pelaporan pondok pesantren. Unit Dalam tiap transaksi yang terjadi hal
usaha dari pondok pesantren juga dapat substantif/ realita yang ada lebih
berdiri sendiri sebagai badan hukum yang penting dibandingkan bentuk hukum
terpisah, seperti dalam bentuk koperasi, yang terlihat.
perseroan terbatas, dan bentuk badan

Seminar Nasional Gabungan Bisnis & Sosial Polinema 2019


4

6. Pertimbangan Sehat. Dalam pelaporan dari laporan keuangan


menyusun laporan keuangan harus yayasan pondok pesantren adalah
hati-hati apalagi untuk kondisi yang rupiah.
tidak pasti serta tidak mengandung 2. Yayasan pondok pesantren mencatat
bias dan melaporkan setiap transaksi
7. Kelengkapan. Laporan keuangan yang yang terjadi di yayasan pondok
disusun harus lengkap sehingga tidak pesantren menggunakan mata uang
mengakibatkan informasi yang salah rupiah.
serta mencukupi dalam hal relevansi. 3. Transaksi yayasan pondok
8. Dapat Dibandingkan. Laporan pesantren yang menggunakan mata
keuangan yang disusun harus bisa uang selain rupiah dibukukan
dibandingkan baik dengan laporan dengan menggunakan kurs
keuangan entitas itu sendiri dengan transaksi.
periode yang berbeda juga dengan 4. Saldo aset dan liabilitas dalam mata
entitas yang berbeda. uang asing dijabarkan ke dalam
9. Tepat Waktu. Laporan keuangan yang rupiah menggunakan kurs tengah
disusun harus diselesaikan dengan Bank Indonesia pada tanggal
tepat waktu, tidak moleh telat, karena pelaporan.
bisa mempengaruhi pengambilan
keputusan bagi penggunanya. Kebijakan Akuntansi
Keterlambatan bisa membuat laporan Berdasarkan SAK ETAP (2011)
keuangan sudah tidak berguna lagi kebijakan akuntansi di pondok
dalam pengambilan keputusan pesantren adalah:
penting. 1. Kebijakan akuntansi yayasan pondok
10. Keseimbangan antara Biaya dan pesantren harus mencerminkan prinsip
Manfaat. Dalam penyusunan laporan kehati-hatian dan mencakup semua hal
keuangan harus dipertimbangkan yang material serta sesuai dengan
jumlah biaya yang dikeluarkan ketentuan dalam SAK ETAP.
dengan manfaat yang akan didapat 2. Dalam hal SAK ETAP belum
oleh entitas. mengatur secara spesifik masalah
pengakuan, pengukuran, penyajian
Komponen Laporan Keuangan atau pengungkapan dari suatu
Berdasarkan SAK ETAP (2011) transaksi atau peristiwa, maka
laporan keuangan yang lengkap dari pengurus yayasan pondok pesantren
yayasan pondok pesantren terdiri atas: harus menetapkan kebijakan untuk
1. Laporan posisi keuangan; memastikan bahwa laporan keuangan
2. Laporan aktivitas; menyajikan informasi yang:
3. Laporan arus kas; dan a. Relevan terhadap kebutuhan
4. Catatan atas laporan keuangan. pengguna laporan keuangan untuk
Laporan keuangan yayasan pondok pengambilan keputusan;
pesantren disusun dalam Bahasa b. Dapat diandalkan, dengan
Indonesia. pengertian: menyajikan secara
jujur posisi keuangan, kinerja,
Mata Uang Fungsional dan Pelaporan keuangan, dan arus kas dari
Berdasarkan SAK ETAP (2011) yayasan pondok pesantren,
mata uang fungsional dan pelaporan di menggambarkan substansi
pondok pesantren adalah sebagai berikut: ekonomi dari suatu kejadian atau
1. Mata uang fungsional dan transaksi dan tidak semata-mata

Seminar Nasional Gabungan Bisnis & Sosial Polinema 2019


5

bentuk hukumnya, netral, yaitu suatu periode laporan tertentu.


bebas dari keberpihakan, Laporan aktivitas menyediakan
mencerminkan kehati-hatian dan informasi mengenai pengaruh
mencakup semua hal yang material. transaksi dan peristiwa lain yang
3. Dalam menetapkan kebijakan mengubah jumlah dan sifat aset neto,
akuntansi tersebut, maka harus hubungan antar transaksi dan peristiwa
empertimbangkan: lain, dan bagaimana penggunaan
a. Persyaratan dan panduan dalam sumber daya dalam pelaksanaan
SAK ETAP yang berhubungan berbagai program atau jasa.
dengan hal yang serupa; 4. Laporan arus kas memberikan
b. Definisi, kriteria pengakuan dan informasi mengenai penerimaan dan
konsep pengukuran aset, liabilitas, pengeluaran kas dari yayasan pondok
pendapatan, dan beban dalam pesantren selama periode laporan
Konsep dan Prinsip Pervasif dari tertentu. Kas dan setara kas
SAK ETAP; diklasifikasikan menjadi arus kas dari
c. Persyaratan dan panduan dalam operasi, investasi, dan pendanaan.
SAK yang berhubungan dengan isu Arus kas dari operasi disajikan dengan
serupa dan terkait. metode tidak langsung.
5. Catatan atas laporan keuangan harus
Konsistensi Penyajian disajikan secara sistematis dengan
PSAK No. 45 mengatur terkait urutan penyajian sesuai komponen
konsistensi penyajian sebagai berikut: utama laporan keuangan yang
1. Laporan keuangan menyajikan secara merupakan bagian yang tidak
wajar posisi keuangan, kinerja terpisahkan dari laporan keuangan.
keuangan, dan arus kas dari yayasan Informasi dalam catatan atas laporan
pondok pesantren, disertai keuangan berkaitan dengan pos-pos
pengungkapan yang diharuskan sesuai dalam laporan posisi keuangan,
dengan ketentuan yang berlaku. laporan aktivitas, dan laporan arus kas
2. Laporan posisi keuangan memberikan yang sifatnya memberikan penjelasan,
informasi mengenai aset, liabilitas, baik yang bersifat kualitatif maupun
dan aset neto dari yayasan pondok kuantitatif.
pesantren, serta hubungan antar unsur-
unsur tersebut pada waktu tertentu. Periode Pelaporan
a. Aset disajikan berdasarkan SAK ETAP (2011) juga mengatur
karakteristiknya dan dikelompokan terkait periode pelaporan sebagai berikut:
menjadi aset lancar dan aset tidak 1. Laporan keuangan yayasan pondok
lancar; pesantren disajikan secara tahunan
b. Liabilitas disajikan menurut urutan berdasarkan tahun hijriah atau masehi.
jatuh temponya dan dikelompokan 2. Dalam hal yayasan pondok pesantren
menjadi liabilitas jangka pendek baru berdiri, maka laporan keuangan
dan liabilitas jangka panjang. dapat disajikan untuk periode yang
c. Aset neto disajikan menjadi aset lebih pendek dari satu tahun.
neto tidak terikat, aset neto terikat
temporer, dan aset neto terikat Metode Penelitian
permanen. Penelitian ini merupakan penelitian
3. Laporan aktivitas memberikan literatur yang menggunakan metode studi
informasi mengenai kinerja keuangan literatur atau pustaka. Dalam riset
yayasan pondok pesantren selama kepustakaan (library research),

Seminar Nasional Gabungan Bisnis & Sosial Polinema 2019


6

penelusuran pustaka lebih daripada dijadikan kas dalam


sekedar melayani fungsi sebagai telaah jumlah tertentu tanpa
menghadapi risiko
teori tapi juga memanfaatkan sumber perubahan nilai yang
perpustakaan untuk memperoleh data signifikan.
penelitiannya. Jadi riset pustaka Piuta Piutang usaha adalah • SAK ETAP
membatasi kegiatannya hanya pada ng hak tagih untuk Bab 2:
bahan-bahan koleksi pustaka saja tanpa Usah menerima kas dan setara Konsep dan
memerlukan riset lapangan. Metode a kas dari yayasan pondok Prinsip
pesantren kepada pihak Pervasif.
penelitian dilakukan dengan
lain. • SAK ETAP
mengumpulkan data pustaka, membaca Bab 20:
dan mencatat serta mengolah bahan Pendapatan.
penelitian. • SAK ETAP
Pedoman Akuntansi Pondok Bab 22:
Pesantren ini diterapkan pada yayasan Penurunan
pondok pesantren. Pedoman ini tidak Nilai Aset.
diterapkan pada badan usaha berupa Perse Persediaan adalah aset SAK ETAP
diaan yang tersedia untuk Bab 11:
badan hukum tersendiri, seperti perseroan dijual dalam kegiatan Persediaan.
terbatas, yang dimiliki oleh yayasan usaha biasa, dalam
pondok pesantren. Pedoman Akuntansi proses produksi untuk
Pondok Pesantren ini disusun dengan penjualan tersebut, dan
menggunakan acuan sebagai berikut: dalam bentuk bahan
1. SAK ETAP yang dikeluarkan oleh atau perlengkapan untuk
digunakan dalam proses
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
produksi atau pemberian
IAI; jasa.
2. PSAK dan ISAK syariah yang
Biaya Biaya dibayar di muka SAK ETAP
dikeluarkan oleh Dewan Standar Diba adalah pembayaran Bab 2: Konsep
Akuntansi Syariah IAI. yar biaya dimuka yang dan Prinsip
Di manfaatnya akan Pervasif.
Hasil dan Pembahasan Muk digunakan dalam
Berdasarkan studi literatur yang a periode yang akan
dilakukan pada SAK ETAP, PSAK 45 dan datang.
PSAK Syariah, serta mengacu pada buku Aset Aset lancar lain adalah • SAK ETAP
Lan aset-aset lancar yang Bab 2:
pedoman akuntansi pondok pesantren, car tidak dapat digolongkan Konsep dan
hasil rangkumannya dapat disajikan dalam ke dalam salah satu pos- Prinsip
tabel berikut ini: pos aset lancar yang ada Pervasif.
Tabel 1 dan tidak cukup material • SAK ETAP
Definisi dan Dasar Pengaturan untuk disajikan dalam Bab 3:
Akun/Rekening di Pondok Pesantren pos tersendiri. Penyajian
Nama Definisi Dasar Laporan
Akun pengaturan Keuangan.
Kas Kas adalah mata uang • SAK ETAP Inves Investasi pada entitas • SAK ETAP
Dan kertas dan logam baik Bab 2:
tasi lain adalah penanaman Bab 12:
Setar rupiah maupun mata Konsep dan
Pada dana dalam bentuk Investasi
a uang asing yang masih Entit kepemilikan saham pada pada Entitas
Prinsip
Kas berlaku sebagai alat as entitas lain. Asosiasi dan
Pervasif:
pembayaran yang sah. Lain Entitas
• SAK ETAP Anak
Setara kas adalah Bab 7:
investasi yang sifatnya Laporan • SAK ETAP
sangat likuid, berjangka Arus Kas. Bab 13:
pendek, dan cepat dapat Investasi

Seminar Nasional Gabungan Bisnis & Sosial Polinema 2019


7

pada Joint Pendapatan.


Venture. Utan 1. Utang jangka pendek • SAK ETAP
• SAK ETAP g adalah kewajiban Bab 2:
Bab 20: Jang untuk menyerahkan Konsep dan
Pendapatan. ka kas dan setara Prinsip
Prop Properti investasi adalah • SAK ETAP Pend kepada pemberi Pervasif
erti tanah dan/atau bangunan Bab 14: ek/P pinjaman dalam • SAK ETAP
Inves yang dikuasai untuk Properti anjan periode sampai Bab 3:
tasi menghasilkan Investasi; g dengan dua belas Penyajian
pendapatan sewa, • SAK ETAP bulan setelah periode Laporan
kenaikan nilai, atau pelaporan. Keuangan.
Bab 22:
keduanya, serta tidak Penurunan 2. Utang jangka panjang
untuk: Nilai. adalah kewajiban
untuk menyerahkan
• Digunakan dalam
kas dan setara
penyediaan jasa atau
kepada pemberi
tujuan administratif;
pinjaman dalam
atau
periode lebih dari
• Dijual dalam kegiatan dua belas bulan
usaha sehari-hari. setelah periode
Aset Aset tetap adalah aset • SAK ETAP pelaporan
Tetap berwujud yang dimiliki Bab 15: Liabi Liabilitas jangka • SAK ETAP
untuk digunakan dalam Aset tetap; litas pendek lain adalah Bab 2:
penyediaan jasa, • SAK ETAP jangk liabilitas jangka pendek Konsep dan
disewakan kepada pihak Bab 22: a yang tidak dapat Prinsip
lain dalam kegiatan Penurunan pend digolongkan dalam Pervasif.
usaha sehari-hari, atau Nilai. ek kelompok pos liabilitas • SAK ETAP
tujuan administratif; dan lain jangka pendek yang ada Bab 3:
digunakan selama lebih dan tidak material untuk Penyajian
dari satu periode. disajikan dalam pos Laporan
Aset Aset tidak berwujud • SAK ETAP tersendiri. Keuangan.
Tida adalah aset non moneter Bab 16: Liabi Liabilitas imbalan kerja SAK ETAP
k yang dapat diidentifikasi Aset tidak litas adalah seluruh bentuk Bab 23:
Berw tanpa wujud fisik. berwujud Imba imbalan yang diberikan Imbalan Kerja
ujud • SAK ETAP lan oleh yayasan pondok
Bab 22: Kerja pesantren dan unit
Penurunan usahanya kepada
Nilai Aset pegawai atas jasa yang
Aset Aset tidak lancar lain • SAK ETAP diberikan oleh pegawai
Tida adalah aset-aset tidak Bab 2: yang bersangkutan.
k lancar yang tidak dapat Konsep dan Liabi Liabilitas jangka • SAK ETAP
Lan secara layak Prinsip litas panjang lain adalah Bab 2:
car digolongkan dalam Pervasif.
Lain
Jang liabilitas jangka panjang Konsep dan
kelompok pos aset • SAK ETAP ka yang tidak dapat Prinsip
tidak lancar yang ada Bab 3: Panja digolongkan dalam Pervasif.
dan tidak material Penyajian ng kelompok pos liabilitas • SAK ETAP
untuk disajikan dalam Laporan lain jangka panjang yang ada Bab 3:
pos tersendiri. Keuangan. dan tidak material untuk Penyajian
Pend Pendapatan diterima di • SAK ETAP disajikan dalam pos Laporan
apata muka adalah penerimaan Bab 2: tersendiri. Keuangan.
n yang belum dapat diakui Konsep dan Aset Aset neto tidak terikat PSAK 45:
Diter sebagai pendapatan. Prinsip Neto adalah aset neto berupa Pelaporan
ima Pervasif.
Di
Tida sumber daya yang Keuangan
• SAK ETAP k penggunaannya tidak Entitas
Muk Bab 20: Teri dibatasi untuk tujuan Nirlaba.
a

Seminar Nasional Gabungan Bisnis & Sosial Polinema 2019


8

kat tertentu oleh pemberi dasar untuk menilai


dana atau hasil kemampuan Pondok
operasional yayasan pesantren dalam
pondok pesantren. menghasilkan kas dan
Aset Dasar pengaturan untuk PSAK 45: setara kas serta
neto aset neto tidak terikat Pelaporan menilai kebutuhan
terika antara lain aset neto Keuangan penggunaan arus kas
t terikat. Definisi Aset Entitas tersebut.
neto terikat adalah aset Nirlaba. Catat 1. Catatan atas laporan • SAK ETAP
an keuangan merupakan Bab 8:
neto berupa sumber daya
atas bagian tak terpisahkan Catatan Atas
yang penggunaannya
lapor dari laporan keuangan Laporan
dan/atau waktunya
an yayasan pondok Keuangan.
dibatasi untuk tujuan keua pesantren. Catatan • PSAK 45:
tertentu dan/atau jangka ngan atas laporan keuangan Pelaporan
waktu tertentu oleh memuat penjelasan
pemberi dana. Keuangan
mengenai gambaran Entitas
Peng 1. Penghasilan tidak • SAK ETAP umum yayasan Nirlaba.
hasil terikat adalah Bab 2: pondok pesantren,
an penghasilan yang tidak Konsep dan ikhtisar kebijakan
dan ada pembatasan tujuan Prinsip akuntansi, penjelasan
beba dan/atau waktu. Pervasif; pos-pos laporan
n • SAK ETAP keuangan dan
tidak Bab 20: informasi penting
terika
2. Beban tidak terikat lainnya.
adalah beban atas Pendapatan;
t 2. Catatan atas laporan
aktivitas yang tidak ada • PSAK 45:
keuangan disajikan
pembatasan tujuan Pelaporan
secara sistematis.
dan/atau waktu. Keuangan
Setiap pos dalam
Entitas
laporan posisi
Nirlaba.
keuangan, laporan
Pengh 1. Penghasilan terikat • SAK ETAP
aktivitas, dan laporan
asilan adalah penghasilan Bab 2: arus kas harus
dan yang ada pembatasan Konsep dan berkaitan dengan
Beban tujuan dan/atau waktu. Prinsip informasi yang ada
Terika 2. Beban terikat adalah Pervasif; dalam catatan atas
t beban yang aktivitas • SAK ETAP
laporan keuangan.
yang ada pembatasan Bab 20:
tujuan dan/atau waktu. Berdasarkan PSAK 45 terdapat 4
Pendapatan;
laporan keuangan yang wajib disusun
PSAK 45:
Pelaporan oleh pondok pesantren di Indonesia yaitu:
Keuangan Laporan posisi keuangan, Laporan
Entitas Nirlaba aktivitas, Laporan arus kas dan Catatan
Lapo 1. Laporan arus kas • SAK ETAP atas laporan keuangan. Pada prinsip
ran adalah laporan yang Bab 7: dasarnya laporan keuangan pada pondok
arus menunjukkan Laporan
kas penerimaan dan
pesantren sama dengan perusahaan
Arus Kas.
pengeluaran kas dan PSAK 45: komersil lainnya, hanya nama
setara kas selama Pelaporan rekeningnya saja yang berbeda
periode tertentu yang Keuangan disesuaiakan dengan kebutuhan pondok
dikelompokkan dalam Entitas pesantren. Laporan posisi keuangan
aktivitas operasional, Nirlaba
investasi, dan
terdiri atas asset, liabilitas dan asset neto.
pendanaan. Istilah ekuitas dirubah menjadi asset neto,
2. Informasi tentang arus karena pondok pesantren bukan dimiliki
kas berguna bagi para oleh sattu pihak dimana pihak tersebut
pengguna laporan bisa meminta imbal hasilnya, melainkan
keuangan sebagai

Seminar Nasional Gabungan Bisnis & Sosial Polinema 2019


9

dimiliki oleh seluruh masyarakat luas. kenentuan syariah maka akan diatur
Donatur hanya memberikan dalam PSAK dan ISAK Syariah. Hal
sumbangan/donasinya tapi tidak berharap terkait tujuan laporan keuangan,
untuk dikembalikan suatau saat nanti. komponen laporan keuangan, mata uang
Asset neto terdiri dari 3 macam: asset fungsional, konsistensi penyajian,
neto tidak terikat, terikat temporer dan kebijakan akuntansi, periode pelaporan,
terikat permanen. materialitas, agregasi dan saling hapus
Laporan laba/rugi diganti istilahnya diatur dalam SAK ETAP. Hasil penelitian
dengan laporan aktivitas karena pondok ini bisa menjadi pedoman bagi pondok
pesantren adalah salah satu organisasi pesantren dalam menyusun laporan
nirlaba yang tujuannya tidak untuk keuangan.
mencari laba. Laporan aktivitas Penting bagi pondok pesantren untuk
menunjukkan perubahan asset neto, baik menyusun laporan keuangan sesuai
yang didapat dari: 1. asset neto tidak dengan standar akuntansi yang
terikat (kontribusi santri, hibah pendiri seharusnya, karena hal tersebut akan bisa
dan pengurus, asset neto terikat yang meningkatkan akuntabilitas publik yang
berakhir pembatasannya dan pendapatan pada akhirnya akan bisa meningkatkan
lain, dikurangi dengan beban), 2. Asset kinerja dari pondok pesantren di
neto terikat temporer (pendapatan Indonesia. Penelitian selanjutnya bisa
dikurangi beban dari program yang meneliti secara empiris kenyataan yang
dijalankan, asset neto terikat temporer ada dilapangan dan melakukan
yang habis masa pembatasannya) totalnya pendampingan bagi pondok pesantren
merupakan perubahan asset neto terikat yang masih kesulitan dalam menyusun
permanen ditambah dengan wakaf beserta laporan keuangan.
hasilnya akan ketemu kenaikan atau
penurunan aktivitas pondok pesantren. Daftar Rujukan
Sedangkan untuk laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan pondok Andarsari, Pipit Rosita. 2016. Laporan
pesantren formatnya sama dengan Keuangan Organisasi Nirlaba
perusahaan komersil yang berdasar SAK (Lembaga Masjid). Jurnal Ekonomi
ETAP. Universitas Kadiri. Vol. 1: No. 2.

Simpulan dan Saran Arifin, Zaenal. 2014.


Pertanggungjawaban Keuangan
Penelitian ini menunjukkan bahwa
Pondok Pesantren Studi pada
penyusunan laporan keuangan di pondok
Yayasan Hazhatut Thullab. Skripsi.
pesantren didasarkan pada beberapa
STIESIA. Surabaya
standar akuntansi yaitu: SAK ETAP,
PSAK 45, PSAK dan ISAK Syariah.
Arifin, Z dan Riharjo, I.B., 2014,
Terdapat 4 laporan keuangan yang wajib
Pertanggungjawaban Keuangan
disusun oleh pondok pesantren di
Pondok Pesantren: Studi Pada
Indonesia yaitu: Laporan posisi keuangan,
Yayasan Nazhatut Thullab, Jurnal
Laporan aktivitas, Laporan arus kas dan
Ilmu & Riset Akuntansi: Vol. 3 No.
Catatan atas laporan keuangan. Dimana
11
terdapat beberapa akun yang telah
didefinisikan dan diatur pengakuan dan
Ikatan Akuntan Indonesia, 2016, Standar
penyajiannya dalam SAK ETAP dan
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
PSAK 45. Jika pondok pesantren
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP),
mengelola dana yang masuk dalam

Seminar Nasional Gabungan Bisnis & Sosial Polinema 2019


10

Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, 2016, Nikmatuniayah. 2014. Penerapan
Peraturan Standar Akuntansi Teknologi Laporan Kuangan
Keuangan Syariah, Jakarta berdasarkan SAK ETAP dan PSAK
45 IAI pada Yayasan Daruttaqwa
Ikatan Akuntan Indonesia, 2016, Kota Semarang. Prosiding SNA PP:
Peraturan Standar Akuntansi Sosial, Ekonomi, dan Humaniora.
Keuangan No. 45 (entitas Nirlaba), EISSN 2303-2472, Vol 4: No. 1.
Jakarta
Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun
Larasati, Indah, Nyimas Artina dan 1979 tentang pondok pesantren
Fernando Africano, 2013, Analisis
Sistem Informasi Akuntansi UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang
Pencatatan dan Pengelolaan Wakaf
Keuangan PadaYayasan Muqimus
Sunnah, Jurnal Zamzami, Najib. 2015. Perancangan
sistem informasi akuntansi pada
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Yayasan Al-Inayah Purwosari,
Penelitian Kualitatif. Bandung : Pasuruan. Skripsi. UIN Maulana
Penerbit PT Remaja Rosdakarya Malik Ibrahim
Offset.

Seminar Nasional Gabungan Bisnis & Sosial Polinema 2019

Anda mungkin juga menyukai