Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
C. RUANG LINGKUP
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
c. Bimbingan teknis
bimbingan teknis diberikan oleh tenaga laboratorium kepada tenaga
laborartorium lain yang memiliki kemampuan teknis di bawah laboratorium
pembimbing. Pelaksanaan dapat dilakukan oleh laboratorium pembimbing
sendiri atau laboratorium yang ditunjuk.
Pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan baik secara internal maupun
eksternal laboratorium. Tenaga laboratorium sekurang kurangnya sekali dalam
setahun mengikuti pendidikan/pelatihan tambahan atau penyegar.
A. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jumlah tenaga pelaksana dan distribusi ketenagaan dilaboratorium disesuaikan
dengan kebutuhan dan standar yang berlaku.
1. Nama Jabatan : Kepala Instalasi Laboratorium Patologi KliniK
Fungsi :
Bertindak sebagai penanggung jawab, koordinator, supervisor pelaksanaan
kegiatan dan pengembangan pelayanan laboratorium dan pelayanan pendidikan
di instalasi laboratorium.
Uraian tugas :
a. Memimpin dan mengkordinasikan kegiatan pelayanan di instalasi
laboratorium.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit pelayanan terkait sehingga produk
yang dibutuhkan oleh unit pelayanan dapat tersedia dengan cepat dan tepat
c. Menyusun program kegiatan tahunan / RKAP instalasi laboratorium
d. Mengusulkan rencana keiatan/program tahunan / RKAP kepada direktur
e. Memberi konsultasi kepada Tim Medis rumah sakit
f. Memonitor pengadaaan serta penggunaan sarana dan prasarana di instalasi
laboratorium
g. Melaksanakan, mengawasi kegiatan pelayanan laboratorium dan pelayanan
pendidikan.
h. Melakukan evaluasi terhadap efektifitas kerja sumber daya manusia (SDM)
serta sumber daya lainnya (peralatan) di instalasi laboratorium
i. Memimpin pertemuan bulanan dengan staf di instalasi laboratorium
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat pelatihan
di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan
Wewenang :
a. Menentukan keputusan menyangkut kebijaksanaan pelayanan dan
pengembangan instalasi laboratorium
b. Mengusulkan program-program yang berkaitan dengan pelayanan dan
pengembangan instalasi laboratorium kepada direktur
c. Mengusulkan tambahan alat sesuai dengan kebutuhan instalasi laboratorium
d. Memberikan teguran kepada staf yang melakukan pelanggaran dan
mengembalikan staf yang bersangkutan kepada direktur bila teguran terakhir
tidak diindahkan.
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada Direktur atas kelancaran pelaksanaan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit dan pelayanan pendidikan di instalasi
laboratorium. Bertanggung jawab kepada direktur atas pemasukan dan
pengeluaran keuangan instalasi laboratorium;
2. Nama Jabatan : Sekretaris
Fungsi : Bertindak melaksanakan seluruh urusan kerumahtanggaan di instalasi
laboratorium.
Tugas-tugas :
a. Mengkoordinir pelayanan administratif
b. Mengkoordinir pelayanan teknis medis
c. Memberi masukan pada kepala instalasi maupun koordinator pelayanan
untuk peningkatan pelayanan instalasi laboratorium
d. Menyiapkan bahan/keperluan rapat kepala instalasi laboratorium
e. Menyusun jadwal pertemuan kepala instalasi
f. Menerima tamu instalasi jika kepala instalasi laboratorium tidak berada
ditempat
g. Membantu kepala instalasi laboratorium melakukan koordinasi dengan unit
pelayanan terkait untuk kelancaran pelayanan di instalasi laboratorium
h. Membantu kepala instalasi melakukan pengawasan langsung atas kinerja
staf di instalasi laboratorium
i. Menangani sistem pencatatan, pelaporan dan distribusi surat masuk dan
surat keluar instalasi laboratorium
j. Membuat konsep surat masuk dan surat keluar untuk diajukan kepada kepala
instalasi laboratorium
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala instalasi laboratorium
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat pelatihan
di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan-laporan yang masuk.
Wewenang :
a. Meminta fasilitas untuk kelengkapan pelaksanaan pelayanan administratif
dan pelayanan tekhnis medis laboratorium atas usulan koordinator
pelayanan
b. Menunjuk staf mewakili kepala instalasi menghadiri pertemuan/rapat, atas
persetujuan kepala instalasi.
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada kepala instalasi laboratorium atas kelancaran urusan
kerumahtanggaan instalasi laboratorium.
Wewenang :
a. Melakukan verifikasi atas data keuangan laboratorium yang dilaporkan oleh
bagian keuangan rumah sakit
b. Memberikan saran / masukan kepada pimpinan atas keputusan-keputusan
keuangan yang akan diambil
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada direktur melalui kepala instalasi laboratorium
Tugas-tugas :
a. Mengawasi kelancaran pelayanan teknis medis dan administrasi setiap hari
di laboratorium
b. Melakukan bimbingan dan peningkatan mutu pelayanan teknis medis dan
administrasi di instalasi laboratorium
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Mutu mengenai kontrol
kualitas/Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu Eksternal
(PME) tes-tes di instalasi laboratorium
d. Menentukan solusi atas permasalahan dalam pelayanan teknis medis dan
administrasi di instalasi laboratorium
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S Analis, D4 Analis, SMAK atau sertifikat pelatihan
di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
Wewenang :
a. Meminta fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan medis dan
administrasi
b. Mengusulkan perbaikan / penggantian sarana dan alat laboratorium yang
dianggap bermasalah
Tanggung jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala instalasi laboratorium atas kelancaran
dan kualitas hasil pelayanan teknis medis dan administrasi di instalasi
laboratorium
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat pelatihan
di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
a. Mengusulkan program perencanaan dan pengembangan instalasi
laboratorium
b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan perencanaan dan
pengembangan instalasi laboratorium
Tanggung jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala instalasi laboratorium terhadap
pelaksanaan perencanaan dan pengembangan instalasi laboratorium
Tugas :
a. Secara teratur dan periodik membuat info lab yang memuat tes-tes dan alat –
alat yang dimiliki oleh laboratorium, baik yang lama maupun yang baru.
b. Mengkoordinasi penyebaran info lab kepada seluruh pelanggan laboratorium,
baik intern rumah sakit maupun ekstern rumah sakit.
c. Menyusun jadwal periodik sosialisasi kepada pelanggan laboratorium intern
rumah sakit, menyangkut sistem pelayanan laboratorium, antara lain jadwal
sampling ke bangsal-bangsal, jadwal pemeriksaan tes-tes tertentu, tarif dan
perubahan tarif yang berlaku dan lain sebagainya.
d. Melalui kepala instalasi laboratorium mengusulkan kepada direktur berbagai
kebijakan dan ketatapan yang menunjang pelayanan laboratorium.
e. Menyusun draft kerjasama dengan instansi lain diluar rumah sakit untuk
pemeriksaan tes-tes laboratorium, misalnya ‘general medical check-up’
f. Membuat laporan berkala mengenai hasil pencapaian informasi dan
pemasaran serta kendala yang dihadapi dan tindak lanjutnya.
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat pelatihan
di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
Wewenang :
a. Mengusulkan program kegiatan yang berkaitan dengan bidang informasi dan
pemasaran kepada kepala instalasi yang mendukung fungsi pengembangan
pelayanan laboratorium.
b. Melakukan evaluasi hasil program di bidang informasi dan pemasaran.
Tanggungjawab :
Bertanggungjawab terhadap kepala instalasi laboratorium dan atas
kelancaran kegiatan informasi dan pemasaran dalam mendukung fungsi
pelayanan laboratorium.
7. Nama jabatan : Koordinator Pengabdian Masyarakat
Fungsi :
Bertindak sebagai koordinator untuk semua kegiatan di bidang pengabdian
masyarakat.
Tugas :
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
a. Mengusulkan program kegiatan yang berkaitan dengan pengabdian
masyarakat kepada kepala instalasi
b. Melakukan evaluasi hasil program di bidang pengabdian masyarakat
Tanggung jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala instalasi atas kelancaran kegiatan
yang berhubungan dengan program laboratorium dalam rangka
pengabdian masyarakat.
8. Nama Jabatan : Tim Mutu
Fungsi :
Bertindak sebagai tim pengawas mutu pelayanan di instalasi laboratorium
rumah sakit.
Tugas :
a. Mengawasi mutu pelayanan laboratorium secara umum.
b. Bersama koordinator pelayanan mengawasi dan mengevaluasi kegiatan
pemantapan mutu internal.
c. Bersama koordinator pelayanan mengawasi dan mengevaluasi kegiatan
pemantapan mutu eksternal.
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
a. Melakukan evaluasi pelayanan laboratorium secara umum.
b. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan pemantapan mutu
internal dan eksternal.
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada direktur atas pemantapan mutu pelayanan
laboratorium
Tugas:
a. Melakukan koordinasi administratif dengan unit terkait untuk kelancaran
pelayanan di instalasi laboratorium
b. Merancang format laporan kegiatan pelayanan laboratorium yang informatif
dan simple
c. Mengusulkan format laporan kegiatan pelayanan laboratorium kepada kepala
instalasi lab.
d. Membuat laporan kegiatan pelayanan di instalasi laboratorium (bulan/tahun)
e. Melakukan verifikasi atas usulan permintaan kebutuhan bahan
laboratorium/reagensia dan sarana/prasarana, sebelum diteruskan kepada
kepala instalasi laboratorium
f. Melakukan monitoring dan pengawasan langsung penggunaan sarana dan
prasarana di instalasi laboratorium
g. Melakukan koordinasi dengan koordinator terkait dalam lingkup laboratorium,
menyusun program pelatihan dan pengembangan serta pendayagunaan
SDM di instalasi laboratorium
h. Melakukan koordinasi dengan bagian SDM/Bagian Kesejahteraan RS yang
berkaitan dengan staf di instalasi laboratorium
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala instalasi laboratorium
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat pelatihan
di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan
Wewenang :
a. Melakukan seleksi administratif bagi setiap pengguna jasa laboratorium di
instalasi laboratorium
b. Memberikan saran/masukan kepada kepala instalasi dalam hal pengambilan
keputusan administratif serta pengembangan dan pendayagunaan SDM
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada kepala instalasi dalam hal administrasi umum,
logistik, sarana dan prasarana/alat, serta sumber daya manusia (SDM) di
instalasi laboratorium
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
Wewenang :
a. Menolak barang/bahan lab/alkes yang tidak sesuai dengan usulan
permintaan
b. Mengurangi/ menambah permintaan/pemesanan berdasarkan kebutuhan
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada kepala instalasi melalui penanggung jawab
administratif
Tugas:
a. Menyusun permintaan kebutuhan barang cetakan ( triwulan dan tahun)
b. Mengusulkan daftar kebutuhan barang cetakan kepada direktur setelah
disetujui oleh kepala instalasi laboratorium
c. Melayani permintaan barang cetakan ( FPP = Formulir Permintaan
Pemeriksaan) dari ruang perawatan/poliklinik
d. Melayani permintaan kebutuhan barang cetakan, ATK dan barang kelontong
di laboratorium
e. Melakukan koordinasi dengan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
(IPS-RS) untuk pemeliharaan dan perbaikan alat/sarana di laboratorium
f. Menghubungi rekanan terkait jika terjadi trouble pada alat
g. Melakukan pencatatan yang baik dan benar untuk setiap mutasi alat
inventaris medis dan non medis/mobiler di laboratorium
h. Membuat laporan persediaan barang cetakan, ATK, dan barang kelontong
setiap bulan
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat pelatihan
di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan
Wewenang :
a. Membatasi permintaan dari ruangan-ruangan berdasarkan kebutuhan
b. Mendapatkan training (khusus maintanance) bagi setiap alat baru di
laboratorium
Tanggung Jawab :
Bertanggungjawab kepada kepala instalasi melalui penanggung jawab
administratif.
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat pelatihan
di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
Menunda permohonan cuti/ijin staff dengan alasan/pertimbangan ketersediaan
tenaga yang terbatas sehingga dapat mempengaruhi pelayanan di instalasi
laboratorium
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada kepala instalasi melalui penanggung jawab
administratif
Tugas :
a. Menyusun/membuat daftar piket pagi bagi analis di instalasi laboratorium
b. Mengatur kelancaran seluruh aktifitas pelayanan rawat jalan (sampling dan
petugas sampling, distribusi sampel, admin, hasil lab)
c. Melakukan koordinasi dengan bagian logistik/sarana/prasarana laboratorium
patologi klinik untuk kebutuhan pelayanan
d. Melakukan pengawasan dan monitoring kinerja analis dan kepala ruangan
(karu) termasuk tertib admin/entry data, serta penggunaan regensia,
alkes/cetakan secara efisien dan efektif
e. Menangani permasalahan teknis pelayanan rawat jalan yang timbul sebelum
diteruskan ke penanggung jawab teknis medis di instalasi laboratorium
f. Melakukan verifikasi atas laporan kegiatan ruangan (rawat jalan) yang dibuat
oleh koordinator pelayanan setiap akhir bulan, sebelum diserahkan
penanggung jawab administrasi
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
a. Memberikan teguran pembinaan kepada staf dalam hal pelayanan rawat
jalan di instalasi laboratorium
b. Memberikan masukan kepada kepala ruangan (karu) dalam pengaturan
kerja staf di ruangannya untuk optimalisasi tugas/pekerjaan
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada koordinator pelayanan melalui penanggung
jawab teknis medis.
Wewenang :
a. Mengusulkan fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan medis
kepada koordinator pelayanan
b. Mengusulkan perbaikan/penggantian sarana dan alat laboratorium yang
dianggap bermasalah untuk kepentingan pelayanan medis kepada
koordinator pelayanan.
Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab kepada koordinator pelayanan dalam hal pelayanan
teknis medis rawat jalan, rawat inap, pelayanan 24 jam dan bank darah di
instalasi laboratorium.
Wewenang :
a. Memberikan teguran/pembinaan kepada staf dalam hal pelayanan rawat inap
di instalasi laboratorium
b. Memberikan masukan kepada koordinator pelayanan dalam pengaturan kerja
staf di ruangannya untuk optimalisasi tugas/pekerjaan
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada kepala instalasi atas kelancaran pelayanan
teknis medis
16. Nama Jabatan : Penanggung Jawab Layanan 24 jam dan Bank Darah Rumah
Sakit (BDRS)
Fungsi :
Bertindak sebagai penanggung jawab kegiatan layanan 24 jam, serta membantu
kepala instalasi laboratorium dalam kelancaran pelayanan laboratorium dan
bertindak sebagai koordinator kegiatan pelayanan bank darah rumah sakit
termasuk kegiatan donor darah yang dilaksanakan di rumah sakit.
Tugas :
a. Melaksanakan dan mengawasi semua kegiatan pelayanan 24 jam termasuk
kontrol mutu (Pemantapan Mutu Internal).
b. Membuat laporan permintaan dan pemakaian bahan laboratorium ke bagian
logistik.
c. Berkoordinasi dengan bagian sarana dan prasarana laboratorium bila terjadi
masalah pada alat inventaris laboratorium .
d. Berkoordinasi dengan bagian teknis medis bila ada masalah pada hasil
laboratorium.
e. Membuat permintaan bahan dan fasilitas yang diperlukan untuk pelayanan.
f. Melakukan dan mengawasi semua kegiatan pelayanan BDRS.
g. Melakukan kegiatan teknis sesuai protap dan pedoman kerja BDRS.
h. Berkoordinasi dengan kolektor IRD untuk penyetoran dan penerimaan
keuangan BDRS.
i. Membuat laporan keuangan bulanan yang akan diserahkan ke mobilisasi
dana rumah sakit dan bendahara Pembina setelah diketahui Kepala
Instalasi.
j. Membuat laporan pelayanan bulanan BDRS dan menyerahkannya ke bagian
rekam medik dan UDD Pembina Sulsel setelah diketahui kepala instalasi
laboratorium.
k. Melayani penitipan darah dari Instalasi Perawatan bila transfusi tertunda.
l. Mengajukan permintaan stock darah dan reagens ke UTD Propinsi Sulsel.
m. Berkoordinasi dengan UDD Pembina untuk pelaksanaan donor darah di
rumah sakit
n. Segera menghubungi koordinator dan subkomite transfusi darah dalam hal
pengambilan kebijakan / jawaban atas komplain.
o. Mengatur jadwal jaga / dinas setiap bulan.
p. Memberi arahan intern (teknis dan non teknis) kepada staf BDRS.
q. Berkoordinasi dengan bagian sarana dan prasarana laboratorium bila terjadi
masalah pada alat inventaris BDRS.
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2 Kesehatan, S1 Analis, D3 Analis, SMAK atau sertifikat
pelatihan di bidang laboratorium dan BDRS
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium dan BDRS
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Fungsi :
Bertindak sebagai penanggungjawab pelayanan, pendidikan dan pengembangan
dalam bidang Patologi Anatomi, Klinik Rutin, Hematologi Klinik, Imunologi Klinik,
Kimia Klinik, Mikrobiologi dan parasit di instalasi laboratorium.
Tugas :
a. Mengawasi kelancaran pelayanan setiap hari di bidang masing-masing.
b. Mengawasi pelaksanaan kontrol kualitas/PMI (Pemantapan Mutu Internal) di
bidang masing-masing.
c. Melakukan evaluasi hasil PMI secara harian maupun bulanan di bidang
masing-masing.
d. Mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal (PME) secara berkala di bidang
masing-masing
e. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Pelayanan dan Tim mutu
terhadap evaluasi hasil PMI maupun PME.
f. Melakukan koordinasi dengan Koordinator Pelayanan dalam mencari dan
menentukan solusi atas permasalahan yang timbul di laboratorium di bidang
masing-masing
g. Bersama – sama dengan koordiantor pelayanan mengusulkan kebutuhan
reagen, alat dan bahan di bidang masing-masing.
h. Mengupayakan pengembangan tes-tes di bidang masing-masing.
Persyaratan jabatan :
a. Pegawai Negeri Sipil.
b. Berijazah S2, Patologi Anatomi,S2 Kesehatan, D4 Analis, D3 Analis, SMAK
atau sertifikat pelatihan di bidang laboratorium.
c. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional.
d. Menguasai permasalah, peraturan pemerintah tentang laboratorim.
e. Berpengalaman luas di bidang laboratorium
f. Mampu menganalisa situasi dan laporan.
g. Bersedia bekerja di luar jam kerja apabila diperlukan.
Wewenang :
a. Meminta fasilitas yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pelayanan
laboratorium di bidang masing-masing.
b. Mengusulkan perbaikan / penggantian alat yang dianggap bermasalah
c. Mengusulkan pengadaan alat / metode baru untuk tes – tes di bidang
masing-masing
Tanggung jawab :
a. Bertanggungjawab terhadap kepala instalasi laboratorium melalui koordinator
pelayanan terhadap kelancaran pelayanan laboratorium di bidang masing-
masing
b. Membuat rencana kebutuhan/ Rencana Kerja Anggaran Program (RKAP)
tahunan untuk pelayanan di bidang masing- masing.
A. PENGATURAN JAGA
Guna kelancaran dalam pelaksanaan pelayanan laboratorium , koordinator
ruangan bersama koordinator rawat jalan dan rawat inap bersama menyusun /
membuat daftar jaga / shif sore, malam, hari minggu / raya bagi staf/ analis
dilaboratorium serta mengatur kelancaran seluruh aktifitas pelayanan ( sampling ,
petugas sampling , distribusi sampel ,administrasi dan hasil pemeriksaan )
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Instalasi laboratorium harus mempunyai denah ruang dan tata ruang yang
baik, sesuai dan memperoleh sinar matahari/cahaya yang cukup ,tersedia ruang
terpisah alur pelayanan untuk ruang tunggu/penerimaan pasien / sampel , ruang
pengambilan sampel, ruang pengelolaan sampel, ruang administrasi,ruang istirahat
.Denah Ruang laboratorium yang lengkap (termasuk letak telepon,alat pemadam
kebakaran,pintu keluar darurat ) digantungkan dibeberapa tempat yang mudah
terlihat.
A. STANDAR FASILITAS
1. Secara umum tersedia ruang terpisah untuk :
a. Ruang penerimaan : ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan
spesimen masing- masing sekurang-kurangnya mempunyai luas 6 m2
b. Ruang pemeriksaan : banyaknya tergantung jumlah dan jenis pemeriksaan
yang dilakukan, masing-masing sekurang- kurangnya mempunyai luas 15
s/d 30 m2 untuk bank darah dan pemeriksaan mikrobiologi masing-masing
memiliki ruangan terpisah.
c. Ruang admistrasi/pengolahan sampel : sekurang-kurangnya mempunyai
luas 6m2
1. Persyaratan konstruksi ruang laboratorium rumah sakit adalah :
a. Dinding terbuat dari bahan porselin atau keramik setinggi 1,50 m dari atas
lantai.
b. Tinggi langit – langit antara 2,70 – 3,30 m dari lantai
c. Lebar pintu minimal 1,20 m dan maksimal 2,10 m.
d. Ambang bawah jendela minimal 1,00 dari lantai
e. semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai
f. Lantai terbuat dari bahan yang kuat,mudah dibersihkan,berwarna terang
dan tahan terhadap kerusakan oleh bahan kimia.
g. Meja beton dilapisi keramik/porselin dengan tinggi 0,80 – 1,00 m
h. Dinding ruang dapur,kamar mandi /toilet dilapisi porselin atau keramik
minimal 1,50 m dari atas lantai.
i. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.
1. Fasilitas penunjang rumah sakit meliputi :
a. Kamar mandi/WC pasien dan petugas
b. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium
c. Keselamatan dan keamanan kerja
d. Ventilasi : 1/3 x luas lantaiatau AC i PK/20 m2
e. Penerangan : 5 Watt/m2
f. Air bersih , mengalir : 50Liter/pekerja/hari
g. Daya listrik :2200 V A s/d 3300 V
4. Persyaratan fasilitas toilet dilaboratorium rumah sakit adalah :
a. Harus terpelihara dan dalam keadaan bersih
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat ,kedap air,tidak licin,berwarna terang
dan mudah dibersihkan
c. Pembuangan air limbah dari toilet dilengkapi dengan penahan bau ( water
seal )
d. Letak toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur,kamar operasi dan
ruang khusus lainnya .
e. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar
f. Toilet Pria dan wanita harus terpisah
g. Toilet petugas harus terpisah dengan toilet pasien
h. Toilet pasien harus terletak ditempat yang mudah dijangkau dan ada
petunjuk arah
i. Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara
kebersihan
j. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan airyang dapat menjadi
tempat perindukan nyamuk
5. Ruangan laboratorium
a. Seluruh ruangan dalam laboratorium harus mudah dibersihkan
b. Pertemuan antara dua dinding dibuat lengkung
c. Permukaan meja kerja harus tidak tembus air, juga tahan asam, alkali,
larutan organik dan panas yang sedang.tepi meja dibuat melengkung.
d. Perabot yang digunakan harus terbuat dari bahan yang kuat
e. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah dibersihkan.
f. Ada dinding pemisah antar ruang pasien dan laboratorium
g. Penerangan dalam laboratorium harus cukup
h. Permukaan dinding,langit-langit dan lantai agar rata agar mudah
dibersihkan,tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
i. Tersedianya bak cuci tangan dengan air mengalir dalam setiap ruangan
laboratoriu dekat pintu keluar.
j. Pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan label KELUAR,alat penutup
pintu otomatis dan diberi label BAHAYA INFEKSI .
k. Tempat-tempat sampah dilengkapi dengan kantong plastik
l. Tempat sampah kertas,sarung tangan karet/plastik,dantabung plastik harus
dipisahkan dari tempat sampah gelas/kaca/botol.
m. Tersedia ruang ganti pakaian,ruang makan/minum dan kamar kecil.
n. Tanaman hias dan hewan piaraan tidak dibolehkan berada diruang kerja
laboratorium.
6. Koridor , Gang , Lantai dan Tangga
a. Lantai laboratorium harus bersih,kering dan tidak licin
b. Koridor,tangga dan gang harus bebas dari halangan
c. Tangga yang memiliki lebih dari 4 anak tangga dilengkapi dengan pegangan
tangan
d. Permukaan anak tangga rata dan tidak licin
e. Penerangan dikoridor dan gang cukup
7. Sistem ventilasi
a. Ventilasi laboratorium harus cukup
b. Jendela laboratorium harus dapat dibuka ,harus dilengkapi kawat anti
nyamuk/anti lalat
c. Udara dalam laboratorium harus dibuat mengalir searah
8. Fasilitas air dan Listrik
a. Tersedianya aliran listrik dan generator dengan kapasitas yang memadai
b. Tersedianya fasilitas air PAM/Pompa/sumur artesis dengan kualitas air
yang memadai sesuai dengan kebutuhan laboratorium.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
3. Penyimpanan dokumen
Setiap laboratorium harus menyimpan dokumen- dokumen :
a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium
b. Hasil pemeriksaan Laboratorium
c. Surat permintaan dan hasil rujukan
B. PENGELOLAAN SPESIMEN
Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa : darah (whole blood),
serum, plasma, urin, tinja, sputum, cairan otak, bilasan lambung, apus tenggorok,
apus rektum, sperma, pus, cairan pleura, cairan arcites, sekret( uretra, telinga,
hidung, mata ).
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium merupakan kegiatan pelayanan kesehatan yang tidak
terpisahkan dengan kegiatan [elayanan kegiatan kesehatan lainnya untuk
menunjang upaya peningkatan kesehatan , pencegahan dan pengobatan penyakit
serta pemulihan kesehatan perorangan ataupun masyarakat. Tujuan melakukan
suatu pemeriksaan laboratorium antara lain untuk uji saring, diagnostik, dan evaluasi
hasil pengobatan dan surveilan. Pemeriksaan laboratorium meliputi: pemeriksaan
hematologi, imunologi, kimia klinik, klinik rutin, mikrobiologi dan patologi anatomi
yang mencakup pra analitiuk, analitik, pasca analitik.
1. Persiapan
Persiapan pasien secara umum. Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen
pada keadaan basal
a. Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8 – 12 jam sebelum
diambil darah ( lihat tabel )
b. Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07 00 - 09 00.
Pemeriksaan yang perlu puasa
Glukosa Puasa 10 12 jam
TTG ( tes toleransi glukosa ) Puasa 10 12 jam
Trgliserida Puasa 10 12 jam
Asam urat Puasa 10 12 jam
VMA Puasa 10 12 jam
Renin (PRA) Puasa 10 12 jam
Insulin Puasa 8 jam
C Peptide Puasa 8 jam
Gastrin Puasa 12 jam
Aldosteron Puasa 12 jam
Homocysteine Puasa 12 jam
LP (a ) Puasa 12 jam
PTH intact Puasa 12 jam
Apo A1 Dianjurkan Puasa 12 jam
Apo B Dianjurkan Puasa 12 jam
k. Umur, Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah ,kadar
Hb dan hitung eritrosit jauh lebih tinggi neonatus dibandingkan orang dewasa.
l. Ras, jumlah lekosit orang kulit hitam amerika lebih rendah dibandingkan orang
kulit putih.
m. Jenis kelamin (gender ),Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh
jenis kelamin.kadar besi serum dan kadar Hb berbeda pada wanita dan pada
pria.
n. Kehamilan, bila pemeriksaan dilakukan pada pasien hamil,sewaktu
interpretasi hasil perlu mempertimbangkan masa kehamilan wanita
tersebut.Pada kehamilan terjadi pengenceran darah ( hemodilusi ) Yang
dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus meningkat sampai minggu ke
– 35 kehamilan.
3. Pengambilan
a. Peralatan
Secara umum peralatan yang digunakan harus bersih ,kering , tidak
mengandung bahan kimia atau deterjen , terbuat dari bahan yang tidak
terpengaruh dari zat – zat pada spesimen, untuk pengambilanspesimen
pembiakan harus steril.
b. Wadah
Wadah spesimen harus terbuat dari gelas atau plastik,tidak bocor , tidak
mengandung bahan kimia,bersih,kering dan steri l, wadah untuk urin dan
feses ,sputum harus bermulut lebar.
c. Pengawet
Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan kedalam sampel agar analit
yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya untuk kurun
waktu tertentu.
d. Waktu
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari,terutama
untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan imunologi karena umumnya
nilainya ditetapkan pada keadaan basal.
e. Lokasi
Sebelum pengambilan spesimen ,harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi
pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
f. Volume
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
g. Teknik
Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan cara yang benar, agar
spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.
4. Pemberian identitas
Pemberian identitas dan atau spesimen merupakan hal penting , baik pada
saat pengisian surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium ,pendaftaran , label wadah spesimen. Pada surat pengantar
/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya mencantumkan :
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Identitas pasie ( Nama,umur , jenis kelamin , alamt / ruang ) termasuk rekam
medik.
d. Identitas pengirim nama , alamat , nomor telepon )
e. Nomor laboratorium
f. Diagnosis / keterangan klinik
g. Obat – obatan yang telah digunakan dan lama pemberian
h. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
i. Jenis spesimen dan lokasi pengambilan spesimen
j. Volume spesimen
k. Transpor media dan pengawet yang digunakan
l. Nama pengambil spesimen
D. PENGELOLAAN LIMBAH
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat
dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan
limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.
6. Dokuntasi /arsip
Setiap laboratorium harus mempunyai sistem dokumentasi yang lengkap. Hasil
suatu kegiatan pencatatan a/ laporan haruslah berupa dokumen yang lengkap,
jelas dan mudah dimengerti serta tidak melupakan efisiensi waktu penyampaian
dokumen tersebut kepada peminta pemeriksa.tersedia buku ekspedisi di
dalam / luar laboratorium. Kasus tertukar dan hilangnya spesimen dapat terjadi
baik di dalam transportas luar sehingga hal ini harus dihindarkan.
Setiap peralatan yang ada harus dibuat protap pengoperasiannya serta dipantau
penggunaannya dan diuji mitu secara berkala.
1. Centrifuse
a. Perawatan
Keseimbangan diperlukan selama selama centrifugasi, karena bila tidak
seimbang akan terjadi getaran.getaran ini akan semakin hebat pada saat
terjadi percepatan dan perlambatan.Apabila hal ini terjadi selain
mengakibatkan sedimen yang terbentuk dapat terurai juga akan
mempercepat rusaknya alat.
b. Kalibrasi
c. Kecepatan putaran centrifus harus diperiksa paling sedikit setiap 3 bulan
sekali menggunakan alat yang disebut tachometer.
2. Pipet
a. Perawatan
pipet harus dilakukan dengan baik.sisa larutan terutama yang bersifat kental
seperti serum, plasma atau darah harus dibersihkan menggunakan deterjen
dan secara berkala direndam dalam cairan pelarut proteinseperti
extran.Apabila pipet tersumbat bekuan darah dapat direndam dalam larutan
KOH 10 % selama semalam.untuk pipet semiotomatik perawatan harian
cukup dibersihkan menggunakan lap basah dan mengeringkan kembali.
b. Kalibrasi
Sebelum menggunakan pipet sebaiknya dilakukan kalibrasi untuk mengetahui
besar penyimpangan yang mungkin terjadi.Batas penyimpangan yang masih
diperbolehkan untuk pemeriksaan rutin di laboratorium adalah 0,1%.
3. Fotometer
a. Perawatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1) Gunakan lampu yang sesuai dengan fotometer
2) Tegangan listrik harus stabil
3) Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 30 menit supaya cahaya lampu
menjadi stabil.
4) Monokromator atau filter harus bersih ,tidak lembab dan berjamur
5) Kuvet harus tepat meletakkannya
6) Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet
7) Untuk pemeriksaan enzimatik,kuvet harus diinkubasi pada suhu yang
sesuai dengan suhu pemeriksaan
8) Fotometer dijaga kebersihannya,bersihkan permukaannya dengan
alkohol 70 % dan Amolifler/ pengolah siknal harus berfungsi baik
b. Kalibrasi
Beberapa hal yang perlu dikalibrasi dengan fotometer:
1) Ketepatan panjang gelombang.Panjang gelombang yang dihasilkan
harus sesuai dengan yang dinyatakan pada monitor/ layar
2) Cara menguji ketepatan panjang gelombang berdasarkan pengamatan
warna,dengan warna sinar, dengan lampu deuterium ,dengan filter
didynium, dengan standar filter bersertifikat
3) Lineritas
Yang dimaksud dengan linearitas fotometer adalah kemampuan metode
analisis suatu sistem pemeriksaan yang memberikan respon proporsional
terhadap konsentrasi analit dalam sampel.
4) Cahaya nyasar
Cahaya nyasar adalah cahaya diluar cahaya dengan panjang gelombang
yang sampai pada detektor,menyebabkan absorbsi lebih rendah dari
yang seharusnya.
5) Point of care testing ( POCT )
G. TROUBLE SHOOTING
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidakcocokan
hasil,malfungsi alat maupun kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin
disebabkan oleh karena adanya gangguan pada peralatan ,perlu adanya
pemecahan masalah ( Troubleshooting ). Merupakan proses atau kegiatan untuk
mencari penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak memuaskan , dan memilih
cara penanganan yang benar untuk mengatasinya .Makin canggih suatu alat , akan
makin kompleks permasalahan yang mungkin terjadi.
BAB V
LOGISTIK
A. MACAM / JENIS
1. Reagen
a. Menurut tingkat kemurniannya reagen dibagi menjadi :
1) Reagen tingkat analitis ( Analytical Reagen ),reagen yang terdiri atas zatt
kimia yang mempunyai kemurnian sangat tinggi
2) Zat kimia tingkat lain,zat kimia yang tersedia dalam tingkatan dan
penggunaan yang berbeda.
a. Menurut cara pembuatannya dibagi menjadi :
1) Reagen buatan sendiri
2) Reagen jadi ( komersil )
1. Standar
Standar adalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan
diperoleh dengan cara penimbangan.ada 2 macam standar, yaitun :
a. Standar primer,standar yang merupakan zat termurni dalam kelasnya yang
menjadi standar untuk semua zat lain.
b. Standar sekunder,merupakan zat-zat yang konsentrasi dan kemurniannya
ditetapkan melalui analisis dengan perbandingan terhadap standar primer.
2. Bahan kontrol
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu
pemeriksaan dilaboratorium ,atau mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-
hari.
Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber bahan kontrol, dapat berasal dari manusia, binatang, atau merupakan
bahan kimia murni.
b. Bentuk bahan kontrol , menurut bentuknya ,yaitu bahan cair, bentuk padat
bubuk (bentuk liofilisat ) dalam bentuk strip
c. Buatan,dapat dibuat sendiri atau dapat dibeli dalam bentuk sudah jadi.Ada
beberapa macam bahan kontrol yang dibuat sendiri,yaitu :
1) Bahan kontrol yang dibuat dari serumkumpulan (pooled sera) merupakan
campuran dari bahan sisa serum pasien yang sehari-hari dikirim
kelaboratorium.
2) Bahan kontrol yang dibuat dari kimia murni sering disebut larutan spikes
3) Bahan kontrol yang dibuat dari lisat,disebut juga hemolisat.
3. Air
Air kemungkinan merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan
dilaboratorium tetapi air merupakan bahan terpenting dan paling sering digunakan
,oleh karena itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar seperti
halnya bahan lain yang digunakan dalam analisis.
4. Media
Media/ medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba.
Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik dalam suatu media , perlu dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikur :
a. Harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmose ,tegangan muka dan PH yang sesuai.
c. Tidak mengandung zat-zat penghambat
d. Harus steril.
a. Konsistensi / kepadatan
Berdasarkan susunan kimianya, terdapat berbagai jenis media yaitu :
1) Media cair ( liquid medium ),yaitu media bentuk cair (broth) misalnya air
pepton , tarozzi dll.
2) Media setengah padat (semi solid medium ),misalnya sim agar, Carry and
Blair dll
3) Media padat ( solid medium ),yaitu media bentuk padat / beku misalnya :
media wortel,media kentang,media agar dan lain-lain
a. Fungsi
Berdasarkan fungsinya, terdapat berbagai jenis media :
1) Transfor media perbenihan yang digunakan untuk mengirim spesimen dari
suatu tempat kelaboratorium
Contoh : Carry and Blair untuk tinja/rectal swab
1) Enrichment : perbenihan yang digunakan untuk memperbanyak
bakteri,baik yang ada didalam spesimen maupun maupun koloni-koloni
yang kecil-kecil.
Contoh : BrainHeartInfusion untuk darh (aerob )
3) Enrichmentexlusive media : perbenihan yang dapat memperbanyak
bakteri sedangkan bakteri lainnya dihambat atau tidak dapat tumbuh
Contoh :Alkalis pepton water untuk vibrio spp
4) Exclusive media : Perbenihan yang dapat ditumbuhi segolongan bakteri
saja,sedangkan bakteri lainnya tidak dapat tumbuh dan dapat dibedakan
koloni dan spesiesnya.
Contoh : Blood tellurite untuk vibrio cholera
5) Selektive media : perbenihan yang dapat digunakan untuk membedakan
golongan satu dengan lainnya ,sehingga dapat dipilih ,sehingga dapat
dipilih koloni-koloni yang dicari.
Contoh : Blood Agar,Brain Heart infusion agar
d. Cara pembuatan
Berdasarkan cara pembuatannya ,terdapat 2 jenis media yaitu :
1) Media buatan sendiri
a) Dari bahan dasar
b) Dari media dehidrasi
1) Media jadi ( komersil )
B. DASAR PEMILIHAN
Pada umumnya memilih bahan laboratorium yang akan dipergunakan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Besarnya biaya untuk satuan ( lebih ekonomis )
9. Pemasok ?vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual
C. PENGADAAN
Pengadaan bahan laboratorium harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan
yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal,sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan yang
dibutuhkan diluar rutin atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
1. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6 – 12 bulan yang laludan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6 – 12 bulan tahun yang akan datang ,untuk itu
jumlah rata – rata pemakaian bahan untuk satu buln harus dicatat.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time )
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima
dari pemasok perlu diperhitungkan , terutama untuk bahan yang sulit didapat.
D. PENYIMPANAN
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secar cermat dengan
mempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
Pertama masuk-pertamakeluar (FIFO=first in – first out ),yaitu barang-barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.hal yang
iniuntuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu / kelembaban
4. Lama /waktu penyimpanan dengan melihat kadaluarsa
5. incompability
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
1. Patient safety adalah mengidentifikasi & mengontrol risiko yang dapat
mencederai pasien,mencegah terjadinya cedera, membuat pasien aman
2. Patient safety merupakan transformasi kultural, dengan perubahan budaya yang
diharapkan adalah : cultur safety, blame-free culture, reporting culture, dan
learning culture sehingga diperlukan upaya transformasi yang menyangkut
intervensi multilevel dan multi dimensi yang terfokus pada misi dan strategi
organisasi, leadership style serta budaya organisasi.
3. Patient safety suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi
solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
B. TUJUAN
1 Tujuan Umum :
a) Membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien serta terlaksananya
implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan pelayanan
dilaboratorium. Pengelolaan medication error sangat penting dilakukan
dimanapun medikasi diberikan.
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarg
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
1) Orang
6) Budaya
a) Faktor budaya sangat bepengaruh besar terhadap pemahaman
kesalahan dan keselamatan pasien.
b) Pilosofi tentang keamanan ; keselamatan pasien tergantung kepada
pilosofi dan nilai yang dibuat oleh para pimpinanan pelayanan
kesehatan
c) Jalur komunikasi : jalur komunikasi perlu dibuat sehingga ketika terjadi
kesalahan dapat segera terlaporkan kepada pimpinan (siapa yang
berhak melapor dan siapa yang menerima laporan).
d) Budaya melaporkan , terkadang untuk melaporkan suatu kesalahan
mendapat hambatan karena terbentuknya budaya blaming . Budaya
menyalahkan (Blaming) merupakan phenomena yang universal. Budaya
tersebut harus dikikis dengan membuat protap jalur komunikasi
yang jelas.
e) Staff – kelebihan beban kerja, jam dan kebijakan personal. Faktor
lainnya yang penting adalah system kepemimpinan dan budaya dalam
merencanakan staf, membuat kebijakan dan mengantur personal
termasuk jam kerja, beban kerja, manajemen kelelahan, stress dan sakit
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN
1) “ Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktiitas yang optimal
meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan
syarat kesehatan. Pada hakekatnya merupakan penyerasian kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja yang wajib diselenggarakan oleh setiap
tempat kerja “ .( U.U Kesehatan No.23 Tahun 1992 tentang Keseshatan ,Pasal
23 )
2) “ Keselamatan kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan, kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran
lingkungan yang pada umumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan
harta benda bagi pekerja dan masyarakat yang berada dilingkungannya “.
( Undang- undang no 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan )
3) Laboratorium Kesehatan : Adalah sarana Kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, Penetapan dan Pengujian Terhadap bahan yang Berasal dari
Manusia atau bukan dari bahan Manusia untuk penentuan Jenis Penyakit,
kondisi kesehatan atau Faktor yang dapat Berpengaruh Pada Kesehatan
Perorangan dan Masyarakat.
B. TUJUAN
1. Acuan dalam melaksanakan tugas laboratorium
2. Meningkatkan pengetahuan petugas terhadap resiko terjadinya kecelakaa dan
gangguan kesehatan akibat kegiatan laboratorium.
3. Menjamin mutu pekerjaan dilaboratorium
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA
Ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja meliputi upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan kecelakaan atau gangguan kesehatan petugas
laboratorium termasuk pengunjung atau pasien dan lingkungannya disemua jenis
dan jenjang pelayanan laboratorium.
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal dari
faktor fisik, biologi, kimia, ergomik dan psikososial dengan akibat dapat menggangu
kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium serta lingkungannya.Seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran ,khususnya
kemajuan dibidang teknologi laboratorium, maka resiko yang dialami juga semakin
meningkat.
Mengingat besarnya resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan yang dapat
terjadi akibat kegiatan laboratorium, maka diperlukan pengelolaan K3 Laboratorium
yang baik melalui penerapan K3.
Penerapan manajemen K3 adalah agar seluruh kegiatan K3 dapat terlaksana
melalui proses identifikasi, perencanaan, pelaksanaan , pemantauan dan evaluasi
serta kegiatan pengendalian, pengawasan dengan baik
Penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan K3 adalah kepala
Laboratorium, yang dapat membentuk tim k3 atau menunjuk petugas k3 , yang
terdiri dari ketua dan beranggotakan staf yang memahami K3 dari berbagai unit
yang ada disetiap laboratorium.
Tugas Tim K3 sebagai berikut :
1. Identifikasi
Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan ditempat dan
lingkungan kerja biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal ( walk
through survey ).untuk mengenal bahaya dan resiko lingkungan kerja dengan
baik dan tepat diperlukan informasi mengenai :
a. Alur proses dan cara kerja yang digunakan
b. Bahan kimia,media dan reagen yang digunakan
c. Spesimen yang diperiksa
d. Sarana, prasarana dan alat laboratorium
e. Limbah yang dihasilkan
f. Efek kesehatan dari bahan berbahaya ditempat dan lingkungan kerja
g. Kecelakaan Kerja, Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidakterduga dan
tidak diharapkan. Biasanyakecelakaan menyebabkan, kerugian materialdan
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.
h. Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenisyaitu :
1) Kecelakaan medis, jika yangmenjadi korban pasien
2) Kecelakaan kerja, jika yangmenjadi korban petugas laboratorium itu
sendiri.
i. Penyebab kecelakaan kerja dapatdibagi dalam kelompok
1) Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
a) Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b) Lingkungan kerja
c) Proses kerja
d) Sifat pekerja
e) Cara kerja
2) Perbuatan berbahaya (unsafe action), yaitu perbuatan berbahaya dari
manusia, yang dapat terjadi antara lain karena
a) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b) Cacat tubuh yang tidak kentara ( bodily defect )
c) Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d) Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
a. Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :
Mengambil sample darah / cairan tubuh lainnya Hal ini merupakan pekerjaan
sehari-hari dilaboratorium Akibat : Tertusuk jarum suntik-Tertular virus AIDS,
Hepatitis B
Pencegahan :
1) Gunakan alat suntik sekali pakai
2) Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah
dipakai tapi langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan
(sebaiknya gunakan destruction clip)
3) Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup
a. Risiko terjadi kebakaran (sumber : bahan kimia, kompor) bahan desinfektan
yang mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun Kebakaran terjadi
bila terdapat 3 unsur bersama-sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah
terbakar dan panas.
Pencegahan :
1) Konstruksi bangunan yang tahan api
2) Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah
terbakar
3) Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran•
4) Sistem tanda kebakaran , Manual yang memungkinkan seseorang
menyatakan tanda bahaya dengan segera, Otomatis yang
menemukan kebakarandan memberikan tanda secara otomatis
5) Jalan untuk menyelamatkan diri
6) Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
7) Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.
Pencegahan :
a) Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
b) Pengaturan ventilasi dan penyediaan airminum yang cukup
memadai.
c) Menurunkan getaran dengan bantalan antivibrasi
d) Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
e) Pelindung mata untuk sinar laser
f) Filter untuk mikroskop
5) faktor psikologis ( ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat
darurat, karantina dll.). Beberapa contoh faktor psikososial di
laboratorium kesehatan yang dapat menyebabkan stress :
a) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan
menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium
kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan
cepat diserta idengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
b) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
c) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan
atau sesama teman kerja.
d) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerjadi sektor
formal ataupun informal.
6) Faktor Biologis
Pencegahan :
a) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang
kebersihan,epidemilogi dan desinfeksi.
b) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikandalam keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan
alami untuk bekrjadengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
c) Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar
(GoodLaboratory Practice)
d) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan
yangbenar.
e) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan
infeksiusdan spesimen secara benar
f) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
g) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
h) Kebersihan diri dari petugas.
1. Perencanaan
a. Analisa sesuai kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium
kesehatan.analisa situasi merupakan langkah pertama yang harus
dilakukan, dengan melihat sumber daya yang dimiliki, sumber dana yang
tersedia dan bahaya potensial apa yang mengancam laboratorium
kesehatan.
b. Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium dan
bahaya potensialnya dengan mengadakan inspeksi tempat kerja dan
melakukan pengukuran lingkungan kerja.dari kegiatan ini dapat ditemukan
masalah - masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Alternatif upaya penanggulangannya .Dari masalah yang ditemukan dicari
alternatif upaya penanggulangannya berdasarkan dana dan daya yang
tersedia.Keluaran yang diharapkan dari kegiatan perencanaan ini adalah :
Adanya denah lokasi bahaya
Rumusan alternatif rencana upaya penanggulangannya.
Adanya denah lokasi bahaya potensial diruang kepala laboratorium
memberikan gambaran kepedulian kepala laboratorium akan resiko
kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas.
1. Pelaksanaan
a. Melaksanakan sosialisasi K3 kepada seluruh karyawan dalam bentuk
pelatihan , penyuluhan dan lain- lain.
b. Membuat protap pelaksanaan k3 diunit laboratorium masing- masing dan
melakukan revisi apabila diperlukan.
c. Meningkatkan kerja sama antara personil tim k3 melalui pertemuan secara
berkala untuk memebahas pelaksanaan tugas tim K3 dan kendala yang
ada.
d. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan k3
e. Mengkoordinasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi
karyawan. Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melaluipemeriksaan
kesehatan pekerja yang meliputi:
1) Pemeriksaan Awal, Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
sebelum seseorang calon / pekerja (petugaskesehatan dan non
kesehatan) mulaimelaksanakan pekerjaannya.
2) Pemeriksaan Berkala, Adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilaksanakan secara berkala dengan jarak waktu berkala yang
disesuaikan denganbesarnya resiko kesehatan yang dihadapi.
3) Pemeriksaan Khusus, Yaitu pemeriksaan kesehatan yang
dilakukanpada khusus diluar waktu pemeriksaanberkala, yaitu pada
keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat
mengganggu kesehatan pekerja.
4)Pengawasan
a. Melakukan pengawasan dan pengendalian penerapan program K3
dilaboratorium.
1) pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaanmelalui penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja
2) pengendalian melalui Perundang-undangan(Legislative Control) antara
lain :
a) UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
b) Petugas kesehatan dan non kesehatan
c) UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
d) UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
e) Peraturan Menteri Kesehatan tentang higene dansanitasi
lingkungan.
f) Peraturan penggunaan bahan-bahan berbahaya
g) Peraturan/persyaratan pembuangan limbah dll.
3) Pengendalian melalui Administrasi /Organisasi (Administrativecontrol)
antara lain:
a) Persyaratan penerimaan tenaga medis, paramedis, dan tenaga non
medis yang meliputibatas umur, jenis kelamin, syarat kesehatan
b) Pengaturan jam kerja, lembur dan shift
c) Menyusun Prosedur Kerja Tetap (Standard Operating Procedure)
untuk masing-masing instalasi dan melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaannya
4) Melaksanakan prosedur keselamatan kerja (safety procedures)
terutama untuk pengoperasian alat-alat yang dapat menimbulkan
kecelakaan (boiler, alat-alatradiology, dll) dan melakukan
pengawasanagar prosedur tersebut dilaksanakan•
5) Melaksanakan pemeriksaan secaraseksama penyebab kecelakaan
kerja dan mengupayakan pencegahannya.
6) Pengendalian Secara Teknis ( Engineering Control ) al.:
a) Substitusi dari bahan kimia, alat kerja atauproses kerja.
b) Isolasi dari bahan-bahan kimia, alat kerja,proses kerja dan petugas
kesehatan dan non kesehatan (penggunaan alat pelindung).
c) Perbaikan sistim ventilasi, dan lain-lain
7) Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control) Yaitu upaya
untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal
(Recognition) kecelakaan dan penyakit akiba kerja yang dapat tumbuh
pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan
pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap
pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya.
b. Melakukan penyelidikan sesuai kebutuhan didalam laboratorium jika terjadi
pelepasan bahan infeksi dan bahan berbahaya.
c. Melaporkan kejadian yang berkaitan kepada pihak yang berwenang sesuai
kebutuhan.
d. Mencatat kejadian atau masalah K3 dilaboratorium kesehatan.
A. PRA ANALITIK
Tahap pra analiti yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien, menerima spesimen,
memberi identitas spesimen, mengambil spesimen, mengirim spesimen, menyimpan
spesimen sampai menguji kualitas air reagen / antigen /antisera dengan melakukan
verifikasi sebagai berikut :
1. Formulir permintaan pemeriksaan
a. Apakah identitas pasien, identitas pengirim, (dokter, lab.pengirim,
kontraktor,dll ), no.lab, tanggal pemeriksaan, permintaan pemeriksaan sudah
lengkap dan jelas.
b. Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai. Sebelum melakukan
pemeriksaan perlu diperhatikan identifikasi dan pencatatan data pasien
dengan benar.
2. Persiapan pasien
Apakah persiapan pasien sesuai persyaratan.
Sebelum spesimen diambil harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan baik
sesuai dengan persyaratan pengambilan spesimen, untuk itu perlu dibuat
petunjuk tertulis untuk persiapan pasien pada setiap pemeriksaan laboratorium.
3. Pengambilan dan penerimaan spesimen
Apakah spesimen dikumpulkan secara benar, dengan memperhatikan jenis
spesimen.
Spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu, volume,
cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan,sesuai dengan
persyaratan pengambilan spesimen.
1. Penanganan spesimen
a. Apakah pengolahan spesimen dilakukan sesuai persyaratan
b. Apakah kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat
c. Apakah penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan –
pemeriksaan khusus
d. Apakah kondisi pengiriman spesimen sudah tepat.
Metode transpormasi spesimen,separasi dan penyimpanan harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sehingga tidak terpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.
1. Persiapan sampel untuk analisa
a. Apakah kondisi sampel memenuhi persyaratan
b. Apakah volume sampel sudah cukup
c. Apakah identifikasi sampel sudah benar
B. TAHAP ANALITIK
Tahap analitik yaitu tahap mulai dari mengolah spesimen, mengkalibrasi
peralatan laboratorium, sampai dengan menguji ketelitian ketepatan.
1. Persiapan reagen / media
a. Apakah reagen / media memenuhi syarat
b. Apakah masa kaduluwarsa tidak terlampaui
c. Apakah cara pengenceran sudah benar
d. Apakah pelarutnya (aquadest) memenuhi syarat
1. Pipetasi reagen dan sampel
a. Apakah semua peralatan laboratorium yang digunakan bersih, memenuhi
persyaratan
b. Apakah pipet yang digunakan sudah dikalibrasi
c. Apakah pipetasi dengan benar
BAB IX
PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................1
B. Ruang Lingkup......................................................2
C. Batasan Operasional.....................................3
D. Landasan Hukum..............................................
BAB II
A. Kualifikasi Sumber Daya
Manusia.........................................................5
B. Distribusi Ketenagaan..............................................................6
C. Pengaturan Jaga.....................................................................
BAB III
A. Kerangka Pemecahan Masalah..............................18
B. Program Kerja.........................................................18
C. Realisasi Program Kerja.........................................19
D. Metode Pelaksanaan...............................................19
BAB IV TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Orientasi...................................................................20
B. Observasi.................................................................20
C. Sosialisasi................................................................20
D. Praktek Kerja...........................................................21
BAB V PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Darah Rutin.......................................44
B. Pemeriksaan Kimia Darah......................................48
C. Pemeriksaan Immunologi.......................................50
D. Pemeriksaan Mikrobiologi ( BTA ).........................53
E. Pemerksaan Urinalisa.............................................54
F. Pemeriksaan Parasitologi......................................55
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................62
B. Saran........................................................................62
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................64
LAMPIRAN - LAMPIRAN