Anda di halaman 1dari 5

A.

Aset Tetap Rumah Sakit


 Pengertian Aset Tetap
Aset tetap (fixed assets) adalah harta yang diharapkan menjadi uang tunai dalam
jangka panjang, tanpa mengganggu kelancaran operasional rumah sakit. Dengan kata
lain, aset tetap merupakan harta yang perputarannya dalam operasional rumah sakit
memakan jangka waktu yang panjang yaitu satu tahun atau lebih. Jenis aset tetap
dapat dibedakan atas dua golongan yaitu aset tetap berwujud dan aset tetap tidak
berwujud.
 Perputaran Dana yang Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Secara konsepsional sebenarnya dana yang ditanamkan dalam aset tetap tidak ada
bedanya dengan dana yang ditanamkan dalam aset lancar. Kedua investasi dalam aset
tersebut sama-sama mengalami perputaran melalui proses kegiatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Rumah sakit mengadakan investasi dalam aset lancar seperti persediaan, piutang
dan lain-lain dengan harapan akan dapat diperoleh kembali dana yang telah
diinvestasikan tersebut. Demikian pula halnya pengadaan investasi dalam aset tetap,
juga dengan harapan yang sama yaitu akan dapat diperoleh kembali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut.
Meskipun kedua investasi dana tersebut di atas sama-sama diharapkan akan dapat
diperoleh kembali dana di waktu berikutnya, tetapi perputaran dana yang tertanam
pada kedua aset tersebut adalah berbeda yaitu:
a. Dana yang diinvestasikan dalam aset lancar diharapkan akan dapat diterima.
kembali dalam waktu dekat dan secara sekaligus, yaitu paling lama 1 tahun.
b. Dana yang diinvestasi dalam aset tetap, baru akan diterima kembali
keseluruhannya oleh rumah sakit dalam waktu lebih 1 tahun dan kembalinya
secara berangsur-angsur melalui depresiasi (depreciation) untuk aset tetap yang
berwujud dan amortisasi (amortization) untuk aset tetap yang tidak berwujud.
Dengan demikian, maka perbedaan antara investasi dalam aset tetap dan aset
lancar adalah terletak pada "waktu" dan "cara perputaran" dana yang tertanam di
dalamnya. Perputaran dana yang diinvestasikan dalam aktiva lancar dapat
digambarkan sebagai berikut:

KAS ASET LANCAR KAS


Perputaran dana yang diinvestasikan dalam aset tetap dapat digambarkan sebagai
berikut :

Depresiasi

Depresiasi

ASET
Depresiasi KAS
TETAP

Depresiasi

Depresiasi

Jumlah dana yang diinvestasikan dalam aset tetap tidak sama jumlahnya selama
periode investasi atau selama umur penggunaan aset tetap tersebut. Jumlah dana yang
terikat dalam aset tetap akan berangsur-angsur berkurang sesuai dengan metode
depresiasi yang digunakan.

 Metode dalam Menentukan Besarnya Depresiasi


Depresiasi (penghapusan) adalah penggantian nilai prestasi yang hilang karena
penggunaan aset tetap yang mengakibatkan berkurangnya nilai aset tetap tersebut.
Untuk menentukan besarnya beban depresiasi gedung/ bangunan dan peralatan tiap-
tiap tahun, dikenal beberapa metode antara lain; (a) straight line method; (b) under
the sum-of-the years digit method; dan (c) with the double declining method. Contoh
taksiran umur ekonomis atas perolehan aset tetap rumah sakit BLU sebagai berikut:

Aset Tetap Umur Ekonomis


1. Peralatan/mesin dan peralatan medis 10 tahun
2. Komputer dan kendaraan bermotor 5 tahun
3. Gedung permanen bertingkat 40 tahun
4. Gedung permanen 25 tahun
5. Peralatan kantor dan mebel 5 tahun

a. Metode garis lurus (straight line method)


Menurut metode ini, depresiasi aset tetap tiap-tiap tahun ditentukan sama
besarnya. Jumlah depresiasi tersebut dapat diperhitungkan dengan membagi nilai
reproduksi dari aset tetap yang bersangkutan, dengan umur ekonomisnya Metode
ini lebih cocok untuk aset tetap yang produksinya (penggunaannya) dari tahun ke
tahun tidak banyak berfluktuasi. Bila produksinya dari tahun ke tahun sangat
bervariasi, penggunaan metode ini kurang tepat.
Metode penyusutan/depresiasi menggunakan metode garis lurus (straight
line method) yang harus mencerminkan pola pemanfaatan ekonomi aset rumah
sakit.

Contoh:
Rumah sakit mempunyai sebuah alat medik dengan harga pembelian Rp
60.000.000,- umur ekonomisnya yang diperkirakan selama 10 tahun dan nilai sisa
(residu) sebesar Rp 5.000.000,-. Jika besarnya depresiasi setiap tahun
menggunakan straight line method adalah:
(Rp 60.000.000 – Rp 5.000.000):10 = Rp.5.500.000 Depresiasi selama umur
ekonomis alat tersebut ditampilkan pada tabel berikut (dalam ribuan):

Tahun ke- Depresiasi Akumulasi Depresiasi


1 Rp 5.500 Rp 5.500
2 Rp 5.500 Rp 11.000
3 Rp 5.500 Rp 16.500
4 Rp 5.500 Rp 22.000
5 Rp 5.500 Rp 27.500
6 Rp 5.500 Rp 33.000
7 Rp 5.500 Rp 38.500
8 Rp 5.500 Rp 44.000
9 Rp 5.500 Rp 49.500
10 Rp 5.500 Rp 55.000

b. the sum -of-the-years digit method.


metode depresiasi dengan cara ini adalah perkiraan umur ekonomis alat di bagi
jumlah dari total perkiraan umur ekonomis.
perhitungan depresiasi dengan menggunakan the sum-of-the -years digit method,
dengan data contoh diatas (dalam ribuan) adalah sebagai berikut:
depresiasi tahun pertama: Rp 55.000 x (10/55)= Rp 10.000
dimana:
55= 10+9+8+7+6+5+4+3+2+1
depresiasi tahun kedua: Rp 55.000 x (9x/55)=Rp 9.000
depresiasi tahun ketiga: Rp 55.000 x (8x/55)= Rp 8.000 dan seterusnya.
Depresiasi alat tersebut selama umur ekonomis dengan menggunakan the
sum-of-the-years digit method nampak pada tabel berikut:
Harga pembelian alat medik sebesar Rp 60.000,
Umur ekonomis diperkirakan selama 10 tahun
Nilai sisa (residu) sebesar Rp 5.000

Tahun ke- Perkiraan Umur Alat Depresiasi Akumulasi Depresiasi


1 10 Rp 10.000 Rp 10.000
2 9 Rp 9.000 Rp 19.000
3 8 Rp 8.000 Rp 27.000
4 7 Rp 7.000 Rp 34.000
5 6 Rp 6.000 Rp 40.000
6 5 Rp 5.000 Rp 45.000
7 4 Rp 4.000 Rp 49.000
8 3 Rp 3.000 Rp 52.000
9 2 Rp 2.000 Rp 54.000
10 1 Rp 1.000 Rp 55.000

c. The Double Declining Method


Besarnya depresiasi dengan menggunakan double declining method, yaitu nilai
perolehan alat dibagi setengah dari perkiraan umur alat (misal 10 tahun) untuk tahun
pertama. Kemudian untuk tahun kedua, nilai perolehan alat setelah dikurangi
besarnya depresiasi tahun pertama, dibagi setengah perkiraan umur ekonomis alat.
Jadi besarnya depresiasi (dalam ribuan) adalah:
Tahun pertama: Rp 60.000 / 5 = Rp 12.000
Tahun kedua: (Rp 60.000 - Rp 12.000) /5 = Rp 48.000/ 5 = Rp 9.600
Tahun ketiga: (Rp 48.000 - Rp 9.600) / 5 = Rp 38.000 /5 = Rp 7.680
Dan seterusnya.
Harga pembelian alat medik sebesar Rp 60.000, dengan depresiasi menggunakan double
declining method seperti pada tabel berikut:

Tahun ke- Nilai Alat Depresiasi Akumulasi Depresiasi


1 Rp 60.000 Rp 12.000 Rp 12.000
2 Rp 48.000 Rp 9.600 Rp 21.600
3 Rp 38.400 Rp 7.680 Rp 29.280
4 Rp 30.720 Rp 6.144 Rp 35.424
5 Rp 24.576 Rp 4.915 Rp 40.339
6 Rp 19.661 Rp 3.932 Rp 44.271
7 Rp 15.729 Rp 3.146 Rp 47.417
8 Rp 12.583 Rp 2.517 Rp 49.934
9 Rp 10.066 Rp 2.013 Rp 51.947
10 Rp 8.053 Rp 1.611 Rp 53.558

B. Motif-motif Melakukan Investasi dalam Aset Tetap


Beberapa motif dalam melakukan investasi aset tetap rumah sakit adalah:
a. Investasi penggantian
Pada umumnya keputusan mengenai investasi penggantian adalah paling sederhana, yaitu
suatu aset yang sudah aus (wear-out) atau usang (obsolete) yang harus diganti dengan
aktiva baru, jika pelayanan akan tetap dilanjutkan. Investasi penggantian ini dilakukan
untuk meningkatkan efisiensi.
b. Investasi penambahan kapasitas
Jika kegiatan pelayanan dari waktu ke waktu cenderung meningkat dan tidak mungkin
lagi terlayani oleh aset tetap yang ada, maka rumah sakit harus menambah kapasitas
pelayanan. Untuk menambah kapasitas pelayanan dapat dilakukan melalui penambahan
aset tetap yang baru (misalnya menambah gedung pelayanan, menambah alat medik
baru). Investasi penambahan kapasitas sering juga bersifat investasi penggantian
misalnya alat medik yang sudah tua yang tidak efisien akan diganti dengan alat medik bar
yang kapasitasnya lebih besar dan lebih efisien.
c. Investasi pembaharuan
Pembaharuan seringkali dilakukan sebagai alternatif dari penggantian. Misalnya renovasi
besar-besaran gedung/bangunan yang ada, alat medik diperbaharui dengan menambah
atau mengganti bagian-bagian penting dari alat tersebut untuk dapat meningkatkan
efisiensi.
d. Investasi penambahan jenis produk baru
Usul investasi yang keempat adalah investasi yang berkaitan dengan ekspansi yaitu
menambah pelayanan yang baru, disamping tetap memberikan pelayanan yang telah ada.
e. Investasi lain-lain
Investasi lain-lain yang tidak termasuk dalam golongan investasi tersebut di atas,
misalnya untuk memasang alat pendingin, pemasangan sistem musik.

Anda mungkin juga menyukai