Oleh:
Edward l
Nim : 065203011
PROGRAM DIPLOMA IV
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2011
PT. perkebunan nusantara IV Dolok Sinumbah adalah suatu perusahan atau pabrik
pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) dan kernel (inti sawit). Bahan baku atau
tandan buah sawit (TBS) diperoleh dari perkebunan sendiri atau perkebunan lain yang
menumpang proses dipabrik ini hasi dari CPO dan kernel ini dijual ke pabrik pengolahan minyak
makan.
Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas press sangat
mempengaruhi mutu dari minyak kelapa sawit. Proses pengepresan tersebut dipengaruhi oleh
tipe screw press, tekanan kerja screw press, dan air pengecer. Persentase kehilangan minyak
kelapa sawit yang terdapat pada ampas press adalah 6,28-6,32%. Persentase kehilangan minyak
kelapa sawit dari ampas press tersebut sesuai standart pabrik yaitu dibawah 7%.
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmatnya
Tidak lupa penulis ucapkan trima kasih kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang
takpernah letih mengasuh, membesarkan memberikan dukungan moral maupun material dan
selalu dan selalu menyertai ananda dengan do’a samapi dengan menyelesaaikan karya akhir ini.
Dalam proses penyusunan karya akhir, penulis telah mendapat bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak, maka untuk bantuan yang diberikan baik material, informasi maupun
administrasi. Oleh karena itu sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME. selaku dekan Fakultas Teknik Universitas
Sumatra Utara.
2. Bapak Dr. Ir. Surya Tarmizi Kasim, MS selaku Pelaksana Harian Studi ketua Program
3. Bapak Rahmat Fauzi ST, MT. selaku sekretaris Program Studi Teknologi Instrumentasi
Pabrik.
4. Bapak Drs. Hasdari Helmi MT, selaku Kordinator Program Studi Teknologi
isntrumentasi Pabrik
7. Orang tua dan kakanda tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan material
serta do’anya
8. Orang yang sudah memberikan perhatian lebih dan dukungannya kepada saya dalam
9. Rekan-rekan mahasiswa jurusan teknologi instrumentasi pabrik yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu khususnya angkatan 2006 dan 2005 yang telah banyak membantu
penulis.
Penulis menyadari bahwa Karya Akhir ini masih ada terdapat kekurangan-kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan wawasan
dalam ruang lingkup pembelajaran. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran sebagai penyempurnaan dari Karya Akhir ini. Semoga Karya Akhir ini dada
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan
Abstrak……………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar…………………..………………………………………………………ii
Daftar Isi……………………………………………………............................................iv
Daftar Gambar……………………………...……………………………….………….vii
Daftar Lampiran……………………………………………………………..…...……viii
BAB I PENDAHULUAN
4. 4. Operasi Sterilizer……………………………………………………...20
1. 1. Alat
1. 3. Prosedur
1. 4. Data Percobaan
1. 5. Perhitungan
1. 6. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Gambar 2.10. Unit Pemurnian Minyak yang berasal dari Oil Tank ……… .…………..29
DAFTAR LAMPIRAN
PT. perkebunan nusantara IV Dolok Sinumbah adalah suatu perusahan atau pabrik
pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) dan kernel (inti sawit). Bahan baku atau
tandan buah sawit (TBS) diperoleh dari perkebunan sendiri atau perkebunan lain yang
menumpang proses dipabrik ini hasi dari CPO dan kernel ini dijual ke pabrik pengolahan minyak
makan.
Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas press sangat
mempengaruhi mutu dari minyak kelapa sawit. Proses pengepresan tersebut dipengaruhi oleh
tipe screw press, tekanan kerja screw press, dan air pengecer. Persentase kehilangan minyak
kelapa sawit yang terdapat pada ampas press adalah 6,28-6,32%. Persentase kehilangan minyak
kelapa sawit dari ampas press tersebut sesuai standart pabrik yaitu dibawah 7%.
PENDAHULUAN
Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan
perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga sumber perolehan devisa Negara. Indonesia merupakan salah
Minyak kelapa sawit dapat dimaafkan diberbagi industry karena memiliki susunan
dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Indutri yang banyak menggunakan minyak kelapa
sawit sebagai bahan baku adalah industry pangan serta industry non pangan seperti comestik
dan farmasi
Salah satu proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah proses pengepresan (screw
press) yang mempunyai tujuan memisahkan minyak dengan mudah dari daging buah dengan
kerugian sekecil-kecilnya. Pada pabrik kelapa sawit, umumnya digunakan screw press
sebagai alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari dinding buah. Proses pemisahaan
minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah belawanan
tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada dalam selubung baja yang
demikian, minyak dari bubur buaah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang
press cage, sedangkan ampas keluar melalui celah antara sliding cone dan press cage.
Hal ini bertujuan untuk pengeceran sehingga massa bubur buah yang di press tidak terlalu
rapat. Jika massa bubur terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan dengan visikotas tinggi
yang aka menyulit proses pemisahan sehingga mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah
penambahan air berkisar 10-15% dari berat TBS yang diolah dengan temperature air sekitar
90-1000C. proses pengepressan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50%
Alat screw press yang biasa digunakan pada pengolahan kelapa sawit (PKS)
perkebunan besar berupa screw press dengan kapasitas pengolahan 15-30 ton TBS per jam
unit dengan putaran screw 11 - 12 rpm. Lubang-lubang press cage dibatasi maksimum 4
mm agar minyak yang dihasilkan tidak banyak kotoran. Celah antara sliding cone dan press
cage dibatasi maksimu 6 mm agar kehilangan minyak yang terbawa oleh ampas bisa ditekan
serendah mungkin.
Berdasarkan proses pengepresan (screw press) dan berupa faktor yang mempengruhi
pesentase kehilangan minyak pada ampas press pada proses pengepresan tersebut, sehingga
diambil judul “Presentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Akibat Pengaruh Screw
1. Maksud
terhadap presentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas press.
2. Tujuan
c. Untuk mengambil data-data yang diperlukan guna pemecahan masalah pada judul
karya akhir.
1. Kegunaan
a. Dapat memberikan gambaran daripada suatu penerapan ilmu pada suatu peralatan
b. Memberikan gambaran yang baik dan terperinci suatu peralatan guna meningkatkan
c. Membuka wawasan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi dimasa ini kepada
para pembaca.
2. Manfaat
b. Sebagai suatu sarana menjalin hubungan dan kerja sama yang baik dibidang
pendidikan.
c. Sebagai bahan bacaan yang berguna bagi Mahasiswa yang ingin melaksanakan
Yang menjadi pokok permasalahan dalam hal ini adalah presentase kehilangan
minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas press di PTPN IV Dolok Sinumbah, dan
Permasalahan yang perlu diperhatikan bagaimana cara agar peralatan screw press
diakibatkan oleh peralatan tersebut tidak sesuai dapat digunakan karena elemen-elemen
peralatan tersebut sudah rusak atu kurang baik sehingga proses pengepresan tidak
Untuk mempermudah pembahasan karya akhir ini, maka penukis membuat suatu
sistenatika pembahasan. Sistematika pembahasan ini merupakan urutan bab demi bab.
BAB I PENDAHULUAN.
Bab ini berisi latar belakang,maksud dan tujuan, kegunaan dan mamfaat,
Bab ini menjelaskan mengenai teori dasar yang diperlukan dalm karya
Bagian ini berisikan beberapa kesimpulan dan saran dari penulis karya
akhir.
LANDASAN TEORI
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan
minyak inti kelapa sawit (palm karnel oil) dan bungkil inti kelapa sawit (palm karnel
Minyak kelapa sawit mengandung beberapa asam lemak yaitu asam kaprilat,
asam kaproat, asam laurat, asam miristat, asam palminat, asam stearat, asa oleat, dan asa
linoleat. Sifat kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, baud an flavor, kelarutan, titik
cairan dan polymorphism, titik didih (boiling point), titik pelunakan (slipping point), shot
melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan ,titik sap,titik nyala,dan titik api.
Standart mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentuka minyak yang
bermutu baik. ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu: kandungan aair
dan kotoran minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida,
faktor lain yang mempengaruhi standart lain adalah titik cair dan kandungan
gliserda, refining loss, plastisitas dan spreadadility,kejernihan kandungan logam berat dan
bilangan penyabunan.
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1% dan
kadar kotoran lebih kecil dari 0,01%, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin
(kurang lebih 2% atau kurang),bilangan perioksida dibawah ini 2, bebas dari warna merah
b. Tipe pesifera : tempurung sangat tipis bahkan hanya berbentuk bayangan cincin,
Tandan buah segar mengandung minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit,yang
harus segera diproses atau diekstrak untuk memisahkan minyak denganbagian yang
lainnya. Penundaan jarak waktu panen dan pengolahan yangterlalu lama (lebih dari 24
peningkatan kandungan asam lemak.TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil
minyak dan intinya. Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produk
setengah jadi. Minyakmentah atau crude palm oil (CPO, MKS) dan inti (kernel, IKS)
Pabrik Kelapa Sawit secara garis besar terdiri dari stasiun utama dan
mengolah tandah bauh segar menjadi minyak. Tidak semua Pabrik kelapa sawit memiliki
kemampuan untuk mengolah inti kelapa sawit.Beberapa PKS yang tidak memiliki
kemampuan mengolah inti kelapa sawit, mengirimkan inti kelapa sawit ke pabrik lain
Stasiun proses pengolahan TBS menjadi MKS dan IKS umumnya terdiri dari
• Rebusan (sterilizer).
• Pemipilan (stripper).
• Pemurnian (clarifier).
• Laboratorium (laboratory).
Sebelum diolah dalam PKS, tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun
pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang dijembatan timbang
Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS yang masuk
kepabrik, yaitu pada saat masuk (berat truk dan TBS) serta pada saat keluar(berat truk).
Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperolehberat bersih TBS yang
masuk ke pabrik. Umumnya, jembatan timbang yang digunakan PKS berkapasitas 30-40
ton. Jembatan timbang tersebut dioperasikan secara mekanis maupun elektronis. Truk
yang keluar masuk jembatan timbang harus berjalan perlahan-lahan sebab perangkat
elektronikdari jembatan timbang sangat sensitif terhadap beban kejut. Pada saat
penimbangan, posisi truk harus berada di tengah agar beban yang dipikul rata
ramp dengan menuang (dump) langsung dari truk. Loading ramp merupakan suatu
bangunan dengan lantai berupa kisi-kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan
450. Kisi-kisi tersebut berfungsi untuk memisahkan kotoran berupa pasir, kerikil, dan
sampah yang terikut dalam TBS. Kotoran yang jatuh melalui kisi-kisi ditampung oleh
kedalam lori untuk proses selanjutnya. Setiap lori dapat dimuat dengan 2,50-2,75 ton
Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun rebasan dengan cara ditarik
menggunakan capstand yang digerakkan oleh motor listrik hingga memasuki sterilizer.
Sterilizer yang banyak digunakan umumnya yaitu bejana tekan horisontal yang bisa
menampung 10 lori per unit (25-27 tonTBS). Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan
dengan uap pada temperatur sekita 135o C dan tekanan 2,0-2,8 kg/cm2 selama 80-90
menit.Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar
Digester dan lain-lain. Adapun fungsi dari Sterilizer adalah untuk melakukan proses
Sterilisasi buah TBS sebelum di proses menjadi minyak. Proses sterilisasi TBS bertujuan
diantaranya untuk.
Bauh yang dipanen mengandung enzim upase oksidase yang tetap bekerja di
dalam buah sebelum enzim tersebut dihentikan. Enzim Lipase bertindak sebagai
katalisator dalam pembentukan asam lemak bebas (ALB) sedangkan enzim oksidasi
berperan dalam pembentukan peroksida yang kemudian berubah menjadi gugus aldehide
dan kation. Senyawa tersebut bila teroksidasi akan terbentuk asam lemak bebas. Jadi
asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja enzim
lipasedan oksidase.
Minyak dari inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah prosesnya
ekstraksi minyak, buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan buah dan Spikht
karena adanya hidrolisa pectin yang terjadi dipangkal buah. Jadi Hidrolisa pectin ini telah
terjadi secara alam dilapangan yang menyebabkan buah membrondol. Hidrolisa pectin
dapat terjadi pula didalam ketel rebusan, dengan adanya reaksi yang dipercepat oleh
pemanasan. Panas dan uap didalam ketel akan meresap ke dalam buah karena adanya
tekanan Hidrolisa pectin dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah,
oleh karena itu perlu dilakukan proses perontokan buah didalam mesin Tressing.
Proses Sterilisasi buah dpat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu
dengan cara penguapan baik dari dalam saat direbus maupun saat sebelum dimasukkan ke
Tressing. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak
sawitdari antara sell dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga
sifat, serat yang mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan
panas dan tekanan tersebut maka air yang terkandung dalam inti akan menguap lewat
mata biji sehingga proses pemecahan biji lebih mudah (dalam Rippel mill).
Yaitu Sterilizer dengan proses perebusan yang hanya satu tahap proses perebusan.
Uap masuk sesuai dengan waktu yang ditentukan, sampai mencapai tekanan konstannya
Tekanan
Uap
Waktu(dt)
Yaitu Sterilizer dengan system perebusan dua tahap pemasukan uap dan tahap
Tekanan
Uap
(kg/cm2
Waktu (dt)
Sterilizer sebanyak 3 kali (tiga tahap). Dapat dibedakan dalam 3 bentuk siklus yakni :
tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik, yaitu adanya goncangan yang
o Bahan Baku
o Lamanya Perebusan.
tekanan
uap
(kg/cm2)
Waktu (dt)
tekanan
uap
(kg/cm2)
Waktu(dt)
Dari uraian diatas, terlihat bahwa system perebusan Sterilizer PKS adalah system
perebusan triple peak (SPTP). Dimana di PKS untuk satu cycle penuh terbagi dalam 9
step.
“Tripple Peak”. Untuk mengoperasikan dpat dilakukan dengan cara manual dan cara
automatic. Dari mulai perebusan sampai selesai mengalami tiga tahapan perebusan yang
terbagi dalam satu step (tahap), dimana waktu yang diperlukan untuk masing-masing step
dapat diprogram sebelumnya sesuai kondisi (mutu) TBS operasi Sterilizer programmer
condensate
gambar sterilizer
Tekanan
uap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 waktu
Tata cara yang harus dilakukan untuk memperoleh perebusan normal sebagai
udara 2 menit.
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan
ke alat pemipil (thresher) dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage. Proses
pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut
dan tandannya. Pada bagian dalam dari pemipil, dipasang batang-batang besi perantara
pemipil.Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh
oleh elevator. Kemudian, hasil tersebut dikirim ke hopper untuk dijadikan pupuk janjang
kosong dan jika masih berlebih diteruskan incinerator untuk dibakar dan dijadikan pupuk
abu janjang.
tromol pemipil dengan dinding berbentuk silinder berdiameter sekitar2 m dan panjang 4-
5 m dengan kapasitas per unitnya 23-35 ton TBS per jam.Kecepatan putaran dari tromol
pemipil harus ditentukan secara tepat untuk mencapai efek pemipilan yang optimal.
Tandan yang dipipil tidak boleh hanya berguling saja pada bagian bawah dari dinding,
tetapi melekat pada dindin gsilinder yang sedang berputar. Kecepatan putaran harus
sedemikian rupa sehingga semua tandan berulang kali terangkat setinggi mungkin pada
dinding silinder untuk kemudian jatuh. Dengan demikian, akan diperoleh efek pemipilan
yang dikehendaki.
Conveyor. Sistim kerjanya adalah memisahkan brondolan dan tandan dengan cara bantingan
berupa sebuah tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah di bagian
dalamnya. Lengan-lengan pencacah ini diputar oleh motor listrik yang dipasang di bagian
atas dari alatpencacah (digester). Putaran lengan-lengan pengaduk berkisar 25-26 rpm.
Tujuan utama dari proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaan
(pressing) sehingga minyak dengan mudah dapat dipisah kandari daging buah dengan
kerugian sekecil-kecilnya.
2. 7. Screw Press
proses pengempaan; Screw Press yaitu alat kempa yang berfungsiuntuk memeras masa
digester sehingga diperoleh crude oil dan ampaskempa (cake). Tekanan kerja screw press
25-50 bar
Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagianbawah digester
sudah berupa ‘bubur’. Hasil cacahan tersebut langsung masukke alat pengempaan yang
berada persis di bagian bawah digester. Pada pabrik kelapa sawit, umumna digunakan
screw press sebagai alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari daging buah.
Proses pemisahanterjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari
arahberlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada didalam
seluruh permukaan. Dengan demikian, minyak daribubur buah yang terdesak ini akan
keluar melalui lubang-lubang press cage,sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara
press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran (dillution) sehingga massa bubur buah yang
dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah telaht erlalu rapat maka akan
dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan
Jumlah penambahan air berkisar 10-15% dari berat TBS yang diolah dengan temperatur
air sekitar 90oC. Proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar
50% minyak, 42% air, dan 8% zat padat. Alat pengempaan yang biasa digunakan di
lingkungan PKS perkebunan besar berupa screw press dengan kapasitas oleh 15-17 ton
dengan putaran srew 11-12 rpm. Lubang-lubang dinding press cage dibatasi maksimum
4 mm agar minyak yang dihasilkan tidak banyak kotoran. Celah antara slidding cone
dibatasi maksimum 6mm agar kehilangan minyak yang terbawa oleh ampas bila ditekan
serendah mungkin.
2. 8. Pemurnian Minyak
Stasiun pemurnian minyak yaitu stasiun pengolahan di PKS yang bertujuan untuk
Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari
kotoran, baik yang berupa padatan (solid), dan lumpur (sludge), maupun air.tujuan dari
pemurnian minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas yang sebaik
mungkin.
(vibrating screen) untuk disaring agarkotoran yang berupa serabut kasar tersebut dialirkan
ketangki penampung minyak kasar (crute oil tank). Saringan getar yang berfungsi untuk
menyaring pasir atau kotoran yang lolos dari sendtrap yang terdiri dari dua tingkat
penyaringan yaitu : tahap I yang berukuran 20 mesh dan tahap II berukuran 40 mesh.
Minyak kasar yang terkumpul di crude oil tank (COT) dipanaskan hingga
artinya, yaitu untuk memperbesar berat jenis antara minyak, air, dan sludge sehingga
Di clarifier tank, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena
minyak. Di PKS, sludge diolah untuk dikutip kembali pada minyak yang masih
decanter yang menghasilkan 3 fase, yaitu light phase, heavy phase, dan solid. Light
phasemerupakan fase cairan dengan kandungan minyak cukup tinggi. Oleh karenaitu,
fase ini harus segera dikembalikan (ke COT) dan siap untuk diproses kembali. Heavy
phase merupakan fase cairan dengan sedikit kandungan minyak sehingga fase ini dikirim
ke bak fat pit untuk kemudian diteruskan kekolam limbah. Akumulasi dari heavy phase
yang tertampung pada fat pit juga masih menghasilkan minyak. Minyak ini pun dikirim
ke COT untuk diproses kembali. Solid merupakan padatan dengan kadar minyak
maksimum 3,5%dari berat sampel. Solid yang dihasilkan ini selanjutnya diaplikasikan
Ada tiga metode yang dilakukan dalam pemurnian minyak kasar di PKS, yaitu
1. Metode pengendapan (setting) yaitu pemisahan minyak dari air karena terjadi
pengendapan bagian yang lebih berat. Minyak berada di lapisan atas karena
minyak kasar sehingga bagian yang lebih berat akan terlempar lebih jauh
Jika minyak kasar yang ditampung dalam tangki dibiarkan, isi tangki akan
mengendap dan terbentuk beberapa lapisan sesuai dengan berat jenis dari fase yang
terkandung dalam minyak kasar tersebut. Lapisan pertama merupakan lapisan minyak
yang masih mengandung butir-butir air dan zatpengotor lainnya dengan kadar 99,0%
minyak; 0,75% air; dan 0,25% zatpadat.
Minyak dengan kandungan tersebut belum memenuhi standar kualitas juals
ehingga harus diproses lebih lanjut untuk menurunkan kadar air pada zat padatnya
(proses penjernihan). Lapisan kedua merupakan lapisan air yang mengandung minyak
dalam bentuk terhomogenesir. Kalau pun berbentuk emulsi, minyak ini dengan air
merupakan emulsi yang hidup. Sementara,lapisan ketiga merupakan fase yang
mengandung zat organik padat serta emulsi minyak-air yang tidak terpecahkan dan
menjadi stabilisator dari emulsi tidak hidup.
Seperti teleh kita ketahui, pemisahan minyak dapat dilakukan dengan
pengendapan. Proses lanjutan (penjernihan) sebenarnya masih dapat dilakukan dengan
pemanasan dan pengendapan. Namun, hal ini akanmemakan waktu yang lebih lama dan
berisiko meningkatkan bilangan peroksida dalam minyak akibat pemanasan yang
berlebihan dalam tangki(meningkatkan oksidasi). Hal tersebut sangat tidak diinginkan
karena akan menurunkan harga jual minyak sawit. Oleh karena alasan tersebut, proses
penjernihan lebih disukai dengan metode pemusingan karena waktu pemisahannya lebih
cepat dan tingkat oksidasi yang terjadi jauh lebih kecil.
untuk memisahkan cairan-cairan yang tidak saling bersenyawa (tidak saling melarutkan),
mempunyai berat jenis berbeda, dan benda padat yang terkandung di dalamnya. Fase
yang lebih berat akan mendapat gaya sentrifugal yang lebih besar sehingga akan
terlempar lebih jauh ke bagian luar dari sumber putar. Dengan demikian, pemusingan
dapat digunakan dalam berbagai proses untuk pemisahan cairan-cairan atau antara cairan
dengan bahan padat yang terkandung di dalamnya. Aplikasi dari prinsip pemisahan
untuk aplikasi ini yaitu oil purifer yang memisahkan airdan kotoran-kotoran ringan
2. Mengutip kembali minyak yang masih terikut dengan lumpur (sludge) yang berasal
dari clarifer tank. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini yaitu decanter,
pengutipan minyak yang dilakuan fat fit (sludge oil recovery system) minyak yang
diperoleh di fat fit ini sebahagian terjadi karena peristiwa pengendapan dan
minyak akibat fermentasi minyak yang diperoleh dari fat fit selanjutnya dikembalikan
ke crude oil tank (COT), sedangkan sisa lumpur dan air dialirkan kekolam limbah.
Walaupun telah dilakukan pengutipan minyak semaksimal mungkin, tetapi pada sisa
lumpur dan air yang dialirkan ke kolam limbah tersebut, masih saja da minyak yang
terikut. Minyak yang ikut kekolam limbah ini dihitung dengan kerugian (losses).
SCREW PRESS
Screw press adalah alat untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari serat-
serat dalam daging buah. Alat ini dilengkapi sebuah silinder (press cylinder) yang
merlubang-lubang kurang lebih dari 22.000 lobang dan didalamnya terdapat dua buah ulir
Tekanan screw diatur oleh dua buah kones berada pada bagian ujung
pengepressan, yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik. Massa yang keluar dari
adukan masuk ke main screw untuk di kempa lebih lanjut. Minyak yang keluar dari lobang
silinder press ditampung pada talang minyak (oil gutter). Untuk mempermudah
pemisahaan dan pengaliran minyak pada oil gutter dilakukan penanbahan/ pengeceran air
panas dari hot water tank dengan temperature kurang lebih 950C.
Putaran main screw distel 10-11 per/menit sehingga bekapasitas 10-11 ton
TBS/jam. Pada pemasangan baru, jarak antara screw dan bagian dalam silinder press
adalah 2 mm. jika jarak tersebut setelah dioperasikan sudah mencapai 7mm, maka main
screw sudah dianggap aus dan perlu diganti. Semakin aus kondisi main screw, semakin
turun kapasitas pressan. Keausan main screw dimulai dari ujung menuju pangkal.
Keuntungan yang didapat dalam pengopersaia screw press antara lain adalah:
a. Kapasitas olah yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika dibandingkan dengan
hidrolik press. Kapasitas olah screw press berkisar antara 10-11 ton/jam.
hidrolik press.
e. Cake breaker conveyer lebih mudah memecahkan gumpalan cake yang keluar.
b. Banyak biji yang pecah, terutama biji yang terdiri dari cangkang tipis.
c. Minyak yang eluar dari screw press nlebih banyak mengandung padatan yang terdiri
dari serat, pasir, dan lumpur sehingga minyak yang keluar ke oil gutter lebih pekat,
d. Akibat pengempaan yang berfungsi njuga untuk memancing dan mengandung adonan
maka minyak lebih cenderung mengarah ke emulasi sehingga dalam air buangan yang
Terdapat tiga srew press yang umumnyaa digunakan dala pengolahan kelapa
sawit yaitu speichim, usine de weckern dan stork. Ketiga jenis alat ini mempunyai
memiliki feed screw, sehingga kotinuitas dan jumlah bahan yang masuk konstan
dibandingkan dengan adonan yang masuk berdasarkan grafitasi. Kontinuitas adonan yang
masuk kedalam screw press mempengaruhi volume worm yang partikel dengan
akan tinggi. Penggunaan feed screw juga akan menimbulkan pertambahan efesiensi dan
baya perawatan yang lebih besar. Oleh sebab itu dalam pengoperasian perlu dilakukan
Screw press yang digunaan terdiri dari single shaft dan double shaft yang
memiliki kemampuan press yang berbeda-beda, dimana alat press yang double shaft
1 tekanan lawan.
Untuk menurunkan kadar minyak dalam ampas tekanan lawan dinaikkan dengan
mengatur cone, halini akan menyebabkan efek samping yaitu ditemukan persentase biji
pecah yang tinggi dan dapat mempercepat kerusakan screw press, bahkan dapat
menyebabkan kebakaran electromotor screw press tekanan kerja cone yang rendah akan
menghasilkan ampas dengan kadar minyak yang tinggi dengan sedikit jumlah biji pecah
sudah berkurang. Oleh sebab itu pengoperasian screw press hendaknya dipertimbangkan
Kerusakan cone yang berjadi dipabik sering dibiarkan begitu saja tampa
diperbaiki. Dengan melakukan pengaturan pada panel board yang mengatur amper arus
masuk, hal ini sudah bertentangan dengan prinsip kerja alat cotinuitas pressing dan
proses pengempaan dan terhadap alat kempa. Adjust yang dilakukan pada elektomotor
dan cone yang cara terpisah tidak dpat mempertahankan tekanan yang stabil. Untuk
menstabilkan tekanan kerja dan tekanan lawan pada screw press dilakukan dengan cara
terdapat dalam screw press yang disebabkan ketidak samaan bahan baku yang diatur
secara automatic. Alat ini sudah banyak dikembangkan pada screw press. Keuntungan
dari alat ini ialah dapat mengatur sendiritekanan tertinggi dan tekanan terendah dalam
screw press. Serta dapat diatur arah putaran screw sehingga cake yang berbeda dalam
kedalam screw press yang diimbangi dengan tekanan stabil maka ekstraksi minyak
akan lebih sempurna, dengan demikian kehilangan minyak akan lebih rendah.
b. Menurunkan jumlah biji pecah. Semakin tinggi variasi tekanan dalam screw press
c. Memperpanjang umur teknis. Umur teknis alat seperti screw, cylinder press dan
electromotor lebih tahan lama karena kurangnya goncangan elektrik dan mekanis.
Untuk menstabilkan tekanan pressan maka dilakukan suatu system interlocking antara
power penggerak screw dengan hydraulic cone. Dengan cara ini satu dengan lainya
saling mengurangi lojakan-lnjakan tekanan baik karena keadaan adonan maupun akibat
Air pengecer yang diberikan pada alat crew press tergantung pada jenis alat.
Pemberian air pengecer dilakukan dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas
bagian tengah atau di chute screw press. Jumlah air pengecer yang diberikan tergantung
pada suhu air pengecer, semakin tinggi suhu air pengecer maa jumlah air yang diberikan
semakin sedikit.
1. Pemecah cake yang lebih sulit dalam cake breaker konveyor (CBC). hal Ini
2. Sekin tinggi kandungan air ampas maka kalor bakarnya akan semakin menurun
3. Pemeliharan biji yang berkadar air yang tinggi dalam silo biji akan lebih dan
b. Penurunan kapasitas screw press akibat bertambahnya kandunagn air dan kecepatan
Jumlah air pengecer yang diberikan menurut hasil percobaan pada beberapa alat
screw press yaitu 50-57% terhadap kandungan minyak dalam adonan tersebut,
misalnya jika reedmen minyak 22% dengan kapasitas screw press 10 ton TBS/jam
Worm screw merupakan bagian penting pada pabrik kelapa sawit yang terdiri dari
screw press dan sscrew conveyor. Worm screw berfungsi untuk memindahkan
sekaligus memeras adukan buah sawit. Pemerasan ini terjadi karena putaran dari
worm screw sehingga adukan terjadi terbawa mulai dari pangkal screw press hingga
keujung dan akibat penyempitan dari picth dank kanus maka adukan akan tertekan
dan memisahkan cairan minyak dari ampas. Sedangkan screw konveyor untuk
memindahkan buah maupun ampas kelapa sawit, dimana pemindahan ini terjadi
1. Penyusutan berat kadar air dari tbs pada proses sterilizer sebesar 10-12 %
2. Pemisahan janjangan dengan buah terjadi pada proses digester sebesar 16-20
Dimana:
Qo = Vo x Þs
Sehingga :
Vo = 7000kg/jam : 641kg/m3
Vo = 10.9204 m3 /jam
Putaran poros screw press adalah 10 rpm dengan jumlah daun screw sebanyak 5 buah.
putaran
Tp = (5:10) x 60
= 30sec.
Mp =
Mp =
Vp =
120 proses
Maka diperoleh :
Vp = L x A
A = 0,0910m3/12
A = 0,0758 m3
A D2
D /
D=
D= =0,31m
Dengan mengambil clereance antara diameter worm screw dan silinder sebesar
DO = 310 mm – (2 x 2.5)
DO = 305 mm
System kerja screw press sangat tergantung pada ulir yang dapat pada worm
screw. Ulir inilah yang membawa adukan sawit hingga ke ujung ulir. Pada perancangan
ulir ini, direncankan screw pressmemiliki 5 daun. Dengan jarak picth yang semakin kecil.
inlet
out CPO
out cangkang
Ulir yang terdapat pada worm screw ini termasuk jenis ulir berpuncak (acme thread).
Gambar detail dari worm screw ini dapat kita lihat beserta ukuran-ukuran standart dapat
Dp = Diameter picth
Di = Diameter dalam
Ht = Tinggi ulir
Dp = Do - 0,5p -0.1
Dimana :
Maka :
= 20 cm
Ht =
Ht =
Ht = 97,5 mm
Dalam proses penekananya terhadap adukan sawit, maka adukan ini memberikan
reaksi terhadap pergerakan ulir. Tekanan yang disebabkan oleh adukan ini adalah sekitar
PA = 50 bar
= 50.105 N/m2
= 5,099.105 Kg/m2
W = PA x A
A = (Ao – Ai)
Dimana :
Sehingga :
A = π(Do-Di)2
4
A = π(305 - 110)2
4
A = 29849.625 mm2
A = 0.0298 m2
Maka :
W = PA x A
W = 0,152.105 Kg
Tengangan sebenarnya atau tengangan lentur dapat ditaksir pada dasar atau poros ukir
dengan rumus :
Maka :
SI = 16,002.105 Kg/m2
Ss = 16T/πDi3
Dimana :
T = momen torsi
T=W
Dimana :
= tan-1 [L/πDp]
L=mxp
Sehingga :
L = 1 x 205
= 205 mm
= tan-1 (205/π200)
tan-10,3265
= 18,080
0
Dan untuk ulir berpuncak
Maka :
Maka :
T=W
T = 0.152.105
T = 0.152.105
T = 0,152.105
T = 788315,0812 Kg/mm
T = 788,315 Kg/m
Ss = 16T/πDi3
Ss =
Ss =
= 0,004179340 m3
Ss = 30,17950.105 kg/m2
SImax = (SI/2)+Ssmax
Jenis Pola yang dipilih dalam pembuatan worm screw press adalah pola belahan.
Pola belahan ini terdiri dari dua bagian yakni bagian atas yang disebut dengan kup dan
Setelah penemtuan tambahan tersebut maka hal yang ahrus dilakukan pada
pemesinan. Berikut merupakan perhitunga ukuran pola dari worm screw dengan nilai
penyusutan untuk besi cor adalah sebesar 20/1000 dan ukurannya sebesarnya.
Dan untuk menghitung ukuran pola maka poros dibedakan menjadi 4 bagian
1 2 3 4 5
4
1 2 3
BAB IV
4.1.1. Alat
d. Cawan Aluminium
f. Desikator Perh
4.1.2. Bahan
a. Ampas Press
b. N-Heksana
c. Extraction Timble
d. Kapas
4.1.3. Prosedur
a. Kadar Air
b. Sokletasi
- ampas press yang telah kering disokletasi selama 4 jam. Minyak yang
- Labua alas yang berisi minyak dipanaskan dalam oven selama 15 menit
Rata-rata 6,29
Rata-rata 6,31
Rata-rata 6,32
Rata-rata 6,31
Rata-rata 6,28
Rata-rata 6,31
4.1.5. Perhitungan
% Minyak kering =
Sampel 1
% kehilangan minyak =
= 6,28%
4.1.6. Pembahasan
didapat dari data dalah rata-rata 6,28-6,32 %. Persentase kehilangan minyak kelapa sawit
tersebut sesuai dengan standart pabrik yaitu 7 % namun akan lebik baik jika persentase
Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang didapat dari data tersebut
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu tipe screw press, tekanan kerja crew press dan air
pengencer.
Tipe screw press yang baik adalah tipe speichim yang memiliki feed screw,
sehingga continius dan jumlah bahan yang masuk konstan dibandingkan dengan adonan
pertambahan pertambahan investasi dan biaya perawatan yang lebih besar. Persentase
Berdasarkan tekanan kerja screw press, diperhatikan pada 2 faktor yaitu tekanan
lawan dan stabilitas tekanan. Menurut faktor tekanan lawan, menurunkan kadar minyak
dalam ampas tekanan lawan dilakukan dengan menaikkan tekanan dengan mengatur cone
, namun hal ini akan menyebabkan persentase biji pecah yang tinggi dan dapat
electromotor screw press. Sedangkan tekanan kerja cone yang rendah akan mengasikan
ampas dengan kadar minyak yang tinggi dengan sedikit jumlah biji pecah sudah
berkurang. Oleh sebab itu pengoperasian screw press harus benar-benar dipertimbangkan
keuntungan dan kerugian yang diakibatkanya. Selain itu. Kerusakan cone yang terjadi
dipabrik sering dibiarkan begitu saja tampa di perbaiki. Selain tekanan juga harus
screw dengan hydraulic cone. Sehingga akan memperkecil kehilangan minyak dalam
ampas, dengan meratanya adonan masuk kedalam screw press yang diimbangi dengan
tekanan stabil maka ekstrasi minyak akan lebih sempurna , dengan demikia kehilangan
Faktor yang terakhir adalah air pengecer. Jumlah air pengecer yang diberikan
sanat tergantung pada suhuy air pengecer , semakin tinggi suhu air pengecer maka jumlah
air yang diberikan semakin sedikit. Jumlah air pengencer yang diberikan menurunkan
hasil percobaan pada beberapa alat screw press yaitu 50-75 % terhadap kandungan
minyak dalam adonan tersebut, misalnya jika reedmen minyak 22% dengan kapasitas
screw press 10 ton TBS/jam aka air yang disemprotkan sebagai air pengecer sebanyak
1,1-1,65M3. Sehingga jika menurunkan persentase kehilangan minyak pada ampas press.
Harus benar-benar diperhatikan dan diperhitungkan dengan baik jumlah air pengecer
Proses ekstraksi dengan menggunakan screw press lebih baik dari pada proses
ekstraksi dengan cara lain. Proses ekstraksi dengan screw press tidak maembutuhkan
biaya yang besar untuk membeli pelarut dan ampas press yang didapat langsung terpisah
kecil dalam jumlah yang lebih sedikit. Selain itu, pada proses ekstraksi menggunakan
screw press buah kelapa sawit yang berupa bubur (hasil proses pencacah) yang masuk
kedalam screw press dapat disesuaikan dengan kapasitas dengan tekanan screw pressnya.
terdapat pada ampas press dilakukan proses pemisahan secara sokletasi. Pelarut yang
5.1. Kesimpulan
terdapat dalam ampas press pada ptpn iv dolok sinumbah adalah 6,28-6,32%
5.2. Saran
Kehilangan minyak yang didapat dari ampas press sesuai standart, namun akan
lebih baik jika ehilagan minyak tersebut lebih kecil dari 6,28% sehingga
persentase kehilangan minyak sawit pada ampas proses akan lebih sedikit. untuk
mencapai hal tersebut hendaknya harus lebih diperhatikan tekanan kerja screw
press, dan air pengencer. selain itu juga harus diperhatikan kondisi alatnya dengan
baik, dimana harus dilakukan perawatan yang optimu, agar alatnya bekerja
dengan maksimal
4. Naibaho, P.M.1996. teknologi pengolahan kelapa sawit, medan pusat penelitian kelapa
sawit