Anda di halaman 1dari 1

Filipi 2:3 (TB) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.

Sebaliknya
hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri

Kita dipanggil untuk melayani orang lain, untuk tidak lagi berpusat pada diri sendiri, tetapi untuk
melihat dan menikmati kemuliaan Allah, dipuaskan di dalam Kristus untuk memberitakan
Kristus inilah tujuan dari manusia yang tidak lagi mementingkan puji-pujian yang sia-sia. Paulus
dengan sangat baik, memberikan pengajaran yang berpusat pada Kristus sehingga menghasilkan
moralitas yang sejati dengan wujud yang sangat disukai oleh Tuhan yaitu kehidupan yang
adil. Ini adalah tujuan utama kita, sejajar dengan tujuan bahwa kita harus mengasihi Tuhan
seperti diri sendiri demikian juga kasih kita kepada sesama manusia. 

Tanpa kasih, maka kita akan melihat penderitaan akibat dari keserakahan manusia dan kematian
terjadi di mana-mana. Perang, untuk menunjukkan bahwa betapa diri sangat berkuasa,
merupakan akibat dari diri manusia yang tidak rendah hati yang memunculkan tidak adanya
kasih. Manusia tidak pernah menganggap manusia lain sebagai manusia, di mana suku ras
tertentu dianggap rendah.

Yesus merendahkan diri-Nya dengan keyakinan akan kesetiaan Allah Bapa. Yesus menyerahkan
diri-Nya kepada Allah Bapa, Ia datang ke dalam dunia, untuk menebus manusia dari kutuk dosa,
sebagai bentuk ketaatan kepada Bapa-Nya. Yesus mengatakan bahwa makanan-Nya adalah
melakukan kehendak Bapa. Melihat kepada Yesus, berarti memandang pada kehidupan-Nya dan
kematian-Nya di atas kayu salib. Memandang pada Yesus, pada salib, menyadarkan kita akan
keseriusan dosa. tanpa cara pandang yang benar akan Kekristenan, tanpa mengerti Injil dengan
benar, tanpa kuasa Roh Kudus yang mengubahkan. Kita tidak akan dapat menjadi rendah hati.
Kita harus belajar Alkitab dengan pengertian bahwa orang fasik yang ada di dalamnya adalah
diri kita, kita adalah orang gagal. Tetapi karena kasih karunia saja kita dibenarkan, dikuduskan
diberikan hidup yang baru untuk menjadi milik Kristus dan dibentuk untuk semakin serupa
dengan Dia. Penyaliban Yesus, merendahkan kita, karena kita sadar kita bukan apa-apa, kita
orang berdosa yang sekarat yang diselamatkan. Dengan cara Yesus ditimpakan semua dosa
sehingga kita ditimpakan kebenaran-Nya. Injil inilah yang membentuk ulang hati kita,
memperbaharui batin kita dan hidup kita semakin serupa Yesus, rendah hati seperti Kristus untuk
menunjukkan belas kasihan Yesus.

Kita dipanggil untuk menjadi seperti Yesus, melayani seperti Dia dan hidup dengan hati nurani
yang murni seperti Yesus untuk taat kepada Allah Bapa. Anugerah terbesar ketika kita yang
adalah musuh Allah mati dalam dosa dan terus hidup dalam perbudakan dosa sejak dalam
kandungan ibu kita, kini menjadi Anak Allah untuk menjadi seperti Yesus. Yesus merendahkan
diri, menjadi hamba dan melayani sampai mati di atas kayu salib. Demikianlah perjalanan iman
Kristen kita untuk menjadi seperti Yesus, jadi tujuan utama dari kerendahan hati adalah
melayani. Kepentingan terbesar manusia adalah dibebaskan dari keberdosaan, kebebasan ini
hanya akan terjadi ketika seseorang benar-benar ada di dalam Kristus, ia percaya kepada Yesus
bertobat dan dibawa untuk semakin membenci dosa dan mencintai kekudusan hidup.

Kita di panggil untuk hidup kudus, kekudusan berjalan bersama dengan kerendahan hati.
Kerendahan hati berarti hidup yang berserah, berharap dan terarah hanya kepada Kristus. Tidak
ada yang lebih penting dari ini, yaitu kehidupan yang berpusat pada Yesus, hidup yang semakin
mengerti kasih karunia dan merenungkan kasih karunia siang dan malam.

Alkitab merupakan sumber kebenaran yang sejati untuk mengerti kasih karunia, dalam kasih
karunia kita dikuduskan untuk semakin rendah hati. Kerendahan hati, selalu saja berbuahkan
pelayanan yang sejati kepada sesama. 

Kita tidak lagi memperhatikan kepentingan diri untuk dimuliakan dan dipuji dan mencari
kepuasan dari pujian yang sia-sia. Melainkan memberikan diri kita untuk melayani, untuk
memberitakan Kristus, menjadi surat terbuka, bagi sesama kita bahwa ada kehidupan sejati yang
benar, ketika firman Kristus yang menguasai hidup kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai