Anda di halaman 1dari 8

JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol.4, No.

1, Februari 2019

TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS


TERHADAP PELAKSANAAN PENYUSUTAN DAN
PEMUSNAHAN BERKAS REKAM MEDIS DIRUMAH SAKIT
UMUM MADANI MEDAN TAHUN 2018
1.
Ary Syahputra Wiguna; 2. Aulia Fahrani
1.
Dosen APIKES Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan; 2.Alumni APIKES Imelda

E-mail: 1. aryesyah1@gmail.com

ABSTRAK

Penyusutan rekam medis merupakan suatu kegiatan pengurangan arsip dari rak penyimpanan dengan
cara memindahkan berkas rekam medis in-aktif dari rak aktif ke rak in-aktif. Pemusnahan rekam medis
merupakan suatu kegiatan penghancuran secara fisik arsip rekam medis yang telah berakhir fungsi dan
nilai guna rendah. Pengetahuan Petugas rekam medis sangat mempengaruhi terhadap berlangsungnya
proses penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap pelaksanaan penyusutan dan pemusnahan berkas
rekam medis dirumah sakit Madani Medan Tahun 2018. Tempat yang dipilih menjadi tempat penelitian
adalah Rumah Sakit Umum Madani Medan. Metode penelitian analitik cross sectional dengan
pendekatan observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis yang berjumlah 10
orang. sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di unit rekam medis yang berjumlah 10
orang pegawai rekam medis. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa Lebih dari 80 % petugas rekam
medis tidak mengerti mengenai proses penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis sehingga
mengakibatkan belum terlaksanakannya proses penyusutan dan pemusnahan di Rumah Sakit Umum
Madani Medan. peneliti dapat menarik kesimpulan bahwasanya Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam
Medis di Rumah Sakit Umum Madani sangat kurang sehingga peneliti menyarankan agar kepada pihak
rumah sakit untuk dapat menambah petugas rekam medis yang berlulusan D3 rekam medis.

Kata Kunci : Pengetahuan, Petugas, Penyusutan, Pemusnahan

PENDAHULUAN Menurut Permenkes 269/PER/III/2008,


Rekam medis merupakan berkas yang
Menurut WHO (World Health berisikan catatan dan dokumen tentang
Organization), Rumah sakit adalah bagian identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
integral dari suatu organisasi sosial dan tindakan, dan pelayanan lain yang telah
kesehatan dengan fungsi menyediakan diberikan kepada pasien.
pelayanan, penyembuhan penyakit, dan Penyusutan rekam medis merupakan
pencegahan penyakit kepada masyarakat. suatu kegiatan pengurangan arsip dari rak
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan penyimpanan dengan cara memindahkan
bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian berkas rekam medis in-aktif dari rak aktif ke
medik. Berdasarkan undang-undang No. 44 rak in-aktif dengan cara memilah pada rak
tahun 2009 tentang rumah sakit, yang penyimpanan sesuai dengan tahun
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah kunjungan terakhir (Firdaus, 2008).
institusi pelayanan kesehatan yang Pemusnahan rekam medis merupakan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan suatu kegiatan penghancuran secara fisik
perorangan secara paripurna yang arsip rekam medis yang telah berakhir
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat fungsi dan nilai guna rendah. Penghancuran
jalan, dan gawat darurat. harus dilakukan secara total dengan cara
537
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol.4, No.1, Februari 2019

membakar habis, mencacah atau daur ulang sehingga sangat berpengruh terhadap
sehingga tidak dapat dikenali lagi isi petugas saat akan melakukan penyimpanan
maupun bentuknya (Budi, 2011). atau pun pengambilan kembali dokumen
Berkas rekam medis harus disimpan yang dibutuhkan karena rak sudah terlalu
sesuai dengan peraturan yang ada. Untuk penuh.
sarana pelayanan kesehatan rumah sakit, Berdasarkan hal diatas, maka peneliti
berkas rekam medis rawat inap harus tertarik membuat penelitian dengan judul
disimpan sekurang-kurangnya lima tahun “Tingkat pengetahuan petugas rekam medis
sejak pasien terakhir berobat atau pulang terhadap pelaksanaan penyusutan dan
dari rumah sakit. Setelah lima tahun berkas pemusnahan berkas rekam medis dirumah
rekam medis dimusnakan kecuali ringkasan Sakit Madani Medan Tahun 2018”
pulang dan persetujuan tindakan medis.
Berkas rekam medis dirak penyimpanan Perumusan Masalah
tidak selamanya akan disimpan. Hal ini Berdasarkan latar belakang masalah
karena jumlah berkas rekam medis selalu yang telah diuraikan, maka rumusan
bertambah sehingga ruang penyimpanan masalah pada penelitian ini adalah tingkat
akan penuh dan tidak mecukupi lagi untuk pengetahuan petugas rekam medis terhadap
berkas rekam medis yang baru. pelaksanaan penyusutan dan pemusnahan
Berdasarkan pengamatan peneliti pada berkas rekam medis dirumah sakit Madani
survei awal diruang penyimpanan rekam Medan Tahun 2018.
medis Rumah Sakit Umum Madani terdapat
berkas rekam medis yang berserakan Tujuan Penelitian
dilantai, berkas tersebut masih bercampur Untuk mengetahui tingkat pengetahuan
antara berkas rekam medis aktif dan berkas petugas rekam medis terhadap pelaksanaan
rekam medis non aktif. Tempat penyusutan dan pemusnahan berkas rekam
penyimpanan antara berkas rekam medis medis dirumah sakit Madani Medan Tahun
aktif dan inaktif tidak ada pemisahan. 2018.
Penyimpanan dilakukan menggunakan Manfaat Penelitian
kerdus disamping rak penyimpanan yang 1. Bagi Rumah Sakit
sudah penuh, sedangkan berkas rekam medis Dapat digunakan sebagai bahan
yang baru dipisahkan hanya berdasarkan pertimbangan, menambah wawasan,
tulisan yang tertera diatas kardus yang telah pengetahuan dan masukan bagi
disediakan. Hal ini mengakibatkan sulitnya manajemen rumah sakit dan
mengambil berkas karena posisinya tidak pengembangan khususnya bagi petugas
teratur atau berantakan sehingga rekam medis dirumah sakit Madani
mengakibatkan banyaknya keluhan Medan.
mengenai lamanya berkas rekam medis 2. Bagi peneliti
tersedia dibagian pendaftaran Rumah Sakit Menambah wawasan, pengetahuan yang
Umum Madani Medan. dapat dipakai sehingga dapat
Peneliti juga melihat diruang membedakan apa yang dipelajari
penyimpanan dokumen rekam medis Rumah dikampus dengan yang ada dirumah sakit
Sakit Madani, ditemukan bahwa dokumen mengenai permasalahan pada objek
rekam medis masih ada yang berserakan dan penelitian dan menerapkan teori yang
tidak terususun rapi dirak penyimpanan, diperoleh diinstitusi pendidikan.
masih terdapat dokumen rekam medis yang 3. Bagi institusi pendidikan
bercampur antara dokumen rekam medis Memberikan masukkan materi yang
aktif dan non aktif. Dengan ini menyulitkan berharga sebagai pembelajaran bagi
petugas untuk melakukan pencarian pendidikan mahasiswa di akademi
dokumen rekam medis jika dibutuhkan. perekam medis dan informasi kesehatan.
Selain itu, Rumah Sakit Madani tidak pernah
melakukan penyusutan atau pun
pemusnahan sesuai dengan jadwal yang ada

538
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol.4, No.1, Februari 2019

METODE (Hidayat,2009), sampel dalam penelitian


ini adalah seluruh pegawai di unit rekam
Jenis penelitian ini menggunakan medis yang berjumlah 10 orang pegawai
metode penelitian analitik cross sectional. rekam medis.

Tempat Penelitian Variabel


Penelitan dilakukan di Rumah Sakit Variabel adalah sesuatu yang
Umum Madani Medan. digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau dapat oleh satuan
Populasi penelitian tentang suatu konsep pengertian
Populasi menurut (Sutrisno Hadi, tertentu (Notoatmodjo, 2010). Adapun
2004), adalah seluruh individu yang akan variabel-variabel yang akan diamati oleh
dikenai sasaran generalisasi dari sampel penelitian adalah sebagai berikut :
yang akan diambil dalam suatu penelitian. a. Karateristik petugas
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan b. Pengetahuan petugas tentang penyusutan
bahwa populasi adalah keseluruhan unit dan pemusnahan rekam medis
analisis yang karakternya akan diduga.
Anggota (Unit) populasi disebut elemen Defenisi Operasional
populasi.Populasi dalam penelitian ini Untuk membatasi ruang lingkup atau
adalah petugas rekam medis yang berjumlah pengertian varieabel-variabel yang diteliti /
10 orang. diamati, perlu sekali variable-variabel
tersebut diberi batasan atau defenisi
Sampel operasional (Notoatmodjo, 2010). Adapunn
Sampel merupakan bagian populasi defenisi operasional pada penelitian ini
yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari adalah sebagai berikut :
karakteristik yang dimiliki oleh populasi

Tabel 1. Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Skala Ukur Indikator Hasil Ukur
Independent
Karakteristik Mencakup usia, jenis
kelamin, masa kerja, 1. 18-23 tahun
tingkat pendidikan Rasio 2. 24-29 tahun
Lama hidup 3. 30-35 tahun
a. Umur seseorang yang 4. 36-41 tahun
dihitung sejak lahir 5. >42 tahun
sampai dengan batas
terakhir masa 1. SMA
hidupnya 2. D3 RMIK
b. Pendidikan Jenjang pendidikan Ordinal 3. D3 non RMIK
formal yang 4. S1
c. Jenis Kelamin ditempuh seseorang
Identitas petugas 1. Laki-laki
rekam rekam medis Nomial 2. Perempuan
Pengetahuan Pemahaman dan Ordinal 10 Soal 1. Baik 7-10
wawasan petugas 2. Cukup 4-10
rekam medis tentang 3. Kurang 0-3
penyusutan dan
pemusnahan berkas
rekam medis
Skala Pengukuran pertanyaan sebanyak 10 item. Kuesioner
1. Skala Pengukuran pengetahuan yang digunakan adalah kuesioner tertutup
Pengetahuan diukur dengan yaitu kuesioner yaitu responden tinggal
menggunakan kuesoner dengan jumlah memilih jawaban. Pilihan setiap item terdiri
539
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol.4, No.1, Februari 2019

dari dua pilihan jawaban menurut skala keseragaman ukuran, konsistensi data
Guttman. berdasarkan tujuan penelitian.
Skor tertinggi adalah 10 (10 x 1) b. Coding, yaitu memberi tanda pada
sedangkan skor tertendah adalah 0 ( 10 x 0), pertanyaan. Kode yang dimasukkan
sehingga rentang skor pengetahuan petugas berbentuk angka, bukan symbol karena
rekam medis adalah 0-10. Katagori angka dapat diolah secara statistic dengan
pengetahuan petugas rekam medis dengan bantuan program computer.
menggunakan rumus : c. Entry, yaitu memasukkan jawaban-
Rumus Range = ( NTt – NTr ) = (10 – 0 ) = jawaban dari responden yang telah diolah
10 kedalam program computer.
d. Cleaning, yaitu proses pembersihan data
sebelum diolah secara statistic dengan
Keterangan : cara memeriksa data-data yang telah
NTt = Nilai Tertinggi dimasukkan apakah sesuai dengan
NTr = Nilai Terendah kategori yang telah ditentukan
Kelas = Katagori jumlah kelas sebelumnya.
pengetahuan
Analisis Data Penelitian
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data a. Analisis Univariat
1. Jenis Data Analisis univariat bertujuan untuk
Penelitian ini menggunakan dua jenis menjelaskan atau mendiskripsikan
data yaitu data primer dan data sekunder karateristik setiap variabel penelitian
yaitu : secara sistematis. Pada umumnya dalam
a. Data primer analisis ini hanya menghasilkan distribusi
Data primer adalah data yang diperoleh frekuensi dan data persentase dari setiap
langsung dari subjek penelitian dengan veriabel (Notoatmojo, 2010).
menggunakan alat pengukuran atau alat b. Analisis Bivariat
pengambilan data langsung pada objek Analisis bivariat adalah analisis secara
sebagai sumber informasi dicari simultan dari dua variabel. Hal ini
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini, data biasanya dilakukan untuk melihat apakah
primer didapatkan dari kuesioner yang satu variabel, seperti jenis kelamin adalah
akan diberikan kepada petugas rekam terkaitan dengan variavel lainya.
medis di Rumah Sakit Umum Madani Mungkin sikap terhadap pria maupun
Medan. wanita kesetaraanya.
b. Data sekunder Analisi bivariat terdiri dari metode-
Data sekunder adalah data yang diperoleh metode statistik inferensial yang
dari pihak lain, tidak langsung diperoleh digunakan untuk menganalisis data dua
oleh peneliti dari subjek penelitian. Data veriabel penelitian. Penelitian terhadap
sekunder biasanya berwujud data dua variabel biasanya mempunyai tujuan
dokumentasi atau data laporan yang untuk mendeskripsikan distribusi data,
sudah tersedia (Notoatmodjo, 2010). menguji perbedaan dan mengukur
Penelitian ini, data sekunder diperoleh hubungan antara dua variabel yang
dari berkas rekam medis rawat jalan di diteliti.
RSU Madani Medan.
HASIL
Metode Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari kuesioner Berdasarkan penelitian yang dilakukan
diolah untuk dijadikan informasi yang dapat penulis mengenai “Tingkat pengetahuan
digunakan untuk menjawab tujuan penelitian petugas rekam medis terhadap pelaksanaan
dengan langkah-langkah sebagai berikut : penyusutan dan pemusnahan berkas rekam
a. Editing, yaitu kegiatan memeriksa data, medis dirumah Sakit Madani Medan Tahun
kelengkapan, kebenaran, pengisian, data, 2018”. Faktor utama penyebab

540
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol.4, No.1, Februari 2019

permasalahan adalah kurangnya Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan


pengetahuan petugas rekam medis di RSU Masa Kerja
Madani mengenai cara penyusutan dan No Masa Kerja Jumlah %
pemusnahan berkas rekam medis yang baik 1. 0 – 5 Bulan 6 60
dan benar menurut peraturan yang telah 2. 6 – 11 Bulan 2 20
ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa 3. 12 – 17 Bulan 1 10
petugas rekam medis juga bukan lulusan 4. >17 Bulan 1 10
dari rekam medik bahkan ada juga yang Berdasarkan tabel diatas distribusi
lulusan sekolah menengah atas. frekuensi Berdasarkan Masa Kerja diperoleh
Pengetahuan petugas rekam medis di data bahwasanya petugas rekam medis yang
RSU Madani belum memenuhi syarat Masa kerja antara 0-5 Bulan ada 6 orang
pelayanan, karena selain jumlah petugas (60%), petugas rekam medis yang memiliki
yang terbatas pendidikan nya juga belum masa kerja antara 6-11 bulan ada 2 orang
sesuai dengan yang diharapkan. (20%), petugas rekam medis yang memiliki
masa kerja antara 12-17 Bulan ada 1 orang
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan (10%), dan petugas rekam medis yang
Pendidikan memiliki masa kerja lebih dari 17 bulan ada
No Pendidikan Jumlah % 1 orang (10%).
1 S1 1 10
2 D3 2 20 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
3 D3 Rekam Medis 3 30 Jenis Kelamin
4 SMA 4 40 No Jenis Jumlah %
Berdasarkan tabel diatas distribusi Kelamin
frekuensi berdasarkan Pendidikan diperoleh 1 Pria 3 60
data bahwasanya Petugas Rekam Medik yang 2 Wanita 7 20
memiliki latar belakang ilmu rekam medik Berdasarkan tabel diatas distribusi
hanya 3 orang (30 %), 1 orang (10 %) frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
berpendidikan Strata Satu non Rekam Medik, diperoleh data bahwasanya petugas rekam
2 Orang (20%) berpendidikan Diploma Tiga medis yang berjenis kelamin Pria ada 3
Non Rekam Medik, dan 4 Orang (40%) orang (30%) dan petugas rekam medis yang
berpendidikan Sekolah Menegah Atas. berjenis kelamin Wanita ada 7 orang
(70%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Umur Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
No Umur Jumlah % Pengetahuan Petugas Rekam di RSU
1 18 – 23 Tahun 2 20 Madani Medan Tahun 2018
2 24 – 29 Tahun 4 40 No Pengetahuan Frekuensi %
3 30 – 35 Tahun 1 10 Penyusutan
4 36 – 41 Tahun 2 20 1 Baik 3 30
5 > 42 Tahun 1 10 2 Kurang 7 70
Berdasarkan tabel diatas distribusi Total 10 100
frekuensi Berdasarkan Umur diperoleh data Pengetahuan
bahwasanya petugas rekam medis yang Pemusnahan
3 Baik 4 40
berumur antara 18-23 Tahun ada 2 orang
4 Kurang 6 60
(20%), petugas rekam medis yang berumur
Total 10 100
antara 24-29 Tahun ada 4 orang (40%),
Berdasarkan tabel diatas distribusi
petugas rekam medis yang berumur antara
frekuensi berdasarkan pengetahuan petugas
30-35 Tahun ada 1 orang (10%), petugas
rekam medis tentang penyusutan dan
rekam medis yang berumur antara 36-41
pemusnahan diperoleh bahwasanya
Tahun ada 2 orang (20%), dan petugas
pengetahuan petugas rekam medis tentang
rekam medis yang berumur antara 42-47
penyusutan yang mayoritas baik sebanyak 3
Tahun ada 1 orang (10%).
responden (30%), minoritas kurang
541
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol.4, No.1, Februari 2019

sebanyak 7 responden (70%). Sedangkan 4 responden (40%), minoritas kurang


pengetahuan petugas rekam medis tentang sebanyak 6 responden (60%).
pemusnahan yang mayoritas baik sebanyak

Tabel 7. Hubungan Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Penyusutan


Berkas Rekam Medis di RSU Madani
Pelaksanaan Penyusutan
No Pengetahuan Terlaksana Tidak Total P
Terlaksana
F % F % F %
1 Baik 3 30 0 0 3 30
2 Cukup 0 0 0 0 0 0 0,038
3 Kurang 2 20 5 50 7 70
Total 5 50 5 50 10 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukan hasil uji statistik pengetahuan petugas rekam medis
terhadap pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis. Diperoleh p=0,038<0.05 sehingga Ho
ditolak artinya ada hubungan pengetahuan petugas rekam medis terhadap pelaksanaan
penyusutan di RSU Madani Medan.

Tabel 8. Hubungan Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Pelaksanaan Pemusnahan


Berkas Rekam Medis di RSU Madani
Pelaksanaan Pemusnahan
Tidak
Terlaksana Total
No Pengetahuan Terlaksana P
F % F % F %
1 Baik 4 40 0 0 4 40
2 Cukup 0 0 0 0 0 0
0,010
3 Kurang 1 10 5 50 6 60
Total 5 50 5 50 10 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukan perubahan tersebut bukan sekedar proses
hasil uji statistik pengetahuan petugas rekam transfer materi/teori dari seseorang ke orang
medis terhadap pelaksanaan pemusnahan lain dan bukan pula seperangkat prosedur,
berkas rekam medis. Diperoleh tetapi perubahan tersebut terjadi karena
p=0,010<0,05 sehingga Ho ditolak artinya adanya kesadaran dari dalam diri individu,
ada hubungan pengetahuan petugas rekam kelompok, atau masyarakat (Wahid Iqbal
medis terhadap pelaksanaan pemusnahan di Mubarak, 2009).
RSU Madani Medan.
2. Umur
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian Umur
diperoleh data bahwasanya petugas rekam
1. Pendidikan Petugas medis yang berumur antara 18-23 Tahun ada
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 2 orang (20%), petugas rekam medis yang
Pendidikan diperoleh data bahwasanya berumur antara 24-29 Tahun ada 4 orang
Petugas Rekam Medik yang memiliki latar (40%), petugas rekam medis yang berumur
belakang ilmu rekam medik hanya 3 orang (30 antara 30-35 Tahun ada 1 orang (10%),
%), 1 orang (10 %) berpendidikan Strata Satu petugas rekam medis yang berumur antara
non Rekam Medik, 2 Orang (20%) 36-41 Tahun ada 2 orang (20%), dan
berpendidikan Diploma Tiga Non Rekam petugas rekam medis yang berumur antara
Medik, dan 4 Orang (40%) berpendidikan 42-47 Tahun ada 1 orang (10%).
Sekolah Menegah Atas. Umur adalah semakin cukup umur,
Pendidikan adalah suatu proses tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
perubahan perilaku yang dinamis dimana akan lebih matang dalam berfikir dan
542
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol.4, No.1, Februari 2019

bekerja. Penyampaian informasi yang baik Penyusutan rekam medis merupakan


yaitu pada masa kedewasaan karena masa suatu kegiatan pengurangan arsip dari rak
kedewasaan merupakan masa dimana terjadi penyimpanan dengan cara memindahkan
perkembangan intelegensia, kematangan berkas rekam medis in-aktif dari rak aktif ke
mental, kepribadian, pola pikir dan perilaku rak in-aktif dengan cara memilah pada rak
sosial(widiaastuti 2009). penyimpanan sesuai dengan tahun
kunjungan terakhir (Firdaus, 2008).
3. Masa Kerja Pada hasil penelitian berdasarkan
Berdasarkan hasil Masa Kerja distribusi pengetahuan petugas rekam medis
diperoleh data bahwasanya petugas rekam dari 10 responden yang telah diteliti, petugas
medis yang Masa kerja antara 0-5 Bulan ada rekam medis yang berpengetahuan kurang
6 orang (60%), petugas rekam medis yang lebih banyk dari pada rekam medis yang
memiliki masa kerja antara 6-11 bulan ada 2 berpengetahuan baik. Pengetahuan rekam
orang (20%), petugas rekam medis yang medis yang berpengetahuan kurang
memiliki masa kerja antara 12-17 Bulan ada sebanyak 6 orang (60%) dan petugas yang
1 orang (10%), dan petugas rekam medis berpengetahuan baik 4 orang (40%).
yang memiliki masa kerja lebih dari 17 Diperoleh p=0,010<0,05 sehingga Ho
bulan ada 1 orang (10%). ditolak artinya adanya hubungan
Masa kerja adalah Pengalaman sebagai pengetahuan petugas rekam medis terhadap
sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk pelaksanaan pemusnahan berkas rekam
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan medis di RSU Madani.
cara mengulang kembali pengetahuan yang Pemusnahan rekam medis merupakan
diperoleh dalam memecahkan masalah yang suatu kegiatan penghancuran secara fisik
dihadapi dimasa lalu(Handoko 2007). arsip rekam medis yang telah berakhir
fungsi dan nilai guna rendah. Penghancuran
4. Jenis Kelamin harus dilakukan secara total dengan cara
Berdasarkan Jenis Kelamin diperoleh membakar habis, mencacah atau daur ulang
data bahwasanya petugas rekam medis yang sehingga tidak dapat dikenali lagi isi
berjenis kelamin Pria ada 3 orang (30%) maupun bentuknya (Budi, 2011).
dan petugas rekam medis yang berjenis Pengetahuan adalah merupakan hasil
kelamin Wanita ada 7 orang (70%). ‘’tahu’’ dan ini terjadi setelah orang
Jenis kelamin adalah perbedaan antara mengadakan penginderaan terhadap suatu
perempuan dengan laki-laki secara biologis objek tertentu. Pada waktu penginderaan
sejak seseorang lahir(Hungu 2007). sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
5. Pengetahuan persepsi terhadap objek (Notoatmojo 2014).
Berdasarkan hasil penelitian distribusi
pengetahuan petugas rekam medis dari 10 KESIMPULAN
responden yang telah diteliti, petugas rekam
medis yang berpengetahuan kurang lebih Berdasarkan hasil dan pembahasan
banyk dari pada rekam medis yang penelitian yang berjudul “Tingkat
berpengetahuan baik. Pengetahuan rekam pengetahuan petugas rekam medis terhadap
medis yang berpengetahuan kurang pelaksanaan penyusutan dan pemusnahan
sebanyak 7 orang (70%) dan petugas yang berkas rekam medis dirumah Sakit Madani
berpengetahuan baik 3 orang (30%). Medan Tahun 2018”. Yang telah diujikan
Pada hasil uji statistik pengetahuan pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa :
petugas rekam medis terhadap pelaksanaan 1. Hasil uji statistik pengetahuan petugas
penyusutan berkas rekam medis. Diperoleh rekam medis terhadap pelaksanaan
p=0,038<0.05 sehingga Ho ditolak artinya penyusutan berkas rekam medis.
ada hubungan pengetahuan petugas rekam Diperoleh p=0,038<0.05 sehingga Ho
medis terhadap pelaksanaan penyusutan di ditolak artinya ada hubungan
RSU Madani Medan. pengetahuan petugas rekam medis

543
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vol.4, No.1, Februari 2019

terhadap pelaksanaan penyusutan di RSU Depkes, Permenkes RI.No. 269.


Madani Medan. (2008).Tentang Rekam Medis,
2. Hasil uji statistik pengetahuan petugas Jakarta:Depkes RI.2008.
rekam medis terhadap pelaksanaan Firdaus, Sunny Ummul, (2008). Rekam
pemusnahan berkas rekam medis. Medik Dalam Sorotan Hukum Dan
Diperoleh p=0,010<0,05 sehingga Ho Etika.
ditolak artinya ada hubungan Hartomo. (2013). Gambaran Beban Kerja
pengetahuan petugas rekam medis Unit Administrasi di Rumah Sakit
terhadap pelaksanaan pemusnahan di (hartomo_80@ yahoo.com.noer.fkm@
RSU Madani Medan. yahoo.com).PDF. Diakses Oleh:
Chichilia De Agustina. 13 JULI 2016.
SARAN 11.20 WIB.
Hatta, Gemala. (1985). Catatan medic
Berdasarkan kesimpulan diatas, dalam kedudukannya sebagai
disarankan kepada beberapa pihak yaitu: penunjang system Kesehatan
1. Bagi RSU Madani Nasional.Edisi 13. Jakarta: Buletin
Diharapkan dapat melaksanakan medical record. 1985.
penyusutan dan pemusnahan berkas Kep Menkes. (2004). Tentang pedoman
rekam medis tepat waktu yang sudah penyusunan perencanaan SDM
ditentukan dan dapat menambah petugas kesehatan di Tingkat provinsi. Kab.
rekam medis yang berlulusan D3 rekam Serta Rumah Sakit.
medis. Mubarak, Wahid Iqbal, dkk.(2009). Ilmu
2. Penelitian selanjutnya Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba
Diharapkan dapat melanjutkan penelitian Medika.
untuk mengetahui tingkat pengetahuan Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi
petugas rekam medis dalam pelaksanaan Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
penyusutan dan pemusnahan. Cipta.
Rustiyanto, Ery. (2009). Etika Perekam
DAFTAR PUSTAKA Medis dan Sistem Informasi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Alimul Hidayat, Aziz. (2009). Metode Sumantri, Arif. (2011). Metodologi
Penelitian dan teknik analisis Data. Penelitian Kesehatan, Jakarta :
Jakarta: selemba medika. Kencana Prenada Media Group.
Depertemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman Yanmed, Dirjen. (2006). Pedoman
Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam
Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Medis Rumah Sakit di Indonesia. Revisi
Jakarta:Depkes RI. 2006. I. Jakarta

544

Anda mungkin juga menyukai