Anda di halaman 1dari 3

DISPEPSIA

No. Dokumen : SOP/C/VII/UMUM/16


No. Revisi :00
SOP
Tanggal Terbit :26 September 2016
Halaman :1/3
UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS PANDAAN dr. Meita Devi R., M. Kes.
KABUPATEN PASURUAN NIP.196405171989032011

1. Pengertian Dispepsia adalah tiap bentuk rasa tidak enak, baik episodik atau
persisten yang berkaitan dengan saluran cerna,khususnya bagian
atas.Keluhan tersebut meliputi rasa pedih,panas,atau nyeri
epigastrium, rasa penuh,cepat kenyang, bersendawa, kembung,
mual,dan kadang-kadang muntah.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan dispepsia dan mencegah
terjadinya komplikasi.

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Pandaan Nomor


440/048/424.052.16/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan Medis.

4. Referensi Pedoman Diagnosis dan Terapi Dinas Kesehatan Kabupaten


Pasuruan 2014.

5. Alat dan bahan ALAT:


1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Thermometer
BAHAN:
Lembaran resep
6. Langkah-langkah 1.Dokter atau perawat melakukan anamnesis:
 Adanya rasa tidak enak atau terbakar di abdomen atas;
 Adanya rasa kembung,rasa penuh,cepat kenyang,mual
terutama pagi hari,kadang-kadang sampai muntah;
 Nyeri perut sering terjadi pada malam hari,nyeri berkurang
setelah setelah minum antacid ,serangan nyeri hilang

1 dari 3
DISPEPSIA

No. Dokumen : SOP/C/VII/UMUM/16


No. Revisi :00
SOP
Tanggal Terbit :26 September 2016
Halaman :1/3
timbul,lokasi rasa tidak enak epigastrium dapat ditunjukkan
dengan satu atau dua jari;
2.Dokter atau perawat memeriksa kondisi fisik pasien:
 Keadaan umum pasien.;
 Tanda-tanda vital pasien:tekanan darah,nadi,suhu,RR dan
bising usus;
 Ada tidaknya nyeri tekan epigastrium;
 Ada tidaknya tanda-tanda dehidrasi;
3.Dokter memberikan terapi
3.1 Mengubah cara hidup.
Menghentikan kebiasaan merokok,minum alkohol,obat-
obatan yang dapat menganggu saluran makanan terutama
aspirin dan golongan nonsteroid anti inflamasi lainnya;
3.2 Terapi dengan obat.
 Tablet antacid DOEN.
Alumunium hidroksida 200mg atau magnesium
hidroksida 200mg,diberikan sehari 6-7 kali 2 tablet
yakni 1jam setelah makan,dan sebelum tidur malam
hari;
 Antagonis reseptor H2.
a. Tablet cimetidine 3-4x200mg atau 2x400mg per
hari atau 800mg malam hari;
b. Tablet ranitidine 2x150mg atau 300mg malam
hari;
c. Tablet famotidine 2x20mg atau 40mg malam hari;
 Inhibitor K-H-Atpase.
Diberikan omeprazole 1 kapsul 20mg tiap

2 dari 3
DISPEPSIA

No. Dokumen : SOP/C/VII/UMUM/16


No. Revisi :00
SOP
Tanggal Terbit :26 September 2016
Halaman :1/3
pagi,terutama digunakan untuk tukak duodenum;
4. Dokter melakukan pemeriksaan
penunjang bila dalam pemantauan selama 4 (empat) minggu
tidak ada perbaikan klinis maka dilakukan pemeliharaan USG
atau endoskopi;
5. Dokter melakukan rujukan bila
ditemukan diagnosa dispepsia rekurens,meskipun dengan
terapi adekuat yang ada di Puskesmas.
7. Bagan alir -
8. Unit terkait 1. Rawat Inap
2. Poli Umum
3. UGD
9. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
2. Buku Register

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai