Dengan Hormat
Dalam menunjang kelancaran pelaksanaan program dan meningkatkan motivasi kerja
staf Komite PPI dengan ini kami mengajukan permohonan usulan insentif/ remunerasi/
tunjangan staf Komite PPI, Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan
kajian usulan insentif/remunerasi (Terlampir)
Demikian Surat ini, besar harapan kami Bapak Direktur dapat mengabulkan permohonan
ini, Atas Perhatiannya kami ucapkan Terima Kasih
I. PENDAHULUAN
Rumah sakit harus memiliki program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang
menjangkau seluruh unit kerja dalam rangka mencegah dan mengendalikan infeksi dan
meminimalkan cost efektif. Direktur menetapkan Komite/Tim pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI) untuk menjalankan program mekanisme koordinasi pelaksanaan Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) di rumah sakit dapat berjalan lebih baik.
Berdasarkan Permenkes 27 Tahun 2019 Komite PPI adalah unsur organisasi non struktural
yang membantu kepala atau direktur rumah sakit dalam mengelola dan memandu program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), serta mempertahankan standar pelayanan
rumah sakit.
Komite PPI bertugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam pelaksanaan Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit sehingga anggota Komite PPI harus
memenuhi persyaratan memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman bekerja dalam
penyelenggaraan Komite PPI Rumah Sakit memiliki komitmen terhadap program PPI di
Rumah Sakit.
Dalam upaya melaksanakan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah
Sakit dan menjadi bagian integral dalam pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Komite PPI
di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain yang diisi oleh 3 (tiga) pegawai Purna Waktu yang
secara mandiri dan tim melaksanakan tugas dan fungsi yang telah di tetapkan dalam
Permenkes 27 Tahun 2019.
II. PERMASALAHAN.
1. Komite PPI belum termasuk Komite yang menerima insentif/ remunerasi/ tunjangan di
peraturan Direktur RSUD Dr. H. M. Rabain Muara Enim.
III. PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan tugas Komite PPI mempunyai tugas sebagai berikut
a. Tugas
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakanPPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan
program tersebut.
5. Melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa HAIs
(Healthcare Associated Infections).
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM)
rumah sakit dalam PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Berkoordinasi dengan unit terkait lain dalam hal pencegahan
dan pengendalian infeksi rumah sakit, antara lain :
a. Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (TPRA) dalam
penggunaanan antibiotika yang bijak dirumah sakit
berdasarkan pola kuman dan resistensinya terhadap
antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
b. Tim kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk
menyusun kebijakan.
c. Tim keselamatan pasien dalam menyusun kebijakan clinical
governance and patientsa fety.
12. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik
mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai
kebijakan manajemen rumah sakit.
13. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan
dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan,
cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai
dengan prinsip PPI.
IV. KESIMPULAN
Dari Pembahasan diatas maka dapat disimpulkan adaya perubahan
pertimbangan Insentif Komite PPI:
Komite Mutu di beri insentif 3% sebagai salah satu komite di
Rumah Sakit