Anda di halaman 1dari 3

1.

Jawab :

Pertarungan bisnis di era milenial sangat ketat dan sulit diprediksi, ini tidak lepas dari karateristik
konsumennya. Disadari bahwa generasi milenial dibesarkan oleh teknologi dan kemudahan
informasi, generasi milenial serba kritis, serba cepat, serba instan, dan terbebas dari zona nyaman,
sehingga berbisnis di era milenial ini basisnya adalah layanan online yang mampu mencangkup
semua lini dengan modal tidak begitu besar. Entrepreneur milenial memiliki ciri "berpikir di luar
kotak (thinking out of the box) "dan terus berusaha untuk belajar. Kaum milenial sangat kreatif dan
belajar untuk melakukan berbagai hal dengan cara-cara baru. Entrepreneur milenia Imenciptakan
perusahaan yang mengagumkan, sebagai tim, dan menggunakan teknologi, pada akhirnya untuk
memperbaiki dunia. Mereka ingin selalu belajar, terutama dari kegagalan.

Entrepreneur milenial memiliki ciri "berpikir di luar kotak (thinking out of the box) "dan terus
berusaha untuk belajar. Kaum milenial sangat kreatif dan belajar untuk melakukan berbagai hal
dengan cara-cara baru. Entrepreneur milenia Imenciptakan perusahaan yang mengagumkan, sebagai
tim, dan menggunakan teknologi, pada akhirnya untuk memperbaiki dunia. Mereka ingin selalu
belajar, terutama dari kegagalan.

Contoh Para pelajar mulai berbisnis online (fashion, kebutuhan rumah tangga bahkan makanan)
dalam masa pandemi untuk menopang biaya hidup dan ditengah kondisi pandemi saat ini, banyak
sekali wirausaha muda yang terus berinovasi terus melanjutkan usahanya meskipun memiliki
kendala dalam hal interaksi dengan pembeli.

Sumber : EKMA4370 Modul 2 KB 1

2. Jawab :

Untuk menjelaskan bagaimana cara entrepreneur menghadapi risiko, Thomas Monroy dan Robert
Folger mengembangkan pengelompokan gaya entrepreneur. Gambar 2.1 di halaman berikut
mengelompokkan entrepreneur menurut (1) risiko finansial yang dihadapi entrepreneur dalam
mengembangkan usaha baru, dan (2) besarnya harapan untuk mendapatkan keuntungan dari usaha
yang dijalankan (profit motive).

Kegiatan mencari keuntungan (profit seeking) diartikan sebagai keinginan yang kuat untuk
memaksimumkan keuntungan, sedangkan activity seeking menjelaskan berbagai corak kegiatan yang
diinginkan karena sesuai dengan sifat para entrepreneur, misalnya kebebasan dalam melaksanakan
kerja.

Ada berbagai macam profil orang yang berhasil memunculkan inovasi dan memulai usaha. Mereka
memang berbeda dari orang kebanyakan, misalnya dalam hal kesediaan mereka menghadapi risiko,
kemampuan bertahan dalam situasi mendua yang tidak jelas.
Contohnya Risiko Finansial Hampir dalam semua perintisan usaha baru, terdapat seseorang yang
mempertaruhkan uangnya, yang mungkin saja akan hilang lenyap sepenuhnya apabila usaha baru
tersebut gagal. Entrepreneur sering kali dituntut untuk mempertaruhkan kewajiban perusahaan,
yang sebenarnya jauh lebih besar daripada seluruh harta pribadinya, sehingga sebenarnya para
entrepreneur berpeluang menjadi seseorang yang pailit. Karena itu wajar apabila banyak orang yang
tidak bersedia menjadi entrepreneur karena tidak rela mempertaruhkan harta simpanannya, rumah
tinggal, serta uangnya untuk memulai sebuah usaha baru.

Sumber : EKMA4370 Modul 2 KB 2

3. Jawab :

MOTIVASI ENTREPRENEUR

Mempelajari mengapa seseorang memulai usaha, dan bagaimana mereka berbeda dari kebanyakan
orang yang tidak mencoba membuka usaha ataupun gagal memulai usaha, dapat memberikan
gambaran mengenai motivasi yang mendorong entrepreneur waktu awal memulai usaha, ternyata
hal itu berkaitan dengan perilaku yang ditunjukkannya kemudian dalam menjaga kelangsungan
hidup perusahaan.

Walaupun penelitian tentang karakteristik psikologis entrepreneur belum mampu menunjukkan


profil entrepreneur yang bisa disepakati semua pihak, tetapi penting untuk mengenali kontribusi
faktor-faktor psikologis terhadap proses entrepreneurial. Penelitian terhadap penciptaan usaha baru
dan kesediaan untuk mempertahankan usaha tersebut sebenarnya berhubungan langsung dengan
motivasi entrepreneur. Salah satu studi menunjukkan peran penting kepuasan terhadap kesediaan
entrepreneur untuk bertahan di perusahaan. Jenis sasaran, sikap, latar belakang, merupakan faktor-
faktor penentu kepuasan entrepreneur. Penelitian sejenis mencoba memeriksa proses tumbuhnya
motivasi yang dialami entrepreneur seperti yang disajikan pada Gambar 2.2. berikut ini.
Keputusan untuk berkelakuan sebagai entrepreneur merupakan hasil interaksi berbagai faktor. Salah
satu kumpulan faktor yang terlibat menyangkut karakteristik pribadi individu, lingkungan pribadi dan
lingkungan usaha yang relevan, sasaran pribadi, dan adanya gagasan yang memang layak
dikembangkan. Seorang calon entrepreneur akan membandingkan perkiraan hasil yang akan
diperoleh dengan harapan pribadinya. Berikutnya, ia akan mencoba melihat hubungan antara
perilaku sebagai entrepreneur yang akan dijalankannya dengan hasil yang diharapkan. Menurut
model di atas, harapan entrepreneur akan dibandingkan dengan

hasil aktual yang diperoleh perusahaan. Perilaku entrepreneur di masa depan bergantung pada hasil
pembandingan ini. Apabila hasil yang diperoleh mampu menyamai atau melebihi harapan, maka
perilaku entrepreneur akan terdorong untuk menjadi kuat, dan ia akan termotivasi untuk tetap
berperilaku sebagai entrepreneur, baik melalui usahanya yang sedang berjalan ataupun melalui
usaha baru, tergantung sasaran yang ia inginkan. Apabila hasil yang diperoleh gagal memenuhi
harapannya, motivasi entrepreneur akan berkurang, menurun, dan bisa mempengaruhi terhadap
minatnya untuk tetap berkelakuan sebagai entrepreneur. Persepsi semacam ini juga akan
berpengaruh terhadap corak strategi dan implementasinya dan juga corak manajemen atau
pengelolaan perusahaan.

Sumber : EKMA4370 Modul 2 KB 2

Anda mungkin juga menyukai