Anda di halaman 1dari 19

Taruna Secara Umum

Petunjuk Pelaksanaan
MWKT / TKKT
Oleh : Febri Nur Afron Romdoni

MUSYAWARAH WARGA KARANG TARUNA (MWKT)

1.    Peserta MWKT ditentukan oleh Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL) yang
mempersiapkan MWKT tersebut yang terdiri dari unsur-unsur:
a.    Peserta Penuh (perseorangan) yakni: Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL),
Pengurus Karang Taruna Kecamatan (PKTC), Pengurus Unit Tekhnis (UT) sebagai
utusan (apabila telah dilakukan pembentukan Unit TekhnisKarang Taruna), pengurus
organisasi/kelembagaan generasi muda (kepemudaan) ditingkat kelurahan dan para
tokoh/eksponen generasi muda/pemuda potensial sebagai utusan (apabila tidak ada
Unit Tekhnis Karang Taruna di kelurahan yang bersangkutan);
b.    Peninjau yakni: MPKT, Pembina Fungsional, Pembina Teknis dan Para Pejabat tingkat
kelurahan;
c.       Undangan dari Lembaga/Perorangan lainnya.

2.    Wewenang MWKT:
a.    Menilai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL).
Sebelum ditetapkan menjadi dokumentasi organisasi dan/atau sebagai bahan didalam
MWKT itu sendiri, LPJ dimaksud harus melalui proses penilaian kinerja kepengurusan
secara jujur dan objektif dengan mengacu dari keputusan MWKT dan/atau peraturan
dan ketentuan lainnya yang mengatur tentang pokok dimaksud, sehingga keputusan
terhadap LPJ bukanlah pada pilihan menerima atau menolak tetapi merupakan
rekomendasi perbaikan kinerja kepada pengurus periode berikutnya;
b.    Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat kelurahan yang
bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat kecamatan dan menjadi dasar bagi
pengurus dalam menyusun program kerja konkrit;
c.    Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) Pengurus masa bakti berikutnya;
d.    Memilih Ketua Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL) dan MPKT masa bakti
berikutnya;
e.      Menetapkan Pokok-pokok Pikiran sebagai Rekomendasi MWKT dan rekomendasi MWKT
lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang harus dilaksanakan
olehPengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL) masa bakti berikutnya;

3.    Pelaksanaan MWKT:
a.    MWKT berlangsung atas panggilan Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL);
b.    Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL) dalam masa bakti berjalan membuka
persidangan MWKT dengan syarat jumlah Peserta Penuh sekurang-kurangnya setengah
ditambah satu dari jumlah seluruh Peserta Penuh yang harus hadir dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari Peserta Penuh yang hadir;
c.    Peserta Penuh yang hadir adalah individu/aktivis/kader yang dalam kepengurusannya
masih sah sebagai pengurus dan/atau memenuhi syarat sebagai Warga Karang Taruna
diwilayah kelurahannya masing-masing;
d.    Pengurus Karang Taruna Kelurahan (PKTL) dalam masa bakti berjalan sebagai Pimpinan
Sidang Sementara (PSS) memimpin pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib, dan
Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno (PSP) MWKT sesuai Tata Tertib dan menyerahkan
palu persidangan kepada PSP MWKT;
e.    PSP berjumlah lima (5) yang berasal dari unsur PKTL 2 (dua) orang serta unsur dari
Peserta Penuh lainnya 3 (tiga) orang;
f.     PSP berwewenang untuk menutup seluruh persidangan dan bertanggung-jawab
merumuskan hasil-hasil MWKT lalu diserahkan kepada PKTL yang terpilih;
g.       PKTL DEMISIONER atau Lurah menutup MWKT.

4.       Pemilihan Langsung
a.    MWKT dapat diselenggarakan dalam format Pemilihan Umum Langsung oleh seluruh
Warga Karang Taruna diwilayah kelurahan yang bersangkutan yang memiliki identitas
resmi, yakni generasi muda yang berusia 17 tahun atau yang sudah menikah s/d. 45
tahun;
b.    Dalam hal MWKT yang diselenggarakan dengan format Pemilu langsung, maka PKTL
yang bersangkutan membentuk Panitia Pemilihan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
sebelum berakhirnya masa jabatan PKTL yang bersangkutan;
c.    Tugas Panitia Pemilihan meliputi:
d.    Melakukan pendataan dan penetapan Calon Pemilih;
e.    Menyelenggarakan Pendaftaran Calon Ketua PKTL;
f.     Menyelenggarakan Agenda Kampanye berupa: Rapat Umum, Debat Kandidat, dan
Publikasi Media Luar Ruang;
g.    Menyelenggarakan Pemungutan Suara dengan menyediakan Tempat Pemungutan
Suara minimal di satu lokasi;
h.    Menyelenggarakan Penghitungan Suara, Pengumuman Hasil hingga
Pelantikan/Pengukuhan Ketua Terpilih;
i.      Ketua Terpilih kemudian bertindak selaku formatur tunggal guna menyusun
kepengurusan dan MPKTL untuk masa bakti 3 (tiga) tahun kedepan;

MUSYAWARAH WARGA KARANG TARUNA LUAR BIASA (MWKTLB)

1. MWKTLB dapat dilaksanakan di antara dua MWKT (reguler) berdasarkan usulan


PTKL dan/atau atas usulan sekurang-kurangnya dua per tiga komponen
organisasi/kelembagaan generasi muda (kepemudaan), termasuk Unit Tekhnis
Karang Taruna yang bersangkutan;
2. MWKTLB yang diusulkan apabila Ketua PKTL yang bersangkutan dalam
menjalankan roda organisasi telah menyimpang dari PD/PRT, peraturan
organisasi dan Keputusan Karang Taruna lainnya sehingga dapat merugikan dan
membahayakan identitas dan eksistensi Karang Taruna;
3. 3. MWKTLB memutuskan tugas dan wewenang apa yang harus dilaksanakan
oleh MWKTLB dan keputusan MWKTLB mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan MWKT;
4. 4. Pelaksanaan MWKTLB mengikuti mekanisme yang sama seperti MWKT.

TEMU KARYA KARANG TARUNA KOTA (TKKTK)

1.    Peserta TKKTK ditentukan oleh PKTK yang mempersiapkan TKKTK tersebut yang terdiri
dari unsur-unsur:
a.    Peserta Penuh (utusan) yakni: PKTK, PKTP, dan Para PKTC;
b.    Peserta Peninjau yakni: MPKTK, Para PKTL (jika memungkinkan), Pembina Fungsional
dan para Pembina Teknis tingkat kota;
c.       Undangan dari Lembaga/Perorangan lainnya.

2.    Wewenang TKKTK:
a.    Menilai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PKTK. Sebelum ditetapkan menjadi
dokumentasi organisasi dan/atau sebagai bahan didalam TKKTK itu sendiri, LPJ
dimaksud harus melalui proses penilaian kinerja kepengurusan secara jujur dan objektif
dengan mengacu dari keputusan TKKTK dan/atau peraturan dan ketentuan lainnya
yang mengatur tentang pokok dimaksud, sehingga keputusan terhadap LPJ bukanlah
pada pilihan menerima atau menolak tetapi merupakan rekomendasi perbaikan kinerja
kepada pengurus periode berikutnya;
b.    Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat kota yang
bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat provinsi dan menjadi dasar bagi pengurus
dalam menyusun program kerja konkrit;
c.    Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) PKTK masa bakti berikutnya;
d.    Memilih Ketua PKTK secara langsung serta menyusun PKTK dan MPKTK melalui
mekanisme formatur, untuk masa bakti berikutnya;
e.    Menetapkan Pokok-pokok Pikiran sebagai Rekomendasi TKKTK dan rekomendasi TKKTK
lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang harus dilaksanakan oleh
PKTK masa bakti berikutnya;

3.    Pelaksanaan TKKTK:
a.    TKKTK berlangsung atas panggilan PKTK dan/atau atas sekurang-kurangnya usulan dua
per tiga (2/3) dari jumlah seluruh PKTC;
b.    PKTK dalam masa bakti berjalan membuka persidangan TKKTK dengan syarat jumlah
Peserta Penuh (utusan) sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah
seluruh Peserta Penuh (utusan) yang harus hadir (PKTK dan PKTC) dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari seluruh Peserta Penuh (utusan) yang
hadir;
c.    Peserta Penuh (utusan) yang hadir adalah pengurus yang kepengurusannya masih sah,
dan harus membawa mandat dari organisasinya dan SK Kepengurusan bagi Peserta
Penuh dari PKTC;
d.    PKTK dalam masa bakti berjalan sebagai Pimpinan Sidang Sementara (PSS) memimpin
pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib, dan Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno (PSP)
TKKTK sesuai Tata Tertib dan menyerahkan palu persidangan kepada PSP TKKTK;
e.    PSP berjumlah lima (5) yang terdiri dari dua (2) orang dari unsur PKTK dan tiga (3)
orang dari unsur PKTC;
f.     PSP berwewenang untuk menutup seluruh persidangan dan bertanggung jawab
merumuskan hasil-hasil TKKTK lalu diserahkan kepada PKTK yang terpilih;
g.    PKTK DEMISIONER atau Pembina Fungsional menutup TKKTK.

TEMU KARYA KARANG TARUNA KECAMATAN (TKKTC)

1.    Peserta. Peserta TKKTC ditentukan oleh PKTC yang mempersiapkan TKKTC tersebut
yang terdiri dari unsur-unsur:
a.    Peserta Penuh (utusan) yakni: PKTC, PKTK, dan para PKTL;
b.    Peserta Peninjau yakni: MPKTC, Pembina Fungsional dan Para Pembina Teknis tingkat
kecamatan;
c.       Undangan dari Lembaga/Perorangan lainnya.

2.    Wewenang TKKTC:
a.    Menilai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PKTC. Sebelum ditetapkan menjadi
dokumentasi organisasi dan/atau sebagai bahan didalam TKKTC itu sendiri, LPJ
dimaksud harus melalui proses penilaian kinerja kepengurusan secara jujur dan obyektif
dengan mengacu dari keputusan TKKTC dan/atau peraturan dan ketentuan lainnya
yang mengatur tentang pokok dimaksud, sehingga keputusan terhadap LPJ bukanlah
pada pilihan menerima atau menolak tetapi merupakan rekomendasi perbaikan kinerja
kepada pengurus periode berikutnya;
b.    Menetapkan Kerangka Pokok Program (KPP) Karang Taruna tingkat kecamatan yang
bersangkutan yang mengacu dari KPP tingkat kota dan menjadi dasar bagi pengurus
dalam menyusun program kerja konkrit;
c.    Menetapkan Struktur dan Uraian Tugas (SUT) PKTC masa bakti berikutnya;
d.    Memilih Ketua PKTC secara langsung serta menyusun PKTC dan MPKTC melalui
mekanisme formatur, untuk masa bakti berikutnya;
e.      Menetapkan Pokok-pokok Pikiran sebagai Rekomendasi TKKTC dan rekomendasi
TKKTC lainnya baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang harus dilaksanakan
oleh PKTC masa bakti berikutnya;

3.    Pelaksanaan TKKTC:
a.    TKKTC berlangsung atas panggilan PKTC dan/atau atas usulan sekurang-kurangnya dua
per tiga (2/3) dari jumlah seluruh PKTL;
b.    PKTC dalam masa bakti berjalan membuka TKKTC dengan syarat jumlah Peserta Penuh
(utusan) sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah seluruh Peserta
Penuh (utusan) yang harus hadir (PKTC dan PKTL) dan disetujui oleh sekurang-
kurangnya setengah ditambah satu dari seluruh Peserta Penuh (utusan) yang hadir;
c.    Peserta Penuh (utusan) yang hadir adalah pengurus yang kepengurusannya masih sah,
dan harus membawa mandat dari organisasinya dan SK Kepengurusan bagi Peserta
Penuh dari PKTL;
d.    PKTC dalam masa bakti berjalan sebagai Pimpinan Sidang Sementara (PSS) memimpin
pembahasan: Agenda Acara, Tata Tertib, dan Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno (PSP)
TKKTC sesuai Tata Tertib dan menyerahkan palu persidangan kepada PSP TKKTC;
e.    PSP berjumlah lima (5) yang terdiri dari dua (2) orang dari unsur PKTC dan tiga (3)
orang dari unsur PKTL;
f.     PSP berwewenang untuk menutup seluruh persidangan dan bertanggung jawab untuk
merumuskan hasil-hasil TKKTC lalu diserahkan kepada PKTC yang terpilih;
g.    PKTC DEMISIONER atau Camat menutup TKKTC.

TEMU KARYA LUAR BIASA (TKLB)

1.    TKLB dapat dilaksanakan di antara dua Temu Karya (reguler) pada seluruh tingkatan organisasi
berdasarkan usulan pengurus pada tingkatan yang bersangkutan dan/atau atas usulan sekurang-kurangnya
2/3 (dua per tiga) pengurus satu tingkat di bawahnya;
2.    TKLB memiliki tugas dan wewenang yang tunggal yakni untuk kepentingan mengganti Ketua karena
sebab tertentu;
3.    TKLB memutuskan tugas dan wewenang yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Temu
Karya;
4.    Pelaksanaan TKLB mengikuti mekanisme yang sama seperti Temu Karya.

DASAR PELAKSANAAN TKLB

1.    Untuk TKLB dengan agenda penggantian Ketua dalam masa bakti berjalan, dapat
dilaksanakan karena alasan sebagai berikut:
a.    Ketua meninggal dunia;
b.    Ketua mengundurkan diri dengan sukarela;
c.    Ketua sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sama sekali tidak aktif melakukan tugas dan
kewajibannya sebagai Ketua;
d.    Ketua dianggap melanggar PD/PRT setelah melalui penilaian obyektif dalam forum
serendah-rendahnya setingkat RPP, dengan kriteria pelanggaran sebagai berikut:
1)    Mencemarkan nama baik organisasi, dengan bukti konkrit dan valid baik berupa
material maupun saksi;
2)    Merubah filosofi, prinsip dasar, watak dan kode etik organisasi;
3)    Membuat keputusan strategis bagi organisasi tanpa melalui mekanisme pengambilan
keputusan dan/atau tanpa menyampaikan pertanggung-jawaban dalam forum
pengambilan keputusan yang setara dan proporsional;
4)    Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga tanpa persetujuan dan/atau tanpa
menyampaikan pertanggungjawaban dalam forum pengambilan keputusan yang setara
dan proporsional.
e.    Ketua sudah mendapatkan hukuman pidana tetap (inkrah) sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun dari pengadilan atas kasus yang menimpa dirinya baik internal maupun eksternal
organisasi.

PROSEDUR PELAKSANAAN TKLB

Untuk TKLB dengan agenda pergantian Ketua, dapat dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut:
a.    Usulan pergantian Ketua yang datang dari pengurus yang bersangkutan harus
disampaikan secara tertulis kepada pengurus satu tingkat dibawahnya untuk
mendapatkan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari pengurus satu
tingkat dibawahnya tersebut;
b.    Setelah minimal 2/3 (dua per tiga) pengurus satu tingkat dibawahnya menyetujui
pergantian Ketua dalam masa bakti berjalan, maka pengurus yang bersangkutan
mempersiapkan rencana pelaksanaan TKLB dimaksud, dengan undangan/pemanggilan
peserta yang ditandatangani oleh salah satu unsur Wakil Ketua dan Sekretaris;
c.    Sedangkan jika usulan pergantian datang dari pengurus satu tingkat dibawahnya, maka
harus disampaikan dalam bentuk tertulis dan/atau mosi tidak percaya (untuk kasus
pelanggaran organisasi/hukum) yang disampaikan kepada pengurus yang bersangkutan
dengan tembusan kepada Pembina Umum dan Pembina Fungsional;
d.    Pengurus yang bersangkutan yang menerima usulan pergantian secara tertulis dan/atau
mosi tidak percaya tersebut, kemudian mempelajari dan mengkonsultasikannya kepada
pengurus satu tingkat diatasnya, MPKT yang bersangkutan dan unsur pembina untuk
menindaklanjuti dan mengambil langkah yang diperlukan sampai disusunnya rencana
pelaksanaan TKLB dimaksud.

FORMATUR

1.    Formatur adalah mekanisme yang digunakan untuk menyusun kepengurusan dan


Majelis Pertimbangan Karang Taruna disetiap tingkatan, dalam fórum Temu Karya dan
MWKT.
2.    Mandat dari TK dan MWKT dalam penyusunan kepengurusan dan MPKT untuk masa
bakti berikutnya pada prinsipnya diberikan kepada Ketua Terpilih (formatur tunggal),
namun dalam kapasitas sebagai organisasi sosial Karang Taruna meniscayakan
pembentukan formatur dalam sebuah tim untuk membantu Ketua Terpilih sekaligus
mewujudkan cerminan perwakilan (representatif) kepengurusan dalam Karang Taruna
yang bersifat collective colegial dengan dasar nilai kesetiakawanan sosial dan semangat
musyawarah Karang Taruna;
3.    Keanggotaan formatur tidak dapat digantikan, dan setiap anggota formatur mempunyai
tanggung jawab moral dan organisasional dalam penyusunan dan penempatan
kepengurusan dan MPKT;
4.    Keputusan (hasil) Sidang Formatur adalah bersifat mutlak karena mendapatkan
mandat/kewenangan penuh dari fórum pengambilan keputusan tertinggi organisasi;
5.    Waktu formatur bersidang adalah sesuai dengan kesepakatan yang diambil oleh fórum
TK dan MWKT, sehingga apabila melebihi batas waktu yang ditentukan maka harus
tetap melaporkan hasilnya yang apabila belum sempurna maka akan kembali menjadi
kewenangan fórum TK dan MWKT untuk memutuskannya.
6.    Pelanggaran mekanisme kerja formatur akan menggugurkan keanggotaan formatur dan
hasil kerjanya, sehingga akan menjadi tugas dan tanggungjawab Ketua Terpilih sebagai
formatur tunggal.
7.    Formatur MWKT dan TKKT sekurang-kurangnya sebanyak 5 (lima) orang dan sebanyak-
banyaknya 9 (Sembilan) orang yang terdiri dari :
a. Ketua Terpilih;
b. Ketua Pengurus Karang Taruna Demisioner;
c. 1 Orang Unsur Pengurus Karang Taruna setingkat diatasnya yang mendapatkan
mandat:
d. 2-6 Orang unsur peserta yang disetujui dan ditetapkan oleh peserta;
8.    Komposisi Formatur terdiri dari seorang Ketua Merangkap Anggota, Seorang Sekretaris
Merangkap Anggota dan Anggota-Anggota.
9.    Ketua Formatur untuk MWKT dan TKKT secara ex-officio adalah Ketua Terpilih.

JADWAL ACARA

Dalam pelaksanaan MWKT/TKKT, sekurang-kurangya memiliki jadwal acara sebagai


berikut :
1.    Heregistrasi / Daftar Ulang Peserta
2.    Pembukaan :
a.    Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
b.    Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
c.    Mengheningkan Cipta
d.    Menyanyikan Mars Karang Taruna
e.    Pembacaan Dasa Sakti Karang Taruna
f.     Laporan Ketua Panitia
g.    Sambutan Ketua Karang Taruna
h.    Pengarahan Pembina umum sekaligus membuka Acara MWKT/TKKT secara resmi.

3.    Sidang Pleno I
a.    Penetapan Peserta / Peninjau
b.    Pengesahan Jadwal Acara dan Tata Tertib
c.    Pemilihan Pimpinan Sidang Pleno.
4.    Sidang Pleno II
a.    Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Karang Taruna
b.    Pengesahan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban.
c.    Penyataan Demisioner Pengurus Karang Taruna
5.    Sidang Pleno III
a.    Pembentukan komisi – komisi
b.    Sidang-sidang komisi
c.    Laporan / Pengesahan hasil rapat komisi
6.    Sidang Pleno IV
a.    Pendaftaran dan pengesahan bakal calon
b.    Penetapan calon ketua
c.    Penyampaian Visi MisiCalon Ketua
d.    Pemilihan Calon Ketua dan ;
e.    Pengesahan Ketua Terpilih
7.    Sidang Pleno V
a.    Pembentukan formatur
b.    Pengesahan formatur
c.    Sidang Pleno V Ditunda  Menunggu Hasil Sidang Formatur  Selanjutnya Sidang Pleno V
Ditutup Sementara (Maksimal 30 hari)
8.    Lanjutan Sidang Pleno V
a.    Penyampaian Hasil Sidang Formatur oleh Ketua Tim Formatur
b.    Penyerahan Hasil Sidang formatur kepada Pimpinan Sidang Pleno
c.    Pengesahan Hasil Sidang Formatur oleh Pimpinan Sidang Formatur
d.    Penutupan siding Pleno V

MATERI PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT

1.    Materi MWKT dan TKKT disiapkan melalui Rapat Pimpinan Karang Taruna di masing-
masing tingkatan.
2.    Sidang-sidang dan Rapat MWKT dan TKKT terdiri :
a.    Sidang Pleno
b.    Sidang Komisi
c.     Sidang Komisi Khusus dan atau Sub Komisi bila dianggap perlu.
3.    Materi Persidangan terdiri dari :
a.    Pokok-pokok Program Kerja Karang Taruna
b.    Rekomendasi
c.     Tata Tertib Pemilihan
d.    Hal lain yang dipandang perlu

4.    Tugas dan Wewenang Sidang Pleno :


a.    Mendengarkan pengarahan dan ceramah sesuai dengan ketentuan MWKT dan TKKT;
b.    Mendengar dan memberikan penilaian atas Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus
Karang Taruna;
c.     Mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Karang Taruna;
d.    Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja Karang Taruna yang berpedoman kepada
Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi Karang Taruna;
e.    Membentuk Komisi-Komisi menurut kebutuhan;
f.     Mendengarkan Laporan Komisi untuk mendapatkan penilaian dan pengesahan Sidang
Pleno;
g.    Memilih dan Mengesahkan Ketua Pengurus Karang Taruna;
h.    Memilih Formatur;
i.      Mengesahkan Pengurus Karang Taruna serta Majelis Permusyawaratan Karaang Taruna
(MPKT) untuk Masa Bakti berikutnya.
5.    Tugas dan Wewenang Sidang Komisi :
a.    Melakukan Musyawarah dan mengambil keputusan mengenai hal-hal yang menjadi
lingkup tugasnya;
b.    Melaporkan hasil-hasil Sidang Komisi kepada Sidang Pleno MWKT dan TKKT setelah
ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Sidang Komisi yang bersangkutan.
6.    Sidang-Sidang MWKT dan TKKT dipandu oleh Pengurus Karang Taruna dan Pimpinan
Sidang terpilih.
7.    Pimpinan Sidang MWKT dan TKKT dipilih dari dan oleh utusan MWKT dan TKKT dan
komposisinya diatur sebagai berikut :
a.    Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari Seorang Ketua, seorang Sekretaris dan 3 (Dua)
Orang Anggota;
b.    Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan Anggota-
Anggota.
8.    Pimpinan Sidang merangkum seluruh pembicaraan, mendudukkan persoalan,
meluruskan pembicaraan serta berusaha mempertemukan pendapat sesuai acara
persidangan.

HAK PESERTA DAN PENINJAU

1.     Peserta Berhak :
a. Mendapatkan satu hak suara yang dapat dipergunakan dalam pengambilan
keputusan dengan format Satu Utusan/Delegasi Satu Suara atau One Delegation
One Vote.;
b. Mengajukan pertanyaan, usul, saran dan atau pendapat baik lisan maupun
tertulis;
c. Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan
Pendapat/Kritik yang bersifat membangun;
d. Dipilih dan Memilih.
2.     Peninjau Berhak :
a. Mengajukan pertanyaan, usul dan atau pendapat baik lisan maupun tertulis atas
seijin Pimpinan Sidang;
b. Mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan
Pendapat/Kritik yang bersifat membangun.
3.     Setiap Peserta dan Peninjau berhak untuk menjadi anggota salah satu Komisi MWKT
dan TKKT.
4.     Jumlah anggota masing-masing komisi disusun secara proporsional.
5.     Penggunaan hak bicara dan hak suara dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat diatur
dalam Tata Tertib Musyawarah dan Rapat-Rapat.

QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.     MWKT/MWKTLB/TKKT/TKKTLB dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½


(Setengah) ditambah 1 (Satu) jumlah utusan peserta;
2.     Apabila ketentuan dalam ayat 1 ini tidak dapat dipenuhi, maka semua jenjang dan
semua permusyawaratan dapat ditunda selama 2 x 60 menit, dan jika dalam tenggang
waktu tersebutQuorum belum dapat terpenuhi, maka atas persetujuan peserta sidang
selanjutnya dinyatakan sah;
3.     Permusyawaratan dan rapat-rapat dinyatakan syah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
½ (Setengah) ditambah 1 (Satu) jumlah peserta;
4.      Apabila ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 1 (Satu) tidak dapat dipenuhi, maka
semua jenjang permusyawaratan di atas dapat di tunda selama 2 x 60 menit, dan jika
dalam tenggang waktu tersebut belum terpenuhi maka atas persetujuan peserta yang
hadir sidang selanjutnya dinyatakan syah;

5.     Pengambilan keputusan dalam Musyawarah dan Rapat-Rapat Karang Taruna adalah


sebagai berikut :
a. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat;
b. Proses pengambilan suara dilakukan oleh peserta dengan menyatakan sikap
setuju atau menolak atau abstain yang dilaksanakan secara lisan atau tertulis
atau mengacungkan tangan.
c. Apabila yang diinginkan pada ayat (1) Pasal ini tidak dimungkinkan, maka
pengambilan keputusan dilakukan dengan pemungutan suara terbanyak oleh
peserta dalam suasana dan semangat kebersamaan untuk menunjang
kebersamaan warga Karang Taruna.
6.     Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dinyatakan sah, apabila disetujui
oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir.
7.     Apabila keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan hasilnya sama maka
dilakukan pemungutan suara ulang.

TATA CARA PEMILIHAN KETUA DAN PENGURUS

1.     Pemilihan Ketua Karang Taruna dan pembentukan Pengurus Karang Taruna


dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
a.    Pencalonan Ketua;
b.    Pemilihan Ketua;
c.    Pemilihan Anggota Formatur;
d.    Pembentukan Pengurus.
2.     Calon Ketua di pilih oleh peserta dari Bakal Calon yang sudah ditetapkan oleh Sterring
Commite (SC).
3.     Persyaratan Calon Ketua adalah :
a.    bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b.    setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
c.    memiliki pengalaman dan aktif dalam kegiatan Karang Taruna;
d.    memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan, kemampuan, dan
pengabdian dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial; dan
e.    berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun.
f.     Tidak melebihi 2 (Dua) Periode sebagai Ketua;
g.    Mendapatkan Rekomendasi dari Pengurus Karang Taruna di tingkatan masing-masing;
h.    Berprestasi, Berdedikasi, Loyal terhadap Organisasi/Negara, tak tercela dan bebas
Narkoba serta bersedia bertanggung Jawab untuk melaksanakan Amanat Organisasi
hingga akhir masa jabatan.

4.     Persyaratan Pengurus Karang Taruna :


a.    bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b.    setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
c.    memiliki pengalaman dan aktif dalam kegiatan Karang Taruna;
d.    memiliki pengetahuan dan keterampilan berorganisasi, kemauan, kemampuan, dan
pengabdian dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial; dan
e.    berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun.
5.     Pemilihan Ketua dan Pengurus dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
a.    Calon-calon Ketua mendaftarkan diri dan ditetapkan oleh Peserta;
b.    Apabila hanya satu calon yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan ayat 3
diatas, maka selanjutnya ditetapkan sebagai Ketua terpilih;
c.    Apabila terdapat lebih dari satu calon, maka pemilihan dilanjutkan ke tahap berikutnya,
dan calon yang mendapat suara terbanyak langsung ditetapkan sebagai Ketua terpilih;
d.    Ketua dipilih dari Calon Ketua yang telah memenuhi persyaratan dan disahkan oleh
peserta di dalam Sidang Pleno;
e.    Pengurus Karang Taruna dipilih oleh Formatur.
6.     Nama-nama Calon Pengurus yang direkomendasikan wajib melampirkan Daftar Riwayat
Hidup.
7.     Rekomendasi Calon Pengurus selambat-lambatnya disampaikan pada saat pendaftaran
peserta MWKT dan TKKT.
  

PELANTIKAN PENGURUS

Pelantikan Pengurus Karang Taruna dilaksanakan setelah berakhirnya penyelenggaraan


MWKT / TKKT yang dilaksanakan oleh Panitia Pelantikan yang dibentuk oleh pengurus
terpilih dan disyahkan oleh Pembina Umum sesuai dengan tingkatannya.

ORIENTASI PENGURUS
Setelah Pengurus Karang Taruna Kota atau Kecamatan atau Kelurahan terpilih dan
dilantik, dilanjutkan dengan dilaksanakan Orientasi Pengurus yang Waktu, Jadwal dan
Tempatnya ditetapkan oleh masing-masing Pengurus di kewilayahnnya masing-masing.

Diposting oleh Unknown di 06.33   
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

 Glory Glory Manchester United


"KARANG TARUNA MANUNGGALING PRABU" RT 02 RW 02 DUSUN BUYANAN DESA SIDOREJO
KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO (BANGKITLAH PARA PEMUDA DESA)

 Glory Glory Manchester United

Blog Archive
 ►  2018 (1)

 ▼  2017 (12)

o ►  Agustus (1)

o ►  Maret (1)

o ▼  Februari (10)
 AD ART KARANG TARUNA MANUNGGALING PRABU

 Struktur Organisasi Karang Taruna Manunggaling Prabu

 Pelaksanaan Musyawarah & Temu Karya Karang Taruna ...

 Keprotokoleran Dan Pelantikan Karang Taruna Secara...

 Sejarah Karang Taruna Secara Umum

 Kaderisasi Karang Taruna Secara Umum

 Keanggotaan Karang Taruna Secara Umum

 Organisasi & Kelembagaan Karang Taruna Secara Umum

 Kepengurusan Karang Taruna Secara Umum

 Pengertian, Asas, Kedudukan, Tujuan, Tugas, & Fung...

Popular Posts
 Pelaksanaan Musyawarah & Temu Karya Karang Taruna Secara Umum

Petunjuk Pelaksanaan MWKT / TKKT Oleh : Febri Nur Afron Romdoni MUSYAWARAH WARGA KARANG
TARUNA (MWKT) 1.      Peserta MWKT dit...

 Kaderisasi Karang Taruna Secara Umum

Pola Dasar Kaderisasi Oleh : Febri Nur Afron Romdoni Kader  (yang berasal dari  QUADRA , yang artinya
kerangka, dan dalam b...

 Organisasi & Kelembagaan Karang Taruna Secara Umum

Organisasi & Kelembagaan Karang Taruna Oleh : Febri Nur Afron Romdoni Pembentukan Organisasi Karang
Taruna Pembentukan org...

 Keprotokoleran Dan Pelantikan Karang Taruna Secara Umum

Keprotokoleran dan Pelantikan Oleh : Febri Nur Afron Romdoni STANDARISASI KEPROTOKOLERAN
PEMBUKAAN  Ucapan selamat datang oleh ...

AD ART KARANG TARUNA MANUNGGALING PRABU


ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KARANG TARUNA MANUNGGALING PRABU
2016 – 2019 ...

Pengertian, Asas, Kedudukan, Tujuan, Tugas, & Fungsi Karang Taruna Secara Umum
Pengertian, Asas, Kedudukan, Tujuan, Tugas, & Fungsi Karang Taruna Oleh : Febri Nur Afron Romdoni 
Pengertian Karang Taruna ...

VISI, MISI, & PROGRAM KERJA MANUNGGALING PRABU


VISI, MISI & PROGRAM KERJA KARANG TARUNA   MANUNGGALING PRABU DUKUH BUYANAN, DESA
SIDOREJO,   KECAMATAN   SUKOREJO, KABUPATEN ...

 Keanggotaan Karang Taruna Secara Umum

Keanggotaan Karang Taruna Oleh : Febri Nur Afron Romdoni Kategori Anggota Pada dasamya  keanggotaan
Karang Taruna  bersifat stelse...

Turnamen Bola Volly


KARANG TARUNA MANUNGGALING PRABU PRABU LC VOLLY CLUB Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Marilah kita panjatkan puji syukur...

 Kepengurusan Karang Taruna Secara Umum

Kepengurusan Karang Taruna Oleh : Febri Nur Afron Romdoni Pengurus adalah mandataris MWKT dan TKKT
pada wilayah organisasi yang b...

Followers
 
Copyright (c) 2011 Karang Taruna Manunggaling Prabu. Designed for Manchester United and template blogger
2012, Bet Calculator, Car Body Design

U
B
A
R
P
G
N
I
L
A
G
G
N
U
N

Anda mungkin juga menyukai