Anda di halaman 1dari 7

A.

Analisis Situasi
a. Gambaran Umum Wilayah
Kabupaten Lebak merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Provinsi Banten.
Kabupaten Lebak terletak antara 6º18-7º00 Lintang Selatan dan 105º25-106º30 Bujur
Timur, dengan luas wilayah Ha (3.044,72 Km²) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan
340 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber
dan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar. Kabupaten Lebak
memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Serang dan Tangerang


Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Pandeglang
Sebelah Timur: Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi
Sebagai daerah otonom terluas di Provinsi Banten dilihat dari tata guna lahan,
sebagian lahan yang ada digunakan fungsinya sebagai wilayah konservasi/resapan air
yang peranannya cukup strategis dalam mendukung ketersediaan sumber daya air bagi
wilayah-wilayah lainnya di Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Lebak memiliki sumber
daya alam yang cukup potensial bagi pengembangan usaha di bidang pertanian,
pertambangan dan pariwisata namun sampai saat ini potensi yang belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal dikarenakan masih terbatasnya dukungan sarana prasarana
transportasi, kemampuan sektor daerah dan investasi swasta.

b. Analisa Status Kesehatan


Pada undang-undang Kesehatan No 36 tahun 2009 dikatakan bahwa pemeliharaan
kesehatan remaja diarahkan  untuk mempersiapkan kaum remaja  menjadi orang dewasa 
sehat serta  produktif  baik dari sisi sosial maupun ekonomi.  Data Riskesdas 2013
menggambarkan provinsi Banten adalah  salah satu provinsi dengan  prevalensi remaja
usia 13-15 tahun sangat kurus (IMT/U) diatas prevalensi nasional. Hasil penelitian Indah
dkk diketahui bahwa; hasil pengukuran IMT/U 11,3% anak sekolah dasar tergolong
sangat kurus dan kurus sebesar 6,5%. Hasil penelitian oleh Suhartini di SMPN2 Tambak
Baya, diketahui bahwa 63%  siswi status gizinya  kurang dari normal. Penjajakan awal
siswi kelas VII di SMPN 2 Tambak Baya ada 111 orang, namun kondisi status gizi
remaja  belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran  status
gizi bagi remaja putri serta faktor-faktor yang berpengaruh.

Metodelogi penelitian ini menggunakan desain  “crossectional” Populasi penelitian


adalah  siswi kelas VII SMPN Cibadak Kabupaten lebak . Dari 111 orang yang berhasil
di data  92 orang, sampel penelitian sama dengan populasi. Tehnik pengambilan sampel
secara purporsiv..Penelitian dilaksanakan  dari bulan Mei sampai November 2017.

Hasil penelitian menunjukkan masih ditemukan status gizi remaja putri < normal 
29,3%, pendidikan ibu < SLTP 82,6%, Pekerjaan Ayah sebagian besar non PNS
98,9%. Pendapatan < UMR sebanyak 88%, Pola makan siswi < 3 kali dalam sehari
55,4%. Pengetahuan siswi kurang tentang gizi remaja sebanyak (90,2%). Ada hubungan
bermakna antara pendapatan dengan status gizi 0,694  artinya pendapatan orang tua dapat
mencegah  status gizi < normal. Ada hubungan antara pengetahuan  dengan keadaan gizi
remaja putri  OR 1,5  artinya siswi dengan pengetahuan kurang tentang gizi remaja
berisiko  1,5 kali lipat  mengalami gizi kurang

Kepada pihak sekolah disarankan  dapat menyampaikan  informasi formal melalui


mata pelajaran terkait disekolah, mendatangkan nara sumber, serta menyebarluaskan
informasi gizi bagi remaja putri melalui buku saku, brosur, leaflet , poster. Kepada
puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan gizi remaja, menyebarluaskan
informasi tentang status gizi remaja putri melalui poster, brosur, leaflet, dan melakukan
kegiatan rutin  penjaringan kesehatan terhadap remaja putri, melalui pengukuran BB,TB
berkala, dan bila memungkinkan memberikan Makanan Tambahan dan TabletTambah
Darah  bekerjasama dengan komite sekolah, Puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat

c. Analisa Aspek Kependudukan


1. Jumlah Pendudu
Kecamatan Rangkasbitung yang merupakan ibukota Kabupaten Lebak memiliki
jumlah penduduk terbesar yaitu 120.808
2. Kepadatan Penduduk
Kecamatan di Kabupaten Lebak yang mempunyai kepadatan penduduk terbesar yaitu
Kecamatan Rangkasbitung sebanyak 2440.07 jiwa/Km². Kemudian disusul kedua dan
ketiga kepadatan penduduk terbesar adalah Kecamatan Cibadak sebanyak 1454.52
jiwa/Km² dan Kecamatan Kalanganyar sebanyak 1278.23 jiwa/Km².

d. Analisa Pelayanan/Upaya Kesehatan


1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1
Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 di tahun 2012 di Kabupaten Lebak mencapai 88%.
2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
Untuk capaian K-4 di tahun 2013 adalah 78.57%, bila dibandingkan dengan capaian
di tahun 2012, tahun 2013 mengalami penurunan dari 83.1% menjadi 78.57%.
3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan di Kabupaten Lebak oleh tenaga kesehatan dengan
kompetensi kebidanan pada tahun 2012 mencapai 77.5% sedangkan tahun 2013
mencapai 82.17%, maka ada kenaikan sekitar 4.7%.
4. Persentase Cakupan Imunisasi TT pada ibu hamil dan WUS
Cakupan imunisasi TT pada ibu hamil tahun 2013 berjumlah 16.629 orang dengan
persentase 59.6% sedangkan pada WUS berjumlah hanya 1.010 orang dengan
persentase 0.4%.
5. Persentase Ibu Hamil dan WUS yang Mendapatkan Tablet F
Persentase pemberian tablet Fe pada tahun 2013 sebesar 82.47% yang mengalami
penurunan dari tahun 2012 yaitu sebesar 83.41%.
6. Persentase Penanganan Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Penanganan kelahiran pada bayi BBLR pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar
100% yaitu 228 dari tahun 2012 yaitu 100.
7. Persentase Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusi
Jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif 0-6 bulan di Kabupaten Lebak pada tahun
2013 berjumlah 4870 dengan persentase 20.9%.
8. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Lebak pada tahun 2013 berjumlah 24.078
dengan persentase 103.03%.
9. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita
Pada tahun 2013 jumlah bayi yang mendapatkan Vitamin A adalah 12.441 bayi atau
52.34%. Sedangkan balita yang mendapatkan Vitamin A adalah 48.681 atau
174.95%.
10. Cakupan Balita Ditimban
Jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2013 berjumlah 108.299 dengan persentase
85%.
11. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Cakupan pemeriksaan anak SD di Kabupaten Lebak pada tahun 2012 mencapai
94.4%. Dan menurun pada tahun 2013 menjadi 77.20%.
12. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD di Kabupaten Lebak tahun
2013 hanya sebesar 5% dari jumlah anak SD 101.368 atau sekitar 5.030 anak yang
diberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
13. Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia
Pelayanan kesehatan lansia di Kabupaten Lebak pada tahun 2013 sebesar 35.90%
atau sekitar 28.948 orang.

e. Analisa Perilaku Kesehatan


1. Sarana Air Bersih (SAB) yang digunakan Air bersih adalah air yang di pergunkan
untuk keperluan sehari hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Jumlah
Keluarga yang di Periksa sarana air bersihnya pada tahun 2011 sebanyak 1.039.796,
angka ini menurun dari tahun 2010 yang hanya mencapai 1.052.231 KK Pada tahun
2011 KK yang memiliki Sarana air bersih meliputi 1.039.796 KK (40.5%),
menggunakan ledeng sebagai sumber air bersih, Sumur Pompa tangan 192.605 KK
(18.5%), Sumur Gali 312.734 KK (30.1%), Penampungan Air Hujan 9.583 KK (0.9
%), Kemasan 11.353 KK (1.1%) dan lainnya 412.406 KK (39.7%). Sedangkan pada
tahun 2010 KK yang memiliki Sarana air bersih meliputi 273.275KK(17,1%)
menggunakan ledeng sebagai sumber air bersih, Sumur Pompa tangan 167.869KK
(10,5%), Sumur Gali 246.403 KK (15,4%), Penampungan Air Hujan 316.387 KK
(19,8 %), Kemasan 141.268 KK(8,9%) dan lainnya 450.760 KK (28,2%). Dengan
Pemakaian sumber air bersih yang sesuai dengan syarat kesehatan diharapkan
penularan penyakit berbasis lingkungan dapat di kurangi/diminimalisir. Situasi ini
akan lebih baik bila masyarakat melaksanakan Perilaku Hidup bersih dan Sehat
(PHBS).
2. Sarana dan akses Terhadap sanitasi Dasar Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasarmeliputi
; jamban, Tempat Sampah dan Pengolahan air Limbah. Pada tahun 2011 Jumlah
Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Jamban diperiksa mencapai 941.196 KK
dengan penggunaan Jamban sehat sebanyak 508.849KK (45.6%).Proporsi KK yang
memilki jamban tahun 2011 meningkat dari tahun 2010 sebesar 168.254 kk, tetapi
kepemilikan jamban tidak seiring dengan kepemilikan jamban yang sesuai dengan
syarat kesehatan. Angka ini lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010 yang
memiliki jamban, Tempat Sampah dan Pengolahan air Limbah. Pada tahun 2010
Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Jamban diperiksa mencapai 947.432
KK dengan penggunaan Jamban sehat oleh 517.295 KK (55%)
3. Rumah Sehat Untuk tahun 2011 jumlah rumah seluruhnya di Provinsi Banten
mencapai 2.253.718 rumah, dengan rumah yang di periksa sebanyak1.048.120 rumah
(46.5%) dengan jumlah rumah sehat sebanyak 587.316 rumah ( 56.0%). Sementara
Rumah sehat pada tahun 2010 jumlah rumah seluruhnya di Provinsi Banten mencapai
1.862.666 rumah, Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011 xxv dengan rumah
yang di periksa sebanyak 833.644 rumah (44,8%) dengan jumlah rumah sehat
sebanyak 519.545 rumah (27,9%).
4. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu
untuk mengawasi kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum tersebut
yang mengakibatkan timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit. Sedangkan
upaya pengelolaan makanan ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen
terhadap penyakit-penyakit yang ditularkan melalui makanan. Pengawasan dilakukan
pada manusia, alat-alat kebersihan dan tempat kegiatan Tempat Umum dan
Pengelolaan makanan merupakan salah satu objek pengamatan kesehatan.Dari
kegiatan ini dapat dilihat sejauhmana aspek kesehatan menjadi prioritas dalam suatu
kegiatan Pengelolaan / tempat usaha baik di sektor Perhotelan, Rumah makan
maupun pasar sehat. Jumlah restoran/ rumah makan pada tahun 2011 di Provinsi
Banten terdapat 2.798 restoran/ rumah makan, dengan jumlah restoran/ rumah makan
yang sehat sebesar 75.6%, sedangkan pada tahun 2010 di Provinsi Banten terdapat
1.811 restoran/ rumah makan, dengan jumlah restoran/ rumah makan yang sehat
sebesar 77%, Jumlah pasar pada tahun 2011 di Provinsi Banten terdapat 210 pasar,
dengan jumlah pasar yang sehat sebesar 46.8%, sedangkan pada tahun 2010 di
Provinsi Banten terdapat 198 pasar. Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011.
5. Bangunan yang diperiksa dan Bebas jentik Nyamuk Aedes Dalam Upaya
Pemberantasan Penyakit Deman Berdarah, kegiatan yang umum dilaksanakan
meliputi Kegiatan; pengamatan jentik berkala (PJB), pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dengan 3 M ( Menutup, Menguras, Mengubur ) serta kegiatan foging atau
pengasapan. Kegiatan pengamatan jentik berkala adalah suatu kegiatan untuk
memeriksa jentik di rumah atau bangunan serta tempattempat yang berpotensi sebagai
tempat perindukan nyamuk aedes aegypty yang dilakukan oleh juru pemantau jentik
(jumantik). Pada tahun 2011 rumah bebas jentik Provinsi Banten adalah sebanyak
561.784 rumah/ bangunan (75.5%) dari jumlah rumah/ bangunan sebanyak 2.231.969
Pada tahun 2010 rumah bebas jentik Provinsi Banten adalah sebanyak 798.352
rumah/ bangunan (46,12%) dari jumlah rumah/ bangunan sebanyak 1.731.181
Dengan terjadi cakupan rumah/ bangunan bebas jentik seharusnya diiringi dengan
turunnya kasus DBD di Provinsi Banten. pada tahun 2011 Kondisi Rumah/bangunan
yang Bebas mencapai 75.5% atau mencapai 561.784 rumah dari total
2.231.969rumah/bangunan yang di periksa. Angka ini lebih baik Profil Kesehatan
Provinsi Banten Tahun 2011 xxvii dari tahunsebelumnya yang hanya mencapai
46.%persen dari total yang di periksa sebanyak 798.352 rumah/bangunan bebas
jentik.

f. Analisa Lingkungan
Program terpadu untuk mengetahui prilaku masyarakat tentang kesehatan adalah Program
PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat), dimana program ini pendekatannya lebih ditik
beratkan pada penilaian terhadap indikator perilaku di rumah tangga. Pada tahun 2011
jumlah keseluruhan di 8 Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan pembinaan ber-
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah 973.191 Rumah Tangga (KK) dan yang Ber-
BHBS adalah 495.954,Sedangkan Pada tahun 2010 Pematauan Rumah Tangga
Berperilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) mencapai 727.247 rumah, Secara umum
Keadaan pada tahun 2011 meningkat bila di bandingkan dengan tahun 2010, dimana pada
tahun 2010 jumlah Rumah tangga Berperilaku Hidup bersih dan Sehat mencapai 51%
dari tahun sebelumnya.

Daftar Pustaka
http://www.jurnal.poltekkesbanten.ac.id/Medikes/article/view/48
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROV_2011/
P.Prov.Banten_2011.pdf

Anda mungkin juga menyukai