Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dohot Owen

NIM : 6662190094

Kelas : 5B

MK : Hukum dan Etika Pers

ANALISA BERITA ANAK


Berita yang diangkat :

Viral Anak - anak Panti Lagi Termenung Diberi Mainan, Reaksinya Bikin Nangis
Viral Bapak Paksa Anak Usia Dua Tahun Hisap Rokok Berujung Perkara

Pada kedua berita tersebut, yaitu berita satu yang berjudul Viral Anak – anak Panti Lagi
Termenung Diberi Mainan, Reaksinya Bikin Nangis dan yang berjudul Viral Bapak Paksa Anak
Usia Dua Tahun Hisap Rokok Berujung Perkara, merupakan Jurnalisme anak.

Kurang Memenuhi pedoman. Berdasarkan12 pedoman pemberitaan ramah anak oleh Dewan
Pers pada berita berita anak di panti asuhan sang wartawan melanggar poin sebelas. Berikut 12
poin tersebut :

1. Wartawan merahasiakan identitas anak dalam memberitakan informasi tentang anak


khususnya yang diduga, disangka, didakwa melakukan pelanggaran hukum atau dipidana atas
kejahatannya.

2. Wartawan memberitakan secara faktual dengan kalimat/narasi/visual/audio yang bernuansa


positif, empati, dan /atau tidak membuat deskripsi/rekonstruksi peristiwa yang bersifat seksual
dan sadistic.

3. Wartawan tidak mencari atau menggali informasi mengenai hal-hal di luar kapasitas anak
untuk menjawabnya seperti peristiwa kematian, perceraian, perselingkuhan orangtuanya
dan/atau keluarga, serta kekerasan atau kejahatan, konflik dan bencana yang menimbulkan
dampak traumatik.

4. Wartawan dapat mengambil visual untuk melengkapi informasi tentang peristiwa anak
terkait persoalan hukum, namun tidak menyiarkan visual dan audio identitas atau asosiasi
identitas anak.
5. Wartawan dalam membuat berita yang bernuansa positif, prestasi, atau pencapaian,
mempertimbangkan dampak psikologis anak dan efek negatif pemberitaan yang berlebihan.

6. Wartawan tidak menggali informasi dan tidak memberitakan keberadaan anak yang berada
dalam perlindungan LPSK.

7. Wartawan tidak mewawancarai saksi anak dalam kasus yang pelaku kejahatannya belum
ditangkap/ditahan.

8. Wartawan menghindari pengungkapan identitas pelaku kejahatan seksual yang mengaitkan


hubungan darah/keluarga antara korban anak dengan pelaku. Apabila sudah diberitakan, maka
wartawan segera menghentikan pengungkapan identitas anak. Khusus untuk media siber,
berita yang menyebutkan identitas dan sudah dimuat, diedit ulang agar identitas anak tersebut
tidak terungkapkan.

9. Dalam hal berita anak hilang atau disandera diperbolehkan mengungkapkan identitas anak,
tapi apabila kemudian diketahui keberadaannya, maka dalam pemberitaan berikutnya, segala
identitas anak tidak boleh dipublikasikan dan pemberitaan sebelumnya dihapuskari.

10.Wartawan tidak memberitakan identitas anak yang dilibatkan oleh orang dewasa dalam
kegiatan yang terkait kegiatan politik dan yang mengandung SARA.

11.Wartawan tidak memberitakan tentang anak dengan menggunakan materi (video/foto/


status/ audio) hanya dari media sosial.

12.Dalam peradilan anak, wartawan menghormati ketentuan dalam Undang-Undang Sistem


Peradilan Rdana Anak.

Dari kedua berita tersebut telah memenuhi beberapa poin pedoman diantaranya poin, satu,
dua, tiga, empat, lima, tujuh, delapan

Bukti pada poin satu, dua.


Alfian menjelaskan bahwa kejadian itu berlangsung di salah satu tempat pencucian motor di
daerah Baebunta, pada Kamis (2/12) sore. Awalnya, pria itu membawa anaknya untuk mencuci
sepeda motornya. Kemudian di lokasi itu anaknya menangis dan rewel. (CNN)

Dalam video, terlihat 5 anak panti asuhan sedang duduk berjejer di lantai. Anak-anak yang
masih balita itu tampak duduk termenung dengan diam dan melamun.

Tiba-tiba, seorang petugas panti asuhan memanggil mereka. Petugas ini juga menunjukkan
mainan yang dijual di depan panti asuhan itu ke anak-anak.
Melihat itu, anak-anak panti asuhan itu langsung berlari-lari kecil ke depan. Mereka begitu
bersemangat saat akan diberikan mainan baru. (BeritaHits.id)

Dalam isi berita tersebut terlihat penamaan anak tidak dilakukan baik secara Inisial, hanya
menggunakan kata “anak” untuk tunggal dan “Anak – anak” untuk jamak

Bukti pada poin tiga dan empat.


Tidak mampu menenangkan anaknya, AL lantas memberikan rokok kepada anaknya agar
berhenti menangis. Dalam video, anak itu menghisap seperti yang dikehendaki ayahnya (CNN)

(BeritaHits.id)

Dalam penulisan berita CNN tersebut Wartawan tidak mencari atau menggali informasi
mengenai hal-hal di luar kapasitas anak untuk menjawabnya dalam merekakan kejadian,
pada bagian BeritaHits.id pengambilan visual anak dalam beritanya dilakukan namun tetap
menyensor visual anak tersebut sebagai identitasnya.

Bukti pada poin lima dan tujuh.


Anak-anak itu juga mengulurkan tangannya agar diberi hadiah mainan. Meski berkerumun,
tetapi bocah-bocah panti asuhan itu tidak berebut dan tetap menunggu dengan sabar.
(BeritaHits.id)

"Pria yang memaksa anak menghisap rokok itu, merupakan orang tua kandung dari anak
tersebut. Iya pria itu bapaknya," kata AKBP Alfian (CNN)

Dalam penulisan di BeritaHits.id, sang penulis menulis atau menceritkan dengan nuansa
positif terhadap sang anak. Pada berita di CNN terlihat penuis tidak mewawancarai sang anak
sebagai saksi dan sekaligus korban untuk mendapatkan sebuah informasi.

Bukti pada poin delapan.


Polres Luwu Utara, Sulawesi Selatan menangkap pria yang memaksa anak kandungnya
menghisap rokok. Video pria memaksa anak berusia dua tahun itu sempat viral di media sosial.
(CNN)

Pada berita tersebut tidak menjelaskan ikatan keluarga sang korban dengan pelaku, penulis
melakukannya dengan memberikan keterangan Polres Luwu Utara menangkap Pria yang
memaksa anak kandungnya, penulis tidak menerangkan penangkapan seorang ayah kandung
yang tega melakukan sesuatu kepada anak kandungnya.

Anda mungkin juga menyukai