Anda di halaman 1dari 61

RANCANGAN ......

PERATURAN ASOSIASI
NOMOR ..... TAHUN 2021

TENTANG

VERIFIKASI PENGALAMAN MEMBERIKAN JASA ASURANS DAN/ATAU


JASA LAINNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 5


Tahun 2011 tentang Akuntan Publik Pasal 6 ayat (1)
huruf b yang mengatur bahwa untuk mendapatkan
izin Akuntan Publik seseorang harus memenuhi
syarat berpengalaman praktik memberikan jasa
asurans dan/atau jasa lainnya yang diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan;
b. Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 154/PMK.01/2017 Pasal 3 ayat (3) huruf b
dan Pasal 4 yang mengatur bahwa untuk
memperoleh izin Akuntan Publik, seseorang harus
mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri
u.p. Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
dengan melengkapi formulir permohonan izin dan
melampirkan dokumen pendukung yang
diantaranya adalah surat keterangan pengalaman
memberikan jasa asurans dan/atau jasa lainnya
yang diverifikasi oleh Asosiasi Profesi Akuntan
Publik dengan jumlah jam pengalaman memberikan
jasa audit tersebut sesuai ketentuan yang berlaku
pada peraturan tersebut;
c. Bahwa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2011 tentang Akuntan Publik Pasal 25 yang
mengatur bahwa Akuntan Publik dalam
memberikan jasanya wajib mematuhi dan
melaksanakan SPAP dan kode etik profesi, serta
peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan jasa yang diberikan, membuat kertas kerja
yang merupakan dokumen tertulis, dokumen
elektronik, atau dokumen dalam bentuk lainnya
yang menggambarkan proses dan hasil kerja
Akuntan Publik, dan bertanggung jawab atas kertas
kerja tersebut;
d. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 443/PMK.01/2011
tentang Penetapan Institut Akuntan Publik
Indonesia sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik,
Institut Akuntan Publik Indonesia menetapkan
SPAP, yang merupakan acuan yang ditetapkan
menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh
Akuntan Publik dalam pemberian jasanya, yang
mencakup Standar Audit yang harus diterapkan
oleh Akuntan Publik dalam melakukan audit atas
laporan keuangan historis;
e. Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Institut
Akuntan Publik Indonesia, untuk mendapatkan izin
Akuntan Publik, anggota yang telah memiliki
sertifikat CPA harus mendapatkan sertifikat praktik
pengalaman bidang audit dan asurans yang
diterbitkan oleh Dewan Sertifikasi Institut Akuntan
Publik Indonesia;
f. Bahwa dalam melakukan audit atas laporan
keuangan, Akuntan Publik menyatakan dalam
laporan auditor independen bahwa audit
dilaksanakan berdasarkan Standar Audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
dan Akuntan Publik menugaskan staf professional
termasuk ketua tim untuk membantu memimpin
dan menyupervisi pekerjaan pemberian jasa audit
yang harus didokumentasikan dalam kertas kerja
perikatan;
g. Bahwa berdasarkan Anggaran Rumah Tangga dan
Peraturan Asosiasi yang diterbitkan Institut
Akuntan Publik Indonesia, Dewan Sertifikasi Institut
Akuntan Publik Indonesia menerbitkan sertifikat
CPA dengan nomor seri “P” atau “K” berdasarkan
hasil ujian profesi akuntan publik pada ujian tingkat
profesional dengan kompetensi pada tingkat
menengah, sehingga untuk mendapatkan izin
Akuntan Publik, pemegang sertifikat CPA tersebut
terlebih dahulu harus mendapatkan sertifikat
praktik pengalaman bidang audit dan asurans
sebagai sertifikat kompetensi pada tingkat lanjutan
yang diantaranya harus mengikuti penilaian
kompetensi untuk berperan sebagai Akuntan Publik
dan memiliki pengalaman praktik sebagai anggota
tim perikatan audit atau asurans pada kantor
akuntan publik yang disetujui Dewan Sertifikasi;
h. Bahwa Dewan Sertifikasi Institut Akuntan Publik
Indonesia juga menerbitkan sertifikat CPA dengan
nomor seri “AK” atau “C” bagi seseorang yang telah
memenuhi persyaratan berdasarkan hasil ujian
profesi akuntan publik model lama sebagai uji
kompetensi rekan perikatan audit;
i. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a,
huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g
dan huruf h, Dewan Pengurus perlu membentuk
Peraturan Asosiasi tentang Verifikasi Pengalaman
Memberikan Jasa Asurans dan/atau Jasa Lainnya.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang


Akuntan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 51, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5251);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015
tentang Praktik Akuntan Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor……………)
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Akuntan Publik;
4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 443/KMK.01/2011 tentang Penetapan
Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai Asosiasi
Profesi Akuntan Publik;
5. Anggaran Dasar Institut Akuntan Publik Indonesia
(Berita Negara Republik Indonesia Nomor 91 dan
Tambahan Berita Negara Nomor 57 Tahun 2010);
6. Anggaran Rumah Tangga Institut Akuntan Publik
Indonesia;
7. International Education Standard 8 Professional
Competence for Engagement Partners Responsible for
Audits of Financial Statements yang diterbitkan
International Federation of Accountants tahun 2019.

Menetapkan : Peraturan Asosiasi Nomor .... Tahun 2021 tentang


Verifikasi Pengalaman Memberikan Jasa Asurans
dan/atau Jasa Lainnya.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Verifikasi pengalaman memberikan jasa asurans dan/atau jasa lainnya
yang selanjutnya disebut “Verifikasi” adalah kegiatan yang
diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia untuk
melakukan pemeriksaan atas permohonan persetujuan Surat
Keterangan yang diajukan pemohon melalui serangkaian kegiatan
sebagaimana diatur dalam peraturan ini yang bertujuan untuk menilai
kecukupan jumlah jam pengalaman memberikan jasa audit atau jasa
lainnya yang tercermin dalam Kertas Kerja yang sesuai dengan SPAP
dalam rangka pemenuhan Kompetensi Profesional untuk berperan
sebagai rekan perikatan audit sebagai pemenuhan salah satu
persyaratan perizinan Akuntan Publik.
2. Surat Keterangan adalah surat keterangan pengalaman memberikan
jasa asurans dan/atau jasa lainnya yang diajukan Pemohon dan untuk
disetujui oleh Institut Akuntan Publik Indonesia melalui kegiatan
Verifikasi dengan menggunakan formulir sesuai ketentuan dalam
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
154/PMK.01/2017 berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
peraturan ini.
3. Kertas Kerja adalah dokumen tertulis, dokumen elektronik, atau
dokumen dalam bentuk lainnya yang menggambarkan proses dan hasil
kerja Akuntan Publik penanggung jawab perikatan yang
menggambarkan pelaksanaan pemberian jasa sesuai dengan Standar
Audit atau standar lain dari SPAP.
4. Standar Profesional Akuntan Publik yang untuk selanjutnya disebut
“SPAP” adalah standar sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan perundangan yang
berlaku sebagai acuan yang ditetapkan oleh Institut yang menjadi
ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik dalam
pemberian jasanya.
5. Standar Audit adalah Standar Audit yang diterbitkan oleh Dewan SPAP
Institut yang merupakan bagian dari SPAP.
6. Pemohon adalah Anggota yang mengajukan permohonan persetujuan
Surat Keterangan yang merupakan pemegang sertifikat CPA yang
diterbitkan Institut yang memiliki kewarganegaraan Republik
Indonesia.
7. Sertifikat Pengalaman Praktik Bidang Audit dan Asurans yang untuk
selanjutnya disebut “Sertifikat” adalah sertifikat yang diterbitkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia bagi Pemohon setelah menyelesaikan
kegiatan Verifikasi pengalaman memberikan jasa asurans dan/atau
jasa lainnya yang memuat keterangan pengalaman praktik dalam
pemberian jasa audit dan asurans bagi seorang anggota pemegang
Certified Publik Accountant of Indonesia sebagai pemenuhan kompetensi
untuk menjalankan peran sebagai Rekan Perikatan Audit sebagaimana
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Institut Akuntan Publik
Indonesia.
8. Institut adalah Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai Asosiasi
Profesi Akuntan Publik Indonesia.
9. Sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik, yang selanjutnya
disebut ”STL-UPAP”, adalah sertifikat diterbitkan oleh Asosiasi bagi
seseorang yang telah lulus ujian profesi akuntan publik yang
diselenggarakan oleh Asosiasi dari waktu ke waktu dan memenuhi
persyaratan lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
10. Certified Publik Accountant of Indonesia yang selanjutnya disebut
“CPA” adalah sebutan yang berhak disandang oleh anggota yang telah
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan surat tanda lulus ujian
profesi akuntan publik sebagaimana diatur dalam peraturan
perundangan yang berlaku dan persyaratan lainya yang ditetapkan
Asosiasi.
11. Rekan Perikatan Audit yang untuk selanjutnya disebut ”Rekan” adalah
seseorang yang memiliki izin Akuntan Publik berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan pemberian jasa audit dan asurans serta
menandatangani laporan auditor independen berdasarkan SPAP.
12. Kompetensi Profesional adalah kemampuan untuk melaksanakan peran
sebagai Rekan perikatan sesuai dengan SPAP.
13. Anggaran Dasar adalah anggaran dasar Institut Akuntan Publik
Indonesia beserta perubahannya dari waktu ke waktu.
14. Anggaran Rumah Tangga adalah anggaran rumah tangga Institut
Akuntan Publik Indonesia beserta perubahannya dari waktu ke waktu.
15. Dewan Pengurus adalah Dewan Pengurus yang dibentuk dan
menjalankan kewenangan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga.
16. Ketua Umum adalah Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia.
17. Dewan Sertifikasi adalah perangkat kepengurusan Institut
sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
18. Komite Keanggotaan dan Advokasi adalah perangkat kepengurusan
Institut sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
19. Pelatihan profesional berkelanjutan atau continuing professional
development adalah program pendidikan dan/atau pelatihan profesi
yang bersifat terus-menerus bagi anggota selama menyandang sebutan
profesi berdasarkan sertifikat yang diterbitkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia atau berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
20. SKP adalah satuan kredit pelatihan sebagaimana dimaksud dalam
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan di Institut.
21. Akuntan Publik adalah seseorang yang mendapatkan izin dari Menteri
Keuangan untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang tentang Akuntan Publik.
22. Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya disebut ”KAP” adalah bentuk
usaha bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasa sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang tentang Akuntan Publik.
23. Anggota adalah anggota Institut Akuntan Publik Indonesia.
24. Penilaian Praktik Audit adalah penilaian yang dilakukan oleh Dewan
Sertifikasi secara independen terhadap Pemohon dalam pemenuhan
learning outcomes untuk memenuhi Kompetensi Profesional untuk
berperan sebagai Rekan sesuai ketentuan dalam peraturan ini.
25. Kode Etik adalah Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
Bagian Kedua
Tujuan dan Prinsip Dasar

Pasal 2

(1) Institut menyelenggarakan Verifikasi bagi Pemohon yang memenuhi


persyaratan.
(2) Kegiatan Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan
untuk:
a. Memberikan persetujuan atas Surat Keterangan yang diajukan
Pemohon dalam rangka pemerolehan izin Akuntan Publik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
b. Memperoleh keyakinan bahwa Pemohon telah memenuhi
Kompetensi Profesional yang memadai untuk menjalankan peran
sebagai Rekan.
(3) Kegiatan Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Dewan Sertifikasi.

Pasal 3

(1) Persetujuan atas Surat Keterangan oleh Institut dilakukan berdasarkan


atas prinsip-prinsip dasar, yaitu: kompetensi, obyektivitas, independen,
integritas, transparan, fairness, adil, dan bertanggung jawab.
(2) Setiap Pemohon dan setiap pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan
persetujuan Surat Keterangan harus melaksanakan kegiatan dengan
berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), etika profesi dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Bagian Ketiga
Surat Keterangan

Pasal 4

(1) Untuk memperoleh izin Akuntan Publik, seseorang harus mengajukan


permohonan tertulis kepada Menteri u.p. Kepala Pusat Pembinaan
Profesi Keuangan dengan melengkapi formulir permohonan izin dan
melampirkan dokumen pendukung sesuai ketentuan yang berlaku.
(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diantaranya adalah surat keterangan pengalaman memberikan jasa
asurans dan/atau jasa lainnya yang diverifikasi oleh Institut, meliputi:
a. Paling sedikit 1000 (seribu) jam jasa audit atas informasi
keuangan historis dalam 7 (tujuh) tahun terakhir, dengan
paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin
dan/atau menyupervisi perikatan audit atas informasi
keuangan historis; dan
b. Jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan dan
manajemen, dalam hal pengalaman jasa audit atas informasi
keuangan historis hanya terpenuhi 90% (sembilan puluh per
seratus).
(3) Sesuai ketentuan yang berlaku, pengecualian jumlah jam sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada pemohon yang berdomisili
pada suatu provinsi yang tidak terdapat KAP atau cabang KAP, yaitu
persyaratan pengalaman memberikan jasa asurans dan/atau jasa
lainnya dalam rangka permohonan izin Akuntan Publik sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), diatur:
a. Paling sedikit 500 (lima ratus) jam jasa audit atas informasi
keuangan historis dalam 7 (tujuh) tahun terakhir; dan
b. 500 (lima ratus) jam jasa lainnya yang diverifikasi oleh Institut.

Pasal 5

(1) Institut memberikan persetujuan atas Surat Keterangan bagi Pemohon


dengan menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I angka 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan
Publik, setelah Pemohon memenuhi ketentuan yang diatur dalam
peraturan ini.
(2) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
ketentuan:
a. Warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan dokumen yang
diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang;
b. Telah memiliki sertifikat CPA yang diterbitkan oleh Institut;
c. Telah menandatangani Pakta Integritas bagi CPA;
d. Menandatangani surat pernyataan kesediaan untuk
menandatangani Pakta Integritas yang berlaku bagi pemegang
izin Akuntan Publik;
e. Telah menjadi anggota Institut paling singkat 1 (satu) tahun
yang dihitung mana yang lebih dahulu sejak tanggal
diterimanya sebagai anggota, tanggal pertama kali mengikuti
ujian profesi Akuntan Publik, atau tanggal dinyatakan
mendapatkan waiver oleh Institut;
f. Memperoleh surat keterangan keanggotaan khusus yang
diterbitkan oleh Institut yang diperuntukan bagi Pemohon
dalam rangka permohonan perizinan Akuntan Publik; dan
g. Telah mengikuti Verifikasi yang diselenggarakan oleh dan
dibuktikan dengan penerbitan Sertifikat oleh Dewan Sertifikasi.
(3) Surat keanggotaan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
f diterbitkan oleh Komite Keanggotaan dan Advokasi setelah memenuhi
ketentuan ayat (2) huruf a sampai dengan huruf e, huruf g, serta
ketentuan Pasal 50 ayat (1) huruf d sampai dengan huruf h, kartu
tersebut ditandatangani oleh Komite Keanggotaan dan Advokasi.
(4) Surat Keterangan ditandatangani oleh Pemohon, ditantangani oleh
Ketua Umum sebagai pernyataan persetujuan dan telah dilakukan
Verifikasi oleh Insitut berdasarkan peraturan ini.
Bagian Keempat
Kompetensi Profesional

Pasal 6

Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) huruf


b merupakan kemampuan untuk menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai aspek berikut dalam suatu perikatan audit atas laporan keuangan
historis atau perikatan jasa yang lainnya:
a. Pengetahuan teknis dalam bidang auditing, akuntansi, keuangan, dan
bisnis serta bidang lain yang relevan;
b. Keahlian profesional untuk menerapkan pengetahuan teknis
sebagaimana dimaksud pada huruf a pada penugasan audit dan
asurans; dan
c. Nilai-nilai, etika dan perilaku profesional yang melandasi keahlian
profesional dalam penerapan pengetahuan teknis.

Pasal 7

(1) Untuk dinyatakan memiliki Kompetensi Profesional, Pemohon harus


menunjukan pencapaian learning outcomes sebagaimana tercantum
pada lampiran dari peraturan ini pada 3 (tiga) aspek sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) melalui kegiatan Verifikasi berdasarkan
ketentuan peraturan ini.
(2) Learning outcomes yang dicapai Pemohon sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus pada tingkat lanjutan, yaitu kemampuan menerapkan
aspek kompetensi untuk menyelesaikan permasalahan dalam
lingkungan perikatan audit atas laporan keuangan historis yang
memiliki karakteristik ambigú, kompleks dan ketidakpastian yang
tinggi berupa:
a. Memilih dan mengintegrasikan prinsip dan teori dari berbagai área
berbeda dari kompetensi teknis untuk mengelola dan memimpin
penugasan, dan untuk menyusun rekomendasi yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan;
b. Mengintegrasikan kompetensi teknis dan keahlian profesional
untuk mengelola dan memimpin penugasan;
c. Menerapkan judgment dalam melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan perilaku, etik dan nilai-nilai profesional;
d. Menilai, meneliti kembali, dan menyelesaikan permasalahan
permasalahan kompleks dengan supervisi terbatas;
e. Mengantisipasi, melakukan konsultasi yang tepat, dan
mengembangkan solusi untuk permasalahan yang kompleks; dan
f. Menyajikan dan menjelaskan secara konsisten informasi yang
relevan dengan cara yang tepat bagi pemangku kepentingan yang
beragam.
BAB II
KEGIATAN SEBELUM VERIFIKASI

Pasal 8

(1) Sebelum mengikuti kegiatan Verifikasi yang diselenggarakan Institut,


Pemohon bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan pengembangan
Kompetensi Profesional melalui:
a. Pengembangan kompetensi yang dilakukan oleh KAP sebagai bagian
dari pengelolaan staf profesionalnya.
b. Keterlibatan dalam tim perikatan pada KAP dalam rangka
pemerolehan pemberian jasa audit atas laporan keuangan historis
dan/atau jasa lainnya.
c. Keikutsertaan dalam pelatihan professional berkelanjutan yang
secara khusus diselenggarakan oleh Institut bagi calon Rekan.
(2) Pemohon melakukan penilaian Kompetensi Profesional secara mandiri
melalui evaluasi capaian learning outcomes sebagaimana dimaksud pada
Pasal 7.

Bagian Kesatu
Pengembangan Kompetensi di KAP

Pasal 9

(1) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1)


huruf a dilakukan oleh Pemohon dengan disupervisi oleh Akuntan
Publik penanggung jawab perikatan dan/atau pemimpin KAP, yang
bertindak sebagai mentor bagi Pemohon, melalui kegiatan:
a. Pelatihan internal KAP;
b. Keterlibatan Pemohon dalam pelaksanaan perikatan audit atas
informasi keuangan historis sesuai Standar Audit maupun
perikatan lainnya;
c. Jenjang karir dan promosi;
d. Mentoring oleh Akuntan Publik penanggung jawab perikatan.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Pemohon untuk mendukung pencapaian learning
outcomes sebagaimana dimaksud pada Pasal 7.

Pasal 10

(1) Pemohon melakukan pemerolehan pengalaman memberikan jasa audit


atas laporan keuangan historis dan/atau jasa lainnya dengan
mendapatkan penugasan dari KAP sebagai bagian dari tim perikatan
termasuk untuk mendapatkan peran memimpin dan menyupervisi
sebagaimana diatur dalam Pasal 4.
(2) Pemohon menerapkan dan mengintegrasikan berbagai pengetahuan
teknis yang dimilikinya dan mengembangkannya sehingga mampu
mencapai learning outcomes sebagaimana dimaksud pada Pasal 7
melalui peran memimpin dan menyupervisi dalam tim perikatan pada
saat memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis.
Pasal 11

(1) Selama melakukan kegiatan pengembangan Kompetensi Profesional


sebagaimana dimaksud pada Pasal 8, Pemohon harus meminta
persetujuan Akuntan Publik untuk berperan sebagai mentor.
(2) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
merupakan Rekan pada Kantor Akuntan Publik dimana Pemohon
melakukan pemerolehan pengalaman memberikan jasa audit atas
informasi keuangan historis.

Pasal 12

(1) Sebagai mentor bagi Pemohon, Akuntan Publik melakukan kegiatan


mentoring yang meliputi:
a. Memberikan arahan, supervisi, konsultasi, masukan, saran dan
bimbingan kepada Pemohon dalam melakukan pengembangan dan
pemerolehan Kompetensi Profesional untuk menjalankan peran
sebagai Rekan;
b. Melakukan penilaian Kompetensi Profesional sebagai pemenuhan
kegiatan pengalaman memberikan jasa yang dilakukan Pemohon
selama menjalankan kegiatan tersebut.
(2) Penilaian oleh mentor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi aspek Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada
Pasal 6.
(3) Agar dapat menjalankan peran sebagai mentor, Akuntan Publik harus
memahami ketentuan kegiatan mentoring dan melakukan kegiatan
penilaian terhadap Pemohon sesuai ketentuan yang berlaku.
(4) Tata cara dan ketentuan lebih lanjut tentang penilaian oleh Mentor
diatur oleh Dewan Sertifikasi.

Pasal 13

Akuntan Publik yang melakukan kegiatan sebagai mentor bagi Pemohon


dapat memperhitungkan kegiatan tersebut sebagai pemenuhan SKP
kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan sesuai ketentuan yang
berlaku.

Bagian Kedua
Pelatihan Profesional Berkelanjutan Khusus
Pasal 14

Pemohon harus mengikuti pelatihan professional berkelanjutan


sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) huruf c yang diselenggarakan
Dewan Sertifikasi yang secara khusus diselenggarakan untuk meningkatkan
kompetensi sebagai Rekan bagi seluruh Pemohon.
Pasal 15

(1) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 mencakup topik,


diantaranya:
a. Peran dan tanggung jawab hukum dan professional akuntan publik,
termasuk regulasi audit sektor keuangan dan keuangan negara;
b. Sistem pelaporan keuangan di Indonesia dan tata kelolanya;
c. Perkembangan standar akuntansi keuangan dan standar pelaporan
keuangan lainnya, baik sektor privat maupun sektor publik;
d. Perkembangan SPAP dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik;
e. Metodologi dan penerapan standar perikatan, pengendalian mutu
dan manajemen perikatan;
f. Strategi pengembangan KAP;
g. Prinsip mengenali pengguna jasa dan pihak pelapor dalam tindak
pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme;
h. Pembinaan dan pengawasan terhadap Akuntan Publik, termasuk
pengawasan oleh regulator dan penegakan disiplin oleh Institut;
i. Kompetensi Profesional untuk berperan sebagai akuntan publik;
dan/atau
j. Topic lain yang relevan untuk mempersiapkan Pemohon berperan
sebagai Akuntan Publik.
(2) Materi pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mencakup
aspek Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada Pasal 6.
(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus yang disertai
dengan post-test, Pemohon wajib menjawab post-test.
(4) Pemohon yang mengikuti kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mendapatkan sertifikat pelatihan dengan SKP yang disetujui Komite
Pendidikan dan Pelatihan Profesi atas usulan Dewan Sertifikasi.
(5) SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperhitungkan sebagai
pemenuhan SKP sebagaimana dimaksud pada Pasal 50 ayat (1) huruf d.

BAB III
VERIFIKASI

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 16

(1) Dewan Sertifkasi menyelenggarakan Verifikasi yang diikuti oleh


Pemohon.
(2) Setiap Pemohon harus mengikuti kegiatan Verifikasi yang bersifat wajib
yaitu kegiatan sebagai berikut:
a. Verifikasi dokumen penilaian Kompetensi Profesional yang
dilakukan secara mandiri oleh Pemohon sebagaimana dimaksud
pada Pasal 8 ayat (2) dengan menggunakan formulir pada lampiran
peraturan ini.
b. Verifikasi dokumen penilaian Kompetensi Profesional yang
dilakukan oleh Akuntan Publik dan/atau pimpinan KAP selaku
mentor terhadap Pemohon dengan menggunakan formulir pada
lampiran peraturan ini; dan
c. Verifikasi dokumen daftar perikatan yang memuat informasi nama
klien, peran Pemohon dalam perikatan, dan keterangan lain
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini dengan
jumlah jam pengalaman minimal sama dengan ketentuan Pasal 4.
(3) Pemohon yang memiliki sertifikat CPA dengan nomor seri kode “P” atau
kode “K”, selain harus mengikuti kegiatan Verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Pemohon juga harus menempuh salah satu
kegiatan Verifikasi berikut ini:
a. Verifikasi atas:
i. dokumen Kertas Kerja yang menunjukan jumlah 1000 jam
melakukan pengalaman memberikan jasa audit sesuai Standar
Audit atas informasi keuangan historis dan jasa lainnya sesuai
SPAP dengan 500 jam diantaranya memimpin dan/atau
menyupervisi sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 yang diatur
lebih lanjut dalam peraturan ini; dan
ii. kegiatan presentasi makalah praktik audit dan pengendalian
mutu KAP pada seminar publik; atau
b. Verifikasi melalui kegiatan Penilaian Praktik Audit sebagaimana
diatur lebih lanjut dalam peraturan ini.
(4) Pemohon yang memiliki sertifikat CPA dengan nomor seri kode “C” atau
kode “AK”, pernah memiliki izin Akuntan Publik namun telah hangus,
selain harus mengikuti Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Pemohon tersebut juga harus mengikuti salah satu kegiatan berikut:
a. Verifikasi dokumen Kertas Kerja 1 (satu) perikatan audit yang
menunjukan peran memimpin atau menyupervisi selama 100 jam
dalam perikatan audit yang sesuai Standar Audit atas informasi
keuangan historis;
b. Verifikasi kegiatan presentasi makalah praktik audit dan
pengendalian mutu KAP pada seminar publik; atau
c. Presentasi dan wawancara tatap muka dengan tim pewawancara
sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 ayat (1) huruf b.
(5) Dokumen penilaian Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b ditandatangani oleh Akuntan Publik, selaku
mentor, yang memimpin salah satu perikatan audit pada klien yang
signifikan dalam daftar perikatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c dan ditandatangani juga oleh pemimpin KAP.
(6) Dalam hal Pemohon sebelumnya adalah Akuntan Publik, dokumen
penilaian Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dapat ditandatangani oleh Pemohon sepanjang tidak terdapat
Akuntan Publik lain yang tergabung dalam KAP tersebut pada saat
perikatan dilakukan, dalam hal Pemohon tersebut selanjutnya
bergabung pada KAP lain pada saat pengajuan, maka dokumen
penilaian juga ditandatangani oleh pemimpin KAP lain tersebut.

Pasal 17

Untuk dapat mengikuti Verifikasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 16,


Pemohon harus:
a. Mengajukan permohonan dengan formulir yang ditetapkan Institut;
b. Mendapatkan rekomendasi dari Akuntan Publik dari KAP yang
sekaligus bertindak sebagai mentor pada saat memperoleh
pengalaman memberikan jasa audit;
c. Berstatus Warga Negara Indonesia yang masih memegang CPA yang
diterbitkan Institut;
d. Tidak dikenakan sanksi yang dipublikasikan oleh Institut;
e. Telah mengikuti pelatihan professional berkelanjutan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 14;
f. Telah memenuhi kewajiban pelatihan profesional berkelanjutan
paling sedikit 120 SKP dalam tiga tahun terakhir dan memenuhi
jenis pelatihan yang diwajibkan oleh Institut untuk diikuti bagi
pemegang CPA;
g. Telah menandatangani Pakta Integritas bagi CPA;
h. Tidak dalam status sebagai orang yang tidak diperkenankan untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Dewan
Sertifikasi;
i. Menandatangani surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 58; dan
j. Tidak terdapat saldo kewajiban keuangan kepada Institut.

Bagian Kedua
Verifikasi Dokumen Penilaian Kompetensi oleh Pemohon dan Mentor

Pasal 18

(1) Pemohon menyampaikan dokumen penilaian Kompetensi Profesional


sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (2) huruf a dan huruf b
kepada Dewan Sertifikasi dengan terlebih dahulu memenuhi ketentuan
persyaratan sesuai Pasal 17.
(2) Dewan Sertifikasi menugaskan tim penelaah untuk melakukan verifikasi
terhadap dokumen penilaian Kompetensi Profesional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), termasuk diantaranya melakukan inspeksi,
wawancara, konfirmasi atau klarifikasi kepada atau dengan:
a. Pemohon yang bersangkutan;
b. Akuntan Publik yang bertindak selaku mentor dan /atau pemimpin
KAP;
c. Personil lain yang relevan;
d. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan untuk dibandingkan dengan
data yang tercantum dalam laporan kegiatan usaha atau informasi
lainnya;
e. Data internal di Institut.
(3) Kegiatan klarifikasi atau konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan diantaranya melalui cara surat-menyurat, pertemuan
secara online, pertemuan tatap muka langsung atau cara lain yang
dipandang tepat oleh Dewan Sertifikasi.
(4) Pengaturan lebih lanjut Verifikasi daftar perikatan ditetapkan oleh
Dewan Sertifikasi.
Pasal 19

(1) Untuk dapat dinyatakan telah menyelesaikan Verifikasi dokumen


penilaian Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat
(2) huruf a dan huruf b, dokumen penilaian menunjukan pemenuhan
learning outcomes sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 dan hasil
verifikasi sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat (2) tidak menunjukan
informasi yang sebaliknya.
(2) Dalam hal terdapat kekurangan atau hal-hal tidak tepat, tim penelaah
berwenang untuk memberikan saran perbaikan atas dokumen
penilaian Kompetensi Profesional tersebut.
(3) Tim penelaah berwenang menyatakan dokumen penilaian Kompetensi
Profesional telah memenuhi persyaratan, dalam hal tim penelaah
menolak untuk menyetujui maka alasan harus disampaikan kepada
Pemohon dan kepada Dewan Sertifikasi.

Bagian Ketiga
Verifikasi Daftar Perikatan

Pasal 20

(1) Pemohon menyampaikan daftar perikatan sebagaimana dimaksud pada


Pasal 16 ayat (2) huruf c kepada Dewan Sertifikasi dengan terlebih
dahulu memenuhi persyaratan sesuai Pasal 17 serta dokumen terkait
Pemohon:
a. Surat tugas dalam tim perikatan dari KAP;
b. Bukti hubungan kepegawaian antara Pemohon dengan KAP pada
saat terlibat dalam pemerolehan pengalaman memberikan jasa
audit atas informasi keuangan historis;
c. Dokumen lain yang ditetapkan oleh Dewan Sertifikasi.
(2) Dewan Sertifikasi menugaskan tim penelaah untuk melakukan verifikasi
terhadap daftar yang memuat perikatan audit dan/atau perikatan
lainnya, termasuk diantaranya melakukan inspeksi, wawancara,
konfirmasi atau klarifikasi kepada atau dengan:
a. Pemohon yang bersangkutan;
b. Akuntan Publik yang bertanggung jawab atas perikatan dan /atau
pemimpin KAP;
c. Personil lain yang terlibat atau terkait dalam perikatan;
d. Perusahaan yang menjadi klien atas perikatan;
e. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan untuk dibandingkan dengan
data yang tercantum dalam laporan kegiatan usaha atau informasi
lainnya;
f. Data internal di Institut.
(3) Kegiatan klarifikasi atau konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan diantaranya melalui cara surat-menyurat, pertemuan
secara online, pertemuan tatap muka langsung atau cara lain yang
dipandang tepat oleh Dewan Sertifikasi.
(4) Tim penelaah menetapkan bahwa dokumen daftar perikatan telah
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan ini setelah
melakukan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), jumlah jam
pengalaman telah memenuhi ketentuan Pasal 4 dan tidak terdapat hal-
hal sebaliknya yang menyebabkan keterangan dalam dokumen tidak
tepat.
(5) Tim penelaah berwenang untuk meminta kepada Pemohon untuk
melakukan perbaikan dokumen daftar perikatan atau hal-hal lain yang
dipandang perlu sehingga daftar perikatan menunjukan informasi yang
semestinya.
(6) Pengaturan lebih lanjut Verifikasi daftar perikatan ditetapkan oleh
Dewan Sertifikasi.

Bagian Keempat
Verifikasi Dokumen Kertas Kerja

Pasal 21

(1) Verifikasi dokumen Kertas Kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 16


ayat (3) huruf a bertujuan untuk menilai pemenuhan sebagian besar
learning outcomes Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada
Pasal 7 melalui pelaksanaan audit yang dilakukan oleh Pemohon yang
terdokumentasikan dalam Kertas Kerja.
(2) Pemohon dapat mengikuti kegiatan Verifikasi dokumen Kertas Kerja
sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (3) huruf a apabila telah
dinyatakan memenuhi kegiatan Verifikasi sebagaimana dimaksud Pasal
16 ayat (2) oleh Dewan Sertifikasi.

Pasal 22

(1) Verifikasi dokumen Kertas Kerja atau Verifikasi kegiatan presentasi


makalah praktik audit dan pengendalian mutu KAP sebagaimana
dimaksud Pasal 16 ayat (4) merupakan sarana untuk memperkuat
pemenuhan learning outcomes Kompetensi Profesional terkini
sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 oleh Pemohon, yang telah
dinyatakan terpenuhi melalui ujian profesi akuntan publik model lama,
melalui pelaksanaan audit yang terdokumentasikan dalam Kertas
Kerja.
(2) Pemohon dapat mengikuti kegiatan Verifikasi sebagaimana dimaksud
pada Pasal 16 ayat (4) apabila telah dinyatakan memenuhi kegiatan
Verifikasi sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (2) oleh Dewan
Sertifikasi.
Pasal 23

Ketentuan pada bagian ini berlaku untuk kegiatan Verifikasi dokumen


Kertas Kerja sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (3) huruf a dan ayat (4)
huruf a.
Paragraf Kesatu
Persyaratan dan Dokumen yang Diserahkan oleh Pemohon

Pasal 24

(1) Untuk mengikuti Verifikasi dokumen Kertas Kerja sebagaimana


dimaksud Pasal 16 ayat (3) huruf a, Pemohon harus menyampaikan
kepada Dewan Sertifkasi seluruh Kertas Kerja perikatan yang tercantum
dalam daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf c
dengan jumlah jam pengalaman memberikan jasa audit dan jasa
lainnnya yang dilaksanakan oleh Pemohon minimal sama dengan
ketentuan Pasal 4.
(2) Pemohon yang mengikuti kegiatan Verifikasi dokumen Kertas Kerja
sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (4) huruf a harus
menyampaikan kepada Dewan Sertifikasi dokumen Kertas Kerja yang
menunjukan jumlah jam pengalaman melakukan perikatan audit
sebagaimana dimaksud pada Pasal tersebut.
(3) Seluruh Kertas Kerja harus menunjukan pelaksanaan audit atas
informasi keuangan historis berdasarkan Standar Audit untuk setiap
perikatan audit yang dilakukan oleh Pemohon, termasuk peran
memimpin dan/atau menyupervisi perikatan audit, yang dimaksudkan
sebagaimana pemenuhan jam minimal yang dipersyaratkan dalam
ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4.
(4) Kertas Kerja seluruhnya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
dari masing-masing Akuntan Publik yang bertanggung jawab atas
perikatan dan masing-masing klien sebelum disampaikan kepada Dewan
Sertifkasi.
(5) Kertas Kerja yang diajukan harus dilengkapi dengan surat pernyataan
tanggung jawab dan keaslian dokumen Kertas Kerja dari Pemohon dan
Akuntan Publik penanggung jawab masing-masing perikatan.

Paragraf Kedua
Tim Penelaah dan Penentuan Pemenuhan Jam Pengalaman

Pasal 25

(1) Dewan Sertifikasi menugaskan tim penelaah untuk melakukan


penelaahan seluruh dokumen seluruh Kertas Kerja untuk menentukan
jumlah jam pengalaman memberikan jasa audit yang sesuai dengan
Standar Audit dan jasa lainnya sesuai SPAP yang memenuhi
persyaratan sesuai peraturan ini dan peraturan perundangan yang
berlaku yang tercermin dalam Kertas Kerja.
(2) Tim penelaah melakukan kegiatan verifikasi dokumen Kertas Kerja
dengan melakukan inspeksi, klarifikasi, konfirmasi, wawancara atau
prosedur lain kepada:
a. Pemohon yang bersangkutan;
b. Akuntan Publik penanggung jawab perikatan;
c. Personil lain ang terlibat dengan perikatan;
d. Pihak lain yang relevan dengan perikatan tersebut.
(3) Dalam menentukan jumlah jam pengalaman memberikan jasa yang
terverifikasi, tim penelaah wajib mematuhi ketentuan pada peraturan ini
dan ketentuan yang mengatur lebih lanjut.

Pasal 26

(1) Untuk dapat diperhitungkan sebagai pemenuhan persyaratan minimal


jumlah jam pengalaman melaksanakan pemberian jasa asurans dan
jasa lainnya yang telah diverifikasi, Kertas Kerja yang diajukan
Pemohon harus:
a. Menggambarkan pelaksanaan prosedur pemerolehan bukti yang
mendukung informasi keuangan historis; dan
b. Menunjukan pemenuhan Standar Audit.
(2) Dalam hal terdapat Kertas Kerja yang diajukan Pemohon tidak jelas
atau tidak menunjukan pelaksanaan audit sesuai Standar Audit, maka
Kertas Kerja tersebut tidak dapat diperhitungkan sehingga jam yang
dicantumkan tidak dapat digunakan sebagai pemenuhan persyaratan
Verifikasi pengalaman memberikan jasa asurans dan jasa lainnya
sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 atau Pasal 16 ayat (4) huruf a.

Pasal 27

(1) Untuk dapat diperhitungkan sebagai pemenuhan persyaratan jumlah


minimal 500 jam pengalaman melaksanakan pemberian jasa asurans
dan jasa lainnya berupa kegiatan memimpin dan/atau menyupervisi
perikatan audit atas informasi keuangan historis yang telah diverifikasi
sebagaimana dimaksud Pasal 4 atau 100 jam pengalaman melakukan
audit sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (4) huruf a, Kertas Kerja
yang diajukan Pemohon harus memenuhi ketentuan Pasal 26 ayat (1)
dan menunjukan pemenuhan learning outcomes sebagaimana
dimaksud pada Pasal 7.
(2) Dalam hal Pemohon termasuk dalam kategori pengecualian
sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (3), minimal 200 jam
pengalaman memberikan jasa asurans dan jasa lainnya yang diajukan
harus memenuhi ketentuan Pasal 26 ayat (1) dan menunjukan
pemenuhan learning outcomes sebagaimana dimaksud pada Pasal 7.

Pasal 28

(1) Dalam hal Pemohon mengajukan pemenuhan pengalaman memberikan


jasa berupa jasa selain audit atas informasi keuangan historis, maka
Pemohon menyampaikan Kertas Kerja yang relevan kepada Dewan
Sertifikasi untuk dilakukan penelaahan sesuai ketentuan pada
peraturan ini.
(2) Kertas Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mematuhi
SPAP yang relevan, dalam hal terdapat ketidaksesuaian atau tidak jelas,
jam yang digunakan tidak dapat diperhitungkan sebagai pemenuhan
pengalaman.
(3) Dalam hal terdapat kekurangan jumlah jam, Pemohon dapat
mengajukan tambahan Kertas Kerja dengan memenuhi ketentuan pada
peraturan ini.

Pasal 29

(1) Kertas Kerja yang diajukan oleh Pemohon, baik untuk verifikasi
pengalaman memberikan jasa asurans maupun jasa lainnya, harus
menunjukan kepatuhan terhadap Kode Etik dan peraturan
perundangan yang berlaku.
(2) Dalam hal terdapat indikasi adanya ketidakpatuhan terhadap Kode Etik
atau peraturan perundangan yang berlaku, tim penelaah berwenang
untuk tidak menyetujui jam yang dimaksud sebagai pemenuhan
pengalaman memberikan jasa.
(3) Dalam hal Kertas Kerja yang diajukan Pemohon tidak disertai
persetujuan dari masing-masing Akuntan Publik yang bertanggung
jawab atas perikatan, masing-masing klien atau adanya penyangkalan
dari pihak lain, Kertas Kerja tersebut tidak dapat diperhitungkan
sebagai pemenuhan jam pengalaman memberikan jasa asurans dan jasa
lainya yang diverifikasi Institut.
(4) Dalam hal Kertas Kerja tidak memenuhi SPAP, tim penelaah dapat
menyusun saran rekomendasi kepada Akuntan Publik, semua
data/informasi yang digunakan dalam proses dalam peraturan ini tidak
dapat digunakan sebagai basis pengenaan sanksi sehubungan Kertas
kerja tidak sesuai dengan SPAP.

Pasal 30

(1) Untuk dapat dinyatakan telah menyelesaikan dan memenuhi


persyaratan kegiatan Verifikasi dokumen Kertas Kerja sebagaimana
dimaksud Pasal 16 ayat (3) huruf a, Pemohon telah memperoleh
persetujuan bahwa Kertas Kerja yang telah dilakukan penelaahan telah
menunjukan jumlah 1000 jam dengan ketentuan:
a. seluruh Kertas Kerja menunjukan peran Pemohon dalam tim
perikatan dan dinyatakan memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam peraturan ini;
b. Kertas Kerja menunjukan Pemohon berperan menyupervisi atau
memimpin pelaksanaan audit yang memenuhi pencapaian
sebagian besar learning outcomes sebagaimana dimaksud Pasal 7
sebanyak minimal 500 jam, atau 200 jam bagi Pemohon yang
termasuk kategori pengecualian sebagaimana dimaksud Pasal 4
ayat (3), atau 100 jam bagi Pemohon sebagaimana dimaksud
Pasal 16 ayat (4) huruf a.
(2) Tim penelaah berwenang menetapkan persetujuan pemenuhan
Verifikasi dokumen Kertas Kerja, termasuk jumlah jam pengalaman,
sebagaimana dimaksud ayat (1) dengan mendasarkan pada peraturan
ini.
(3) Tim penelaah berwenang menolak penggunaan Kertas Kerja untuk
pemenuhan Verifikasi pengalaman memberikan jasa atau meminta
Pemohon untuk mengganti dengan Kertas Kerja lainya dengan disertai
alasan tertulis yang disampaikan kepada Pemohon dan Dewan
Sertifikasi.

Bagian Kelima
Presentasi Makalah pada Seminar Publik

Pasal 31

(1) Selain harus mengikuti Verifikasi dokumen Kertas Kerja sebagaimana


dimaksud pada Pasal 21, Pemohon yang memilih kegiatan Verifikasi
dokumen Kertas Kerja sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (3) huruf a
harus melakukan kegiatan presentasi makalah praktik audit dan
pengendalian mutu KAP pada suatu seminar publik.
(2) Dalam hal Pemohon memilih kegiatan Verifikasi sebagaimana dimaksud
pada Pasal 16 ayat (4) huruf b, Pemohon harus memenuhi ketentuan
presentasi makalah sebagaimana yang berlaku bagi Pemohon pada ayat
(1).
(3) Presentasi makalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan dalam rangka pemenuhan learning outcomes sebagaimana
dimaksud pada Pasal 7 terutama pada aspek keahlian professional dan
nilai-nilai, etika dan perilaku professional.
(4) Sebelum dipresentasikan, makalah harus telah ditelaah dan
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh tim penelaah.

Pasal 32

(1) Seminar sebagaimana dimaksud pada Pasal 31 dilakukan secara


terbuka secara online atau off-line, dapat dihadiri oleh siapa saja,
peserta diberikan kesempatan memberikan rating atas presentasi
Pemohon.
(2) Untuk dapat dinyatakan telah melakukan presentasi makalah, Pemohon
harus mendapatkan penilaian minimal “cukup” dari peserta.
(3) Dalam hal Pemohon tidak mendapatkan penilaian dari peserta minimal
“cukup” sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tim penelaah berwenang
untuk meminta mengulang presentasi makalah dengan melakukan
perbaikan, memperbaiki makalah, atau dengan menambah pelatihan
tertentu.
(4) Dewan Sertifikasi menugaskan tim penelaah untuk mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan seminar makalah.
(5) Pengaturan lebih lanjut mengenai presentasi makalah dalam seminar
ditetapkan oleh Dewan Sertifikasi.

Pasal 33

(1) Pemohon sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (3) atau ayat (4) dapat
melakukan kegiatan presentasi makalah pada seminar publik sepanjang
telah menyelesaikan Verifikasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 16
ayat (2).
(2) Pemohon sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (3) huruf a dapat
menempuh presentasi makalah pada seminar publik terlebih dahulu
atau kegiatan Verifikasi dokumen Kertas Kerja sebagaimana dimaksud
pada Pasal 21 sepanjang penyelesaian dua kegiatan tersebut seluruhnya
dalam kurun waktu tidak lebih dari 6 (enam) bulan, dalam hal melebihi
dari durasi tersebut Dewan Sertifikasi berwenang menentukan langkah
lain yang harus dilakukan Pemohon.

Bagian Keenam
Verifikasi Melalui Kegiatan Penilaian Praktik Audit

Pasal 34

(1) Verifikasi melalui kegiatan Penilaian Praktik Audit sebagaimana


dimaksud pada Pasal 16 ayat (3) huruf b dilakukan berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam peraturan ini.
(2) Penilaian Praktik Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan
untuk menilai capaian learning outcomes Kompetensi Profesional dari
Pemohon sebagaimana dimaksud pada Pasal 7.
(3) Pemohon dapat mengikuti Verifikasi melalui kegiatan Penilaian Praktik
Audit setelah dinyatakan memenuhi kegiatan Verifikasi sebagaimana
dimaksud Pasal 16 ayat (2) oleh Dewan Sertifikasi.

Pasal 35

(1) Penilaian Praktik Audit sebagaimana dimaksud pada Pasal 34


dilakukan dengan kegiatan:
a. Penilaian audit tingkat lanjut; serta
b. Presentasi dan wawancara tatap muka dengan tim pewawancara.
(2) Pemohon dapat memilih kegiatan pada ayat (1) yang akan dilakukan
terlebih dahulu sesuai kesiapannya.

Paragraf Kesatu
Penilaian Audit Tingkat Lanjut

Pasal 36

(1) Penilaian audit tingkat lanjut sebagaimana dimaksud pada Pasal 35


huruf a dimaksudkan untuk melakukan penilaian atas capaian
learning outcomes terutama aspek pengetahuan teknis sebagaimana
dimaksud pada Pasal 7 oleh Pemohon dalam mengembangkan
Kompetensi Profesional.
(2) Dalam penilaian audit tingkat lanjut, Pemohon harus menyelesaikan
kasus-kasus yang bersifat ambigu, kompleks dan komprehensif yang
ditetapkan oleh Dewan Sertifikasi untuk menunjukan pemenuhan
learning outcomes sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 37

(1) Penilaian audit tingkat lanjut sebagaimana dimaksud pada Pasal 35


huruf a diselenggarakan oleh Dewan Sertifikasi secara computer-based
test melalui fasilitas CPA Test Center yang dikelola oleh Institut.
(2) Waktu penyelenggaraan penilaian audit tingkat lanjut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah pada periode yang ditetapkan oleh
Dewan Sertifikasi.

Pasal 38

(1) Bahasa yang digunakan dalam penilaian audit tingkat lanjut adalah
bahasa Indonesia.
(2) Silabus, bentuk kasus dan cara merespon, alokasi waktu, kriteria
untuk penetapan Pemohon telah memenuhi learning outcomes melalui
penyelesaian kasus ditentukan oleh Dewan Sertifikasi.
(3) Silabus, bentuk kasus dan cara penyelesaiannya, alokasi waktu, tata
cara untuk mengikuti kegiatan penilaian, dan kriteria penetapan
Pemohon telah mencapai learning outcomes sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus diumumkan melalui website Institut.

Pasal 39

(1) Untuk dapat mengikuti penilaian audit tingkat lanjut sebagaimana


dimaksud pada Pasal 35 huruf a, Pemohon harus melakukan
pendaftaran berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Dewan
Sertifikasi.
(2) Pemohon yang telah memenuhi kriteria menyelesaikan kasus dalam
penilaian audit tingkat lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mendapatkan surat keterangan telah menyelesaikan penilaian praktik
audit yang ditetapkan oleh Dewan Sertifikasi.

Paragraf Kedua
Presentasi dan Wawancara Tatap Muka

Pasal 40

Kegiatan presentasi dan wawancara tatap muka dengan tim pewawancara


sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 huruf b dimaksudkan untuk
melakukan penilaian atas capaian learning outcomes dari Pemohon
terutama untuk aspek keahlian profesional dan aspek nilai-nilai etika
sebagaimana dimaksud pada Pasal 6.

Pasal 41

(1) Pemohon menyusun penulisan makalah praktik audit untuk suatu


pelaksanaan audit pada salah satu klien untuk kemudian
dipresentasikan di depan tim pewawancara.
(2) Pemohon harus mempresentasikan makalah dan merespon
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh tim pewawancara.
(3) Untuk dapat dinyatakan telah menyelesaikan kegiatan presentasi dan
wawancara tatap muka, Pemohon harus memenuhi kriteria capaian
learning outcomes yang ditetapkan oleh Dewan Sertifikasi.
(4) Tim pewawancara berwenang untuk melakukan penilaian pencapaian
learning outcomes, menentukan pemenuhan kriteria oleh Pemohon
dan/atau membuat keputusan lain yang dipandang tepat mengenai
pencapaian learning outcomes oleh Pemohon sebagaimana dimaksud
Pasal 7.
(5) Penetapan penyelesaian kegiatan presentasi dan wawancara tatap
muka bagi Pemohon dilakukan oleh tim pewawancara yang ditugaskan
oleh Dewan Sertifikasi.
(6) Dalam hal Pemohon dinyatakan tidak memenuhi kriteria, tim
pewawancara harus menjelaskan penyebabnya, apabila Pemohon tidak
puas dapat mengajukan keberatan kepada Dewan Sertifikasi.
(7) Dewan Sertifikasi berwenang untuk mengubah keputusan tim
pewawancara dengan mendokumentasikan alasannya.
(8) Ketentuan lebih lanjut kegiatan presentasi dan wawancara tatap muka
diatur lebih lanjut dengan peraturan yang ditetapkan Dewan
Sertifikasi.

Paragraf Ketiga
Pernyataan Penyelesaian Kegiatan Verifikasi Penilaian Praktik Audit dan
Jangka Waktu

Pasal 42

Untuk dinyatakan telah menyelesaikan kegiatan Verifikasi melalui kegiatan


Penilaian Praktik Audit, Pemohon harus dinyatakan telah memenuhi
learning outcomes melalui penyelesaian praktik audit tingkat lanjut serta
telah memenuhi learning outcomes melalui kegiatan presentasi dan
wawancara tatap muka.

Pasal 43

(1) Pemohon harus menyelesaikan seluruh kegiatan Penilaian Praktik


Audit dalam jangka waktu dua tahun.
(2) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terlewati, maka Pemohon harus:
a. Mengulangi seluruh rangkaian Penilaian Praktik Audit yang telah
melewati jangka waktu dua (2) tahun tersebut sampai dengan
dinyatakan telah memenuhi learning outcomes, atau;
b. Melaksanakan kegiatan maintenance kompetensi relevan yang
ditentukan dan disetujui Dewan Sertifikasi.

Bagian Ketujuh
SKP bagi Pemohon

Pasal 44

(1) Pemohon yang mengikuti Verifikasi dapat diberikan SKP yang disetujui
oleh Komite Pendidikan dan Pelatihan Profesional atas usulan Dewan
Sertifikasi.
(2) SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperhitungkan sebagai
pemenuhan SKP sebagaimana dimaksud pada Pasal 50 ayat (1) huruf d.
BAB IV
TIM PENELAAH DAN LAPORAN HASIL PENELAAHAN

Bagian Kesatu
Wewenang

Pasal 45

(1) Dewan Sertifikasi menugaskan tim penelaah untuk melakukan


penelaahan pemenuhan ketentuan oleh Pemohon dalam mengikuti
seluruh kegiatan Verifikasi pengalaman memberikan jasa sebagaimana
diatur dalam peraturan ini.
(2) Dalam hal diperlukan, Dewan Sertifikasi dapat menentukan tim
penelaah yang berbeda-beda untuk penelaahan dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

Pasal 46

(1) Dalam melakukan Verifikasi, tim penelaah yang ditugaskan Dewan


Sertifikasi dapat melakukan berbagai upaya yang dipandang perlu
sehingga kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik.
(2) Pemohon dapat memberikan penjelasan, keterangan atau klarifikasi
lain sesuai kebutuhan.
(3) Pemohon dapat didampingi oleh Akuntan Publik dan/atau pimpinan
KAP yang bertindak sebagai mentor pada saat melakukan tatap muka
dengan tim penelaah.
(4) Tim penelaah harus melakukan klarifikasi atau konfirmasi atas
dokumen atau informasi lainnya terkait pelaksanaan kegiatan
penelaahan tersebut kepada Akuntan Publik dan/atau pimpinan KAP,
serta klien yang telah memberikan persetujuan.
(5) Apabila diperlukan, tim penelaah berwenang melakukan konfirmasi
atau klarifikasi kepada pihak lain yang relevan dengan memberi
tahukan kepada Pemohon serta memperhatikan aspek kerahasiaan
informasi.

Pasal 47

(1) Tim penelaah berwenang untuk mengundang Pemohon, Akuntan


Publik yang bertanggung jawab atas perikatan yang digunakan untuk
kegiatan Verifikasi, atau pihak lain yang relevan dalam rangka
pelaksanaan tugasnya.
(2) Tim penelaah berwenang untuk melaksanakan tugas sesuai lingkup
peraturan ini dan/atau berdasarkan keputusan Dewan Pengurus atau
Dewan Sertifikasi.

Pasal 48

(1) Tim penelaah ditetapkan oleh Dewan Sertifikasi, dengan komposisi


keanggotaan yang berasal dari anggota Dewan Sertifikasi, Akuntan
Publik, regulator, atau akademisi.
(2) Tim penelaah secara kolektif harus memiliki kompetensi yang memadai
untuk melakukan kegiatan penelaahan sesuai peraturan ini.
(3) Tim penelaah harus mematuhi Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
(4) Tim penelaah harus bebas dari benturan kepentingan dengan
Pemohon, Akuntan Publik penanggung jawab perikatan yang
digunakan sebagai pemenuhan kegiatan Verifikasi, dan/atau KAP.
(5) Tim penelaah dapat diberikan SKP atas kegiatan penelaahan yang
ditugaskan oleh Dewan Sertifikasi sesuai ketentuan yang berlaku.

Bagian Kedua
Laporan Hasil Penelaahan

Pasal 49

(1) Tim penelaah menyusun dan menyetujui laporan hasil Verifikasi yang
menyajikan hasil penelaahan sesuai lingkup penugasan yang diberikan
oleh Dewan Sertifikasi.
(2) Hasil penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
lingkup penelaahan kegiatan yang dilakukan Pemohon, yaitu pernyataan
pemenuhan persayaratan:
a. Verifikasi penilaian Kompetensi Profesional secara mandiri oleh
Pemohon;
b. Verifikasi dokumen penilaian kompetensi dari Akuntan
Publik/pimpinan KAP sebagai mentor;
c. Verifikasi pemenuhan persyaratan daftar perikatan audit atas
informasi keuangan historis dan/atau jasa yang lainnya;
d. Verifikasi dokumen Kertas Kerja;
e. Verifikasi melalui kegiatan Penilaian Praktik Audit termasuk hasil
penilaian audit tingkat lanjut dan tim pewawancara;
f. Verifikasi pelaksanaan presentasi makalah oleh Pemohon;
g. pelatihan professional berkelanjutan sebagaimana dimaksud Pasal
14 maupun pelatihan dengan 120 SKP untuk tiga tahun terakhir;
h. Persyaratan tambahan lainnya yang diatur dalam peraturan ini,
jika ada;
i. Hal lain yang dipandang perlu oleh tim penelaah atau yang
disyaratkan oleh Dewan Sertifikasi.
(3) Dalam hal terdapat penolakan persetujuan atas dokumen bagi Pemohon,
tim penelaah harus memasukan dalam laporan disertai dengan
penjelasannya.
(4) Tim penelaah menyampaikan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Dewan Sertifikasi untuk mendapatkan persetujuan
dan pengesahan.
(5) Dalam memberikan persetujuan dan pengesahan, Dewan Sertifikasi
berwenang untuk merubah atau menolak laporan hasil verifikasi namun
harus disertai dengan penjelasan dan alasan yang terdokumentasikan.
BAB V
PENERBITAN SERTIFIKAT DAN SURAT KETERANGAN

Bagian Kesatu
Penerbitan Sertifikat dan Surat Keterangan

Pasal 50

(1) Berdasarkan laporan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada Pasal


49, Dewan Sertifikasi menetapkan Sertifikat bagi Pemohon dengan
ketentuan semua persyaratan berikut ini telah dipenuhi oleh Pemohon:
a. Telah mengikuti kegiatan pelatihan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 14 dengan ketentuan sertifikat pelatihan tidak lebih dari 2
(dua) tahun sejak tanggal sertifikat, dalam hal lewat dari dua tahu
Dewan Sertifikasi berwenang untuk menentukan langkah apa
yang harus dilakukan Pemohon;
b. Telah dinyatakan oleh Dewan Sertifikasi menyelesaikan seluruh
rangkaian kegiatan Verifikasi sebagaimana dimaksud Pasal 16;
c. Pemohon berstatus sebagai anggota yang memiliki CPA yang
diterbitkan oleh Institut;
d. Pemohon telah memenuhi 120 SKP dalam 3 (tiga) tahun terakhir;
e. Pemohon tidak sedang menjalani atau dikenakan sanksi
keanggotaan dengan status sanksi yang dipublikasikan;
f. Pemohon telah memenuhi kewajiban iuran tahunan dan
kewajiban keuangan lainnya;
g. Tidak terdapat pelanggaran etika selama proses kegiatan verifikasi
pengalaman memberikan jasa asurans dan jasa lainnya menurut
pertimbangan Dewan Sertifikasi; dan
h. Telah memenuhi ketentuan lain yang ditetapkan oleh Dewan
Sertifikasi.
(2) Pemohon harus menandatangani surat pernyataan kesanggupan
pemenuhan kewajiban sebagai pemegang Sertifikat sebagaimana
tercantum dalam lampiran peraturan ini.
(3) Sertifikat ditandatangani oleh Ketua Umum dan Ketua Dewan
Sertifikasi.
(4) Sertifikat diterbitkan atas nama Pemohon sesuai dengan nama yang
tertera dalam dokumen resmi yang diterbitkan instansi pemerintah,
tanpa gelar akademik atau gelar lainnya.
(5) Sertifikat tetap berlaku sepanjang Pemohon tetap menjadi anggota
Insitut yang memiliki sertifikat CPA dan memenuhi kewajiban
keanggotaan.
(6) Bentuk dan format Sertifikat ditetapkan dengan keputusan Dewan
Pengurus atas usulan Dewan Sertifikasi.

Pasal 51

(1) Pemohon yang mendapatkan Sertifikat dinyatakan telah memenuhi


Kompetensi Profesional, berhak untuk mendapatkan persetujuan Surat
Keterangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 dengan memenuhi
ketentuan Pasal 5.
(2) Dalam hal terdapat jeda waktu penerbitan Sertifikat dan persetujuan
Surat Keterangan, Pemohon harus memenuhi ketentuan Pasal 50 ayat
(1) huruf c sampai dengan huruf h.

Bagian Kedua
Register Pemegang Sertifikat

Pasal 52

(1) Komite Keanggotaan dan Advokasi menyelenggarakan register


pemegang Sertifikat yang akan diperbaharui dari waktu ke waktu
berdasarkan penerbitan Sertifikat yang dilakukan oleh Dewan
Sertifikasi.
(2) Komite Keanggotaan dan Advokasi berwenang untuk menerbitkan
register pemegang Sertifikat yang dapat diakses oleh masyarakat
dan/atau menyampaikan register tersebut kepada pihak lain dalam
rangka untuk pengembangan dan kemajuan anggota dan Institut.

BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu
Hak Pemegang Sertifikat

Pasal 53

(1) Sertifikat dapat digunakan oleh Pemohon sesuai ketentuan peraturan


perundang-undangan yang berlaku.
(2) Pemegang Sertifikat berhak mendapatkan informasi dari Institut
tentang ketaatan, pemenuhan persyaratan, maupun catatan Institut
tentang pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang pertifikat.
(3) Pemegang Sertifikat mempunyai hak untuk menyatakan keberatan
secara tertulis kepada Institut dengan mengacu kepada ketentuan dan
tatacara pengajuan keberatan.
(4) Pemegang Sertifikat berhak mendapatkan penghapusan pembatalan
sementara sertifikat, pencabutan sanksi apabila telah memenuhi
seluruh ketentuan yang disyaratkan.

Bagian Kedua
Kewajiban Pemegang Sertifikat

Pasal 54

(1) Pemegang Sertifikat harus tetap terdaftar sebagai anggota Institut


sesuai dengan peraturan keanggotaan Institut.
(2) Pemegang Sertifikat membayar iuran keanggotaan Institut.
(3) Pemegang Sertifikat harus menjaga nama baik profesi Akuntan Publik
dan organisasi Institut.
(4) Pemegang Sertifikat harus mematuhi:
a. Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan Institut;
b. SPAP yang ditetapkan Institut bagi yang berpraktik sebagai atau
bekerja di kantor akuntan publik; dan
c. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Asosiasi
dan ketentuan Institut lainnya.
(5) Pemegang Sertifikat harus mematuhi kewajiban pelatihan profesional
berkelanjutan dengan ketentuan harus mencakup seluruh
pengetahuan minimum dan pengetahuan standar tambahan dengan
rincian sebagaimana diatur oleh Institut.
(6) Setiap pemegang Sertifikat yang tidak memenuhi ketentuan pelatihan
profesional berkelanjutan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
(7) Dalam hal pemegang Sertifikat dikenakan sanksi pencabutan status
keanggotaan atau tidak menjadi anggota Institut karena sebab apapun,
maka Sertifikat tersebut dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB VII
PEMBATALAN SEMENTARA, PENCABUTAN SERTIFIKAT DAN
PENGHAPUSAN

Pasal 55

Semua ketentuan tentang pembatalan sementara sertifikat dan pencabutan,


termasuk penghapusan pembatalan dan pencabutan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Asosiasi yang yang diterbitkan Institut yang mengatur
tentang Ujian Profesi Akuntan Publik juga berlaku bagi pemegang Sertifikat
yang diatur dalam peraturan ini.

BAB VIII
PELAKSANA KEGIATAN DAN PELAPORAN

Bagian Kesatu
Wewenang Dewan Pengurus

Pasal 56

Berdasarkan usulan Dewan Sertifikasi, Dewan Pengurus berwenang untuk


menetapkan semua ketentuan yang diperlukan yang tidak diatur dalam
peraturan ini untuk melaksanakan kegiatan Verifikasi pengalaman
memberikan jasa asurans dan jasa lainnya dengan ketentuan tidak boleh
bertentangan dengan peraturan ini.

Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang Dewan Sertifikasi

Pasal 57

(1) Semua ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Asosiasi yang


mengatur tugas, wewenang dan pelaporan bagi Dewan Sertifikasi juga
berlaku dalam rangka pelaksanaan kegiatan penerbitan Sertifikat
berdasarkan ketentuan pada peraturan ini.
(2) Dewan Sertifikasi berwenang menetapkan ketentuan:
a. Jangka waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan Verifikasi
dan pengumuman hasil;
b. Perpindahan metode Verifikasi atau periode jeda, apabila
diperlukan;
c. Ketentuan lebih lanjut pada periode transisi.
(3) Tim verifikasi dan seluruh personil lain dari Insitut yang terlibat dalam
proses Verifikasi dokumen Kertas Kerja wajib menjaga kerahasiaan
informasi dan harus menandatangani pernyataan kerahasiaan
tersebut.
(4) Pernyataan kerahasiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan kepada Akuntan Publik penanggung jawab perikatan.

BAB IX
PEMBEBASAN KEWAJIBAN

Pasal 58

(1) Pemohon menyetujui untuk membebaskan Institut, Dewan Pengurus,


Dewan Sertifikasi, Komite Keanggotaan dan Advokasi, dan seluruh
manajemen eksekutif dari segala tuntutan, kerugian, kewajiban, biaya
atau beban yang mungkin terjadi karena tuntutan hukum sebagai
akibat dari:
a. Penggunaan Sertifikat atau Surat Keterangan yang bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga maupun
Peraturan Asosiasi dan ketentuan Institut lainnya;
b. Kebijakan dan kegiatan maupun keputusan bisnis pemegang
Sertifikat yang berkaitan dengan penggunaannya;
c. Konsekuensi dari pembatalan sementara Sertifikat atau
pernyataan tidak berlaku sertifikat maupun pencabutan sertifikat
oleh Dewan Sertifikasi.
(2) Persetujuan Pemohon dituangkan dalam surat pernyataan yang
disampaikan kepada Dewan Sertifikasi pada saat menyampaikan
permohonan Verifikasi pengalaman memberikan jasa.

BAB X
PEMBIAYAAN

Pasal 59

(1) Semua kegiatan penerbitan Sertifikat dan persetujuan Surat


Keterangan dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja
Institut.
(2) Dewan Pengurus berwenang untuk menetapkan biaya yang harus
dibayarkan oleh Pemohon kepada Institut.
(3) Institut dapat menerima bantuan, donasi, atau pembiayaan dari pihak
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan penerbitan
Sertifikat dan persetujuan Surat Keterangan.
(4) Biaya yang harus dibayarkan oleh Pemohon secara terbuka
diantaranya melalui terbitan atau website Institut.
BAB XI
KETENTUAN KHUSUS DAN MASA TRANSISI

Pasal 60

Pada saat peraturan ini disahkan:


1. Peraturan pelaksanaan kegiatan Penilaian Kompetensi Rekan
Perikatan Audit tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan ini.
2. Penilaian Kompetensi Rekan Perikatan Audit yang sedang
berlangsung berdasarkan ketentuan sebelumnya dinyatakan
merupakan Penilaian Praktik Audit sebagaimana dimaksud pada
Pasal 34 serta:
a. ujian auditing dan asurans lanjutan merupakan kegiatan
penilaian audit tingkat lanjut;
b. wawancara dengan tatap muka dengan paper praktik audit
merupakan kegiatan presentasi dan wawancara tatap muka
dengan tim pewawancara sebagaimana dimaksud pada Pasal
35;
c. peserta merupakan Pemohon sebagaimana dimaksud pada
peraturan ini dan melanjutkan kegiatan berdasarkan ketentuan
pada saat mendaftar ujian auditing dan asurans lanjutan
hingga dinyatakan selesai;
d. penerbitan Sertifikat dan persetujuan Surat Keterangan bagi
peserta dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan ini.
3. Dalam hal peserta yang merupakan Pemohon sebagaimana dimaksud
pada angka 2, sampai dengan 3 bulan setelah ditetapkannya
peraturan ini belum menyelesaikan kegiatan sebagaimana dimaksud
pada angka 2, maka terhadap Pemohon tersebut harus mengikuti
kegiatan pelatihan profesional berkelanjutan sebagaimana dimaksud
pada Pasal 14.

Pasal 61

(1) Ketentuan pada Pasal 16 ayat (4) berlaku efektif bagi Pemohon yang
mengajukan Verifikasi setelah 3 (tiga) bulan sejak peraturan ini
ditetapkan, permohonan yang diajukan sebelum tanggal efektif tersebut
diproses oleh Dewan Sertifikasi berdasarkan ketentuan sebelumnya.
(2) Pemohon sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (4) harus memenuhi
ketentuan Pasal 16 ayat (2) pada saat peraturan ini berlaku efektif.

BAB X
PENUTUP

Pasal 62

(1) Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur
selanjutnya oleh Dewan Sertifikasi berdasarkan persetujuan Dewan
Pengurus.
(2) Ketentuan yang tercantum dalam Lampiran I – IX dari peraturan ini
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.
(3) Peraturan Asosiasi Nomor 6 Tahun 2017 tentang Sertifikat Pengalaman
Praktik Bidang Audit dan Asurans dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku.
(4) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal ... 20….

DEWAN PENGURUS
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

TARKOSUNARYO, MBA, CPA


Ketua Umum
LAMPIRAN I

Learning Outcomes Kompetensi Profesional Rekan Perikatan Audit

No Aspek Learning Outcomes

Aspek Pengetahuan Teknis


1. Audit laporan a. Memimpin audit melalui keterlibatan aktif pada
keuangan seluruh fase perikatan audit.
b. Mampu memimpin identifikasi dan penilaian risiko
kesalahan penyajian material.
c. Mampu mengembangkan rencana audit untuk
merespon risiko kesalahan penyajian material yang
teridentifikasi.
d. Mampu mengevaluasi respon atas penilaian risiko
kesalahan penyajian material.
e. Mampu menyimpulkan ketepatan dan kecukupan
seluruh bukti audit yang relevan, termasuk bukti-
bukti yang kontradiksi, untuk mendukung opini
audit.
f. Mampu mengevaluasi apakah audit telah
dilaksanakan sesuai dengan Standar Audit dan/atau
standar lain yang relevan, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam audit atas
laporan keuangan.
g. Mampu menyusun opini audit yang tepat dan
laporan auditor lainya yang relevan, termasuk uraian
hal utama audit (key audit matters) apabila berlaku.
2. Pelaporan dan a. Mampu mengevaluasi apakah suatu entitas telah
akuntansi menyusun laporan keuangan dalam semua hal
keuangan material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku dan persyaratan peraturan
perundang-undangan.
b. Mampu mengevaluasi pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan transaksi dan
peristiwa dalam laporan keuangan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan
persyaratan peraturan perundang-undangan.
c. Mampu mengevaluasi estimasi akuntansi dan
judgments, termasuk estimasi nilai wajar, yang
dibuat manajemen.
d. Mampu mengevaluasi kewajaran penyajian laporan
keuangan terhadap sifat bisnis, lingkungan operasi,
dan kemampuan entitas untuk melanjutkan
kelangsungan usaha.
3. Tata kelola dan Mampu mengevaluasi struktur tata kelola perusahaan
manajemen risiko dan proses penilaian risiko yang berpengaruh terhadap
laporan keuangan suatu entitas sebagai bagian dari
strategi audit secara keseluruhan.
4. Lingkungan bisnis Mampu menganalisis faktor-faktor industri, peraturan,
dan faktor eksternal lainnya yang relevan yang digunakan
untuk mendukung penilaian risiko audit, tetapi tidak
terbatas pada, pasar, kompetisi, teknologi produk, dan
persyaratan lingkungan.
5. Perpajakan Mampu mengevaluasi prosedur yang dilakukan untuk
menilai risiko kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan dalam kaitannya dengan perpajakan,
dan dampak keseluruhan prosedur tersebut terhadap
strategi audit secara keseluruhan.
6. Teknologi Mampu mengevaluasi lingkungan teknologi informasi dan
informasi komunikasi untuk mengidentifikasi pengendalian yang
terkait dengan laporan keuangan untuk menentukan
dampak terhadap strategi audit secara keseluruhan.
7. Hukum bisnis dan Mampu mengevaluasi dugaan ketidakpatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan yang terduga atau telah
peraturan teridentifikasi untuk menentukan dampak terhadap
perundangan keseluruhan strategi audit dan opini audit.
8. Keuangan dan a. Mampu mengevaluasi berbagai sumber pendanaan
manajemen yang tersedia bagi, dan instrument keuangan yang
keuangan digunakan oleh, suatu entitas untuk menentukan
dampak terhadap strategi audit keseluruhan.
b. Mampu mengevaluasi arus kas entitas,
penganggaran, forecasts, dan persyaratan modal
kerja untuk menentukan dampak terhadap strategi
audit keseluruhan.
Aspek Keahlian Profesional
9. Interpesonal dan a. Mengomunikasikan secara efektif dan tepat dengan
komunikasi tim perikatan, manajemen, dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola suatu entitas.
b. Mengevaluasi dampak potensial perbedaan bahasa
dan kultur dalam pelaksanaan audit.
c. Menyelesaikan permasalahan audit melalui
konsultasi apabila dipandang perlu.
10. Kepribadian a. Mendukung dan melaksanakan lifelong learning
(pelatihan profesional berkelanjutan/PPL).
b. Bertindak sebagai suatu role model dalam tim
perikatan.
c. Bertindak dalam kapasitas mentoring atau coaching
bagi tim perikatan.
d. Mendukung dan melaksanakan kegiatan reflektif
dalam perikatan
11. Pengorganisasian a. Mampu mengevaluasi apakah tim perikatan,
termasuk pakar auditor, secara kolektif memiliki
obyektivitas dan kompetensi untuk melaksanakan
audit.
b. Mengelola perikatan audit dengan menerapkan
kepemimpinan dan manajemen proyek dalam tim
perikatan.
c. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip pengelolaan
suatu kantor akuntan publik sesuai standar dan
ketentuan yang berlaku.
Aspek Nilai-nilai, Etika dan Perilaku Profesional
12. Komitmen Mendukung dan melaksanakan kualitas audit dan
terhadap kepatuhan terhadap SPAP dan peraturan perundangan
kepentingan yang berlaku dengan menitikberatkan pada perlindungan
publik kepentingan publik.
13. Skeptisisme a. Menerapkan judgment profesional dalam
professional dan perencanaan dan pelaksanaan audit dan menyusun
judgment kesimpulan yang menjadi dasar opini audit.
profesional b. Mendukung pentingnya penerapan skeptisisme
profesional dalam keseluruhan tahapan pelaksanaan
audit.
c. Menerapkan skeptisisme profesional untuk menilai
secara kritis bukti audit yang diperoleh selama
pelaksanaan audit dan penyusunan kesimpulan yang
layak.
d. Mengevaluasi dampak bias secara individual dan
organisasi pada kemampuan untuk menerapkan
skeptisisme profesional.
e. Menerapkan judgment profesional untuk
mengevaluasi penyajian dan asersi manajemen.
f. Menyelesaikan permasalahan audit dengan
menggunakan pemikiran kritis dalam
mempertimbangkan alternatif dan analisis outcome.
14. Prinsip-prinsip k. Mendukung dan menerapkan pentingnya kepatuhan
etika terhadap prinsip dasar etika profesi.
l. Mengevaluasi dan merespon ancaman terhadap
obyektivitas dan independensi yang dapat terjadi
selama audit.
Lampiran II

Pemenuhan Learning Outcomes Melalui Verifikasi Pengalaman Memberikan Jasa Audit dan/atau Jasa yang Lain

Identifikasi Pemenuhan LO melalui Verifikasi Pengalaman Memberikan Jasa


Audit dan Jasa yang Lainnya
Telaah Dokumen Kertas Kerja
Penilaian Praktik Audit
No Area Kompetensi Learning Outcomes Perikatan
Telaah Dokumen Presentasi Ujian Praktik Presentasi &
Kertas Kerja Makalah di Audit Wawancara dengan
Seminar Terbuka tim penguji
1. Audit laporan a. Memimpin audit melalui keterlibatan Kertas kerja presentasi kasus, Penyelesaian Presentasi kasus,
keuangan aktif pada seluruh fase perikatan menunjukan indikasi kasus-kasus merespon
audit. kegiatan supervisi pemenuhan LO ujian pertanyaan tim
dan memimpin tingkat menengah penguji
b. Mampu memimpin identifikasi dan Kertas kerja Penjelasan Menjawab kasus- Presentasi dan
penilaian risiko kesalahan penyajian SA315 bagaimana kasus penilaian respon atas
material. mengidentifikasi risiko pertanyaan tim
risiko penguji
c. Mampu mengembangkan rencana Kertas kerja SA Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
audit untuk merespon risiko 330 diskusi dengan kasus respon respon atas
kesalahan penyajian material yang peserta penilaian risiko pertanyaan tim
teridentifikasi. penguji
d. Mampu mengevaluasi respon atas Kertas kerja SA Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
penilaian risiko kesalahan penyajian 450 diskusi dengan kasus evaluasi respon atas
material. peserta respon penilaian pertanyaan tim
risiko penguji
e. Mampu menyimpulkan ketepatan Kertas kerja SA Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
dan kecukupan seluruh bukti audit 500, SA 700 diskusi dengan kasus evaluasi respon atas
yang relevan, termasuk bukti-bukti peserta bukti pertanyaan tim
yang kontradiksi, untuk mendukung penguji
opini audit.
f. Mampu mengevaluasi apakah audit Kertas kerja Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
telah dilaksanakan sesuai dengan secara diskusi dengan kasus evaluasi respon atas
Standar Audit dan/atau standar lain keseluruhan peserta kepatuhan pertanyaan tim
yang relevan, serta peraturan terhadap SA penguji
perundang-undangan yang berlaku
dalam audit atas laporan keuangan.
g. Mampu menyusun opini audit yang Kertas kerja SA Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
tepat dan laporan auditor lainya 700, SA 701 jika diskusi dengan kasus perumusan respon atas
yang relevan, termasuk uraian hal relevan peserta opini audit pertanyaan tim
utama audit (key audit matters) penguji
apabila berlaku.
2 Pelaporan dan a. Mampu mengevaluasi apakah suatu Kertas kerja pada Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
akuntansi entitas telah menyusun laporan akun-akun dan diskusi dengan kasus topik respon atas
keuangan keuangan dalam semua hal material, evaluasi peserta tersebut pertanyaan tim
sesuai dengan kerangka pelaporan penyajian penguji
keuangan yang berlaku dan pengungkapan
persyaratan peraturan perundang- laporan
undangan. keseluruhan
b. Mampu mengevaluasi pengakuan, Kertas kerja Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
pengukuran, penyajian, dan akun-akun diskusi dengan kasus topik respon atas
pengungkapan transaksi dan terkait peserta tersebut pertanyaan tim
peristiwa dalam laporan keuangan penguji
sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku dan
persyaratan peraturan perundang-
undangan.
c. Mampu mengevaluasi estimasi Kertas kerja Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
akuntansi dan judgments, termasuk akun-akun diskusi dengan kasus topik respon atas
estimasi nilai wajar, yang dibuat terkait peserta tersebut pertanyaan tim
manajemen. penguji
d. Mampu mengevaluasi kewajaran Kertas kerja Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
penyajian laporan keuangan akun-akun diskusi dengan kasus topik respon atas
terhadap sifat bisnis, lingkungan terkait dan peserta tersebut pertanyaan tim
operasi, dan kemampuan entitas penyajian penguji
untuk melanjutkan kelangsungan pengungkapan
usaha. laporan
3. Tata kelola dan Mampu mengevaluasi struktur tata Kertas kerja Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
manajemen risiko kelola perusahaan dan proses strategi audit SA diskusi dengan kasus topik respon atas
penilaian risiko yang berpengaruh 300 peserta tersebut pertanyaan tim
terhadap laporan keuangan suatu penguji
entitas sebagai bagian dari strategi
audit secara keseluruhan.
4. Lingkungan Mampu menganalisis faktor-faktor Kertas kerja SA Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
bisnis industri, peraturan, dan faktor 315 diskusi dengan kasus topik respon atas
eksternal lainnya yang relevan yang peserta tersebut pertanyaan tim
digunakan untuk mendukung penguji
penilaian risiko audit, tetapi tidak
terbatas pada, pasar, kompetisi,
teknologi produk, dan persyaratan
lingkungan.
5. Perpajakan Mampu mengevaluasi prosedur yang Kertas kerja Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
dilakukan untuk menilai risiko aspek perpajakan diskusi dengan kasus topik respon atas
kesalahan penyajian material dalam peserta tersebut pertanyaan tim
laporan keuangan dalam kaitannya penguji
dengan perpajakan, dan dampak
keseluruhan prosedur tersebut
terhadap strategi audit secara
keseluruhan.
6. Teknologi Mampu mengevaluasi lingkungan Kertas kerja SA Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
informasi teknologi informasi dan komunikasi 315 atau akun- diskusi dengan kasus topik respon atas
untuk mengidentifikasi pengendalian akun/area peserta tersebut pertanyaan tim
yang terkait dengan laporan keuangan signifikan terkait penguji
untuk menentukan dampak terhadap
strategi audit secara keseluruhan.
7. Hukum bisnis Mampu mengevaluasi dugaan Kertas kerja Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
dan ketentuan ketidakpatuhan terhadap peraturan akun-akun/area diskusi dengan kasus topik respon atas
peraturan perundang-undangan yang terduga signifikan terkait peserta tersebut pertanyaan tim
perundangan atau telah teridentifikasi untuk penguji
menentukan dampak terhadap
keseluruhan strategi audit dan opini
audit.
8. Keuangan dan a. Mampu mengevaluasi berbagai Kertas kerja SA Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
manajemen sumber pendanaan yang tersedia 315 atau akun- diskusi dengan kasus topik respon atas
keuangan bagi, dan instrumen keuangan yang akun terkait peserta tersebut pertanyaan tim
digunakan oleh, suatu entitas untuk penguji
menentukan dampak terhadap
strategi audit keseluruhan.
b. Mampu mengevaluasi arus kas Kertas kerja Presentasi dan Menjawab kasus- Presentasi dan
entitas, penganggaran, forecasts, dan evaluasi going diskusi dengan kasus topik respon atas
persyaratan modal kerja untuk concern, peserta tersebut pertanyaan tim
menentukan dampak terhadap perencanaan penguji
strategi audit keseluruhan. audit atau area
signifikan lainnya
9. Interpesonal dan a. Mengomunikasikan secara efektif Notulensi rapat- Strategi dan Tidak relevan Teknik presentasi
komunikasi dan tepat dengan tim perikatan, rapat tim proses presentasi dan merespon
manajemen, dan pihak yang perikatan, atau dan diskusi pertanyaan tim
bertanggung jawab atas tata kelola rapat tim dengan dengan peserta penguji
suatu entitas. klien
b. Mengevaluasi dampak potensial Kertas kerja Presentasi dan Jawaban atas Presentasi dan
perbedaan bahasa dan kultur dalam evaluasi bukti diskusi dengan soal atau kasus tanya jawab
pelaksanaan audit. pada akun/area peserta dengan tim penguji
signifikan
c. Menyelesaikan permasalahan audit Dokumentasi Paparan materi Jawaban soal Presentasi dan
melalui konsultasi apabila konsultasi atau kasus diskusi
dipandang perlu.
10. Kepribadian a. Mendukung dan melaksanakan Pemenuhan SKP Paparan materi Respon atas soal- Presentasi dan
lifelong learning (pelatihan soal/kasus tanya jawab
profesional berkelanjutan/PPL).
b. Bertindak sebagai suatu role model Notulen rapat tim Paparan materi Respon atas soal- Presentasi dan
dalam tim perikatan. perikatan atau soal/kasus tanya jawab
kertas kerja lain
c. Bertindak dalam kapasitas mentoring Dokumentasi Paparan materi Respon atas soal- Presentasi dan
atau coaching bagi tim perikatan. evaluasi kinerja soal/kasus tanya jawab
tim
d. Mendukung dan melaksanakan Notulen rapat- Paparan materi Respon atas soal- Presentasi dan
kegiatan reflektif dalam perikatan. rapat atau kertas soal/kasus tanya jawab
kerja lainya
11. Pengorganisasian a. Mampu mengevaluasi apakah tim Kertas kerja Paparan materi Respon atas soal- Presentasi dan
perikatan, termasuk pakar auditor, terkait soal/kasus tanya jawab
secara kolektif memiliki obyektivitas
dan kompetensi untuk
melaksanakan audit.
b. Mengelola perikatan audit dengan Dokumen Mengelola Respon atas soal- Mengelola
menerapkan kepemimpinan dan evaluasi kinerja, paparan materi soal/kasus presentasi dan
manajemen proyek dalam tim tenggat waktu dan bagaimana respon atas
perikatan. penyelesaian merespon pertanyaan tim
pertanyaan penguji
peserta
c. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip Tidak relevan Paparan materi Respon atas soal- Paparan materi
pengelolaan suatu kantor akuntan presentasi dan soal/kasus dan respon
publik sesuai standar dan ketentuan diskusi pertanyaan tim
yang berlaku. penguji
12. Komitmen Mendukung dan melaksanakan Kertas kerja audit Paparan materi Respon atas soal- Paparan materi
terhadap kualitas audit dan kepatuhan terhadap secara presentasi dan soal/kasus dan respon
kepentingan SPAP dan peraturan perundangan yang keseluruhan diskusi, sikap dan pertanyaan tim
publik berlaku dengan menitikberatkan pada komitmen saat penguji, sikap dan
perlindungan kepentingan publik. presentasi komitmen terhadap
terhadap hal hal tersebut
tersebut
13. Skeptisisme a. Menerapkan judgment profesional Kertas kerja audit Teknik presentasi Kurang relevan, Teknik presentasi
professional dan dalam perencanaan dan pelaksanaan secara dan mengelola namun dapat dan merespon
judgment audit dan menyusun kesimpulan keseluruhan dan merespon disusun pertanyaan tim
profesional yang menjadi dasar opini audit. pertanyaan soal/kasus yang penguji
menunjukan hal
tersebut
b. Mendukung pentingnya penerapan Kertas kerja audit Teknik presentasi Kurang relevan, Teknik presentasi
skeptisisme profesional dalam secara dan bagaimana namun dapat dan merespon
keseluruhan tahapan pelaksanaan keseluruhan merespon tanya disusun pertanyaan tim
audit. lengkap dan rinci jawab soal/kasus hal penguji
tersebut
c. Menerapkan skeptisisme profesional Kertas kerja Kurang relevan Kurang relevan, Teknik presentasi
untuk menilai secara kritis bukti evaluasi bukti namun dapat dan merespon
audit yang diperoleh selama lengkap dan detil disusun pertanyaan tim
pelaksanaan audit dan penyusunan dan logis soal/kasus pada penguji
kesimpulan yang layak. hal tersebut
d. Mengevaluasi dampak bias secara Kertas kerja Kurang relevan Kurang relevan, Teknik presentasi
individual dan organisasi pada keseluruhan namun dapat dan merespon
kemampuan untuk menerapkan disusun pertanyaan tim
skeptisisme profesional. soal/kasus hal penguji
tersebut
e. Menerapkan judgment profesional Kertas kerja Teknik presentasi Kurang relevan, Teknik presentasi
untuk mengevaluasi penyajian dan menunjukan dan respon atas namun dapat dan merespon
asersi manajemen. analisis dan pertanyaan disusun kasus pertanyaan tim
simpulan yang hal tersebut penguji
cukup dan logis
f. Menyelesaikan permasalahan audit Kertas kerja Teknik presentasi Jawaban atas Teknik presentasi
dengan menggunakan pemikiran menunjukan dan respon atas kasus-kasus dan respon atas
kritis dalam mempertimbangkan permasalahan pertanyaan audit pertanyaan tim
alternatif dan analisis outcome. dan penyelesaian penguji
14. Prinsip-prinsip a. Mendukung dan menerapkan Kertas kerja Sikap, perilaku Jawaban Sikap, perilaku dan
etika pentingnya kepatuhan terhadap evaluasi dan paparan soal/kasus-kasus paparan materi
prinsip dasar etika profesi. kepatuhan etika materi serta serta respon atas
termasuk respon atas pertanyaan
pemenuhan pertanyaan
persyaratan
independensi
b. Mengevaluasi dan merespon Kertas kerja Paparan materi Jawaban Paparan materi
ancaman terhadap obyektivitas dan evaluasi dan respon soal/kasus dan respon atas
independensi yang dapat terjadi kepatuhan etika pertanyaan pertanyaan tim
selama audit. termasuk penguji
pemenuhan
persyaratan
independensi

* Dewan Sertifikasi menentukan cakupan materi apa yang harus dipresentasikan Pemohon baik melalui presentasi makalah di seminar publik
maupun wawancara tatap muka dan lingkup pertanyaan tim penguji.
Lampiran III

DAFTAR PEMENUHAN LEARNING OUTOMES MELALUI VERIFIKASI DOKUMEN KERTAS KERJA

Nama Pemohon :
Nama AP :
Nama KAP :
Nama Klien :
Tahun buku :
Waktu pelaksanaan :

Tahapan audit:
1. Penerimaan klien (PK)
2. Penilaian risiko (PR)
3. Respon atas penilaian risiko (RPR)
4. Evaluasi bukti (EB)
5. Perumusan opini (PO)
6. Pengelolaan mutu, penyelesaian dan dokumentasi (PPD)

Formulir ini diisi dengan jumlah jam dan indikasi no referensi kertas kerja yang menunjukan pemenuhan learning outcomes.

Klien Ke......
No Area Kompetensi Learning Outcomes Tahapan Audit
Jumlah
PK PR RPR EB PO PPD
1. Audit laporan a. Memimpin audit melalui
keuangan keterlibatan aktif pada seluruh fase
perikatan audit.
b. Mampu memimpin identifikasi dan
penilaian risiko kesalahan
penyajian material.
c. Mampu mengembangkan rencana
audit untuk merespon risiko
kesalahan penyajian material yang
teridentifikasi.
d. Mampu mengevaluasi respon atas
penilaian risiko kesalahan penyajian
material.
e. Mampu menyimpulkan ketepatan
dan kecukupan seluruh bukti audit
yang relevan, termasuk bukti-bukti
yang kontradiksi, untuk mendukung
opini audit.
f. Mampu mengevaluasi apakah audit
telah dilaksanakan sesuai dengan
Standar Audit dan/atau standar lain
yang relevan, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku
dalam audit atas laporan keuangan.
g. Mampu menyusun opini audit yang
tepat dan laporan auditor lainya
yang relevan, termasuk uraian hal
utama audit (key audit matters)
apabila berlaku.
2 Pelaporan dan a. Mampu mengevaluasi apakah suatu
akuntansi entitas telah menyusun laporan
keuangan keuangan dalam semua hal
material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku
dan persyaratan peraturan
perundang-undangan.
b. Mampu mengevaluasi pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan transaksi dan
peristiwa dalam laporan keuangan
sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku dan
persyaratan peraturan perundang-
undangan.
c. Mampu mengevaluasi estimasi
akuntansi dan judgments, termasuk
estimasi nilai wajar, yang dibuat
manajemen.
d. Mampu mengevaluasi kewajaran
penyajian laporan keuangan
terhadap sifat bisnis, lingkungan
operasi, dan kemampuan entitas
untuk melanjutkan kelangsungan
usaha.
3. Tata kelola dan Mampu mengevaluasi struktur tata
manajemen risiko kelola perusahaan dan proses
penilaian risiko yang berpengaruh
terhadap laporan keuangan suatu
entitas sebagai bagian dari strategi
audit secara keseluruhan.
4. Lingkungan Mampu menganalisis faktor-faktor
bisnis industri, peraturan, dan faktor
eksternal lainnya yang relevan yang
digunakan untuk mendukung
penilaian risiko audit, tetapi tidak
terbatas pada, pasar, kompetisi,
teknologi produk, dan persyaratan
lingkungan.
5. Perpajakan Mampu mengevaluasi prosedur yang
dilakukan untuk menilai risiko
kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan dalam kaitannya
dengan perpajakan, dan dampak
keseluruhan prosedur tersebut
terhadap strategi audit secara
keseluruhan.
6. Teknologi Mampu mengevaluasi lingkungan
informasi teknologi informasi dan komunikasi
untuk mengidentifikasi pengendalian
yang terkait dengan laporan keuangan
untuk menentukan dampak terhadap
strategi audit secara keseluruhan.
7. Hukum bisnis Mampu mengevaluasi dugaan
dan ketentuan ketidakpatuhan terhadap peraturan
peraturan perundang-undangan yang terduga
perundangan atau telah teridentifikasi untuk
menentukan dampak terhadap
keseluruhan strategi audit dan opini
audit.
8. Keuangan dan a. Mampu mengevaluasi berbagai
manajemen sumber pendanaan yang tersedia
keuangan bagi, dan instrumen keuangan yang
digunakan oleh, suatu entitas
untuk menentukan dampak
terhadap strategi audit
keseluruhan.
b. Mampu mengevaluasi arus kas
entitas, penganggaran, forecasts,
dan persyaratan modal kerja untuk
menentukan dampak terhadap
strategi audit keseluruhan.
9. Interpesonal dan a. Mengomunikasikan secara efektif
komunikasi dan tepat dengan tim perikatan,
manajemen, dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola
suatu entitas.
b. Mengevaluasi dampak potensial
perbedaan bahasa dan kultur
dalam pelaksanaan audit.
c. Menyelesaikan permasalahan audit
melalui konsultasi apabila
dipandang perlu.
10. Kepribadian a. Mendukung dan melaksanakan
lifelong learning (pelatihan
profesional berkelanjutan/PPL).
b. Bertindak sebagai suatu role model
dalam tim perikatan.
c. Bertindak dalam kapasitas
mentoring atau coaching bagi tim
perikatan.
d. Mendukung dan melaksanakan
kegiatan reflektif dalam perikatan.
11. Pengorganisasian a. Mampu mengevaluasi apakah tim
perikatan, termasuk pakar auditor,
secara kolektif memiliki obyektivitas
dan kompetensi untuk
melaksanakan audit.
b. Mengelola perikatan audit dengan
menerapkan kepemimpinan dan
manajemen proyek dalam tim
perikatan.
c. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip
pengelolaan suatu kantor akuntan
publik sesuai standar dan
ketentuan yang berlaku.
12. Komitmen Mendukung dan melaksanakan
terhadap kualitas audit dan kepatuhan terhadap
kepentingan SPAP dan peraturan perundangan yang
publik berlaku dengan menitikberatkan pada
perlindungan kepentingan publik.
13. Skeptisisme a. Menerapkan judgment profesional
professional dan dalam perencanaan dan
judgment pelaksanaan audit dan menyusun
profesional kesimpulan yang menjadi dasar
opini audit.
b. Mendukung pentingnya penerapan
skeptisisme profesional dalam
keseluruhan tahapan pelaksanaan
audit.
c. Menerapkan skeptisisme profesional
untuk menilai secara kritis bukti
audit yang diperoleh selama
pelaksanaan audit dan penyusunan
kesimpulan yang layak.
d. Mengevaluasi dampak bias secara
individual dan organisasi pada
kemampuan untuk menerapkan
skeptisisme profesional.
e. Menerapkan judgment profesional
untuk mengevaluasi penyajian dan
asersi manajemen.
f. Menyelesaikan permasalahan audit
dengan menggunakan pemikiran
kritis dalam mempertimbangkan
alternatif dan analisis outcome.
14. Prinsip-prinsip a. Mendukung dan menerapkan
etika pentingnya kepatuhan terhadap
prinsip dasar etika profesi.
b. Mengevaluasi dan merespon
ancaman terhadap obyektivitas dan
independensi yang dapat terjadi
selama audit.

Dengan ini menyatakan bahwa informasi yang tertera pada formulir ini adalah benar sebagaimana mestinya.

Disusun oleh: Ditelaah/ disetujui rekan perikatan audit Disetujui pimpinan KAP
Tanggal: Tanggal : Tanggal:

................................. ............................................... ................................................


Nama Pemohon
Lampiran IV

FORMULIR PENILAIAN KOMPETENSI PROFESIONAL SECARA MANDIRI OLEH PEMOHON

Penjelasan Pemenuhan Learning Outcomes Melalui Kegiatan Pengembangan


No Area Kompetensi Learning Outcomes
Kompetensi Profesional oleh Pemohon
1. Audit laporan a. Memimpin audit melalui
keuangan keterlibatan aktif pada seluruh fase
perikatan audit.
b. Mampu memimpin identifikasi dan
penilaian risiko kesalahan
penyajian material.
c. Mampu mengembangkan rencana
audit untuk merespon risiko
kesalahan penyajian material yang
teridentifikasi.
d. Mampu mengevaluasi respon atas
penilaian risiko kesalahan
penyajian material.
e. Mampu menyimpulkan ketepatan
dan kecukupan seluruh bukti audit
yang relevan, termasuk bukti-bukti
yang kontradiksi, untuk
mendukung opini audit.
f. Mampu mengevaluasi apakah audit
telah dilaksanakan sesuai dengan
Standar Audit dan/atau standar
lain yang relevan, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku
dalam audit atas laporan keuangan.
g. Mampu menyusun opini audit yang
tepat dan laporan auditor lainya
yang relevan, termasuk uraian hal
utama audit (key audit matters)
apabila berlaku.
2 Pelaporan dan a. Mampu mengevaluasi apakah suatu
akuntansi entitas telah menyusun laporan
keuangan keuangan dalam semua hal
material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku
dan persyaratan peraturan
perundang-undangan.
b. Mampu mengevaluasi pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan transaksi dan
peristiwa dalam laporan keuangan
sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku dan
persyaratan peraturan perundang-
undangan.
c. Mampu mengevaluasi estimasi
akuntansi dan judgments, termasuk
estimasi nilai wajar, yang dibuat
manajemen.
d. Mampu mengevaluasi kewajaran
penyajian laporan keuangan
terhadap sifat bisnis, lingkungan
operasi, dan kemampuan entitas
untuk melanjutkan kelangsungan
usaha.
3. Tata kelola dan Mampu mengevaluasi struktur tata
manajemen risiko kelola perusahaan dan proses
penilaian risiko yang berpengaruh
terhadap laporan keuangan suatu
entitas sebagai bagian dari strategi
audit secara keseluruhan.
4. Lingkungan Mampu menganalisis faktor-faktor
bisnis industri, peraturan, dan faktor
eksternal lainnya yang relevan yang
digunakan untuk mendukung
penilaian risiko audit, tetapi tidak
terbatas pada, pasar, kompetisi,
teknologi produk, dan persyaratan
lingkungan.
5. Perpajakan Mampu mengevaluasi prosedur yang
dilakukan untuk menilai risiko
kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan dalam kaitannya
dengan perpajakan, dan dampak
keseluruhan prosedur tersebut
terhadap strategi audit secara
keseluruhan.
6. Teknologi Mampu mengevaluasi lingkungan
informasi teknologi informasi dan komunikasi
untuk mengidentifikasi pengendalian
yang terkait dengan laporan keuangan
untuk menentukan dampak terhadap
strategi audit secara keseluruhan.
7. Hukum bisnis Mampu mengevaluasi dugaan
dan ketentuan ketidakpatuhan terhadap peraturan
peraturan perundang-undangan yang terduga
perundangan atau telah teridentifikasi untuk
menentukan dampak terhadap
keseluruhan strategi audit dan opini
audit.
8. Keuangan dan a. Mampu mengevaluasi berbagai
manajemen sumber pendanaan yang tersedia
keuangan bagi, dan instrumen keuangan yang
digunakan oleh, suatu entitas
untuk menentukan dampak
terhadap strategi audit
keseluruhan.
b. Mampu mengevaluasi arus kas
entitas, penganggaran, forecasts,
dan persyaratan modal kerja untuk
menentukan dampak terhadap
strategi audit keseluruhan.
9. Interpesonal dan a. Mengomunikasikan secara efektif
komunikasi dan tepat dengan tim perikatan,
manajemen, dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola
suatu entitas.
b. Mengevaluasi dampak potensial
perbedaan bahasa dan kultur
dalam pelaksanaan audit.
c. Menyelesaikan permasalahan audit
melalui konsultasi apabila
dipandang perlu.
10. Kepribadian a. Mendukung dan melaksanakan
lifelong learning (pelatihan
profesional berkelanjutan/PPL).
b. Bertindak sebagai suatu role model
dalam tim perikatan.
c. Bertindak dalam kapasitas
mentoring atau coaching bagi tim
perikatan.
d. Mendukung dan melaksanakan
kegiatan reflektif dalam perikatan.
11. Pengorganisasian a. Mampu mengevaluasi apakah tim
perikatan, termasuk pakar auditor,
secara kolektif memiliki obyektivitas
dan kompetensi untuk
melaksanakan audit.
b. Mengelola perikatan audit dengan
menerapkan kepemimpinan dan
manajemen proyek dalam tim
perikatan.
c. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip
pengelolaan suatu kantor akuntan
publik sesuai standar dan
ketentuan yang berlaku.
12. Komitmen Mendukung dan melaksanakan
terhadap kualitas audit dan kepatuhan terhadap
kepentingan SPAP dan peraturan perundangan yang
publik berlaku dengan menitikberatkan pada
perlindungan kepentingan publik.
13. Skeptisisme a. Menerapkan judgment profesional
professional dan dalam perencanaan dan
judgment pelaksanaan audit dan menyusun
profesional kesimpulan yang menjadi dasar
opini audit.
b. Mendukung pentingnya penerapan
skeptisisme profesional dalam
keseluruhan tahapan pelaksanaan
audit.
c. Menerapkan skeptisisme profesional
untuk menilai secara kritis bukti
audit yang diperoleh selama
pelaksanaan audit dan penyusunan
kesimpulan yang layak.
d. Mengevaluasi dampak bias secara
individual dan organisasi pada
kemampuan untuk menerapkan
skeptisisme profesional.
e. Menerapkan judgment profesional
untuk mengevaluasi penyajian dan
asersi manajemen.
f. Menyelesaikan permasalahan audit
dengan menggunakan pemikiran
kritis dalam mempertimbangkan
alternatif dan analisis outcome.
14. Prinsip-prinsip a. Mendukung dan menerapkan
etika pentingnya kepatuhan terhadap
prinsip dasar etika profesi.
b. Mengevaluasi dan merespon
ancaman terhadap obyektivitas dan
independensi yang dapat terjadi
selama audit.

Dengan ini menyatakan bahwa keterangan dalam formulir ini adalah benar sebagaimana mestinya.

..............................., ................20..........

.....................................................
Pemohon
Lampiran V

FORMULIR PENILAIAN KOMPETENSI PROFESIONAL OLEH MENTOR

Penjelasan Pemenuhan Learning Outcomes oleh Mentor Melalui Kegiatan


No Area Kompetensi Learning Outcomes
Pengembangan Kompetensi Profesional yang Dilakukan Pemohon
1. Audit laporan h. Memimpin audit melalui
keuangan keterlibatan aktif pada seluruh fase
perikatan audit.
i. Mampu memimpin identifikasi dan
penilaian risiko kesalahan
penyajian material.
j. Mampu mengembangkan rencana
audit untuk merespon risiko
kesalahan penyajian material yang
teridentifikasi.
k. Mampu mengevaluasi respon atas
penilaian risiko kesalahan
penyajian material.
l. Mampu menyimpulkan ketepatan
dan kecukupan seluruh bukti audit
yang relevan, termasuk bukti-bukti
yang kontradiksi, untuk
mendukung opini audit.
m. Mampu mengevaluasi apakah audit
telah dilaksanakan sesuai dengan
Standar Audit dan/atau standar
lain yang relevan, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku
dalam audit atas laporan keuangan.
n. Mampu menyusun opini audit yang
tepat dan laporan auditor lainya
yang relevan, termasuk uraian hal
utama audit (key audit matters)
apabila berlaku.
2 Pelaporan dan e. Mampu mengevaluasi apakah suatu
akuntansi entitas telah menyusun laporan
keuangan keuangan dalam semua hal
material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku
dan persyaratan peraturan
perundang-undangan.
f. Mampu mengevaluasi pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan transaksi dan
peristiwa dalam laporan keuangan
sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku dan
persyaratan peraturan perundang-
undangan.
g. Mampu mengevaluasi estimasi
akuntansi dan judgments, termasuk
estimasi nilai wajar, yang dibuat
manajemen.
h. Mampu mengevaluasi kewajaran
penyajian laporan keuangan
terhadap sifat bisnis, lingkungan
operasi, dan kemampuan entitas
untuk melanjutkan kelangsungan
usaha.
3. Tata kelola dan Mampu mengevaluasi struktur tata
manajemen risiko kelola perusahaan dan proses
penilaian risiko yang berpengaruh
terhadap laporan keuangan suatu
entitas sebagai bagian dari strategi
audit secara keseluruhan.
4. Lingkungan Mampu menganalisis faktor-faktor
bisnis industri, peraturan, dan faktor
eksternal lainnya yang relevan yang
digunakan untuk mendukung
penilaian risiko audit, tetapi tidak
terbatas pada, pasar, kompetisi,
teknologi produk, dan persyaratan
lingkungan.
5. Perpajakan Mampu mengevaluasi prosedur yang
dilakukan untuk menilai risiko
kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan dalam kaitannya
dengan perpajakan, dan dampak
keseluruhan prosedur tersebut
terhadap strategi audit secara
keseluruhan.
6. Teknologi Mampu mengevaluasi lingkungan
informasi teknologi informasi dan komunikasi
untuk mengidentifikasi pengendalian
yang terkait dengan laporan keuangan
untuk menentukan dampak terhadap
strategi audit secara keseluruhan.
7. Hukum bisnis Mampu mengevaluasi dugaan
dan ketentuan ketidakpatuhan terhadap peraturan
peraturan perundang-undangan yang terduga
perundangan atau telah teridentifikasi untuk
menentukan dampak terhadap
keseluruhan strategi audit dan opini
audit.
8. Keuangan dan c. Mampu mengevaluasi berbagai
manajemen sumber pendanaan yang tersedia
keuangan bagi, dan instrumen keuangan yang
digunakan oleh, suatu entitas
untuk menentukan dampak
terhadap strategi audit
keseluruhan.
d. Mampu mengevaluasi arus kas
entitas, penganggaran, forecasts,
dan persyaratan modal kerja untuk
menentukan dampak terhadap
strategi audit keseluruhan.
9. Interpesonal dan d. Mengomunikasikan secara efektif
komunikasi dan tepat dengan tim perikatan,
manajemen, dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola
suatu entitas.
e. Mengevaluasi dampak potensial
perbedaan bahasa dan kultur
dalam pelaksanaan audit.
f. Menyelesaikan permasalahan audit
melalui konsultasi apabila
dipandang perlu.
10. Kepribadian e. Mendukung dan melaksanakan
lifelong learning (pelatihan
profesional berkelanjutan/PPL).
f. Bertindak sebagai suatu role model
dalam tim perikatan.
g. Bertindak dalam kapasitas
mentoring atau coaching bagi tim
perikatan.
h. Mendukung dan melaksanakan
kegiatan reflektif dalam perikatan.
11. Pengorganisasian d. Mampu mengevaluasi apakah tim
perikatan, termasuk pakar auditor,
secara kolektif memiliki obyektivitas
dan kompetensi untuk
melaksanakan audit.
e. Mengelola perikatan audit dengan
menerapkan kepemimpinan dan
manajemen proyek dalam tim
perikatan.
f. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip
pengelolaan suatu kantor akuntan
publik sesuai standar dan
ketentuan yang berlaku.
12. Komitmen Mendukung dan melaksanakan
terhadap kualitas audit dan kepatuhan terhadap
kepentingan SPAP dan peraturan perundangan yang
publik berlaku dengan menitikberatkan pada
perlindungan kepentingan publik.
13. Skeptisisme g. Menerapkan judgment profesional
professional dan dalam perencanaan dan
judgment pelaksanaan audit dan menyusun
profesional kesimpulan yang menjadi dasar
opini audit.
h. Mendukung pentingnya penerapan
skeptisisme profesional dalam
keseluruhan tahapan pelaksanaan
audit.
i. Menerapkan skeptisisme profesional
untuk menilai secara kritis bukti
audit yang diperoleh selama
pelaksanaan audit dan penyusunan
kesimpulan yang layak.
j. Mengevaluasi dampak bias secara
individual dan organisasi pada
kemampuan untuk menerapkan
skeptisisme profesional.
k. Menerapkan judgment profesional
untuk mengevaluasi penyajian dan
asersi manajemen.
l. Menyelesaikan permasalahan audit
dengan menggunakan pemikiran
kritis dalam mempertimbangkan
alternatif dan analisis outcome.
14. Prinsip-prinsip c. Mendukung dan menerapkan
etika pentingnya kepatuhan terhadap
prinsip dasar etika profesi.
d. Mengevaluasi dan merespon
ancaman terhadap obyektivitas dan
independensi yang dapat terjadi
selama audit.

Dengan ini menyatakan bahwa keterangan dalam formulir ini adalah benar sebagaimana mestinya.

..............................., ................20.......... Disetujui

..................................................... ..............................................
Mentor Pemimpin KAP
Lampiran VI

DAFTAR PERIKATAN AUDIT ATAS INFORMASI KEUANGAN HISTORIS ATAU PERIKATAN LAINNYA

Nama Pemohon :
Akuntan Publik Penanggung Jawab Perikatan :
KAP :

No Nama Klien dan Lokasi Tahun Bulan Nomor Laporan Jumlah Jam dalam Tim Informasi Klien
Buku Pelaksanaan Auditor Independen Perikatan
LK Perikatan dan tanggal laporan
Ketua Anggota Jumlah Nama/Jabatan Nomor
Tim Tim Jam Telp/Email

....................................., ..................20.....

............................... ..................................... .........................


Pemohon Akuntan Publik Pemimpin KAP

Dilengkapi dengan:
1. Dokumen surat tugas dari KAP untuk masing-masing perikatan tersebut yang disampaikan ke klien
2. copy bukti kontrak hubungan kerja/kepegawaian Pemohon dengan KAP
3. lembar uraian tugas yang menjelaskan peran dan lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam perikatan tersebut.

Keterangan formulir:
1. Nama klien harus sesuai dengan nama legal yang tertera dalam laporan auditor independen.
2. Terlepas apapun terminologi, pangkat atau jabatan di KAP atau dalam penugasan, peran anggota tim adalah peran untuk membantu
Akuntan Publik penanggung jawab perikatan yang menjalankan fungsi yang melaksanakan prosedur teknis audit atas transaksi, akun
atau penyajian pengungkapan dalam laporan keuangan atau pekerjaan lain yang relevan dengan teknis pelaksanaan audit.
3. Terlepas apapun terminologi, pangkat atau jabatan di KAP atau dalam penugasan, peran ketua tim adalah peran untuk membantu
Akuntan Publik penanggung jawab perikatan untuk melakukan kegiatan berupa memimpin, menelaah, menyupervisi,
mengkoordinasikan, memberikan arahan, melaporkan kepada penanggung jawab/rekan perikatan terkait pelaksanaan pekerjaan
strategis dalam perikatan audit, termasuk melakukan evaluasi kecukupan bukti dan membantu perumusan opini auditor. Dengan
demikian peran ketua tim tersebut dapat berada pada satu atau beberapa tingkat dibawah Akuntan Publik. Dalam hal Pemohon dalam
posisi tidak berada satu tingkat dibawah Akuntan Publik penanggung jawab perikatan, Pemohon harus memiliki jam pengalaman audit
yang pekerjaannya langsung disupervisi, ditelaah dan/atau disetujui oleh Akuntan Publik penanggung jawab perikatan minimal 100
jam audit.
4. Pemohon dapat mengisi formulir ini untuk satu atau beberapa perikatan yang Akuntan Publik penanggung jawab perikatan atau KAP
nya sama. Dalam hal Akuntan Publik atau KAP-nya berbeda, Pemohon menggunakan formulir terpisah, namun harus dilengkapi
dengan rekapitulasi perikatan dan jumlah jam untuk masing-masing peran.
LAMPIRAN VII

Kepada Yth:
Institut Akuntan Publik Indonesia
Office 8 Building 12th Floor, Unit 12I - 12J
Sudirman Central Business District (SCBD) Lot 28, Senopati Raya
Jl. Jenderal Sudirman Kav.52-53
Jakarta 12190

U.p. Ketua Umum

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN


SEBAGAI PEMEGANG SERTIFIKAT PENGALAMAN PRAKTIK BIDANG AUDIT
DAN ASURANS

Sehubungan dengan pemberian sertifikat pengalaman praktik bidang audit dan asurans
yang diterbitkan oleh IAPI, dengan ini saya:
Nama lengkap :_________________________________________________________
Nomor Unik :_________________________________________________________
Tempat dan tanggal lahir :_________________________________________________________
Alamat (sesuai KTP/Paspor) :_________________________________________________________
_____________________________________Kode Pos____________

I. Menyatakan kesanggupan untuk memenuhi semua ketentuan yang berlaku sebagai


Anggota maupun sebagai pemegang Certified Publik Accountant of Indonesia serta
menyatakan persetujuan semua ketentuan dan kesanggupan yang tercantum dalam
surat ini juga berlaku bagi saya pemegang sertifikat praktik pengalaman bidang audit
dan asurans yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
II. Menyatakan kesanggupan untuk dari waktu ke waktu memenuhi seluruh kewajiban
sebagai pemegang sebutan Certified Publik Accountant of Indonesia dan sertifikat
pengalaman prakti audit asurans yaitu:
1. Terdaftar sebagai anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”).
2. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Asosiasi IAPI,
termasuk Peraturan Asosiasi lainnya yang terkait dengan sertifikasi dan
ketentuan IAPI lainnya, termasuk tetapi tidak terbatas pada:
2.1 Mematuhi Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan IAPI;
2.2 Mematuhi Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan IAPI bagi
yang berpraktik sebagai atau bekerja di kantor akuntan publik;
2.3 Memenuhi ketentuan Pelatihan Profesional Berkelanjutan yang
diselenggarakan oleh IAPI;
2.4 Membayar iuran keanggotaan IAPI maupun iuran lain yang ditetapkan
IAPI.
3. Menjaga nama baik profesi Akuntan Publik dan organisasi IAPI.

III. Memberikan persetujuan kepada Dewan Sertifikasi IAPI untuk menyatakan sertifikat
Certified Publik Accountant of Indonesia atau sertifikat pengalaman prakti audit
asurans saya tidak berlaku lagi apabila saya tidak memenuhi sebagian atau
keseluruhan pernyataan pada butir I di atas, atau bila di kemudian hari terbukti
bahwa saya telah melakukan kecurangan dan/atau memberikan informasi dan/atau
pernyataan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan untuk mendapatkan
sertifikat Certified Publik Accountant of Indonesia atau sertifikat pengalaman prakti
audit asurans sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Rumah Tangga
serta Peraturan Asosiasi tentang Ujian Profesi Akuntan Publik dan/atau peraturan
ketentuan lainnya yang diterbitkan oleh Dewan Sertifikasi maupun IAPI.

IV. Membebaskan IAPI, Dewan Pengurus IAPI beserta organ IAPI lainnya, Dewan
Sertifikasi IAPI termasuk orang per orang dan seluruh Manajemen Eksekutif IAPI dari
segala tuntutan, kerugian, kewajiban, biaya atau beban yang mungkin terjadi karena
tuntutan hukum sebagai akibat:
1. Penggunaan sebutan Certified Publik Accountant of Indonesia atau sertifikat
pengalaman prakti audit asurans oleh saya yang bertentangan dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Asosiasi IAPI, termasuk
Peraturan Asosiasi lainnya yang terkait dengan sertifikasi dan ketentuan IAPI
lainnya.
2. Kebijakan atau kegiatan atau keputusan bisnis saya yang berkaitan dengan
penggunaan sebutan Certified Publik Accountant of Indonesia atau sertifikat
pengalaman prakti audit asurans.
3. Konsekuensi pembatalan sementara sertifikat atau pernyataan tidak berlaku
sertifikat maupun pencabutan sertifikat Certified Publik Accountant of Indonesia
atau sertifikat pengalaman prakti audit asurans.

Demikian surat kesanggupan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan,
dan berlaku efektif sejak tanggal saya ditetapkan sebagai pemegang sertifikat pengalaman
praktik bidang audit dan asurans.

………..……., ………………………..

Materai Rp 10.000,-

----------------------------------------
Lampiran VIII

Kepada Yth:
Institut Akuntan Publik Indonesia
Office 8 Building 12th Floor, Unit 12I - 12J
Sudirman Central Business District (SCBD) Lot 28, Senopati Raya
Jl. Jenderal Sudirman Kav.52-53
Jakarta 12190

U.p. Dewan Sertifikasi

SURAT PERNYATAAN

Sehubungan dengan pendaftaran yang saya lakukan untuk mengikuti kegiatan


Verifikasi pengalaman memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis
atau jasa lainnya yang diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI), dengan ini saya selaku Pemohon menyatakan bahwa saya:
(1) Bersedia untuk mengikuti dan mematuhi tahapan dan proses kegiatan
verifikasi pengalaman memberikan jasa audit atau jasa lainnya sesuai
ketentuan yang berlaku di IAPI.
(2) Bersedia dan mematuhi keputusan yang ditetapkan oleh Dewan Sertifikasi
maupun tim penelaah yang ditugaskan oleh Dewan Sertifikasi.
(3) membebaskan IAPI, Dewan Pengurus IAPI beserta organ IAPI lainnya, Dewan
Sertifikasi IAPI termasuk orang per orang dan seluruh Manajemen Eksekutif
IAPI dari segala tuntutan, kerugian, kewajiban, biaya atau beban yang
mungkin terjadi karena tuntutan hukum sebagai akibat:
a. Penggunaan sebutan Certified Publik Accountant of Indonesia atau
sertifikat pengalaman prakti audit asurans oleh saya yang
bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Peraturan Asosiasi IAPI, termasuk Peraturan Asosiasi lainnya yang
terkait dengan sertifikasi dan ketentuan IAPI lainnya.
b. Kebijakan atau kegiatan atau keputusan bisnis saya yang berkaitan
dengan penggunaan sebutan Certified Publik Accountant of Indonesia
atau sertifikat pengalaman prakti audit asurans.
c. Konsekuensi pembatalan sementara sertifikat atau pernyataan tidak
berlaku sertifikat maupun pencabutan sertifikat Certified Publik
Accountant of Indonesia atau sertifikat pengalaman prakti audit
asurans.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan benar sebagaimana mestinya.

............................, ....................20...

materi Rp 10.000

..........................
Pemohon
Lampiran IX

Kepada Yth,
Akuntan Publik ..........
KAP...............

Di tempat

Perihal: Persetujuan atas Penggunaan Kertas Kertas untuk Keperluan Verifikasi


Pengalaman Memberikan Jasa Audit

Dengan hormat,
Merespon permintaan Saudara sesuai surat nomor......tanggal.........perihal
persetujuan atas penggunaan Kertas Kerja perikatan audit atas laporan keuangan
PT ............tahun buku........untuk keperluan verifikasi pengalaman memberikan
jasa audit yang diselenggarakan oleh Insitut Akuntan Publik Indonesia, bersama
ini kami atas nama PT .....memberikan persetujuan atas maksud tersebut.

Penggunaan Kertas Kerja tersebut semata-mata hanya untuk bertujuan Verifikasi


pengalaman memberikan jasa audit oleh IAPI atas nama ............yang tergabung
dalam tim perikatan audit untuk audit tersebut, dalam rangka pemerolehan surat
keterangan pengalaman audit sebagai salah satu persyaratan permohonan izin
Akuntan Publik kepada Menteri Keuangan, dan bukan untuk tujuan lain.

Persetujuan ini efektif pada saat Tim Verifikasi dari IAPI menandatangani copy
surat ini sebagai pernyataan menjaga kerahasiaan informasi dan diserahkan
kepada KAP tersebut untuk kemudian disampaikan kepada kami.

Demikian atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

....................., ...................20.....

PT ........................
Tim Verifiaksi dengan ini menyatakan
sanggup untuk menjaga kerahasiaan
informasi yang tercantum dalam kertas
kerja perikatan audit tersebut.

Ketua Tim Verifikasi

........................
..................................................
Tanggal:

Anda mungkin juga menyukai