Anda di halaman 1dari 15

Ertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klier

Dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat penting dalarr

Profesi akuntan publik. Dalam proses auditnya, auditor harus mengumpulkan atar

Membuat berbagai tipe bukti seperri yang telah dibahas dalam Bab 4, unsuk mendukung simpulan
dan pendapatnya aras laporan keuangan auditan. Untuk kepentingan pengumpulan dan pembuatan
bukti itulah auditor membuat kertas kerja. SA Seksi 339 Kertas Kerja memberikan panduan bagi
auditor dalam penyusunan kertas kerja dalam audit atas laporan keuangan atau perikatan audit
lainnya, berdasarkan seluruh standar auditing yang diterepkan Ikatan Akuncan Indonesia, Bab ini
membahas definisi kertas kerja, kepentingan suditor terhadap kertas kerja, berbagai faktor yang
harus diperhatikan oleh audiror dalam pembuatan kertas kerja yang baik, isi kertas kerja, cara
pengarsipan dan pembuatan indeks kertas

Kerja. Uraian dalam bab ini disusun berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh JAI dalam SA Seksi 33
Kertas Kerja.

Se TNAS IKEA

Definisi Kertas Ke ‘a

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraf 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikur: “kertas kerja
adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang
ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, inforrnasi yang diperolehnya, dan simpulan yang
dibuatnya sehubungan dengan auditnya” Contoh kertas kerja adalah program audit, hasil
pernahaman terhadap pengendalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi, representasi
klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar yang dibuar atan
diperoleh auditor. Keras kerja dapat pula berupa data yang disimpan dalam pita magnetik, film, atau
media yang lain. ”

Audit atas laporan keuangan harus didasarkan aras s srindar auditing yang ditetapkan IAI. Standar
pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan perencanaan dan penyupervisian – terhadap
audit yang dilaksanakan, memperoleh pernahaman atas pengendalian intern, dan mengumpulkan
bukti kompeten yang cukup melalui berbagai prosedur audit. Kertas kerja merupakan sarana yang
digunakan oleh auditor untuk membukrikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut dipatuhi.
Kertas kerja tidak hanya berwujud kertas, namun dapat pula berwujud . pita magnetik, film, atau
media yang lain. |
|. Dalam melakukan. Auditnya, auditor harus memperoleh kebebasan dari klien dalam mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk kepentingan auditnya. Pembatasan ‘terhadap

. kebebasan auditor dalam menentukan tipe bukti yang diperlukan dan prosedur audit yang
dilaksanakan oleh auditor akan berdampak terhadap komperensi dan kecukupan bukti yang
diperlukan auditor sebagai dasar bagi auditor untuk merumuskan pendapatnya atas laporan
keuangan klien. Sebagai akibatnya, komperensi dan kecukupan bukti audit yang diperoleh

Auditor akan mempengaruhi pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.

“Isi Kertas Ke a Menurut SA Seksi 339. Kertas Kerja paragraf 05, kertas kerja harus cukup
memperlihatkan bahwa cararan akuntansi cocok dengan laporan keuangan atau informasi lain yang
dilaporkan serta – standar auditing yang dapat diterapkan telah dilaksanakan oleh auditor. Kertas
kerja. Biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan: 2 Telah dilaksanakannya srandar
pekerjaan lapangan pertasma yaitu pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik.
Hb. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai atas
pengendalian incern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat: dan
lingkup pengujian yang telah dilakukan.

«’ Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah diperoleh, |
prosedur audit telah diterapkan, dan pengujian telah dilaksanakan, yang memberikan bukti

Komperen yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan. |.

200 Pembuatan Kertas Ke ‘a his Ada berbagai tujuan pembuatan kertas kerja. Empat tujuan penting
pembuatan kertas kerj adalah uncuk:

1. Mendukung pendapar auditor atas laporan keuangan audian.

2. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya. 3. Mengkoordinasi dan


mengorganisasi semua tahap audit.

3. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.


.“

Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan. Standar pekerjaan lapanga ketiga
mensyaratkan auditor memperoleh bukti kompeten yang cukup sebagai dasar untu menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Kertas kerja dapat digunakan ole

Auditor untuk mendukung pendapatnya dan » merupakan bukti bahwa 2uditor celah melaksanaka
audit yang memadai.

Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditaya. Di kemudian hari, jika ac pihak-
pihak yang memerlukan penjelasan mengenai simpulan atau pertimbangan yang tela ‘. Dibuat oleh
auditor dalam auditnya, auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang cela dibuat dalam
auditnya. Pembuatan seperangkat kertas kerja yang lengkap merupakan syarat yar penting dalam
maembuktikan telah dilaksanakannya dengan baik audit atas laporan keuangan.

Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit. Audir yang dilaksanakan oleh audiu terdiri
dari berbagai tahap audit yang dilaksanakan dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksan — Setiap
tahap audit cersebut menghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerj

Pengkoordinasian dan pengorganisasian berbagai chap audit tersebut dapat dilakukan denge
menggunakan kertas kerja.

Memberikan pedoman dalam audit berikutnya. Dalam audit yang berulang terhadap klien yar sama
dalam periode akuncansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai: sif usaha klien,
catatan dari siscem akuntansi klien, pengendalian intern klien, dan rekomend: perbaikan yang
diajukan kepada klien dalam audit yang lalu, jurnal-jurnal adjusement yar disarankan untuk
menyajikan secara wajar laporan keuangan yang lalu. Informasi yang sang

- Bermanfaat untuk audit berikutnya tersebut dapat dengan mudah diperoleh dari kertas ker
audit tahun sebelumnya.

KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN KERAHASIAAN INFORMASI DALAM KERTAS KER A

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraf 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah milik kantor akunt publik,
bukan milik klien atau milik pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja ol kantor akuntan
publik masih tunduk pada pembarasan-pembarasan yang diatur dalam Atur: Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindarkan penggunaan hal-t yang bersifat rahasia oleh
auditor untuk tujuan yang tidak semestinya.
Sebagian besar informasi yang disediakan oleh klien untuk auditor bersifar rahasia. Olah karena itu,
klien tidak akan dengan rela melepaskan informasi yang menjadi: rahasi, perusahaannya kepada
auditor, jika klien tidak memperoleh jaminan dari auditor mengenai penjagaan kerahasiaan
informasi tersebut, Dan karena hampir semua informasi yang diperoleh auditor dicatat dalam kertas
kerja, maka bagi auditor, kertas kerja merupakan hal yang bersifat rahasia.

SA Seksi 339 paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk
menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-kurangnya 10 tahun, sehingga
dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan kerentuan-kerentuan yang berlaku mengenai
penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang melekar pada kertas kerja, suditor harus
selalu menjaga kertas kerja dengan cara mencegah rerungkapnya informasi yang percantum dalam
kertas kerja kepada pihak-pihak yang tidak diinginkan. Misalnya, klien memberitahukan kepada
auditor untuk merahasiakan informasi mengenai gaji direksi, manajet, dan aspek lain usaha
perusahaan, maka auditor tidak boleh melanggar pesan klien tersebut dengan mengungkapkan
informasi tersebut kepada karyawan. Klien yang tidak berhak untuk mengetahuinya. |

Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik memuat aturan yang berkaitan dengan kerahasiaan
kertas kerja. Aruran Etika 301 berbunyi sebagai berikut.

Anggota Kompartemen Akuntan Publik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang
rahasia, tanpa persetujuan dari klien, |

“Seorang audiror tidak dapar memberikan informasi kepada pihak bukan klien kecuali jika klien
mengizinkannya. Jika misalnya seorang akuntan publik akan menjual praktik kantor . akuntannya
kepada akuntan publik Jain, terlebih dahulu akuntan publik penjual tersebut harus.

Meminta izin dari kliennya, jika akuntan publik penjual akan menyerahkan kertas kerjanya kepada
akuntan publik pembeli, Dalam perkara pengadilan (dalam perkara pidana), kemungkinan auditor
diperintahkan oleh hakim untuk mengungkapkan informasi yang tercantum dalam kertas kerjanya.
Tanpa memerlukan izin kliennya, dalam hal ini auditor dapat mengungkapkan inforrhasi tersebut
kepada hakim di pengadilan. Dalam program pengendalian muru, profesi akuntan publik dapat
menetapkan keharusan untuk mengadakan peer review di antara sesama

—. Kantor akuntan publik. Dalam peer review ini, kertas kerja kantor akuntan publik yang saru akan

Wi-review oleh kantor akuntan publik lain, untuk me-review kepatuhan auditor terhadap standar
tuditing yang berlaku. Dalam peer review ini, informasi yang tercantum dalam kertas kerja
diungkapkan kepada pihak lain (kantor akuntan publik lain) tanpa memerlukan izin dari klien yang
bersangkutan dengan kertas kerja tersebur.

Meskipun kertas kerja dibuat dan dikumpulkan auditor dalam daerah wewenang klien, dari catatan-
catatan klien, serta atas biaya klien, hak pemilikan atas kertas kerja tersebur sepenuhnya berada di
tangan kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor. Karena kertas kerja tidak
hanya berisi informasi yang diperoleh auditor dari cacaran klien saja, tecapi berisi .

Pula program audit yang akan dilakukan oleh auditor, maka tidak semua informasi yang cercantum
dalam kertas kerja dapat diketahui oleh klien.

OR-#AKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH AUDITOR BMBUATAN KERTAS KER A YANG BAIK

pAI pKTO FP

“ Kecakapan ceknis dan keahlian profesional seorang auditor independen akan tercermin pada

Kertas kerja yang dibuatnya. Untuk membuktikan bahwa seseorang merupakan auditor yang

Kompeten dalam melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan srandar auditing, ia harus dapat
menghasilkan kertas kerja yang benar-benar bermanfaat. Untuk memenuhi tujuan ini ada lima faktor
yang harus diperhatikan:

1, Lengkap. Kertas kerja harus lengkap dalam arti: ,

A, Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan komposisi semua data
penting yang harus dicantumkan dalam kercas kerja,

b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan, Karena kertas kerja akan diperiksa oleh
auditor senior untuk menentukan cukup atau tidaknya pekerjaan audit yang telah dilaksanakan oleh
stafnya dan bahkan ada kemungkinan kerras kerja tersebut akan diperiksa oleh pihak luar, raaka
kertas kerja hendaknya berisi informasi yang lengkap, sehingga tidak memerlukan tambahan
penjelasan lisan. Kertas kerja harus dapat “berbicara” sendiri, harus berisi informasi yang lengkap,
tidak berisi informasi yang

H0 masih belum jelas atau pertanyaan yang belum terjawab.


2. Teliti, Dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan kecelitian dalam (penulisan
dan perhitungan -sehingga kertas kerjanya bebas dasi kesalahan tulis dan perhitungan.

4. Ringkas. Kadang-kadang audicor yang belum berpengalaman melakukan kesalahan dengan


melaksanakan audit yang tidak relevan dengan tujuan audit. Akibarnya, ia membuat arau
mengumpulkan kertas kerja dalam jumlah yang banyak dan cenderung tidak bermanfaat
dalam auditnya. Oleh karena iru, kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja

“dan yang relevan dengan tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Auditor

Harus menghindari rincian yang tidak perlu. Analisis yang dilakukan oleh auditor harus

— Merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan caratan
klien ke dalam kertas kerja.

5. Jelas. Kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa

“kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penggunaan iscilah yang menimbulkan arti ganda perlu
dihindari. Penyajian informasi secara sistematik peclp dilakukan. —. |

6. Rapi, Kerapian dalam pembuacan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja akan
membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan |
auditor dalam memperoleh informasi dari kertas kerja rersebuc.

TIPE KERTAS KER A |

Isi kertas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulkan dan dibuat oleh auditor dalam auditnya,
Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam $
tipe kertas kerja berikut ini:

Program audit (audit program)

Working srial balance | jual adjustment


Skedul ucama (lead sehedule atau top schedule)

Skedul pendukung (supporting schedule)

Dada sa ASN

Program Audit Di dalam Bab 3 Bukti Audir, sudah dijelaskan bahwa program audit merupakan daftar
prosedur audir untuk seluruh audit unsur tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci
untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.
Dalam program audit, auditor menyeburkan prosedur audit yang harus diikuci dalam melakukan
verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan, tanggal dan paraf pelaksana
prosedur audit rersebur, serta penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian,
program audit berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan. Jadwal pelaksanaan
dan pengawasan pekerjaan audit, Program audir dapat digunakan untuk merencanakan jumlah
orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah asisten dan auditor
junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan dikonsurnsi, serta untuk memungkinkan auditor
yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti kemajuan audit yang sedang berlangsung. Pada
Garabar 4.1 disajikan contoh program audit cerhadap h kas, yang berisi prosedur pengujian
substantif terhadap kas.

0 Working T sial Balance

Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi. Saldo-saldo akun buku. Besar pada akhir tahun
yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolom-kolom untuk adjusmene dan penggolongan
kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi auditor yang “akan tampak
dalam laporan keuangan auditan (audited financial statements). Working srial balance ini biasanya
berisi kolom-kolom seperti tampak pada Gambar 4.2. .

Working trial balance ini merupakan daftar permulaan yang harus dibuar oleh auditor untuk
memindahkan semua saldo akun yang tercantum dalam daftar saldo! (trial balance) klien. Dalam
proses audit, working.trial balance’ini digunakan untuk meringkas adjusemerir dan penggolongan
kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klien serra saldo akhir tiap-tiap akun buku besar setelah
adjusment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom terakhir dalam working erial balance tersebut,
auditor menyajikan draft final laporan keuangan klien setelah diaudit oleh auditor: — Draft final
inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk dilampirkan pada laporan

Audit,
Dalam working trial balance tersebut terdapat kolom “saldo akhir 31 Desember 20X1 (rahun yang
lalu).” Kolom ini diisi dengan saldo-saldo akun setelah adjustment auditor dalam audit rahun yang
Jalu. Pencantuman sald-saldo dari audit tahun sebelumnya ini dirnaksudkan untuk

Memudahkan pembandingan dengan saldo-saldo akun yang berkaitan untuk tahun yang diaudit,

Agar auditor dapat memusarkan perhatiannya kepada perubahan-perubahan yang bersifat luar —..
Kolom “saldo menurut buku 31 Desember 20X2 (rabun ini)” digunakan untuk memindahkan saldo-
saldo akun buku besas klien untuk tahun yang diaudit. Saldo akun-akun pendapatan dan biaya harus
dicantumkan dalam kolom ini juga, meskipun oleh klien saldo akunakun tersebur telah dirurup ke
akun Saido Laba. Saldo akun Saldo Laba yang harus dicantumkan dalam kolom ini adalah saldo akun
rerscbut pada awal tahun yang diaudit, Dividen yang diumumkan akan dibagikan dan laba bersih
tahun yang diaudit dicantumkan secara terpisah dalam kolom ini.

Kolom “saldo menurut buku 31 Desember 20X2 (tahun ini)” digunakan untuk memindahkan saldo-
saldo akun buku besar klien untuk tahun yang diaudir. Saldo akun-akun pendapatan dan biaya harus
dicantumkan dalam kolom ini juga, meskipun oleh klien saldo akun- akun tersebuc telah ditutup ke
akun Saldo Laba. Saldo akun Saldo Laba yang harus dicantumkan dalam kolom ini adalah saldo akun
tersebut pada awal tahun yang diaudit. Dividen yang

Diumumkan akan dibagikan dan laba bersih tahun yang diaudit dicantumkan secara terpisah dalam
kolom ini.

Working srial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembaran kerja (work shees) yang
digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan leporan
keuangan, klien menempuh beberapa tahap sebagai berikur:

Pencatatan dan penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu.

Pembukuan (poseing) jurnal ke dalam buku besar. Pembuatan lembar kerja (work sheet).

Penyajian laporan keuangan.

MA

K
Tahap penyusunan laporan keuangan rersebur dapar diikuti pada Gambar 4.3.

Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan auditan — dengan
tahap yang hampir sama dengan tahap penyusunan laporan keuangan tersebut di atas, Tahap-tahap
penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah sebagai berikut: Kk Pengumpulan bukti audit
dengan cara pembuatan’atau pengumpulan skedul pendukung (supporting schedules). ‘Peringkasan
informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam ‘kedul utama (ad . sehedules atau top
schedules) dan ringkasan jurnal adjustment Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul
utama dan ringkasan jurnal adjustment ke dalam. Working srial balance | Penyusunan laporan
keuangan auditan. ‘ « “ Tahapan penyusunan laporan keuangan auditan tersebut dapat diikuti pada
Gambar kh

2 ya

Ea

Dalam proses auditnya, auditor mungkin.menemukan kekeliruan dalam laporan keuangan dan

P catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan tersebut, auditor membuat draf

,jurnal adjustment yang nantinya. Akan dibicarakari dengan klien. Di samping itu, auditor juga

«membuat jurnal penggolongan kembali (reclassification entries) untuk unsur, yang—meskipun

“00 tidak salah dicatat oleh klien—namun untuk kepentingan penyajian laporan keuangan yang

Wajar, harus digolongkan kembali. | TN |

D0 Jurnal adjustmenr yang diusulkan oleh auditor biasanya diberi noMOF Urut dan uncuk jurnal

“Penggolongan kembali. Diberi identitas huruf. Seriap jurnal adjustment maupun jurnal
Ngan kembali harus disertai penjelasan yang lengkap. Contoh ringkasan jurnal: adjustment dan
penggolongan kembali disajikan pada Gambar 4.5 dan 5.6.

Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan kembali, Jurnal penggolongan

Kembali digunakan oleh auditor hanya untuk,memperoleh pengelompokan yang benar dalam

Laporan keuangan klien. Jurnal ini digunakan untuk menggolongkan kembali suatu jumlah dalam
kertas kerja audirorg tidak untuk disarankan agar dibukukan ke dalam catatan akuntansi

Idien.

Contoh jurnal penggolongan kembali adalah jurnal untuk menggolongkan kembali saldo kredit
piutang usaha kepada debitur tercentu, sehingga jumlah tersebut akan tampak dalam neraca
sebagai utang, bukan sebagai pengurang terhadap saldo debit piutang usaha. Akun piucang yang
mempunyai saldo kredit tersebut biasanya akan kembali lagi bersaldo debit dalam wakru singkat,
schingga auditor ridak perlu menyarankan kepada klien untuk membukukan jurnal penggolongan
kembali tersebur. Di Jain pihak, jurnal adjusrmene digunakan oleh auditor untuk mengoreksi cararan
akuntansi klien yang salah, sehingga jurnal ini disarankan oleh audiror kepada klien untuk dibukukan
dalam cararan akuntansi kliennya. Oleh audiror, jurnal adjustmen dan penggolongan kembali ini’
rsula-mula dicatat dalam skedul pendukung dan ringkasan jurnal

Adjustment. Kemudian jurnal-jurnal tersebut diringkas dari berbagai skedul pendukung ke dalam
#kedul utama yang berkaitan dan ke dalam working wrial balance.

— Skedal Utama.” : Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas
informasi yang dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul
utama ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang jumlah
saldonya akan dicantumkan di. Dalam laporan keuangan dalam satu jumlah. Sebagai contoh,
skedul utama kas merupakan . penggabungan akun-akun buku besar: Kas di Tangan
Rp5.000.000: Kas di Bank Rp55.000.000, Dana Kas Kecil Rp2.000.000. Saldo Kas yang
disajikan di dalam neraca adalah Rp62.000.000 (Rp5.000.000 « Rp55.000.000 4
Rp2.000.000). |

Skedul Pendukung
| Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum dalam laporas
“keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja pendukung yang menguatkan informas
keuangan dan operasional yang dikumpulkannya. Dalam seriap skedwl pendukung haru
“dicantumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor dalam memverifikasi dan menganalisi
unsur-unsur yang dicantumkan dalam daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan pertanyaan
yang timbul dalam audit, serta jawaban acas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung “harus
memuat juga berbagai simpulan yang dibuat oleh-auditor, |

HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI TIPE KERTAS KER A

Gambar 4.7 ini memperlihatkan hubungan ancara skedul pendukung, skedul utama, ringkas jurnal
adjustment, working sial balance, dan laporan keuangan audiran.

PEMBERIAN INDEKS PADA KERTAS KERJA

“ Kertas kerja harus diberi indeks, sub-indeks dan indeks silang dalam audir atau pada saa pekerjaan
audit telah selesai dilakukan. Pemberian indeks terhadap kertas kerja akar memudahkan pencarian
informasi dalam berbagai daftar yang terdapat di berbagai tipe kerta . kerja.

Setiap auditor mempunyai cara tersendiri mengenai cara pemberian indeks kertas kerja Fakror-
faktor yang harus diperhatikan dalam pemberian indeks kertas kerja adalah sebaga berikur:

1. Setiap kertas kerja harus diberi indeks, dapar di sudur aras atau di sudur bawah.

2. Pencantuman indeks silang (cross index) harus dilakukan sebagai berikur:

a. Indeks silang dari skedul pendukung ke skedul utama. Rincian jumlah yang tercantun

- Dalam suatu skedul pendukung diberi indeks silang dengan menunjuk indeks skedu

Urama yang berkaitan yang memuat jumlah tersebur. Pencantuman indeks silang dalan skedul
pendukung dilakukan dengan cara sebagai berikut: “Ke A” sedangkan di belakan: angka yang
berkaitan dalam skedul utama harus diberi indeks skedul pendukung yan berkaitan.
b. Indeks silang dari skedul akun pendapatan dan biaya. Seringkali analisis akun nerac
berhubungan dengan analisis akun laba-rugi. Oleh karena itu, kertas kerja yan
berhubungan dengan akun neraca harus diberi indeks silang dengan kertas kerja yan

Berhubungan dengan akun laba-rugi. O00& Indeks silang antarskedul pendukung. Seringkali skedul
pendukung tertentu memua | informasi yang berkaitan dengan informasi lain yang tercantum dalam
skedul pendukun lain. Untuk menghubungkan informasi yang saling berkaitan, yang terdapat dalar
berbagai skedul pendukung, diperlukan indeks silang antarskedul pendukung.

| d. Indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal adjustment. Setiap jutnal adjustment
yang dicatat dalam kertas kerja ringkasan jurnal adjusement harus diberi indeks 2 silang, dengan
cara mencantumkan indeks skedul pendukung di belakang jurnal Na adjustment yang dicantumkan
ke dalam ringkasan jurnal adjustment tersebur. TN —

€ Indeks silang dari skedul utama ke working #rial balance, Indeks skedul utama

Dicantumkan pada working trial balance agar memudahkan pencarian kembali informasi yang lebih
rinci dari working erial Lalance ke skedul utama.

£ Indeks silang dapat digunakan pula untuk menghubuagkan program audit dengan. Kertas kerja.
Indeks kertas kerja dicantumkan pada program audit untuk menunjukkan di kertas kerja mana hasil
pelaksanaan. Audit tersebut dapat ditemukan.

3, Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out komputer, dan sebagainya tidak diberi indeks
kecuali jika dilampirkan di belakang kertas kerja yang berindeks. | “

VETODE PEMBERIAN INDEKS KERTAS KER A

Ada tiga metode pemberian indeks cerhadap kertas kerja:

1. Indeks angka. Kertas kerja utama (program audit, working trial balance, ringkasan jurnal
adjustmens$), skedul utama, dan skedul pendukung diberi kode angka. Kertas kerja utama
dan

Skedul utama diberi indeks dengan angka, sedangkan skedul. Pendukung diberi subindeks dengan
mencantumkan nomor kode skedul utama yang berkaitan.
Contoh: . 6 Skedul Utaraa Kas6-1” Kas di Bank .6-2 Konfirmasi Bank 6-3 Kas Kecil

-7. Skedul Utama Piutang Usaha dan Piutang Wesel .. 7-1 Piurang usaha

:7-2 Piutang wesel ‘ 3 Konfirmasi pirang usaha” 7-4. Cadangan Kerugian Piutang Usaha

&

2, Indeks kombinasi angka dan buruf, Kertas kerja diberi kode yang merupakan kombinasi huruf dan
angka. Kertas kerja utama dan skedul utania diberi kode huruf, sedangkan skedul pendukungnya
diberi kode kombinasi huruf dan angka,

Contoh: ‘ A Skedul Utama Kas » As1 Kas dan Bank A-2Konfirmasi Bank A-3 Dana Kas Kel.

2. Indeks angka berurutan. Kertas kerja diberi kode angka yang berurutan. — Contoh: po 1 ‘
Skedul Urajna Kas | : | 2 Kas dan Bank | .3 Konfirmasi Bank 4 Dana Kas Kecil

SUSUNAN KY AeKE A

A Aa selah dhocbutkan bahwa dalarn sudie, auditor menghasilkan berbagai MALAM tipe kera, PRO
Uncuk memudahkan revirw tas kertas kerja yang dihasilkan oleh berbagai asisten dan ye Pelayan, ,
berbagai tipe kertas kerja tersebut harus disusun secara sistematik dan dalam urutan

Me . Laporan keuangan stau lembar kerja (tork see yang dibuat oleh klien Ringkasan jurnal
adjusimeng

Working trisi balance”. , Skedul ucarna

Skedul pendukung.

PP. oyys
£

Dalam bucir 3 dicantumkan “Ringkasan informasi bagi reviewer.” Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan daftar hal-hal yang memerlukan perhatian khusus dari reviewer.

.a

PENGARSIPAN KERTAS KER A “ | Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja
untuk setiap kliennya: @) arsip : :

Audit tahunan untuk scriap audit yang telah selesai dilakukan, yang disebut arsip kini (current : |

Flek (2) araip permanen (permanent file) untuk dara yang secara relatif tidak mengalami “
perubahan. Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun
yang diaudit saja. Arsip permanen berisi informasi berikut ini: . 1. Copy anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga klien ,

. 2 “ Bagan organisasi dan luis wewenang serta tanggung jawab para manajer

3. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang berhubungan dengan pengendalian .:

Jatern..

&. Copy surat perjanjian penting yang mempunyai masa laku jangka panjang.

4. Tara letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok perusahaan


5. Copy notulen rapar direksi, pemegang saham, dan komite-komite yang dibentuk klien.
Pembentukan arsip permanen ini mempunyai tiga rujuan, yaitu:

. AA Unck menyegarkan ingatan auditor mengenai informasi yang akan digunakan dalam audit
tahun-tahun mendatang.

2, Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staf yang baru

. pertama kali menangani audit laporan keuangan klien tersebut.

. (32 Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun. Informasi dalam
arsip permanen ini harus selalu diperbaharui pada setiap kali audit.

Notulen rapat yang baru, kontrak dan perjanjian baru yang dibuat oleh klien, perubahan anggaran :
rumah rangga dan perkembangan lain harus setiap tahunnya ditambahkan dalam arsip permanen. ‘
Analisis terhadap akun-akun rertencu yang relarif tidak pernah mengalami perubahan harus juga
dimasukkan ke dalara arsip permanen. Akun-akun seperi tanah, gedung, akumulasi depresiasi,
investasi, utang jangka panjang, modal saham dan akun lain yang termasuk dalam kelompok modal
sendiri adalah jarang mengalami perubahan dari tahun ke tahun, Pemeriksaan pertama terhadap
akun rersebucakan menghasilkan informasi yang akan berlaku beberapa tahun, 0003. Sehingga
dalam audit berikutnya auditor hanya akan memeriksa transaksi-transaksi tahun yang | diaudit yang
berkaitan dengan akun-akun tersebut. Dalam. Hal ini arsip permanen benar-benar menghemat
wakru auditor karena perubahan-perubahan dalam tahun yang diaudic tinggal ditambahkan dalam
arsip permanen, tanpa harus memunculkan kembali informasi-informasi tahun-tahun sebelumnya
dalam kertas kerja tersendiri. | Ia

Anda mungkin juga menyukai