Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fitri Aulia Izzatul Islam

NIM : 225130100111027
Kelas : 2022C
Kelompok : C3

Review Jurnal "SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


(Ditinjau dari Prespektif Sejarah Bangsa Indonesia)"

Indonesia merupakan snegara dengan letak geografis yang terdiri dari


beberapa pulau dan terpisah oleh lautan. Letak geografis ini menyebabkan
Indonesia memiliki banyak sekali perbedaan, salah satunya adalah perbedaan
bahasa. Pada awalnya, bahasa Melayu adalah salah satu bahasa daerah yang
digunakan sebagai lingua franca selama berabad-abad di sebagian besar Kawasan
tanah air. Seiring berkembangnya zaman, bahasa Melayu mengalami
perkembangan yang signifikan, ditambah dengan perubahan sosio kultural pada tata
kehidupan masyarakat yang terus berlangsung, termasuk perubahan kedudukan
bahasa Melayu bagi bangsa Indonesia.

Pada saat perjuangan kemerdekaan, bangsa Indonesia memerlukan alat


pemersatu untuk dapat berinteraksi dengan mudah antar suku bangsa yang ada di
Indonesia. Dipilihlah bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu pada saat itu, yang
diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1928, bertepatan dengan pristiwa Sumpah
Pemuda. Penetapan itu pun menjadi awal bahasa Indonesia menjadi bahasa
nasional. Sehingga dapat disimpulkan, jika dilihat dari prespektif historis Negara
Indonesia, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang diadopsi dari prototipe bahasa
Melayu.

Dalam konteks kedudukannya, bahasa Indonesia memiliki 4 fungsi:

1. lambang kebanggaan nasional;


2. lambang identitas nasional;
3. Alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berlatar belakang sosial budaya
dan bahasa yang berbeda, dan
4. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya.
Melihat pentingnya kedudukan bahasa Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sudah sepatutnya jika bahasa Indonesia dilestarikan
dengan seutuhnya. Upaya ini pun sudah dilakukan secara sadar oleh para
cendikiawan dan budayawan Indonesia dengan mengadakan Kongres Bahasa
Indonesia dalam rangka membahas perkembangan bahasa Indonesia agar menjadi
lebih komprehensif dan sesuai dengan perkembangna zaman. Untuk menjaga
eksistensi bahasa Indonesia, Kongres bahasa Indonesia telah dilaksanakan
sebanyak 10 kali:

a) Kongres bahasa Indonesia yang 1 dilaksanakan di Kota Solo, Jawa Tengah,


pada tanggal 25-28 Juni tahun 1938,
b) Kongres bahasa Indonesia II dilaksanakan di Kota Medan, Sumatra Utara,
pada 28 Oktober-1 November 1954,
c) Kongres bahasa Indonesia III dilaksanakan di Ibukota Jakarta, pada 28
Oktober-2 November 1978,
d) Kongres bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta, dari 21-26
November 1983,
e) Kongres bahasa Indonesia yang V dilaksanakan di Jakarta, pada 28
Oktober-3 November 1988,
f) Kongres bahasa Indonesia yang VI dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28
Oktober-2 November 1993,
g) Kongres bahasa Indonesia VII dilaksanakan di Hotel Indonesia, Jakarta,
yakni pada 26-30 Oktober 1998,
h) Kongres bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di Jakarta, yakni pada 14-
17 Oktober 2003,
i) Kongres bahasa Indonesia IX dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28
Oktober -1 November 2008, dan
j) Kongres bahasa Indonesia yang X dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28-
31 Oktober 2013.

Dari 10 Kongres bahasa Indonesia yang telah dilakukan, terdapat beberapa


keputusan yang dihasilkan, yaitu:
1. Disahkannya Undang -Undang Dasar 1945, pada Pasal 36 menetapkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Diresmikannya penggunaan Ejaan
Republik sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku
sebelumnya,
2. Diresmikannya penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang
diperkuat dengan adanya Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan pada 31 Agustus 1972,
3. Ditetapkannya Pedoman Umum Bahasa Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di
seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara),
4. Pembuatan kesepakatan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di
dalam GBHN,
5. Dilahirkan karya monumental yaitu sebuah Kamus Besar Bahasa Indonesia
dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia,
6. Pengusulan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia
ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia,
7. Dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa Indonesia, dan
8. Pembuatan kesepakatan pengusulan bulan Oktober dijadikan bulan bahasa,

Jurnal yang direview

Repelita, T. 2018. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


(Ditinjau dari Prespektif Sejarah Bangsa Indonesia): Jurnal Artefak. 5(1): 45-48.

https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/artefak/article/view/1927/1546
MENJAWAB PERTANYAAN
1. Kenapa Anda perlu mengetahui sejarah dan perkembangan bahasa
Indonesia?

Mempelajari sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia dapat membantu kita


memahami bagaimana bahasa Indonesia berkembang dan menjadi identitas penting
bagi bangsa Indonesia, bagaimana bahasa tersebut memainkan peran penting dalam
membentuk identitas budaya dan nasional bangsa Indonesia, dan membantu kita
memahami bagaimana bahasa tersebut berkembang dari masa ke masa; perubahan
tata bahasa hingga pengaruh dari bahasa-bahasa asing yang masuk ke Indonesia.

Selain itu, kita juga dapat memahami nilai-nilai budaya dan sejarah yang
terkandung di dalam bahasa Indonesia dan dapat membantu kita untuk dapat
mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang penting bagi bangsa
Indonesia dan elestarikan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Kemampuan kita dalam berbahasa juga dapat meningkat, karena kita bisa
mengetahui kosa kata dan istilah-istilah yang digunakan di masa lampau yang
masih dapat digunakan pada saat ini.

2. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi ragam dan fungsi dalam Bahasa


Indonesia?

Bahasa Indonesia dapat mengalami perubahan karena posisi geografis dan


regionalisme yang ada di Indonesia, sosial dan budaya; masyarakat kota, pedesaan,
etnis, agama dapat menggunakan ragam dan fungsi bahasa yang berbeda sesuai
kebutuhan dan konteks sosial budaya yang dimiliki, tujuan komunikasi; bahasa
Indonesia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bisnis, tempat kerja, media
sosial, acara formal, dan informal dapat digunakan berbeda-beda, dan pendidikan;
lingkungan sekolah dan perguruan tinggi cenderung menggunakan bahasa yang
lebih formal adan akademis dalam komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai