Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI MENCAPAI JUARA OLIMPIADE MATEMATIKA

Oleh : Zahda Fitria

Olimpiade matematika adalah kompetisi atau lomba tentang matematika. Istilah


olimpiade juga biasa muncul dalam tingkat Kabupaten, Provinsi dan tingkat Nasional,
kemudian Internasional untuk mewakili negaranya. Pelaksanaan olimpiade akan berdampak
positif bagi siswa, yaitu siswa akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh aspek
kepribadian dan kemampuannya diantaranya menumbuhkan sifat kompetitif yang sehat
dikalangan siswa setingkatnya, meningkatkan wawasan, pengetahuan, kreativitas dan kerja
keras untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Siswa juga memiliki peluang besar
untuk melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi dengan jalur prestasi yang sudah
diraihnya.

Materi olimpiade pada dasarnya bersumber pada kurikulum yang berlaku untuk mata
pelajaran matematika, buku-buku pelajaran, buku-buku penunjang dan bahan lain yang
relevan. Untuk Matematika, materi yang diujikan adalah soal-soal eksplorasi, penalaran,
kreatifitas serta pemahaman konsep melalui penggunaan alat peraga. Karakteristik soal adalah
non rutin dengan dasar teori yang diperlukan tidak cukup dari teori yang diperoleh di bangku
sekolah SD, SMP dan SMA saja. Akan tetapi untuk bisa menjawab soal, siswa memerlukan
kematangan matematika dengan taraf lanjut berupa wawasan, kecermatan, kejelian,
kecerdikan, cara berpikir dan pengalaman dengan matematika.

Materi olimpiade matematika SMP/MTs adalah sebagai berikut:

1. Bilangan
2. Aljabar
3. Geometri
4. Statistik dan Peluang
5. Kapita selekta (pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi)

Materi olimpiade matematika SMA/MA mengacu kepada silabus International


Mathematics Olympiad (IMO) dan dapat digolongkan ke dalam empat hal,yaitu:

1. Aljabar
2. Geometri
3. Kombinatorik
4. Teori bilangan
Peran guru sangat penting dalam mengoptimalkan potensi matematika yang dimiliki oleh
siswanya, metode dan strategi guru yang baik adalah salah satu penunjang berhasilnya siswa
dalam olimpiade matematika. Selain itu menurut Theja Kurniawan, kepala sekolah di salah
satu sekolah SMA di Jakarta memaparkan pada laman edukasi.kompas.com yang saya akses
pada tanggal 19 Maret 2021 dengan judul artikel “Lahirkan Juara Sains dan Matematika, ini 3
strategi yang dilakukan sekolah St. Laurensia” Menurut Theja salah satu strategi untuk
melahirkan juara sains dan matematika adalah peran penting guru. Theja mengucapkan bahwa
ia merekrut guru dengan melihat kecintaannya kepada ilmu yang mereka ajar dan keinginan
belajarnya. “Bagi kami kan ilmu itu bisa dipelajari, tapi dari gurunya harus memiliki ciri-ciri
itu, kecintaan pada apa yang dipelajari dan kecintaan apa yang diajarkan sama keinginan kuat
untuk belajar terus,” jelasnya. Dengan begitu, guru mampu memberikan dampak rasa sukanya
dalam pelajaran tertentu kepada murid-muridnya. “Kalau gurunya mampu, mampu bercerita,
mampu merangsang anak dengan apa yang dia suka itu bisa anak ikut (suka),” jelas Theja.
Meski tujuan seorang guru adalah membuat anak-anak lebih hebat daripada dirinya, tetapi
Theja menegaskan agar pengajar jangan berhenti untuk belajar.”

Saya selaku guru akan terus belajar dan menggali semua ilmu yang diperluakan dalam
olimpiade matematika ini, saya akan aktif mencari materi olimpiade dari berbagai sumber
belajar (buku-buku referensi dan internet), saya juga berusaha dengan maksimal untuk
menguasai setiap materi olimpiade dalam matematika dan mengajarkan materi, konsep dan
istilah matematika serta menanamkan dan mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan
bernalar, kemampuan memecahkan masalah pada siswa, kemudian memberikan latihan dengan
soal-soal pemecahan masalaha, sehingga siswa mendapatkan pemahaman, menumbuhkan rasa
percaya diri dan menumbuhkan rasa senang terhadap materinya.

Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran berbasisi masalah, karena


untuk menghadapi soal non rutin dimulai dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan matematika yang diberikan atau ditransformasikan langsung kepada siswa akan
kurang meningkatkan kemampuan bernalar mereka, tetapi hanya akan meningkatkan
kemampuan untuk mengingat saja. Adapun metode pembelajaran yang diterapkan antara lain:
ceramah, metode penemuan, pemecahan masalah, tanya-jawab, diskusi, latihan dan pemberian
tugas. Latihan dan pemberian tugas sangat penting sebagai evaluasi untuk mengetahui sejauh
mana siswa memahami materi/persoalan dan sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya materi
yang sudah disampaikan.
Saya juga akan memberikan pembinaan olimpiade diantaranya:

1. Menanamkan konsep dasar meatematika yang benar


2. Memberikan motivasi tentang pentingnnya mempelajari materi
3. Menanamkan sikap dan kebiasaan untuk berpikir kreatif, sistematis, terstruktur, logis,
mengembangkan kemampuan bernalar, kemampuan memecahkan masalah,
kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan menghubungkan hubungan.
4. Memelihara dan mengoptimalkan potensi siswa

Untuk mencapai tujuan ini tidak hanya peran guru saja, tetapi keseimbangan antara guru
dan siswa. Karena setiap anak lahir, tumbuh dan berkembang dalam matriks sosial tertentu.
Cara berpikir, bertindak dan persepsi setiap orang dipengaruhi nilai budayanya. Kemampuan
matematika dasar sangat penting dikuasai karena tanpa itu siswa akan terhambat menuju
jenjang materi selanjutnya. Strategi belajar yang sebaiknya dilakukan oleh siswa untuk
menghadapi olimpiade matematika, diantaranya adalah:

1. Tahu manfaat dan tujuan pembelajaran


2. Membiasakan diri untuk berpikir kreatif
3. Membiasakan untuk berpikir sistematis, terstruktur dan logis dalam memecahkan
masalah
4. Membiasakan untuk memahami dan tidak hanya mengingat
5. Mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan bernalar, kemampuan
memecahkan masalah dan kemampuan berkomunikasi
6. Aktif bertanya ke guru ataupun pembina

Output atau hasil yang diharapkan yaitu menjadikan siswa berhasil dalam olimpiade
matematika dengan tujuan siswa dapat mengembangkan potensinya ke jenjang Perguruan
Tinggi di Universitas Indonesia (UI) Depok.

Anda mungkin juga menyukai