Anda di halaman 1dari 88

TUGAS AKHIR

STUDI KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PASIR


KUARSA MALIMPUNG KABUPATEN PINRANG

OLEH :

HENDRA SETIAWAN BS 111 17 007

JURUSAN TEKNIK SIPIL

SEKOLAH TINGGI TEKNIK BARAMULI PINRANG

2021-2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir
guna memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi
Teknik Baramuli Pinrang.

Judul Tugas Akhir

Studi Kuat Tekan Beton Studi Kuat Tekan Beton Menggunakan Pasir
Kuarsa Malimpung Kabupaten Pinrang

Disusun oleh

NAMA : HENDRA SETIAWAN


STB : BS 111 17 006
Telah Diperiksa dan Disetujui
Oleh Dosen Pembimbing
Pinrang, 2 Maret 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Eris Nur Dirman, ST., MT Ir. Jamaluddin, ST., MM.


NIDN : 0917038005 NIDN : 0919018002

Mengetahui,

Ketua STT-Baramuli Pinrang Ketua Jurusan Teknik


Sipil

Muh. Aris Arifin, ST., M.Si. Ir. Jamaluddin, ST., MM.


NIDN : 0923027301 NIDN : 0919018002

ii
YANG TELAH DIPERBAIKI

BUKTI PERBAIKAN TUGAS AKHIR

Oleh Mahasiswa : Hendra Setiawan No. Stb : BS 111 17 006

Judul Tugas Akhir : Studi Kuat Tekan Beton Menggunakan Pasir Kuarsa
Malimpung Kabupaten Pinrang

No. Nama Dosen Pembimbing/Penguji

TandaTangan
I. Pembimbing 1 : Hj. Eris Nur Dirman, ST., M.T. 1. ……………......

2 : Ir.Jamaludin, ST., MM. 2. ………….........

II. Penguji 1 : Muh Aris Arifin, ST., M.Si 1.……………......

2 : Abdul Rauf, ST., M.T. 2. .........................

3 : Muh. Taufik Iqbal, ST., MT 3. .........................

Pinrang, 27 Ferbruari 2022

Ketua STT-Baramuli Pinrang Ketua Jurusan Teknik


Sipil

Muh. Aris Arifin, ST., M.Si. Ir. Jamaluddin, ST.,


MM.
NIDN : 0923027301 NIDN : 0919018002

iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Hendra Setiawan


Stambuk : BS 111 17 007
Jurusan : Teknik Sipil
Judul Skripsi : Studi Kuat Tekan Beton Menggunakan Pasir Kuarsa
Malimpung Kabupaten Pinrang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-
benar merupakan hasil karya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dari ringkasan yang
semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian hari saya terbukti
atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di STT-Baramuli Pinrang.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya


tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Pinrang, 2 Maret 2022

Hendra Setiawaan

iv
ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN PASIR PANTAI TERHADAP KUAT TEKAN


BETON
(STUDI PENELITIAN)

Nama : Hendra Setiawan


Nim : BS 111 17 007
Pembimbing I : Hj. Eris Nur Dirman, ST., M.T.
Pembimbing II : Ir.Jamaludin, ST., MM.

Kata kunci: Beton, Pasir Sungai, Karakteristik, Kuat tekan


Beton merupakan material utama yang sering digunakan dalam pembangunan
bidang konstruksi seperti rumah tinggal, pabrik, sekolah, rumah sakit, jalan dan
lain sebagainya
Dalam penelitian ini, agregat halus yang digunakan ialah pasir Kuarsa
Malimpung yang bertujuan untuk mengetahui karekteristik dan kuat tekan beton
pada umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari.
Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dan juga sesuai dengan
SNI dalam penelitian karakteristik, slump test, mix design serta pengujian kuat
tekan beton.
Hasil pengujian terhadap karakteristik agregat halus pasir Kuarsa
menunjukkan tidak sesuai dengan yang diisyaratkan oleh SNI, modulus kehalusan
pada pasir Kuarsa Malimpung ukuran butirannya kecil dan halus sedangkan pada
pemeriksaaan Kadar air tidak sesuai yang diisyaratkan oleh SNI.
Dari hasil pengujian kuat tekan pada umur perendaman 3 hari memiliki rata-
rata 14.88 Mpa, pada hari ke 7 rata-rata kuat tekannya adalah 17.42 Mpa,
kemudian dihari 14 kuat tekan rata-ratanya 18.05 MPa, dan selanjutnya di hari 21
kuat tekan rata-ratanya 20.71 sedangkan di hari ke 28 kuat tekan rata-ratanya
21.62 Mpa. Dalam mix design kuat tekan beton yang direncanakan pada hari ke
28 adalah 15 Mpa, dari hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan beton
pada umur 7, 14 , 21 dan 28 terus meningkat sampai melebihi kuat tekan yang
direncanakan yaitu 15 Mpa.

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim. Syukur alhamdulilah atas segalah nikmat yang


tak terhitung, Dia-lah sang pemilik ilmu, allah rabbul izzati. Sholawat teruntuk
manusia mulia, sosok teladan sepanjang zaman, Rasulullah Muhamad saw. Hari
ini adalah pencapaian penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Studi Kuat Tekan Beton Menggunakan Pasir Kuarsa Malimpung
Kabupaten Pinrang”.
Tersusunnya Tugas Akhir ini tentu bukan karena buah kerja keras penulis
semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut
membantu dalam terselesaikannya laporan ini, diantaranya :

1. Orang tua penulis dalam hal ini Sugianto dan Hermin serta saudara-saudara
penulis dan keluarga yang telah membantu secara materi maupun dukungan.
2. Muh. Aris ST.,Msi. Selaku Ketua STT-Baramuli
3. Hj. Eris Nurdirman ST.,MT.,Selaku Dosen Pembibing I
4. Jamaluddin ST., MM. Selaku Dosen Pembibing II
5. Seluruh Dosen STT_Baramuli Pinrang yang telah memberikan ilmunya dan
pengetahuan yang bermanfaat selama masa perkuliahan.
6. Seluruh keluarga Besar Mapatek STT-Baramuli yang selalu memberi
semangat dan dukungan
7. Teman-Teman Teknik sipil 2017 yang selalu turut mendukung
Penulis menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan pada manusia.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt., Sang pencipta manusia dan
seluruh isi semesta. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan dan saran
untuk perbaikan tulisan di masa mendatang.

Pinrang, Februari 2022

Penulis

Hendra Setiawan

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ....................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................ii

LEMBAR PERYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .........................iv

ABSTRAK ................................................................................................v

KATA PENGANTAR................................................................................vi

DAFTAR ISI .............................................................................................vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................xi

DAFTAR LAMBANG, NOTASI SINGKATAN.....................................xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................1


B. Rumusan Masalah ...............................................................2
C. Tujuan Penelitian ................................................................2
D. Manfaat Penelitian................................................................2
E. Sistematika Penulisan...........................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................4

A. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................4


B. Penjelasan Secara teoritis Masing-masing Variabel ..........4
1. Pengertian Pasir Kuarsa ................................................4
2. Sifat Fisik dan Kimia .....................................................5
C. Landasan Teori.....................................................................6
1. Pengertian Beton............................................................6
2. Semen.............................................................................6
3. Agregat...........................................................................8
a. Agregat Halus...........................................................8
b. Agregat Kasar...........................................................9
4. Air...................................................................................9
5. Slump Test......................................................................10

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ...............................................12

A. Metode Penelitian dan Sumber data.....................................12

vii
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................13
C. Persiapan Alat dan Bahan ...................................................14
D. Bagan Aliran Penelitian ......................................................15
E. Pemeriksaan Karakteristik Material.....................................17
F. Pelaksanaan Penelitian.........................................................18
1. Perencanaan campuran....................................................18
2. Pembuatan Benda Uji......................................................18
3. Pengujiaan Slump............................................................18
4. Perawatan beton...............................................................19
5. Pengujian Kuat Tekan Beton...........................................19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................20

A. Karakteristik Agregat .........................................................20


1. Analisa Pemeriksaan Agregat halus................................20
2. Analisa Pemeriksaan Agregat Kasar...............................26
B. Rekapitulasi pengujian Agregat...........................................30
1. Agregat Halus..................................................................30
2. Agregat Kasar..................................................................31
C. Metode Pengerjaan MIX Design...........................................32
D. Hasil Slump Test..................................................................39
E. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton......................................39
F. Pembahasan..........................................................................44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................46

A. Kesimpulan .........................................................................47
B. Saran ..................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Susunan susunan unsur semen portland.............................................7


Tabel 3.1 Jumlah sampel Pengujian Beton ...............................................................19
Tabel 4.1 Data-data hasil penelitian analisa saringan ...............................................20
Tabel 4.2 Data-data hasil penelitian kadar air ..........................................................21
Tabel 4.3 Data-data hasil pengujiaan berat jenis .............................................23
Tabel 4.4 Data-data hasil pengujian berat isi ...................................................24
Tabel 4.5 Data-data hasil penelitian kadar lumpur...........................................25
Tabel 4.6 Data-data hasil penelitiaan kadar air agregat kasar..........................26
Table 4.7 Data-data hasil penelitian berat volume agregat kasar ....................27
Table 4.8 Data-dat hasil penelitian kadar lumpur agregat kasar.......................27
Tabel 4.7 Data-data hasil penelitian berat volume agregat kasar.....................27
Tabel 4.8 Data-data hasil penelitian kadar lumpur agregat kasar.....................27
Tabel 4.9 Data-data hasil penelitian berat jenis agregat kasar..........................28
Tabel 4.10 Data-data hasil penelitian analisa saringan agregat kasar.................29
Tabel 4.11 Data-data hasil penelitian keausan....................................................30
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Pengujian agregat halus....................................30
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Pengujiaan Agregat Kasar.................................31
Tabel 4.14 Perencanaan campuran beton (SNI 03-2834-2000).........................32
Tabel 4.15 Nilai deviasi standar mutu pekerjaan ..............................................32
Tabel 4.16 Jenis semen dalam perencanaan campuran beton.............................33
Tabel 4.17 Nilai factor air semen Maximum......................................................34
Tabel 4.18 Perkiraan kebutuhan air permeter kubik beton.................................35
Tabel 4.19 Data hasil pengujian kuat tekan beton (Pasir Kuarsa)......................38
Tabel 4.20 Data Hasil penelitiaan kuat tekan beton (Pasir Sungai) ............................19

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Lokasi Pengambilan Material (Pasir kuarsa)..................................18


Gambar 3.2: Bagang alir penelitiaan.........................................................................16
Gambar 4.1: Grafik gradasi agregat halus ( Zona 4 pasir agak halus )......................22
Gambar 4.2: Grafik gradasi agregat kasar diameter maksimum 20 mm....................29
Gambar 4.3: Grafik hubungan antara kuat tekan rata-rata dan FAS..........................34
Gambar 4.5: Grafik persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan
untuk ukuran butir maksimum 20 mm............................................36
Gambar 4.6: Grafik perkiraan berat isi beton basah.............................................37
Gambar 4.7: Grafik Kuat tekan beton (Pasir Kuarsa)...............................................41
Gambar 4.8: Grafik Kuat tekan beton (Pasir Sungai)...............................................44
Gambar L1 : Pengambilan Agregat (Pasir Kuarsa )...................................................63
Gambar L2: Pengambilan Agregat (Pasir Kuarsa )...................................................63
Gambar L3: Pemeriksaan Analisa Saringan.............................................................64
Gambar L4: Pemeriksaan Kadar Lumpur.................................................................65
Gambar L5: Pemeriksaan Berat Jenis.......................................................................65
Gambar L6: Pemeriksaan Kadar air..........................................................................66
Gambar L7: Pemeriksaan Keausan Agregat Kasar ..................................................66
Gambar L8: Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar.........................................67
Gambar L9: Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar.................................................67
Gambar L10: Pemeriksan berat jenis Agregat kasar...................................................68
Gambar L11: Mixer Hercules.....................................................................................68
Gambar L12: Silinder 15 x 30....................................................................................69
Gambar L13: satu set slum test...................................................................................70
Gambar L14: wadah, sendok......................................................................................70
Gambar L15: Timbangan............................................................................................71
Gambar L16: Vibrator................................................................................................71
Gambar L17: Mesin Kuat Tekan ...............................................................................72
Gambar L18: Proses Mix............................................................................................73
Gambar L19: Pengujiaan Slump.................................................................................73
Gambar L20: Pemadatan Benda Uji...........................................................................74
Gambar L21: Proses Vibrator.....................................................................................74
Gambar L22: Perendaman benda uji...........................................................................75

x
Gambar L23: Uji kuat Tekan (umur 3 hari)................................................................75
GambarL24 : Uji kuat Tekan (umur 7 hari)................................................................76
Gambar L25: Uji kuat Tekan (umur 14 hari)..............................................................77
Gambar L26: Uji kuat Tekan (umur 21 hari)..............................................................77
Gambar L26: Uji kuat Tekan (umur 28 hari)..............................................................77

xi
DAFTAR LAMBANG, NOTASI DAN SINGKATAN

% : Persentase
A : Luas penampang benda uji (mm2)
ASTM : American Standard Testing and Material
BFS : Blast Furnace Slag
BS : British Standart
D : Diameter silinder beton (mm)
EEA : European Environment Agency
f’c : Kuat tekan karakteristik beton (Mpa)
FAS : Faktor air semen
gr : Gram
kg : Kilogram
kN : Kilonewton
m : Meter
m 3
: Meter kubik
Mix Design : Perencanaan campuran beton
mm : Milimeter
Mpa : Megapascal
PBI : Peraturan Beton Bertulang
PCC : Portland Cement Composit
S : Nilai deviasi standar
SNI : Standar Nasional Indonesia
SSD : Berat kering permukaan

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beton merupakan material utama yang sering digunakan dalam
pembangunan bidang konstruksi seperti rumah tinggal, pabrik, sekolah,
rumah sakit, jalan dan lain sebagainya. Beton juga digunakan untuk
bahan perkerasan jalan. (Tjokrodimuljo, 2007).

Sebagai material utama konstruksi, bahan-bahan pembentuk beton


terdiri dari campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air dan
atau tanpa bahan tambah lain dengan perbandingan tertentu. Secara
umum agregat yang digunakan dalam material beton terdiri dari agregat
kasar (krikil) dan agregat halus (pasir). Agregat merupakan bagian beton
yang menentukan besarnya kuat tekan,dimana agregat tersebut
menempati kurang lebih 60% hingga 80% dari volume beton. Dengan
kuantitasnya yang sangat dominan, maka agregat memegang peranan
penting dalam menentukan kuat tekan beton.

Secara umum agregat yang digunakan dalam material beton terdiri


dari agregat kasar (krikil) dan agregat halus (pasir). Prosentase
perbandingan agregat kasar (krikil) dan agregat halus sangat menentukan
sifat kelecakan beton dan kuat tekan yang dihasilkan. Peranan pasir
dalam mempengaruhi besarnya nilai slump sangat dominan dalam proses
pengadukan beton segar, dimana semakin banyak pasir yang digunakan
akan menyebabkan nilai slump meningkat namun dalam kondisi tertentu
dapat mengakibatkan menurunnya kuat tekan beton [Neville, 1997].

Saat ini, pasir yang digunakan sebagai material pembentuk beton


berasal dari sungai dengan jumlah yang terbatas pada musim hujan,
sementara permintaan pasir terus meningkat seiring dengan

1
perkembangan pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, Pasir Kuarsa
mempunyai prospek yang sangat baik untuk pembuatan beton, sehingga
bisa menjadi salah satu alternative agregat halus untuk material beton
(Antonius, 2012)

Desa Malimpung Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang


merupakan daerah dengan deposit pasir Kuarsa dalam jumlah yang
sangat besar dan belum banyak dimanfaatkan. Berdasarkan hal tersebut,
dilakukan penelitian untuk mengetahui kuat tekan dan karakteristik beton
dengan menggunakan agregat halus dari pasir Malimpung.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaiman karakteristik pasir kuarsa Malimpung sebagai material
utama pembentuk beton ?
2. Bagaimana kuat tekan beton menggunakan pasir kuarsa Malimpung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui karakteristik pasir kuarsa Malimpung.
2. Untuk mengetahui kuat tekan beton menggunakan pasir kuarsa
Malimpung.
D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan motifasi kepada peneliti lain untuk mengadakan
penelitian karateristik pasir kuarsa Malimpung
2. Memberikan informasi kepada masyarakat konstruksi tentang
karakteristik pasir kuarsa Malimpung jika digunakan sebagai material
pembentuk beton.

2
E. Sistematika Penulisan
Adapun rencana sistematika penulisan tugas akhir ini disusun
menjadi lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN
Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan
masalah, dan sistematika penulisan yang digunakan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang apa-apa saja yang terkait dengan


penelitian baik itu literatur penelitian seperti teori-teori tentang
bahan, metode penelitian serta hal-hal lain yang bersangkutan
dengan penelitian.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan tahap-


tahap penelitian seperti, Studi Kepustakaan, tempat dan Waktu
penelitian, alat dan bahan yang digunakan, bagan alir
penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data serta
timeline penelitian

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA


Dalam bab ini akan dibahas analisis data berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh di laboratorium.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitiaan yang Relevan


Penelitian yang dilakukan Arman, H.Sonata. M.S.2 dan Pangestu (2017) yang
berjudul Pengaruh Pemakaian Pasir Bukit dan Pasir Sungai Terhadap Kuat Tekan
Beton, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fasis pasir bukit dan pasir
sungai dari quarry yang berbeda kemudian membandingkan kuat tekan yang di
hasilkan, Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama-sama
ingin mengetahui kuat tekan beton menggunakan pasir bukit.
Penelitian yang dilakukan Rio Rahma Dhana (2019) Analisis Pengaruh
Pemakaian Material Kerikil Gunung Kecamatan Mantup dan Serat Alami Eceng
Gondok Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton membahas tentang pengaruh
material penyusun terhadap kuat tekan beton dari jurnal tersebut terdapat kesamaan
pada penelitian ini yaitu melakukan pengujian Karakteristik agregat halus dan kasar
sebelum melakukan mix design beton yang mengacu pada SNI.
Penelitian yang di lakuakan Antonius, Djoko Susilo dan Rochim Sutopo (2012)
Efektifitas Pasir Kuarsa Sebagai agregat Halus Pada sifat Mekanik Beton membahas
tentang prilaku mekanik beton yang meliputi sifat kelecakan, kuat tekan, kuat tarik,
kuat lentur, modulus elastisitas dan nilai poisson beton dengan memanfaatkan pasir
kuarsa sebagai agregat halus dari jurnal tersebut terdapat kesamaan pada penelitian
yaitu penggunaa pasir kuarsa sebagai agregat halus untuk uji kuat tekan beton.

B. Penjelasan Secara Teoritis Masing-masing Variabel


1. Pengertian Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas Kristal-kristal silica
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses

4
pengendapan. Pasir kuarsa juga di kenal dengan nama pasir putih murapakan
hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan
feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angina
yang terdapat di tepi-tepi sungai,danau atau lautan.
Pasir kuarsa, terutama digunakan dalam industry gelas optik, keramik dan
abrasif. Pasir kuarsa tanpa semen di pergunakan sebagai dasar atau bahan
tambahan pembuatan jalan tol dan airport, juga untuk pembuatan jalan raya,
bahan bangunan dan aspal
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi
lainnya terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan, dan pulau Bangka dan Belitung.

2. Sifat Fisik dan Kimia


Butiran pasir kuarsa
Kekerasan : 7,0
Berat jenis : 2,60-2,66
Warnah : Putih, bening atau warna tergantung kepada senyawa
Pengotornya; misalnya, warna kuning mengandung Fe-oksida, warna merah
Co-uksida.T
Goresan : Putih
Kilap : Vitrious/kaca
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Conchoidal
Titik lembur : 1715 ℃
Analisa kimia pasir kuarsa menghasilkan :

UNSUR PERSEN
SiO2 65,00-96,68
Fe2,O3 0,07-4,00
Al2O3 0,71-7,18
K2O 0,09-0,36
N2O 0,02-0,36
MgO 0,01-0,08

5
C. Landasan Teori
1. Pengertian Beton
Beton adalah bahan bangunan yang paling luas dipakai di seluruh dunia.
Hal tersebut dikarenakan sifat plastis yang ada pada beton yang
memungkinkan untuk mencetak beton sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Hal lainnya adalah kekuatan beton yang tinggi terhadap tekanan. Beberapahal
tersebut yang menjadikan beton menjadi bahan bangunan yang sangat banyak
digunakan. Beton merupakan campuran antara semen portland atau semen
hidrolik lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan
campuran tambahan membentuk massa yang padat (SK.SNI T-15-199002:1).
Nilai kuat tekan beton relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kuattariknya, dan beton merupakan bahan yang bersifat getas. Kuat tarik yang
dimilki beton hanya berkisar antara 9-15% dari kuat tekannya
(DipohusodoI,1994:1) karenanya sering kali dalam perencanaan kuat tarik
beton dianggap sama dengan nol. Dengan menambahkan tulangan pada
daerah tarik pada beton, maka kelemahan tarik beton dapat ditanggung oleh
baja tulangan yangmemiliki kuat tarik yang lebih besar.

2. Semen
Semen Portland merupakan bahan perekat dalam campuran beton hasil
penghalusan klinker yang senyawa utamanya terdiri dari material calcareous
seperti limestone atau kapur danmaterial argillaceous, seperti besi oksida,
serta silica dan alumnina yangberupa lempung (SNI 0013-1981).
Jika semen dicampur dengan air akan membentuk campuran yang
dikenal dengan istilah pasta semen, jika campuran ditambahkan agregat halus
atau pasir maka akan terbentuk campuran mortar, kemudian jika pada
campuran mortar ditambahkan agregat kasar berupa kerikil atau batu split
maka campuran tersebut akan menjadi campuran beton. Semen dan air (pasta
semen) berfungsi sebagai kelompok aktif dalam mengikatseluruh material

6
penyusun seperti pasir dan kerikil yang termasuk kelompok pasif pada
campuran beton (Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007).
Ketika semen Portland di campur dengan air, maka partikel semen akan
berada dalam fase cair atau pasta. Hasil dari pasta semen dapat dilihat segera
setelah pencampuran dan akan bertahan untuk beberapa waktu yang disebut
dengan "dormant period ". Setelah dua sampai tiga jam dengan kondisi
normal, pasta semen mulai mengeras dan kondisi plastis mulai berkurang dan
8 akhirnya hilang, pasta semen menjadi getas (brittle). Proses pengerasan ini
disebut dengan “setting process” yang terjadi setelah beberapa jam setelah
pencampuran selesai (S. Popovich, 1992).
Hidrasi semen adalah proses reaksi yang berkelanjutan antara semen
dan air, atau Iebih tepatnya disebut fase cair, yang dimulai dari permukaan
partikel semen, kemudian dengan berjalannya waktu reaksi bergerak secara
bertahap lebih ke bagian dalam dari partikel semen, air bereaksi dengan
partikel semen dan memisahkan diri dari partikel-partikel semen menjadi gel
yang mengitari bagian partikel semen yang tak terhidrasi ( Popovich, 1992 ).
Tabel 2.1 susunan susunan unsur semen portland
Oksida persen (%)
Kapur (CaO) 60-65
Silika (SiO2) 17-25
Alumina (A12O3) 3-8
Besi (Fe2O3) 0,5-6
Mangnesia (MgO) 0,5-4
Sulfur (SO3) 1-2
Soda/potash(Na2O+K2O) 0,5-1

Sumber : kardiyono tjokrodimulyo, 2007


Semua produk PT Semen Tonasa telah lulus uji SNI, bahkan semua
jenis produk PT Semen Tonasa memiliki kualitas diatas persyaratan SNI,

7
sebagai contoh yaitu MgO atau Magnesium Oksida yang memiliki kandungan
0,89% pada Semen Tonasa. Persyaratan SNI menunjukan bahwa kandungan
MgO harus dibawah 6% karena jika kandungannya sudah mencapai 5% ke
atas maka akan menimbulkan retak dan keruntuhan bangunan. Sesuai dengan
tujuan pemakaiannya (SK SNI S–04–1989–F, ”SPESIFIKASI BAHAN
BANGUNAN BAGIAN A), semen portland dibagi dalam 5 jenis sebagai
berikut :
a. Jenis I, untuk konstruksi pada umumnya, dimana tidak diminta
persyaratan khusus seperti yang diisyaratkan pada jenis–jenis lainnya.
b. Jenis II, untuk konstruksi umumnya terutama sekali bila disyaratkan
agak tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
c. Jenis III, untuk konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal
yang tinggi.
d. Jenis IV, untuk konstruksi dengan persyaratan panas hidrasi rendah.
e. Jenis V, untuk konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan
terhadap sulfat.

3. Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran mortar atau beton. Kandungan agregat dalam campuran
beton biasanya sangat tinggi. Komposisi agregat berkisar antara 60%-70%
dari berat campuran beton (Tjokrodimuljo, 2007).
Agregat yang dapat di gunakan dalam pencampuran biasanya berukuran
kurang lebih kecil dari 40 mm, dan untuk ukuran yang lebih dari 40 mm
biasanya digunakan pada pekrjaan lainnya, misalnya pengerjaan tanggul-
tanggul, jalan, bronjol dan bendungan.
a. Agregat halus
Agregat halus ialah semua butiran lolos saringan 4,75 (Mulyono,
2003). Agregat halus untuk beton bisa berupa pasir alami, hasil pecahan
dari batuan secara alami,atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh

8
mesin pemecah batu yangbisa disebut abu batu. Menurut SNI 02-6820-
2002 agregat halus adalah agregat dengan besar butiran maksimum 4,75
mm.
Dalam pemanfaatannya agregat halus mempunyai syarat syarat
tersendiri agar memenuhi kriteria pada campuran beton yang di inginkan
antara lain sebagai berikut:
1) Memiliki butiran-butiran yang keras,awet, dan tidak mengandung
lumpur, garam, tanah liat lebih dari 3%, serta tidak banyak butiran
pipih.
2) Terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya dan
lolos saringan no 7 atau 3 mm.
b. Agregat kasar

Agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm.
( PBBI 1971, NI–2 ). Syarat-syarat agregat kasar :
1) Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori
2) Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari
dan hujan.
3) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali.
4) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar harus
dicuci.
4. Air
Air adalah salah satu faktor paling penting, karna air dapat bereaksi
dengan semen yang akan menjadi pasta pengikat. Air juga sangat di gunakan
sebagai pelumat dalam butiran-butiran agregat yang bertujuan agar bertujuan
mudah dikerjakan serta di padatkan.

9
Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan, adapun kualiatas air
sebagai berikut (Tjokrodimuldjo, 1992):

1) Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2gr/lt.


2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik, dan sebagianya) lebih dari 15 gr/lt.
3) Tidak mengandung klorida (CL) lebih dari 0,5 gr/lt. d. Tidak
mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/lt.

Air merupakan salah satu faktor penting dalam pembuatan beton karena
air bereaksi dengan semen menjadi pasta pengikat agregat. Air untuk
pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar,
tidak berbau, bila di hembuskan dengan udara tidak keruh dan lain-lain, tetapi
tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi
syarat sebagai air minum.

Air cenderung bergerak kepermukaan (bersama-sama/membawa butiran


semen) adukan beton segar (bleeding) yang kemudian menjadi buih dan
membentuk suatu lapisan tipis/selaput tipis yang disebut laitance.Lapisan ini
akan mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan merupakan bidang
sambung yang lemah.

Bila cetakan kurang rapat, maka akan menyebabkan terjadinya sarang-


sarang kerikil. Adanya kandungan kimia atau organik dalam air
mempengaruhi kualitas beton yang dapat berakibat fatal pada bangunan, untuk
itu perlu dilakukan penyelidikan terlebih dahulu sebelum mencampurkan air
dengan bahan lainnya. Selain merugikan, hal ini bisa membahayakan nyawa
seseorang pada bangunan itu nantinya.

5. Slump Test

Slump beton ialah besaran kekentalan (viscocity)/plastisitas dan kohesif


dari beton segar. Pengambilan nilai slump dilakukan untuk masing–masing

10
campuran baik pada beton standar maupun beton yang menggunakan
additive dan bahan penambahi (admixture). Pengujian slump dilakukan
terhadap beton segar yang dituangkan kedalam wadah kerucut terpancung.
Pengisian dilakukan dalam tiga lapisan adalah 1/3 dari tinggi kerucut.
Masing-masing lapisan harus dipadatkan dengan cara penusukan sebanyak
25 kali dengan menggunakan tongkat besi ant karat. Setelah penuh sampai
permukaan atasnya diratakan dengan menggunakan sendok semen.
Kemudian kerucut diangkat keatas secara vertikal dan slump dapat diukur
dengan cara mengukur perbedaan tinggi antara wadah dengan tinggi beton
setelah wadah diangkat.

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Sumber data

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode


experimental. Penelitian di mulai setelah mendapat izin dari ketua prodi dan
kemudian melakukan studi literature, seperti mencari jurnal referensi,
kandungan dalam bahan tambah yang di gunakan, dan metode yang
digunakan dalam melakukan penelitian. Tahapan awal penelitian yang di
lakukan di laboratorium adalah pengambilan data sekunder pengujian bahan
dasar agregat yang akan di gunakan pada percobaan campuran beton. Sebagai
acuan dalam penyelesaian tugas akhir ini tidak terlepas dari data-data
pendukung. Data pendukung di peroleh dari:
1. Data Primer
Data yang di peroleh dari hasil penelitian di laboratorium, yaitu:
a. Analisa saringan agregat
b. Berat jenis dan penyerapan
c. Pemeriksaan berat isi agregat
d. Pemeriksaan kadar air agregat
e. Perbandingan dalam campuran beton (Mix design)
f. Kekentalan adukan beton segar (Slum test)
g. Uji kuat tekan

12
2. Data skunder
Data skunder adalah data yang di peroleh dari beberapa jurnal
yang berhubungan dengan beton (literature) dan konsultasi langsung
dengan dosen pembibing, data teknis mengenai Standar Nasional
Indonesia. Serta buku-buku atau literature sebagai penunjang guna
memperkuat suatu penelitian yang dilakukan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Pada penelitian ini waktu yang dibutuhkan selama 2 bulan.yaitu mulai
pada bulan Januari – February 2022,Untuk pengambilan pasir berasal dari
Desa Malimpung sedangkan batu pecah berasal dari Paleteang Kabupaten
Pinrang. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Dinas Bina Marga Cipta
karya dan Tata Ruang . penelitian ini dimuali dengan pemeriksaan
karakteristik material, perencanaan pembuatan campuran, pembuatan benda
uji, pengujian slump, perawatan beton dan yang terakhir pengujian kuat tekan
beton.

Gambar 3.1 Lokasi Pengambilan Material (Pasir kuarsa)


(Sumber: Google Earth, 2022)

13
C. Persiapan Alat dan Bahan
1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Agregat halus yang di guanakan adalah pasir kuarsa dari desa
Malimpung.
b. Semen yang di gunakan Adalah semen Tonasa kemasan 50 kg.
c. Air yang di gunakan dalam penelitian ini berasal dari laboratorium
2. Perlatan
Alat-Alat yang diguanakan di dalam penelitian ini antara lain:
Peralatan uji karateristik material :
a. Saringan agergat halus :
b. Seringan agregat kasar:
c. Timbangan digital
d. Talam
e. Piknometer
f. Bohler
g. Oven
h. Kompor dan wajan
Peralatan pembuat beton :
a. Skop
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Timbangan
e. Ember
f. Satu set Slump Test : kerucut abrams, tongkat pemadat, mistar
g. Talam (wadah)
h. Cetakan slinder ukuran 15x30 cm
i. Oli
j. Kuas

14
k. Mesin pengaduk beton (mixer)
l. Bak perendam
Alat penguji kuat tekan beton :
a. Mesin kuat tekan ( Compression Machine )

D. Bagan Aliran Penelitian


Langkah-langkah dalam pengerjaan penelitian ini di sajikan dalam
bentuk bagan alir (flow chart) yang mana bagan alir ini sebagai pedoman
penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Bagan alir tersebut dapat
dilihat pada gambar

15
Mulai

Studi literatur

Persiapan Labolatorium

Pengujiaan Bahan dasar

Agregat Halus Agregat Kasar


1. Analisa Sarinngan 1. Analisa Saringan
2. kadar Air 2. kadar air
3. Berat jenis dan penyerapan 3. Berat jenis dan
4. Berat isi Penyerapan
5. Kadar lumpur 4. Berat isi
5. Kadar Lumpur
6. Keausan Agregat

Job (Mix Design SNI 03-2834-2000)

Pembuatan Benda Uji

Slump Test

Perendamanan benda uji

Uji kuat tekan benda uji

Pembahasan dan Konsultasi Laporan

Selesai

16
Gambar 3.2 : Bagang Alir Penelitiaan
E. Pemeriksaan Karakteristik Material
Di dalam pemeriksaan agregat baik agregat kasar maupun agregat
halus dilakukan di laboratorium mengikuti panduan SNI tentang pemeriksaan
agregat.

1. Kadar Lumpur agregat halus

Menurut SNI S-04-1989-F, metode pengujian gumpalan lempung dan


butir-butir mudah pecah dalam agregat di maksudkan sebagai acuan dan
pegangan dalam pelaksanaan pengujian untuk menentukan gumpalan lempung
dan butir-butir mudah pecah dalam agregat.

2. Analisa Saringan
Menurut SNI 03-1968-1990, Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan saringan untuk perencanaan campuran beton.
3. Kadar Air Agregat

Menurut SNI 03-1971-1990, Tujuan pengujian adalah untuk


memperoleh angka persentase dari kadar air yang dikandung oleh agregat.

4. Berat Jenis agregat halus

Menurut SNI-03-1970-2008, Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk


menentukan berat jenis kering permukaan jenuh (Saturaded Surface Dry),
berat jenis kering oven  (Bulk Specific Gravity), Berat jenis semu (Apparent
Specific Gravity), dan Penyerapan (Absorbtion) dari agregat halus dan agregat
kasar.

5. Berat jenis agregat kasar

17
Menurut SNI-03-1969-1990, Tujuan pengujian ini untuk memperoleh
angka berat jenis curah, berat jenis kering permukaan dan berat jenis semu
serta besarnya angka penyerapan.
6. Berat isi agregat
Menurut SNI 03-4804-1998, Untuk menentukan berat isi dalam
kondisi padat atau gembur dan rongga udara dalam agregat halus.
7. Kadar lumpur Agregat Kasar

Menurut SNI 03-4804-1998, Pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat


halus (pasir) bertujuan untuk menentukan besarnya (persentase) kadar lumpur
dalam agregat halus yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan
lumpur < 5 % merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk
pembuatan beton.

F. Pelaksanaan Penelitian
1. Perencanaan Pembuatan Campuran (Mix Desain) SNI 03-2834-2000

Pada penelitian ini digunakan metode perencanaan campuran adukan


beton sesuai dengan standar SNI-03-2834-2000. Salah satu tujuan penelitian
digunakan perencanaan campuran beton dengan standar SNI-03-2834-2000
adalah untuk menghasilkan beton yang mudah dikerjakan dan sesuai dengan
standar pengerjaan yang ada di Indonesia. Tingkat derajat kekentalan dan
kemudahan pengerjaan dapat dilihat saat pengujian slump.
2. Pembuatan Benda Uji

` Dalam penelitian ini menggunakan silinder sebagai benda uji dengan


ukuran 15 x 30 cm, jumlah benda uji yang dibuat adalah sebanyak 24 benda
uji. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pembuatan benda uji
3. Pengujian Slump
Pengukuran tinggi slump dilakukan untuk menentukan kekakuan
(dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk

18
menentukan tingkat workabilitynya. Kekakuan dalam suatu campuran beton
menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Target slump rencana sesuai
mix design adalah 60-180 mm. Pengujian slump dilakukan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan oleh SNI 03-2834-2000.
4. Perewatan Beton
Setelah beton dikeluarkan dari cetakan, dilakukan perawatan dengan
cara perendaman dalam air pada hari ke 3 sampai 28 untuk mendapatkan
variasi dari kuat tekan sampel sampai saat uji kuat tekan dilakukan, yaitu pada
umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari. Jumlah sampel perendaman direncanakan
sebanyak 25 buah
5. Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian Kuat Tekan dilakukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan
oleh SNI 03-2491-2002. Pengujian dilakukan menggunakan mesin uji tekan
dengan kapasitas 2000 KN. Benda uji diletakkan tegak berdiri di atas alat penguji
kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang
silinder. Sebelum ditekan benda uji ditimbang terlebih dahulu untuk dapat
mengetahui berat jenis beton. Jumlah sampel pengujian direncanakan sebanyak
25 buah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Jumlah sampel pengujian beton


Waktu Perendaman Beton
No Campuran Beton 21
3 hari 7 hari 14 hari 28 hari
hari

Beton Mengunggunakan
1 5 buah 5 buah 5 buah 5 buah 5 buah
Pasir Kuarsa

Total 25 buah

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. krakteristik Agregat

Berdasarkan penelitian ini, sebelum pembuatan benda uji terlebih dahulu


telah dilakukan uji agregat dengan tujan untuk mengetahui karakteristik
agregat dan untuk mengetahui apakah agregat yang akan kita gunakan sudah
sesuai spesifikasi atau tidak, Di dalam pemeriksaan krakteristik agregat baik
agregat kasar maupun agregat halus dilakukan di Laboratorium mengikuti
panduan dari SNI tentang pemeriksaan agregat.

1. Analisa pemeriksaan agregat halus

Agregat halus yang digunakan berasal dari desa Malimpung

a. Pemeriksan gradasi agregat halus

Dari hasil penelitian didapat data-data pada Tabel 4.1 dan batas
gradasi agregat halus pada Gambar 4.1, sehingga diketahui modulus
kehalusan agregat halus yang diperiksa.

Berdasarkan Tabel 4.1 menjelaskan pemeriksaan analisa saringan


agregat halus ini menggunakan nomor saringan yang telah ditentukan
berdasarkan SNI 03-1968-1990, yang nantinya akan dibuat grafik zona
gradasi agregat yang didapat dari nilai kumulatif agregat.

Tabel 4.1: Data-data hasil penelitian analisa saringan


Berat
Berat Berat Berat Lolos
Tertahan
Ukuran Tertahan Tertahan Komulatif
Komulatif
(gram) (%) (%)
(%)
No. 3/8 (9,6 mm) 0 0 0 100
No. 4 (4,8 mm) 0 0 0 100
No. 8 (2,4 mm) 1 0.100 0.100 99.900
No. 16 (1,2 mm) 20 2.002 2.102 97.898
No. 30 (0,6 mm) 179 17.918 20.020 79.980
No. 50 (0,3 mm) 130 13.013 33.033 66.967

20
No. 100 (0.15 mm) 539 53.954 86.987 13.013
Pan 130 13.013 100 0.000
Total 999 100 142.242 557.758

Apakah agregat yang dipakai termasuk zona pasir kasar, sedang, agak
halus, atau pasir halus. Penjelasan nilai kumulatif agregat didapat dari
penjelasan berikut ini:
Total berat pasir = 1000 gram
a. Persentase berat tertahan rata-rata :
0
No.4 = X 100% = 0 %
1000
1
No.8 = X 100% = 0,100 %
1000
20
No.16 = X 100% = 2,002 %
1000
179
No.30 = X 100% = 17,91 %
1000
8
130
No.50 = X 100% = 13,013 %
1000
539
No.100 = X 100% = 53,95 %
1000
4

130
Pan = X 100% = 13,01 %
1000
3

b. Presentase berat komulatif tertahan


No.4 = 0 + 0 = 0 %

No.8 = 0 + 0,100 = 0,100 %

21
No.16 = 0,100 + 2,002 = 2,102 %

No.30 = 2,102 + 17,918 = 20,020 %

No.50 = 20,020 + 13,013 = 33,033 %

No.100 = 33,033 + 53,954 = 86,987 %

Pan = 86,987 + 13,013 = 100 %

Jumlah presentase komulatif yang tertahan = 142.242%

FM (Modulus kehausan) 142.242


=
100 %
= 1.422
c. Presentase berat komulatif yang lolos saringan

No.4 = 100 - 0 = 100 %

No.8 = 100 - 0,100 = 99,900 %

No.16 = 100 - 2,102 = 97,898 %

No.30 = 100 - 20,020 = 79,980 %

No.50 = 100 - 33,033 = 66,967 %

No.100 = 100 - 86,987 = 13,013 %

Pan = 100 - 100 = 0,000 %

120
Persentase lolos kumulatif

100

80

60
( %)

40 Batas Atas
Batas Bawah
20
Hasil
0
0.1 1 10
Ukuran saringan (mm)

22
Gambar 4.1 : Grafik gradasi agregat halus ( Zona 4 pasir agak halus )

Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa pasir pantai tidak masuk
kedalam zona 1, 2, 3 atau 4 namun yang hampir mendekati dari grafik
gradasi adalah zona 4.

b. kadar air agregat halus


Alat, bahan dan cara kerja sesuai dengan SK SNI 03-1971-1990.
Dari hasil penelitian didapat data-data pada Tabel 4.2 sehingga diketahui
kadar air agregat halus yang diperiksa. Dari sampel 2 (dua) data yang
dilakukan pengujian dengan berat masing-masing 500 gram.

Tabel 4.2: Data-data hasil penelitian kadar air

Benda Uji Benda Uji Benda Uji


1 2 3
Uraian
(gram) (gram) (gram)
(a) (b) (c)
Pasir sebelum di oven (B1) 500 500 500
Pasir setelah keluar oven (B2) 498 499 497
Kadar Air = 𝐵1 − 𝐵2 × 100% 0.40 0.20 0.60
𝐵1
Rata - rata kadar air = a + b + c
0.4%
3

c. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Alat, bahan dan cara kerja sesuai dengan SNI 03-1970-2008. Dari
hasil penelitian didapat data-data pada tabel 4.3

Tabel 4.3: data-data hasil pengujian berat jenis

Uraian Berat (gram)

Berat piknometer berisi pasir dan air (C) 951


Berat pasir setelah kering (A) 492
Berat piknometer berisi air (B) 660
Berat pasir keadaan jenuh kering muka (S) 500

23
Berat Jenis Curah (Bluk Specific Gravity)

A 492
= = 2.354
B+S-C 209

Berat jenis jenuh kering muka (staturated surface dry)

S 500
= = 2.392
B+S-Bt 209

Berat jenis tampak (apparent specific gravity)

A 492
= = 2.448
B+Bk-C 201

Penyerapan air agregat (Absorbsi)

S-A 8
x 100 % x 100 % = 1.626 %
d. Berat A
isi Agregat Halus 492

Alat, bahan dan cara kerja sesuai dengan SNI 03-4804-1998. Dari
penelitian data-data pada tabel 4.2 sehingga diketahui berat isi agregat
halus yang di periksa.

Tabel 4.4: Data-data hasil penelitian berat isi

I II

Uraian Padat Gembur Padat Gembur


(a) (b) (c) (d)

Berat Bohler Kosong (A) (gr) 6180 6180 6180 6180


Berat Bohler + sampel (B) (gr) 11896 11313 12025 11288
Berat Sampel (C = B - A) (gr) 5716 5133 5845 5108
Diameter dalam bohler (D) (cm) 15.25 15.25 15.25 15.25
Tinggi Bohler (T) (cm) 17.25 17.25 17.25 17.25
Volume Bohler (cm3)
3149.187 3149.187 3149.187 3149.187
V = ¼ × π × D2 × T
Berat Volume (gr/cm3) = C/V 24 1.815 1.630 1.856 1.622
Berat Volume Rata-rata (a + b/2) Padat = 1.836 Gembur = 1.626
Pemeriksaan yang dilakukan pada tabel 4.4 didapat hasil berat
volume agregat halus yakni padat dan gembur adapun rata-rata pada yang
padat senilai 1.836 sedangkan yang gembur senilai 1.626.

e. Kadar lumpur Agregat Halus

Alat, bahan dan cara kerja sesuai dengan SK SNI S-04-1989-F. Hasil
Dari kadar lumpur dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.5 : Data-data hasil penelitian kadar lumpur

Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda uji 3


Uraian (gram) (gram) (gram)
A B C

Pasir sebelum dioven (B1) 500 500 500


Pasir setelah keluar oven
497 496 495
(B2)
Kandungan air (B1-B2) 3 4 5
Kadar lumpur = B1 – B2 x 100 % 0.60 0.80 1.00
B1

 Kadar lumpur rata – rata = a+b+c 0.8 %


3

Berdasarkan tabel 4.5 pemeriksaan kadar lumpur agregat halus


dilakukan 3 sampel dan didapatkan persentase kadar lumpur untuk
sampel yang pertama adalah 0.60 gram sedangkan sampel kedua 0.80
gram dan sampel ketiga 1.00 gram. Jadi untuk mendapat nilai kadar
lumpur maka perlu dirata-ratakan adapun hasilnya yaitu 0.53%.

2. Analisa Pemeriksaan Agregat Kasar

Berdasarkan hasil dari pengujian analisis gradasi agregat kasar (batu


pecah) yang bersal dari tambang batu Paleteang ini menunjukkan bahwa
mempunyai bentuk ukuran yang bervariasi dengan ukuran maksimal 20

25
mm.

a. Kadar air agregat kasar


Dari hasil penelitian didapat data-data Tabel 4.7 sehingga diketahui kadar
air agregat halus yang di periksa. Dari 3 data yang dilakukan pengujian
dengan berat masing-masing 2000 gr
Tabel 4.6: Data-data hasil penelitian kadar air agregat kasar.

Benda Uji 1 Benda uji 2 Benda uji 3


Uraian (gram) (gram) (gram)
A B C
Agregat kasar jenuh kering muka (B1)
2000 2000 2000

Agregat kasar setelah keluar oven (B2)


1963 1925 1930

Jumlah air yang terkandung


37 75 70

Kadar air= B1-B2 x100%


1.85 3.75 3.5
B1
Rata-rata kadar air= a+b+c
3 3.033 %

b. Berat isi agregat kasar


Alat, bahan dan cara kerja sesuai dengan SNI 03-4804-1998. Hasil dari
penelitian berat isi dapat dilihat pada Tabel 4.8.

26
Tabel 4.7: Data-data hasil penelitian berat volume agregat kasar

I II
Uraian Padat Gembur Padat Gembur
(a) (b) (c) (d)

Berat Bohler Kosong (A) (gr) 6180 6180 6180 6180


Berat Bohler + sampel (B) (gr) 10868 10339 10941 10244
Berat Sampel (C = B - A) (gr) 4688 4159 4761 4064
Diameter dalam bohler (D) (cm) 15.25 15.25 15.25 15.25
Tinggi Bohler (T) (cm) 17.25 17.25 17.25 17.25
Volume Bohler (cm3) 3149.18
3149.187 3149.187 3149.187
V = ¼ × π × D2 × T 7

Berat Volume (gr/cm3) = C/V 1.489 1.321 1.512 1.290


Berat Volume Rata-rata (a + b/2) Padat = 1.500 Gembur = 1.306

Berdasarkan Tabel 4.7 menjelaskan tentang nilai berat isi agregat kasar
yang rata-ratanya didapat sebesar 1.500 gr/cm3 kondisi Padat, sedangkan untuk
kondisi Gembur rata-ratanya didapat sebesar 1.306 gr/cm3.

c. Kadar lumpur agregat kasar


Alat, bahan dan cara kerja sesuai dengan SK SNI 03-4804-1998. Hasil dari
penelitian berat isi dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.8: Data-data hasil penelitian kadar lumpur agregat kasar


Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Uraian (gram) (gram) (gram)
a b c
Pasir jenuh kering muka (B1) 5000 5000 5000
Pasir setelah keluar oven (B2) 4965 4969 4969
Kandungan air (B1-B2) 35 31 31
Kadar
Kadar Lumpur
Lumpur = 𝐵1 − 𝐵=2 a×+100%
Rata-rata b+c 0.7 0.62 0.62
𝐵1 3
0.647 %

d. Berat jenis agregat kasar

Tabel 4.9: Data-data hasil penelitian berat jenis agregat kasar

27
Uraian Berat (gram)

Berat agregat kasar setelah kering (Bk) 7558


Berat jenuh kering muka (Bj) 7558
Berat dalam air (Ba) 4534.7

Berat Jenis Curah (Bluk Specific Gravity)


Bk 7558
= = 2.479
Bj+Ba 3048.3

Berat jenis jenuh kering muka (staturated surface dry)

Bj 7583
= = 2.488
Bj-Ba 3048.3

Berat jenis tampak (apparent specific gravity)

Bk 7558
= = 2.500
Bk-Ba 3023.3
Berat
Penyerapan air agregat (Absorbsi)
Berat Tertahan Berat Tertahan Berat Tertahan Lolos
Ukuran
(gram) (%) Komulatif (%) Komulatif
Bj-Bk 25
x 100 %
e. Analisa Saringan Agregat Kasar x 100 % = 0.331
(%) %
Bk 7558
2” 0 0 0 100
Alat ,1/2”
bahan dan cara
0 kerja sesuai
0 dengan SNI 003-1968-1990.
100 Dari hasil
penelitian
1” di dapat 0data-data pada0 Tabel 4.11 sehingga
0 diketahui
100 modulus
3/4” agregat kasar
kehalusan 90 yang di periksa.
6.004 6.004 93.996
1/2” 542 36.157 42.161 57.839
3/8” 464 30.954 73.115 26.885
No. 4 294 19.613 92.728 7.272
TabelNo.
4.10:
8
Data-data
40
hasil penelitian analisa saringan
2.668
agregat kasar
95.397 4.603
Pan 69 4.603 100.000 0.000
Total 1499 100.000 309.406

Jumlah Berat Tertahan Komulatif (%)


Modulus Halus
=
Butir (MHB) 28Jumlah Berat Tertahan (%)

309.406
= = 3.094 %
100.000
-Batas Gradasi Agregat Kasar Ukuran
4,75 - 12,7 (Zona III)

Persentase lolos kum ulatif


120
100
(%)

80 Batas Atas
60 Hasil
Batas Bawah
40
Batas Atas
20 Hasil
0 Batas Bawah
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Ukuran saringan (mm)

Gambar 4.2: Grafik gradasi agregat kasar diameter maksimum 20 mm.


Pemeriksaan analisa saringan agregat kasar ini menggunakan nomor saringan
yang telah ditentukan berdasarkan SNI 03-1968-1990, dari hasil persentase
berat kumulatif yang lolos saringan maka pasir tersebut masih dalam range
kerikil maksimum 20 mm.

f. Keausan agregat kasar


Alat,bahan dan bahan sesuai dengan SK SNI 03-2417-1991
Tabel 4.11 : Data-data hasil penelitian Keausan

Uraian Benda Uji (gram)

Agregat kasar kering ( B1) 5000

Agregat kasar setelah di uji 3180


B1-B2
= 100%
B-1

Keausan agregat =
36.4 %

B. Rekapitulasi Hasil Pengujian Agregat


1. Aregat Halus
Dari hasil pengujian agregat halus dapat dilihat pada tabel 4.12 dan
lampiran untuk uji karakteristiknya

Tabel 4.12 : Rekapitulasi Hasil Pengujian Agregat Halus

29
Hasil Spesifikasi
No Jenis pengujian Keterangan
Pemeriksaan SNI
Modulus Kehalusan Tidak
1 1.422 2.2%-3.1%
memenuhi
Kadar Air Tidak
2 0.4% 3%-5%
memenuhi
3 Berat Jenis Curah 2.354 1.6%-3.2% memenuhi
Berat Jenis Kering
4 Permukaan 2.392 1.6%-3.2% memenuhi

5 Berat Jenis Tampak 2.448 1.6%-3.2% memenuhi


6 Penyerapan Air 1.626 % 0.62%-5% memenuhi
7 Kadar Lumpur 0.8 % 0.2%-5% memenuhi
Berat isi Kondisi 1,4-1,9 Kg /
8 padat 1.836 memenuhi
Liter
Berat isi Kondisi 1,4-1,9 Kg /
9 gembur 1.626 memenuhi
Liter

Sumber : Hasil penelitian 2022


Dapat disimpulkan bahwa pengujian modulus kehalusan dan kadar air
tidak memenuhi spesifikasi SNI sedangkan pengujian lainnya sudah
memenuhi spesifikasi SNI.
2. Agregat Kasar
Dari hasil pengujian agregat kasar dapat dilihat pada tabel 4.13 dan
lampiran untuk uji karakteristiknya.
Tabel 4.13: Rekapitulasi hasil penelitian agregat kasar batu pecah

Hasil Spesifikasi
No Jenis pengujian Keterangan
Pemeriksaan SNI

Tidak
1 Modulus Kehalusan 4.09% 5.5%-8.5%
memenuhi

Tidak
2 Kadar Air 3.03% 0.5%-2%
memenuhi

3 Berat Jenis Curah 2.48% 1.6%-3.2% memenuhi

Berat Jenis Kering


4 2.49% 1.6%-3.2% memenuhi
Permukaan

5 Berat Jenis Tampak 2.50% 1.6%-3.2% memenuhi

30
6 Penyerapan Air 0.33% 0.2%-4% memenuhi

7 Kadar Lumpur 0.65% 0.2%-1% memenuhi

8 Keausan Abrasi 36.4 % <50% memenuhi

Berat Isi Kondisi 1,6-1,9 Kg / Tidak


9 1.500
Padat Liter memenuhi

Berat Isi Kondisi 1,6-1,9 Kg / Tidak


10 Gembur
1.306
Liter memenuhi

Sumber : Hasil Penelitiaan 2022

Dapat disimpulkan bahwa pengujian kadar air ,berat volume dan


modulus kehalusan tidak memenuhi spesifikasi SNI sedangkan pengujian
lainnya sudah memenuhi spesifikasi SNI.

C. Perencanaan Campuran Beton


Setelah melakukan pengujian dasar maka nilai-nilai tersebut dapat digunakan
untuk perencanaan campuran beton (Mix Design) dengan kuat tekan disyaratkan
sebesar 15 MPa yang terlampir pada tabel 4.14 dan table 4.15 berdasarkan SNI
03-2834-2000.

Tabel 4.14 : Perencanaan campuran beton (SNI 03-2834-2000)


Tabel/Grafik/
Uraian Nilai
NO Perhitungan
1 Kuat Tekan Rencana Ditetapkan 15 Mpa
2 Deviasi Standar (S) Diketahui 7.0
3 Nilai Tambah (Margin) Perhitungan 1,64 x 7 = 12 Mpa
4 Kuat Tekan rata-rata Perhitungan 27 Mpa
5 Jenis Semen Ditetapkan Type 1
6 Jenis Agregat Kasar Ditetapkan Batu Pecah
Jenis Agregat Halus Ditetapkan Alami (pasir
7 Kuarsa)
8 Ukuran Agregat kasar Ditetapkan 20 mm
9 Faktor Air Semen Maximum Ditetapkan 0.6
10 Faktor Air Semen Tabel Grafik 0.6
11 Slump Ditetapkan 60 – 180 mm
12 Kadar Air Bebas Tabel 205 kg/m3
13 Kebutuhan Semen Perhitungan 341.67 kg/m3
14 Susunan Besar Butir Halus Tabel Zona 4

31
15 Persen Agregat halus Grafik 43.5 %
16 Berat Jenis SDD Agregat gabungan Perhitungan 2.459
17 Berat isi Beton Grafik 2250 kg/m3
18 Proporsi campuran beton Perhitungan 1703.33kg/m3
19 Proporsi campuran beton Perhitungan 515.26kg/m3

D. Metode Pengerjaan Mix Design


Pelaksanaan Mix Design dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Menetapkan kuat tekan beton (f’c) pada umur 28 hari
Kuat tekan beton yang direncanakan pada umur 28 hari adalah 15 MPa
2. Menetapkan nilai deviasi standar (S)
Tabel 4.15 Nilai deviasi standar mutu pekerjaan.
Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan Sd (MPa)
Memuaskan 2.8
Sangat Baik 3.5
Baik 4.2
Cukup 5.6
Jelek 7.0
Tanpa Kendali 8.4

Sumber: SNI 03-2834-2000

3. Menghitung Nilai Tambah


M = 1.64 x 7.0

= 11.48 MPa 12 MPa

4. Menghitung kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan f’cr


f'c
r f'cr f'cr f'c + M
= 15 + 12
f'c
r = 27 MPa

5. Jenis semen yang ditetapkan adalah semen tipe I


6. Jenis agregat halus yang digunakan yaitu alami. Menggunakan pasir kuarsa
Malimpung
7. Jenis agregat kasar yang digunakan yaitu batu pecah ukuran maksimal 20
mm

32
8. Menentukan nilai factor air semen dengan cara menggunakan table dan
grafik
Tabel 4.16 : Jenis semen dalam perencanaan campuran beton
Kekuatan Tekan (MPa)
Jenis semen Jenis Agregat Kasar Pada Umur (Hari) Bentuk
9
3 7 28 1 Benda Uji
4
Semen Portlan Batu tidak dipecahkan 17 23 33 0
Silinder
4
Tipe I Batu pecah 19 27 37 5
40
4
Semen Tahan Batu tidak dipecahkan 20 28 8 Kubus
Sulfat Tipe II, 5
V Batu pecah 23 32 45 4
4
Batu tidak dipecahkan 21 28 38 4
Semen Portlan Silinder
4
Batu pecah 25 33 44 8
5
Batu tidak dipecahkan 25 31 46 3
Tipe III Kubus
6
Batu pecah 30 40 53 0
Sumber: SNI 03-2834-2000

37
27

33
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara kuat tekan rata-rata dan FAS
Faktor Air Semen didapatkan adalah 0.6.

9. Menentukan Nilai Faktor Air Semen Maximum


Tabel 4.17 Nilai faktor air semen maximum
Jumlah Semen
Nilai FAS
Jenis Pembetonan Minimum
per m3 beton (Kg) Maksimum
Beton di dalam ruangan
a. Keadaan keliling non-korosif 275 0.6
Keadaan keliling korosif
b. disebabkan oleh kondensi atau 325 0.52
uap korosif
Beton di luar ruangan
Tidak terlindung dari hujan dan
a. 325 0.6
terik matahari langsung
Terlindung dari hujan dan terik
b. 275 0.6
matahari langsung
Beton masuk ke dalam tanah
Mengalami keadaan basah dan
a. 325 0.55
kering berganti-ganti
Mendapat pengaruh sulfat dan
b. Tabel 3.10
dan alkali dari tanah
Beton yang kontinu berhubungan
Tabel 3.11
dengan air tawar dan air laut
Sumber: SNI 03-2834-2000

10. Menetapkan nilai slump


Tinggi slump perencanaan yang ditetapakan adalah sebesar 60-180 cm
11. Menetapkan ukuran besar butir agregat maksimum
Ukuran besar butir agregat maksimum yang digunakan yaitu sebesar 20 mm
12. Menetapkan nilai kadar air bebas
Kadar air bebas dapat ditentukan dengan data ukuran agregat maksimu, jenis
batuan dan slump rencana menggunakan table di bawah ini
Tabel 4.18 Perkiraan kebutuhan air permeter kubik beton
Ukuran
Slump (mm)
Maksimum Jenis Batuan
Agregat 0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180

34
(mm)
Batu tak dipecah 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecah 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecah 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205
Sumber: SNI 03-2834-2000
W = 2/3 Wh + 1/3 Wk

= 2/3 x 195 + 1/3 x 225


= 130 + 75
= 205 Kg/m3
13. Menghitung kebutuhan semen

Wsemen = Wair
FAS
205
=
0.6
Wsemen = 341.67 Kg/m3

14. Menetukan persentase agregat halus dan kasar

35
32.5

28.0

Gambar 4.4: Grafik persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan
untuk ukuran butir maksimum 20 mm.

%AH = 32.5 + 28.0


2
= 30.25 %

%AK = 100% - %AH


= 100% - 32.25
= 69.75 %

15. Menghitung berat jenis SSD agregat gabungan


BJgabungan = %AH x BJAH + %AK x BJAK
= 43.5 % x 2.02 + 56.5% x 2.49
= 2.283
16. Menghitung berat jenis SSD agregat gabungan
BJgabungan = %AH x BJAH + %AK x BJAK
= 30.3 % x 2.392 + 69.75% x 2.488
= 2.459

36
17. Menentukan Berat isi Beton
Berat isi beton ditentukan berdasarkan grafik dengan memasukan berat jenis
agregat gabungan dan kadar air bebas.

2180

2.283

205

Gambar 4.6: Grafik perkiraan berat isi beton basah


Berat isi beton adalah 2180 Kg/m3
18. Menghitung proporsi Agregat gabungan
Wagregat gabungan = Wisi beton basah – Wsemen – Wair
= 2250 – 341.67 – 205
= 1703.33Kg/m3
19. Menghitung proporsi campuran beton
WAH = Wagregat gabungan x %AH
= 1703.33 x 30.25%
= 515.258Kg/m3

WAK = Wagregat gabungan x %AK

= 1703.33x 69.75%
= 1188.08 Kg/m3
20. Proporsi campuran untuk 1 m3 beton

37
a. Semen = 341.67Kg/m3
b. Air = 205 Kg/m3
c. Agregat halus = 515.26Kg/m3
d. Agregat Kasar = 1188.08Kg/m3

E. Pembuatan Benda Uji


Dalam penelitian ini menggunakan silinder sebagai benda uji dengan
ukuran15 x 30 cm, jumlah benda uji yang dibuat adalah sebanyak 25 benda uji.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pembuatan benda uji:
1. Pengadukan Beton
Beton diaduk menggunakan mesin pengaduk (mixer). Untuk penggunaan
air, air dibagi menjadi 3 bagian. Pertama tuang air ke dalam mixer 1/3 bagian,
kemudian agregat kasar, lalu agregat halus, masukkan 1/3 air lagi, setelah itu
masukkan semen, terakhir masukkan 1/3 air terakhir ke dalamnya. Mixer
dikondisikan agar campuran teraduk dengan tampak rata dan homogen.
Setelah beton tercampur merata kemudian adukan beton teresebut dituang ke
dalam pan.
2. Pencetakan
Sebelum beton dimasukkan kedalam cetakan terlebih dahulu dilakukan
pengukuran kelecakan (slump test). Setelah itu adukan beton dimasukkan
kedalam cetakan yang telah disediakan dengan menggunakan sekop. Setiap
pengambilan dari pan harus dapat mewakili dari adukan tersebut, isi 1/3
cetakan dengan adukan lalu dilakukan pemadatan dengan cara dirojok/tusuk
menggunakan batang besi yang berdiameter 16 mm, dengan jumlah tusukan
25 kali, hal ini terus dilakukan untuk 2/3 dan 3/3 atau sampai cetakan penuh
kemudian cetakan yang berisi beton segar digetarkan pada mesin vibrator
agar udara yang terperangkap didalam adukan dapat keluar, lalu ratakan
permukaan cetakan dan disimpan ditempat yang aman dan didiamkan selama
24 jam, setelah cukup 24 jam kemudian cetakan dilepas.
3. Pemeliharaan Beton
Setelah cetakan dibuka kemudian beton tersebut direndam di dalam air
(terendam keseluruhan) hingga umur yang telah ditentukan. Ruang

38
penyimpanan harus bebas getaran selama 48 jam pertama setelah
perendaman.
F. Hasil Slump Test
Pengujian slump dilakukan dengan kerucut abrams dengan cara mengisi
kerucut abrams dengan beton segar sebanyak 3 lapis, tiap lapis kira–kira 1/3 dari
isi kerucut pada tiap lapisan dilakukan penusukan sebanyak 25 kali, tongkat
penusuk harus masuk sampai bagian bawah tiap–tiap lapisan setelah pengisian
selesai ratakan permukaan kerucut lalu angkat cetakan dengan jarak 300 mm
dalam waktu 5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral atau torsional. Selesaikan seluruh
pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan tanpa
gangguan dalam waktu tidak lebih 2,5 menit, ukur tinggi adukan selisih tinggi
kerucut dengan adukan adalah nilai dari slump.
Adapun nilai slump yang didapatkan pada campuran beton menggunakan
agregat halus pasir Kuarsa adalah 7 cm.

G. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton


Pengujian tekan beton dengan material Pasir Kuarsa dan Pasir Sungai
dilakuakan pada saat beton berumur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari dengan
menggunakan mesin tekan dengan kapasitas 2000 KN. Benda uji yang akan
dites adalah berupa silinder dengan diameter 15 cm dan panjang 30 cm
sebanyak 25 buah. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton dapat dilihat
pada Tabel 4.19 dan Tabel 4.20 Dibawah ini.
Kuat tekan beton dihitung berdasarkan besarnya beban persatuan luas,
menurut persamaan berikut:

f’c = P
A

Dimana: f’c = kuat tekan beton (Mpa)


P = beban maksimum (N)
A = luas penampang benda uji (mm2)

Tabel 4.19 Data hasil pengujian kuat tekan beton ( Pasir Kuarsa)
No Tanggal Tanggal Umu Massa Dimensi Luas Gaya Kuat Rata-

39
r
bend benda Tingg Diamete teka rata
pembuata bidang tekan kuat
a pengujian (hari) uji i r n
n tekan
uji (Kg) (mm) (mm) (mm2) (kN) (N/mm2)
17671.
1 28/1/2022 2/2/2022 3 12.02 300 150 280 15.845
5
17671.
2 28/1/2022 2/2/2022 3 12.22 300 150 260 14.713
5 14.88
17671.
3 28/1/2022 2/2/2022 3 11.92 300 150 255 14.430
5
17671.
4 28/1/2022 2/2/2022 3 11.98 300 150 250 14.147
5
17671.
5 28/1/2022 2/2/2022 3 12.14 300 150 270 15.279
5
17671.
1 28/1/2022 6/2/2022 7 11.9 300 150 345 19.523
5
17671.
2 28/1/2022 6/2/2022 7 12.2 300 150 320 18.108
5 17.42
17671.
3 28/1/2022 6/2/2022 7 12.18 300 150 275 15.562
5
17671.
4 28/1/2022 6/2/2022 7 11.96 300 150 300 16.976
5
17671.
5 28/1/2022 6/2/2022 7 11.94 300 150 300 16.976
5
17671.
1 28/1/2022 13/2/2022 14 12.36 300 150  360 20.372
5
17671.
2 28/1/2022 13/2/2022 14 12.04 300 150  240 13.581
5
17671.  18.0
3 28/1/2022 13/2/2022 14 12.22 300 150  335 18.957
5 5
17671.
4 28/1/2022 13/2/2022 14 12.00 300 150  335 18.957
5
17671.
5 28/1/2022 13/2/2022 14  12.08 300 150 325 18.391
5
17671.
1 28/1/2022 20/2/2022 21 12.08 300 150 385 21.79
5
17671.
2 28/1/2022 20/2/2022 21 12.08 300 150 380 21.50
5
17671.
3 28/1/2022 20/2/2022 21 12.14 300 150 355 20.09 20.71
5
17671.
4 28/1/2022 20/2/2022 21 11.94 300 150 345 19.52
5
17671.
5 28/1/2022 20/2/2022 21 12.18 300 150 365 20.65
5
17671.
1 28/1/2022 27/2/2022 28 12.24 300 150 390 22.07
5
17671.
2 28/1/2022 27/2/2022 28 12.08 300 150 390 22.07
5
17671.
3 28/1/2022 27/2/2022 28 12.14 300 150 380 21.50 21.62
5
17671.
4 28/1/2022 27/2/2022 28 12.00 300 150 400 22.64
5
17671.
5 28/1/2022 27/2/2022 28 12.00 300 150 350 19.81
5

Sumber: Hasil Penelitian

40
Berdasarkan Tabel 4.19 hasil kuat tekan beton dengan material pasir
kuarsa pada umur perendaman 3 hari memiliki kuat tekan rata-rata 14.88
Mpa, pada hari ke 7 rata-rata kuat tekannya adalah 17.42 Mpa, kemudian
dihari 14 kuat tekan rata-ratanya 18.05 MPa, dan selanjutnya di hari 21 kuat
tekan rata-ratanya 20.71 sedangkan di hari ke 28 kuat tekan rata-ratanya
21.62 Mpa. Dalam mix design kuat tekan beton yang direncanakan pada hari
ke 28 adalah 15 Mpa, dari hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kuat
tekan beton pada umur 7, 14 , 21 dan 28 terus meningkat sampai melebihi
kuat tekan yang direncanakan yaitu 15 Mpa. Adapun kuat tekan beton yang
ada pata table 4.19 dapat dilihat dalam bentuk grafik.

Series2 Series4
Moving average (Series4)
25.00
KUAT TEKAN (MPA)

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
0 5 10 15 20 25 30
Umur Beton

Gambar 4.7 : Grafik kuat tekan beton ( Pasir Kuarsa)

Dari grafik diatas ada beberapa kuat tekan beton berbeda meskipun dihari
yang sama karena ada faktor yang mempengarui kuat tekan beton, adapun
faktornya yaitu:
1. Faktor Air Semen

41
Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai FAS, semakin
rendahmutu kekuatan beton. Namun demikian, nilai FAS yang semakin
rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi. Ada batas-
batas dalam hal ini.
Nilai FAS yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan,
yaitu kesulitan dalam pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan
menyebab kan mutu beton menurun. Pada umumnya nilai FAS minimum
yang diberikan sekitar 0.4 dan maksimum 0.65. Rata-rata ketebalan lapisan
yang memisahkan antara partikel dalam beton sangat bergantung pada faktor
air semen yang digunakan dan kehalusan butir semen.
2. Pemisahan (segretion)
Beton dikatakan mengalami pemisahan apabila agregat kasar tepisah dari
campuran selama pengadukan, pengecoran dan pemadatan sehingga sukar
dipadatkan serta berongga-rongga dan tidak homogen, beton yang berongga
tidak kuat dan mudah pecah.
Bleeding adalah pemisahan air dan campuran beton yang merembes
kepermukaan beton waktu diangkut, dipadatkan atau setelah dipadatkan,
bleeding terjadi karena:
a. Pemakaian air yang berlebihan.
b. Semen yang kurang.
c. Agregat kasar turun karena beratnya sendiri dan air naik kepermukaan
dengan sendirinya akibat gaya capillary.

Bukan hanya faktor air semen dan juga pemisahan tapi ada juga hal utama
yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton diantaranya adalah:
1. Proporsi bahan-bahan penyusunnya.
2. Metode perancangan.

42
Tabel 4. 20 Data hasil penelitian kuat tekan beton ( Pasir sungai )
No Tanggal Tanggal Umur Massa Dimensi Luas Gaya Kuat Rata-
benda rata
benda Tinggi Diameter bidang tekan tekan
pembuatan pengujian (hari) uji kuat
uji (Kg) (mm) (mm) (mm2) (kN) (N/mm2) tekan

1 27/1/2022 1/2/2022 3 11.74 300 150 17671.5 180 10.18


2 27/1/2022 1/2/2022 3 11.94 300 150 17671.5 210 11.88
3 27/1/2022 1/2/2022 3 12.06 300 150 17671.5 170 9.62 10.52
4 27/1/2022 1/2/2022 3 11.74 300 150 17671.5 175 9.90
5 27/1/2022 1/2/2022 3 11.96 300 150 17671.5 195 11.03
1 27/1/2022 5/2/2022 7 11.82 300 150 17671.5 260 14.71
2 27/1/2022 5/2/2022 7 11.94 300 150 17671.5 210 11.88
3 27/1/2022 5/2/2022 7 12.08 300 150 17671.5 215 12.16 13.18
4 27/1/2022 5/2/2022 7 11.82 300 150 17671.5 225 12.73
5 27/1/2022 5/2/2022 7 11.88 300 150 17671.5 255 14.43
1 27/1/2022 12/2/2022 14 11.86 300 150 17671.5 240 13.58
2 27/1/2022 12/2/2022 14 11.88 300 150 17671.5 300 16.97
3 27/1/2022 12/2/2022 14 11.96 300 150 17671.5 270 15.27 15.10
4 27/1/2022 12/2/2022 14 11.92 300 150 17671.5 255 14.43
5 27/1/2022 12/2/2022 14 1194 300 150 17671.5 270 15.27
1 27/1/2022 19/2/2022 21 11.82 300 150 17671.5 300 16.97
2 27/1/2022 19/2/2022 21 11.96 300 150 17671.5 200 11.31
3 27/1/2022 19/2/2022 21 12.14 300 150 17671.5 350 19.80 15.56
4 27/1/2022 19/2/2022 21 12.18 300 150 17671.5 225 12.73
5 27/1/2022 19/2/2022 21 11.92 300 150 17671.5 300 16.97
1 27/1/2022 26/2/2022 28 12.04 300 150 17671.5 350 19.80
2 27/1/2022 26/2/2022 28 11.88 300 150 17671.5 355 20.08
3 27/1/2022 26/2/2022 28 12.06 300 150 17671.5 290 16.41 17.20
4 27/1/2022 26/2/2022 28 11.86 300 150 17671.5 275 15.56
27/1/2022
5 26/2/2022 28 11.98 300 150 17671.5 250 14.14

43
Sumber: Hasil Penelitian Haddad habib 2022

Berdasarkan Tabel 4.20 hasil kuat tekan beton dengan material pasir
Sungai pada umur perendaman 3 hari memiliki kuat tekan rata-rata 10.52
Mpa, pada hari ke 7 rata-rata kuat tekannya adalah 13.18 Mpa, kemudian
dihari 14 kuat tekan rata-ratanya 15.10 MPa, dan selanjutnya di hari 21 kuat
tekan rata-ratanya 150.56 Mpa, nilai kuat tekan rata-rata dihari 14 dan 21
tidak jauh nilainya saa-sama di anggka 15. sedangkan di hari ke 28mengalami
kenaikan kuat tekan rata-ratanya sebesar 17.20 Mpa. Dalam mix design kuat
tekan beton yang direncanakan pada hari ke 28 adalah 15 Mpa, dari hasil
pengujian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan beton pada umur 14 , 21 dan
28 sudah mencapai kuat tekan beton yang di rencanakan. Adapun kuat tekan
beton yang ada pada tabel 4.20 dapat dilihat dalam bentuk grafik.

Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata Rata-rata


25.00
KUAT TEKAN MPa

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
0 5 10 15 20 25 30
UMur beton

Gambar 4.8 : Grafik Kuat tekan beton ( Pasir sungai )

H. Pembahasan
Perbandingan kuat tekan rata-rata antara beton yang menggunakan pasir
kuarsa dengan beton yang menggunakan pasir sungai saddang dapat dilihat
pada tabel 4.19 dan 4.20 dengan kuat tekan rencana 15 Mpa. Kuat tekan
tertinggi di hasilkan oleh beton yang menggunakan pasir Kuarsa pada umur
perendaman 3 hari memiliki kuat tekan rata-rata 14.88 Mpa, Pada kehari 7

44
kuat tekan rata-rata 17.42 Mpa, kemudian dihari 14 kuat tekan rata-ratanya
18.05MPa, dan selanjutnya di hari 21 kuat tekan rata-ratanya 20.71 Mpa, di
hari ke 28 kuat tekan rata-ratanya 21.62 Mpa, sedangkan beton yang
menggunakan pasir sungai saddang pada umur perendaman 3 hari kuat tekan
rata-rata 10.52 Mpa, pada hari ke 7 kuat tekan rata-ratanya 13.18 Mpa,
kemudian di hari ke 14 kuat tekan rata-ratanya 15.10 MPa, dan selanjutnya di
hari ke 21 kuat tekan rata-ratanya 150.56 Mpa, di hari ke 28 kuat tekan rata-
ratanya 17.20 Mpa.

45
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil Penelitian beton dan pembahasan dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Pemanfaatan pasir kuarsa dalam campuran beton sebagai pengganti
pasir sungai mempunyai kinerja yang cukup baik, yang ditunjukan
dengan mendapatkan hasil kuat tekan beton hingga kurang lebih 300
kg/cm3.
2. Nilai karakteristik agregat halus pasir Kuarsa (Malimpung), belum
memenuhi spesifikasi dan ketentuan syarat hasil pengujian material
menurut SNI. Karena karakteristik dari agregat halus dari pengujian
modulus kehalusan yang disyaratkan SNI adalah 2.2 % - 3.1 % namun
pada pasir Kuarsa hanya 1.422 %. Jadi hasil pengujian karakteristik
yang telah dilakukan terhadap material agregat halus pasir Kuarsa ada
yang masuk dalam spesifikasi dan adapun yang tidak masuk, maka itu
akan berpengaruh terhadap campuran dan kuat tekan beton nantinya.
3. Kuat tekan beton yang direncakan adalah 15 Mpa pada umur 28 hari
perendaman dengan nilai slump 60 – 80 mm dan hasil dari penelitian
ini untuk kuat tekan beton adalah:
a. Nilai kuat tekan beton pada hari ke 3 adalah 14.88 Mpa
b. Nilai kuat tekan beton pada hari ke 7 adalah 17.42 Mpa
c. Nilai kuat tekan beton pada hari ke 14 adalah 18.05 Mpa
d. Nilai kuat tekan beton pada hari ke 21 adalah 20.71 Mpa
e. Nilai kuat tekan beton pada hari ke 28 adalah 21.62 Mpa
Jadi yang tertulis diatas menunjukkan bahwa dihari ke 3 belum mencapai
kuat tekan yang direncanakan, namun pada hari 7, 14 , 21 dan 28 sudah

46
melebihi kuat tekan yang direncanakan, maka pasir Kuarsa (Malimpung)
bisa menggantikan material agregat halus pasir sungai yang biasa
digunakan pada umumnya karena pasir Kuarsa (Malimpung) sudah
memenuhi dari apa yang telah direncanakan pada kuat tekan beton.
Sedangkan untuk nilai slump yang didapatkan adalah 70 mm. sudah
mencapai nilai slump yang di rencanakan sebelumnya.

B. Saran
1. Pada saat penelitian perlu ketelitian pemeriksaan agregat
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pemakaian pasir
Kuarsa dalam campuran beton.

47
DAFTAR PUSTAKA

Arman, H.Sonata. M.S.2 dan Pangestu (2017) yang berjudul Pengaruh


Pemakaian Pasir Bukit dan Pasir Sungai Terhadap Kuat Tekan Beton.
Buatnul Kamil (2021) yang berjudul Perbandingan kuat tekan beton
menggunakan pasir sungai wampum sebagai agregat halus dengan variasi
bahan tambahan sica fume pada perendaman air tawar dan air laut.
Rio Rahma Dhana (2019) Analisis Pengaruh Pemakaian Material Kerikil
Gunung Kecamatan Mantup dan Serat Alami Eceng Gondok Terhadap
Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton.
Antonius, Djoko Susilo dan Rochim Sutopo (2012) Efektifitas Pasir Kuarsa
Sebagai agregat Halus Pada sifat Mekanik Beton.
https://www.academia.edu/5570359/Efektifitas pasir kuarsa sebagai
agregat halus pada sifat mekanik beton.
Paramita (2021) yang berjudul Efek penambahan serat kawat bendarat dan
abu sekam padi terhadap korosi tulangan beton
https://www.citinews.id/2021/05/Pengertian Pasir Silika atau Pasir Kuarsa
Yang Harus Kamu Pahami (citinews.id)

https://eprints.umm.ac.id/36892/2/ jiptummpp-gdl-hendrasugi-51427-3-
babii.pdf

https://imsippoliban.files.wordpress.com/- SNI 03-1971-1990.doc


(wordpress.com)

https://www.tekniksipil.org/2020/05/UJI FISIS ANALISA SARINGAN (SNI


03-1968-1990) - tekniksipil.org

https://refinahdyntkl17.wordpress.com/2018/11/27/ praktikum-pekan-ke-2-
bahan-bangunan-laut-kl-2105/

https://www.tekniksipil.org/2020/05 /uji-fisis-berat-jenis-dan-penyerapan.html

https://eprints.umm.ac.id/36892/2/ jiptummpp-gdl-hendrasugi-51427-3-
babii.pdf

48
job Mix Design https://www.youtube.com/watch?v=0EoDT6x0O40

(mix design 2)

SNI 03-1969-1990. (1990). Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air
Agregat Kasar.

SNI 03-1970-1990. (1990). Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air
Agregat Halus.

SNI 03-1971-1990. (1990). Metode Pegujian Kadar Air Agregat. Badan Standar
Nasional.

SNI 03-2417-1991. (1991). Metode pengujian keasusan agregat dengan mesin


abrasi los angeles.

SNI 03-4804-1998. (1998). Metode Pengujian Berat Isi Dan Tongga Udara
Dalam Agregat. Badan Standardisasi Nasional

SNI 03-4804-1998. (1998). Metode Pengujian Kadar Gumpalan Lempung Dalam


Agregat Kasar.

SNI 15-7064-2004. (2004). Semen Portland Komposit. Badan Standardisasi


Nasional.

SNI S-04-1989-F. (1989). Metode Pengujian Kadar Gumpalan Lempung Dalam


Agregat Halus.

49
Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir Kuarsa)
(SNI 03-1968-1990)

No. Pengujian : 01
Jenis Contoh : Pasir Kuarsa
Jumlah Contoh : 1000 gram
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal : 14 Januari 2022
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

Berat
Berat Berat Lolos
Berat Tertahan
Ukuran Tertahan Komulatif
Tertahan (%) Komulatif
(gram) (%)
(%)
No. 3/8 (9,6 mm) 0 0 0 100
No. 4 (4,8 mm) 0 0 0 100
No. 8 (2,4 mm) 1 0.100 0.100 99.900
No. 16 (1,2 mm) 20 2.002 2.102 97.898
No. 30 (0,6 mm) 179 17.918 20.020 79.980
No. 50 (0,3 mm) 130 13.013 33.033 66.967
No. 100 (0,15 mm) 539 53.954 86.987 13.013
Pan 130 13.013 100 0.000
Total 999 100 142.242 557.758

Jumlah berat tertahan komulatif (%)


Modulus Halus Butir (MHB) =
Jumlah berat tertahan (%)
142.24
= = 1.422 %
100

Pinrang, 14 Januari 2022

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

50
Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir Kuarsa)
(SK SNI 03-1971-1990)

No. Pengujian : 02
Jenis Contoh : Pasir Kuarsa
Jumlah Contoh : 1.500 gram
Diterima tanggal : 05 Januari 2022
Diuji tanggal : 13 Januari 2022
Diuji oleh : Hendra setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3


Uraian (gram) (gram) (gram)
(a) (b) (c)
Pasir sebelum di oven (B1) 500 500 500
Pasir setelah keluar oven (B2) 498 499 497
Kadar Air = 𝐵1 − 𝐵2 × 100% 0.400 0.200 0.600
𝐵1
Rata - rata kadar air = a + b + c
0.400 %
3

Pinrang, 13 Januari 2022

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

51
Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus (Pasir Kuarsa)
(SNI 03-1970-1990)

No. Pengujian : 03
Jenis Contoh : Pasir Kuarsa
Jumlah Contoh : 500 gram
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal : 11 Januari 2022
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

Uraian Berat (gram)


Berat piknometer berisi pasir dan air (C) 951
Berat pasir setelah kering (A) 492
berat piknometer berisi air (B) 660
Berat pasir keadaan jenuh kering muka (S) 500

Berat Jenis Curah (Bulk Specific Gravity)


A 492
= = 2.354
B + S - C 209

Berat jenis jenuh kering muka (saturated surface dry)


S 500
= = 2.392
B + S - C 248

Berat jenis tampak (apparent specific gravity)


A 438
= = 2.448
B + A - C 168

Penyerapan air agregat (agregat halus)


S- A 8
=X 100% = =X 100% = 1.6 26 %
A 492

Pinrang, 11 Januari 2022

52
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

53
Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus (Pasir Kuarsa)
(SK SNI 03-4804-1998)

No. Pengujian : 04
Jenis Contoh : Pasir Kuarsa
Jumlah Contoh : Sesuai isi bohler
Diterima tanggal : 05 Januari 2022
Diuji tanggal : 06 Januari 2022
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

I II
Uraian Padat Gembur Padat Gembur
(a) (b) (c) (d)

Berat Bohler Kosong (A) (gr) 6182 6182 6182 6182

Berat Bohler + sampel (B) (gr) 11896 11313 12025 11288

Berat Sampel (C = B - A) (gr) 5716 5133 5845 5108

Diameter dalam bohler (D) (cm) 15.52 15.52 15.52 15.52

Tinggi Bohler (T) (cm) 17.25 17.25 17.25 17.25

Volume Bohler (cm3) 3149.18 3149.18


3149.187 3149.187
V = ¼ × π × D2 × T 7 7

Berat Volume (gr/cm3) = C/V 1.815 1.630 1.856 1.622

Berat Volume Rata-rata (a + b/2) Padat = 1.836 Gembur = 1.626

Pinrang, 06 Januari 2022

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

54
Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus (Pasir Kuarsa)
(SK SNI S-04-1989-F)

No. Pengujian : 05
Jenis Contoh : Pasir Kuarsa
Jumlah Contoh : 1500 Gram
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal : 13 Januari 2022
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

Uraian Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3


(gram) (gram) (gram)
(a) (b) (c)
Pasir sebelum dioven (B1) 500 500 500
Pasir setelah keluar oven (B2) 497 496 495
Kandungan air (B1-B2) 3 4 5
Kadar Lumpur = 𝐵1 − 𝐵2 × 100%
𝐵1
0.600 0.800 1.000
Kadar Lumpur rata-rata = a + b + c
3 0.8 %

Pinrang, 13 Januari 2022

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

55
Pemeriksaan Gradasi Agregat Kasar (Batu Pecah)
(SNI 03-1968-1990)

No. Pengujian : 06
Jenis Contoh : Batu Pecah
Jumlah Contoh : 1500 gram
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

Berat
Berat Berat Berat Lolos
Tertahan
Ukuran Tertahan Tertahan Komulatif
Komulatif
(gram) (%) (%)
(%)
2” 0 0 0 100
1 1/2” 0 0 0 99.9
1” 0 0 0 99.8
3/4” 90 6.004 6.004 99.7
1/2” 542 36.157 42.161 96.9
3/8” 464 30.954 73.115 83.5
No. 4 294 19.613 92.728 4.7
No. 8 40 2.668 95.397 0
Pan 69 4.603 100.000 584.5
Total 1499 100.000 409.406 190.594

Jumlah berat tertahan komulatif (%)


Modulus Halus Butir (MHB) =
Jumlah berat tertahan (%)
409.406
= = 4.09 %
100.000

Pinrang,

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

56
Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar (Batu Pecah)
(SK SNI 03-1971-1990)

No. Pengujian : 07
Jenis Contoh : Batu pecah
Jumlah Contoh : 6000 gram
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

Benda Uji 1 Benda Uji Benda Uji 3


Uraian (gram) 2 (gram) (gram)
(a) (b) (c)
Agregat kasar jenuh kering muka (B1) 2000 2000 2000
Agregat kasar setelah keluar oven (B2) 1963 1925 1930
Jumlah Air yang terkandung 37 75 70
Kadar Air = 𝐵1 − 𝐵2 × 100% 1.85 3.75 3.5
𝐵1
Rata - rata kadar air = a + b + c
3.03 %
3

Pinrang,

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

57
Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapat Air Agregat Kasar (Batu Pecah)
(SNI 03-1969-1990)

No. Pengujian : 08
Jenis Contoh : Batu Pecah
Jumlah Contoh : Sesuai isi keranjang
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

Uraian Berat (gram)


Berat agregat kasar setelah kering (Bk) 7758
Berat jenuh kering muka (Bj) 7583
Berat dalam air (Ba) 4534.7

Berat jenis curah (Bulk Specific Gravity)


Bk 7558
= = 2.48 %
Bj + Ba 3048.3

Berat jenis jenuh kering muka (saturated surface dry)


Bj 7583
= = 2.49 %
Bj - Ba 3048.3

Berat jenis tampak (apparent specific gravity)


Bk 7558
= = 2.50 %
Bk - Ba 3023.3

Penyerapan air agregat (agregat halus)


Bj - Bk
=X 100%
Bk
7583 - 7558 25
=X 100% = =X 100% = 0.33 %
7558 7558

58
Pinrang,

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

59
Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar (Batu Pecah)
(SK SNI 03-4804-1998)

No. Pengujian : 09
Jenis Contoh : Batu Pecah
Jumlah Contoh : Sesuai isi bohler
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

I II
Uraian Padat Gembur Gembur
Padat (c)
(a) (b) (d)

Berat Bohler Kosong (A) (gr) 6180 6180 6180 6180

Berat Bohler + sampel (B) (gr) 10868 10339 10941 10244

Berat Sampel (C = B - A) (gr) 4688 4159 4761 4046

Diameter dalam bohler (D) (cm) 15.52 15.52 15.52 15.52

Tinggi Bohler (T) (cm) 17.25 17.25 17.25 17.25

Volume Bohler (cm3)


3149.187 3149.187 3149.187 3149.187
V = ¼ × π × D2 × T

Berat Volume (gr/cm3) = C/V 1.489 1.321 1.512 1.290

Berat Volume Rata-rata (a + b/2) Padat = 1.500 Gembur = 1.306

Pinrang,

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

60
Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar (Batu Pecah)
(SK SNI 03-4804-1998)

No. Pengujian : 10
Jenis Contoh : Batu Pecah
Jumlah Contoh : 15000 Gram
Diterima tanggal : 5 Januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

Uraian Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3


(gram) (gram) (gram)
(a) (b) (c)
Pasir sebelum dioven (B1) 5000 5000 5000
Pasir setelah keluar oven (B2) 4965 4969 4969
Kandungan air (B1-B2) 35 31 31
Kadar Lumpur = 𝐵1 − 𝐵2 × 100%
𝐵1
0.70 0.62 0.62
Kadar Lumpur rata-rata = a + b + c
3 0.65 %

Pinrang,

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

61
Pemeriksaan Keausan Abrasi Agregat (Batu Pecah)
(SNI 03-2417-1991)

No. Pengujian : 11
Jenis Contoh : Batu Pecah
Jumlah Contoh : 5000 Gram
Diterima tanggal : 05 Januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T

Uraian
Benda Uji (gram)

Agregat kasar kering (B1) 5000


Agregat kasar setelah uji (B2) 3180
Keausan agregat = B1 - B2 x 100 %
B1 36.40 %

Pinrang,

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia

SULHAN S, S.T AFENDY JARSAM, S.T


Nip: 197512212005021004 Nip: 198005262012121002

62
LAMPIRAN

Gambar L1 : Pengambilan Agregat ( Pasir Kuarsa )

Gambar L2 : Pengambilan Agregat ( Pasir Kuarsa )

63
Gambar L3 : Pemeriksaan Analisa Saringan

64
Gambar L4 : Pemeriksaan Kadar Lumpur

Gambar L5: Pemeriksaan Berat Jenis

65
Gambar L6 : Pemeriksaan Kadar air

Gambar L7 : Pemeriksaan keausan

66
Gambar L8 : Pemeriksaan Kadar lumpur

Gambar L9 : Pemeriksaan Kadar air

67
Gambar L10 : Pemeriksaan berat jenis

Gambar L11 : Mixer Hercules

68
Gambar L12 : Selinder 15 x 30

69
Gambar L13 : Satu Set Slump test

Gambar L14 : wadah, sedok

70
Gambar L15 : Timbangan

Gambar L16 : Vibrator

71
Gambar L117 : Mesin kuat tekan

72
Gambar L18 : Proses Mix

Gambar L19 : Pengujian Slump

73
Gambar L20 : Pemadatan benda uji

Gambar L21 : Proses Vibrator

74
Gambar L22 : Perendaman benda Uji

Gambar L23 : Uji kuat Tekan ( umur 3 hari )

75
Gambar 24 : Uji kuat tekan ( umur 7 hari )

Gambar 25 : Uji Kuat tekan ( Umur 14 hari )

76

Anda mungkin juga menyukai