OLEH :
2021-2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir
guna memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi
Teknik Baramuli Pinrang.
Studi Kuat Tekan Beton Studi Kuat Tekan Beton Menggunakan Pasir
Kuarsa Malimpung Kabupaten Pinrang
Disusun oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
ii
YANG TELAH DIPERBAIKI
Judul Tugas Akhir : Studi Kuat Tekan Beton Menggunakan Pasir Kuarsa
Malimpung Kabupaten Pinrang
TandaTangan
I. Pembimbing 1 : Hj. Eris Nur Dirman, ST., M.T. 1. ……………......
iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Hendra Setiawaan
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
1. Orang tua penulis dalam hal ini Sugianto dan Hermin serta saudara-saudara
penulis dan keluarga yang telah membantu secara materi maupun dukungan.
2. Muh. Aris ST.,Msi. Selaku Ketua STT-Baramuli
3. Hj. Eris Nurdirman ST.,MT.,Selaku Dosen Pembibing I
4. Jamaluddin ST., MM. Selaku Dosen Pembibing II
5. Seluruh Dosen STT_Baramuli Pinrang yang telah memberikan ilmunya dan
pengetahuan yang bermanfaat selama masa perkuliahan.
6. Seluruh keluarga Besar Mapatek STT-Baramuli yang selalu memberi
semangat dan dukungan
7. Teman-Teman Teknik sipil 2017 yang selalu turut mendukung
Penulis menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan pada manusia.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt., Sang pencipta manusia dan
seluruh isi semesta. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan dan saran
untuk perbaikan tulisan di masa mendatang.
Penulis
Hendra Setiawan
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................v
KATA PENGANTAR................................................................................vi
vii
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................13
C. Persiapan Alat dan Bahan ...................................................14
D. Bagan Aliran Penelitian ......................................................15
E. Pemeriksaan Karakteristik Material.....................................17
F. Pelaksanaan Penelitian.........................................................18
1. Perencanaan campuran....................................................18
2. Pembuatan Benda Uji......................................................18
3. Pengujiaan Slump............................................................18
4. Perawatan beton...............................................................19
5. Pengujian Kuat Tekan Beton...........................................19
A. Kesimpulan .........................................................................47
B. Saran ..................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar L23: Uji kuat Tekan (umur 3 hari)................................................................75
GambarL24 : Uji kuat Tekan (umur 7 hari)................................................................76
Gambar L25: Uji kuat Tekan (umur 14 hari)..............................................................77
Gambar L26: Uji kuat Tekan (umur 21 hari)..............................................................77
Gambar L26: Uji kuat Tekan (umur 28 hari)..............................................................77
xi
DAFTAR LAMBANG, NOTASI DAN SINGKATAN
% : Persentase
A : Luas penampang benda uji (mm2)
ASTM : American Standard Testing and Material
BFS : Blast Furnace Slag
BS : British Standart
D : Diameter silinder beton (mm)
EEA : European Environment Agency
f’c : Kuat tekan karakteristik beton (Mpa)
FAS : Faktor air semen
gr : Gram
kg : Kilogram
kN : Kilonewton
m : Meter
m 3
: Meter kubik
Mix Design : Perencanaan campuran beton
mm : Milimeter
Mpa : Megapascal
PBI : Peraturan Beton Bertulang
PCC : Portland Cement Composit
S : Nilai deviasi standar
SNI : Standar Nasional Indonesia
SSD : Berat kering permukaan
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beton merupakan material utama yang sering digunakan dalam
pembangunan bidang konstruksi seperti rumah tinggal, pabrik, sekolah,
rumah sakit, jalan dan lain sebagainya. Beton juga digunakan untuk
bahan perkerasan jalan. (Tjokrodimuljo, 2007).
1
perkembangan pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, Pasir Kuarsa
mempunyai prospek yang sangat baik untuk pembuatan beton, sehingga
bisa menjadi salah satu alternative agregat halus untuk material beton
(Antonius, 2012)
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaiman karakteristik pasir kuarsa Malimpung sebagai material
utama pembentuk beton ?
2. Bagaimana kuat tekan beton menggunakan pasir kuarsa Malimpung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui karakteristik pasir kuarsa Malimpung.
2. Untuk mengetahui kuat tekan beton menggunakan pasir kuarsa
Malimpung.
D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan motifasi kepada peneliti lain untuk mengadakan
penelitian karateristik pasir kuarsa Malimpung
2. Memberikan informasi kepada masyarakat konstruksi tentang
karakteristik pasir kuarsa Malimpung jika digunakan sebagai material
pembentuk beton.
2
E. Sistematika Penulisan
Adapun rencana sistematika penulisan tugas akhir ini disusun
menjadi lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan
masalah, dan sistematika penulisan yang digunakan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
pengendapan. Pasir kuarsa juga di kenal dengan nama pasir putih murapakan
hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan
feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angina
yang terdapat di tepi-tepi sungai,danau atau lautan.
Pasir kuarsa, terutama digunakan dalam industry gelas optik, keramik dan
abrasif. Pasir kuarsa tanpa semen di pergunakan sebagai dasar atau bahan
tambahan pembuatan jalan tol dan airport, juga untuk pembuatan jalan raya,
bahan bangunan dan aspal
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi
lainnya terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan, dan pulau Bangka dan Belitung.
UNSUR PERSEN
SiO2 65,00-96,68
Fe2,O3 0,07-4,00
Al2O3 0,71-7,18
K2O 0,09-0,36
N2O 0,02-0,36
MgO 0,01-0,08
5
C. Landasan Teori
1. Pengertian Beton
Beton adalah bahan bangunan yang paling luas dipakai di seluruh dunia.
Hal tersebut dikarenakan sifat plastis yang ada pada beton yang
memungkinkan untuk mencetak beton sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Hal lainnya adalah kekuatan beton yang tinggi terhadap tekanan. Beberapahal
tersebut yang menjadikan beton menjadi bahan bangunan yang sangat banyak
digunakan. Beton merupakan campuran antara semen portland atau semen
hidrolik lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan
campuran tambahan membentuk massa yang padat (SK.SNI T-15-199002:1).
Nilai kuat tekan beton relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kuattariknya, dan beton merupakan bahan yang bersifat getas. Kuat tarik yang
dimilki beton hanya berkisar antara 9-15% dari kuat tekannya
(DipohusodoI,1994:1) karenanya sering kali dalam perencanaan kuat tarik
beton dianggap sama dengan nol. Dengan menambahkan tulangan pada
daerah tarik pada beton, maka kelemahan tarik beton dapat ditanggung oleh
baja tulangan yangmemiliki kuat tarik yang lebih besar.
2. Semen
Semen Portland merupakan bahan perekat dalam campuran beton hasil
penghalusan klinker yang senyawa utamanya terdiri dari material calcareous
seperti limestone atau kapur danmaterial argillaceous, seperti besi oksida,
serta silica dan alumnina yangberupa lempung (SNI 0013-1981).
Jika semen dicampur dengan air akan membentuk campuran yang
dikenal dengan istilah pasta semen, jika campuran ditambahkan agregat halus
atau pasir maka akan terbentuk campuran mortar, kemudian jika pada
campuran mortar ditambahkan agregat kasar berupa kerikil atau batu split
maka campuran tersebut akan menjadi campuran beton. Semen dan air (pasta
semen) berfungsi sebagai kelompok aktif dalam mengikatseluruh material
6
penyusun seperti pasir dan kerikil yang termasuk kelompok pasif pada
campuran beton (Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007).
Ketika semen Portland di campur dengan air, maka partikel semen akan
berada dalam fase cair atau pasta. Hasil dari pasta semen dapat dilihat segera
setelah pencampuran dan akan bertahan untuk beberapa waktu yang disebut
dengan "dormant period ". Setelah dua sampai tiga jam dengan kondisi
normal, pasta semen mulai mengeras dan kondisi plastis mulai berkurang dan
8 akhirnya hilang, pasta semen menjadi getas (brittle). Proses pengerasan ini
disebut dengan “setting process” yang terjadi setelah beberapa jam setelah
pencampuran selesai (S. Popovich, 1992).
Hidrasi semen adalah proses reaksi yang berkelanjutan antara semen
dan air, atau Iebih tepatnya disebut fase cair, yang dimulai dari permukaan
partikel semen, kemudian dengan berjalannya waktu reaksi bergerak secara
bertahap lebih ke bagian dalam dari partikel semen, air bereaksi dengan
partikel semen dan memisahkan diri dari partikel-partikel semen menjadi gel
yang mengitari bagian partikel semen yang tak terhidrasi ( Popovich, 1992 ).
Tabel 2.1 susunan susunan unsur semen portland
Oksida persen (%)
Kapur (CaO) 60-65
Silika (SiO2) 17-25
Alumina (A12O3) 3-8
Besi (Fe2O3) 0,5-6
Mangnesia (MgO) 0,5-4
Sulfur (SO3) 1-2
Soda/potash(Na2O+K2O) 0,5-1
7
sebagai contoh yaitu MgO atau Magnesium Oksida yang memiliki kandungan
0,89% pada Semen Tonasa. Persyaratan SNI menunjukan bahwa kandungan
MgO harus dibawah 6% karena jika kandungannya sudah mencapai 5% ke
atas maka akan menimbulkan retak dan keruntuhan bangunan. Sesuai dengan
tujuan pemakaiannya (SK SNI S–04–1989–F, ”SPESIFIKASI BAHAN
BANGUNAN BAGIAN A), semen portland dibagi dalam 5 jenis sebagai
berikut :
a. Jenis I, untuk konstruksi pada umumnya, dimana tidak diminta
persyaratan khusus seperti yang diisyaratkan pada jenis–jenis lainnya.
b. Jenis II, untuk konstruksi umumnya terutama sekali bila disyaratkan
agak tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
c. Jenis III, untuk konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal
yang tinggi.
d. Jenis IV, untuk konstruksi dengan persyaratan panas hidrasi rendah.
e. Jenis V, untuk konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan
terhadap sulfat.
3. Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran mortar atau beton. Kandungan agregat dalam campuran
beton biasanya sangat tinggi. Komposisi agregat berkisar antara 60%-70%
dari berat campuran beton (Tjokrodimuljo, 2007).
Agregat yang dapat di gunakan dalam pencampuran biasanya berukuran
kurang lebih kecil dari 40 mm, dan untuk ukuran yang lebih dari 40 mm
biasanya digunakan pada pekrjaan lainnya, misalnya pengerjaan tanggul-
tanggul, jalan, bronjol dan bendungan.
a. Agregat halus
Agregat halus ialah semua butiran lolos saringan 4,75 (Mulyono,
2003). Agregat halus untuk beton bisa berupa pasir alami, hasil pecahan
dari batuan secara alami,atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh
8
mesin pemecah batu yangbisa disebut abu batu. Menurut SNI 02-6820-
2002 agregat halus adalah agregat dengan besar butiran maksimum 4,75
mm.
Dalam pemanfaatannya agregat halus mempunyai syarat syarat
tersendiri agar memenuhi kriteria pada campuran beton yang di inginkan
antara lain sebagai berikut:
1) Memiliki butiran-butiran yang keras,awet, dan tidak mengandung
lumpur, garam, tanah liat lebih dari 3%, serta tidak banyak butiran
pipih.
2) Terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya dan
lolos saringan no 7 atau 3 mm.
b. Agregat kasar
Agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm.
( PBBI 1971, NI–2 ). Syarat-syarat agregat kasar :
1) Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori
2) Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari
dan hujan.
3) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali.
4) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar harus
dicuci.
4. Air
Air adalah salah satu faktor paling penting, karna air dapat bereaksi
dengan semen yang akan menjadi pasta pengikat. Air juga sangat di gunakan
sebagai pelumat dalam butiran-butiran agregat yang bertujuan agar bertujuan
mudah dikerjakan serta di padatkan.
9
Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan, adapun kualiatas air
sebagai berikut (Tjokrodimuldjo, 1992):
Air merupakan salah satu faktor penting dalam pembuatan beton karena
air bereaksi dengan semen menjadi pasta pengikat agregat. Air untuk
pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar,
tidak berbau, bila di hembuskan dengan udara tidak keruh dan lain-lain, tetapi
tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi
syarat sebagai air minum.
5. Slump Test
10
campuran baik pada beton standar maupun beton yang menggunakan
additive dan bahan penambahi (admixture). Pengujian slump dilakukan
terhadap beton segar yang dituangkan kedalam wadah kerucut terpancung.
Pengisian dilakukan dalam tiga lapisan adalah 1/3 dari tinggi kerucut.
Masing-masing lapisan harus dipadatkan dengan cara penusukan sebanyak
25 kali dengan menggunakan tongkat besi ant karat. Setelah penuh sampai
permukaan atasnya diratakan dengan menggunakan sendok semen.
Kemudian kerucut diangkat keatas secara vertikal dan slump dapat diukur
dengan cara mengukur perbedaan tinggi antara wadah dengan tinggi beton
setelah wadah diangkat.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
12
2. Data skunder
Data skunder adalah data yang di peroleh dari beberapa jurnal
yang berhubungan dengan beton (literature) dan konsultasi langsung
dengan dosen pembibing, data teknis mengenai Standar Nasional
Indonesia. Serta buku-buku atau literature sebagai penunjang guna
memperkuat suatu penelitian yang dilakukan.
13
C. Persiapan Alat dan Bahan
1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Agregat halus yang di guanakan adalah pasir kuarsa dari desa
Malimpung.
b. Semen yang di gunakan Adalah semen Tonasa kemasan 50 kg.
c. Air yang di gunakan dalam penelitian ini berasal dari laboratorium
2. Perlatan
Alat-Alat yang diguanakan di dalam penelitian ini antara lain:
Peralatan uji karateristik material :
a. Saringan agergat halus :
b. Seringan agregat kasar:
c. Timbangan digital
d. Talam
e. Piknometer
f. Bohler
g. Oven
h. Kompor dan wajan
Peralatan pembuat beton :
a. Skop
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Timbangan
e. Ember
f. Satu set Slump Test : kerucut abrams, tongkat pemadat, mistar
g. Talam (wadah)
h. Cetakan slinder ukuran 15x30 cm
i. Oli
j. Kuas
14
k. Mesin pengaduk beton (mixer)
l. Bak perendam
Alat penguji kuat tekan beton :
a. Mesin kuat tekan ( Compression Machine )
15
Mulai
Studi literatur
Persiapan Labolatorium
Slump Test
Selesai
16
Gambar 3.2 : Bagang Alir Penelitiaan
E. Pemeriksaan Karakteristik Material
Di dalam pemeriksaan agregat baik agregat kasar maupun agregat
halus dilakukan di laboratorium mengikuti panduan SNI tentang pemeriksaan
agregat.
2. Analisa Saringan
Menurut SNI 03-1968-1990, Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan saringan untuk perencanaan campuran beton.
3. Kadar Air Agregat
17
Menurut SNI-03-1969-1990, Tujuan pengujian ini untuk memperoleh
angka berat jenis curah, berat jenis kering permukaan dan berat jenis semu
serta besarnya angka penyerapan.
6. Berat isi agregat
Menurut SNI 03-4804-1998, Untuk menentukan berat isi dalam
kondisi padat atau gembur dan rongga udara dalam agregat halus.
7. Kadar lumpur Agregat Kasar
F. Pelaksanaan Penelitian
1. Perencanaan Pembuatan Campuran (Mix Desain) SNI 03-2834-2000
18
menentukan tingkat workabilitynya. Kekakuan dalam suatu campuran beton
menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Target slump rencana sesuai
mix design adalah 60-180 mm. Pengujian slump dilakukan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan oleh SNI 03-2834-2000.
4. Perewatan Beton
Setelah beton dikeluarkan dari cetakan, dilakukan perawatan dengan
cara perendaman dalam air pada hari ke 3 sampai 28 untuk mendapatkan
variasi dari kuat tekan sampel sampai saat uji kuat tekan dilakukan, yaitu pada
umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari. Jumlah sampel perendaman direncanakan
sebanyak 25 buah
5. Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian Kuat Tekan dilakukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan
oleh SNI 03-2491-2002. Pengujian dilakukan menggunakan mesin uji tekan
dengan kapasitas 2000 KN. Benda uji diletakkan tegak berdiri di atas alat penguji
kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang
silinder. Sebelum ditekan benda uji ditimbang terlebih dahulu untuk dapat
mengetahui berat jenis beton. Jumlah sampel pengujian direncanakan sebanyak
25 buah dapat dilihat pada tabel berikut.
Beton Mengunggunakan
1 5 buah 5 buah 5 buah 5 buah 5 buah
Pasir Kuarsa
Total 25 buah
19
BAB IV
A. krakteristik Agregat
Dari hasil penelitian didapat data-data pada Tabel 4.1 dan batas
gradasi agregat halus pada Gambar 4.1, sehingga diketahui modulus
kehalusan agregat halus yang diperiksa.
20
No. 100 (0.15 mm) 539 53.954 86.987 13.013
Pan 130 13.013 100 0.000
Total 999 100 142.242 557.758
Apakah agregat yang dipakai termasuk zona pasir kasar, sedang, agak
halus, atau pasir halus. Penjelasan nilai kumulatif agregat didapat dari
penjelasan berikut ini:
Total berat pasir = 1000 gram
a. Persentase berat tertahan rata-rata :
0
No.4 = X 100% = 0 %
1000
1
No.8 = X 100% = 0,100 %
1000
20
No.16 = X 100% = 2,002 %
1000
179
No.30 = X 100% = 17,91 %
1000
8
130
No.50 = X 100% = 13,013 %
1000
539
No.100 = X 100% = 53,95 %
1000
4
130
Pan = X 100% = 13,01 %
1000
3
21
No.16 = 0,100 + 2,002 = 2,102 %
120
Persentase lolos kumulatif
100
80
60
( %)
40 Batas Atas
Batas Bawah
20
Hasil
0
0.1 1 10
Ukuran saringan (mm)
22
Gambar 4.1 : Grafik gradasi agregat halus ( Zona 4 pasir agak halus )
Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa pasir pantai tidak masuk
kedalam zona 1, 2, 3 atau 4 namun yang hampir mendekati dari grafik
gradasi adalah zona 4.
Alat, bahan dan cara kerja sesuai dengan SNI 03-1970-2008. Dari
hasil penelitian didapat data-data pada tabel 4.3
23
Berat Jenis Curah (Bluk Specific Gravity)
A 492
= = 2.354
B+S-C 209
S 500
= = 2.392
B+S-Bt 209
A 492
= = 2.448
B+Bk-C 201
S-A 8
x 100 % x 100 % = 1.626 %
d. Berat A
isi Agregat Halus 492
Alat, bahan dan cara kerja sesuai dengan SNI 03-4804-1998. Dari
penelitian data-data pada tabel 4.2 sehingga diketahui berat isi agregat
halus yang di periksa.
I II
Alat, bahan dan cara kerja sesuai dengan SK SNI S-04-1989-F. Hasil
Dari kadar lumpur dapat dilihat pada Tabel 4.3
25
mm.
26
Tabel 4.7: Data-data hasil penelitian berat volume agregat kasar
I II
Uraian Padat Gembur Padat Gembur
(a) (b) (c) (d)
Berdasarkan Tabel 4.7 menjelaskan tentang nilai berat isi agregat kasar
yang rata-ratanya didapat sebesar 1.500 gr/cm3 kondisi Padat, sedangkan untuk
kondisi Gembur rata-ratanya didapat sebesar 1.306 gr/cm3.
27
Uraian Berat (gram)
Bj 7583
= = 2.488
Bj-Ba 3048.3
Bk 7558
= = 2.500
Bk-Ba 3023.3
Berat
Penyerapan air agregat (Absorbsi)
Berat Tertahan Berat Tertahan Berat Tertahan Lolos
Ukuran
(gram) (%) Komulatif (%) Komulatif
Bj-Bk 25
x 100 %
e. Analisa Saringan Agregat Kasar x 100 % = 0.331
(%) %
Bk 7558
2” 0 0 0 100
Alat ,1/2”
bahan dan cara
0 kerja sesuai
0 dengan SNI 003-1968-1990.
100 Dari hasil
penelitian
1” di dapat 0data-data pada0 Tabel 4.11 sehingga
0 diketahui
100 modulus
3/4” agregat kasar
kehalusan 90 yang di periksa.
6.004 6.004 93.996
1/2” 542 36.157 42.161 57.839
3/8” 464 30.954 73.115 26.885
No. 4 294 19.613 92.728 7.272
TabelNo.
4.10:
8
Data-data
40
hasil penelitian analisa saringan
2.668
agregat kasar
95.397 4.603
Pan 69 4.603 100.000 0.000
Total 1499 100.000 309.406
309.406
= = 3.094 %
100.000
-Batas Gradasi Agregat Kasar Ukuran
4,75 - 12,7 (Zona III)
80 Batas Atas
60 Hasil
Batas Bawah
40
Batas Atas
20 Hasil
0 Batas Bawah
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Ukuran saringan (mm)
Keausan agregat =
36.4 %
29
Hasil Spesifikasi
No Jenis pengujian Keterangan
Pemeriksaan SNI
Modulus Kehalusan Tidak
1 1.422 2.2%-3.1%
memenuhi
Kadar Air Tidak
2 0.4% 3%-5%
memenuhi
3 Berat Jenis Curah 2.354 1.6%-3.2% memenuhi
Berat Jenis Kering
4 Permukaan 2.392 1.6%-3.2% memenuhi
Hasil Spesifikasi
No Jenis pengujian Keterangan
Pemeriksaan SNI
Tidak
1 Modulus Kehalusan 4.09% 5.5%-8.5%
memenuhi
Tidak
2 Kadar Air 3.03% 0.5%-2%
memenuhi
30
6 Penyerapan Air 0.33% 0.2%-4% memenuhi
31
15 Persen Agregat halus Grafik 43.5 %
16 Berat Jenis SDD Agregat gabungan Perhitungan 2.459
17 Berat isi Beton Grafik 2250 kg/m3
18 Proporsi campuran beton Perhitungan 1703.33kg/m3
19 Proporsi campuran beton Perhitungan 515.26kg/m3
32
8. Menentukan nilai factor air semen dengan cara menggunakan table dan
grafik
Tabel 4.16 : Jenis semen dalam perencanaan campuran beton
Kekuatan Tekan (MPa)
Jenis semen Jenis Agregat Kasar Pada Umur (Hari) Bentuk
9
3 7 28 1 Benda Uji
4
Semen Portlan Batu tidak dipecahkan 17 23 33 0
Silinder
4
Tipe I Batu pecah 19 27 37 5
40
4
Semen Tahan Batu tidak dipecahkan 20 28 8 Kubus
Sulfat Tipe II, 5
V Batu pecah 23 32 45 4
4
Batu tidak dipecahkan 21 28 38 4
Semen Portlan Silinder
4
Batu pecah 25 33 44 8
5
Batu tidak dipecahkan 25 31 46 3
Tipe III Kubus
6
Batu pecah 30 40 53 0
Sumber: SNI 03-2834-2000
37
27
33
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara kuat tekan rata-rata dan FAS
Faktor Air Semen didapatkan adalah 0.6.
34
(mm)
Batu tak dipecah 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecah 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecah 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205
Sumber: SNI 03-2834-2000
W = 2/3 Wh + 1/3 Wk
Wsemen = Wair
FAS
205
=
0.6
Wsemen = 341.67 Kg/m3
35
32.5
28.0
Gambar 4.4: Grafik persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan
untuk ukuran butir maksimum 20 mm.
36
17. Menentukan Berat isi Beton
Berat isi beton ditentukan berdasarkan grafik dengan memasukan berat jenis
agregat gabungan dan kadar air bebas.
2180
2.283
205
= 1703.33x 69.75%
= 1188.08 Kg/m3
20. Proporsi campuran untuk 1 m3 beton
37
a. Semen = 341.67Kg/m3
b. Air = 205 Kg/m3
c. Agregat halus = 515.26Kg/m3
d. Agregat Kasar = 1188.08Kg/m3
38
penyimpanan harus bebas getaran selama 48 jam pertama setelah
perendaman.
F. Hasil Slump Test
Pengujian slump dilakukan dengan kerucut abrams dengan cara mengisi
kerucut abrams dengan beton segar sebanyak 3 lapis, tiap lapis kira–kira 1/3 dari
isi kerucut pada tiap lapisan dilakukan penusukan sebanyak 25 kali, tongkat
penusuk harus masuk sampai bagian bawah tiap–tiap lapisan setelah pengisian
selesai ratakan permukaan kerucut lalu angkat cetakan dengan jarak 300 mm
dalam waktu 5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral atau torsional. Selesaikan seluruh
pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan tanpa
gangguan dalam waktu tidak lebih 2,5 menit, ukur tinggi adukan selisih tinggi
kerucut dengan adukan adalah nilai dari slump.
Adapun nilai slump yang didapatkan pada campuran beton menggunakan
agregat halus pasir Kuarsa adalah 7 cm.
f’c = P
A
Tabel 4.19 Data hasil pengujian kuat tekan beton ( Pasir Kuarsa)
No Tanggal Tanggal Umu Massa Dimensi Luas Gaya Kuat Rata-
39
r
bend benda Tingg Diamete teka rata
pembuata bidang tekan kuat
a pengujian (hari) uji i r n
n tekan
uji (Kg) (mm) (mm) (mm2) (kN) (N/mm2)
17671.
1 28/1/2022 2/2/2022 3 12.02 300 150 280 15.845
5
17671.
2 28/1/2022 2/2/2022 3 12.22 300 150 260 14.713
5 14.88
17671.
3 28/1/2022 2/2/2022 3 11.92 300 150 255 14.430
5
17671.
4 28/1/2022 2/2/2022 3 11.98 300 150 250 14.147
5
17671.
5 28/1/2022 2/2/2022 3 12.14 300 150 270 15.279
5
17671.
1 28/1/2022 6/2/2022 7 11.9 300 150 345 19.523
5
17671.
2 28/1/2022 6/2/2022 7 12.2 300 150 320 18.108
5 17.42
17671.
3 28/1/2022 6/2/2022 7 12.18 300 150 275 15.562
5
17671.
4 28/1/2022 6/2/2022 7 11.96 300 150 300 16.976
5
17671.
5 28/1/2022 6/2/2022 7 11.94 300 150 300 16.976
5
17671.
1 28/1/2022 13/2/2022 14 12.36 300 150 360 20.372
5
17671.
2 28/1/2022 13/2/2022 14 12.04 300 150 240 13.581
5
17671. 18.0
3 28/1/2022 13/2/2022 14 12.22 300 150 335 18.957
5 5
17671.
4 28/1/2022 13/2/2022 14 12.00 300 150 335 18.957
5
17671.
5 28/1/2022 13/2/2022 14 12.08 300 150 325 18.391
5
17671.
1 28/1/2022 20/2/2022 21 12.08 300 150 385 21.79
5
17671.
2 28/1/2022 20/2/2022 21 12.08 300 150 380 21.50
5
17671.
3 28/1/2022 20/2/2022 21 12.14 300 150 355 20.09 20.71
5
17671.
4 28/1/2022 20/2/2022 21 11.94 300 150 345 19.52
5
17671.
5 28/1/2022 20/2/2022 21 12.18 300 150 365 20.65
5
17671.
1 28/1/2022 27/2/2022 28 12.24 300 150 390 22.07
5
17671.
2 28/1/2022 27/2/2022 28 12.08 300 150 390 22.07
5
17671.
3 28/1/2022 27/2/2022 28 12.14 300 150 380 21.50 21.62
5
17671.
4 28/1/2022 27/2/2022 28 12.00 300 150 400 22.64
5
17671.
5 28/1/2022 27/2/2022 28 12.00 300 150 350 19.81
5
40
Berdasarkan Tabel 4.19 hasil kuat tekan beton dengan material pasir
kuarsa pada umur perendaman 3 hari memiliki kuat tekan rata-rata 14.88
Mpa, pada hari ke 7 rata-rata kuat tekannya adalah 17.42 Mpa, kemudian
dihari 14 kuat tekan rata-ratanya 18.05 MPa, dan selanjutnya di hari 21 kuat
tekan rata-ratanya 20.71 sedangkan di hari ke 28 kuat tekan rata-ratanya
21.62 Mpa. Dalam mix design kuat tekan beton yang direncanakan pada hari
ke 28 adalah 15 Mpa, dari hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kuat
tekan beton pada umur 7, 14 , 21 dan 28 terus meningkat sampai melebihi
kuat tekan yang direncanakan yaitu 15 Mpa. Adapun kuat tekan beton yang
ada pata table 4.19 dapat dilihat dalam bentuk grafik.
Series2 Series4
Moving average (Series4)
25.00
KUAT TEKAN (MPA)
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 5 10 15 20 25 30
Umur Beton
Dari grafik diatas ada beberapa kuat tekan beton berbeda meskipun dihari
yang sama karena ada faktor yang mempengarui kuat tekan beton, adapun
faktornya yaitu:
1. Faktor Air Semen
41
Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai FAS, semakin
rendahmutu kekuatan beton. Namun demikian, nilai FAS yang semakin
rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi. Ada batas-
batas dalam hal ini.
Nilai FAS yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan,
yaitu kesulitan dalam pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan
menyebab kan mutu beton menurun. Pada umumnya nilai FAS minimum
yang diberikan sekitar 0.4 dan maksimum 0.65. Rata-rata ketebalan lapisan
yang memisahkan antara partikel dalam beton sangat bergantung pada faktor
air semen yang digunakan dan kehalusan butir semen.
2. Pemisahan (segretion)
Beton dikatakan mengalami pemisahan apabila agregat kasar tepisah dari
campuran selama pengadukan, pengecoran dan pemadatan sehingga sukar
dipadatkan serta berongga-rongga dan tidak homogen, beton yang berongga
tidak kuat dan mudah pecah.
Bleeding adalah pemisahan air dan campuran beton yang merembes
kepermukaan beton waktu diangkut, dipadatkan atau setelah dipadatkan,
bleeding terjadi karena:
a. Pemakaian air yang berlebihan.
b. Semen yang kurang.
c. Agregat kasar turun karena beratnya sendiri dan air naik kepermukaan
dengan sendirinya akibat gaya capillary.
Bukan hanya faktor air semen dan juga pemisahan tapi ada juga hal utama
yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton diantaranya adalah:
1. Proporsi bahan-bahan penyusunnya.
2. Metode perancangan.
42
Tabel 4. 20 Data hasil penelitian kuat tekan beton ( Pasir sungai )
No Tanggal Tanggal Umur Massa Dimensi Luas Gaya Kuat Rata-
benda rata
benda Tinggi Diameter bidang tekan tekan
pembuatan pengujian (hari) uji kuat
uji (Kg) (mm) (mm) (mm2) (kN) (N/mm2) tekan
43
Sumber: Hasil Penelitian Haddad habib 2022
Berdasarkan Tabel 4.20 hasil kuat tekan beton dengan material pasir
Sungai pada umur perendaman 3 hari memiliki kuat tekan rata-rata 10.52
Mpa, pada hari ke 7 rata-rata kuat tekannya adalah 13.18 Mpa, kemudian
dihari 14 kuat tekan rata-ratanya 15.10 MPa, dan selanjutnya di hari 21 kuat
tekan rata-ratanya 150.56 Mpa, nilai kuat tekan rata-rata dihari 14 dan 21
tidak jauh nilainya saa-sama di anggka 15. sedangkan di hari ke 28mengalami
kenaikan kuat tekan rata-ratanya sebesar 17.20 Mpa. Dalam mix design kuat
tekan beton yang direncanakan pada hari ke 28 adalah 15 Mpa, dari hasil
pengujian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan beton pada umur 14 , 21 dan
28 sudah mencapai kuat tekan beton yang di rencanakan. Adapun kuat tekan
beton yang ada pada tabel 4.20 dapat dilihat dalam bentuk grafik.
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 5 10 15 20 25 30
UMur beton
H. Pembahasan
Perbandingan kuat tekan rata-rata antara beton yang menggunakan pasir
kuarsa dengan beton yang menggunakan pasir sungai saddang dapat dilihat
pada tabel 4.19 dan 4.20 dengan kuat tekan rencana 15 Mpa. Kuat tekan
tertinggi di hasilkan oleh beton yang menggunakan pasir Kuarsa pada umur
perendaman 3 hari memiliki kuat tekan rata-rata 14.88 Mpa, Pada kehari 7
44
kuat tekan rata-rata 17.42 Mpa, kemudian dihari 14 kuat tekan rata-ratanya
18.05MPa, dan selanjutnya di hari 21 kuat tekan rata-ratanya 20.71 Mpa, di
hari ke 28 kuat tekan rata-ratanya 21.62 Mpa, sedangkan beton yang
menggunakan pasir sungai saddang pada umur perendaman 3 hari kuat tekan
rata-rata 10.52 Mpa, pada hari ke 7 kuat tekan rata-ratanya 13.18 Mpa,
kemudian di hari ke 14 kuat tekan rata-ratanya 15.10 MPa, dan selanjutnya di
hari ke 21 kuat tekan rata-ratanya 150.56 Mpa, di hari ke 28 kuat tekan rata-
ratanya 17.20 Mpa.
45
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil Penelitian beton dan pembahasan dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Pemanfaatan pasir kuarsa dalam campuran beton sebagai pengganti
pasir sungai mempunyai kinerja yang cukup baik, yang ditunjukan
dengan mendapatkan hasil kuat tekan beton hingga kurang lebih 300
kg/cm3.
2. Nilai karakteristik agregat halus pasir Kuarsa (Malimpung), belum
memenuhi spesifikasi dan ketentuan syarat hasil pengujian material
menurut SNI. Karena karakteristik dari agregat halus dari pengujian
modulus kehalusan yang disyaratkan SNI adalah 2.2 % - 3.1 % namun
pada pasir Kuarsa hanya 1.422 %. Jadi hasil pengujian karakteristik
yang telah dilakukan terhadap material agregat halus pasir Kuarsa ada
yang masuk dalam spesifikasi dan adapun yang tidak masuk, maka itu
akan berpengaruh terhadap campuran dan kuat tekan beton nantinya.
3. Kuat tekan beton yang direncakan adalah 15 Mpa pada umur 28 hari
perendaman dengan nilai slump 60 – 80 mm dan hasil dari penelitian
ini untuk kuat tekan beton adalah:
a. Nilai kuat tekan beton pada hari ke 3 adalah 14.88 Mpa
b. Nilai kuat tekan beton pada hari ke 7 adalah 17.42 Mpa
c. Nilai kuat tekan beton pada hari ke 14 adalah 18.05 Mpa
d. Nilai kuat tekan beton pada hari ke 21 adalah 20.71 Mpa
e. Nilai kuat tekan beton pada hari ke 28 adalah 21.62 Mpa
Jadi yang tertulis diatas menunjukkan bahwa dihari ke 3 belum mencapai
kuat tekan yang direncanakan, namun pada hari 7, 14 , 21 dan 28 sudah
46
melebihi kuat tekan yang direncanakan, maka pasir Kuarsa (Malimpung)
bisa menggantikan material agregat halus pasir sungai yang biasa
digunakan pada umumnya karena pasir Kuarsa (Malimpung) sudah
memenuhi dari apa yang telah direncanakan pada kuat tekan beton.
Sedangkan untuk nilai slump yang didapatkan adalah 70 mm. sudah
mencapai nilai slump yang di rencanakan sebelumnya.
B. Saran
1. Pada saat penelitian perlu ketelitian pemeriksaan agregat
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pemakaian pasir
Kuarsa dalam campuran beton.
47
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.umm.ac.id/36892/2/ jiptummpp-gdl-hendrasugi-51427-3-
babii.pdf
https://refinahdyntkl17.wordpress.com/2018/11/27/ praktikum-pekan-ke-2-
bahan-bangunan-laut-kl-2105/
https://www.tekniksipil.org/2020/05 /uji-fisis-berat-jenis-dan-penyerapan.html
https://eprints.umm.ac.id/36892/2/ jiptummpp-gdl-hendrasugi-51427-3-
babii.pdf
48
job Mix Design https://www.youtube.com/watch?v=0EoDT6x0O40
(mix design 2)
SNI 03-1969-1990. (1990). Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air
Agregat Kasar.
SNI 03-1970-1990. (1990). Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air
Agregat Halus.
SNI 03-1971-1990. (1990). Metode Pegujian Kadar Air Agregat. Badan Standar
Nasional.
SNI 03-4804-1998. (1998). Metode Pengujian Berat Isi Dan Tongga Udara
Dalam Agregat. Badan Standardisasi Nasional
49
Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir Kuarsa)
(SNI 03-1968-1990)
No. Pengujian : 01
Jenis Contoh : Pasir Kuarsa
Jumlah Contoh : 1000 gram
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal : 14 Januari 2022
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
Berat
Berat Berat Lolos
Berat Tertahan
Ukuran Tertahan Komulatif
Tertahan (%) Komulatif
(gram) (%)
(%)
No. 3/8 (9,6 mm) 0 0 0 100
No. 4 (4,8 mm) 0 0 0 100
No. 8 (2,4 mm) 1 0.100 0.100 99.900
No. 16 (1,2 mm) 20 2.002 2.102 97.898
No. 30 (0,6 mm) 179 17.918 20.020 79.980
No. 50 (0,3 mm) 130 13.013 33.033 66.967
No. 100 (0,15 mm) 539 53.954 86.987 13.013
Pan 130 13.013 100 0.000
Total 999 100 142.242 557.758
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
50
Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir Kuarsa)
(SK SNI 03-1971-1990)
No. Pengujian : 02
Jenis Contoh : Pasir Kuarsa
Jumlah Contoh : 1.500 gram
Diterima tanggal : 05 Januari 2022
Diuji tanggal : 13 Januari 2022
Diuji oleh : Hendra setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
51
Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus (Pasir Kuarsa)
(SNI 03-1970-1990)
No. Pengujian : 03
Jenis Contoh : Pasir Kuarsa
Jumlah Contoh : 500 gram
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal : 11 Januari 2022
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
52
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
53
Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus (Pasir Kuarsa)
(SK SNI 03-4804-1998)
No. Pengujian : 04
Jenis Contoh : Pasir Kuarsa
Jumlah Contoh : Sesuai isi bohler
Diterima tanggal : 05 Januari 2022
Diuji tanggal : 06 Januari 2022
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
I II
Uraian Padat Gembur Padat Gembur
(a) (b) (c) (d)
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
54
Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus (Pasir Kuarsa)
(SK SNI S-04-1989-F)
No. Pengujian : 05
Jenis Contoh : Pasir Kuarsa
Jumlah Contoh : 1500 Gram
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal : 13 Januari 2022
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
55
Pemeriksaan Gradasi Agregat Kasar (Batu Pecah)
(SNI 03-1968-1990)
No. Pengujian : 06
Jenis Contoh : Batu Pecah
Jumlah Contoh : 1500 gram
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
Berat
Berat Berat Berat Lolos
Tertahan
Ukuran Tertahan Tertahan Komulatif
Komulatif
(gram) (%) (%)
(%)
2” 0 0 0 100
1 1/2” 0 0 0 99.9
1” 0 0 0 99.8
3/4” 90 6.004 6.004 99.7
1/2” 542 36.157 42.161 96.9
3/8” 464 30.954 73.115 83.5
No. 4 294 19.613 92.728 4.7
No. 8 40 2.668 95.397 0
Pan 69 4.603 100.000 584.5
Total 1499 100.000 409.406 190.594
Pinrang,
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
56
Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar (Batu Pecah)
(SK SNI 03-1971-1990)
No. Pengujian : 07
Jenis Contoh : Batu pecah
Jumlah Contoh : 6000 gram
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
Pinrang,
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
57
Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapat Air Agregat Kasar (Batu Pecah)
(SNI 03-1969-1990)
No. Pengujian : 08
Jenis Contoh : Batu Pecah
Jumlah Contoh : Sesuai isi keranjang
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
58
Pinrang,
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
59
Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar (Batu Pecah)
(SK SNI 03-4804-1998)
No. Pengujian : 09
Jenis Contoh : Batu Pecah
Jumlah Contoh : Sesuai isi bohler
Diterima tanggal : 05 januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
I II
Uraian Padat Gembur Gembur
Padat (c)
(a) (b) (d)
Pinrang,
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
60
Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar (Batu Pecah)
(SK SNI 03-4804-1998)
No. Pengujian : 10
Jenis Contoh : Batu Pecah
Jumlah Contoh : 15000 Gram
Diterima tanggal : 5 Januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
Pinrang,
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
61
Pemeriksaan Keausan Abrasi Agregat (Batu Pecah)
(SNI 03-2417-1991)
No. Pengujian : 11
Jenis Contoh : Batu Pecah
Jumlah Contoh : 5000 Gram
Diterima tanggal : 05 Januari 2022
Diuji tanggal :
Diuji oleh : Hendra Setiawan
Diperiksa oleh : Afendy Jarsam, S.T
Uraian
Benda Uji (gram)
Pinrang,
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Penyelia
62
LAMPIRAN
63
Gambar L3 : Pemeriksaan Analisa Saringan
64
Gambar L4 : Pemeriksaan Kadar Lumpur
65
Gambar L6 : Pemeriksaan Kadar air
66
Gambar L8 : Pemeriksaan Kadar lumpur
67
Gambar L10 : Pemeriksaan berat jenis
68
Gambar L12 : Selinder 15 x 30
69
Gambar L13 : Satu Set Slump test
70
Gambar L15 : Timbangan
71
Gambar L117 : Mesin kuat tekan
72
Gambar L18 : Proses Mix
73
Gambar L20 : Pemadatan benda uji
74
Gambar L22 : Perendaman benda Uji
75
Gambar 24 : Uji kuat tekan ( umur 7 hari )
76