Anda di halaman 1dari 24

FEMINISME DAN

DISORIENTASI SEKSUAL
DALAM PERSPEKTIF
ISLAM
Anggota Kelompok 6:

ALFARYAN SETYA W. (220121611376)


ALFIANANDA S. (220121611418)
HANIKA ANGELIE (220131600507)
ISRAF ARJUNA S. P. (220121611390)
TRI APRILIANI L. (220121611036)
ZIDA AUNIKA (220131601175)
Pokok Pembahasan
Perempuan dalam sejarah Pra Islam.
konsep Islam tentang Perempuan dan
Laki-laki.
Sejarah dan Ragam Feminisme.
Feminisme dalam pandangan Islam.
Disorientasi Seksual (LGBT) dalam
pandangan Islam.
Perempuan dalam Sejarah
Pra Islam

Sebelum datangnya Islam terdapat sekian banyak


peradaban besar seperti Yunani, Romawi, India,
dan China. Islam memuliakan manusia tanpa
memandang jenis kelamin dan menjadikan
ketakwaan sebagai standar pencapaian kemuliaan
wanita di mata orang-orang Yunani, tidak punya tempat
yang bebas untuk wanita, seringkali dilecehkan dan diejek
peradapan romawi, wanita sepenuhnya berada di bawah
kekuasaan ayahnya, setelah kawin kekuasaan tersebut
pindah ketangan sang suami
peradapan hindhu dan cina memiliki proses yang serupa
dengan peradapan-peradapan yunani dan romawi.
di semenanjung arabia sebelum datangnya terdapat
kebudayaan yang disebut jahiliyah pada zaman ini,
perempuan dipandang amat rendah.
Konsep Islam tentang
perempuan dan laki-laki
konsep Islam tentang
perempuan dan laki-laki
Dalam ajaran Islam, kedudukan laki-laki dan
perempuan pada dasarnya adalah setara. Ini
dikukuhkan secara syari dalam mayoritas umum
urusan-urusan kehidupan. Tidak ada alasan apa pun
yang menghalangi adanya distribusi beban sosial
antara laki-laki dan perempuan untuk kemaslahatan
publik bagi keluarga dan masyarakat.
Konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam
Islam juga dapat ditemukan pada firman Allah
subhanahu wa ta’ala, Allah berfirman, “Maka Tuhan
mereka memperkenankan permohonannya (dengan
berfirman), ‘Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan
amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik
laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu
adalah turunan dari sebagian yang lain….’”(QS Ali Imran
[3]: 195).
mengutip ayat 34 di surah yang sama, “Arrijaalu
qowwamuuna ‘alannisaa” yang berarti laki-laki adalah
pemimpin perempuan. Sebagai imam keluarga, laki-
laki harus memberdayakan dan memberikan
perlindungan bagi istrinya. Nah dari fungsi tersebut
kemudian lahir yang namanya hak dan kewajiban
suami maupun istri.
Maka, kewajiban istri juga tidak dapat dilepaskan dari
kodratnya sebagai perempuan. Islam tidak pernah
membatasi peran perempuan di masyarakat selama ia tidak
melalaikan tugasnya sebagai pendidik. Itu karena ibu adalah
madrasah (sekolah) pertama yang mengajarkan kedisplinan,
ketahanan mental, dan akhlak kepada anak-anaknya, serta
mengontrol pendidikan formal mereka di sekolah.
Sejarah dan
Ragam
Feminisme
Menurut bahasa kata
feminisme berasal dari
bahasa latin feminia yang
berarti perempuan.
3 ciri feminisme
Sebuah gerakan atau doktrin yang:
Menyadari adanya ketidakadilan gender di
masyarakat maupun di keluarga dalam
bentuk penindasan dan pemerasan terhadap
perempuan.
Memaknai gender bukan sebagai sifat kodrati
melainkan sebagai hasil proses sosialisasi.
memperjuangkan persamaan hak antara laki-
laki dan perempuan.
Sejarah Singkat Feminisme
Di Barat, sejak zaman dahulu sampai awal abad modern, perempuan
disamakan dengan budak dan anak-anak, dianggap lemah fisik
maupun akalnya. Paderi-paderi Gereja menuding perempuan sebagai
pembawa sial dan sumber malapetaka, penyebab kejatuhan Adam dari
surga. Akibatnya, peran wanita dibatasi dalam lingkup rumah-tangga
saja (Arif, 2005). Nasib perempuan di Eropa tetap sangat
memprihatinkan, bahkan sampai tahun 1805 perundang-undangan
Inggris mengakui hak suami untuk menjual istrinya (Shibab,1998:297-
298).
Ragam Feminisme
Feminisme Liberal aliran yang menuntut agar perempuan
diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki karena
perempuan mempunyai kemampuan yang sama dengan
laki-laki dan perempuan harus diberikan kebebasan untuk
menentukan nasibnya.

Feminisme Marxis aliran yang berpendapat bahwa sumber


ketertindasan perempuan adalah sistem produksi dalam
keluarga, dimana laki-laki bekerja menghasilkan uang,
sedangkan perempuan hanya bekerja di sektor rumah
tangga yang tidak menghasilkan uang. Hal inilah yang
menyebabkan laki-laki mendominasi perempuan.
Ragam Feminisme
Feminisme Radikal aliran feminisme yang berpandangan bahwa
penindasan terhadap perempuan terjadi akibat fisik perempuan yang
lemah di hadapan laki-laki, dimana perempuan harus mengalami haid,
menopause, hamil, sakit saat haid dan melahirkan, menyusui, mengasuh
anak, dan sebagainya. semua itu membuat perempuan tergantung pada
laki-laki.

Feminisme Sosialis aliran yang menekankan pada aspek gender dan


ekonomis dalam penindasan atas kaum perempuan.
Feminisme dalam Pandangan
Islam
Feminisme lahir dalam konteks sosio-historis khas negara-negara Barat
yang tertindas oleh sistem masyarakat kapitalis mengeksploitasi
perempuan. Mentransfer ide ini kepada umat Islam yang memiliki sejarah
dan nilai berbeda jelas merupakan tidak tepat dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dalam pandangan Islam, kesetaraan kedudukan dan hak antara perempuan


dengan laki-laki adalah sesuatu yang tidak benar dan menyalahi kodrat
kemanusiaan. Memang benar Islam memandang perempuan dan laki-laki memiliki
kedudukan yang setara dalam aspek kemanusiaan. Namun hal ini tidak membuat
Islam memberikan hak-hak yang identik kepada perempuan dan laki-laki dalam
semua hal.
Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan dengan kondisi fisik, biologis,
dan psikologis yang berbeda, sehingga menimbulkan fungsi yang berbeda
pula. Allah SWT membedakan hak dan kewajiban mereka. Bahkan Islam juga
menyebutkan sejumlah perbedaan hak dan kewajiban di antara mereka
yang malah saling melengkapi. Semuanya telah diatur demikian, karena laki-
laki dan perempuan diciptakan berpasangan (Q.S. Yasin:36).

Ilmu kedokteran dan fisiologi bahkan mencatat perbedaan keduanya dengan


sangat nyata. Secara biologis ➡️ berat otak, sel-sel darah, susunan saraf
hormon. Secara fisik➡️ bentuk tubuhnya yang tidak sama. Perbedaan fisik dan
biologis ini menimbulkan watak yang berbeda pula, sehingga timbullah watak
keperempuanan, seperti: cenderung perasa, impulsif (cepat merespon),
sensitif, dan watak kelaki-lakian, semisal: cenderung rasional dan sistematis.
Terlebih lagi, sejarah Islam juga menunjukkan banyak perempuan yang
berkeluarga mendapatkan kesempatan terlibat dan berprestasi di sektor
publik. Suatu hal yang tidak mungkin terjadi tanpa dukungan suaminya
dalam membantu menangani urusan rumah tangga (Q.S. An-Nisa:32).

"Keadilan tidak harus bermakna persamaan, bahkan harus berbeda jika


kondisi dan fungsi objeknya berbeda (Muthahhari, 2003:72-74)."
Disorientasi seksual (LGBT) dalam
pandangan Islam
Homoseksual(gay) di dalam agama islam disebut dengan istilah "al-
liwath" yang berarti orang yang malakukan perbuatan seperti kaum Nabi
Luth, yang pelakunya disebut "al luthiyyu", yang berarti laki-laki yang
melakukan hubungan seksual dengan laki-laki. Sedangkan lesbian di
dalam agama islam disebut dengan "as-shihaq" yang berarti perempuan
yang melakukan hubungan seksual dengan sesama perempuan.
Lawan dari homoseksual dan lesbian adalah heterosex, artinya hubungan
seksual antara orang berbeda jenis kelamin yaitu laki-laki dan
perempuan.
Pasangan homoseks dalam bentuk liwath termasuk dalam tindak pidana berat (dosa
besar), karena termasuk perbuatan keji yang merusak kepribadian, moral dan agama.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS al-A'raf: 80 dan 81 sebagai berikut:

"Dan (kami juga telah mengutus) Luth ketika dia berkata kepada mereka: "mengapa
kamu mengerjakan perbuatan keji, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di
dunia ini)" Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu
(kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang
melampaui batas"
Larangan homoseksual dan lesbian bukan hanya karena merusak kemuliaan dan
martabat kemanusiaan, tetapi resikonya lebih besar lagi, yaitu dapat menimbulkan
penyakit kanker kelamin HIV/AIDS, menjalani operasi penggantian kelamin dengan laki-
laki, dikategorikan sebagai praktek homoseksual, karena tabiat kelaki-lakiannya tetap
tidak bisa berubah oleh dokter, meskipun ia sudah memiliki kelamin perempuan

Allah memurkai tingkah laku laki-laki yang mempunyai sifat keperempuanan dan
sebaliknya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw sebagai berikut:
"Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang
menyerupai laki-laki" (HR. Bukhari no. 5885).
asih atas perhat
a k iann
rim ya
Te !

Anda mungkin juga menyukai