Anda di halaman 1dari 2

PRODUKSI ASAM ORGANIK OLEH JAMUR INDIGENUS LAHAN BEKAS TAMBANG

TIMAH
Hindersah, R.,1 Mulyani, O.,1 Edhyana, B.2 dan Santi, R.3
1Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
2Alumni Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
2Mahasiswa Program Doktor Pertanian Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinagnor 45363

Pencemaran logam berat Cd di tanah pasca tambang timah memerlukan penanganan yang
tepat antara lain melalui bioremediasi yang relatif murah, mudah dan ramah lingkungan. Target
penelitian adalah mendapatkan isolate jamur yang menghasilkan asam organik dalam jumlah
yang signifikan. Pada penelitian ini dilakukan seleksi isolat jamur asal lahan pasca tambang
berdasarkan resistensinya terhadap Cd dan kemampuannya untuk memproduksi asam organik
menggunakan media potato dextrose. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat isolat jamur
yaitu 4J2, 6J1, 6J2 dan 7J1 tahan terhadap 1 mM Cd, menurunkan pH media cair dan
menghasilkan asam organik Butirat, sinapik, oksalat, sitrat, laktat tetapi hanya pada kultur jamur
4J2 dan 7J1 yang memproduksi vanilat. Seluruh isolat jamur yang diuji menurunkan pH media
Potato dextrose both dari 7 menjadi 4-6-6,2; lima di antaranya meningkatkan kemasaman media
sampai pH 5. Berdasarkan uji resistensi pada media Potato Dextrose Agar, lima isolat jamur
indigenus lahan bekas tambang timah relatif resisten terhadap kadar Cd sampai 1 mM meskipun
pertumbuhan koloni terhambat oleh peningkatan kadar Cd media. Hanya satu isolat yang tetap
dapat berkembangbiak pada kadar Cd 10 mM dengan diameter koloni 45% lebih kecil daripada
koloni di media tanpa Cd. Di dalam media dengan maupun tanpa Cd, jamur isolat 4J2, 6J1, 6J2
dan 7J1 memperoduksi asam organic butirat, sinapik, oksalat, sitrat dan laktat tetapi hanya pada
kultur jamur 4J2 dan 7J1 terdeteksi asam vanilat. Kemasaman media seluruh kultur mencapai
3,5-5,9, tetapi pada setiap kadar Cd, isolat 6J1 dan 6J2 lebih mengasamkan media daripada
kedua isolat lainnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa jamur tersebut berpotensi sebagai agen
bioremediasi tanah terkontaminasi Cd.

1. Kelebihan:
- Metode yang dilakukan pada penelitian tersebut sangat bermanfaat untuk bioremediasi,
selain tidak menggunakan bahan yang tidak berbahaya, sampel yang digunakan termasuk
sampel yang asli atau hidup pada lokasi tambang, sehingga untuk pengaplikasian dapat
memberi manfaat lebih dalam memperbaiki kandungan dan kesuburan tanah, serta
menjaga ekosistem alami mikrob yang ada pada lokasi tersebut.
2. Kekurangan
- Pengaplikasian langsung belum dilakukan, sehingga tingkat keberhasilan bioremediasi
pada lahan tercemar dengan menggunakan jamur indigenus belum dapat diketahui secara
pasti
3. Tanggapan
Cara yang dilakukan pada penelitian tersebut telah dibuktikan dengan menggunakan
sampel dari lahan pasca tambang di Bangka, oleh sebab itu, kemungkinan terbesar
untuk keberhasilan dapat dilakukan pada lahan pasca tambang di Bangka dalam
rangka memperbaiki struktur fisik, kimia, dan biologi lahan yang diremediasikan.

Anda mungkin juga menyukai