Pada tahun 1820, Hans Christian Oersted mengamati bahwa jarum kompas akan
menyimpang bila berada di dekat kawat berarus listrik. Selanjutnya Michael Faraday
menemukan bahwa akan timbul arus sejenak dalam sebuah rangkaian apabila arus
dalam rangkaian lain yang ditempatkan di tempatkan di dekatnya dihubungkan atau
diputuskan. Dengan demikian, Oersted menunjukkan bahwa muatan yang bergerak
dapat menimbulkan efek kemagnetan, sedangkan Faraday menunjukkan bahwa gerak
magnet dapat menimbulkan arus listrik.
Medan magnet adalah medan vektor, artinya besaran yang dilukiskan medan
tersebut adalah besaran vektor. Besaran vektor medan magnet ini biasanya disebut
induksi magnet dan dinyatakan dengan vektor B . Seperti halnya medan listrik, medan
magnet dapat dilukiskan dengan garis-garis yang dinamakan garis induksi magnet, yaitu
garis yang arah garis singgung pada setiap titiknya menyatakan arah induksi magnet B
di titik tersebut. Besar vektor induksi magnet B menyatakan rapat garis induksi, yaitu
banyaknya garis induksi magnet yang melalui satu satuan luas bidang dan tegak lurus
arah medan di titik itu.
Bila d A adalah vektor elemen luas pada S, dan B adalah vektor induksi pada
elemen luas tersebut, maka jumlah garis gaya atau fluks yang keluar dari permukaan
S adalah :
B d A …………………….…………(1)
s
Integral B dA menyatakan produk skalar antara vektor B dan d A . Persamaan (1) juga
dapat ditulis sebagai :
BA cos …………… ……………(2)
adalah sudut antara ktor B dan d A , sedang Bn B cos tidak lain adalah
komponen B pada arah normal. Dalam SI satuan jumlah garis gaya adalah weber. Satu
weber (1 W) menyatakan satu buah garis gaya. Jadi, satuan untuk rapat fluks atau
induksi magnet B adalah weber/m2. Untuk 1 Wm-3 = 1 T = 104 Gauss.
VI.2 Gaya Magnet pada Muatan Bergerak
Muatan yang bergerak dalam medan magnet mengalami gaya yang disebut gaya magnet
atau gaya Lorentz. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa gaya magnet mempunyai
sifat-sifat :
a. Besar gaya magnet sebanding dengan muatan (q), kecepatan(v), induksi magnet
F qv B …… ……………………………..(3)
Jika sudut antara v dan B dinyatakan dengan , maka besar gaya magnet adalah :
b. Bila v mempunyai arah yang sama dengan B , maka gaya sama dengan nol.
c. Bila v B , maka besar gaya adalah : F = q v B.
Contoh 1 :
Sebuah elektron bergerak dengan kecepatan v 2 10 2 i ms 1 , melintasi medan magnet
serba sama dengan B 0,5 j .Tesla , hitunglah :
a. Gaya magnet yang bekerja pada elektron tersebut.
b. Gaya magnet yang bekerja pada proton jika bergerak melalui medan magnet
tersebut dengan kecepatan (3i 4 j ) 105 ms 1 .
Penyelesaian :
a. Gaya magnet pada elektron :
F qv B
1
19 4 i ms ) x(0,5 j T )
= (-1,6 x 10 C)(2 x 10
= -1,6 x 10-15 N
b. Gaya magnet pada proton :
F qv B
= (1,6 x 10-19C)( 3i 4 j ) 105 ms 1 ) 0,5 j T )
= 2,4 10-14 N
VI.3 Orbit Siklotron
Siklotron adalah alat untuk mempercepat partikel bermuatan, agar mempunyai energi
kinetik yang sangat tinggi. Alat ini digunakan dalam penelitian fisika nuklir. Siklotron
menggunakan medan magnet yang tegak lurus bidang partikel bermuatan. Orbit partikel
bermuatan dalam medan magnet ini berupa lingkaran. (Gbr 1)
x x x vc x x x
c
Fc
x x x x
Fb vb
x x Fa b x x
a va
x x x x x x x
Pada gambar ini dilukiskan suatu partikel bermuatan +q, bermassa m, bergerak dalam
bidang halaman ini dengan kecepatan v . Arah rapat fluks B masuk halaman. Arah gaya
haruslah tegak lurus vdan B . Jadi F pada bidang halaman, dan tegak lurus v . Karena
F selalu tegak lurus orbit lingkaran gaya F tidak lain adalah gaya sentripital yang
membuat partikel terus membelok, membentuk lintasan lingkaran, maka dapat
dituliskan :
mv 2
F qvB ……………………………..(5)
R
Dari persamaan (5) diperoleh jejari lintasan :
mv
R …………………………….........(6)
qB
Contoh 2 :
Sebuah mesin siklotron mempunyai frekuensi 12 MHz dengan jejari perputaran 50 cm,
mempercepat deutron dengan massa 3,4 x 10-27 kg dalam medan magnet B . Deutron
adalah inti zarrah yang terdiri atas 1 proton dan 1 neutron dengan qproton = 1,6 x 10-19 C.
Hitunglah :
a. Gaya sentripetal yang memutar deutron
b. Kuat medan magnet yang mempercepat deutron
c. Energi kinetik deutron
Penyelesaian :
mv 2
a. Fs m 2 R m(2f ) 2 R m(4 2 f 2 ) R
R
Fs = (3,4 x 10-27 )(4)(3,14)2(12 x 106)2(0,5) = 9,655 x 10-12 N
b. FL qvB
F F F 9,655 x10 12
B = 1,6T
qB qwR q 2fR (1,6 x10 19 )(6,28)(12 x10 6 )(0,5)
c. Ek 12 mv 2 12 m 2 R 2 12 m(2f ) 2 R 2
Ek 12 (3,4 x10 27 )(2 x3,14 x10 6 )(0,5) 2 2,414 x10 12 joule
x x B x x x
● P +
● x x x x x
+q ● v
● x x x E x
● Q -
x x x x x
Dalam ruang antara pelat P dan Q partikel bermuatan q yang bergerak ke kanan dengan
kecepatan v mendapat dua gaya, yaitu gaya magnet F B ke atas dan gaya listrik F E ke
bawah. Bila jarak antara pelat P dan Q kecil, dan kuat medan E dan rapat fluks B
diatur,hanya partikel dengan kecepatan tertentu sajalah yang diteruskan oleh selektor.
Setelah penemuan Oersted, kemudian Biot dan Savart merumuskan induksi magnet B
di suatu titik yang ditimbulkan oleh arus listrik. Perumusan Biot –Savart yang disebut
oleh elemen kawat d l yang berarus listrik I(lihat Gambar 3). adalah :
0 i.d l r
dB ………………………………………….(7)
4 r 2
0 adalah tetapan permeabilitas ruang hampa dan r adalah vektor satuan pada arah r .
b
i.d l
r
P
i
a
Arah medan induksi selalu tegak lurus ( id l ) dan tegak lurus r. Jika sudut antara elemen
0 i.d l.sin
dB …………………………(8)
4 r2
Untuk menghitung B pada seluruh panjang kawat, maka besar induksinya :
i.d l r
dB 0 ……………………(9)
4 C r 2
Bila menggunakan sistem koordinat dengan titik asal 0 di tempat lain, maka:
0 i.d l.sin
atau dB …………………………(10)
4 r r ' 2
Berikut ini akan diuraikan beberapa contoh penggunaan hokum Biot-Savart untuk
menghitung induksi magnet B yang dihasilkan oleh beberapa kawat berarus dengan
bentuk geometri tertentu.
VI.6 Medan Magnet oleh Kawat Lurus Berarus
Andaikan suatu kawat lurus panjang , dialiri arus listrik i di dalamnya. Maka
dapat ditentukan rapat fluks B pada titik P yang berjarak a dari kawat.
0 i.d l. sin(180 )
dB .................................(11)
4 r2
karena di titik P oleh elemen i.d l dan r adalah (1800- ). Akan tetapi
0 i.d l. sin
dB .................................(12)
4 r2
Besar rapat fluks B oleh seluruh kawat adalah :
0 i.d l sin
B dB .................................(13)
4 kawat r2
r.d
dl dan sin cos , sehingga persamaan (12) menjadi
cos
0 i(rd ). cos 0 i.d
dB ................................(14)
4 (cos )r 2 4 r
a
selanjutnya, r sehingga persamaan (14) menjadi :
cos
0 i
dB (cos .d ) ........................................(15)
4 a
Untuk melakukan integral pada persamaan (15) guna memperoleh rapat fluks B oleh
kawat,kita ganti variabel integrasi. Perhatikan bahwa 90 0 , sehingga d d
dan cos sin . Dari persamaan (15) diperoleh
0i
B dB
4a
( sin )d
0 i i
cos 0 (cos cos ) ........... .....................(16)
4 a 4 a
Bila panjang kawat tak hingga, 180 0 dan 0 0 sehingga persamaan (16) menjadi
0 i i
B (cos 0 0 cos 180 0 ) 0 ................................(17)
4 a 2 a
Contoh 3 :
P● Dari data –data pada gambar, hitunglah :
8 cm a. Besar induksi magnet di titik P
Penyelesaian :
0 i1 (2) 2
a. B1 (2 10 7 ) 10 5 T
2 r1 6 10 2
3
0 i2 6 3
B2 (2 10 7 ) 10 5 T
2 r2 8 10 2
2
dan B1 B2
0 i1 (2) 4
b. B1 (2 10 7 ) 10 5 T
2 r1 5 10 2
5
0 i2 (6) 12
B2 (2 10 7 ) 10 5 T
2 r2 5 10 2
5
dan B1 searahB2
4 12
BQ B1 B2 10 5 T 10 5 T 3,2 10 5 T
5 5
VI.7 Hukum Ampere
Dengan hukum Biot-Savart kita dapat menghitung induksi magnet B yang dihasilkan
oleh arus listrik. Perhitungan dengan hokum ini seringkali sulit dilakukan. Untuk
B dl i
C
0 …………………………(18)
Hukum Ampere mengingatkan kita pada hukum Gauss dalam membahas medan listrik ,
B dl i
0 in B dl 0 j.dA
i0
B(2 ) 0 (r 2 )
a 2
0i0 r
B (untuk r a )
2a 2
Untuk r > a :
B dl i
0 in
B dl 0i0
B(2 r ) 0i0
0 i0
B (untuk r > a)
2r
Contoh 5 :
Toroida adalah kumparan kawat berarus berbentuk selubung dengan bangun geometri
seperti kue donat dimana lilitan berbentuk lingkaran yang terletak pada bidang tegak
lurus garis tengah (sumbu) toroida. Tentukan induksi magnet yang dihasilkan oleh
toroida dengan jumlah lilitan N, dialiri arus, jari-jari dalam Rd dan jari-jari luar Rl.
Penyelesaian :
Dengan pengertian toroida di atas, maka dapat dianggap arah induksi magnet di dalam
toroida merupakan arah garis singgung lingkaran-lingkaran yang konsentris dengan
lingkaran sumbu toroida.
a. Untuk r < Rd berlaku dl 0iin maka B dl 0 B 0
B
B
M= H 1.H = 5000.H = 5000 x 1500 A/m = 7,5 x 106 A/m.
0 0
Soal-soal Latihan
1. Sebuah elektron (m = 9,1 x 10-31 kg), q = -1,6 x 10-19 C ) bergerak dalam medan
magnet serba sama dengan laju tetap v = 107 m/s melintasi setengah lingkaran
dengan jari-jari 10 cm dari A ke B.
a. Tentukanlah besar dan arah rapat fluks magnet
b. Hitunglah waktu yang diperlukan elektron untuk menempuh lintasan setengah
lingkaran tersebut.
Kunci : a. B = -1,14 x 10-3 iT. B. tAB = 1,57 x 10-8 s
2. Rangka kawat berbentuk 4 persegi panjang dialiri arus i. Dari data-data pada
gambar, tentukanlah :
a. Besar dan arah gaya yang bekerja pada kawat ab dan bc.
b. Besar dan arah momen gaya yang bekerja pada rangka kawat tersebut, Dengan :
ab = cd = 8 cm, bc = da = 6 cm, I = 10 A, θ =300, B = 0,2 iT, B = Homogen.
Y
b Kunci : a. Fab 0,16.kˆ.T , Fab 0,06. ˆj.T
i c b. abcd 18,3x103 ˆjN .m.
a θ X
Z d
3. Sebuah mesin siklotron mempunyai frekuensi 10 MHz dengan jejari perputaran 1 m,
mempercepat deutron dengan massa 3,4 x 10-27 kg dalam medan magnet B . Deutron
adalah inti zarrah yang terdiri atas 1 proton dan 1 neutron dengan qproton = 1,6 x 10-19
C. Hitunglah :
a. Gaya sentripetal yang memutar deutron
b. Kuat medan magnet yang mempercepat deutron
c. Energi kinetik deuteron
4. Suatu loop kawat berbentuk lingkaran dengan jari-jari 10 cm dialiri arus sebesar 1 A.
Tentukan rapat fluks pada titik yang berjarak 1 m dari pusat lingkaran tegak lurus
dengan loop.
5.Suatu toroida dengan 500 lilitan/m dialiri arus 5 A. Jika ruang di dalam kumparan
toroida diisi dengan besi dengan permeabilitas magnetik sebesar 5000 μ0, tentukan
H, B, M di dalam besi tersebut.