CNC Turning
PETUNJUK OPERASIONAL
MESIN GEDEE WEILER LEAN TURN
oleh :
Tim WAD
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan, ketekunan dan
kesabaran sehingga buku materi ajar Petunjuk Operasional Mesin CNC Gedee Weiler Lean
Turn ini akhirnya dapat diselesaikan.
Buku ini disusun untuk menunjang pembelajaran praktik mahasiswa tingkat 3 Politeknik
ATMI Surakarta Program Studi D3 Teknik Mesin Industri di Mesin Gedee Weiler Lean Turn,
terkhusus di section CNC Turning WAD. Melalui buku ini mahasiswa diharapkan dapat
mengoperasikan mesin Gedee Weiler Lean Turn secara cepat dan aman. Buku ini terdiri dari
lima bagian, bab pertama berisi prinsip kerja mesin, bab kedua tentang petunjuk
pengoperasian mesin, bab ketiga mengenai sistem pencekaman pada mesin, bab keempat
mengenai setting alat potong dan bab kelima mengenai pemrograman Siemens Sinumerik
808D.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga
dapat menyelesaikan buku ini. Penulis juga merasa bahwa buku ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala masukan baik berupa saran maupun kritik yang membangun sangat
diharapkan.
Akhirnya semoga buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa terkhusus yang sedang belajar
praktik di mesin Gedee Weiler Lean Turn.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Lampiran :
1. Data Teknis Mesin Gedee Weiler Lean Turn
2. Lembar Laporan Tugas Program Gedee Weiler Lean Turn
iv
TUJUAN KOMPETENSI
v
Materi 1
PRINSIP KERJA MESIN
X+ ()
X+ ()
Z- Z+
Z+
W : Workpiece Zero
X- ()
Titik MCS merupakan titik 0,0 mesin, tetap, ditentukan oleh produsen mesin. Sedangkan
WCS adalah sistem koordinat yang mengambil referensi dari titik 0,0 benda kerja. Titik 0,0
benda kerja ditentukan / di-setting oleh operator menyesuaikan gambar kerja yang akan
dikerjakan. Secara umum, titik 0,0 benda kerja (WCS) ditentukan sebagai berikut :
1. Titik X = 0 : berada di sumbu center benda kerja / sumbu spindle
2. Titik Z = 0 : berada di muka benda kerja jadi
1
C. Diagram Alir Pengerjaan Benda di Mesin
Gambar 3 menunjukkan alur dalam mengerjakan benda kerja di mesin Lean Turn. Dimulai
dari penerimaan atau pembuatan gambar kerja yang sesuai atau dapat dikerjakan di mesin sampai
selesai berupa benda jadi.
Mulai
Gambar Kerja
Pembuatan Program
Simulasi Tidak
Benar ?
Ya
AUTO RUN
Benda Tidak
Jadi ?
Ya
Selesai
Parameter dalam merencanakan proses dan alat potong adalah memeriksa ketersediaan alat
potong, holder pencekam dan turret mesin. Kemudian pemilihan proses yang paling efektif dan
efisien. Memastikan pencekaman benda dan alat potong secara benar dan aman melalui
penggunaan alat pencekam atau holder yang sesuai. Pada tahap setting, baiknya sebelum jalan
otomatis (auto run) benda yang pertama, alat potong yang memiliki resiko blong diberi tambahan
allowance pada menu Tool Wear. Ini bentuk antisipasi agar tidak blong saat jalan pertama kali.
Menu simulasi digunakan untuk memeriksa jalannya program sudah sesuai atau belum. Jika ada
yang belum sesuai maka diperiksa kembali pada tahap setting dan juga isi programnya. Setelah
hasil simulasi sudah dinyatakan benar maka dilanjutkan ke tahap proses jalan otomatis (auto
run). Dari benda tersebut diperiksa bentuk, ukuran maupun kehalusan permukaan sudah sesuai
gambar apa belum. Apabila belum berarti kembali ke proses setting sampai dipastikan benda jadi
sesuai dengan gambar kerjanya.
2
Materi 2
PENGOPERASIAN MESIN
3
B. Machine Control Panel (MCP)
Gambar 5 menunjukkan bagian-bagian utama dari machine control panel (MCP) Siemens
Sinumerik 808D di mesin Gedee Weiler Lean Turn.
Keterangan :
C. Menghidupkan Mesin
Periksa terlebih dahulu level oli (di bagian depan mesin) dan level coolant, ditambahi jika sudah
di bawah setengah level.
Langkah menghidupkan mesin :
Hidupkan saklar MCB mesin posisi ON (pada panel SDP).
Putar Saklar Utama ON samping kiri mesin (tunggu sampai layar menyala).
Bebaskan Emergency Stop (putar kanan).
Tekan tombol RESET. Alarm emergency stop pada monitor hilang.
Tekan tombol JOG.
Khusus mesin Lean Turn A, Tekan tombol LUB. Motor lubrikasi akan ON kurang lebih 5
detik, ditunggu sampai lampu indikator mati.
Tekan softkey : Act. Val. Work (WCS). Untuk menampilkan nilai WCS di layar.
Tekan tombol MDA.
Tekan softkey : Delete file.
Ketik : G54. Karena biasanya work offset yang digunakan adalah di G54.
Tekan tombol CYCLE START.
Tekan tombol RESET.
D. Mematikan Mesin
Pastikan mesin sudah bersih dan aman.
Tekan tombol Emergency Stop.
Putar Saklar Utama OFF.
Matikan saklar MCB mesin posisi OFF (pada panel SDP).
4
E. Menjalankan Eretan X atau Z dengan JOG
Tombol JOG Tombol Axis Potensio Feedrate
Override Increment
Gambar 6 Tombol-tombol Menjalankan Eretan dengan JOG
Untuk menghindari kesalahan, harus hafal dahulu arah axis ( axis X dan Z serta arah + / - ).
Tombol
Handwheel
Tombol
Handwheel
Tampilan axis
yang dipilih
pada layar
Tombol
Axis Z
Hati-hati saat memilih axis harus melihat tanda handwheel pada monitor dan juga saat
pemilihan override increment.
6
G. Memutar Spindle dengan Mode MDA
Pada cara ini kita bisa ke mode JOG atau HANDWHEEL untuk menjalankan eretan dengan
handwheel, misal untuk facing atau touch-up benda kerja.
ke halaman 2
Gambar 11 Tampilan Menu PROGRAM MANAGER
Untuk mempercepat waktu, dalam praktiknya lebih baik meng-copy program dari template
program yang sudah ada kemudian proses edit.
8
J. Copy 1 Program
Tekan tombol PROGRAM MANAGER, lihat Gambar 11.
Cari program yang akan di-copy.
Bila program di dalam suatu folder, untuk membuka folder tekan tombol INPUT.
Bila sudah ketemu programnya (highlight warna orange), tekan softkey : Copy.
Tekan softkey : Paste. Bila ingin menempatkan di folder yang lain, buka dahulu folder yang
dituju lalu tekan softkey : Paste.
File akan ter-copy dengan nama : (.............)_1.MPF, bila dalam folder yang sama.
Untuk mengganti nama file, tekan softkey : >> . Lihat Gambar 11 di atas.
Tekan softkey : Rename.
Beri nama program baru : (………..) .MPF.
Tekan softkey : OK.
9
Cari tujuan block program yang di-copy.
Tekan softkey : Paste.
Tekan softkey : Renumber.
Tekan softkey : Execute.
Dapat digunakan untuk copy-paste isi program dalam file program yang sama atau juga ke file
program yang lain (antar file).
N. Simulasi Program
10
O. Menjalankan Program (dari awal)
Pastikan program dan data alat potong sudah siap (sudah di-setting).
Tekan tombol AUTO. Lihat Gambar 14.
Atur Potensio Spindle Speed di posisi 100%.
Untuk keamanan, posisikan potensio feeding di posisi 0 (nol).
Tekan / aktifkan tombol M01 ( M01 aktif). Fungsi: jika di dalam program ada kode M01
maka proses akan berhenti (program stop).
Tekan tombol CYCLE START.
Atur Potensio Feeding, sambil diperhatikan prosesnya sesuai atau tidak.
11
Pastikan program dan data alat potong sudah siap (sudah di-setting).
Tekan tombol AUTO.
Atur Potensio Spindle Speed di posisi 100%.
Untuk keamanan, posisikan potensio feeding di posisi 0 (nol).
Tekan / aktifkan tombol M01, jika ingin proses berhenti (stop) tiap ada kode M01 di dalam
program.
Tekan softkey : Block Search. Lihat Gambar 15.
Pilih / geser kursor ke nomor block mulainya running program. Sebagai contoh berada di
blok nomor : N130.
Tekan softkey : Without Calculate.
Tekan tombol CYCLE START sebanyak 2 kali.
Atur Potensio Feeding, sambil dicek prosesnya sesuai atau tidak.
R. Evaluasi Materi 2
1. Praktikkan menjalankan eretan arah sumbu X+, X-, Z+ dan Z- dengan handwheel !
2. Praktikkan memutar spindle memakai RPM 800 dengan arah putaran spindle left dan spindle
right !
3. Praktikkan memanggil alat potong dari T1D1 sampai T8D1 !
4. Praktikkan meng-copy satu program dari folder Contoh Program ke folder mahasiswa
sendiri, kemudian mengganti nama file menjadi : LATIHAN.MPF !
12
Materi 3
SISTEM PENCEKAMAN
a. b.
Gambar 15 Hard Jaws
Wedge clamp
Square tool
holder block
Collet holder
13
Keterangan bagian pencekam alat potong dari Gambar 16 adalah sebagai berikut:
1. Square tool holder block adalah bagian yang berfungsi untuk mencekam square holder
atau pahat insert yang standar. Bagian ini biasanya menjadi satu bagian dari turret utama.
Alasan menggunakan pahat insert karena tinggi pahat sudah standar sama semua,
sehingga center pahat dan spindle sama terus (satu center).
2. Wedge clamp berfungsi untuk mencekam pahat insert di square holder tool.
3. Boring bar tool holder block berfungsi untuk mencekam lathe tool holder bushing dan
collet holder di turret mesin. Lubang pada holder mesin sudah memiliki diameter
standar.
4. Lathe tool holder bushing digunakan untuk mencekam holder / alat potong silindris
dengan diameter lubang yang standar (8, 10, 12, 16, 20 dst). Lathe tool holder
bushing memiliki diameter luar yang bersesuaian dengan diameter lubang dari boring bar
tool holder block.
5. Collet holder juga digunakan untuk mencekam holder / alat potong silindris dengan
diameter sesuai jenis collet yang digunakan. Sama seperti lathe tool holder bushing,
collet holder memiliki diameter luar yang bersesuaian dengan diameter lubang dari
boring bar tool holder block.
Perbedaan antara mesin Lean Turn A dengan Lean Turn B dan C yang berada di Bengkel
WAD adalah pada jenis turret yang digunakan. Turret di Lean Turn B dan C lebih kecil. Tabel
3.1 di bawah ini menjelaskan perbedaan ukuran pada bagian pencekam alat potong antara mesin
Lean Turn A, B maupun C:
Tabel 3.1 Perbedaan Ukuran Bagian Pencekam Alat Potong tiap Mesin
Ukuran pada Mesin:
No Nama Bagian / Alat
Lean Turn A Lean Turn B & C
1 Square tool holder block Untuk mencekam Untuk mencekam
pahat insert ukuran pahat insert ukuran
20x20 mm 16x16 mm
2 Boring bar tool holder block Ukuran lubang: 32 Ukuran lubang: 25
14
C. Evaluasi Materi 3
1. Praktikkan melepas dan memasang atau ganti hard jaws !
2. Praktikkan melepas dan memasang pahat bubut di mesin !
3. Praktikkan memasang alat potong silindris (jenis dan diameter : bebas) di mesin !
15
Materi 4
SETTING ALAT POTONG
Mulai
Mempersiapkan Data di
Menu OFFSET
Setting Center
(untuk holder silindris)
Setting X Setting X
Setting Z Setting Z
Setting Tidak
benar ?
Ya
Selesai
Gambar 17 Diagram Alir Setting Alat Potong
Turret mesin Gedee Weiler Leanturn ada 8 titik : nomor 1 sampai nomor 8. Berikut ini contoh
penamaan alat potong dan alat potong yang dipakai :
1. T1D1, digunakan untuk NC Drill 12
2. T2D1, digunakan untuk pahat ulir luar
3. T3D1, digunakan untuk TD 10
4. T4D1, digunakan untuk pahat luar roughing
dan seterusnya sampai T8D1.
D. Menu OFFSET
Semua data alat potong disimpan di menu OFFSET seperti Gambar 18.
17
Pada softkey horisontal ada menu :
(1) Tool list : berisi tool type, geometry X dan Z, Radius, Tip width dan Cutting
edge position (CEP).
(2) Tool wear : berisi wear untuk X, Z dan Radius.
(3) Work offset : untuk setting work offset Tool Referensi.
Untuk turning dan grooving tool, Radius merupakan nilai radius ujung pahat, biasanya
untuk pahat insert. Apabila pahat ujungnya lancip (tanpa radius) maka nilai Radius diisi 0 (nol).
Sedang untuk drilling tool, nilai Radius diisi setengah diameter alat potong. Kolom Tip width
merupakan lebar dari pahat alur atau pahat potong yang digunakan.
Pada kolom paling kanan berisi pilihan Cutting Edge Position (CEP). CEP adalah posisi / arah
alat potong terhadap arah + atau – axis mesin, seperti yang ditunjukkan Gambar 19. Berikut ini
pilihan CEP berdasarkan jenis alat potongnya :
1. Turning Tool : 1 sampai 8
2. Grooving Tool : 1 sampai 4
3. Drilling Tool : 5 sampai 8
19
(2) Pergantian Alat Potong
Contoh ini dilakukan jika data alat potong sebelumnya berbeda tipe alat potongnya dengan
alat potong yang baru. Dari Gambar 21 di atas, ingin mengganti T5D1 yang sebelumnya
drilling tool menjadi grooving tool sebagai tool baru (pahat alur luar dengan lebar 3 mm).
Karena perbedaan tipe alat potong, maka data alat potong yang sebelumnya harus dihapus
dahulu, baru kemudian ditambahkan alat potong barunya.
Selanjutnya untuk mengganti menjadi grooving tool di T5D1, caranya sama seperti
penambahan alat potong baru (1). Langkahnya sebagai berikut :
Tekan tombol OFFSET.
Pada Tool list, tekan softkey : New tool.
Tekan softkey : Grooving tool.
Pada Tool No. diisi nomor turret tool baru : ketik 5.
Pada Edge Position diisi CEP turning tool ( pilihannya 1 sampai 4 ). Karena contoh
tool CEP-nya 3 maka dipilih 3.
Tekan softkey : OK.
Pada tool list akan muncul data tool baru T5D1 di baris 5. Lihat gambar 22.
Pada kolom tip width diisi : 3. Karena pahat alur lebar 3 mm.
Tekan tombol INPUT.
Tampilan di menu OFFSET setelah penambahan T5D1 akan ditunjukkan seperti
Gambar 22.
20
F. Setting Offset X
Secara prinsip cara setting antara turning tool, grooving tool dan drilling tool langkahnya
sama. Jika memungkinkan benda kerja masih raw material atau boleh disayat diameternya dan
alat potong yang akan di-setting bisa digunakan untuk menyayat (pahat bubut misalnya) maka
cara yang terbaik untuk setting offset X adalah dengan penyayatan diameter benda kerja sampai
diameter bisa diukur dengan valid. Tetapi jika benda kerja sudah tidak boleh disayat (karena
diameter sudah jadi) atau alat potong tidak bisa digunakan untuk menyayat diameter (drilling tool
misalnya), maka cara setting-nya dengan menyinggungkan alat potong ke diameter benda kerja
dengan bantuan selembar kertas. Kertas digunakan untuk mengetahui apakah alat potong sudah
menyinggung benda atau belum. Ketebalan kertas akan dimasukkan dalam perhitungan setting
offset X.
Contoh : NC drill 10 mm di-setting di T1D1 dengan diameter BK adalah 20 mm. Catatan :
cara setting alat potong dengan bantuan kertas saat disentuhkan ke benda kerja.
Gambar 23 Setting X
Tekan softkey : Measure X.
Pada baris : isi nilai diameter benda kerja. Karena disentuhkan menggunakan kertas maka
diameter BK ditambah 2 kali tebal kertas. Dari contoh BK + 0,2 adalah 20,2 mm.
Tekan tombol INPUT.
Tekan softkey : Set length X. Maka nilai WCS axis X akan berubah. Karena contohnya
adalah drilling tool maka nilai X pada WCS adalah 30.2 (BK + 2*tebal kertas + Tool).
Tekan softkey : Back.
Tekan tombol : MACHINE.
Tekan tombol RESET.
21
Gambar 24 dan 25 menunjukkan perbedaan tampilan Measure Tool Axis X berdasarkan tipe alat
potong:
Keterangan :
(1) Gambar 24 merupakan tampilan measure tool axis X untuk jenis turning tool dan grooving
tool. Alat potong disayatkan atau disentuhkan ke diameter BK tertentu, dimana
diameternya akan di-input ke baris diameter (). Apabila saat menyentuhkan alat potong
ke diameter BK menggunakan kertas maka nilai diameter () adalah diameter BK
ditambah 2 kali tebal kertas.
(2) Gambar 25 merupakan tampilan measure tool axis X untuk jenis drilling tool. Nilai Radius
harus di-input terlebih dahulu di data Menu OFFSET. Contoh: radius terisi 3 karena
pada data menu OFFSET sudah dimasukkan nilai radius sebesar 3. Kemudian diameter
luar alat potong disentuhkan ke diameter BK tertentu dengan bantuan kertas. Maka nilai
diameter () adalah diameter BK ditambah 2 kali tebal kertas.
22
Seperti dibahas pada penjelasan diagram alir di awal bab, dalam praktik mesin Gedee Weiler
Lean Turn di WAD, yang menjadi tool referensi adalah pahat luar roughing. Dengan
pertimbangan karena pahat luar ini selalu terpasang di mesin dan pastinya sering dipakai dalam
setiap proses di mesin.
23
Gambar 28 Set Work offset
Kursor dibawa ke baris Distance untuk mengisi nilai Z. Karena posisi pahat di Z0 maka
nilai distance diisi 0 (nol). Lihat Gambar 28 di atas.
Tekan tombol INPUT.
Tekan softkey : Set work offset. Maka nilai WCS axis Z berubah jadi 0 (nol).
Tekan softkey : Back.
Tekan softkey : Tool list.
Tekan tombol : MACHINE.
Tekan tombol RESET.
Pada proses setting tool referensi, bisa jadi posisi Z saat setting tidak selalu di Z0. Tergantung
posisi pahat terhadap Z0 benda keja. Misal saat menyentuhkan pahat itu berada 1 mm di depan
Z0 benda kerja, berarti saat memasukkan nilai di distance diisi 1 (satu). Pastikan nilai Z pada
WCS sama dengan nilai distance setelah proses setting.
Berikut ini cara setting Z untuk alat potong yang bukan sebagai tool referensi :
Pastikan alat potong sebagai Tool Referensi sudah di-setting.
Buka menu OFFSET untuk setting data alat potong. Bila perlu penambahan atau pergantian
data alat potong, caranya seperti di sub bab E.
Tekan tombol MACHINE. Di sebelah tombol PROGRAM.
Panggil alat potong yang akan di-setting.
Sentuhkan / posisikan (geser) alat potong dengan bantuan kertas ke Z0 benda kerja. Muka
benda kerja hasil facing saat proses setting tool referensi.
Tekan softkey : Meas. tool. Lihat Gambar 29. Apabila tidak ada, tekan softkey “>” .
Pastikan atau tekan softkey : Measure Z.
Pada baris Z0 : isi nilai Z. Karena disentuhkan dengan kertas maka diisi nilai 0,1.
Tekan tombol INPUT.
Tekan softkey : Set length Z. Maka nilai WCS axis Z berubah jadi 0,1.
Tekan softkey : Back.
Tekan tombol : MACHINE.
Tekan tombol RESET.
24
Gambar 29 Setting Z selain tool Referensi
I. Evaluasi Materi 4
1. Praktikkan menambahkan satu alat potong ke Menu OFFSET, mahasiswa diberi kebebasan
dalam menentukan alat potong dan nomor turret yang dipilih !
2. Praktikkan mengganti data alat potong yang dilakukan di nomor 1 di atas dengan alat potong
yang berbeda tipe-nya !
3. Praktikkan setting pahat bubut sebagai Tool Referensi !
4. Praktikkan setting drilling tool ( NC atau TD atau center tap) dengan acuan Tool Referensi
dari nomor 3 di atas !
25
Materi 5
PEMROGRAMAN SIEMENS SINUMERIK 808D
A. M-Code
Berikut ini beberapa M-code yang biasa digunakan pada program.
1. M1 Conditional stop / Optional stop
2. M2 Program end
3. M3 Spindle putar searah jarum jam
4. M4 Spindle putar berlawanan arah jarum jam
5. M5 Spindle stop
6. M8 Coolant ON
7. M9 Coolant OFF
8. M30 Program end (sama dengan M2)
B. G-Code
Berikut ini beberapa G-code yang biasa digunakan pada program.
1. G0 Rapid
2. G1 Gerakan lurus dengan feeding
3. G2 Gerakan melingkar searah jarum jam
Contoh : G2 X20 Z-2 CR=2 (profil radius ke X20 Z-2 dengan radius 2)
4. G3 Gerakan melingkar berlawanan jarum jam
Contoh : G3 X20 Z-2 CR=2 (profil radius ke X20 Z-2 dengan radius 2)
5. G4 Waktu jeda (G4F…, jeda dalam waktu/detik. G4S…, dalam jumlah putaran spindle).
6. G17 X/Y plane, gerakan pemakanan pada sumbu Z (drilling)
7. G18 Z/X plane, gerakan pemakanan pada sumbu Y (turning)
8. G19 Y/Z plane
9. G54 – G59 Settable Work Offset
10. G500 Settable zero offset OFF
11. G70 Ukuran dalam Inchi
12. G71 Ukuran dalam milimeter
13. G74 Gerakan menuju Ref. Point
14. G75 Gerakan menuju Fixed-Point
15. G90 Absolute
16. G91 Incrimental
17. G94 Feeding dalam mm/menit
18. G95 Feeding dalam mm/putaran
19. G96 Constant Cutting Speed (Cs)
20. G97 Constant Cutting Speed OFF / Constant RPM
C. Kode-kode Khusus
Berikut ini beberapa kode khusus yang biasa digunakan pada program.
DIAMON Diameter ON, sumbu “X” value dalam diameter
DIAMOF Diameter OFF, sumbu “X” value dalam radius
26
D. Cycle Standar Sinumerik 808D
Drilling Cycles
o CYCLE81 Drilling, centering
o CYCLE82 Drilling, counterboring
o CYCLE83 Deep-hole drilling
o CYCLE84 Rigid tapping
o CYCLE840 Tapping with compensating chuck
o CYCLE85 Reaming 1
o CYCLE86 Boring
o CYCLE87 Drilling with stop 1
o CYCLE88 Drilling with stop 2
o CYCLE89 Reaming 2
Turning Cycles
o CYCLE92 Cut-off
o CYCLE93 Recess / grooving
o CYCLE94 Undercut (DIN form E and F)
o CYCLE 95 Stock removal with relief cutting
o CYCLE96 Thread Undercut
o CYCLE98 Thread chain
o CYCLE99 Thread cutting
27
E. CYCLE 95 (Stock Removal with Relief Cutting)
Fungsi CYCLE 95 :
1. Siklus pembubutan silindris dengan kontur / profil tertentu.
2. Untuk kontur luar (dari raw material) maupun kontur dalam (sudah ada lubang pre-drill).
3. Variasi pengerjaan sesuai kebutuhan : roughing, finishing atau kombinasi roughing-finishing
dengan arah penyayatan memanjang maupun melintang.
Parameter CYCLE 95 :
CYCLE 95 ( NPP, MID, FALZ, FALX, FAL, FF1, FF2, FF3, VARI, DT, DAM, _VRT )
28
Prinsip Program CYCLE 95 :
Secara prinsip untuk pembuatan program CYCLE 95 sebagai berikut:
1. Titik 0,0 benda kerja (WCS) berada pada ujung benda kerja jadi.
2. Dimensi raw material sebagai acuan awal dalam pembuatan program kontur luar. Sedangkan
dimensi lubang awalan (diameter pre-drill) sebagai acuan awal dalam pembuatan program
kontur dalam.
3. “Contour Program” menjadi satu file dalam program utama, yang dalam penulisannya
diletakkan paling bawah atau paling akhir di dalam program (lihat contoh program).
4. Profil / kontur benda jadi digunakan untuk menentukan titik-titik contour program. Dan
dinilainya diambil dari batas tengah tolensi ukuran. Misal ada ukuran khusus 20 +0,1/+0,3, maka
yang ditulis di contour program adalah 20,2.
5. Proses terkait pemilihan VARI :
Kontur luar atau kontur dalam
Longitudinal atau facing
Roughing atau finishing atau complete machining
Z START pada pengerjaan kontur luar = jarak bebas dari muka benda kerja / di luar raw
material. Maksimal 5 mm di depan raw material. Dalam penulisan program, biasanya
ditulis sebelum baris CYCLE 95.
X START pada pengerjaan kontur luar = Raw material ditambah 1 ~ 2 mm. Dalam
penulisan program, berada pada baris terakhir Contour Program.
Arah kontur luar (lihat garis merah) = diawali menuju diameter terkecil yang ingin dibubut
dan diakhiri menuju diameter X START (point ke-2).
29
2. Kontur Dalam
Z START pada pengerjaan kontur dalam = jarak bebas dari muka BK / di luar raw material.
Maksimal 5 mm di depan benda kerja. Dalam penulisan program, biasanya ditulis sebelum
baris CYCLE 95.
X START pada pengerjaan kontur dalam = pre-drill dikurangi 1 ~ 2 mm. Dalam
penulisan program, berada pada baris terakhir Contour Program.
Arah kontur dalam (lihat garis merah) = diawali menuju diameter terbesar yang ingin
dibubut dan diakhiri menuju diameter X START (point ke-2).
30
Program Name : PIN.MPF
N10 DIAMON
N20 G54
N30 L1
N40 G71G90G95
N50 T4D1
N60 G96S120LIMS=1500M3M8
N70 G0X14.Z10. Mendekati BK (Raw Material)
N80 G0Z5. Z START
N90 CYCLE95 ( )
NPP : AA:AB
MID : 0.5
FALZ : 0.05
FALX : 0.25
FAL : 0
FF1 : 0.25
FF2 : 0.1
FF3 : 0.15
VARI : 9
DT : 0 Nama kontur
DAM : 0
_VRT : 1
N150 ********CONTOUR*********
N160 AA:
N170 G0X-1.6 Diameter
N180 G1Z0. Akhir
N190 X10.CHF=1. “Contour Program”
N200 Z-21. adalah kontur bentukan
N210 X12.7CHF=0.5 benda jadi
N220 Z-23.
N230 X14. X START
N240 AB:
N250 *********CONTOUR END*******
31
F. CYCLE 83 (Deep Hole Drilling)
Fungsi CYCLE 83 :
1. Siklus pengeboran untuk kedalaman kecil maupun yang dalam.
2. Pengaturan parameter / variasi pengerjaan sesuai kebutuhan : depth awal, depth selanjutnya,
cara memutus / mengeluarkan chip dan waktu jedanya.
Parameter CYCLE 83 :
CYCLE83 ( RTP, RFP, SDIS, DP, DPR, FDEP, FDPR, DAM, DTB, DTS, FRF, VARI, AXN, MDEP,
VRT, DTD, DIS1 )
32
VARI pada CYCLE83 :
VARI 0 VARI 1
VARI 0 berfungsi untuk memutus chip dengan alat potong bergerak mundur sejauh 1 mm dari
titik pemakanan terakhir. Sedangkan VARI 1 berfungsi untuk memutus chip dan juga
mengeluarkannya dari benda kerja karena alat potong bergerak ke titik SDIS setiap pemakanan.
Disarankan untuk proses pengeboran yang dalam menggunakan VARI 1 agar chip dapat benar-benar
keluar dari dalam benda kerja.
33
Contoh Program CYCLE 83 (Tool : NC)
Program Name : HINGE.MPF
N10 DIAMON
N20 G54
N30 L1
N40 G71 G90 G95
N50 T1D1
N60 G97 S800 M3 M8
N70 G0 Z20.
N80 G0 X0. Z3.
N90 G17 F0.05 Plane Drilling + feeding proses drilling
N100 CYCLE83 ( )
RTP : 3
RFP : 0
SDIS : 2
DP : -2
DPR : 0
FDEP : -2
FDPR : 0
DAM : 0
DTB : 0
DTS : 0
FRF : 1
VARI : 1
AXN : 3
MDEP : 0
VRT : 0
DTD : 0
DIS1 : 0
34
G. CYCLE 99 (Thread Cutting)
CYCLE 99 pada Siemens Sinumerik 808D ada 3, yaitu siklus untuk ulir lurus (longitudinal
thread), siklus untuk ulir muka (face thread) dan siklus untuk ulir taper. Meskipun nama
siklusnya sama yaitu CYCLE 99, tetapi ada perbedaan pada isi parameternya. Pada buku ini yang
dibahas khusus CYCLE 99 untuk ulir lurus.
Parameters CYCLE 99 :
CYCLE99 ( SPL, DM1, FPL, DM2, APP, ROP, TDEP, FAL, IANG, NSP, NCR, NID, PIT,
VARI, NUMTH, _VRT, PSYS, PITA )
35
VARI CYCLE 99 :
Keterangan:
O : external threading
I : internal threading
Constant infeed :depth of cut tiap penyayatan sama terus
Const. cut. cross-sect. : depth of cut semakin dalam semakin mengecil / berkurang
300101 300103
300102 300104
36
Contoh Program CYCLE99 Ulir Luar
Program Name : CONTOH_ULIR.MPF
N10 DIAMON
N20 G54
N30 L1
N40 G71G90G95
N50 T2D1
N60 G97S350M3M8
N70 G0X10.Z10.
N80 G0Z5.
N90 CYCLE99 ( )
SPL : 0
DM1 : 6
FPL : -19.5
DM2 : 6
APP : 5
ROP : 0
TDEP : 0.5
FAL : 0.01
IANG : 29
NSP : 0
NCR : 20
NID : 2
PIT : 1
VARI : 300103
NUMT : 1
-VRT : 1
PITA : 1
N100 G0X10.Z50.
N110 M5
N120 M9
N130 L1
N140 M30
37
H. Program Alur dan Potong
Pada buku ini, proses pembuatan alur (alur luar atau alur dalam) dan proses potong menjadi
benda kerja tidak menggunakan CYCLE, tetapi menggunakan program NC biasa.
2 3
Contoh Program ALUR :
Lebar ALUR : 3 mm, chamfer 0.5x45°
Lebar pahat ALUR : 3 mm
N200 G54
N210 L1
N220 T2D1 24
N230 G97 S600 M4 M8
N240 G0 X40. Z10.
N250 G0 Z-24.
N260 G1 X26. F0.05
N270 G0 X31.
N280 G0 Z-23.5
N290 G1 X30. F0.05 Ø38
N300 G1 X29. Z-24. Ø30
N310 G0 X40. Ø26
N320 G0 Z50.
N330 M5
N340 M9
N350 L1
N360 M30
38
Prinsip POTONG Benda Kerja :
1. Lebar pahat diketahui.
2. Awalan untuk chamfer, lihat gambar nomor 2.
3. Membuat chamfer, lihat gambar nomor 3.
4. Proses potong benda kerja, lihat gambar nomor 4.
5.
6.
7.
8.
2 3 4
N400 G54
N410 L1
N420 T8D1
N430 G96 S100 LIMS=1000 M4 M8
N440 G0 X40. Z10.
N450 G0 Z-23.
N460 G0 X31.
N470 G1 X27. F0.05
N480 G0 X31.
N490 G0 Z-22.
N500 G1 X30. F0.05
N510 G1 X28. Z-23.
N520 G1 X0.
N530 G0 X40.
N540 G0 Z50.
N550 M5
N560 M9
N570 L1 BK sebelum dipotong BK jadi (setelah dipotong)
N580 M30
39
I. Contoh Program
N10 DIAMON
N20 G54 Kontur Roughing
N30 L1
N40 G71G90G95
N50 T4D1
N60 G96S100LIMS=1500M4M8
N70 G0X30.Z10.
N80 G0Z5.
N90 CYCLE95 ( )
NPP : AA:AB
MID : 0.5
FALZ : 0.03
FALX : 0.25
FAL : 0
FF1 : 0.25
FF2 : 0.1
FF3 : 0.15
VARI : 1
DT : 0
DAM : 0
_VRT : 1
N100 G0X50.Z50.
N110 M5
N120 M9
N130 L1
N140 M01
N300 G54
N310 L1 Drilling TD
N320 G71G90G95
N330 T3D1
N340 G97S700M3M8
N350 G0Z20.
N360 G0X0.Z3.
N370 G17F0.1
N380 CYCLE83 ( )
RTP : 3
RFP : 0
SDIS : 2
DP : -17
DPR : 0
FDEP : -2
FDPR : 0
DAM : 0
DTB : 0
DTS : 0
FRF : 0.8
VARI : 1
AXN : 3
MDEP : 0
VRT : 0
DTD : 0
DIS1 : 0
N390 G18
N400 G0X0.Z20.
N410 M5
N420 M09
N430 L1
N440 M01
N450 G54
Alur Luar, lebar pahat 2 mm
N460 L1
N470 T5D1
N480 G97S500M3M8
N490 G0X30.Z10.
N500 Z-16.
N510 X21.
N520 G1X15.F0.05
N530 G0X19.
N540 Z-15.
N550 G1X17.9F0.05
N560 X15.9Z-16.
N570 G0X30.
41
N580 Z50.
N590 M5
N600 M9
N610 L1
N620 M01
N630 G54
N640 L1 Kontur Finishing
N650 G71G90G95
N650 T6D1
N660 G96S120LIMS=1800M4M8
N670 G0X30.Z10.
N680 G0Z5.
N690 CYCLE95 ( )
NPP : AA:AB
MID : 0.5
FALZ : 0.03
FALX : 0.25
FAL : 0
FF1 : 0.25
FF2 : 0.1
FF3 : 0.15
VARI : 5
DT : 0
DAM : 0
_VRT : 1
N700 G0X50.Z50.
N710 M5
N720 M9
N730 L1
N740 M01
N750 G54
N760 L1 Ulir
N770 G71G90G95
N780 T2D1
N790 G97S300M3M8
N800 G0X20.Z10.
N810 G0Z5.
N820 CYCLE99 ( )
SPL : 0
DM1 : 18
FPL : -15.8
DM2 : 18
APP : 3
ROP : 0
TDEP : 1.35
FAL : 0.01
IANG : 29
NSP : 0
NCR : 30
NID : 2
42
PIT : 2.5
VARI : 300103
NUMT : 1
_VRT : 1
PITA : 1
N830 G0X10.Z50.
N840 M5
N850 M09
N860 L1
N870 M30
N880 ********CONTOUR*********
N890 AA:
N900 G0X-1.6
N910 G1Z0.
N920 X17.9CHF=1.5
N930 Z-16.
N940 X20.CHF=0.5
N950 Z-23.
N960 X26.
N970 AB:
N980 *********CONTOUR END*******
J. Evaluasi Materi 5
1. Dari contoh program di atas, berapakah ukuran raw material yang sesuai ?
2. Dari contoh program di atas, buatlah gambar kerja / part beserta ukurannya !
43
DAFTAR PUSTAKA
44
Lembar : Laporan Tugas Program Gedee Weiler Lean Turn Gambar Estimasi : ………
Mulai : ………..
Nama : ……………………………….
…………
Kelas / No. : …………… Prodi : ............ Selesai : ………..
Catatan: Data ukuran material, alat potong dan proses yang dikerjakan silahkan baca keterangan pada
gambar. Tabel di bawah untuk isian data tool dan parameter CYCLE yang digunakan pada program.
CYCLE95
T….. D….. / CEP :….. T….. D….. / CEP :…..
Name Value Name Value
NPP NPP
MID MID
FALZ FALZ
FALX FALX
FAL FAL
FF1 FF1
FF2 FF2
FF3 FF3
VARI VARI
DT DT
DAM DAM
_VRT _VRT
CYCLE99
T….. D….. / CEP :….. T….. D….. / CEP :…..
Name Value Name Value
SPL SPL
DM1 DM1
FPL FPL
DM2 DM2
APP APP
ROP ROP
TDEP TDEP
FAL FAL
IANG IANG
NSP NSP
NCR NCR *List program dilanjutkan lembar sebalik !!
NID NID
PIT PIT Surakarta, ………………………………..
VARI VARI
NUMTH NUMTH
_VRT _VRT
PITA PITA
CEP : Cutting Edge Position ………………………………………
(Nama & tanda tangan mahasiswa)