PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Agar para pembaca mengetahui apa itu diskriminasi terhadap pekerja wanita.
2. Agar para pembaca mengetahui teori-teori dan factor-faktor apa saja yang
mempengaruhi diskriminasi terhadap pekerja wanita.
3. Agar para pembaca mengetahui apa saja peran dari pemerintah untuk mengatasi
masalah diskriminasi terhadap para pekerja wanita ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Para teoretisi dan ekonom sepakat untuk mempertimbangkan sederet factor, sebelum
menyimpulkan bahwa ketidaksamaan upah itu cukup menggambarkan perbedaan nilai kerja
sebuah kelompok atau individu. Factor-faktor tersebut mungkin meliputi pendidikan dan
pelatihan tenaga kerja, pengalaman kerja, tanggung jawab kepenyeliaan ( supervisory
responsibility ), risiko bagi majikan akibat kerugian investasi dalam pelatihan tenaga kerja
( khususnya karena perpindahan pegawai yang tinggi ), serta kondisi-kondisi kerja.
4
menuruti yang lemah, ibarat hukum laut yang kuat menang dan yang lemah harus
tunduk terhadap yang kuat.
Selain itu para pengusaha juga memilih-milih karyawan, mereka hanya ingin
wanita yang berpenampilan menarik. Kasus seorang wanita muda yang mengalami
pelecehan karena tanpa diberitahu sebelumnya sewaktu menjalani proses seleksi. Dia
dan sejumlah wanita lainnya harus membuka baju dan diperiksa tanpa busana oleh
dokter pria. Mereka diperiksa seperti itu karena perusahaan ingin mengetahui apakah
mereka masih virgin apa tidak. Perusahaan hanya ingin memperkerjakan wanita yang
virgin.
2. Biologis
Faktor ini lebih difokuskan pada masalah haid, melahirkan, menyusui, nifas dan
lain sebagainya. Secara kodrat wanita itu berbeda dengan laki-laki, oleh karena itu
pelayanan terhadap mereka harus berbeda pula. Dalam masa haid,melahirkan,
menyusui, nifas itu produktivitas wanita berkurang bahkan mereka tidak bisa
beraktivitas sama sekali. Mereka mempertaruhkan nyawa dalam melahirkan tersebut.
Karena kegiatan tersebut mereka banyak tidak masuk kerja dari pada laki-laki.
3. Sosio-kultural
Faktor sosio-kultural yaitu tentang adat istiadat. Banyak adat istiadat di dunia
yang memandang wanita itu sebelah mata, dalam masa jahiliyah dahulu mereka
dianggap sebagai pembawa sial, karena anggapan ini banyak masyarakat Qurais yang
membunuh anak perempuan mereka dan bagi yang tidak mau membunuh anak wanita
mereka harus mengajarkan anak wanita itu cara belajar memanah, menunggang kuda
dan cara berperang. Selain itu wanita harus selalu dirumah dan tugas mereka hanya di
dapur.
4. Peran ganda wanita
Peran ganda ini yaitu wanita mempunyai dua pekerjaan, bekerja dan
mengurusi keluarga. Wanita yang mempunyai peran ganda ini pikiran nya akan
terbagi menjadi dua. Karena pikirannya terbagi menjadi dua biasanya mereka bekerja
tidak maksimal hal ini akan berakibat fatal terhadap perusahaan.
6
4. Hak terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
Hak ini adalah yang paling diutamakan karena kalau mereka sakit maka mereka
tidak bisa bekerja lagi. Tapi banyak juga perusahaan yang kurang memperhatikan
masalah ini. Mereka masih juga mempekerjakan wanita yang sedang hamil, walaupun
mereka mengambil cuti mereka tidak akan mendapat gaji selama mereka cuti, bahkan
mereka bisa saja dipecat.
5. Hak untuk tidak diberhentikan dari pekerjaan ( dan tetap mendapatkan tunjangan )
karena kawin dan melahirkan, hak akan cuti haid, cuti hamil dan melahirkan.
Kasus Jumirah asal yogyakarta yang bekerja di sebuah perusahaan tekstil dan
garmen di Jakarta timur. Ia sudah bekerja 3 tahun ( sering sampai malam ) dan
menerima upah Rp.1.800,00 sehari ( tahun 1991 ). Waktu dia hamil anak pertama, cuti
hamilnya tidak diperhitungkan. Ketika beberapa orang buruh berupaya bertemu
pimpinan menanyakan tentang hak-hak yang seharusnya diperoleh buruh, pimpinan
perusahaan menyatakan bahwa wanita yang sudah menikah tidak boleh bekerja
diperusahaannya, dan kalau ada yang hamil harus mengundurkan diri. Bahkan
dikatakan kalau ada yang mau menuntut, dipersilahkan keluar karena wanita lain masih
banyak yang ingin bekerja. Akhirnya, Jumirah dipecat dan tanpa pesangon.
7
2.6 Kebijakan Hukum Melarang Diskriminasi
Undang-undang dasar kita yang dirumuskan tahun 1945 sejak semula telah
mencantumkan dalam pasal 27(1) bahwa semua orang mempunyai kedudukan yang sama di
muka hokum. Jadi sejak tahun 1945 di Negara kita prinsip kesetaran pria dan wanita di depan
hokum telah di akui.
Undang-undang perkawinan(undang-undang no. 1 tahun 1974, pasal 31 (1 ) memuat
kalimat-kalimat yang menyatakan bahwa hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan
hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama di
masyarakat.
Kebijakan menghapus diskriminasi terhadap wanita bertujuan untuk (antara lain,mengutip
beberapa butir di bawah ini)
1. membuat peraturan perundang-undangan yang tepat dan peraturan lainya termasuk
sangsi-sangsinya dimana perlu melarang semua diskriminasi terhadap wanita.
2. Menegakkan perlindungan hukum terhadap hak-hak wanita atas dasar yang sama dengan
kaum pria dan untuk menjamin melalui pengadilan nasional yang kompeten dan badan-
badan pemerintah lainnya.
3. Tidak melakukan suatu tindakan atau praktek diskriminasi terhadap wanita dan untuk
menjamin bahwa pejabat-pejabat terhadap wanita , dan untuk menjamin bahwa pejabat-
pejabat pemerintah dan lembaga-lembaga Negara akan bertindak sesuai dengan
kewajiban ini.
4. Membuat peraturan-peraturan yang tepat untuk mengubah dan menghapuskan undang-
undang, peraturan-peraturan, kebiasaan-kebiasaan dan praktek-praktek yang ada, yang
merupakan diskriminasi terhadap wanita.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Diskriminasi terhadap pekerja wanita yaitu segala sesuatu diskriminasi yang berkaitan
dengan pekerjaan mulai dari penempatan kerja, masalah cuti, kesehatan dan
keselamatan kerja, serta jaminan terhadap masalah social.
2. Teori-teori tentang pekerjaan wanita dilihat dari sosiologi yaitu model-model
fungsionalis mengenai ketidakmerataan dalam pertukaran dan model konflik : upah
dan pekerjaan.
3. faktor- factor yang mempengaruhi diskriminasi terhadap pekerja wanita adalah factor
fisik, biologis, sosio-kultural dan peran ganda wanita.
4. Bentuk-bentuk diskriminasi terhadap pekerja wanita yaitu dalam penempatan jurusan
pekerjaan, masalah upah, jaminan social, masalah cuti hamil, melahirkan dan
sebagainya.
5. Peran Pemerintah terhadap pekerja wanita yaitu membuat peraturan dan kebijakan
yang berpihak terhadap pekerja wanita itu.
3.2 Saran
Diskriminasi terhadap tenaga kerja wanita sudah berlangsung sangat lama dan banyak
macamnya. Sudah banyak peraturan yang mengatur tentang diskriminasi itu tapi peraturan-
peraturan tersebut hanya indah diatas kertas saja, pengimpletasian nya masih sangat rendah.
Hendaknya tugas penghapusan terhadap pekerja wanita ini bukan hanya tanggung pemerintah
dan perusahaan tapi juga tanggung jawab masyarakat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung: Jakarta.
Ihromi, Tapi Omas Dkk, 2000. Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita. Alumni:
Bandung.
Ollenburger, Jane C dan Moore, Helen A,2002. Sosiologi Wanita. Rineka Cipta: Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Diskriminasi ( diakses pada tanggal 17 Desember 2016 )
10