Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN ANTI-PLAGIARISME

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
Pengantar

Integritas merupakan salah satu dari 5 (lima) nilai yang dijunjung tinggi oleh
Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. FEB UGM berprinsip bahwa
integritas akademik adalah norma-norma dan prinsip-prinsip moral yang berlaku
dalam dunia akademik. Dalam hal ini, dua elemen yang sangat penting yaitu
kejujuran dan tanggung jawab intelektual dalam penggunaan informasi serta
penyusunan argumen. Seorang peneliti yang memiliki integritas akademik yaitu
peneliti yang menunjukkan implementasi etika dalam kegiatan akademik atau
penelitian. Perwujudan integritas akademik seorang peneliti tercermin dalam
sikap-sikap menghormati hak atas kekayaan intelektual dan menghasilkan karya
tulis yang terhindar dari plagiarisme.
Karya tulis akademik merupakan kontribusi lembaga pendidikan tinggi
terhadap ilmu pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua karya
akademik melibatkan karya akademik lain. Penggunaan karya akademik lain
sebagai sumber data bukan merupakan masalah selama kontribusi karya akademik
lain tersebut diakui dan diberi penghargaan yang memadai sehingga karya yang
dihasilkan tidak mengandung unsur-unsur plagiarisme. Hal tersebut juga
merupakan salah satu kriteria karya tulis yang memiliki integritas dan kualitas
tinggi.
Dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan integritas dan etika
akademik civitas akademika dalam lingkungan FEB UGM, panduan ini ditulis
dengan tujuan sebagai berikut:
1. memberikan panduan dan pengertian yang jelas mengenai plagiarisme;
2. membantu seluruh mahasiswa FEB UGM menghindari plagiarisme dalam
penulisan karya akademik, baik berupa tugas mata kuliah, makalah,
maupun tugas akhir.
Perlu diperhatikan bahwa penulisan karya akademik dalam lingkungan FEB UGM
mengikuti kaidah dan gaya penulisan yang telah ditentukan dan dapat dilihat
penjabaran lengkapnya dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,
Tesis, dan Disertasi.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Gadjah Mada

Dipublikasikan pertama kali: 02 September 2016


Direvisi: -

iii
Daftar Isi

Pengantar .................................................................................................... .......... iii

Daftar Isi ................................................................................................................ v

I MENGENALI PLAGIARISME .............................................................. 1


1.1. Pengertian Plagiarisme .................................................................... ............... 1
1.2. Jenis Plagiarisme ............................................................................ ................ 1
1.3. Bentuk Plagiarisme ....................................................................................... 2
1.4. Pengetahuan Umum ...................................................................................... 6

II MENGHINDARI PLAGIARISME ......................................................... 7


3.1. Sumber Data Penelitian ................................................................................ 7
3.2. Integrasi Data dalam Penelitian .................................................................... 9

III ACUAN DAN REFERENSI ..................................................................... 13

IV SANKSI TINDAKAN PLAGIARISME ................................................. 15

V SUMBER PANDUAN UNTUK MENGHINDARI PLAGIARISME .. 17

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 19

v
I MENGENALI PLAGIARISME

1.1. Pengertian Plagiarisme


Berikut adalah beberapa pengertian plagiarisme yang dianut secara luas.
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan plagiat sebagai
“pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri,
misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri;
jiplakan”(Kamus Besar Bahasa Indonesia, s.v. “plagiat”). Plagiarisme
didefinisikan sebagai “penjiplakan yang melanggar hak cipta” (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, s.v. “plagiarisme”).
2. Universitas Harvard mendefinisikan plagiarisme sebagai tindakan
“mengambil gagasan maupun bahasa milik orang lain tanpa memberi
penghargaan yang memadai terhadap sumber tersebut” [“draw any idea or
any language from someone else without adequately crediting that source”]
(Harvard College Writing Program).
3. Universitas Oxford menjelaskan bahwa plagiarisme merupakan tindakan
dimana seseorang “menyampaikan karya atau gagasan orang lain seolah-
olah milik sendiri, dengan maupun tanpa izin dari pemilik karya atau
gagasan tersebut, dengan cara menggabungkannya dalam hasil karya
sendiri tanpa pengakuan penuh” [“presenting someone else’s work or
ideas as your own, with or without their consent, by incorporating it into
your work without full acknowledgment”] (University of Oxford).
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 Tahun
2010 menjelaskan bahwa plagiat merupakan “perbuatan secara sengaja
atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit
atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau
seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai” (Pasal 1,
Bab 1, ayat 1).
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa tindakan plagiarisme adalah
tindakan pengambilan gagasan, pendapat, atau karya milik orang lain, termasuk
data dan ilustrasi, yang kemudian dijadikan seolah-olah milik sendiri atau dengan
pengakuan berupa sitasi yang tidak memadai.

1.2. Jenis Plagiarisme


Berikut adalah beberapa jenis plagiarisme yang dapat ditemukan dalam penulisan
karya akademik.
1. Plagiarisme yang disengaja. Seorang penulis dianggap melakukan
plagiarisme secara sengaja apabila dia mengambil gagasan atau argumen

1
milik orang lain dengan sadar, dan memasukkannya ke dalam karya
sendiri dan dengan sengaja tidak menyertakan sumber kutipan, bahkan
menyampaikan hasil kutipan tersebut sebagai karya sendiri.
2. Plagiarisme yang tidak disengaja. Seorang penulis dianggap melakukan
plagiarisme secara tidak sengaja apabila dia mengambil gagasan atau
argumen milik orang lain dengan maupun tanpa sadar, kemudian
memasukkannya ke dalam karya sendiri dan tanpa sengaja tidak
menyertakan sumber kutipan, atau menyertakan sumber kutipan dengan
tidak memadai.
3. Self-Plagiarism atau Swaplagiarisme. Seorang penulis dianggap
melakukan swaplagiarisme bila dia menggunakan kembali sebagian atau
keseluruhan dari hasil karya sendiri yang telah dipublikasikan sebelumnya
tanpa menyertakan sumber kutipan yang memadai. Soelistyo (2011)
menyatakan bahwa swaplagiarisme terjadi ketika “penulis
mempublikasikan satu artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi [dan]
mendaur ulang karya tulis/ karya ilmiah.” Lebih lanjut Soelistyo (2011)
menjelaskan bahwa tindakan mendaur ulang karya ilmiah diperbolehkan
ketika karya yang lama hanya merupakan sebagian kecil dari karya yang
baru. Dengan kata lain, ketika seorang mengambil karyanya untuk
membuat sebuah karya yang baru, karya baru harus memiliki perubahan
yang signifikan.

1.3. Bentuk Plagiarisme


Bentuk plagiarisme dapat dibedakan menjadi beberapa kategori seperti dijelaskan
sebagai berikut:
1. Verbatim. Plagiarisme verbatim merupakan penyalinan kata demi kata
dari teks sumber tanpa penyertaan tanda kutip maupun sumber kutipan.
Kutipan langsung dari teks sumber harus selalu disertai dengan tanda kutip
(“ ”) dan keterangan sumber untuk membedakannya dengan gagasan milik
sendiri.
Contoh teks sumber:
“Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan
apa yang diinginkan penjual.”
Sumber: Boediono. 2005.Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5: Ekonomi
Moneter. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Contoh kutipan plagiat:


Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan apa
yang diinginkan penjual.

2
Contoh kutipan langsung yang baik menurut gaya penulisan Turabian:
Boediono mendefinisikan transaksi sebagai “kesepakatan antara apa yang
diinginkan pembeli dan apa yang diinginkan penjual” (Boediono 2005, 1).

2. Mosaik. Plagiarisme mosaik merupakan penyalinan bagian-bagian


terpisah dari satu atau lebih teks sumber yang kemudian dirangkai menjadi
satu tanpa parafrasa yang memadai maupun sumber kutipan. Bentuk
plagiarisme ini dapat terjadi secara tidak sengaja sebagai akibat pembuatan
catatan yang kurang baik.
Contoh teks sumber:
Teks 1: “Fondasi kerangka PABUI adalah Pancasila dan UUD 1945 sebagai
landasan ideologi.”
Sumber: Suwardjono.2009. “Perekayasaan Informasi Akuntansi untuk Alokasi Sumber
Daya Ekonomik Secara Efisien Melalui Pasar Modal.” Dalam Gagasan
Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: Kumpulan Artikel,
oleh Suwardjono, 1-22. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016.
http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Teks 2: “generally accepted accounting principles (GAAP) atau prinsip


akuntansi berterima umum (PABU).”
Sumber: Suwardjono.2009. “Laporan Audit Standar yang Tidak Standar.” Dalam
Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: Kumpulan
Artikel, oleh Suwardjono, 23-38. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2
Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Teks 3: “Karena GAAP lahir dan berkembang di Amerika, istilah tersebut


cenderung bersifat lingkungan dan historis Amerika sehingga kalau istilah
tersebut tidak diberi pewatas tempat maka artinya adalah GAAP atau PABU
Amerika.”
Sumber: Suwardjono.2009. "Kerangka Kerja Prinsip Akuntansi Berterima Umum
Indonesia." Dalam Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di
Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 39-54. Edisi Elektronik. Yogyakarta:
BPFE. Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Teks 4: “istilah prinsip akuntansi Indonesia (sering disingkat PAI)


sebagaimana digunakan sekarang tidak tepat benar sebagai padanan kata
GAAP-Indonesia karena rancu dengan istilah PAI sebagai nama buku yang
sebenarnya tidak tepat disebut demikian (kalau ditilik dari isi buku tersebut).”
Sumber: Suwardjono. 2009. "Kerangka Kerja Prinsip Akuntansi Berterima Umum
Indonesia." Dalam Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di
Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 39-54. Edisi Elektronik. Yogyakarta:
BPFE. Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Contoh plagiat mosaik:


Istilah prinsip akuntansi Indonesia (PAI) yang rancu dengan istilah PAI
sebagai nama buku tidak tepat jika digunakan sebagai padanan GAAP

3
(generally accepted accounting principles) Indonesia(1). Suwardjono (2009)
mengusulkan istilah yang dirasa lebih sesuai sebagai padanan GAAP-
Indonesia, yaitu PABUI (prinsip akuntansi berterima umum Indonesia)
(Suwardjono, Laporan Audit Standar 2009, 24)(2). Tentu saja, disesuaikan
dengan lingkungan dan historis Indonesia (3), PABUI berlandasan ideologi
UUD 1945 dengan Pancasila sebagai fondasi kerangkanya (4).

Keterangan:
(1) ditulis seolah-olah ide penulis sendiri karena merupakan parafrasa teks
sumber 4 yang tidak memadai dan tanpa sitasi;
(2) merupakan parafrasa teks sumber 2 dengan sitasi;
(3) ide klausa ini didapatkan dari teks sumber 3 tapi sumbernya tidak
disebutkan, maka dapat dianggap plagiarisme karena penulis menyajikannya
seolah-olah ide milik sendiri;
(4) ditulis seolah-olah ide penulis sendiri karena merupakan parafrasa teks
sumber 1 yang tidak disertai sitasi.

3. Parafrasa yang tidak memadai. Parafrasa dianggap tidak memadai


apabila pada kutipan tidak langsung masih terdapat banyak kemiripan
dengan teks sumber. Perlu dipahami bahwa parafrasa tidak cukup
dilakukan dengan mengubah beberapa kata atau susunan kata teks sumber.
Parafrasa dapat dianggap baik ketika gagasan pokok teks sumber dapat
dinyatakan dengan penyampaian yang sama sekali berbeda tanpa
mengubah gagasan pokok tersebut.
Contoh teks sumber:
“Lebih lanjut, observasi terhadap praktik manajemen menekankan bahwa,
tidak akan mungkin pendidikan manajemen memberikan jawaban (baca: resep)
atas semua masalah manajemen.”
Sumber: Handoko, T. Hani. 2015. “Metode Kasus dalam Pengajaran Manajemen
(Bisnis).” Dalam Metode Kasus dan Kasus-Kasus Manajemen Perusahaan Indonesia
Seri 1, disunting oleh T. Hani Handoko & Rokhima Rostiani, 1-27. Jakarta: Salemba
Empat.

Contoh parafrasa yang tidak memadai:


Dalam artikelnya, Hani Handoko menyatakan bahwa observasi terhadap
praktik manajemen menunjukkan bahwa pendidikan manajemen tidak
mungkin memberikan solusi atas semua masalah manajemen (Handoko 2015,
1).
*dicetak miring adalah parafrasa yang mirip dengan sumber asli

Contoh parafrasa yang baik:


Hasil pengamatan Hani Handoko terhadap praktik manajemen menunjukkan
bahwa salah satu keterbatasan pendidikan manajemen adalah
ketidakmampuannya untuk memberikan solusi atas semua masalah manajemen
(Handoko 2015, 1).

4
4. Parafrasa tanpa sitasi. Parafrasa tanpa sitasi yaitu kutipan tidak langsung
dari teks sumber yang dinyatakan kembali dengan susunan kata sendiri
tanpa penyertaan sumber kutipan. Sitasi harus tetap disertakan dalam
parafrasa karena meskipun telah diubah, gagasan yang terdapat dalam
parafrasa tetap merupakan hak intelektual orang lain.
Contoh teks sumber:
“Lebih lanjut, observasi terhadap praktik manajemen menekankan bahwa,
tidak akan mungkin pendidikan manajemen memberikan jawaban (baca: resep)
atas semua masalah manajemen.”
Sumber: Handoko, T. Hani. 2015. “Metode Kasus dalam Pengajaran Manajemen
(Bisnis).” Dalam Metode Kasus dan Kasus-Kasus Manajemen Perusahaan Indonesia
Seri 1, disunting oleh T. Hani Handoko & Rokhima Rostiani, 1-27. Jakarta: Salemba
Empat.

Contoh parafrasa tanpa sitasi:


Hasil pengamatan Hani Handoko terhadap praktik manajemen menunjukkan
bahwa salah satu keterbatasan pendidikan manajemen adalah
ketidakmampuannya untuk memberikan solusi atas semua masalah
manajemen.

Contoh parafrasa dengan sitasi:


Hasil pengamatan Hani Handoko terhadap praktik manajemen menunjukkan
bahwa salah satu keterbatasan pendidikan manajemen adalah
ketidakmampuannya untuk memberikan solusi atas semua masalah
manajemen(Handoko 2015, 1).

5. Kutipan langsung tanpa sitasi. Plagiarisme berupa kutipan langsung


tanpa sitasi yaitu penyalinan kata demi kata dari teks sumber dengan
penyertaan tanda kutip (“ ”) tanpa menyebutkan sumber kutipan.
Contoh teks sumber:
“Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan
apa yang diinginkan penjual.”
Sumber: Boediono. 2005. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekomoni No. 5: Ekonomi
Moneter. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Contoh kutipan plagiat (tanpa sitasi):


Boediono mendefinisikan transaksi sebagai “kesepakatan antara apa yang
diinginkan pembeli dan apa yang diinginkan penjual”.

Contoh kutipan langsung yang baik menurut gaya penulisan Turabian:


Boediono mendefinisikan transaksi sebagai “kesepakatan antara apa yang
diinginkan pembeli dan apa yang diinginkan penjual” (Boediono 2005, 1).

5
1.4. Pengetahuan Umum
Pengetahuan umum atau common knowledge adalah “informasi yang secara
umum telah diketahui oleh pembaca terdidik, seperti fakta-fakta dan tanggal-
tanggal umum, dan gagasan atau pengetahuan [yang secara umum diketahui]”
[“information generally known to an educated reader, such as widely known facts
and dates ... ideas or knowledge”] (Harvard College Writing Program). Harvard
Guide juga menjelaskan beberapa kategori pengetahuan umum, sebagai berikut:
1. Fakta sejarah dan ilmiah yang telah diketahui secara luas
Contoh:
17 Agustus 1945 adalah tanggal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Masa kepemimpinan Ratu Elizabeth II di Inggris telah melampaui masa


kepemimpinan 12 orang presiden Amerika Serikat.

2. Gagasan atau interpretasi yang dianut oleh masyarakat umum


Contoh:
Tindakan plagiarisme sama dengan tindakan pencurian properti intelektual.

Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu universitas terbaik di ASEAN.

3. Istilah khusus yang telah diketahui dan digunakan secara luas


Contoh:
Harga cabai akan meningkat – ceteris paribus – bila jumlah permintaan cabai
oleh pembeli juga meningkat.

Perusahaan akan mencapai break even point saat keuntungan perusahaan dapat
mengompensasi biaya modal yang dikeluarkan.

6
II MENGHINDARI PLAGIARISME

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penulisan sebuah karya akademik, seorang
peneliti memerlukan data, gagasan, pernyataan maupun argumen yang berasal dari
hasil karya penulis lain. Salah satu cara untuk menghindari terjadinya plagiarisme
dalam penulisan sebuah karya akademik adalah dengan melakukan metode
pengumpulan data yang sistematis dan mengintegrasikan sumber luar ke dalam
karya akademik dengan baik. Bagian ini berisi hal-hal yang harus diperhatikan
dalam proses pengumpulan dan penggunaan sumber-sumber luar ke dalam karya
akademik untuk menghindari plagiarisme. Materi yang disajikan pada bagian ini
mengacu pada buku panduan yang ditulis oleh Kate L. Turabian (2010), A Manual
for Writers of Research Papers, Theses, and Dissertations: Chicago Style for
Students and Researchers.

2.1. Sumber Data Penelitian


Saat memulai sebuah penelitian, pertanyaan atau masalah adalah bekal terpenting
bagi seorang peneliti. Dari adanya pertanyaan atau masalah, seorang peneliti
kemudian dapat merumuskan hipotesis sementara. Berdasarkan hal inilah seorang
peneliti dapat mulai mengumpulkan data.

2.1.1. Jenis-jenis data penelitian


Bagian ini menjelaskan tiga jenis data, yaitu data primer, sekunder, dan tersier
yang didiskusikan oleh Turabian (2010). Data primer yaitu data pendukung
argumen. Jenis data ini dapat berupa karya asli seperti novel, lukisan, peninggalan
sejarah bagi penelitian dalam bidang sastra, kesenian, sejarah, dll. Bagi bidang
ilmu seperti ekonomi, psikologi, dan ilmu pasti, data primer merupakan data yang
dihasilkan dari observasi dan eksperimen.
Jenis data kedua, yaitu data sekunder, adalah sumber-sumber yang
digunakan untuk mempelajari penelitian-penelitian lain dalam bidang atau subyek
yang sama. Data sekunder dapat dikumpulkan dari sumber-sumber berikut:
1. database;
2. buku atau artikel yang mengandung analisis mengenai sumber data primer;
3. ensiklopedia dan kamus khusus untuk bidang tertentu.
Pada intinya, data sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan
oleh peneliti.
Sumber data sekunder penting bagi proses penulisan karya akademik sebagai:
1. sumber informasi yang membantu peneliti mengikuti perkembangan
penelitian-penelitian atau diskusi-diskusi yang mutakhir, sehingga dapat
menjadi contoh untuk motivasi dan perbaikan karya akademik yang
sedang dikerjakan;

7
2. sumber informasi mengenai cara berpikir dan pandangan yang berlawanan,
di mana kemudian peneliti dapat mendiskusikan argumen-argumen yang
bersifat mendukung maupun kontradiktif. Hal ini dapat memperluas
cakupan dan memperkuat argumen dalam penelitian;
3. contoh dalam penyajian, analisis konseptual, dan cara berpikir yang dapat
diterapkan dalam penelitian sendiri.
Jenis data yang ketiga, yaitu data tersier merupakan pengantar sekilas yang
memberi gambaran umum mengenai topik atau subyek yang diteliti. Data tersier
dapat ditemui dalam sumber-sumber berikut:
1. karya-karya yang ditulis berdasarkan sumber data sekunder yang ditujukan
pada pembaca non-spesialis;
2. ensiklopedia dan kamus umum, serta buku-buku komersil;
3. surat kabar dan majalah, meskipun penggunaannya sebagai sumber harus
dilakukan dengan hati-hati disebabkan kecenderungan kedua sumber ini
untuk terlalu menyederhanakan suatu hal dan keliru melaporkan suatu
subyek.
Termasuk dalam sumber data tersier yaitu kamus daring Wikipedia. Ensiklopedia
ini ditulis oleh kontributor-kontributor tak dikenal, dan semua orang dapat
menjadi kontributor tanpa harus melewati proses apapun. Maka dari itu,
Wikipedia tidak dapat digunakan sebagai sumber otoritatif dalam penelitian.

2.1.2. Pencatatan sumber


Sebelum mulai mengumpulkan data, seorang peneliti harus memutuskan gaya
sitasi mana yang akan diikuti. Dengan gaya sitasi inilah kemudian daftar sumber
data ditulis. Dalam pencatatan sumber data, seorang peneliti harus mencatat
semua informasi tentang sumber yang diperlukan dalam menulis sitasi dan daftar
pustaka. Informasi tersebut dijabarkan dalam A Manual for Writers (Turabian
2010, 28) sebagai berikut:
1. siapa: penulis, penyunting, penerjemah, penerbit;
2. apa: judul, subjudul, nomor halaman, nomor volume, nomor terbitan,
nomor edisi, URL (untuk sumber daring);
3. kapan: tanggal/tahun publikasi, tanggal akses (untuk sumber daring);
4. di mana: tempat publikasi.
Panduan lengkap format penulisan sitasi dapat dibaca dalam buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

2.2. Integrasi Data dalam Penelitian


Beberapa cara untuk mengintegrasi data dalam penelitian yaitu melalui kutipan
langsung, parafrasa, dan sintesis sumber.

8
2.2.1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah penggunaan kata-kata atau ide orang lain dalam karya
akademik tanpa ada perubahan sama sekali (word-for-word). Kutipan semacam
ini harus diletakkan di antara tanda kutip (“ ”) disertai keterangan sumber kutipan.
Kutipan langsung dapat digunakan pada konteks di mana penggunaan parafrasa
dapat merubah atau mengurangi gagasan atau argumen dari teks sumber,
sehinggadigunakan susunan kata yang digunakan teks sumber sebagai sarana
mempermudah pemahaman ide atau gagasan.
Berikut adalah ketentuan dalam penulisan kutipan langsung.
1. Tanda kutip selalu digunakan sebelum dan setelah pernyataan yang dikutip.
Contoh:
“Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan apa
yang diinginkan penjual.” (Boediono 2005, 1)

2. Jika sebuah kutipan dipatah menjadi dua bagian, masing-masing bagian


harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutip.
Contoh teks sumber:
“Kasus menyajikan situasi serealistik mungkin, yang memungkinkan mahasiswa
menyeimbangkan teori dengan praktik. Berbagai kutipan (sitasi dan kuotasi),
gambar produk, situasi kerja, proses produksi, dan sebagainya, dapat
menggambarkan realitas secara lebih jelas.”
Sumber: Handoko, T. Hani.2015. “Metode Kasus dalam Pengajaran Manajemen
(Bisnis).” Dalam Metode Kasus dan Kasus-Kasus Manajemen Perusahaan Indonesia Seri
1, disunting oleh T. Hani Handoko, & Rokhima Rostiani, 1-27. Jakarta: Salemba Empat.

Contoh kutipan:
Menurut Handoko (2015), realia semacam “kutipan (sitasi dan kuotasi), gambar
produk, situasi kerja, proses produksi” merupakan kasus yang baik digunakan
dalam pembelajaran di kelas karena dapat “menyajikan situasi serealistik
mungkin, yang memungkinkan mahasiswa mneyeimbangkan teori dengan
praktik” (Handoko 2015, 3).

3. Jika dalam kutipan terdapat bagian yang sengaja dihilangkan, gunakan


ellipsis (...).
Contoh teks sumber:
“kerangka kerja PABU Indonesia yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
daya guna akuntansi.”
Sumber: Suwardjono. 2009. “Perekayasaan Informasi Akuntansi untuk Alokasi Sumber
Daya Ekonomik Secara Efisien Melalui Pasar Modal.” Dalam Gagasan Pengembangan
Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 1-
22. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016.
http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Contoh kutipan:
“kerangka kerja PABU Indonesia ... sangat dibutuhkan untuk mengingkatkan

9
daya guna akuntansi.” (Suwardjono, Perekayasaan Informasi Akuntansi 2009, 20-
21)

4. Jika dirasa perlu, dalam kutipan langsung boleh disisipkan informasi


tambahan yang harus ditulis di antara tanda kurung siku ([ ]).
Contoh teks sumber:
“Fondasi kerangka kerja PABUI adalah Pancasila dan UUD 1945 sebagai
landasan ideologi.”
Sumber: Suwardjono.2009. “Perekayasaan Informasi Akuntansi untuk Alokasi Sumber
Daya Ekonomik Secara Efisien Melalui Pasar Modal.” Dalam Gagasan Pengembangan
Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 1-
22. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016.
http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Contoh kutipan:
“Fondasi kerangka kerja PABUI [Prinsip Akuntansi Berterima Umum Indonesia]
adalah Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideologi.” (Suwardjono,
Perekayasaan Informasi Akuntansi 2009, 18)

5. Kutipan langsung yang panjangnya (5) lima baris atau lebih (disebut juga
kutipan blok) ditulis tanpa tanda kutip pada baris tersendiri, ditulis
dengan spasi 1 (satu), dan dengan indentasi sebanyak indentasi pada baris
pertama paragraf (Turabian 2010, 349-350).
Contoh teks sumber:
“Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan
apa yang diinginkan penjual. Dalam transaksi seperti itu kedua belah fihak
mencapai kesepakatan mengenai dua hal, yaitu “harga” dan “volume” dari apa
yang ditransaksikan. Dalam hal pasar uang, yang ditransaksikan adalah hak
untuk menggunakan uang (untuk dibelanjakan barang dan jasa) untuk jangka
waktu tertentu. Jadi di pasar tersebut terjadi transaksi pinjam-meminjam dana,
yang selanjutnya menimbulkan hubungan hutang-piutang.”
Sumber: Boediono. 2005.Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5: Ekonomi
Moneter. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Contoh kutipan:
Dalam bukunya berjudul Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5:
Ekonomi Moneter, Boediono menjelaskan bahwa:
Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli
dan apa yang diinginkan penjual. Dalam transaksi seperti itu kedua
belah fihak mencapai kesepakatan mengenai dua hal, yaitu “harga” dan
“volume” dari apa yang ditransaksikan. Dalam hal pasar uang, yang
ditransaksikan adalah hak untuk menggunakan uang (untuk
dibelanjakan barang dan jasa) untuk jangka waktu tertentu. Jadi di
pasar tersebut terjadi transaksi pinjam-meminjam dana, yang
selanjutnya menimbulkan hubungan hutang-piutang. (Boediono 2005,
1-2)

10
2.2.2. Parafrasa
Selain melalui kutipan langsung, integrasi sumber luar ke dalam karya akademik
dapat juga dilakukan dengan cara parafrasa, yaitu menyatakan ulang gagasan
dalam teks sumber dengan susunan kata sendiri tanpa merubah sama sekali makna
dari kalimat sumber. Biasanya, parafrasa suatu kalimat memiliki panjang yang
sama, bahkan mungkin lebih, dibandingkan dengan kalimat sumber. Parafrasa
yang mengandung kosakata dan struktur kalimat yang mirip dengan kalimat
sumber dianggap bentuk plagiarisme, sama halnya dengan parafrasa yang
dilakukan hanya dengan mengganti kata-kata dalam kalimat asli dengan padanan
katanya.
Berikut adalah langkah-langkah singkat dalam membuat parafrasa yang
baik menurut The Writing Center (2014), Purdue Owl (2016) dan Oshima (1999):
1. baca teks sumber, kalau perlu hingga beberapa kali, hingga mengerti
secara keseluruhan;
2. identifikasi kata-kata atau istilah-istilah yang sulit dan/atau asing,
kemudian cari padanannya;
3. buat catatan jika diperlukan;
4. tulis parafrasa dari ingatan tanpa bantuan catatan maupun teks sumber;
5. bandingkan parafrasa dan teks sumber untuk memastikan akurasi dan
kelengkapan makna;
6. catat sumber kalimat asli.

2.2.3. Sintesis sumber


Dalam sebuah karya akademik, merupakan suatu hal yang biasa bagi seorang
penulis untuk mengombinasikan hasil pikiran peneliti-peneliti sebelumnya untuk
mendukung argumen yang tersusun dalam karya ilmiahnya. Tidak seperti kutipan
maupun parafrasa, sintesis tidak merujuk kepada bagian tertentu dari sebuah teks
sumber, melainkan kepada kesimpulan dari ide pokok sebuah teks sumber.
Contoh paragraf sintesis sumber:
“Model permintaan beras di Indonesia (dan pasar beras secara umum) telah
diteliti oleh berbagai pihak dari berbagai sisi. Sebagai misa Timmer (1974,
1995, 1996), melihat perilaku margin, hubungan harga di pedesaan dan
perkotaan, peran harga sebagai sinyal produksi dan peran Bulog dalam
stabilisasi harga; Mears (1981, 1984) menganalisis kondisi pasar beras secara
keseluruhan dan pencapaian swasembada pangan (beras) tahun 1980; Tabor et
al. (1988, 1999) mengestimasi sisi permintaan dan penawaran pangan serta
kaitannya dengan krisis pangan serta kaitannya dengan krisis pangan; Sapuan
(1991) mengulas lagi masalah margin beras; Alexander & Wyeth (194)
menguji integrasi pasar beras; dan Sawit (1999 dan 2000) mengevaluasi
ketahanan pangan dalam kaitannya dengan liberaliasi perdagangan. Selain itu,
model permintaan beras juga diamati antara lain oleh: Dirjen Tanaman Pangan
(1978), Rachmat, Muchidin & Erwidodo (1993), dan Erwidodo (1997).”

11
Sumber: Sugiyanto, Catur. 2006. “Permintaan Beras di Indonesia: Revisited.” Jurnal
Ekonomi & Bisnis Indonesia 21, No. 2 (April): 138-155)

Sumber yang digunakan dalam teks:


Alexander, Carol dan John Wyeth. 1994. “Cointegration and Market Integration: An
Application to the Indonesian Rice Market.” The Journal of Development Studies
30, No. 2.
Dirjen Tanaman Pangan. 1978.
Erwidodo dkk. 1997. “Perkembangan Konsumsi dan Proyeksi Permintaan Beras di
Indonesia.” Jurnal Agro Ekonomi 16, no. 122.
Mears, Leon A. 1981. The New Rice Economy of Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Mars, Leon A. 1984. “Rice and Food Self Sufficiency in Indonesia.” Bulletin of
Indonesia Economic Studies XX, No. 2 (August).
Rachmat, Muchidin and Erwidodo. 1993. “Pendugaan Permintaan Pangan di
Indonesia: Penerapan Almost Identical Demand System (AIDS) dengan Data
usenas 1990.” Jurnal Agro Ekonomi 12, no. 2.
Sapuan. 1991. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Pemasaran Beras
di Indonesia.” Disertasi Doktor. Universitas Gadjah Mada.
Sawit, Mohamad H. 1999. “Kebijakan Perberasan Nasional: Dari Stabilisasi ke Pasar
Bebas?” Majalah Pangan, edisi khusus 1998-1999.
Sawit, Mohamad H. 2000. “Ketahanan Pangan dalam Liberalisasi Perdagangan.”
Makalah disampaikan di Kopernas XIII dan Kongress XII PERHEPI, Hotel
Wisata Jakarta, 12-13 Februari.
Tabor, Steve R. dkk. 1988. Studi Penawaran dan Permintaan Tanaman Pangan
Indonesia. Jakarta: Deptan.
Tabor, Steve R., Harbrinderjit Singh Dillon, dan M. Husein Sawit. 1999.
“Understanding the 1998 Food Crisis: Supply, Demand or Policy Failure.”
Dikutip dalam R. Simatupang, dkk., ed, Indonesia’s Economic Crisis: Effects on
Agriculture and Policy Responses (Adelaide: CIES, University of Adelaide).
Timmer, Charles P. 1974. “A Model of Rice Marketing Margins in Indonesia.” Food
Research Institute Studies 18, No. 2: 145-167.
Timmer, Charles P. 1995. “Getting Agriculture Moving: Do Markets Provide the Right
Signals?” Food Policy 20, No. 5 (October): 455-472.
Timmer, Charles P. 1996. “Does Bulog Stabilize Rice Prices in Indonesia? Should It
Try?” Bulletin of Indonesian Economic Studies XXXII No. 2: 45-74.

12
III ACUAN DAN REFERENSI

Penulisan sumber yang digunakan dalam karya akademik dapat dilakukan dengan
sitasi dalam naskah (in-text citation) dan referensi pada bagian akhir naskah.
Sitasi dalam naskah merupakan catatandi badan tulisan yang memuat sumber
kutipan. Referensi, atau daftar pustaka, merupakan daftar semua sumber yang
digunakan dalam penulisan sebuah karya, yang terletak di bagian akhir karya
akademik. Seorang penulis karya akademik perlu menyertakan referensi sebagai
indikator bahwa semua sumber yang dipergunakan sudah dipelajari dengan baik
dan sebagai sarana untuk bacaan dan penelitian lebih lanjut. Fungsi daftar
referensi atau daftar pustaka, antara lain sebagai:
1. pengakuan hak kekayaan intelektual;
2. menunjukkan sumber bacaan yang memadai sebagai salah satu penanda
proses penelitian yang baik;
3. rujukan sumber acuan dan penelusuran lebih lanjut bagi pembaca.
Sitasi harus disertakan dalam kutipan langsung, parafrasa, maupun
gagasan atau istilah teknis yang memiliki sumber spesifik. Sumber-sumber yang
penggunaannya harus disertai dengan sitasi antara lain: gagasan, susunan kata,
buku, terbitan berkala (majalah, tabloid, jurnal, surat kabar, dll.), pamflet, bagan,
grafik, peta, wawancara, surat, pertunjukan, rekaman, radio, televisi, film, situs
internet, database daring, surel, kuliah, ceramah, dokumen pemerintah,
dll(Rhoten).
Gaya penulisan kutipan di FEB UGM mengacu pada buku panduan yang
ditulis oleh Kate L. Turabian (2010), A Manual for Writers of Research Papers,
Theses, and Dissertations: Chicago Style for Students and Researchers.Sistem
panduan ini membagi penulisan sitasi menjadi 2 (dua) gaya, yaitu notes-
bibliography style dan author-date style. FEB UGM menggunakan author-date
style, yang dalam formatnya menggunakan kutipan kurung (parenthetical citation)
disamping gagasan terkutip. Pada bagian akhir naskah, peneliti dapat
mencantumkan daftar referensi yang berisi semua karya yang tercantum dalam
sitasi, atau daftar pustaka yang merupakan daftar semua sumber, baik yang
disitasi maupun digunakan sebagai rujukan tanpa sitasi (misal panduan penulisan).
Panduan penulisan sitasi dalam naskah dan referensi selengkapnya dapat
dilihat dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan
Disertasi.

13
IV SANKSI TINDAKAN PLAGIARISME

Setiap mahasiswa UGM dilarang melakukan tindakan plagiarisme, yang meliputi


antara lain:
1. menggunakan ide, konsep, dan/atau pernyataan orang lain tanpa
menyebutkan sumber;
2. mempublikasikan karya akademik milik orang lain secara keseluruhan
maupun sebagian;
3. mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karya sendiri;
4. memberikan karya akademiknya untuk digunakan oleh orang lain.
Setiap mahasiswa yang melakukan plagiat akan mendapat sanksi dari
Dewan Etika Akademik FEB UGM. Sanksi dapat berupa peringatan keras, gagal
lulus dalam suatu mata kuliah, gagal lulus semua mata kuliah yang diambil pada
semester tersebut, diskors sementara waktu dari berbagai kegiatan akademik,
hingga dikeluarkan dari FEB UGM. Tingkatan sanksi tersebut dijabarkan secara
rinci dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17
Tahun 2010 Pasal 12 ayat (1) sebagai berikut:
1. teguran;
2. peringatan tertulis;
3. penundaan pemberian sebagian hak sebagai mahasiswa;
4. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh
mahasiswa;
5. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
6. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; atau
7. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.

15
V SUMBER PANDUAN UNTUK MENGHINDARI PLAGIARISME

Berikut adalah sumber-sumber eksternal yang dapat dibaca dan dipelajari sebagai
suplemen untuk menghindari praktik plagiarisme.
Harvard:
http://isites.harvard.edu/icb/icb.do?keyword=k70847&pageid=icb.page342054
Oxford:
https://www.ox.ac.uk/students/academic/guidance/skills/plagiarism?wssl=1
APA: http://www.apa.org/monitor/jan03/principles.aspx

17
Daftar Pustaka

Boediono. 2005. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5: Ekonomi Moneter. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis. 2013. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada.
Handoko, T. Hani. 2015. “Metode Kasus dalam Pengajaran Manajemen (Bisnis).” Dalam
Metode Kasus dan Kasus-Kasus Manajemen Perusahaan Indonesia Seri 1,
disunting oleh T. Hani Handoko, & Rokhima Rostiani, 1-27. Jakarta: Salemba
Empat.
Harvard College Writing Program. "Harvard Guide to Using Sources". t.thn. Diakses 17
Februari 2016.
http://isites.harvard.edu/icb/icb.do?keyword=k70847&pageid=icb.page357682.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). t.thn. Diakses 16 Februari 2016.
http://kbbi.web.id/plagiat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). t.thn. Diakses 16 Februari 2016.
http://kbbi.web.id/plagiarisme.
Kaplan University Writing Center. 2014. What You Need to Know About Plagiarism.
Kaplan University.
Oshima, Alice, dan Ann Hogue. 1999. Writing Academic English.Edisi Ketiga. Longman.
Permendiknas Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Menteri Pendidikan Nasional. 16
Agustus.
Rhoten, Sandra. 1997. Student Guide to Avoiding Plagiarism: How to Write an Effective
Research Paper. Fullerton: California State University. Diakses 16 Februari 2016.
http://business.fullerton.edu/ethics/files/StudentGuideAviodingPlagiarism.pdf
Purdue OWL. 2016. Paraphrase: Write it in Your Own Words. Purdue University.
Diakses 24 Juni 2016. https://owl.english.purdue.edu/owl/owlprint/619/
Smith, Deborah. 2003. “Five Principles for Research Ethics: Cover Your Bases with
These Ethical Strategies.” Monitor on Psychology 34, no. 1 (Januari): 56-60.
Soelistyo, Henry. 2011. "Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika". Dikutip dalam
Purwani Istiana dan Purwoko, "Panduan Anti Plagiarism", Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada (Diakses pada 12 April 2016.
http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=327)
Sugiyanto, Catur. 2006. “Permintaan Beras di Indonesia: Revisited.” Jurnal Ekonomi &
Bisnis Indonesia 21, No. 2 (April): 138-155)
Suwardjono. 2009. “Kerangka Kerja Prinsip Akuntansi Berterima Umum Indonesia.”
Dalam Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia:
Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 39-54. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE.
Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.
Suwardjono. 2009. “Laporan Audit Standar yang Tidak Standar.” Dalam Gagasan
Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: Kumpulan
Artikel, oleh Suwardjono, 23-38. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2
Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

19
Suwardjono. 2009. “Perekayasaan Informasi Akuntansi untuk Alokasi Sumber Daya
Ekonomik Secara Efisien Melalui Pasar Modal.” Dalam Gagasan Pengembangan
Profesi dan Pendidikan akuntansi di Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh
Suwardjono, 1-22. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016.
http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.
The Center for Writing Studies. 2013. Writers Workshop: Writer Resources. University
of Illinois at Urbana-Champaign. Diakses 24 Juni 2016.
http://www.cws.illinois.edu/workshop/writers/tips/summary/.
The Writing Center. t.thn. Summary: Using it Wisely. University of North Carolina at
Chapel Hill. Diakses 24 Juni 2016.
writingcenter.unc.edu/handouts/summaryusingitwisely/
The Writing Center. 2014. The Writer's Handbook. The Universitu of Wisconsin. Diakses
24 Juni 2016. http://writing.wisc.edu/Handbook/QPA_paraphrase2.html 2/.
Turabian, Kate L. 2010. A Manual for Writers of Research Papers, Theses and
Dissertations: Chicago Style for Students and Researchers.Edisi kedelapan.
Chicago dan London: The University of Chicago Press.
Universitas Gadjah Mada. 2013. Buku Saku Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
University of Oxford. "Plagiarism". t.thn. Diakses 17 Februari 2016.
https://www.ox.ac.uk/students/academic/guidance/skills/plagiarism?wssl=1.

20

Anda mungkin juga menyukai