Anda di halaman 1dari 11

NASKAH PUBLIKASI (MANUSCRIPT)

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG


MENGALAMI DIABETES MELITUS DI KECAMATAN ANGGANA
KUKAR

THE CASE STUDY OF NURSING CARE IN CLIENT WITH DIABETES


MELLITUS IN THE WORKING AREA OF KECAMATAN ANGGANA KUKAR

DISUSUN OLEH:
RAHAYU
1911102416027

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
Naskah Publikasi (Manuscript)

Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami Diabetes


Melitus Di Kecamatan Anggana Kukar

The Case Study of Nursing Care in Client with Diabetes Mellitus in the Working Area
of Kecamatan Anggana Kukar

Disusun Oleh:
RAHAYU
1911102416027

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Naskah publikasi dengan judul Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Klien

Yang Mengalami Diabetes Melitus Di Kecamatan Anggana Kukar telah disetujui

dan dinyatakan memenuhi syarat untuk di unggah atau di upload pada laman

repository d-space.umkt.ac.id.

Samarinda, 15 Oktober 2022

Pembimbing

Ns. Taharuddin, M.Kep


NIDN. 112905851
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAPAK H YANG MENGALAMI
DIABETES MELITUS DI KECAMATAN ANGGANA KUKAR

Rahayu1, Taharuddin2, Hidayat Rahman Faried3

Program Studi DIII Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan


Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Jl. Ir. H. Juanda No.15, Samarinda

E-mail : rahayu.aayyu@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang : Diabetes melitus adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya. Tanda dan gejala diabetes ialah peningkatan buang air kecil, peningkatan
rasa haus, penurunan berat badan, kelaparan, masalah kulit, penyembuhan luka yang lambat,
infeksi jamur, iritasi genital, kelelahan, penglihatan kabur dan kesemutan atau mati rasa serta
peningkatan gula darah. Salah satu terapi yang dapat diberikan pada klien diabetes melitus untuk
menurunkan kadar gula darah ialah dengan cara pengendalian berat badan, diet dan olahraga
(senam kaki diabetes).

Tujuan : Tujuan penelitian ini memperoleh gambaran atau pengalaman nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami diabetes melitus di kecamatan Anggana Kukar.

Metode : Metode atau desain penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Pada 1 klien dengan diagnosa medis diabetes melitus. Data pada klien
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.

Hasil : Dari studi kasus yang telah dilakukan selama 4 hari pada Tn.H didapatkan bahwa klien
mengalami masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia
(gangguan toleransi glukosa darah). Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan pemberian
senam kaki diabetes didapatkan masalah keperawatan klien teratasi yang dibuktikan dengan kadar
glukosa klien menurun. Pada pemeriksaan pertama pada tanggal 14 Maret 2022 pukul 07.30 wita
GDS klien 160 mg/dl dan setelah dilakukan senam kaki dilakukan pemeriksaan kedua pada
tanggal 17 Maret 2022 pukul 09.50 wita didapatkan hasil GDS klien 125 mg/dl. Hal ini
membuktikan bahwa pemberian senam kaki pada klien yang mengalami diabetes melitus dapat
menurunkan kadar glukosa dalam darah.

Kesimpulan: Dari kasus Tn.H masalah keperawatan dapat teratasi sesuai dengan harapan. Saran
yang dapat diberikan ialah agar keluarga menjadi motivator pendukung untuk kesehatan klien dan
dapat menjaga pola hidup sehat secara bersama-sama.

Kata kunci: Diabetes melitus, senam kaki diabetes.

1
Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2 Dosen Pengajar Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
THE CASE STUDY OF NURSING CARE Tn.H WITH DIABETES MELLITUS IN THE
WORKING AREA OF KECAMATAN ANGGANA KUKAR

Rahayu1, Taharuddin2, Hidayat Rahman Faried3

DIII Nursing Study Program, Faculty Nursing Science


Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Jl. Ir. H. Juanda No.15, Samarinda

E-mail : rahayu.aayyu@gmail.com

ABSTRACT

Research Background : Diabetes mellitus is a metabolic disease with a characteristic high blood
sugar (hyperglycemia) caused by impaired insulin secretion disorders, insulin work or both. Signs
and symptoms of diabetes are polyuria, polydipsia, weight loss, polyfagia, skin problems, slow
healing wounds, fungal infection, genitalia irritation, fatigue, blurred vision and increased blood
sugar. Therapy that can be given to clients of diabetes mellitus to lower blood sugar levels is by
means of weight control, diet and exercise (diabetic foot gymnastics).

Research Objectives : The purpose of this study is to obtain a real picture or experience in
providing nursing care to clients who have diabetes mellitus in the working area of Samarinda
Harapan Baru Health Center.

Research Method : The research method or design used in this case study is qualitative
descriptive research. In 1 client with a medical diagnosis of diabetes mellitus. Data on clients is
obtained from interviews and observations.

Results: From a case study that was conducted for 4 days on Mr. H, it was found that the client
had problems with unstable blood glucose levels related to hyperglycemia (impaired blood
glucose tolerance). After nursing care was carried out by giving diabetic foot exercises, it was
found that the client's nursing problems were resolved as evidenced by the client's decreased
glucose levels. At the first examination on March 14, 2022 at 07.30 WITA the client's GDS was
160 mg/dl and after the foot exercise was carried out a second examination was carried out on
March 17, 2022 at 09.50 WITA, the client's GDS result was 125 mg/dl. This proves that giving foot
exercises to clients who have diabetes mellitus can reduce blood glucose levels.

Conclusion: From the case of Mr. H nursing problems can be resolved according to expectations.
The advice that can be given is that the family becomes a supporting motivator for the health of
the client and can maintain a healthy lifestyle together.

Keywords: Diabetes mellitus, diabetic foot gymnastics.


PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya. Klasifikasi diabetes secara umum terdiri atas diabetes
melitus tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan diabetes
melitus tipe 2 atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Jumlah
penderita diabetes tipe 1 sebanyak 5-10% dan diabetes tipe 2 sebanyak 90-95%
dari penderita diabetes di seluruh dunia (ADA,2020).
Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi global diabetes
adalah 230 juta orang dan jumlah ini meningkat 3% setiap tahun atau setara
dengan 7 juta kasus. Diperkirakan akan ada 350 juta kasus diabetes di seluruh
dunia pada tahun 2025 (WHO, 2018). Diabetes merupakan masalah global dan
prevalensinya terus meningkat di seluruh dunia dari tahun ke tahun dan begitupun
di Indonesia. Menurut data International Diabetes Federation (IDF), prevalensi
global diabetes diperkirakan 9,3% dari usia 20 sampai 70 tahun (463 juta kasus)
menjadi 10,2% (578 juta kasus) pada tahun 2030 dan terus meningkat menjadi
10,9% (700 juta kasus) pada tahun 2045, IDF memperkirakan prevalensi diabetes
pada perempuan sebesar 9% dan 9,65% pada laki – laki (IDF, 2019).
Berdasarkan data perkeni Indonesia menduduki peringkat ke-7 dunia untuk
diabetes pada tahun 2015 dan diperkirakan akan naik menjadi peringkat ke-6 pada
tahun 2040 (Perkeni, 2019). Diabetes bukan hanya penyebab utama kematian dini.
Melainkan kondisi ini juga merupakan penyebab utama kebutaan, penyakit
jantung dan gagal ginjal. Diabetes di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada
usia 15 tahun adalah 2%. Prevalensi diabetes menurut hasil tes glukosa darah
meningkat dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Angka
tersebut menunjukkan bahwa hanya sekitar 25% penderita diabetes yang
mengetahui dirinya menderita diabetes (Riskesdas, 2018).
Di hampir semua wilayah, prevalensinya meningkat pada tahun 2013 – 2018
kecuali Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2018, empat negara bagian memiliki
prevalensi tertinggi: DKI Jakarta, Kalimantan Timur, DI Yogyakarta dan Sulawesi
Utara. Kalimantan Timur menempati urutan kedua dengan penderita diabetes
hingga 3,1% (Riskesdas, 2018). Menurut data Dinas Kesehatan Kalimantan
Timur pada tahun 2017, terdapat 12.688 kasus dimana 4.794 kasus adalah laki –
laki dan 7.894 kasus adalah perempuan. Sedangkan angka mortalitas diabetes di
Kaltim sebanyak 256 kasus, dengan rincian 93 laki – laki dan 163 perempuan
(Dinkes Kaltim, 2017). Pada tahun 2018, Kalimantan Timur melaporkan
prevalensi diabetes pada penduduk semua umur, dengan kota Samarinda
menempati urutan pertama yaitu 3,4% dengan jumlah 4.116 kasus (Riskesdas,
2018).
Dampak diabetes antara lain penyakit yang menyerang retina (retinopati),
gangguan sistem saraf tubuh (neuropati) dan peningkatan penyakit ginjal
(nefropati) akibat komplikasi Diabetes Melitus, kesehatan mental yang memburuk
dan gangguan kualitas hidup (Paduch dkk, 2017).
Tanda dan gejala diabetes termasuk peningkatan buang air kecil,
peningkatan rasa haus, penurunan berat badan, kelaparan, masalah kulit,
penyembuhan luka yang lambat, infeksi jamur, iritasi genital, kelelahan,
penglihatan kabur dan kesemutan atau mati rasa, serta peningkatan gula darah
(Kemenkes RI, 2019). Untuk mengetahui siapa yang menderita diabetes, perlu
dilakukan pemeriksaan kadar gula darah yang hasilnya sangat penting untuk
diagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Jika hasil tes gula darah sewaktu
menunjukkan kadar gula >200 mg/dL individu dapat didiagnosis menderita
Diabetes Melitus (Riskesdas, 2018).
Pengobatan diabetes dilakukan dengan dua metode pengobatan yaitu terapi
farmakologis (terapi dengan obat) dan terapi non farmakologis (tanpa obat).
Pengobatan terdiri dari pemberian insulin dan agen hipoglikemik oral. Di sisi lain,
terapi tanpa obat termasuk dengan cara pengendalian berat badan, olahraga dan
diet. Olahraga merupakan salah satu dari empat pilar pengelolaan diabetes
(Perkeni, 2019). Olahraga juga dapat menurunkan kadar gula darah karena
meningkatkan penggunaan glukosa oleh otot yang aktif (Yunir & Soebardi, 2019).
Salah satu olahraga yang dapat menurunkan kadar gula darah adalah senam kaki
diabetes (Soegondo, 2019).
Dalam upaya mengendalikan glukosa dalam darah dapat dilakukan dengan
terapi non farmakologis seperti senam kaki. Hal tersebut dikarenakan penderita
yang mengalami Diabetes Mellitus disebabkan oleh kerusakan pankreas dalam
memproduksi insulin, dimana insulin ini berfungsi dalam mengendalikan kadar
glukosa darah. Penurunan kadar glukosa dalam darah sebagai salah satu indikasi
terjadinya perbaikan Diabetes Mellitus yang dialami. Oleh sebab itu pemberian
aktivitas senam kaki merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengelola
Diabetes Mellitus. Senam kaki diabetes adalah kegiatan atau latihan yang
dilakukan oleh penderita Diabetes Mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan pembuluh darah pada bagian kaki (Hardika, 2018).
Konsisten dengan ini, sebuah studi oleh Boule et al (2018) tentang Effects of
exercise on glycemic and body mass in type 2 Diabetes Mellitus: A meta-analysis
of controlled clinical trials atau pengaruh olahraga terhadap glukosa darah dan
berat badan pada diabetes tipe 2, menunjukkan bahwa hasil program latihan
terstruktur secara statistik dan klinis telah terbukti memiliki efek menguntungkan
pada kontrol gula darah, meskipun efek ini tidak signifikan untuk penurunan berat
badan (Boule et al, 2018).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hardika (2018) tentang pengaruh
senam kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes
Melitus tipe 2. Jenis penelitian ini menggunakan one group pretest – posttest.
Subjek penelitian ini adalah penderita diabetes berusia 40 tahun sampai 49 tahun
dengan 10 responden dengan persentase 33,3% kelompok usia 50 -59 tahun
memiliki 14 responden dengan tingkat 46,7%. Dari usia 60 sampai 70 tahun, ada 6
responden dengan tingkat 20,0%. Durasi pelaksanaan 3 – 5 kali/minggu. Dari
hasil penelitian didapatkan rata – rata nilai gula darah sebelum melakukan senam
kaki adalah 202,67 mg/dl, setelah melakukan senam kaki menurun menjadi
173,07 mg/dl. Hasil analisis mengungkapkan perbedaan yang signifikan dalam
kadar gula darah antara klien dengan diabetes (Hardika, 2018).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada studi kasus
ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Bapak H yang Mengalami
Diabetes Melitus Di Kecamatan Anggana Kukar?”.

TUJUAN PENELITIAN
Memperoleh gambaran atau pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes Melitus Di Kecamatan
Anggana Kukar.

MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan peningkatan dan
mengembangkan kualitas pendidikan ataupun asuhan keperawatan,
khususnya yang berhubungan dengan pemberian asuhan keperawatan pada
klien diabetes melitus. Sebagai kajian pustaka bagi yang akan melaksanakan
penelitian dalam bidang yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Peneliti / Mahasiswa
Hasil dari analisis studi kasus ini diharapkan penulis dapat menerapkan
informasi yang diperoleh dari keterlibatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan diabetes mellitus dan untuk memperluas
pengetahuan dan kemampuan, terutama bagaimana untuk benar-benar
fokus pada klien dengan diabetes mellitus.
b. Manfaat Bagi Instansi Terkait
Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
penyusunan pedoman atau standar operasional prosedur asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami diabetes melitus.
c. Manfaat Bagi Klien dan Keluarga
Penelitian ini bermanfaat bagi klien dalam membantu mengatasi masalah
yang muncul akibat diabetes melitus untuk mempercepat proses
penyembuhan penyakitnya.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif
kualitatif dengan pemaparan kasus dan pendekatan yang digunakan ialah asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan atau
intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi. Subyek dalam studi kasus ini
adalah 1 orang klien yang mengalami diabetes melitus di Kecamatan Anggana
Kukar. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode observasi dan
wawancara. Instrumen yang digunakan dalam kegiatan studi kasus ini adalah
format asuhan keperawatan medikal bedah, lembar observasi kadar glukosa dalam
darah, SPO senam kaki diabetes, alat pengukur gula darah.
HASIL dan DISKUSI
Hasil penerapan ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Widiyono (2021) tentang Dampak Aktivitas Kaki Diabetes Melitus terhadap
Kadar Glukosa pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2, ditemukan bahwa praktik
kaki diabetik pada dasarnya mempengaruhi penurunan kadar glukosa. Kebiasaan
aktivitas aktual (kaki) dapat bekerja pada pedoman kadar glukosa dan sel. Senam
Kaki dilakukan beberapa kali dalam beberapa minggu dengan jangka waktu 10
menit untuk setiap kegiatan. Estimasi kadar glukosa hanya dilakukan dua kali,
yaitu 1 kali sebelum pemberian latihan kaki diabetik pada pertemuan utama dan
saat setelah latihan kaki diabetes pada pertemuan terakhir.
Berdasarkan hasil penerapan dan penelitian sebelumnya, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa penerapan senam kaki diabetes sangat efektif dalam
menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabetes melitus. Sehingga
dalam kurun waktu 4 hari kadar gula darah klien menurun dan mencapai nilai
normal kadar gula darah.

KESIMPULAN
Asuhan keperawatan pada klien Tn.H yang berusia 55 tahun dilakukan pada
tanggal 14 Maret 2022 pukul 07.00 wita menunujukkan adanya keluhan
penurunan kekuatan otot, sering berkemih, merasa haus, turgor kulit menurun dan
penurunan kekuatan rentang gerak ROM serta memiliki riwayat diabetes melitus.
Dan hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum klien baik dengan GDS 160
mg/dl. Pada tahap penegakkan diagnosa keperawatan didapatkan 4 masalah
keperawatan yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah, perfusi perifer tidak
efektif, risiko hipovolemia dan gangguan mobilitas fisik. Intervensi yang
diberikan kepada klien dengan masalah keperawatan ketidakstabilan kadar
glukosa dalam darah yaitu latihan fisik dengan melakukan senam kaki diabetes.
Pada masalah keperawatan perfusi perifer dilakukan intervensi perawatan
sirkulasi. Masalah keperawatan risiko hipovolemia diberikan intervensi
manajemen hipovolemia. Dan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik
intervensi yang diberikan ialah dukungan mobilisasi. Evaluasi yang dilakukan
pada Tn.H dilakukan selama 4 hari, dimulai pada tanggal 14 Maret 2022 sampai
dengan 17 Maret 2022 oleh penulis dibuat dalam format evaluasi SOAP
(Subjektif, Objektis, Assessment, Planning). Hasil evaluasi yang dilakukan oleh
penulis pada klien menunjukkan bahwa terdapat 4 diagnosa keperawatan, 2
diantaranya teratasi yaitu ketidastabilan kadar glukosa dalam darah berhubungan
dengan hiperglikemia (gangguan toleransi glukosa darah) dan risiko hipovolemia
ditandai dengan kekurangan intake cairan. Sedangkan 2 diagnosa keperawatan
lainnya teratasi sebagian yaitu perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
hiperglikemia dan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan otot.

SARAN
1. Bagi Penulis / Mahasiswa
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan bisa menjadi gambaran dalam upaya
memberikan asuhan keperawatan pada klien diabetes melitus dengan tepat.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menguasai konsep teori tentang
penyakit diabetes melitus, selain itu peneliti juga harus melakukan pengkajian
dengan tepat dan akuran pada klien agar asuhan keperawatan dapat
didokumentasikan dengan baik dan masalah keperawatan pada klien dapat
terselesaikan.
2. Bagi Instansi Terkait
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran dalam teori atau pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami diabetes melitus.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan klien kooperatif selama pemberian asuhan keperawatan,
menjalankan pola hidup yang sehat untuk mencegah komplikasi yang lebih
lanjut serta diharapkan penderita diabetes melitus teratur melakukan kontrol
kadar glukosa dalam darah sehingga meminimalisir kemungkinan komplikasi
yang dapat terjadi. Peran keluarga sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan klien.
DAFTAR PUSTAKA

ADA,(2020). Classification and Diagnosis: Standars of Medical Care in


Diabetes-2020. In Diabetes Care (Vol. 43, pp. S14-S31).
Boule et al. (2018). Effects of exercise on glycemic and body mass in type 2
Diabetes Melitus: A meta-analysis of controlled clinical trialse.
Jama,286,(10): 1218-1227.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. (2017). Jumlah Kasus
Diabetes Melitus Berbasis Puskesmas. Kalimantan Timur: Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.
Hardika (2018). Penurunan Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
II Melalui Senam Kaki Diabetes. Medisains,16,(2):60-66.
International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas Ninth Edition 2019.
IDF:2019.
Perkumpulan Endokrin Indonesia. (2019), Konsesus Pengendalian dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia, Jakarta:
PB PERKENI.
Riskesdas. (2018). Angka Kejadian Diabetes Melitus Di Kalimantan Timur.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin. Di
akses pada hari Jumat tanggal 10 Desember 2021.
Soegondo. (2019). Penatalaksanaan Diabetes Terpadu sebagai Panduan
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Bagi Dokter maupun Educator
Diabetes. Jakarta:FKUI.
Yunir & Soebardi. (2019). Terapi Non Farmakologis pada Diabetes
Melitus. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
World Health Organization. (2018). Global Report On Diabates.
Geneva:WHO

Anda mungkin juga menyukai