Oktober 2018
Nurfah Laila1
Mahasiswa Pascasarjana Bahasa Indonesia UMN Al Washliyah1
perbaungansinar284@gmail.com
Rosmawati Harahap2
Dosen Pascasarjana Bahasa Indonesia UMN Al Washliyah2
dahlanrahmawati59@gmail.com
Abstrak
Masalah penelitian ini adalah apakah leksem tutur sapa bahasa Melayu Deli terdapat dalam
Syair Putri Hijau? Tujuan penelitian ingin mendeskripsikan leksem tutur sapa yang terdapat
dalam Syair Putri Hijau. Tutur sapa bahasa Melayu Deli terdapat dalam Syair Putri Hijau
karangan Abdul Rahman tahun 1955. Syair Putri Hijau adalah genre puisi yang bermakna
tindak tutur yang berisi tutur sapa. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Sumber data penelitian ini adalah naskah teks Syair Putri Hijau dan ekspositori tutur sapa
bahasa yang tertulis dalam naskah Syair Putri Hijau yang sudah pernah diteliti dan
dibukukan oleh Abdul Rahman pada cetakan tahun 1955 tanpa penerbit. Cetak naskah
teksnya dalam huruf Times New Roman. Teknik pengumpulan data yaitu mengidentifikasi
naskah Syair Putri Hijau yang berupa leksem tutur sapa yang terdapat dalam itu. Kalimat
atau klausa diberi tanda untuk menudahkan pendaftarannya ke dalam tabel. Hasil penelitian
adalah sejumlah leksem tutur sapa berbahasa Melayu Deli. Kata sapaan itu diacukan
kepada Kamus Bahasa Indonesia dan ternyata semua leksem tutur sapa dalam teks Syair
Putri Hijau itu terdapat dalam kamus tersebut. Teks Syair Putri Hijau berisi tutur sapa
bahasa Melayu Deli yaitu Saya, Baginda, Ibunda, Adinda, Kakanda, Patik, Beta, Hamba,
Tuan, Paduka.
Abstract
The problem of this research is whether the addressing of Deli Malay are found in Syair Putri
Hijau? The aim described of the addressing lexem contained in the Syair Putri Hijau. The
addressing Deli Malay language contained in Syair Putri Hijau by Abdul Rahman in 1955
years. Syair Putri Hijau was a genre of poetry that means speech acts that addressing. This
research method is a qualitative descriptive method. The source of this research data is the
text manuscript Syair Putri Hijau and expository speech spoken in the text Syair Putri Hijau
which had been researched and recorded by Abdul Rahman on the 1955 print without a
publisher. Print the text in Times New Roman. Data collection techniques are identifying
Syair Putri Hijau manuscripts in the addressing lexem contained in the Syair Putri Hijau.
Sentences or clauses are marked to facilitate registration into the table. The results of the
study are a number of lexem the addressing in Deli Malay. The greeting word was referred to
the Indonesian Dictionary and it turned out that all the addressing lexemes in the Syair Putri
Hijau text were in the dictionary. The text Syair Putri Hijau contains the addressing of Deli
Malay language, namely: Saya, Baginda, Ibunda, Adinda, Kakanda, Patik, Beta, Hamba,
Tuan, Paduka.
380
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 2. Oktober 2018
381
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 2. Oktober 2018
instrumennya pun adalah dokumen 7. Beta ‘saya’ tutur sapa Anak Raja
berupa naskah, observasi, dan kepada Raja atau Ayahnya.
wawancara. 8. Paduka ‘Tuan’, ‘orang kedua yang
dihormati karena keturunan raja’.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tutur sapa Syair Putri Hijau
(SPH) dilihat dari transkripsi teks Syair
3.1 Hasil Penelitian
Putri Hijau (SPH) yang ditabelkan
Leksem tutur sapa dalam teks
untuk mengidentifikasi tiap bait SPH
Syair Putri Hijau masih terdaftar dalam
tersebut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tutur
sapa bahasa Melayu Deli terdapat
Tabel 1: Teks SPH Berleksem TS
dalam karangan Syair Putri Hijau Teks Asli TS SPH Leksem TS Keteranga
(SPH). dalam bait SPH n
Dalam setiap komunikasi, Transkripsi Bait/
maka manusia saling menyampaikan halaman
informasi yang dapat berupa pikiran, 1. Banyak Saya
keteragan merupakan
gagasan, maksud, perasaan, maupun
sudah di dapati kata atau
emosi secara langsung. Maka dalam ataupun tanda- leksem
setiap proses komunikasi sebagai tanda sebagai Melayu
Saya (bait
peristiwa pertuturan dalam satu bukti tanda
ke-3)
Deli, dan
situasi tutur. Tutur sapa adalah sudah saya leksem
lihati saya
ucapan panggilan kepada seseorang
menjadikan leksem
secara etika berbahasa. Etika percaya di bahasa
berbicara yang bersifat psikologis dalam hati Indonesia.
dan diucapkan dalam situasi 2. Keterangan
pecakapan antara pembicara dan pertama saya
pendengarnya atau antara komunikan membagi suatu
pancuran
dengan audiens seperti dalam teks tepian mandi Saya (bait
Syair Putri Hijau yang teksnya Sda
sampai ke-5)
bersifat genre puisi. Ucapan tokoh sekarang
cerita Putri Hijau kepada Raja, kepada tinggallah sendi
Sultan Aceh, kepada Hulubalang di deli tua
adalah lagi
1. Tutur sapa saya ‘aku, orang 3. Sampai disini
pertama tunggal’ saya berhenti
2. Tutur sapa Kakanda (ucapan Putri keteranagn-
Hijau kepada Mambang Yajid, keterangan
Saya (bait
Mambang Khayali) sudah terbukti
ke-10)
dengan cerita
3. Tutur Sapa Baginda (ucapan Putri baik diganti
Hijau kepada Ayahanda Putri supaya hasil
Hijau). maksud di hati
4. Ayahanda, (ucapan Putri Hijau 4. Kerajaan besar
kepada Ayah Kandungnya Raja nyatalah sudah
negerinya
Deli Tua). ramai kotanya Baginda
Tutur Sapa tersebut terdapat dalam indah (bait ke-
teks SPH. banyaklah 12)
5. Ananda: tutur Sapa Baginda dagang ke sana
kepada Putri Hijau. berpindah
kepada Baginda
6. Patik ‘saya hamba’ yang datang
diucapkan rakyat kepada Rajanya merendah
secara langsung.
382
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 2. Oktober 2018
383
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 2. Oktober 2018
384
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 2. Oktober 2018
385
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 2. Oktober 2018
386
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 2. Oktober 2018
dengan leksem saya dalam Kamus tidak membutuhkan interaksi dua pihak
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). percakapan.
Demikianlah teks TS-SPH Syair adalah teks berbentuk bait yang
dapat dilihat dari tabel yang bersumber berisi kata dasar atau leksem dan berisi
dari kartu data yang dibuat peneliti. kata-kata bentukan atau kata turunan.
Penulis SPH menceritakan kisah Semua tutur sapa dalam teks SPH itu
antara tokoh cerita seperti dalam teks adalah leksem yang terdapat dalam
Putri Hijau yang .bersifat konten Kamus Besar Bahasa Indonesia
kalimat. Syair Putri Hijau (SPH) (2008). Setiap baris dalam bait syair
adalah wacana tindak tutur. Si dapat berupa klausa ataupun kalimat.
penututur /Saya/ ‘ aku’ adalah penulis Dengan demikian setiap sebait syair
SPH ini. harus berisi minimal 4 klausa atau
Jenis tutur sapa (TS) yang kalimat. Klausa. Irwansyah (2008)
terdapat dalam SPH itulah peneliti menganggap Syair Putri Hijau sebagai
melihat kesamaan kosakata seperti naskah Filologi; makanya teks Syair
terdapat dalam KBBI (2008). Syair Putri Hijau yang ditulis Abdul Rahman
Putri Hijau Karangan Abdulrahman adalah naskah filologi yang disadur
1955 adalah Syair Putri Hijau versi dari tulisan sebelumnya. Jadi, teks SPH
Bahasa Indonesia. Situasi tuturan yang karya Abdul Rahman adalah naskah
ada dalam teks SPH adalah situasi Filologi yang berisi leksem tutur sapa
pertemuan resmi antara Raja dengan berbahasa Melayu Deli.
anak-anak dan orang lain. Dengan Dengan demikian sebuah bait
demikian disimpulkan jika Raja Syair Putri Hijau memiliki leksem
berbicara kepada anggota keluarganya tutur sapa dalam bahasa Melayu Deli.
selalu berbahasa resmi. Tutur sapa ini dikaji secara semantik
(Parera, 2004). Namun makna kata
3.2 Pembahasan atau leksem tutur sapa yang terdapat
Bentuk bahasa dalam SPH dalam Syair Putri Hijau dicari tahu
dirujuk kepada Efsi (2014) bahwa Kata maknanya juga berdasarkan makna
Sapaan Baginda dalam Bahasa Melayu kamus bahasa Melayu Deli dan Kamus
Pontianak di wilayah Istana Kadriah Besar Bahasa Indonesia (Moeliono,
sebagai kosakata yang digunakan 2008). Teori yang digunakan adalah
dalam Istana Kadriah. Jadi, bentuk leksem tutur sapa dalam bahasa
sapaan bahasa dalam Syair Putri Hijau Melayu Deli dan Bahasa Indonesia.
itu sama menurut Sapaan dalam Leksem adalah kata yang utuh dalam
Bahasa Melayu Pontianak, dan Melayu daftar kamus. Setiap bahasa
Deli untuk memanggil Sultan yaitu mempunyai leksem sendiri untuk tutur
/Baginda/ ‘Raja’. Begitu juga dengan sapa.
leksem tutur sapa /Ibunda/ ‘orang yang Semua kata sapaan yang
melahirkan seseorang’. Tutur sapa terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
/Kakanda/ ‘ Saudara kandung yang Indonesia yang bersifat istana sentris
lebih tua dari seseorang’. Teks adalah berkategori kata nomina dan
monolog dan dialog dalam Syair Putri pronomina (kata ganti orang).
Hiajau dikarang oleh penulisnya Perkataan yang berleksem kata ganti
sendiri. Teks ini seperti teks fiksi orang atau panggilannya digolongkan
imajinatif dari pengarangnya ke dalam kategori kata pronomina.
Abdulrahman pada tahun 1955. Sistem kata sapaan kekerapabatan
Monolog: sebuah tuturan manusia yang dalam teks Syair Putri Hijau diucapkan
secara dalam pertemuan resmi. Tutur
387
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 2. Oktober 2018
388