No. Revisi : 00 SOP Tanggal Terbit : 02 Januari 2019 Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS Wiwik Nurlaela
MATARAM NIP. 19770109 200112 2 002
1. Pengertian Serangkaian kegiatan untuk penanganan TB di UPTD Puskesmas Mataram.
2. Tujuan 1. Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta kualitas hidup. 2. Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak buruk selanjutnya. 3. Mencegah terjadinya kekambuhan TB. 4. Menurunkan risiko penularan TB. 5. Mencegah terjadinya dan penularan TB resistan obat. 3. Kebijakan 1. Kebijakan Kepala UPTD Puskesmas Mataram No. 4 Tahun 2018 Tentang Jenis-Jenis Pelayanan UPTD Puskesmas Mataram 2. Kebijakan Kepala UPTD Puskesmas Mataram No. 10 Tahun 2018 tentang Struktur Organisasi, Uraian dan Pembagian Tugas UPTD Puskesmas Mataram. 3. Kebijakan Kepala UPTD Puskesmas Mataram No. 20 Tahun 2018 Tentang penetapan dokumen external 4. Kebijakan Kepala UPTD Puskesmas Mataram No. 94 Tahun 2018 Tentang TB DOTS dan Tim TB DOTS 4. Referensi PMK Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis 5. Alat Dan Bahan 1. Status pasien 2. TB 01 (Kartu Pengobatan Pasien TB) 3. TB 02 (Kartu Identitas Pasien TB) 4. TB 03 (Register pasien TB fasilitas kesehatan) 6. Langkah-Langkah 1. Pilih seorang PMO sebelum pengobatan dimulai dengan persyaratan : a. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasien. b. Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien. c. Bersedia membantu pasien dengan sukarela. d. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersamasama dengan pasien. 2. Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa, Perawat, Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasi, dan lain lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. 3. Jika PMO sudah didapatkan dan disepakati, jelaskan kepada PMO tugas seorang PMO : a. Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan. b. Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur. c. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan. d. Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan. e. Tugas seorang PMO bukanlah untuk mengganti kewajiban pasien mengambil obat dari unit pelayanan kesehatan. Pada saat pasien mengambil obat, diupayakan bahwa dosis hari itu ditelan di depan petugas keseheatan. 4. Pada pengobatan TB RO, pengawasan menelan obat dilakukan oleh petugas kesehatan di fasyankes. Pada beberapa kondisi tertentu, pemberian OAT MDR dilakukan di rumah pasien, maka pengawasan menelan obat dapat dilakukan oleh petugas kesehatan/kader yang ditunjuk, atau oleh keluarga pasien dengan sebelumnya sudah disepakati oleh petugas kesehatan dan pasien. 5. Informasi penting yang perlu dipahami PMO untuk disampaikan kepada pasien dan keluarganya: a. TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan atau kutukan. b. TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur. c. Cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan cara pencegahannya. d. Cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan). e. Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur. 7. Diagram Alir 8. Unit Terkait 9. Dokumen Terkait 1. Medical Record Pasien 2. TB 01 (Kartu Pengobatan Pasien TB) 3. TB 02 (Kartu Identitas Pasien) 4. TB 03 (Register pasien TB fasilitas kesehatan) 10. Rekaman Histori Tanggal Mulai Perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Diberlakukan 1 Tata Naskah Sesuai Sk No. 1 04 April 2018 Tahun 2018 Tentang Tata Naskah 2 Referensi PMK Nomor 67 04 April 2018 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis