(NCA 209)
MODUL SESI 6
INFEKSI OPPORTUNISTIK dan PENGONTROLAN PERTUMBUHAN
MIKROORGANISME
DISUSUN OLEH
ERNALINDA ROSYA, S.Kep., Ns., M.Kep
http://esaunggul.ac.id 0 / 15
INFEKSI OPPORTUNISTIK dan PENGONTROLAN PERTUMBUHAN
MIKROORGANISME
Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang terjadi lebih sering dan lebih parah
pada individu dengan sistem kekebalan yang melemah, termasuk orang
dengan HIV (https://www.cdc.gov/, 2017)
http://esaunggul.ac.id 1 / 15
sampai 2 tahun setelah manifestasi awal AIDS. IO terkait HIV telah didefinisikan
sebagai infeksi yang lebih sering atau lebih parah karena imunosupresi yang
ditengahi oleh HIV (AIDSinfo.nih.gov, 2019)
2. Penyebab
IO disebabkan oleh berbagai kuman (virus, bakteri, jamur, dan parasit). Kuman
ini menyebar dengan cara yang berbeda, seperti di udara, cairan tubuh, atau
makanan atau air yang terkontaminasi. Mereka dapat menyebabkan masalah
kesehatan ketika sistem kekebalan seseorang melemah (HIV.gov, 2019)
http://esaunggul.ac.id 2 / 15
akan tetapi di daerah Endemis, harus dipertimbangkan kemungkinan
malaria pada orang dengan riwayat demam.
e. Virus : Herpes Simplex dan Varicella-Zoster, Cytomegalovirus, Infeksi
virus penyerta (Hepatitis B, Hepatitis C) (Menteri Kesehatan, 2015)
Untuk menentukan apakah kita terinfeksi IO, darah kita dapat dites untuk antigen
(potongan kuman yang menyebabkan IO) atau untuk antibodi (protein yang dibuat
oleh sistem kekebalan untuk memerangi antigen). Ditemukan antigen berarti kita
terinfeksi. Ditemukan anti bodi berarti kita pernah terpajan pada infeksi. Kita mungkin
diberikan imunisasi atau vaksinasi terhadap infeksi tersebut, atau sistem kekebalan
mungkin “memberantas” infeksi dari tubuh kita, atau pun kita mungkin tetap terinfeksi.
Jika kita terinfeksi kuman yang menyebabkan IO, dan jika jumlah CD4 kita cukup
rendah sehingga memungkinkan IO berkembang (Yayasan Spiritia, 2008)
http://esaunggul.ac.id 3 / 15
c. Dua macam virus herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada
mulut atau kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika kita
terinfeksi HIV, perjangkitannya dapat jauh lebih sering dan lebih berat.
Penyakit ini dapat terjadi pada jumlah CD4 berapa pun. Lihat LI 519.
http://esaunggul.ac.id 4 / 15
d. Malaria adalah umum di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini lebih
umum dan lebih berat pada orang terinfeksi HIV.
e. Mycobacterium avium complex (MAC atau MAI) adalah infeksi bakteri
yang dapat menyebabkan demam kambuhan, rasa sakit yang umum,
masalah pada pencernaan, dan kehi- langan berat badan yang parah
Pneumonia Pneumocystis (PCP) adalah infeksi jamur yang dapat
menyebabkan pneumonia (radang paru) yang berbahaya. Rentang CD4:
di bawah 200.
f. Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi otak oleh semacam protozoa. Ren-
tang CD4: di bawah 100..
g. Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru, dan dapat
menyebabkan meningitis (radang selaput otak). Rentang CD4: Setiap
orang dengan HIV yang dites positif terpajan TB sebaiknya diobati.
http://esaunggul.ac.id 5 / 15
Pencegahan menurut (https://www.cdc.gov/, 2017) yaitu:
- Pahami kuman apa yang terpapar pada pasien (seperti tuberkulosis atau
kuman yang ditemukan di tinja, air liur, atau di kulit binatang) dan batasi
pemaparan pasien terhadapnya.
- Jangan mengkonsumsi makanan tertentu, termasuk telur yang kurang
matang, susu dan keju yang tidak dipasteurisasi, jus buah yang tidak
dipasteurisasi, atau kecambah biji mentah.
- Jangan minum air yang tidak diolah seperti air langsung dari danau atau
sungai. Air keran di luar negeri juga sering tidak aman. Gunakan air
botolan atau filter air.
- Tanyakan ke petugas kesehatan/dokter apa yang harus dilakukan di
tempat kerja, di rumah, dan berlibur untuk memastikan tidak terpapar OI.
http://esaunggul.ac.id 6 / 15
ART telah menghasilkan penghematan biaya yang substansial dari IO yang
dihindari (Low et al., 2016)
http://esaunggul.ac.id 7 / 15
suhu kamar, pigmen merah hilang. Produksi selulosa Acetobacter xylinum
pada suhu lebih tinggi dari suhu kamar akan menurun.
http://esaunggul.ac.id 8 / 15
7. Kontrol Pertumbuhan Mikroorganisme
Kontrol terhadap pertumbuhan mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
membunuh mikroorganisme, atau menghambat pertumbuhannya. Kontrol terhadap
pertumbuhan dapat dilakukan secara :
1. Fisik
2. Kimia
3. Biologi
Secara fisik, menggunakan uap air panas dan tekanan tinggi, diperoleh panas
lembab, efektif dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi dengan otoklaf
memerlukan suhu 121° C, tekanan 15 psi/1,5 kg/cm2, selama 15 menit. Sterilisasi
fisik dapat juga dengan panas kering menggunakan oven160 °C, 2 jam. Sterilisasi
dengan oven untuk alat-alat gelas dan bahan yang tidak tembus air.
Secara kimia, menggunakan senyawa kimia untuk mengendalikan pertumbuhan
mikroorganisme ,
contoh :
• HgCl (0,1%), menyebabkan koagulasi protein
• NaOCl + Cl2 + H2 O = HCl + HOCl (asam hipoklorit, menyebabkan klorinasi
protein sel)
• HOCl + HCl+ + O n (daya oksidasi kuat)
http://esaunggul.ac.id 9 / 15
Gambar 6.1. Jenis Antiseptic
Desinfeksi air dapat berupa fisik atau kimia. Metode fisik meliputi
pendidihan/dididihkan, penyaringan dan iradiasi ultraviolet. Metode kimia termasuk
penambahan senyawa pelepas klorin, seperti larutan natrium hipoklorit, serbuk T
kloramin, atau bubuk atau tablet sodium dichloroisocyanurate (NaDCC) (Gambar
6.2). Klorin adalah zat berbahaya. Ini sangat korosif dalam larutan terkonsentrasi dan
percikan dapat menyebabkan luka bakar dan merusak mata. Senyawa fenolik
terklorinasi, kloroksilenol, efektif terhadap berbagai bakteri Gram-positif, kurang
http://esaunggul.ac.id 10 / 15
efektif terhadap stafilokokus dan bakteri Gram-negatif. tidak efektif terhadap
Pseudomonas spp. dan tidak aktif terhadap spora (World Health Organization, 2019)
http://esaunggul.ac.id 11 / 15
Glutaral Bakterisida Aldehida
http://esaunggul.ac.id 12 / 15
1. Tindalisasi 1: sel vegetatif mati, kemudian diinkubasi, spora berkecambah
menjadi sel vegetatif.
2. Tindalisasi 2: sel vegetatif mati, spora yang tersisa berkecambah menjadi sel
vegetatif.
3. Tindalisasi 3: semua sel mati.
C. Latihan
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan jelas!!
1. Tujuan pemeriksaan spesimen pus, aspirat dan jaringan pada IO adalah?
2. Jika dilakukan tes terinfeksi IO ditemuan hasil tes Terdapat Anti Bodi. Apakah
maksud hasil tes ini?
3. Apakah yang dimaksud dengan profilaksis?
D. Kunci Jawaban
1. - menentukan adanya penyebab infeksi pada kulit dan jaringan lunak pada
pasien HIV- AIDS
- menentukan adanya penyebab infeksi pada susunan saraf pusat/ cairan
serebrospinal pada pasien HIV-AIDS
2. Pernah terpajan dengan infeksi
3. Pemakaian obat yang akan mencegah pengembangan penyakit aktif agar kita
tidak terinfeksi
E. Daftar Pustaka
AIDSinfo.nih.gov. (2019). Guidelines for the Prevention and Treatment of
Opportunistic Infections in Adults and Adolescents with HIV. United States of
America.
Asmarawati, T. P., Putranti, A., Rachman, B. E., & Hadi, U. (2018). Opportunistic
infection manifestation of HIV-AIDS patients in Airlangga university hospital
Surabaya. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/125/1/012061
HIV.gov. (2019). Opportunistic Infections | HIV.gov. Retrieved March 31, 2020, from
https://www.hiv.gov/hiv-basics/staying-in-hiv-care/other-related-health-
http://esaunggul.ac.id 13 / 15
issues/opportunistic-infections
Low, A., Gavriilidis, G., Larke, N., B-Lajoie, M.-R., Drouin, O., Stover, J., …
Easterbrook, P. (2016). Incidence of Opportunistic Infections and the Impact of
Antiretroviral Therapy Among HIV-Infected Adults in Low-and Middle-Income
Countries: A Systematic Review and Meta-analysis. Clinical Infectious Diseases.
https://doi.org/10.1093/cid/ciw125
http://esaunggul.ac.id 14 / 15