Tantangan Dunia Islam Abad 21
Tantangan Dunia Islam Abad 21
ilITIf
Ziauddin Sardar
TANTANGAN
q
NW,\
I D
I
T
Meniangkau Inlormasi
Abad informasi, sebaliknya dari meningkatkan pengendali-
an kita atas kehidupan kita sendiri, pada kenyataannya justru
melahirkan semacam penjajahan baru. yang lebih canggih
benrpa manipulasi dan penlendalian informasi. Persoalan ini
dan persoalan peran subversif informasi dalam mencemarkan
visi dan imagl tentang Islam dan masyarakat Islam mengawali
pembahasan buku ud. Tak pelak, inilah tantangan mahabgsar
terhadap Dunia Islam, pada masa kini dan, terlebih lagi, pdda
masa-[rasa mendatang. Penulis menekankan bahwa nggara-
negara Muslim mesti mengembangkan stratu strategi informa-
si menyelunrh. Pada awalnya, mereka meqti mengembangkan
suatu infrastruktur untuk menumbuhkan'informasi-informasi
mereka sendiri. KtLrsr^snya, ketika diingat bahwa informasi
dari luar seringkali tak relevan, bahkan bersifat menrsak dan
bertentangan dengan kebutuhan-kebutuhan kaum Muslini.
Sanbil menganjurkan agar formasi di .antara negara-ne-
negara-negara Muslim me- gara Muslim yang berada da-
ngejar ketertinggalannya di lam penngkat kemajuan
bidang ini, penulis menekan- ]tang sama
kan pentingrnya melestarilen
sarana-sarana tradisional (Is-
lami) untuk menyebarluaskan
inicrrnasi lewat bulu-bulu
dan perpustakaan-perpusta-
kaan. Untuk itu, dengan amat
menarik penulis mengung-
kapkan kokohnya akar kebu-
dayraan buku, perpustakaan,
dan penelitian dalam sejarah
Islam, sejak dini. Akhirnya,
penulis mengajukan usulan-
ranlan praktis bagi dibinanya
sistem-sistem informa^si nasio-
nal dan diciptakannya meka-
nisme-mekanisne transfer in-
Dftzrt
lEtrtBttt
KHAZANAH ILMU.ILMU ISTAM I
I
,-t
&L
tlt
L' -,
i
I
?
I
If
I
i -.*
t.. .* _
-:T
"J
DUNIA
IsI.AITI
2l;:,:::"rnasi
D
PEI|ENUT DIIZTf,
KHAZANAH ILMU.ILMU ISLAM
Diterlemahkan darr
lnformation and the rlluslrm World.
A Strategy for the Twenty-first Century
karangan Zrauddrn Sardar, terbitan
l\lanzell Publishing Lrmited, London-Nerv York, 1998
Penerlemah: A.E. Prryono dan Ilyas Hasan
Penyunting: Ilyas Hasan
Hak terjemahan dilindungi undang-undang
All riqhts resen,ed
Cetakan I, Syarvwal la08i\ler 1988
Cetakan II, Sya'ban l-109/Nlaret 1989
Cetakan III, Shafar 1.110,'Septernber 1989
Cetakan IV, Rabilul Awwal l'll2ioktober I99l
Cetakan \r. Rabi'ul Awwal l4l3rOktober 1992
Drterbitkan oleh Penerirrt \lrzan
.{nggota IKAPI
Jl. Yodkalr 16, telp.7009.i1
Bandung 401 24
Zhuddin Sudu
Penulis dan jurnalis independen ba$ banyak publikasi Ilmiah Islam dan Barat; Direktur Gnter for Policy
and Future Studies East-West Univenity, Chicago; mantan Konsultan Sains Timur Tengah untuk New
.lcientill; mantan Konsultan Informasipada Pusat Riset Hajidi King Abdul fuiz Univenity, Jeddah; dan
mantan Consulting Editor Afkar-lnquiry.
Untuk Janet Rennie, Penelope Yates-Me.rce.1dy R,T. Bo,ttle,
yang mengajariku banipir seluruh
ilmu informasi yang kuketabui "r.
tI
I
{
i
d
. r;l
Y
,i
TSI BUKU
:
PRAKATA - 11
INDEKS _ 255
J
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
"D0nl F{AI-IMAT"
MANA-IEMFN HUTAN.IPTJ
PRAKATA
Buku yang ada di tangan Anda ini beraCal dari pidato utama
-Pustakawan
pada Kongres dan Ilmuwan Informasi kedua (KPII
II, di Universitas lJtaru Malaysia, Alos Ator, 20-22 Oktober
L986). Kongrei, yang telah berhasil mengumpulkan sebagian besar
pustakawan dan ilmuwan informasi terkemuka, menyimpulkan
bahwa suatu strategi informasi yang padu dan matang diperlukan
oleh Dunia Muslim, jika ingin ilmu informasi relevan dengan
kebutuhan-kebutuhan dan keperluan-keperlu'an masyarakat-masya-
rakat Muslim. Suatu strategi dibutuhkan bukan saja untuk meng-
hindarkan terjadinya duplikasi di antara negeri-negeri Muslim, atau
untuk melestarikan sumber-sumber daya bernilai dan meningkat-
kan kerja sama, tapi juga, mengingat'cepatnya informasi menjadi
kornoditi pokok di masa ini, untuk kesinambungan hidup Dunia
Muslim sendiri sebagai suatu kesatuan yang merdeka, yang tentu
saja merupakan suatu peradaban. Lagi pula, untuk meyakinkan
semua sektor masyarakat, pemimpin tradisional maupun pembuat-
keputusan modern, tentang pentingnya penciptaan dan arus-arus
informasi di dunia kontemporer, peranan informasi dalam masya-
rakat-masyarakat Muslim harus dianalisis dari perspektif Islam
dan sebagian konsep universalnya yang penting. Saya berharap
strategi yang digariskan dalam buku ini dan analisis yang diajukan
dapat memenuhi keperluan-keperluan dan standarstandar yang
ditetapkan pada KPII II.
Karena buku ini berisi tentang peranan informasi dalam pem-
bangunan, dan bukan tentang pembangunan itu sendiri, maka
saya tidak membahas secara terinci kegagalan banyak strategi
pembangunan konvensional, seperti alih teknologi dan sumbangan
Revolusi Hijau, tetapi semata-mata merujukkan pembaca ke
12 Tantangan Dunia Islam Abad 21
mfiiffi'yang
bisa kita kerja-
kan. Jika diambil tindakan untuk membahas, mengkritik, De-
nyempurnakan dan mengoperasionalkan strategi yang terumuskan
di sini, kita akan mampu menanggulangi rintangan awal yang
barangkali merupakan tantangan utama: kelembaman (inertia)
dan apatisme yang sedemikian mendominasi Dunia Muslim.o
BAB I
SATUAN DAN KEPINGAN:
MBMAHAMKAN INFORMASI
or Control
1. Lihat, sebagai contoh, karya-karya klasik Norbertwiener' Cybernetics
Massachu'
and Communication in Animals and Machincs, MIT Press' Cambridge,
setts,1948;danLeonBrioleon,scienceondlnformttionTheory'Paris'1949'
20 Tantangan Dunia Islant Aba.d 21
2. T.S. Eliot, Chorus I, The Rock, Selected Poems, Faber and Faber, London, 1954.
Satuan don Kepingan 2L
oqljrg yalg
berasal dari orans menszunakannva. izihkdn'learrii
vans menggunakannya.
idak ada apa vans disebut sebae;i-ffimtHn"fm
ffi!fin"i;; ii.ffiffEfibilifipfrfi'n', ffi gare r.,iffi ;
p€'ffiffii?An semua informasi dan data, sebuah sistem nilai
bekerja. Informasi dari sains yang ter-Barat-kan sesuai dan dapat me-
majukan sistem nilai dan norma Barat; ia hanya melayani ke-
pentingan-kepentingan Barat dan mereka yang jttga menganut
pandangandunia Barat. Ilmu pengetahuan dan informasi"memol4-
kan pemikiran dan pandangan masyarakat, sebagaimana masya-
rakat memola ilmu pengetahuan dan iirformasi. Pendekatan
masyarakat terhadap informasi bergantung sedbmikian pada
pandangan-dunia mereka.
3. Ronald C. Benge, Cultural C7isis and Libraries in the Third llorld, CEve Bingley,
London, I979,h. l9l.
Sawan dmt KePingan 23
Pemerolehan
dan Penyebaran Pembuatan Bentuk- Pelaksanaan
Infor-
Informasi Keputusan heptuk (P)
masi
(PPI) (PK) Kegiatan
t
I
l'--
I
-l
Bahkan dalam model yang Lgak sederhana ini, peranan infor-
masi dalam meredusir ketidakpastian-ketidakpastian yang harus di-
atasi oleh pernbuat keputusan benar-benar jelas. Sebenarnya
Yovits dan kawan-kawan membahas nilai informasi dari'segi
"keefektifan pembuat keputusan", dan mengembangkan dua
matriks yang mengukur jumlah informasi dan nilai informasi.
Jumlah informasi berkenaan dengan perubahan dalam rencana-
rencana seorang pembuat keputusan untuk menghadapi situasi
tertentu, sedangkan nilai informasi menentukan nilai yang diper-
oleh dari perubahan pembuat keputusan dalam kemungkinan-
Satuan dan KePingan 29
6. Sejumlahpengarangtelahmelakukananalisissepertiini, lihatsebagaicontoh,M.U.
Pont, The Information Economy, jilid 1-9, Kantor Telekomunikasi, Departemen
Safiui dan Kepiagan 3l
1afua.n,
dan kebijakan. Informasi digambarkan di sini sebalai
keinginan empat orang sahabat itu untuk makan angur, inab, uzum
dan stafili. Keinginan ini dapat diartikan sebagal ,;fayt2-gu,*r^,,
yang tidak rertata dan tidak berhubungan satu i"*" lain. orang
bijak yang bisa meredakan pertengkaran ryrereka itu mampu me_.
nyusun fakta-fakta ini menjadi sebuah kelatuan informasi (body
of infgrmytion) yang tertara berkat pengetahuan yang dimiliki-
nya; dan berkat ke-bijakannya ia mampu menerapkan
fenget-ah,r-
annya - dengan informasi yang sepenuhnya telah diasimilasikan
untuk menghasilkan keputusan yang adii dan penuh pengertian.-
strategi informasi apa pun bagi Dunia Muslim harus berusaha
menempatkan informasi di dalam konleks ilmu pengetahuan
tentang masyarakat dan kebijakan tradisional. Kita tampaknya
mempunyai kesulitan tertentu dalam memahami dan mengapresi-
asi kualitas yang terakhir ini. Namun demikian, dalam lieadaan
Dunia Muslim sekarang ini yang dipenuhi oleh pelbagai problem
yang meluas, pelik, dan saling berkaitan; dan setara lebih umum
kondisi umat manusia, yang dipenuhi oleh menin gkatnya secara
e,ksponensial pelbagai krisis, tak a da yangbisa dianlgap tebin ratal
daripada memudarnya kebijakan ini. rn1 sborter54ora Dictio-
nary memberikan definisi umum mengenai istilah wisdom (kebi-
jakan) sebagai "kemampuan ,rnirk memberikan penilaian
.ini
benar mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan
:.:T:
keh.idupan dan perilaku; arau kadangkala juga"diartikan, sekaliiun
agak longgar, sebagai akal sehat khususnya d'alam masalah-masalah
Praktis."to Mengenai penilaian adil ini Nabi s.a.w. pernah ber-
"sepatab kata bijak yang dicerna oleb ,rrro)org adalab
:"P9r:
lebih baik daripada dunia'dan srgilo iriryo.,'
Kita harus berpaling kepada sarjana-sarjana Muslim klasik
l0' c'J' onions (ed.), The shorter oxford Dictionori in Historicar hincipres,edisi
ke-3,
Odord University press, 196g, h. 2436.
Satuan dan Kepingan 35
Il. N4hazzzli, Mizan al-Amal, diberi catatan oleh Muhammad Amaruddtn, The
Ethical Philosophy of al Ghazzali, Ashraf, lahore, 1962;ef : Al4tpzzali,The Book
of Knowtedge, Nabih Amin Faris (terjemahan), Ashraf, Lahore, 1962; dan Ibn
Khaldun, The Muqaddimah: An Tantroduction to History, F. Rozenthal (terjemah-
an), Routledge and Kegan Paul, London, 1967.
36 Tannngan Dunia Islam Abad 21
i
Satuan dan Kepingan 37
nya; dan catatan tertulis pun mulai berlaku di antara para penun-
tut ilmu pengetahuan. Sa'ad ibn Jubair (wafat pada 7I4 M) ber-
kata: "Dalam kuliah-kuliah Ibn Abbas, aku biasa mencatat pada
lembaran; bila telah penuh, aku'menuliskannya pada kulit sepatu-
ku, dan kemudian di tanganku"; dan "Ayahku sering berkata
kepadaku: 'Hafalkanlah, tetapi terutama sekali tulislah. Bila telah
Kemarin dan Hari Esok 4l
1. Dikutip oleh Ruth Stellhorn Mackensen, "Arabic Books and Libraries in the
Umayyad Period", American Journal of Semitic Languages and Literature'
'5224s-s3 (193s-36).
) rbid., s4 416r (t93'1).
+2 Tantangan Dunia Islam Abad 21
Untuk melihat secara terinci seni penjilidan-buku Muslim, lihat Gulnar Bosch'
John Carswell dan Guy Petheridge, Islamic Bookbinds and Bookmaking, T"he
Oriental Institute Museum, The University of Chicago, 1981.
7. Untuk melihat secara terinci seni iluminasi Muslim, lihat Martin Lings, Qurbnic
Art of Calligraphy and Illumination,Woid of Islam Festival Trust, London, 1976'
+4 Tantangan Dunia Islam Abad 21
g. George Makdisi, The Rise of colleges: Institutions of Learning in Islam and the
l/esr, Edinburgh University Press, 1981 'h.24'5 '
46 Tantangan Dunia Islam Abad 21
10. Diterjemahkan oleh Bayard Dodge, colombia university Press, New York, 1970
(2 jilid).
Kemarin dan Hari Esok 49
ini aku lakukan cukup lama, sampzi pada suatu hari aku secara
kebetulan mendapati Lpa' yang kucari, yaitu sebuah buku indah
yang ditulis dan diberi ulasan yang sangat baik. Segera dalam
lelang, aku menawutnyl, dan terus menawarnya. Tapi aku sangat
kecewa' tawaranku ditolak; meski tawaranku jauh lebih tinggi
dari nilai buku itu. Karena terkejut, maka k'uminta penjual buku
untuk menunjukkan siapa yang berani menawar buku itu dengan
tawaran yang jauh di luar nilai riilnya. Ia menunjukkan kepadaku
seorang berkedudukan tinggi sebagai pena\ryar paling tinggi. Lalu
aku berkata padanya, 'semoga Allah memufiakanmu.wahai Syaikh.,
jika kau menghendakinya, akan aku beli buku itu untukmu. Karena
tawar-menawar itulah, maka harga buku itu pun naik jauh di atas
nilai riilnya.' Ia menyahut: 'Aku tak mengerti dan tak tahu apa isi
buku-buku, itu. Aku baru saja mendirikan sebuah perpustakaanl
dan menanggung biaya-bilyanyl, karenanya dku akan menjadikan-
nya sebagai salah satu yang paling penting-di kotaku. Ada tempat'
yang masih kosong di perpustakaan itu, dan buku ini akan me-
nempatinya. Karena tulisan dan jilidannya bagus, maka aku jadi
menyenanginya, tak peduli berapa pun harganya, karena Allah
ra
telah mengaruniaiku penghasilan yang besar sekali.' "
Banyak koleksi pribadi membantu cendekiawan-cendekiawan
tamu secara finansial, dan banyak perpustakaan diwakafkan
oleh para pemiliknya. Secara pribadi, 'Ali ibn Yahya Al-Munajjim
menerima para tamu yang berkunjung untuk menelaah buku-buku
di perpustakatnnya, yang dinamakan Kbizanah al-Hikmah, dan
membiri mereka makan dan tempat menginap' Menurut Al-
Makdisi, "Di Dar al-'Ilm-nya Ja'far ibn Muhammad Al-Mausili,
buku-buku diwakafkan demi kemanfaatan para Penuntut ilmu
pengetahuan; semua orang diizinkan untuk memanfaatkan per-
pustakaannya 'dzn ketika seorang asing datang ke perpustaka-
Lnnya, jika kebetulan ia berada dalam kesulitan finansial, maka
Mausili akan memberinya buku dan uang'. Di sini buku-buku
diwakafkan untuk kemanfaatan penuntut ilmu pengetahuan tanpa
14. Anekdot ini dikisahkan oleh banyak ahli sejarah perpustakaan Muslim, di antara-
nya ialah l{huda Bukhsh, Ruth stellhorn Mackensen dan syafth Inayatuliah,
"Bibliophilism in Mediaeval lslam",Islamic Culture,12 (2) 15449 (1938)'
Kemmin dan Hari Esok 53
1. Norbert Wiener, The Humtn Use of Eurwn Being; Cibemetics and fuciety,
M.I.T. hess, Cambridge, Massachusetts, 1948.
2. Daniel Bell, The Coming of Post-Industrial Society, Basic Books, New York,
1,973.
58 Tantangan Dunia Islam Abad 2I
an, ilmu informasi muncul sebagai suatu disiplin baru ying menan-
tang. Menjelang akhir dekade itu, revolusi teknologi pada umum-
nya dianggap sebagai revolusi informasi. Dalam Tbe Information
Macbines,3 Ben Begdikian menggambarkan informasi sebagai
"ruh" revolusi teknologi. KarenJ teknologi telah memperolih
ruh, maka masyarakat teknologis akan mencipai kematangan:sebe-
lum. datangnya komputer dan teknologi-teknologi p.-ror., infor-
masi lainnya, kita adalah bayi; kini kita sedang mengalami pema-
tangan untuk mencapai puncak kultur kita.
umum
Faktor-faktor Kondisi-kondisi di negara berkembang
1. Ekonomi Berlimpahnya tenaga kerja
Sedikitnya modal
Ketidakmampuan menanggung biaya-biaya
yang terus bermunculan
Biaya aktivitas-aktivitas internasional
Kurangnya kompetisi internal
Problem-problem dengad aturan-aturan valuta
asing
2 renaga manusia
ffil:;frfi:ilxlllT,lluJi;1"-""
Kurangnya pendidikan yang bersinambungan
3. Psikologi Sumbersumber daya yang terbatas
Keterasingan geografis . ,
4. Kultur,'demografi, dan Banyaknya pekerja yang'tidak cakap
sosial Rintangan-rintangan bahasa
Harapan-harapan-tak-tepat akan teknologi
Perilaku-mencari-informasi ilmuwan dan tekni-
si, khususnya prioritasnya yung rendah
5. Politik Pemerintah-pemerintah yang tidak stabil
Keinginan akan sekuriti dan kerahasiaan yang
sering terlalu ketat
Prioritas-prioritas yar,g selalu berubah-ubah
Sentralisasi para pembuat keputusan
Kurangnya dampak ilmiah pada tingkat-tingkat-
tertinggi pemerintah
6. Infrastruktur informasi Jasajasa telepon, pos dan suplai listrik yang
yang ada tidak memadai dan tidak andal
Sistem*istem adatyang ketat dan keras
Ketidakmampuan untuk bergabung dengan
jaringan jaringan telekomunikasi
Tiadanya standar*tandar perpustakaan dan
informasi
Koleksi-koleksi hard-copy yang tidak memadai
Tiadanya arus informasi- informal yang me-
madai
62 Tantangan Dunta Islam Abad 21
*) Bagian dari ilmu kedokteran yang berkenaan dengan penyebab penyakit - penyun-
ting.
Komputer dan Satelit 63
tak bisa
manusia dari kekuatan-kekuatan produksi benar-benar
dibayangkan.
----'r.6in jauh lagi, mengizinkan k91P-uier untuk -*g:*1t:;
juga mempunyal'
kan dan mengatur prot.t-ptotes produksi daPll
pengetahuan'
konsekuensi y"r,g t.tins bagi pengembangan -il1n1
(expert s)/stern),
ii"ii"i terletak pida lingt<u"!* titi.*-sistem ahLi (expert)
ahli
,lrr.--rira.- 'icerdas" dengan pengetahuan Sistem-sistem dan ahli
fleksibilitas untuk U.t"j"t diri "iett!"1aman".
sePerti kbdok-
semacam ini telah *.rtc,rl di dalam bidang-bidang
;;;;;, pertanian, t.ti" t.l"tttrah bidang t:ui{T" Itlpengetahuan
:t-Ttt"gt'
r."alr'ip"" demikian, bukannya menambah' ilmu pengeiahuan kita'
kita,' sistem-sistem seperti itu justru membatasi
h1l ini sebagai beri
Jerome Ravetz -.r,g.-tttakan tentang
,,Mari kita andaik"i brh." di dalam beberapa lingkungan
kut: suatu
intelektual yang tertentu dan krusial telah berkembang
didasarken pada himpunan
'sistem ahli'yarig sungguh efektif, yang
lebih
k.;ij;k"" pu, i^ur{ai dalam bidang itu, dan benar-benar
U"* ail".,aingkan dengan kebanyakan praktisi' Si:ltT.V1ng kega- saya
11. Contoh-contoh ini adalah dari Frank Feather dan Rusmi Mayur, "Communication
for Global Development: closing the Information Gap", dalam Howard F, Dids-
bury, "Communication and the Future, Prospects, homises, andhoblems",I4torld
Future Society, Washington D.C., 1982.
76 Tantangan Dunia Islam Abad 21
1r- U"*k "".ltrir terinci mengenai kemampuan ilmiah Dunia Muslim, lihat Ziauddin
Satdzt,Science,TechnologyandDevelopmentintheMiddleEast:AGuideto
issues, Institutions and organisation,IT^flow, Longman, 1982; dan M. Ali Kettani'
Science and Technology in the Mustim World, Ieddah,IFSTAD' 1986'
78 Taittart|ahiDunia: Islam Abad 21
mengimb:in ogi-teknologi
informasi yang sesuai yang memenuhi kebutuhan*ebutuhan
darisliiiteria-ttilai yang khaslah, negeri-negeri Muslim akan dapat
bertfian dengan integritas dan kemandiriannya di Abad Infor-
masi.o
.i
*l;
BAB IV
TRADISIONAL DAN MODERN:
FUNGSI-PEMBANGUNAN INFORMASI
kungan.3
Dengan timbulnya kesadaran akan lingkungan, maka pem-
bangunan menjadi dikaitkan dengan perlindungan dan perh4tian
terhadap lingkungan. Konperensi PBB mengenai Lingkungan
Manusia, yang diselenggarakan pada Juni'.1.972 di Stockholm,
merupakan matarantai pertama dari serangkaian panjang upaya
besar internasional yang memandu ke - arah perluasan konsep
pembangunan. Selanjutnya, munculnya OPEC dan muncul-
nya India dan Brazil sebagai kekuatan-kekuatan-besar teknologi,
menghancurkan gagasan konvensional tentang negara-negara maju
dan berkembang; sekarang perlu dibedakan antara negara-negara
kaya modal dan negara-negara. berkembang miskin modal, maupun
antara negara-negara maju dan negara-negara kurang maju.a Men-
jelang akhir dekade ini, konsep modernis tentang pembangunan,
yang dikemukakan oleh Lerner dan Rostow, dan yang didasarkan
pada indikator-indikator seperti urbanisasi, konsumsi umum,
tingkat buta huruf, dan yang didasarkan pula pada gagasan€agasan
seperti'.'lepas landas", "tingkat-tingkat pertumbuhan", "trickle
dozan tbeory" (teori menetes ke bawah) dan penindasan atas
masyarakat tradisional, sepenuhnya sudah tidak dipercaya.s Seka-
Literatur dalam bidang ini sangat banyak jumlahnya, Lihat Oi Committee Inter-
national (Penyuzun), International Development and the llunzan Environment:
A Bibliogrophl,, Collier Macmillan, London, 1974.
Untuk perubahan-perubahan yang ditimbulkan dalam struktur dunia oleh OPEC,
lihat Ian Seymour, OPEC: Instrument of Change, Macmillrn, London, 1980.
5. Daniel Lerner, The Passing of Traditional Society, New York, 1958; W.W. Ro*
tow, Stages of Economic Growth, Cambridge ttniversity Press, 1963.
Tradisional dan Modern 81
6. Pugwash Conference of Science and World Affairs, "Pupxlash Guidelines for Inter-
national Scientific Cooperation for Development", London dan Jenewa, 1979.
Tradisional dan Modern 83
lalui kerja dan pekerjaan sebagai kriteria yang penting bbgi pem-
bangunan. Definisi-definisi dan strategi-strategi pembangunan
sekarang sedemikian bermacam-macam dan banyak, sehingga suatu
studi yang dilai<ukan oleh OECD, yang berupaya mendefinisikan
kembali pembangunan, sampai berkesimpulan bahwa menjawab
pertanyaan "apa pembangunan itu?" sama zulitnya dengan men-
jawab pertanyaan "apa manusia itu?" Studi itu menyimpulkan,
"Konstelasi menyeluruh praktek dan ideologi ekonomi, poli-
tik, sosial, hukum, pendidikan dan praktek-praktek serta ideologi-
ideologi lain telah disebarkan di seputar konsep dan gagasan pem-
bangunan. Perwujudan semua itu sebenarnya mengungkapkarl
makna yang tak lengkap dari istilah itu. Sebab itu, definisi pem-
bangunan manapun mencakup definisi wilayah masalah yang- di
dalamnya sejumlah sangat besar pertanyaan harus diajukan. Teori
ekonomi yang dianut, praktek-praktek ekonomi yang diterapkan,
dan kebijaksanaan yang dianut, membentuk wacana tentang pem-
bangunan, dan mengungkapkan makna implisitnya. Tetapi, pada
gilirannya tugas-tugas historis ini mencerminkan gambaran tentang
dunia dan peranan umat manusia di dunia. Makna per.nbangunan
terdefinisikan oleh makna yang diberikan oleh manusia kepada
seluruh eksistensi sosialnya melalui ekonomi dan politik."T
Pada tahun delapan puluhan awal, terjadi lagi perkembangan
dengan munculnya gagasan tentang kesalingbergantungan. Para
pemimpin dari negara-negara industri mulai makin berbicara ten-
tang kesalingbergantungan antara lJtata dan Selatan, dan tentang
gagasan bahwa pembangunan di Selatan adalah mesti bukan saja
bagi kelangsungan hidup negara-negara berkembang itu, tetapi juga
bagi kelangsungan hidup Utara. Walaupun gagasan tentang ke-
salingbergantungan ekologis relatif baru dikembangkan, dalam
bentuk ekonomisnya kesalingbergantungan merupakan suatu gagas'
an lama. Ia pertama diungkapkan dalam laporan Pearson, Partners
in Deaelopment,s yang memberikan tinjauan atas dua puluh tahun
pembangunan ekonomi. Dua laporan dari Komisi Brandt, North-
10. Untuk anatsis atas bagaimana struktur global dikendalikan dan dipertahankan,
lihat Ziauddin Sardar, "Last Chance for Workl Unity", New Scientist,91 33Ul
(1e81).
86 Tantangan' Dunia Islam Abad 21
L2. Lihat karya bagus Peter oakley dan Davil Marsden, Apprcaches to hrticiption
in Rwal Development, lnternztional Labour Otrice, Jenewa" 19g4.
90 Tantangan Dunia Islam Abad 21
1 Kegagalanmodernisasi
2. Kesadaran kultural
14. Untuk pembahasan mendalam mengenai masalah kemandirian, lihat Johan Gal-
trong et. al., (d.), Self Reliance: A Strategy for Devebpmen f, Bogle-L'Overture,
London, 1980.
g+ Tantangan Dunia Islam Abad 21
16. B.V. Telt "The Awakening informatbn needs of the developing countries",
lanrnatoflnformation Science, f (5) 285-90 (1980).
tx. A.M. woodward, "Future information requirements of the third wotb", rournal
of Infomution Science, I (5) 25956 (19S0).
18. S. Salin, 'The role of information in science and technology tran$er in Arab
countries", /oa mat of Inforniation Science, 2 (5) 2554L (1980).
Tradisional dan Modern 97
19. B. Landheer, Social Function of Libraries, Scalecrow Press, New York, 1957'
h.212-13.
20. Ibid., h.2t4.
98 Tantdngan Dunia Islam Abad 21
2L. Ronal C. Benge, Cultuml Cisis and Libmies in the Third lt)orld, Cltte Bingley,
London, L979,h.192.
Tradisional dan Modern 99
11
J.H. Shera, The Sociological Foundation of Librarianship, Asia, Bombay, 1.970.
23. Ibid., h.30-3L.
24. Ibid., h. 5 5.
1OO Tantangan Dunia Islam Abad 21
Kultur
Organisasi Sosial
Kultur
I Sosial
lr"l"l
TJJI
Organisasi Perlengkapan Fisik
Lembaga Hukum vI
l- I I
I
{, -Agama.tI I s.t"lah-sekolah
V Sekolah Tinggi-Sekolah Tinggi
Agen-Agen Gereja Pengadilan Perpustakaan-Perpustakaan
Kebergantungan
Informasi I Informasi
Alienasi
Informasi
1\
I
a Keontetikan Kultural
b Kemandirian
c Keadilan Sosial
d Partisipasi Masyarakat
e Pembangunan
a,c Perbenturan Nilai
bd Perebutan Kekuasaan
aeb Informasi
bec Informasi
ced Informasi
abcd Kebutuhan-Kebutuhan Dasar
Tradisional dan Modern IO7
^n ^nt^rZ
berbagai jenis informasi. pertimbangkan informasi "mutaakhir:,
dalam suatu proses teknologi tertentu untuk menghasilkan gelas,
yang merupakan suatu proses teknologi yang intensif dan sangar
m1ju, cepat dan menghemar tenaga bagi produksi besar-besaran
_Kini pertimbangkan proses lain unruk memproduksi gelas
gelas.
yang berasal dari suatu tempat seperti Dewan pakistan u.rtrrk
Riset Sains dan Industri, yang membutqhkan banyak tenzga,
teknologi dan keahlian tingkat dasar, namun rendah produksinfa.
Bagaimana kita memutuskan informasi y^ng ni yang lebih
relevan dengan sebuah negara berkembang tertintu?^
Merujuk sekali lagi ke model kita' relevan arau tidak relevan:
nya informasi bagi suatu negara berkembang dGntukan oleh
perujukan ke wilayah yang dipetakan oleh ke6utuhan-kebutuhan
pokok suatu negara,, yang merupakan zuatu kriteria obyektif
untuk relevansi. Tidak boleh dilupakan bahwa wilayah ini juga
menggambarkan lingkungan kultural, sosial dan fisikal sebuah
negara Dunia Ketiga. Dengan demikian, relevan dan tidak relevan-
nya informasi ditentukan bukan saja oleh kebutuhan-kebutuhan
pokok, tetapi juga oleh faktor-faktor?enentu kultural, sosial
dan fisikal. Bagi sebuah negara berkembang, katakanlah Malaysia,
pada tahap tertentu rangkaian kesatuan pembangun annya,di mana
kebanyakan kebutuhan pokok masyarakattry" t.lrh- terpenuhi,
dan tingkat kemandirian.basis riset dan teknologi pun telah
tercapai, maka informasi yang dilahirkan oleh lembaga riset
sebuah negara industri akan bisa lebih sesuai. Namun de-mikian,
hal ini akan merupakan suatu fenomena yang jarang. Namun
bagi negara lain, yang berada pada tahap birbeda rangkaian
Tradisional dan Modern 111
'sebagaiman
a y Lng ditunjukkan oleh p emikiran -tradisional Afrika,
Laut'Selatan, atau Islam, manusia tidak membina suatu imagi
yang benar-benar bagus bahwa dirinya sebagai makhluk tunggal
dan yang, dalam beberapa hal, juga merupakan makhluk amat
halus (eterial) yang menghadapi lingkungan, dunia, fauna, flora,
tubuhnya sendiri, kesadarannya, dan subkesadarannya. Di
sini tidak ada dimensidimensi-tersendiri keyakinan atau ketidak-
yakinan, kejelasan atau ketidakjelasan. Manusia tradisional me-
iupakan suatu "antropokosmos", dan tidak asing dengan segala
sesuatu yang kosmis.
Daiam- masyarakat-masyarakat Muslim, imagi tradisional
menentukan realitasoperatif individu. Tukang tradisional, misal-
nya, membentuk suatu kesatuan realitas dari imagi organisnya
tentang dirinya, lingkungannya, dan keahliannya - semuanya
benar-benar satu dan merupakan imagi yang sama. Mengedepankan
suatu imagi yang tidak ada dalam dunia-total seorang tukang,
katakanlah dengan terlalu menghadapkannya dengan iklan ke-
konsumenarr, rL"tt mengakibatkan konflik antara imagi-tradisio-
nal-total tukang itu dan imagi-magi modern yang disajikan oleh
,.K"*'".1'B"uldng,Thelnuge,lJtiversityofMichiganPres'AnnArbor,1961.
Visi dan Imagi 115
Orientalisme
nar merupakan suatu upaya kolonial; sebagai ,sebuah
disiplin, ia berupaya membenarkan posisi tuan-tuan kolonial dan
pengeksploitasian atas jajahan mereka, dan juga berupaya mem-
berikan pengetahuan mendalam tentang penaklukan lebih lanjut
118 Tantangai Dunia Islarn Abad 21
3. Edward Said, Orientalisn, Roufledge and Kegan Paul, London, 1978. Lihat
pula esainya, "Orientalism Reconsidered" , dalam Arab Society, Samih K. Farsoun
(ed.), Croom Helm, London, 1985; dan A.L. Tibawi, English Speaking Orienta-
,rsts, Islamic Culture Centre, London, 1.965.
Vki dan Imagi ll9
4. Parvez Manzoor, "Eunuchs in the Harem of History", Inquiry, 2 (f) 39-46 (1985)
5. Leon Uris, Haj, Corgi,1985.
6. Phillip Caputo , Hom of Afica, Futura, London, 1982; lihat pula tinjauan cemer-
lang oleh Khurram Murad, "lile the Civilized, They the Barbarians", Muslim l4torld
Book Review,6 (3) 3-14 (1986).
7. Daniel Pipes, In the Path of God, Basic Books, New York, 1984; lihat pula tin-
jauan Parvez Manzoor yang sepenuhnya menumbangf,an Pipes dalzm Muslim
l,foold Book Review,6 (4) l7-19 (1986).
8. John Laffin, The Dagger of Islam, Spherc Books, London, 1979.
l2O Tantangan Dunia Islam Abad 21
9. Ronald C. Benge, Culturul Crtsis and Libmries in the Thirld l4torld, Clive Bingley,
London, 1979,h.53.
10. |ba.,h.54.
11. Ibid., h.57 .
Vki dan Imagi 121
12. Hasan Fathy mengemukakan hal ini dengan kuat dalam studiklasiknya,Archi-
fu
tecture the Poor, University ofChicago Press, 1973.
Visi dan Imagi t23
13. Untuk pembahasan terinci tentang hal ini, lihat J.R. Ravetz,Scientific Knowledge
and lts Social hoblemg Oxford University Press, 1972; Paul Feyerabend, Science
in a Free Society, Verso, London, 1978; dan W.H. NewtonSmith, The Rationa-
lity of Science, Routledge and Kegan-Paul, London, 1981 '
Visi dqn Imagi 125
dari teknolo gi yang dialihkan itu, toh tetap ada faktor-faktor pen-
ting yang tidak diperhatikan atau ditanganinya:
1. Pengumpulan data tentang adanya sumber-sumber daya
alam dan pembuatan serta pengembangan sarana{arana
untuk menggarap atau memanfaatkan sumber+umber
daya alam itu.
2. Kondisi-kondisi tertentu yangada di negeri-negeri Mus-
lim, khususnya dalam produksi pertanian dan mineral.
3. Pengembangan metode-metode pemrosesan yang sesuai
dengan bahan-bahan mentah tertentu yangada.
4. Pengembangan lebih lanjut teknologi-teknologi mod'ern
yang sudah ada di dalam negeri.ro
Yang didap at d,afi alih teknologi adalah transformasi imagi-
diri para insinyur lokal. Menurut Clement Henry Moore, dalam
studinya tentang para insinyur Mesir, Image of Deaelopmeni,
teknologi yang diimpor memancarkan prestise dan glarnour
Dengan demikian, para insinyur yang beritusan dengan teknologi
yang diimpor itu memperoleh citra yang lebih baik dan status yang
lebih tinggi daripada mereka yang mengatasi problem-problem
lokal dengan teknologi lokal.
"Karena teknologi-teknologi ini tidak berkembang dari
upaya-upaya Mesir sebelumnya untuk melakukan industrialisasi,
maka hanya sedikit orang Mesir, betapapun majunya kualifikasi-
kualifikasi teoritis mereka, yang akrab dengan teknologi-teknologi
itu. Mesir kekurangan intelektual maupun infrastruktur industrial
yang dapat mengintegrasikan teknologi-teknologi itu ke dalam
ekonominya. Industri-industri etalase seperti besi dan baja atal
perakitan mobil, cenderung menjadi daerahdaerah kantong dalam
suatu sektor modern yang sebagian besar dipusatkan pada industri-
industri konstruksi, tekstil, dan pemrosesan makanan. Dengan
mengimpor teknologi-teknologi baru itu, negara meningkatkan
status para insinyurnya, dan memberi sebagian dari mereka kesem-
14. Untuk pembahasan lebih lanjut dan analisis atas efek negatif rlih teknologi,
lihat M. Taghi Farver dan John P. Milton, The &reless Techr.ologt, Natural
History Press, New York, 1972; dan Ziauddin Sardar, Science, Technologt and
Development in the Muslim World, Croom Helm, London, 1979.
Visi dan Imagi 127
15. Clement Henry Moore, Image of Development, MIT Press' Cambridgs, Massa-
chusetts, 1980, h.97€.
16. Ivan lllich,Deschooling Society, Boyars, London, l973,hL 45-
128 Tantangan Dunia Islam Abad 21
'
tenang diri mereka, masyarakat dan peradaban mereka.
Piranan informasi dalam memajukan strategi pembangunan
yang tujuannya adalah kemandirian dan partisipasi komunitas,
keadilan sosial dan keotentikan kultural, memusat pada satu akti-
vias yang sampai sekarang belum tergarap: melestarikan dan
menyampaikan tradisi-tradisi dan imagi-imagi tradisional dalam
bennrk aslinya. Menurut Belkin dan Robertson, mempengaruhi
imagr orang tanpa persetujuan dan pengetahuannya adalah
tidak etis"rT Mengingat bahwa banyak dari profesi informasi itu,
sadar atau tidak, merongrong imagi-imagi m-asyarakat-masyarakat '
tradisional, maka hal itu bekerja dalam kapasitas yang tidak etis.
Adalah tanggung jawab ilmuwan informasi profesional untuk men-
jamin bahwa informasi dan pengetahuan tentang tradisi-tradisi,
kultur-kultur aadisional dan pandangandunia tradisional, sarirpai
di tangan semu'a penduduk. Lagi pula, pengetahuan modern dan
inovasi-inovasi kontemporer harus disampailian kepada penduduk
dengan cura yang tidak memperlamah kemapanan kultural yang
ada. Dilam suatu strategi yang berorientasi kebutuhan-kebutuhan
pokok, informasi harus memainkan dua peranan. Ia harus meles-
tarikan (bukan saja dalam "bentuk museum", tetapi juga dalam
bentuk yang dinamis, berkembang dan teroperasionalkan) dan
mengltpgrade kultur-kukur rakyat dan metode-metodenya untuk
inengetahui, berbuat, dan ber-ada. b iaga" harus mengedepankan
inovasi-inovasi yang mempertin ggi gagasangugzsan tentang keman-
dirian dan partisipasi komunitas, keadilan sosial dan keotentikan
kultural dalam masyarakat-masyarakat tradisional, dengan cara
yang tidak merongrong imagi-imagi yangla:zim dan kultur tradisio-
irat. Hat ini berarti bahwa mereka yang berurusan dengan informasi
harus melengkapi diri dengan gaga,sn tentang biknab (kebijakan)
- tujuan lain spektnrm informasi.o
17. N.J. Belkin dan s.E. Robertson, "some Ethical and Political Implications of
Theoretical Research in Information scienco", makatah yang disaripaftan pada
Pertemuan Tahunan ASIS, 1976; dikutip oleh B.J. KOnstrewski dan charles
oppenheim, "Ethips in Information Science'", roumal of Infontwtion science,
| (s\2174s (1980).
BAB VI
WARGA KOTA DAN DESA:
TNFORMASI DAN KUALITAS KEHIDUPAN
J. UNESCO, Scr'e nce, Technology and Developing Countries, Paris' 19'17 '
4. Colin Norman, The God That Limps, W-W' Norton, New York, 1981' h' 71'
150 Tantangan'Dania Islam Abad 2l
terjadi; dan akan demikian seterusnya. Jika menyangkut disiplin.
disiplin normatif seperri arsitektur dan perencanaan tata-kota,
maka relevansi riset dan informasi yang berasal,dari negara-neguta
industri menjadi sepenuhnya tidak berarti.
Lagi pula, tidak mu-dah bagi negeri-negeri Muslim untuk me-
miliki akses ke informasi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuh-
an mereka. Hampir selalu negeri-negeri Muslim niendapati bahwa
informasi yang mereka pandang relevan dilindungi dertgan cara
bagaimanapun juga. Tidak mengherankan bahwa di dalam masya-
rakat-masyankat yang di dalamnya inforn\asi menjadi aktivitas
ekonomi yang dominan, informasi sedemikian dijagd oleh pemilik-
nya. Deklarasi UNISIST II bahwa"informasi ilmiah dan teknologis,
bersama*ama dengan informasi ekonomi, sosial dan kult*ral,
merupakan zuatu modal bersama manusia" hanyalah tinggal harap-
an hampa.s Sebenarnya, hal itu merupakan suatu olok-olok yang
memedihkan, sebab informasi kini memainkan peran an yang sama,
dan dilindungi dengan antusiasme yang sama pula, persis seperti
peranan yang dimainkan energi dan modal. Ia merupakan komo-
diti dan variabe!-kunci masyarakat modern. Khususnya informasi
ilmiah, ia merupakan sumber utama kekuatan.
Dengan demikian, alih informasi dari negara-negara industri
ke negeri-negeri Muslim bukan saja menghasilkan sejumlah besar
informasi yang tidak relevan, tetapi juga dinamika kebergantung-
an. Cobalah lihat suatu sistem data seperti MEDLAR yang berisi-
kan informasi tentang obat-obatan yang tak terhingga jumlahnya
yang diproduksi oleh korporasi-korporasi multinasional. Pengguna-
an ekstensif atas sistem semacam itu menimbulkan kebergantung-
an pada obat-obatan luar negeri yang berpaten yang tidak saja
mahal tetapi juga, dalam banyak kasus, benar-benar kurang ber-
manfaat dan berbahaya. Ketika Bangla<lesh menganut suaru ke-
bijaksanaan yang berorientasi kebutuhan-kebutuhan pokok,
didapatinya bahwa dari lebih 5000 obat-obaran berpaten yang
dijual di negeri itu, hanya 200 obat-obatan yang dapat dipandang
penting. Lagi pula, L,anyak dari obat-obatan esensial itu dapat
6. Lihst Claude Alvarez, "The Dangerous, the Useless, and the Needy", Inquiry,
(10) 26-33 (1986).
I52 Tantangai Dunia Islam Abad 21
'negara
batas-batas nasional mereka. Para ilmuwan di sebuah
Muslim benar-benar tidak tahu pekerjaan apa" yang sedang dilaku-
kan di universitas atau pusat riset yang berjarak beberapa mil dari
laboratorium-laboratorium mereka. Sesungguhnya komunikasi
ilmiah internal merupakan darah-kehidupan setiap komunitas
ilmiah" Agar efisien dan produktif, seorang ilmuwan harus mem-
punyai kontak dengan sekurang-kurangnya tiga . ilmuwan lain
pada tingkat. yang sama dan di dalam disiplin yang sama. Ini
merupakan "massa-kritis"; tanpa kontak minimum ini, tidak akan
terjadi pertukaran hasil dan gagasan. llka pa.ra ilmuwan Muslim
tidak rnemiliki kontak semacam ini, tidaklali mengejutkan mana-
kala ketakberdayaan dan keadaan yang menimbulkan ketakber-
dayaan itu, terjadi.
Penekanan berlebihan atas alih informasi dari negara-negar'a
industri juga menimbulkan konsekuensi-konsekuensi serius bagi
sumber-sumber daya informasi di Dunia Muslim. Tenaga kerja dan
sumber daya keuangan yang langka disalaha-rahkan, sehingga me-
nimbulkan tiadanya koherensi dan koordinasi jasa-jasa informasi.
Salem mendapatf, sejumlah kekurangaii pada sistem-sistem infor-
masi di Dunia Arab:
1. Tiadanya survei-survei tentang sumber-sumber daya
' informasi di negara-negara Arab, koordinasi antar-
mereka, dan rencana-rencana nasiond.
2. Tiadanya koordinasi informasi di negara-negara Arab.
Banyak organisasi dan lembaga memberikan jasa infor-
masi yang sama tanpa memperhatikan yang lain, sehing-
ga membuang-buang waktu, tenaga dan uang.
3. Tiadanya rencana-rencana obyektif tentang jasajasa
informasi, untuk membentuk suanr jaringan yang ter-
koordinasi.
4. Penggunaan terminologi ilmu informasi dan perpustaka-
an yang, berbeda dan metode-metode penetapan aturan-
atlrran pengkatalogan dan pengklasifikasian yang ber-
beda.
5. Tiadanya komunikasi dengan jasajasa informasi inter-
nasional yang dilakukan oleh agen-agen PBB dan lem-
baga{embaga serta masyarakat-masyarakat internasio-
nal.
154 Tan.tdngai, Dunia Islam Abad 21
kan hanya satu bagian kecil, dan bukan bagian paling penting, dari
proses-proses logis. Distorsi informasi, karena itu, menjadi tak
terelakkan, sehingga menghasilkan kesalahan-kesalahan yang sudah
arnat umum dikenal."8 Lagi pula, proses-proses alih informasi
seperti itu cenderung menyembunyikan aspek-aspek filosofis,
kultural dan subyektif informasi, dan menjadikannya tampak
netral, sehingga menjadi lebih relevan ketimbang kenyataan se-
benarnya.
Bila penekanannya pada informasi dan penyediaannya, maka
konteks dan kompleksitas proses komunikasi terabaikan. Imagi
konvensional tentang proses komunikasi yang dorninan di dalam
ilmu informasi, adalah model satu arah, bertujuan, vertikal, dan
atas-bawah. Orientasinya dari pengirim ke penyedia, dan melihat
seluruh prosesnya dari perspektif pemberi pesan - yang me-
nimbulkan soal-soal kepersuasifan, keefektifqn, konvensi - bukan.
nya memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok.
Suatu model yang lebih canggih tentang proses komunikasi
dilukiskan oleh sebuah peribahasa sufi kuno: "Adakab sebuab
suara di butan jika sebuab pobon tumbang dan tidak ada seorang
pun yang mendengarnya?" Jawaban yang benar atas pertanyaan
ini, tentu saja, adalah tidak. Rubuhnya pohon tidak menimbul-
kan suara jika tidak ada seorang pun yang mendengar (mencerap)-
nya.
kiffi
cerapan, sampailah kita pada tiga kesadaran:
1. Kita menyadari bahwa kita adalah penerima yang berko-
dalam pikiran. Kita harus selalu membedakan antara sarana komunikasi dan
interpretasi mental si penerima". Ifuta apa? Siapa yang kacau? Pikiran apa yang
akan berupaya mencari persamaan dalam suatu aphorisme? Lihat pula analisis
cemerlang J.D. Flalloran yang menempatkan teknokrat-teknokrat mentah(crude)
pada tempat mereka: "lnformation and Communication: Informition is tle
Answer, But What is the Question2" l'ournal of Informatian Science, 7 159-67
(1 983).
158 Tantangan Dunia Islam Abad 21
Muslim.
Dunia Muslim sangat kekurangan jurnaljurnal ilmiah. Karena-
nya, perlu menerbitkan sejumlah besar jurnal primerdansekunder
yang'dikhususkan untuk para ilmuwan dan intelektual Muslim
dan- untuk melayani Dunia Muslim. Jurnal merupakan sarana
komunikasi intellktu al yang primer dan paling umum. Jurnal-
jurnal ilmiah Barat, sebagaimana terbukti dari pembahasan di atas,
iiOat aitulukan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan para ilmu-
wan dan iarjana Muslim. Jurnal-jurnal ilmiah yang paling. banyak
dikenal ,."rr" khusus ditujukan untuk neg?ra-negara industri,
karena di sanalah jurnaljurnal itu biasa dibaca. Para ilmuwan
'
11. Ziauddin Sardar, "Intellectual Space and Western Domination: Abstracts, Biblio-
graphies and Current Awareness", Muslim World Book Review, 4 (2) 3-8 (1984).
Ilmuwan dan Sariana 167
13. Muhammad Akram Khan, Islamic Economics - Annotated sources in English and
[Jrdu, lslamic Foundation, l.eicester, I 984'
1"4. Asaf Hussain, Islamic Movements in Egypt, Pakistan and lran: An Annotated
Bibliography, Monsell, London, I 983.
15. Faut Sezgin, Geschichte des Arabischen Schrifttums, Brill, Leiden, 1974-82 (yatg
terbit 8 jilid).
16. Ismet Binirk clan Halit Eren, world Bibliography of TTanslations of the Meanings
of the Hoty Qurhn - Printed T?anslntions 1515-1980, IRCICA, Istanbul, 1986'
168 Tantangan Dunia lslam Abad 21
L7. Munawar Ahmad Anees dan Alia Nasreen Athar, sira and Hqdith Literoture in
Western Languages, Mansell, London, 1986.
Ilmuuan dan Sariana 169
4. A. M. Abdul Haq dan Mohammed M. Aman, Librarianship and the Thirld World:
An Annotated Bibliography of Selected Literature on Developing Nations, 1960-
1975, New York, Garland, 1977.
Bangsa dan Negara L77
5. Sajjad ar-Rahman, 'Databases and Networks: Present Status and hospects in the
Muslim World', makalah yang disajikan pada pertemuan COMLIS kedua, Malaysia,
20-22 Oktober, I 986.
6. Dari Laporan Weinberg, Science, Goverment and Information, GPO, Washington,
1963, dikutip oleh J."Harvey, Specialist Information Centres, Bingley, London,
1976,h.13.
178 Tantangan Dunia Isl.am Abad 21
7. Lihat D.E.K. Wijasuriya et. al., The Barefoot Librarian, Bingley, London, 1975,
untuk perkembangan kepustakawanan di Asia Tenggara pada umumnya, dan Malay-
sia pada khususnya.
8. Lihat S. J. Haider, 'Science-Technology Libraries in Pakistan', Special Libraries
65:474-78 (1974): K. Kaser et. al., Library Development in Eight Asian Countries,
Metuchen, N.J., 1969; Pui-Huen, P. Lim er. al., hoceedings of the First Conference
of the Southeast Asian Libraries, Singapwa, 1972; dan CENTO, Regional Docu-
mentation Centes Conference, 29 April * 1 Mei 1974, CENTO Scientific hogram-
me Report No. 12,1975.
' '"ongsa dan Negma 179
an, hal itu terjadi secara sembarangan, dan sebagian b.r.* bahan-
nya tetap tak terklasifikasikan karena ketidakmampuan skema-
skema klisifikasi terkenal untuk memennuhi kebutuhan-kebutuh-
an PIK.
" Satu problem yang terutama serius adalah pemerolehan
bahan-bahan asing. Ada beberapa berkala dalam bidang-bidang
yang relevan dan juga bahkan problem-problem serius: pembatas-
an-pembatasan impor bahkan dari negara-negara berkembang lain-
nya, kurangnya devisa, aturan€turan pabean, formalitas-formalitas
ke-pos-atr semuanya menimbulkan alanganalangan yang j"t*g
teratasi. Bila problem-problem ini dipadukan dengan kurangnya'
tenaga terlatih, maka dapat dimaklumi kenapa PIK belum dapai
memperoleh pij akan di negara-negara berkembang.
PIK-PIK yang ada mengalami sejumlah kekwangan. Sangat
sedikit sekali PIK di Dunia Ketiga yangdapatmengindeksberkala
atau menyediakan dan mempersiapkan bibliografi-bibliografi
khusus bagi klien-klien mereka. Fasilitas'penerjemahan hampir
tak pernah. terdengar. Di negeri-negeri Muslim, PIK perlu ber-
hubungan dengan koleksi utamanya dan dengan sarjana-sarjana
peneliti di bidang itu, untuk mengetahui kebutuhan dan keperluan
mereka, dan untuk menafsirkan jasajasa Pusat ini kepada mereka.
Banyak PIK yang ada di negeri-negeri Muslim memperoleh
manfaat dari program Seksi Informasi Industri dari Jasa-Jasa
Industri dan Divisi Lembaga UNIDO.e Seksi Informasi Industri
(SII) memberikan nasihat dan bantuan kepada negaxl-negara
Dunia Ketiga untuk mendirikan dan mengelola fasilitas-fasilitas
nasional untuk informasi industri. Bantuan ini mencakrrp bukan
saja bantuan organisasional tetapi juga bantuan mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan nyltl akan informasi semacam itu, cara-
cara dan sarana{arana terbaik untuk menghimpun informasi dan
"penyebarannya ke para klien yang potensial. Herbert Schwoeroel
memberikan sebuah dzftar wilayah dan bidang informasi yang
10. Lilrat Technology for Development through Standardization, DIN Deutsches Ins-
titut fur Normung e.V., Berlln; disiapkan ketika Konpcrensi PBB mengenai Sains
dan Teknologi untuk Pembangunan, I979.
Bangsa dan Negan 18f
.Dunia Muslim membentang luas dari utara sampai selatan, dan dari
timur sarnpai barat bumi, dengan aneka ragam bahasa, budaya,
struktur politik, dan status ekonomi. Namun demikian, afinitas
dan kesamaan alam di blok-blok regional menjadikan mereka
satuan{atuan strategis vital yang perlu ditelaah dengan serius. Di
Dunia Arab terdap at tiga afinitas regional, yaitu negara-negara
Teluk, trakta Mediterania, dan bangsa-bangsa Afrika Utara.
Bangsa-bangsa Muslim Afrika timur dan tengah menciptakan
satuan terya{u yang lain. Pada ujung lain Timur Tengah, Turki,
Iran dan Pakistan memberikan peluang uqtuk memperdalam
hubungan dalam semua bidang pengembangan masyarakat. Lebih
jauh lagi di Timur Jauh, Malaysia dan Indonesia memiliki banyak
hal yang harus dibagi satu sama lain. Gambaran ini kiranya terlalu
sederhana, tetapi maksudnya adalah menunjukkan bahwa di Dunia
Muslim beberapa entitas sosiogeografis yang ttiable memiliki
hubungan-hubungan bawaan. Hal ini menjadikan mereba calon-
calon alamiah untuk aktivitas-aktivitas pembagian dan penjaring-
an sumber daya. Kedua, negeri-negeri Muslim membentuk suatu
blok di dalam komunitas b"t gsa-b"ttgsa bei'kembang yang me-
miliki kepentingan-kepentingan, problem-problem dan tantangan-
tantangan yung sama dalam program-program pembangunan
mereka. Penelaahan-terfokus atas situasi mereka menampilkan
perspektif-perspektif bermanfaat yang relevan dengan perkem-
b"ng"tt mereka. Ketiga, aida vnlayah-wilayah tertentu dalam ber-
bpgi, sumber dayayang merupakan prerogatif .khas Dunia Muslim.
sumber-sumber daya warisan dan peradaban Islam berasal dari
negerinegeri ini, tetapi sedemikian berserakan tanpa crrkup per-
tol,otrg"tt bagi para peneliti untuk melacaknya. Begitu pula, studi
dan penelitian dalam studistudi keislaman, hukum dan yuris-
prudensi Islam, dan aspek-aspek teologis lain Islam menuntut
iuatu pendekatan yang lebih koheren dan terpadu, baik bagi
pengumpulan dan pengorganisasian sumber-sumber daya intelek-
tual, maupun bagi penyampaian informasi atau dokumendoku-
men.tt3
3. Sajjadur Rahman, "Databases and Networks: Present Status and Prospects in the
Muslim World", makalah yang disampaikan pada Konferensi COMLIS ke-2,
Malaysia, 20-22.Aktobq 1 986, h. 4-5.
I94 Tantangan Dunia lslam Abad 21
6. l,'fhat Report of IFSTAD, yang disampaikan pada Konperensi Puncak Islam ke-5,
J(1rwait, 26 -28 Jantwi L987 .
7. Saya telah mengusulkan suatu bentuk jaringan yang sarra untuk Dunia Ketiga.
Liliat Ziauddin Sardar, "Between GIN and TWIN: Meeting the Information
Needs of the Third World",Aslib hoceedings,33(2):53{l (1981).
' Kekuasaan dan eengezndalian tgl
Keuntungan Kerugian
Poliris : - Administrasi ,,- Di mana?
- Siapa yang bertanggung
jawab?
- Pendanaan?
Ekonomis : - Perangkatkeras
tunggal - Penagihan
Pemasok
Pembelian borongan
Pembebananterpusat - Penjualan
Pemeliharaan ya,ng
menyusut - Komunikasi telepon
Pembelanjaan untuk
tempat (sire)
Personil : - Kurangperlu - Relokasi
Seleksi ylng lebih
baik
Terminal di tempat
yang mungkin
Teknis : - Keutuhan data - Kendala perangkat keras
Keamanan data
Rancangan -rancang- - Format-format data
, an'telekomunikasi yang tidak praktis
Pembaruan
Pemeliharaan
Dukungan sistem*is-
tem
Bahasa perintah/pe-
nyelidikan
Kekuasaan dan Pengend'alian 2O3
Keuntungan Kerugian
jawab?
- Pendanaan?
Ekonomis : - Penjualan - Jumlahpemasok
Pembebanan/Penagih- - Jdringandistribusi
an lokal - DuPlikasi Pembangunan
Komunikasi telepon - Ketaksesuaian pemba-
'ngunan
- Pemeliharaan porangkat
keras yang tidak sesuai
dengan pengembangan
- Dukungan sistem
- Lokasi
- Komunikasi telepon
Personil : - Dipekerjakan di tempat - Jumlah Pesanan
Teknis : - Format-format khusus - Bahasa perintah/penye-
Duplikasi perangkat ke- lidikan
ras - Rancangan Telekomuni-
IJpdating lokal kasi
- UPadating dari jauh
Keamanan data - KePaduan data
- Pemeliharaan/dukungan
2O4 Tantangan Dunia Islam Abad 21
Drektorat : lorangdirektur
2 orang direkur PendamPing
2 otangasisten staf
3 orang asisten
l. Contoh bntang Janus diamtrdl dari J.S. Rftryoa, Infonunioc, Cty Uniwrsity,
Degartn€nt of Infcmatio Science, Musim semi 1975, h. 32.
Pmjaga Gawang dan Pemasok Gagasan 2O9
2. Untuk studi terinci tentang peranan yang dimainkat warraq, lihat Johannes peder-
son, The Arabic Book, Geoffrey French (perrerjemah), Princeton University press,
New Jersey, I 984.
212 Tantangan Dunia Islam Abad 21
6. Untuk sebagian problem yang dapat muncul dalam pengklasifikasian dan peng-
katalogan bahan-bahan tentang Islam, lihat Peter Colvin, 'Organizing a Library in
Libya', Focus on International and Comparative Librarianship, 9 (2):l'1-19,19'18.
Penjaga Gawang dan Pemasok Gagasan 215
10. N-Ghazzali, The Book of Knowledge, Nabih Amin Faris (penerjemah), Iahore,
AshraC 1962.
224 Tantangan Dunia Islarn Abad
11. Anis Khurshid, 'Library Education in south Asia" Libri, 20:59-79 (1970); dan
'standards for Library Science Education in Burma, cey10n, India and Pakistan"
Herald of Library Science Documentation, l7:23-34 (1970)'
Penjaga Gawang dan Pemasok Gagasan 225
12. Bandingkan R.C. Benge, Libraries and Cultural Change, Clive Bingley, London,
1970, h. 200:
Tak perlu dikatakan bahwa di pihak lain terdapat argumenargumen yang
sangat kuat yang mendukung diteruskannya ikatan (nexus) luar negeri sepan-
jang mungkin. Pertama, kualifikasi pribumi selalu mendapatkan tentangan
lokal, sebab ada perasaan bahwa kualifikasi itu lambat memperoleh pengakuan
intem, sedangkan pengakuan ekstern tidak ada atau tersendat. Kedua, wajar
bila pelajar sendiri biasanya lebih suka belajar di luar negeri - dan sekolah
purpustakaan dalam negeri tampaknya mengesampir.gkan hal ini. Jawaban-
nya ialah meyakinkan bahwa pengalaman-pengalaman luar negeri didapat
setelah dikuasainya kualifikasi dasar - meski kiranya sulit atau balkan tidak
diinginkan untuk mengadakan perjalanan ke luar negeri bagi setiap orang.
Ketiga, mungkin suht meniamin perkembangan terus-menertis bagi sekolah per-
pustakaan nasional. Kemacetan akan terjadi, disebabkan kesulitan-kesulitan
dalam mendapatkan dosen, atau perpustakaan akan mengalami titik jenuh
226 Tantangatt Dunia Islam Abad 21
berkenaan dengan staf yang cakap. Di negara-negara yang lebih kecil, tuntutan
akan personil perpustakaan sedemikian terbatas sehingga sekolah nasional
tidak dapat didukung.
13. Bandingkan H.M. Kibirige, 'Current Trends in the Training of Library and Infor-
mation Speci;atsts in East Africa', Libri 25 (1):34-39 (1975). Seminar Enugu, me-
nurut Kibirige, mengidentifikasikan empat sasaran pokok sekolah kepustakawanan
Afrika:
(a) Mengadakan standar pendidikan dan kualifikasi yang akan menjadikan
kepustakawanan profesi patut disejajarkari dengan profesi-profesi tra-
disional lainnya.
. (b) Memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan-kebutuhan perpustaka-
an di masa mendatang.
(c) Mengadaptasi praktek-praktek pengajaran yang adz, bila perlu, sedeniiki-
an sehingga sesuai dengan keadaan-keadaan lokal.
(d) Bertanggung jawab atas penerbitan bahan-bahan orisinil khususnya yang
menyangkut problem-problem Afrika'.
Lihat pula,'Regional Conference on the Development of Public Libraries in Africa',
UNESCO Bulletin for Libraries 27 (2)Matet-April, 1 96 3 .
Penjaga Gawang dan Pemasok Gagasan 227
. -
,strategi informasi Dunla _[Sfu*!,qrJS
k-.'--.-.4
imbangkan
kebutuhan untu
orma$ yan'g
234 Tantangan Dunia Islam Abad 21
KEPUSTAKAAN
wood Press,1981.
'EgyPt,Librariesin',dalamEncyclopediaofLibraryandlnformation
science, Allen Kent, et al. (ed.), New York, Marcel. Dekker, t972,Yo1.7 , .
hh. 574-88. .t
,LibratyandlnformationScienceEducationintheMuslimWorld',
dalamLibraryEducationAcrosstbeBoundariesofCultuies...,Anis
of
Khurshid (ei.) rarachi, Department of Library science, university
Karachi,1981.
7-9 (Maret
'Egyptian University Libraries', Library His.tory Reoiew' 2
197 5).
DocumentationandLibrarySeroicesoftheMinistryoflnformation,
Ha-
Laporan UNESCO yang dipersiapkan untuk Pemerintah Kerajaan
syimiyyah Yordania, Paris, UNESCO' 1980'
1979.
(ed.) Cataloging and Classification of Non-Westem Materials: Con'
cerns, Issues and Practices' Phoenix, Oryx Press' 1980'
R-"', Mohammed M. dan Zehety, M. Kuwait I}niaersity Libraries' AKuwait
Study
and Recommendation for lrnprooement Final Report'
- Kuwait'
UniversitY Press, 1978.
al-Amin, A.
;Training of Librarians in Iraq', Risalat al-Maktabat' 12 (Juli
1977).
- Writing the Right Way',
Anees, Munawar Ahmad. 'Arabic Word Processing
InquirY, 3(9) 53-7 (1986).
rative?,,makalahyangdisajikanpadaCongtessofMuslimLibrariansand
1986,
Informadon scientists, universiti Utara Malaysia, 2O-2 Qktober
Kedah, MalaYsia.
'Bibliographers-EndangeredSpecies?'Inquiry,3(3)68-9(1986)'
.ComputersforQuranicStudies',Impactlnternational,l3(11)14
(1983).
(J987)'
'Facilitating Access to Islamic Material', Inquity, 4(5) 24-31
'InformationforCulturalsurvival',Inquiry,3(l)46-9(1986)'
Kepustakaan 237
Bowker Annual of Library and Book Trade Information, 198O. edisi ke-
25, New York, Bowker, 1980.
Haider, Syed Jalaluddin. 'Uniwersity Libraries in lran', Libri, 24 lO2-3
(Februari 1974).
'Medical Information in Pakistan', International Library Reaieztt, 13
117-28 (Januari 1981).
15+-69 (1938).
Independent Commission on Internattional,Development Issues, North-
Soutb, A Programme " for Suruiaal, Pan Books, London, 1980; .dan
Cornmon Crisis, North-Soutb' Cooperation for World Recooery, Pan
Books, I-ondon, 1983.
Jacos, Peter. 'Computerizing Information Services in lraq', InformationDeoe-
lopment 2 85-9?. (April i986)
Jafar, Mehrad. A National Public Library System for lran: A Desuiptiae
Analysis 1948-1979 and a Plan for Deaelopment, Lnrr'Arbor,"University
Microfilms, 1979.
Jafar, Shahar Banun dan Omar, Siti Mariani. 'Bibliographical Program .and
documentation fo Islamic Materials in Malaysia', makalbh yang disajikan
pada Congress of Muslim Librarians and Information Scientists, 2O-22
Oktober 1986, Kedah, Malaysia.
Jirgis, George Amin. 'special Libraries in Developing Countries', (Mesir),
' Iranian Library Association Bulletin,lO(3) (Musim gugur 1977).
Joedono, S. 'Indonesia: Information Service Policy Objectives', Baca, 4(3)
87 -95 (1977)
Jogreshteh, Fzzlolla. 'Public Libraries of Mazairdaran Province', Iranian
Library Association Bulletin,lO(4) (Musim dingin 1978).
Kcmaruddin, Abdul Rahman. 'PerspectiVes for Development of an Islamic
Information System Network, Islamnet', makalah disajikan pada Cong-
ress of Muslim Librarians and Information Scientists, 2O-22 Oktober
1985, Kedah, MalaYsia.
Karim, K.M. 'Library Network and Inter-Library Loan, Bangladesh', Inter'
national Library Review, L2 87-9 (Juli 1980).'
Kaser D. et al., Library Deaelopment in Eight Asian Countles, Metuchen,
New Jersey, 1969.
Kashani, Zahra-Safe- National Library of lran, tesis MLS, Shiraz, Pahlavi
University, School of Graduate Studies, 1977.
Kautsky, !.A. Tlte Political Consequences of Modrenization, New York,
Wlley,1972.
Keshmiri, M.S. et a/. 'Education for Librarianship at Pahlavi University,
Shiraz, lran', Internati'onal Library Reaiew, tl 259-67 (Spril 1979).
,Economics of American University of Beirut Library',
Khalaf Nadim, et al.
Libri, 28' 58-82 (Maret 197 8).
Khalifa, Sha'ban. 'Libraries in Saudi Arabia', Leads, 2O 1-5 (Maret tg78).
Libraries and Librariansbip in Egypt, Jeddah, Saudi Arabia,1978.
Khalik,. Azini. ,currenr Legal. Reiearch in lvtralaysia" International Journal
of Law Librarians, T 221-8 (November 1979).
Kepustakaan 243
Pantelidis,VeronicaS.TheArabWorld.LibrariesandLibrariansbip1960.
1976; A Bibliograpby, London, Mansell' 1979'
Pearson, J.o. Jowards fotal Bibliographic Control
of Islamic Studies"
(1975).
British society for Middle Eastern studies Bulletin,2(2)Ll2-L6
Pearson, Lester. Partners in Dertelopment,Praeger' New
York' 1969'
Pederson, J. Tbe Arabic Book, tetlemahan Geoffrey
French' Princeton Uni-
versity Press, Princeton, New Jersey, 1984'
por",, U.U. Tbe Information Economy' vol' 1-9' Office of Telecommunica-
tion, US Department of Commerce,1977 '
pourhamzel, Afsaueh. cunent Statas of Library Education in ltan: A Reoiew
ofProgrammesofferedinlranianAcademiclnstitutions,tesisMLS'
248 Tantangan Dunia Islam Abad 21
graphies and Current Awareness', Muslim World Book Reoiew, 4(2) 3-8
(1984).
'Last Chance for World Unity', New Scientist 91 33441 (1981).
'Middle East', dalam Science and Gozternment Report International
Almanac 1978-1979, Daniel S. Greenberg dan Anne D. Norman (ed.),
Washington, D.C., Science and Government RePort (1979).
'Redirecting Science towards lslam: An Examination of Islamic and
Western Approaches to Knowledge and Values', Hamdard Islamicus,9(l\
23-3+ (1986).
'Saudi Arabiai Indigenous Sources of Information', Aslib hocee-
dings, 3123744 (Mei 1979).
'Saudi Arabia Places U.S. Databases On{ine', Middle East Compu-
ting, No.3, 9-10 (September 1982\.
'Malaysia,TheDevelopmentofLibraryServices',lnformation
Deoelopment, 174-84 (APril 1985).
'The Development of National Information Systems', Journal of
Information Science, t(L) 27-34 (1979).
et al. The Barefoot Librarian, Library Deoelopment in Sou rtbea;t
Asia uitb special Reeference to Malaysid, London, clive Bingley,1975.
Woodward, A.M. 'Future information requirements of the thid world',Jo'itr'
nal of Information Science, l(5) 259-66 (1980).
Yaghmai, N.; Shahla, Diodato; Virgil, P., dan Maxin, J'A' 'Arab-Islamic
cultures and on-Line Bibliographical Systems" Internationdl Library
Reoieu, 1S(1) 15-24 (1986).
yovits, M.C., Rose L. dan Abilock J.'Development tif a theory of informa-
tion flow and analysis" dalam Many Faces of Information'science,E.c.
Weiss (ed.), Westview Press, Colorado,l977 -
pr--@lBl!I
ffip.rnf${il Hi-iT AN - lFil
li:i'ii:'!
INDEKS
Zbulm, 132
Zionis,165
Al-Zuht|4l