Anda di halaman 1dari 5

Repitalisasi Wayang Betawi Di Jakarta

Syaiful Syahputra
Institus Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung
Jalan Buahbatu No. 212 Bandung 40265
Tlp. 089507946713, E-mail: kipuy79@gmail.com

ABSTRACT

The writing of this article aims to preserve the wayang culture for the community, especially

in today's era where wayang has begun to be forgotten. Bearing in mind that wayang art is

often considered ancient and obsolete, even though wayang is synonymous with an area

and wayang is also an art that can be an inspiration for today's arts. The application of the

method in this work uses a qualitative method that concerns the theme through

observations of previous works which are then continued in the process of creating works

through the stages of extension, experimentation, and formation, so that this scientific

article is realized.

Keywords: wayang, art.

ABSTRAK

Penulisan artikel ini bertujuan untuk melestarikan budaya wayang terhadap masyarakat,

terlebih pada zaman sekarang yang dimana wayang sudah mulai terlupakan. Mengingat

kesenian wayang sering kali dianggap sudah kuno dan dimakan zaman, padahal wayang

adalah identik suatu daerah dan wayang juga suatu kesenian yang dapat menjadi inspirasi

kesenian-kesenian sekarang. Penerapan metode dalam karya ini menggunakan metode

kualitatif yang menyangkut tema melalui pengamatan karya- karya terdahulu yang
kemudian diteruskan pada proses penciptaan karya melalui tahap perpanjangan,

eksperimen, dan pembentukan, sehingga terwujud karya artikel ilmiah ini.

Kata Kunci: wayang,kesenian.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Wayang ialah cerita yang bersumber asal buku Ramayana dan Mahabarata yang lalu

dikembangkan dalam tradisi pertunjukan wayang. Wayang itu sendiri ialah boneka tiruan

orang yg terbuat asal pahatan kulit atau kayu yang dapat dimanfaatkan buat memerankan

tokoh dalam pertunjukan cerita wayang (drama tradisional) pada Jawa, Bali, Sunda, dan

sebagainya yang biasa dimainkan sang seorang yang diklaim dalang dengan iringan musik

tradisional gamelan. Pertunjukan wayang umumnya memakai kelir, secarik kain sebagai

pembatas antara dalang serta penonton. Tradisi seni pentas itu dikenal menjadi seni

pedalangan. Aspek tuturan (cerita) pada wayang terdiri atas narasi (wacana) serta obrolan

(antawacana) yang secara holistik ditampilkan menjadi satu pertunjukan orkestra, umumnya

berlangsung semalam suntuk.

Sejarah Wayang Kulit Betawi bermula waktu Pasukan Sultan Agung Hanyokrokusumo asal

Mataram menyerang Belanda ke Betawi, yg mana sebuah rumah pada Jakarta sebagai pos

peristirahatan tentara Mataram, dan di pos itulah seseorang tentara Mataram setiap

malam bercerita ihwal tokoh-tokoh serta peristiwa pewayangan. Kehadiran Wayang Kulit

Betawi ini ialah akibat interaksi dengan budaya para pendatang yg asal dari Jawa. sang

karena itu, antara Wayang Kulit Betawi dengan Wayang Kulit Jawa banyak terdapat

kesamaan. Kisah-kisah yang diceritakan ternyata poly disukai penduduk. Berawal asal sinilah

muncul seni Wayang Kulit Betawi. Wayang Kulit Betawi bisanya ketika pementasan diiringi
dengan gamelan sunda yang munggunakan bahasa betawi, Musik yg mengiringi Wayang

Kulit Betawi dianggap gamelan ajeng. indera musik gamelan ajeng terdiri atas terompet, dua

buah saron, gedemung, kromong, kecrek, gendang, kempul, serta goong. namun dahulu

hingga tahun 1920, Wayang Kulit Betawi diiringi gamelan bambu. Pergelaran wayang kulit

Betawi dilaksanakan dalam bentuk arena, menggunakan pentas sejajar menggunakan

penonton

Identitas suatu daerah bisa dilihat dari perbedaan budaya khas yang dimiliki. Perbedaan

tersebut juga bisa menjadi identitas lokal, sehingga nama daerah lebih mudah dikenali oleh

warga dari luar daerah. budaya khas daerah tersebut biasanya banyak ditemui di berbagai

pusat kota dan di dekat lokasi wisata.

Namun ternyata ada beberapa jenis budaya khas yang mulai sulit dijumpai, seperti Wayang

Betawi. Wayang Betawi dikenal sebagai budaya khas dari DKI Jakarta yang saat ini

kehadirannya mulai hilang dimakan oleh zaman. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk

melestarikan budaya khas daerah agar identitas daerah tidak hilang.

Metode

Metode yang diterapkan dalam karya ini menggunakan metode kualitatif yang

menyangkut tema melalui pengamatan karya- karya terdahulu yang kemudian

diteruskan pada proses penciptaan karya melalui tahap perpanjangan, eksperimen, dan

pembentukan, sehingga terwujud karya artikel ilmiah ini.

Metode yang diterapkan untuk merepitalisasi Wayang Betawi menggunakan cara membuat

pertunjukan dan memberitahu masyarakat bahwa Wayang Betawi menarik untuk disaksikan

dan akan ada beberapa hadiah untuk penonton yang menyaksikan.


Pembahasan

Wayang Betawi mulai dilupakan sejalannya zaman yang dimana pertunjukan Wayang Betawi

itu sendiri mulai jarang dipertunjukkan di masyarakat Jakarta lebih banyak pertunjukan

budaya-budaya asing dibandingkan dengan budaya betawi itu sendiri, masyarakat betawi

lebih suka dengan sesuatu yang baru dibandingkan dengan budaya mereka sendiri, mereka

menganggap budaya itu sudah kuno dan tidak trend jadinya mudah dilupakan dibandingkan

budaya-budaya asing yang mudah diingat dan mudah diikuti

Hasil dari artikel ini adalah melestarikan kembali budaya Wayang Betawi di Jakarta yang

dimana wayang itu sendiri telah mulai pudar ditelan oleh zaman, Wayang Betawi sendiri

adalah sebuah pertunjukan yang menceritakan tentang carangan Mahabharata dengan khas

khas betawi "Bambang Sinar Matahari" dan lain-lain.

Wayang Betawi menjadi suatu pertunjukan khas daerah Betawi, merepitalisasi seni

pertunjukan Wayang Betawi di Jakarta dan menarik minat kembali antusias masyarakat

kepada Wayang Betawi, masuknya budaya-budaya asing membuat Wayang Betawi dilupakan

oleh masyarakat itu sendiri, Merepitalisasi Wayang Betawi itu sendiri bertujuan untuk

memperkenalkan kembali budaya betawi kepada masalah luas yang dimana budaya betawi

mulai pudar ditelan zaman bahkan dikalangan masyarakat betawi itu sendiri, budaya betawi

memiliki banyak sekali keunikan sendiri contohnya Wayang Betawi yang dimana lakon-

lakon bercerita tentang carangan dari Mahabharata yang diubah menjadi lakon yang bercerita

tentang masyarakat betawi itu sendiri.

Hasil dari artikel ini semoga masyarakat kembali antusias kepada seni pertunjukan budaya

betawi yang dimana masyarakat sekarang lebih antusias kepada budaya-budaya asing dan

budaya sendiri terlupakan padahal budaya betawi begitu menarik untuk disaksikan dan
dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat tetapi sangat disayangkan antusiasme

masyarakat terhadap itu terlalu rendah contohnya masyarakat Jakarta yang lebih memilih

budaya asing dibandingkan budaya sendiri, melestarikan budaya betawi adalah suatu

keharusan atau kewajiban seluruh warga Jakarta itu sendiri biar tetap eksis di seluruh

kalangan masyarakat dan tidak tergerus oleh zaman.

Kesimpulan

Artikel ini bertujuan untuk melestarikan budaya betawi ke kalangan masyarakat yang

dimana sudah mulai dilupakan, masyarakat lebih suka budaya asing dibanding dengan

budaya mereka sendiri, Wayang Betawi memiliki keunikan tersendiri tetapi masyarakat

lebih tertarik kepada budaya asing.

Daftar Pustaka

Sugiono.(2018).Metode Penelitian Kualitatif: untuk penelitian yang bersifat

eksploratif,enterpretif,interaktif,dan kontruksif.Bandung:Alfabeta.

Sugiyono.(2010).Metode Penelitian Kuantitafif dan Kualitatif dan

RND,Bandung:Alfabeta

Riantiarno, Nano. 2011. Kitab Teater. Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai