Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI


FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Nama : Desi Wulandari

NIM : 931200319

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

A. Judul
Sewa Menyewa Perlengkapan Resepsi Pernikahan Dalam Perspektif Fiqih Muamalah
(Studi Kasus di Salon Vera Desa Kalianyar Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk)
B. Latar Belakang
Islam merupakan ajaran yang syamil (integral), kamil (sempurna), dan mutakamil
(menyempurnakan), karena Islam merasuk dan membahas seluruh aspek kehidupan
manusia. Ajaran Islam membahas seluruh aspek kehidupan manusia termasuk
muamalah. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan perekonomian atau dalam Islam disebut dengan istilah muamalah. Muamalah
merupakan suatu akad yang mengizinkan manusia untuk saling bertukar barang ataupun
jasa yang memiliki nilai manfaat dengan cara yang telah ditentukan dan hal tersebut
memiliki peranan penting bagi bangsa dan negara dalam menjaga kestabilan kehidupan. 1
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dengan orang lain
untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya yang sangat beragam. Sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhkan tersebut, manusia tidak dapat berdiam diri saja melainkan ia harus
berusaha untuk mencari rizki dengan cara melakukan segala aktivitas yang dapat
mewujudkan kemaslahatan untuk hidupnya. Kegiatan tersebut harus dapat
mengembangkan perekonomiannya agar kebutuhan hidupnya tercukupi. 2
Muamalah adalah segala peraturan agama yang diciptakan Allah SWT guna
mengatur hubungan antar sesama manusia dalam kehidupan, untuk menjaga
kepentingan manusia dalam segala urusan, yaitu bersifat duniawi di segla interaksi sosial
yang dilakukan. Dalam pengertian sempitnya, muamalah merupakan suatu perjanjian atau
akad yang memperbolehkan umat manusia untuk melakukan suatu transaksi, yang saling
memberikan manfaat dengan berbagai cara dan aturan yang telah ditentukan Allah SWT,
sehingga manusia diwajibkan untuk mentaati aturan tersebut. 3

1
Abd Rahman Dahlan, Ushul Fiqh (Jakarta: Amzah, 2014), 15.
2
Nawawi, Keuangan Islam: Diskursus Teori, Studi Kasus dan Pengantar Praktek pada Kelembagaan Keuangan Bank dan
Non Bank, (Bandung: Dwiputra Pustaka Jaya 2015), 65.
3
Abd Rahman Dahlan, Ushul Fiqh (Jakarta: Amzah, 2014), 23
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

Kegiatan bermuamalah harus didasari dengan prinsip-prinsip yang dapat dijadikan


sebagai suatu dasar kebenaran guna mendapatkan kemaslahatan dan terhindar dari
kemudharatan. Agar tercipta kemaslahatan guna terpeliharanya hak dan kewajiban
dimasyarakat, muamalah sebagai salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan manusia
untuk menjalankan perintah-perintah Allah SWT tentunya harus berdasarkan dengan
kaidah yang telah ditetapkan oleh syara’. Adapun berbagai kegiatan muamalah yang
sering dilakukan oleh manusia antaralain seperti, jual beli, kerjasama, zakat, infaq, wakaf,
sewa menyewa, dan lain-lain.
Sewa menyewa dalam Islam disebut dengan ijarah. Ijarah dalam bahasa arab
memiliki makna yang artinya upah, sewa, jasa, atau imbalan. 4 Ijarah adalah salah satu
akad atau perjanjian diantara para pihak yang dalam perjanjiannya terjadi perpindahan
hak pakai atas barang atau jasa yang diperjanjikan dengan batas waktu tertentu dan
memberikan suatu imbalan atau upah sewa kepada pihak yang memberikan jasa sewa,
serta objek dalam perjanjian tersebut tidak terjadi perpindahan hak milik. Inti dari ijarah
terletak pada pengembalian manfaat dari objek barang atau jasa yang diperjanjikan dan
diikuti dengan kesepakatan dan yang berpindah hanya manfaat objek barang atau jasa
yang disewakan sedangkan kepemilikan tetap menjadi pemilik barang yang
menyewakan.5
Dalam hukum Islam telah dijelaskan bahwa sewa-menyewa dikatakan sah apabila
terpenuhinya rukun dan syarat dari sewa-menyewa (ijarah). Para ulama’ telah
menyepakati bahwa rukun dari ijarah atau sewa-menyewa ada 4 (empat) antara lain;
Pertama, aqid (para pihak yang melakukan akad perjanjian atau sewa-menyewa); Kedua,
Ma’qud ‘alaihi (objek dalam perjanjian atau objek akad ijarah atau imbalan/sewa); Ketiga,
Manfaat (manfaat barang/jasa atau jasa/upah); Keempat, Sighat (ijab dari pihak yang
menyewakan dan qabul dari pihak penyewa). Adapun syarat dari ijarah atau sewa-
menyewa antara lain:6
1. Terdapat kesediaan dalam menjalankan perjanjian sewa-menyewa diantara para pihak
yang melakukan akad perjanjian;
2. Objek dalam sewa-menyewa harus jelas dan transparansi dalam segala hal baik itu
objek barangnya, masa sewa, ujrah atau imbalan dari manfaat sewa, tata cara
pembayaran, dan lain sebagainya);
3. Objek dalam perjanjian sewa-menyewa dapat dimanfaatkan kegunaannya sesuai
dengan kenyataan, kriteria, dan syara;

4
Muhammad Yazid, Fiqih Muamalah Ekonomi Islam (Surabaya: IMTIYAZ, 2017), 187.
5
Harun, Fiqih Muamalah (Surakarta: Muhammadiyah University Pers, 2017), 112.
6
Muhammad Yazid, Fiqih Muamalah Ekonomi Islam (Surabaya: IMTIYAZ, 2017), 187.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

4. Objek ijarah harus dapat diserahkan atau diberikan dan dipergunakan baik secara
langsung dan tidak adanya kecacatan pada objek ij𝑎̅rah tersebut;
5. Sighat atau ijab dan qabul dari akad ijarah harus berbentuk suatu pernyataan dari para
pihak yang melakukan akad bahwa memang ada kemauan dan niat diantara para
pihak untuk melakukan suatu perjanjian, baik pernyataannya dituangkan secara formal
atau dalam bentuk lainnya yang sebanding dengan yang dinyatakannya.
Wedding Organizer adalah salah satu bisnis yang yang terus berkembang hingga
saat ini. Wedding Organizer merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang jasa
pelayanan pernikahan dengan tujuan untuk membantu calon pengantin dan keluarga
pengantin guna mempersiapkan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan rangkaian
acara dalam pesta pernikahan.7 Sebagaimana halnya dengan Salon Vera, yang
awalmulanya hanya menyediakan jasa make up pengantin, kini Salon Vera juga
menyediakan berbagai layanan resepsi pernikahan seperti dekor, busana, MC, tenda
hajatan, sound system, foto, video, hiburan (elektone), peralatan prasmanan, dll. Dengan
begitu, Salon Vera yang awalnya hanya menyediakan jasa make up pengantin telah
berkembang menjadi wedding organizer. Dalam praktiknya, Salon Vera menerapkan
akad sewa menyewa atau ijarah. Dalam hal ini, Salon Vera melakukan praktek akad sewa
menyewa (ijarah) dengan cara menyewakan berbagai jasa terkait kebutuhan resepsi
pernikahan kepada seseorang yang hendak melaksanakan resepsi pernikahan.
Jenis-jenis penyewaan jasa di Salon Vera juga bermacam-macam, dimulai dari
paket basic yang kemudian dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan yang
bersangkutan. Paket basic ini berisi make up penganten, sound system, tenda hajatan,
kursi tamu, dekorasi pelaminan, gaun pengantin, fotografer, dan prasmanan. Paket basic
ini biasanya dibandrol dengan harga mulai dari 10.000.000 hingga 25.000.000, tergantung
model dan bahan yang dipilih oleh customer.8 Apabila customer menghendaki untuk
menambahkan barang lain atau jasa lain seperti hiburan dan henna, maka customer
harus menambah biaya yang telah ditentukan. 9 Sistem kerjasama yang berlaku disini
adalah kerjasama kekeluargaan, yang intinya adalah mengutamakan asas suka sama
suka.10 Perjanjian sewa menyewa di Salon Vera biasanya ditandai dengan hitam diatas
putih berupa nota yang dibuat ketika kedua belah pihak telah bersepakat. 11 Sistem
pembayaran sewa di Salon Vera adalah dengan cara membayar uang muka terlebih
dahulu sebagai jaminan.12
7
Nantatea, “Profil Wedding Organizer”, https://pdfcoffee.com/pengertian-wo-pdf-free.html diakses pada 4 Januari 2023.
8
Wawancara Imam Sholikin, pengelola salon vera, 2 Januari 2023.
9
Wawancara Imam Sholikin, pengelola salon vera, 2 Januari 2023
10
Wawancara Imam Sholikin, pengelola salon vera, 2 Januari 2023.
11
Wawancara vera wiranti, pengelola salon vera, 3 Januari 2023
12
Wawancara vera wiranti, pengelola salon vera, 3 Januari 2023
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

Penerapan sewa menyewa di Salon Vera ini, tentunya memiliki berbagai


problem baik dilapangan maupun sistem. Seperti halnya ketika terdapat kendala
berupa objek yang ada di perjanjian sewa menyewa tidak lengkap, sehingga customer
tidak mendapatkan manfaat dari objek tersebut. 13 Problem-problem yang biasanya
terjadi dilapangan dan berkaitan dengan objek sewa menyewa yang tidak sesuai
diantaranya yaitu ukuran dekor yang tidak sesuai, jumlah barang contohnya piring
yang kurang dan terkadang ada yang cacat, MUA yang disepakati diawal dengan yang
datang tidak sama atau di make up oleh MUA lain, dan lain-lain.14 Sehingga dalam hal
ini mnenjadikan manfaat dari objek yang telah diperjanjikan dan disepakati diawal tidak
berjalan dengan sempurna dan menimbulkan kekecewaan pada customer. Kemudian
terkait dengan pembatalan perjanjian yang dilakukan dengan sepihak maka uang
muka yang telah diberikan juga hangus.15 Hal ini dapat dianggap merugikan salah satu
pihak karena uang muka yang telah diberikan tidak dapat diminta kembali. 16
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menilai bahwasannya ada ketidak
sesuaian antara syariat yang ada dalam ajaran Islam dalam bab ijarah dengan praktik
sewa menyewa dilapangan. Dalam hal ini perlu adanya pengkajian dan penelitian
mendalam agar mengetahui lebih jelas dan detail terkait dengan status hukum dari
praktik sewa menyewa di Salon Vera apabila ditinjau dari fiqih muamalah Oleh
karenanya, peneliti memiliki ketertarikan untuk meneliti lebih mendalam terkait dengan
praktik sewa menyewa perlengkapan pernikahan Salon Vera Nganjuk ditinjau dari
sudut pandang Fiqih muamalah dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan
judul “Sewa Menyewa Perlengkapan Resepsi Pernikahan Dalam Pespektif Fiqih
Muamalah (Studi Kasus di Salon Vera Desa Kalianyar Kecamatan Ngronggot
Kabupaten Nganjuk)”

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik Fiqih Muamalah sewa menyewa perlengkapan resepsi
pernikahan Salon Vera Kalianyar Ngronggot Nganjuk?
2. Bagaimana perspektif Fiqih Muamalah terhadap praktik sewa menyewa
perlengkapan resepsi pernikahan di Salon Vera Kalianyar Ngronggot Nganjuk?

D. Persamaan dan perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu:

13
Vera, pengelola Ajeng Salon, 2 Januari 2023.
14
Ibid.
15
Imam Sholikin, pengelola Ajeng Salon, 2 Januari 2023.
16
Nabila, Customer Ajeng Salon, 2 Januari 2023.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

No. Nama/Judul Ringkasan Persamaan Perbedaan


Penelitian Abstraksi

1. Agita Putri, Dalam Persamaan Perbedaanya


Universitas Maritim penelitiannya yang terdapat terletak pada
Raja Ali Haji, 2018, mempunyai fokus pada pembahasan,
dengan judul
tentang cara penelitian skripsi yang
Pengelolaan Badan
usaha Milik Desa pemerintah desa terdahulu ditulis oleh Agita
(BUMDES) dalam dalam mengelola dengan Putri lebih
Meningkatkan BUMDES desa penelitian ini berfokus
Pemberdayaan Teluk Sasah adalah kedua membahas
Masyarakat (Studi dengan penelitian ini peran
Desa Teluk Sasah menyediakan jasa sama-sama pemerintah
Kecamatan Seri
sewa menyewa membahas dalam
Kuala loban
Kabupaten kios, sound system, tentang mengembangkan
Bintan).17 tenda, kursi dan lain tinjauan praktik sewa
lain. hukum Islam menyewa.
tentang praktik Sedangkan
sewa dalam penelitian
menyewa. ini, lebih fokus
kepada tinjauan
hukum Islam
terhadap praktik
sewa menyewa
perlengkapan
pernikahan.

2. Ahmad Farisyi Overmacht yang Persamaan Perbedaannya


Relindranata, UIN terjadi akibat yang terdapat terletak pada
Raden Intan pandemi covid-19 pada pembahasannya,
Lampung, 2020, menyebabkan akad penelitian yang mana pada
dengan judul sewa menyewa terdahulu skripsi Ahmad
Tinjauan Hukum tidak sempurna dengan farisyi lebih fokus
Islam Tentang dalam pemindahan penelitian ini membahas
Overmacht dan hak-haknya. Dalam adalah sama- tentang akibat
akibat Hukum hal ini, terdapat sama meneliti hukum dari
Terhadap beberapa pihak tentang praktik pembatalan
Pembatalan yang merasa sewa sewa menyewa
Perjanjian Sewa dirugikan akibat menyewa. perlengkapan
Menyewa pembatalan pernikahan
Perlengkapan perjanjian sewa dalam overmacht
Resepsi Pernikahan menyewa. Dalam akibat covid-19
Akibat Covid-19.18 hukum islam yang dipertegas

17
Agita Putri, “Pengelolaan Badan usaha Milik Desa (BUMDES) dalam Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat (Studi
Desa Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala loban Kabupaten Bintan”, Skripsi (Riau: Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2018).
18
Ahmad Farisyi Relindranata, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Overmacht dan akibat Hukum Terhadap Pembatalan
Perjanjian Sewa Menyewa Perlengkapan Resepsi Pernikahan Akibat Covid-19”, Skripsi (Lampung: Uin Raden Intan, 2020).
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

No. Nama/Judul Ringkasan Persamaan Perbedaan


Penelitian Abstraksi

adanya overmacht menggunakan


karena covid-19 sewa menyewa
diperbolehkan dan khiyar dalam
karena proses hukum islam
fasakh atau pada pengguna
pembatalan jasa wedding
tersebut organizer.
mengandung Sedangkan
banyak dalam penelitian
kemaslahatan. ini akan lebih
berfokus pada
praktik sewa
menyewa
perlengkapan
pernikahan di
ajeng Salon
dalam
pandangan
Hukum Islam.

3. Misbahul Munir, UIN Dalam perjanjian Persamaan Perbedaannya


Sunan Kalijaga, Islam, resiko antara skripsi adalah terletak
2010, dengan judul mengenai barang Shade Nadia pada
Tinjauan Hukum yang dijadikan Putri dengan pembahasan,
Islam Terhadap objek perjanjian skripsi ini yang mana
Perjanjian Sewa Ijara>h adalah sama- dalam skripsi
Menyewa Tenda dipikul/ditanggung sama misbahul Munir
HDWR Brajan oleh pihak pemilik membahas lebih fokus
Wonokromo Pleret barang, sebab praktik sewa membahas
Bantul Yogyakarta.19 pihak penyewa menyewa. langkah langkah
hanya menguasai yang diambil
objek semata-mata ketika terjadi
untuk mengambil wanprestasi dan
manfaat dari barang bagaimana
yang dia sewa. tinjauan hukum
Akan tetapi pada Islamnya.
persewaan Tenda Sedangkan
HDWR Brajan, dalam penelitian
apabila terjadi ini lebih fokus
kerusakan pada membahas
barang yang praktek sewa
menanggung dan menyewa pada
19
Misbahul Munir, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Tenda HDWR Brajan Wonokromo Pleret
Bantul Yogyakarta”, Skripsi (Jogjakarta: UIN Sunan kalijaga, 2010).
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

No. Nama/Judul Ringkasan Persamaan Perbedaan


Penelitian Abstraksi

mengganti penyewaan
resikonya adalah perlatan resepsi
pihak penyewa. pernikahan
Berdasarkan ditinjau dari
kenyataan tersebut, Hukum Islam.
maka akan
dipaparkan tentang
bagaimana
langkahlangkah
yang diambil
apabila terjadi
wanprestasi oleh
kedua belah pihak
dan bagaimana
tinjauan hukum
Islam mengenai
perjanjian sewa
menyewa tenda.

E. Landasan Teori
1. Pengertian ijarah
Istilah ijᾱrah diartikan sebaga iperjanjian (kontrak) dalam hal upah mengupah
dan sewa-menyewa. Ijᾱrah merupakan salah satu bentuk kegiatan mua’amalah dalam
memenuh ikeperluan hidup manusia, sepertisewa-menyewa, kontrak atau menjual
jasa dan lain-lain.20
Sedangkan menurut istilah, para ulama berbeda-beda mendefenisikan ijᾱrah,
antara lain sebagai berikut:
a. Menurut ulama Hanafiyah ijᾱrah ialah: “Akad yang membolehkan pemilikan
manfaat yang diketahui dan di sengaja dari suatu zat yang disewa dengan
imbalan.21
b. Menurut Malikiyah ijᾱrah ialah: “Nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang
bersifat manusiawi dan sebagian yang dapat dipindahkan.22
c. Menurut Sayyid Sabiq ijᾱrah ialah:

20
Nasroen Harun, Fiqih Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), 228.
21
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah (Jakarta: Rajawali Pres, 2014), 114.
22
Ibid, 144.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

“Suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan penggantian. oleh karna itu,
menurut Sayyid Sabiq, menyewakan pohon untuk dimanfaatkan buahnhya tidaklah
sah, karna pohon bukanlah sebagai manfaat. 23
Dari beberapa pengertian ijᾱrah yang telah dikemukakan oleh para ulama
diatas, dapat dipahami bahwa ijᾱrah memiliki beberapa unsur, yaitu:
a. Menukar sesuatu
b. Sesuatu berupa barang
c. Hak pemanfaatan terhadap suatu barang
d. Adanya unsur kesepakatan antara kedua belah pihak
e. Adanya unsur waktu
f. Adanya imbalan yang setimpal
g. Tanpa adanya pemindahan hak kepemilikan.
2. Rukun dan Syarat ijarah
Menurut Hanafiyah rukun al-ijarah hanya satu yaitu ijab dan qabul dari dua
belah pihak yang bertransaksi. Adapun menurut Jumhur ulama rukun ijarah ada
empat, yaitu:
a. Aqid( pihak yang melakukan perjanjian atau orang yang beraqad).
b. Ma’qud’alahi( objek perjanjian atau sewa/imbalan).
c. Manfaat.
d. Siqhat.24
Syarat ijᾱrah terdiri dari empat macam, sebagaimana syarat dalam jual beli, yaitu
syarat wujud (syart al-inqad), syarat berlaku (syarth an-nafadz), syarat sah (syarth ash-
sihhah), dan syarat kelaziman (syarth al-luzum).
1. Syarat wujud
Ada tiga macam sebagian berkaitan dengan pelaku akad, sebagian
berkaitan dengan akad sendiri dan sebagian lagi berkaitan dengan tempat
akad.Syarat wujud yang berkaitan dengan pelaku akad yaitu berakal (pelaku akad
orang yang berakal).Sebagaimana dalam jual beli, akad ijᾱrah yang dilakukan oleh
oarang gila atau anak kecil tidak mumayyiz adalah tidak sah. Menurut Ulama
Hanafiyah mengenai usia baliq tidak termasuk syarat wujud atau syarat berlaku.
Jika ada anak kecil yang mumayyiz yang menyewakan harta atau dirinya, maka
apabila diizinkan oleh walinya maka akad itu dianggap sah, dan apabila ia dibatasi
hak membelanjakan hartanya, maka tergantung pada izin walinya.

23
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah (terj. Nor Hasanuddin dkk) (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), 203.
24
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatu jilid 5, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 386.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

Ulama Malikiyah berpendapat bahwa mencapai usia mumayyiz adalah


syarat dalam ijᾱrah dan jual beli. Sedangkan baliq adalah syarat berlaku.Jika ada
anak yang mumayyiz menyewakan diri dan hartanya, maka hukumnya sah dan
akad itu digantungkan pada kerelaan walinya. Adapaun Ulama Syafi’iyah dan
Hanabilah berpendapat bahwa syarat taklif (pembebanan kewajiban syariat) yaitu
baliq dan berakal adalah syarat wujud akad ijᾱrah karena ia merupakan akad yang
memberikan hak kepemilikan dalam kehidupan sehingga sama dengan jual beli. 25
2. Syarat sah
Suatu akad dipandang sah apabila orang yang berakad,barang yang menjadi objek
akad, upah (ujrah) dan zat akad memenuhi syarat sebagai berikut: 26
a. Masing-masing pihak rela untuk melakukan perjanjian sewa-menyewa,
maksudnya kalau dalam perjanjian sewa menyewa itu terdapat unsur paksaan.
b. Objek akad yaitu manfaat harus jelas, sehingga tidak menimbulkan
perselisihan. Apabila objek akad (manfaat) tidak jelas, sehingga menimbulkan
perselisihan, maka akad ijarah tidak sah, karena dengan demikian, manfaat
tersebut tidak bisa diserahkan, dan tujuan akadtidak tercapai.
c. Objek sewa menyewa dapat dipergunakan sesuai peruntukannya. Maksudnya
kegunaan objek yang disewakan tersebut harus jelas dan dapat dimanfaatkan
oleh penyewa sesuai dengan fungsinya.
d. Objek sewa menyewa dapat diserahkan. Oleh sebab itu, para Ulama fiqh
sepakat menyatakan bahwa tidak boleh menyewakan sesuatu yang tidak boleh
diserahkan dan dimanfaatkan langsung oleh penyewa. Misalnya, apabila
seseorang menyewa rumah, maka rumah itu langsung ia terima kuncinya dan
lansung ia boleh memanfaatkan. Apabila rumah itu masih berada ditangan
orang lain, maka akad ijᾱrah hanya berlaku sejak rumah itu boleh diterima dan
ditempati oleh penyewa kedua.
e. Kemanfaatan objek yang diperjanjikan adalah yang diperbolehkan dalam
agama. Oleh sebab itu, para ulama fiqh sepakat menyatakan tidak boleh
menyewa seseorang untuk mengerjakan ilmu sihir, menyewa seseorang untuk
membunuh orang lain (pembunuhan bayaran), dan orang Islam tidak boleh
menyewakan rumah kepada orang non muslim untuk dijadikan tempat ibadah
mereka. Menurut mereka, objek sewa menyewa dalam contoh di atas termasuk
maksiat, sedangkan kaidah fiqh menyatakan “sewa menyewa dalam masalah
maksiat tidak boleh”.
25
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah (Jakarta: Rajawali Pres, 2014), 42.
26
Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalah (Jakarta: Amzah, 2017), 323-325.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

f. Bila ijᾱrah berupa sewa tenaga atau jasa, maka pekarjaan yang akan dilakukan
oleh orang yang menyewakan jasa atau tenaga tersebut bukan merupakan
suatu kewajiban baginya. Berdasarkan syariat ini, maka tidak sah ijᾱrah atau
menyewa jasa seseorang untuk shalat, karena shalat menjadi kewajiban setiap
mukmin. Ulama Mazhab Hanafi dan Hambali mengatakan tidak boleh (haram
hukumnya) menggaji mereka, karena pekerjaan bseperti ini termasuk pekerjaan
taat (dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah), dan terhadap perbuatan
taat seseorang tidak boleh menerima gaji.
g. Orang yang menyewakan jasa tidak diperbolehkan mengambil manfaat atau
jasanya tersebut. Semua manfaat yang disewakan adalah hak bagi orang yang
menyewa
h. Manfaat barang atau jasa digunakan sebagaimana mestinya atau yang berlaku
di masyarakat. Berdasarkan hal ini tidak diperbolehkan menyewakan barang
untuk digunakan tidak sesuai dengan fungsinya. Misalnya menyewakan kuda
tunggangan untuk mengangkut barang
i. Syarat yang berkaitan dengan upah atau uang sewa adalah, upah harus
berharga dan jelas bilangan atau ukurannya.
j. Syarat terkait dengan manfaat barang atau jasa seseorang ada delapan, yaitu:
1. Manfaat barang harus mubah atau tidak dilarang, syarat ini untuk
menghindari penyewa barang atau jasa yang terlarang
2. Manfaat barang atau jasa bisa diganti dengan materi.
3. Manfaat barang atau jasa merupakan suatu yang berharga dan ternilai
4. Manfaat merupakan suatu yang melekat pada barang yang sah
kepemilikannya
5. Manfaat barang objek sewa bukan untuk menghasilkan barang, seperti
menyewa pohon untuk diambil buahnya, sewa semacam ini hukumnya tidak
sah, termasuk dalam pengecualian syarat ini adalah sewa jasa menyusui,
karena darurat dalam hadanah.
6. Manfaat dapat diserah terimakan.
7. Manfaat harus jelas dan dapat diketahui.
D. Daftar Pustaka
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Bulughul Maram Min Adillah Ahkam, Terjemahan Asep M,
Abdullah Jinan. Jakarta: P Telex Media Kumpution. 2012.

Abd Rahman Dahlan. Ushul Fiqh. Jakarta: Amzah, 2014.


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS SYARIAH
Jalan Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri Jawa Timur Kode Pos 64127
Telepon.(0354) 689282, Faximile. (0354) 686564
Email: fakultas.syariah@iainkediri.ac.id, Website: www.syariah.iainkediri.ac.id

Agita Putri. “Pengelolaan Badan usaha Milik Desa (BUMDES) dalam Meningkatkan
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Desa Teluk Sasah Kecamatan Seri Kuala loban
Kabupaten Bintan”. Skripsi. Riau: Universitas Maritim Raja Ali Haji. 2018.
Ahmad Farisyi Relindranata. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Overmacht dan akibat
Hukum Terhadap Pembatalan Perjanjian Sewa Menyewa Perlengkapan Resepsi
Pernikahan Akibat Covid-19”. Skripsi. Lampung: Uin Raden Intan. 2020.
Ahmad Wardi Muslich. Fiqih Muamalah. Jakarta: Amzah. 2017Nawawi. Keuangan Islam:
Diskursus Teori, Studi Kasus dan Pengantar Praktek pada Kelembagaan Keuangan
Bank dan Non Bank. Bandung: Dwiputra Pustaka Jaya. 2015.
Harun. Fiqih Muamalah. Surakarta: Muhammadiyah University Pers. 2017Muhammad
Yazid. Fiqih Muamalah Ekonomi Islam. Surabaya: IMTIYAZ. 2017.
Hendi Suhendi. Fiqih Muamalah. Jakarta: Rajawali Pres. 2014.
Misbahul Munir. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Tenda
HDWR Brajan Wonokromo Pleret Bantul Yogyakarta”. Skripsi. Jogjakarta: UIN Sunan
kalijaga. 2010).
Nantatea. “Profil Wedding Organizer”. https://pdfcoffee.com/pengertian-wo-pdf-free.html
diakses pada 4 Januari 2023.
Nasroen Harun. Fiqih Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama. 2000.
Sayyid Sabiq. Fiqih Sunnah (terj. Nor Hasanuddin dkk). Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2006.
Wahbah Az-Zuhaili. Fiqih Islam Wa Adillatu jilid 5. Jakarta: Gema Insani. 2011.

Kediri, 4 Januari 2023

Mengetahui,
Wali Dosen, Yang Bersangkutan,

Desi Wulandari

Anda mungkin juga menyukai