DOSEN PEMBIMBING:
Aslan Deri Ichsandi, S.H, M.H
AKUNTANSI SYARIAH B
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada sang Kholiq yang tak pernah letih ataupun
tidur dalam mengurus semua makhluk-Nya yang berada di langit maupun di bumi. Dialah Allah
SWT, tuhan semesta alam dengan kekuasaan yang meliputi langit beserta isinya dan bumi beserta
isinya pula. Dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan makalah
mengenai ”Aspek Hukum Dalam Bisnis” guna melengkapi ujian akhir semester.
Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada makhluk paling mulia di muka bumi ini.
Makhluk yang diutus untuk menyempurnakan akhlak seluruh manusia di bumi. Dialah baginda
besar, rasul agung, Rasulullah SAW. Semoga syafaat beliau senantiasa tercurah kepada para
umatnya yang setia mengikuti jejaknya sampai akhir hayat nanti. Serta shalawat untuk keluarga
beliau dan shahabat-shahabat beliau.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata
kuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis Bapak Aslan Deri Ichsandi, S.H, M.H dan Bapak H.
Marwandizal, SH, M.H yang telah sabar membimbing penulis dalam memperoleh materi serta
penulis juga harapkan agar kiranya Pak dosen dapat memberikan masukan-masukan bagi kurangnya
kelengkapan dalam makalah yang penulis buat ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut pemahaman materi Aspek Hukum Dalam Bisnis.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB 5 ASURANSI
A. Pengertian Asuransi................................................................................................................25
B. Resiko Asuransi......................................................................................................................26
C. Polis........................................................................................................................................26
D. Jeniis-Jenis Asuransi...............................................................................................................27
BAB 9 FRANCHISE
A. Pengertian...............................................................................................................................49
B. Hubungan Kerja......................................................................................................................50
C. Hubungan Industrial...............................................................................................................51
D. Pengupahan Dan Kesejahteraan.............................................................................................52
E. PHK........................................................................................................................................55
F. Keselamatandan Perlindungan Kerja......................................................................................56
G. Perselisihan Peruruhan
A. Kefalitan Perusahaan..............................................................................................................58
B. Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang...........................................................................60
C. Likuidasi Perusahaan..............................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
4
1. ASPEK HUKUM DALAM BISNIS
5
Secara garis besar yang merupakan ruang lingkup dari hukum bisnis, antara lain sebagai
berikut :
1. Kontrak bisnis
2. Bentuk badan usaha (PT,Firma,CV)
3. Pasar modal
4. Kegiatan jual beli perusahaan
5. Investasi atau penanaman modal
6. Mergerakuisisi dan konsolidasi
7. Pembiyaan dan pengkreditan
8. Jaminan hutang
9. Surat-surat berharga
10. Ketenagakerjaan
11. Hak kekayaan intelektual
12. Persaingan usaha tidak sehat dan larangan monopoli
13. Perlindungan terhadap konsumen
14. Distribusi dan agen
15. Perpajakan
16. Asuransi
17. Menyelesaikan sengketa bisnis
18. Bisnis internasional
19. Hukum perindustrian atau industri pengolahan
20. Hukum kegiatan pertambangan
21. Hukum perbankan
22. Hukum real estate, bangunan dan perumahan
23. Hukum perdagangan internasional ataupun perjanjian internasional
24. Hukum tindak pidana pencucian uang (UU No. 15 tahun 2002 )
3. BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN
10
4. Kebaikan Perseroan Terbatas (PT)
1) Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utang-utang
perusahaan. Maksudnya adalah jika anda termasuk pemegang saham dan kebetulan
perusahaan punya utang, anda hanya bertanggung jawab sebesar modal yang anda
setorkan. Tidak lebih.
2) Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak tergantung
pada beberapa pemilik. Pemilik dapat berganti-ganti.
3) Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada orang lain.
4) Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume usahanya, misalnya
dengan mengeluarkan saham baru.
5) Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan sumber-sumber modal
untuk itu secara efisien. Jadi jika anda mempunyai manajer tidak cakap, anda bisa ganti
dengan yang lebih cakap.
11
Secara etimologis kata Firma berasal dari bahasa Belanda, yaitu Vennootschap Onder
Firma, yang berarti serikat pekerja antara beberapa perusahaan. Istilah Firma biasanya disingkat
dengan Fa. Kemitraan firma bukan badan hukum karena tidak memenuhi syarat untuk menjadi
badan hukum. Seperti kita ketahui, salah satu persyaratan badan hukum adalah properti
perusahaan yang terpisah dengan kekayaan pribadi pemiliknya.
Dalam suatu perusahaan, kekayaan pribadi pemilik tidak terpisah dari kekayaan perusahaan
dan tidak ada undang-undang khusus yang mengatur tentang firma. Agar lebih memahami
tentang firma, berikut kami sajikan beberapa definisi firma menurut para Ahli :
Menurut Wery
Firma merupakan perseroan yang menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama,
yang tidak sebagai perseroan komanditer.
Menurut Molengraaff
Firma adalah suatu persekutuan atau perkumpulan yang didirikan untuk menjalankan
perusahaan dengan nama bersama dan di mana anggotanya tidak terbatas dalam tanggung
jawab atas keterlibatan perusahaan dengan pihak ketiga.
Menurut Undang-Undang Hukum Dagang RI
Firma adalah suatu perjanjian kerja sama antara dua orang atau lebih untuk menjalankan
sebuah perusahaan dengan nama bersama, untuk mendapatkan manfaat dari hak-hak material
bersama untuk mencapai tujuan para pihak yang mereka janjikan untuk menyertakan uang,
barang, nama baik, hak atau kombinasi daripadanya ke dalam persekutuan.
2. Ciri-Ciri Firma
Seperti kemitraan lainnya, firma juga memiliki ciri-ciri, meliputi:
1) Sekutu aktif dalam mengelola perusahaan.
2) Tanggung jawab tanpa batas untuk semua risiko yang terjadi.
3) Akan selesai jika satu anggota mengundurkan diri dari anggota atau meninggal.
4) Anggota perusahaan biasanya saling kenal dan saling percaya sebelumnya.
5) Perjanjian yang tegas dapat dibuat di hadapan notaris.
6) Dalam suatu kegiatan bisnis selalu menggunakan nama bersama.
7) Setiap anggota dapat membuat perjanjian dengan pihak lain.
8) Ada tanggung jawab dalam risiko kerugian tak terbatas.
9) Jika ada hutang yang belum dibayar, setiap pemilik wajib melunasi dengan aset pribadi.
10) Setiap anggota perusahaan memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
11) Seorang anggota tidak memiliki hak untuk memasukkan anggota baru tanpa izin dari
anggota lainnya.
12
12)Keanggotaan perusahaan sangat melekat dan berlaku seumur hidup.
13)Seorang anggota memiliki hak untuk membubarkan perusahaan.
14) Mudah mendapatkan kredit bisnis.
13
C. UD (Usaha Dagang)
1. Pengertian Usaha Dagang
Usaha dagang dapat didefinisikan sebagai kegiatanjual beli barang jasa dan bertujuan
untuk mencari keutungan termasuk melakukan kegiatan sebagai perantar dari kegiatan jual
beli tersebut.
14
dilakukan dengan mudah melalui sistem online dan offline.
4) Ekspor impor
Usaha dagang ekspor impor juga memiliki sistem yang juga berbeda dari bisnis
dagang lainnya. Dalam bisnis ekspor impor, Anda memiliki jaringan yang luas sampai ke
manca negara dan proses transaksinya juga dilakukan melalui lintas negara.
Bekerja dalam jenis usaha ekspor impor, Anda tidak perlu berhubungan dengan
proses produksi karena tugas utamanya adalah mencari pembeli luar untuk membeli
produk dalam negeri atau sebaliknya mencari pembeli dalam negeri untuk membeli
produk dari luar negeri.
5) Distribusi barang besar
Jika Anda memiliki modal yang besar dan berniat untuk memiliki bisnis dagang
dengan skala dan kapasitas yang lebih besar, maka pilihlah berbisnis dalam usaha
distribusi barang besar. Usaha distribusi barang besar memungkinkan Anda untuk
memiliki jaringan dan lingkaran usaha yang lebih luas. Bahkan beberapa pelaku usaha
yang memiliki jenis usaha ini telah memiliki beberapa macam merek dagang. Jika usaha
distribusi barang dengan skala besar berhasil, maka seluruh penjualan produk di
beberapa kota berada dalam naungan usaha Anda.
15
1) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan , penggunaan, persediaan
dan pemeliharaan.
2) Menentukan dan mengatur hak-hak bumi, air, dan kekayaan alam.
3) Mengatur serta menentukan hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum
mengenai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1232/kmk.013/1989 pasal 2 yang dimaksud
dengan badan usaha milik negara adalah badan usaha dan anak perusahaan BUMN yang
seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Karena seluruh modalnya dimiliki oleh negara
berarti manajernya sangat dipengaruhi oleh pemerintah. Menurut instruksi presiden no. 7
tahun 1967, perusahaan negara diubah bentuknya menjadi BUMN dan disederhanakan
menjadi perusahaan jawatan (PERJAN), perusahaan umum (PERUM) , dan perusahaan
perseroan (PERSERO).
4. Manfaat BUMN
1) Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh berbagai alat
pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa.
2) Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk angkatan kerja.
3) Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang merupakan kebutuhan masyarakat
banyak oleh sekelompok pengusaha swasta yang bermodal kuat.
4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi ekspor sebagai sumber
devisa,baik migas maupun non migas.
5) Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang selanjutnya dipergunakan untuk
memajukan dan mengembangkan perekonomian negara.
6) Memberikan pelayanan kepada masyarakat.
17
5. Kelebihan dan Kekurangan BUMN
Kelebihan BUMN :
1) Menguasai sektor yang vital bagi kehidupan rakyat banyak
2) Mendapat jaminan dan dukungan dari Negara
3) Permodalannya sudah pasti karena mendapat modal dari Negara
4) Kelangsungan hidup perusahaan terjamin
5) Sebagai sumber pendapatan negara
Kekurangan BUMN :
1) Pengelolaan faktor-faktor produksi tidak efisien
2) Manajemen perusahaan kurang professional
3) Menimbulkan monopoli atas sektor-sektor vital
4) Pengelolaan perusahaan terhambat dengan peraturan-peraturan yang mengikat
5) Sulit memperoleh keuntungan bahkan seringkali merugi
6. Macam-macam BUMN
1) Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan Perseroan adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya
mengejar keuntungan.
Maksud dan tujuan pendirian Persero ialah Menyediakan barang dan atau jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta Mengejar keuntungan guna meningkatkan
nilai perusahaan.
2) Perusahan Umum (Perum)
Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas
saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaanperusahaan.
Pendirian Perum diusulkan oleh Menteri kepada Presiden disertai dengan
dasarpertimbangan setelah dikaji bersama dengan Menteri Teknis dan Menteri
Keuangan. Perum yang didirikan memperoleh status badan hukum sejak
diundangkannya Peraturan Pemerintah tentang pendiriannya.
Maksud dan tujuan Perum adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan
18
yang sehat. Serta untuk mendukung kegiatan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan
sebagaimana dimaksud di atas dengan persetujuan Menteri, Perum dapat melakukan
penyertaan modal dalam badan usaha lain.
3) Perusahaan jawatan (perjan)
Sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang berasal dari negara. Saat ini
hanya TVRI yang merupakan satu-satunya perjan yang dimiliki oleh BUMN. Besarnya
modal perjan ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri perjan antara lain sebagai berikut:
Memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah.
Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri
atau direktur jenderal departemen yang bersangkutan.
Status karyawannya adalah pegawai negeri.
Dalam lalu lintas Perniagaan (Perusahaan), kecuali uang kertas, orang masih mengenal
surat atau akta-akta lain yang bernilai uang. Surat semacam ini disebut Surat perniagaan
Menurut H.M.N. Purwosutjipto, SH, dalam bukunya “Pengertian Pokok Hukum Dagang
Indonesia”, mengatakan bahwa “Surat Berharga” adalah surat bukti tuntutan utang,
Surat adalah akta, sedang akta adalah surat yang ditanda tangani, sengaja dibuat
untuk dipergunakan sebagai alat bukti. Jadi akta itu merupakan tanda bukti adanya perikatan
(utang) dari si penandatangan. Utang adalah Perikatan yang harus ditunaikan oleh si
19
Penandatangan akta (debitur), dan si pemegang akta (kreditur) itu mempunyai hak menuntut
kepada orang yang menandatangani akta itu. Tuntutan dapat berwujud uang (Cek), berwujud
benda (konsemen/ Billof Lading), dan dapat berwujud tuntutan (Charter party).
Pembawa Hak adalah hak untuk menuntut sesuatu kepada debitur Surat Berharga itu
pembawa hak, yang berarti Hak itu melekat pada akta Surat berharga. Kalau akta hilang,
maka hak nya pun hilang. Contoh : Uang Kertas bank hilang, maka tidak dapat minta uang
Surat yang berharga adalah Surat bukti tuntutan utang, yang sukar dijual belikan.
Sukar di jual belikan karena sengaja dibuat dalam bentuk yang memp akibat hukum sukar di
jual belikan. Terdapat beberapa macam surat berharga yang diatur di dalam KUHD, yaitu :
a) Wesel
b) Cek
c) Aksep
d) Promes
e) Konosemen
f) Saham
g) Obligasi, dll
Wesel merupakan surat berharga yang mengandung suatu perintah pembayaran yang harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam KUHD. Atau lebih jelasnya lagi, “wesel” adalah
20
suatu perintah pembayaran yangdiberikan oleh penarik kepada yang kena tarik yang harus
21
f) Wesel Lihat : Surat wesel yang harus dibayar oleh tertarik pada hari diperlihatkan
kepada orang tertentu atau kepada ordernya.
Personil-personil pada wesel : yaitu orang-orang yang nama dan tandatangannya
terdapat dalam wesel ialah :
a) penarik wesel, yaitu mereka yang menulis wesel dan memerintahkan untuk
membayar.
b) tertarik, yaitu mereka yang mengakui (mengaksep) untuk membayar jumlah uang
yang tercantum dalam surat wesel.
c) avails, yaitu mereka yang menjamin atas pembayaran jumlah wesel.
Endosemen
adalah suatu cara tertentu untuk menyerahkan surat berharga kepada
pengganti kepada orang lain. Penarik boleh juga menentukan bahwa wesel itu tidak
boleh diminta pembayarannya sebelum hari yang ditentukan. Dalam hal ini jangka
menagih pembayaran itu baru di mulai pada hari tersebut.Kalau dalam wesel ada
disebutkan klausul : tidak berongkos yang dinyatakan dengan huruf ZK (Zonder
Kosten), maka tidak usah dibuat non aksep.
C.Cek.
Menurut ketentuan undang-undang, “cek” adalah surat berharga yang mempunyai sifat
sebagai alat pembayar, sehingga para pedagang umumnya atau pun orang-orang yang terlibat
dalam dunia usaha dapat merasakan dan merupakan sebagai uang dunia.
Cek adalah surat berharga yang memuat kata cek/cheque, dalam mana penerbitnya
memerintahkan kepada bank tertentu untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang
namanya disebut dalam cek, penggantinya atau pembawanya pada saat ditunjukkan. Cek
dipandang sebagai pembayaran tunai, seperti uang biasa.
22
Tujuan penerbitan cek ialah untuk meningkatkan jaminan pembayaran. Oleh karena tu ada
ketentuan :
a) cek hanya diterbitkan kepada banker.
b) cek boleh diterbitkan, jika bankir telah mempunyai dana untuk pembayaran itu.
c) cek berlaku dalam jangka waktu singkat, dalam jangka waktu mana cek tidak boleh
dicabut.
Bentuk surat Cek.
Bentuk Surat cek sebagai surat berharga harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana
diatur dalam pasal 1 78 KUHD :
a) Istilah “cek” harus ditulis dalam naskah dan dalam bahasa yang dipergunakan
dalam naskah tersebut.
b) Perintah membayar tidak bersyarat mengenai sejumlah uang.
c) Nama bank yang harus membayar.
d) Tempat dimana diadakan pembayaran.
e) Ketentuan Tanggal dan tempat, dimana cek diterbitkan.
f) Tanda tangan penerbit cek.
D.Surat Sanggup
Surat Sanggup adalah suatu surat berharga, bertanggal dan menyebutkan tempat
penerbitnya yang merupakan kesanggupan tanpa syarat oleh penerbit untuk membayar
kepada pihak pemegang surat anggup.
Syarat-syarat formal surat surat sanggup (sesuai pasal 1 74 KUDH)
1) Kata surat “sanggup” yang dimuat dalam teks dan dituliskan dalam bahasa yang dipakai
dalam surat sanggup.
2) Kesanggupan tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
3) Tanggal pembayaran.
4) Penetapan tempat pembayaran.
5) Tanggal dan tempat surat sanggup ditarik / diterbitkan.
6) Nama orang yang kepadanya / kepada orang lain yang ditunjuk olehnya pembayaran
harus dilakukan.
7) Tanda tangan penerbit surat aksep 5. Bilyet Giro Bilyet Giro adalah suatu perintah tanpa
syarat dari penerbitnya untuk memindahbukukan sejumlah uang yang ada pada bank
dimana penerbit memiliki.
2. ASURANSI
A. Pengertian Asuransi
Didalam pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) disebut bahwa
"Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu
Premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang di harapkan, yang mungkin akan diderita karena su
peristiwa yang tak tertentu".
25
Menurut Widjojo Prodjodikoro dalam bukunya Hukum
Asuransi di Indonesia, Asuransi adalah suatu persetujuan dimana pihak yang menjam
berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi sebagai
pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari
suatu peristiwa yang belum jelas. Menurut Robert I. Mehr dan Emerson Cammack, dalam
bukunya Principles of Insuran menyatakan bahwa suatu pengalihan resiko (transfer of risk)
disebut Asuransi. Menu D.S Hansell dalam bukunya Elemen of Insurance menyatakan bahwa
asuransi selalu berkaitan dengan resiko (Insurance ia to do with risk).
Berdasarkan pengertian pasal 246 KUHD dapat disimpulkan ada tiga unsur dalam Asuransi,
yaitu :
1) Pihak tertanggung, yakni yang mempunyai kewajiban membayar uang premi kepa
pihak penanggung baik sekaligus atau berangsur-angsur.
2) Pihak penanggung, mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah uang kepad
pihak tertanggung, sekaligus atau berangsur-angsur apabila untuk ketiga berhasil
3) Suatu kejadian yang semula belum jelas akan terjadi.
26
4) Resiko fundamental adalah resiko yang bukan berasal dari individu dan dampaknya
luas.Contohnya : bencana alam seperti tsunami atau gempa bumi.
C. Polis
Polis adalah bukti adanya perjanjian asuransia antara pihak penanggung dan pihak
tertanggung sebagai penutup asuransi. Karena polis adalah surat yang bernilai uang,
maka penggadaian sepucuk polis itu hanya bisa terjadi dalam hubungan hukum,
khususnya mengenai pinjaman uang, yang dilakukan oleh tertanggung asuransi kepada
penanggung.
D. Jenis-jenis Asuransi
1. Asuransi Jiwa
Jenis asuransi satu ini dikenal memberikan keuntungan finansial pada tertanggung
atas kematiannya. Sistem pembayaran untuk jenis asuransi jiwa pun bermacam-macam. Ada
perusahaan asuransi yang menyediakan pembayaran setelah kematian dan yang lainnya bisa
memungkinkan tertanggung untuk mengklaim dana sebelum kematiannya. Asuransi jiwa
dapat dibeli untuk kepentingan diri sendiri dan atas nama tertanggung saja atau dibeli untuk
kepentingan orang ketiga. Bahkan asuransi jiwa juga dikenal bisa dibeli pada kehidupan
orang lain. Sebagai ilustrasinya, misalkan seorang suami bisa membeli asuransi jiwa yang
akan memberikan manfaat kepadanya setelah kematian sang istri. Orang tua juga dapat
mengasuransikan diri terhadap kematian sang anak.
2. Asuransi Kesehatan
Jenis asuransi satu ini juga cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Asuransi
kesehatan merupakan produk asuransi yang menangani masalah kesehatan tertanggung
karena suatu penyakit serta menanggung biaya proses perawatan. Umumnya, penyebab sakit
tertanggung yang biayanya dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi adalah cedera, cacat,
sakit, hingga kematian karena kecelakaan. Asuransi kesehatan juga dikenal bisa dibeli untuk
kepentingan
tertanggung saja atau kepentingan orang ketiga.
3. Asuransi Kendaraan
Asuransi kendaraan yang paling populer di Indonesia adalah jenis asuransi mobil
yang fokus terhadap tanggungan cedera kepada orang lain atau terhadap kerusakan
kendaraan orang lain yang disebabkan oleh si tertanggung. Asuransi ini juga bisa untuk
membayar kehilangan atau kerusakan kendaraan bermotor tertanggung.Asuransi kendaraan
merupakan salah satu produk asuransi umum. Jenis asuransi satu ini sempat menjadi
27
booming ketika terjadi kerusuhan Mei 1998 karena peristiwa tersebut membuat minat
masyarakat terhadap kepemilikan proteksi untuk kendaraan pribadi meningkat secara
drastis.
4. Asuransi kepemilikan Rumah Dan Properti
Sebagai aset yang dinilai cukup berharga, biasanya para pemilik rumah akan
melindungi diri dan aset miliknya yang bisa berupa rumah atau properti pribadi dengan
asuransi kepemilikan rumah dan properti. Asuransi ini memberikan proteksi terhadap
kehilangan atau kerusakan yang mungkin terjadi pada barang-barang tertentu milik pribadi
tertanggung. Asuransi ini juga melindungi dan memberikan keringanan bilamana rumah
atau properti tertanggung lainnya mengalami musibah seperti kebakaran.
5. Asuransi Pendidikan
Inilah asuransi yang paling populer dan menjadi favorit para pemegang polis.
Asuransi pendidikan merupakan alternatif terbaik dan solusi menjamin kehidupan yang
lebih baik terutama pada aset pendidikan anak. Biaya premi yang harus dibayarkan
tertanggung kepada perusahaan asuransi berbeda-beda sesuai dengan tingkatan pendidikan
yang ingin didapatkan nantinya. Memahami pentingnya penggunaan asuransi pendidikan
untuk anak-anak kini menjadi sesuatu yang menjadi perhatian para orang tua. Tingginya
biaya pendidikan dan kondisi lain yang memperburuk ekonomi seperti melemahnya mata
uang kita terhadap dollar Amerika berpengaruh pada biaya pendidikan anak nantinya.
Menyadari bahwa hal ini jelas akan memberatkan orang tua, maka tak jarang orang tua
sekarang memilih untuk mempunyai asuransi pendidikan.
6. Asuransi Bisnis
Asuransi ini merupakan layanan proteksi terhadap kerusakan, kehilangan, maupun
kerugian dalam jumlah besar yang mungkin terjadi pada bisnis seseorang. Asuransi ini
memberikan penggantian dari kerusakan yang diakibatkan oleh kebakaran, ledakan, gempa
bumi, petir, banjir, angin ribut, hujan, tabrakan, hingga kerusuhan. Perusahaan asuransi
biasanya menawarkan berbagai macam manfaat dari asuransi bisnis seperti perlindungan
terhadap karyawan sebagai aset bisnis, perlindungan investasi dan bisnis, asuransi jiwa
menyeluruh untuk seluruh karyawan, hingga paket perlindungan asuransi kesehatan bagi
karyawan.
7. Asuransi Umum
Asuransi umum atau general insurance merupakan proteksi terhadap resiko atas
kerugian maupun kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum pada pihak ketiga.
Jaminan asuransi umum ini sifatnya jangka pendek (biasanya sekitar satu tahun). Asuransi
umum dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya:
28
Social Insurance (Jaminan Sosial)
Jenis asuransi ini merupakan asuransi yang wajib dimiliki oleh setiap orang atau
penduduk dengan tujuan setiap orang memiliki jaminan hari tua. Pembayaran premi
dilakukan dengan paksa, salah satu contohnya dengan memotong gaji seseorang setiap
bulan.
Voluntary Insurance (Asuransi Sukarela)
Asuransi ini dijalankan dengan sukarela. Jenis asuransi sukarela masih bisa dibagi lagi
kedalam 2 klasifikasi yaitu Government Insurance dan Commercial Insurance.
Government insurance merupakan asuransi yang dijalankan oleh pemerintah, sementara
commercial insurance merupakan asuransi yang ditujukan untuk memberikan proteksi
kepada seseorang atau keluarga serta perusahaan dari resiko yang mungkin muncul
akibat unexpected events.
8. Asuransi Kredit
Asuransi kredit merupakan proteksi atas resiko kegagalan debitur untuk melunasi
fasilitas kredit atau pinjaman tunai seperti modal kerja, kredit perdagangan, dan lain-lain.
Kaitannya erat dengan jasa perbankan terutama di bidang perkreditan. Kredit merupakan
pinjaman dalam bentuk uang yang diberikan bank maupun Lembaga Keuangan selaku
pemberi kredit kepada nasabahnya. Asuransi kredit ini bertujuan untuk melindungi bank
atau lembaga keuangan lainnya dari kemungkinan tidak memperoleh kembali kredit yang
dipinjamkan kepada nasabah dan membantu memberikan pengarahan serta keamanan
perkreditan. Pengelola asuransi kredit di Indonesia dipercayakan pemerintah kepada PT.
Asuransi Kredit Indonesia.
9. Asuransi Kelautan
Jenis asuransi satu ini khusus ada di bidang kelautan yang fungsinya memastikan
pengangkut serta pemilik kargo. Resiko yang mungkin terjadi sehingga terbentuknya
asuransi ini adalah kerusakan kargo, kerusakan kapal, dan melukai penumpang. Asuransi
kelautan atau asuransi angkatan laut merupakan pengalihan resiko baik untuk diri Anda
maupun bawaan Anda yang menggunakan jasa angkutan laut. Asuransi ini melibatkan
penggunaan jasa perkapalan dalam mengirimkan barang. Beberapa faktor yang
mempengaruhi premi asuransi angkutan laut adalah barang yang diasuransikan, pengepakan
barang, resiko yang diasuransikan, pengangkutan, dan perjalanan.
1 0. Asuransi Perjalanan
Secara keseluruhan, fungsi asuransi perjalanan tak jauh beda dengan fungsi asuransi
biasa sebagai salah satu bentuk proteksi kepada nasabah dengan jangka waktu pendek yaitu
selama pembeli premi melakukan perjalanan hingga kembali pulang. Manfaat dan
29
perlindungan yang akan didapat dari memiliki asuransi perjalanan antara lain mendapat
proteksi dan penanggungan biaya untuk kecelakaan yang menimpa pembeli premi, santunan
kecelakaan pribadi, tanggungan biaya pengobatan darurat, pemulangan jenazah, evakuasi
medis, hingga proteksi terhadap barang-barang bawaan yang memiliki resiko hilang atau
rusak.
30
Sedangkan dikatakan dalam pasal 17 ayat (2) dikatakan bahwa “Pelaku usaha patut dicurigai
atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi atau pemasaran barang dan jasa
sebagaimana dalam ayat (1) apabila:
1. Barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya.
2. Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha barang
dan atau jasa yang sama.
3. Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
31
5) Perjanjian Pemboikotan.
6) Perjanjian Tertutup.
Dalam pasal 15 disebutkan bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
usaha yang lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang atau jasa
hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang atau jasa tersebut kepada pihak
tertentu atau tempat tertentu.
7) Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri
Dalam pasal 16 disebutkan pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak luar
negri yang memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan
persaingan tidak sehat.
8) Oligopsini
Oligopsoni merupakan dua atau lebih pelaku dalam menguasai penerimaan pasokan atau
menjadi pembeli tunggal atas barang dan jasa dalam suatu pasar komoditas. Sebagai contoh
perusahaan sirup A, B, dan C, bersama sam berjanji untuk menyerap pasokan buah.
32
b. Dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mendapat informasi kegiatan usaha
pesaingnya yang diklasifikasikan rahasia perusahaan
5. Posisi Dominan Posisi Dominan merupakan suatu keadaan dimana pelaku usaha tidak
mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa yang dikuasai
atau pelaku usaha yang mempunyai posisi tertinggi diantara pesaingnya di pasar bersangkutan
dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan, penjualan, serta
kemampuan untuk menyesuaikan pasokan dan permintaan barang atau jasa tertentu.
6. Pemilikan Saham Pelaku usaha dilarang memiliki saham yang mayoritas pada beberapa
perusahaan sejenis, ,melakukan kegiatan usaha dalam bidang sama pada pasar bersangkutan yang
sama, atau mendirikan beberapa perusahaan yang sama bila kepemilikan tersebut mengakibatkan
persentase penguasaan pasar yang dapat dikatakan mengggunakn posisi dominan (UU No. 5 Tahun
1999 Pasal 27).
7. Jabatan Rangkap Seseorang yang menduduki jabatan direksi atau komisaris suatu perusahaan
dilaranf merangkup menjadi direksi atau komisaris perusahaan lain pada waktu yang bersamaan
apabila:
a. Berada dalam pasar bersanggkutan yang sama.
b. Memiliki keterkaitan yang erat dalam bidang maupun jenis usaha.
c. Secara bersama dapat menguasai pangsa pasar barang maupun jasa tertentu yang dapat
menimbulkan praktik monopoli atau persaingan tidak sehat.
33
seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).
Menurut WIPO (World Intellectual Property Organization) pengertian HKI adalah
“the legal rights which result from intellectual activity in the industrial, scientific,
literary, or artistic fields, apabila diterjemahkan menjadi hak/perlindungan terhadap
hasil karya manusia baik hasil karya yang berupa aktivitas dalam bidang industri, ilmu
pengetahuan, literatur/kesusasteraan dan seni-seni.”
Secara garis besar besar HKI dibagi dalam 2 bagian, yaitu:
a) Hak Cipta (copyright).
b) Hak kekayaan industri (industrial property rights), yang mencakup:
1) Paten (patent).
2) Desain industri (industrial design).
3) Merek (trademark).
4) Penanggulangan praktek persaingan curang (repression of unfaircompetition).
5) Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit).
6) Rahasia dagang (trade secret).
Pengertian Lisensi
Salah satu tata cara pengalihan HKI adalah dengan perjanjian lisensi, perjanjian
lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik hak terdaftar kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian secara tertulis sesuai peraturan perundang-undangan untuk
menggunakan hak kekayaan intelektual tersebut. Pemberian lisensi harus dilaporkan kepada
Direktorat Jendral HKI dan dimuat dalam berita acara. Lisensi tidak bisa diberikan bagi
beberapa jenis HKI tertentu seperti merek kolektif. Ada 3 (tiga) macam lisensi yang sering
ditemui dalam praktik Hak Paten, yaitu:
a) Lisensi eksklusif, dalam perjanjian ini, hanya pemegang lisensi yang boleh menjalankan
atau menggunakan invensi yang dipatenkan, setelah menyetujui
perjanjian ini, pemegang patenpun tidak berhak menjalankan invensinya.
b) Lisensi tunggal, dalam perjanjian ini pemegang paten mengalihkan patennya
kepada pihak lain, akan tetapi pemegang paten tetap boleh menjalankan
haknya sebagai pemegang paten.
c) Lisensi non ekslusif, dalam perjanjian ini pemegang paten mengalihkan
patennya kepada beberapa pihak lain, dan juga pemegamg paten tetap boleh
menjalankan haknya sebagai pemegang paten.
34
B. Merek
Merek merupakan sebuah nama atau simbol (seperti logo, merek dagang, desain kemasan,
dan lain sebagainya) untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau
perusahaan yang dibuat untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya.
Salah satu hal penting dalam pengelolaan merek adalah “menjaga” merek tersebut secara hukum.
Perlindungan hukum menjadi penting karena diperlukan waktu yang lama dan biaya yang tida
sedikit agar merek tersebut dikenal, diterima dan menjadi referensi pelanggan dalam membeli
suatu produk atau jasa. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik
memberikan jaminan kualitas. Tetapi merek lebih dari sekedar simbol. Merek dapat memiliki
enam tingkat pengertian yaitu :
1. Atribut, yaitu merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
2. Manfaat, yaitu suatu merek lebih dari pada serangkaian atribut. Pelanggan tidak
membeli atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk diterjemahkan
menjadi manfaat fungsional dan emosional.
3. Nilai, yaitu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.
4. Budaya, yaitu merek juga mewakilkan budaya tertentu.
5. Kepribadian, yaitu merek juga mencerminkan kepribadian tertentu.
6. Pemakai, yaitu merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan
produk tersebut.
Undang-undang yang mengatur merek adalah undang-undang No.19 tahun 1992 yang
kemudian di perbaharui pada tahun 1997 berkaitan dengan WTO dan TRIPS (Trade
Related Agreement on Aspects of Intellectual Property Rights Including Trade In Conterfeit
Goods).
Pasal 1 undang-undang No.19 tahun 1992 menjelaskan bahwa arti merek yang dimaksud
undang-undang adalah tanda yang berupa gambar, kata, huruf, angka, susunan warna atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
barang atau jasa. Selanjutnya dalam undang-undang tersebut merek dibedakan menjadi dua yaitu
sebagai berikut :
Merek dagang
Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang at beberapa
orang secara bersama sama atau badan hukum untuk membedak dengan barang-barang
sejenis lainnya.
Merek jasa
35
Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejen lainnya.
Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek yan
terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu menggunakan send merek
tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersam sama atau
badan hukum untuk menggunakannya (pasal 3).
Merek tidak dapat didaftarkan jika tercancum unsur-unsur dibawah ini :
1. Bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
2. Tidak memiliki daya pembeda.
3. Telah menjadi milik umum.
4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimintak
pendaftaran.
Permintaan merek juga akan ditolak oleh kantor merek apabila : erupakan atau
menyerupai nama orang terkenal, foto, merek dan nama badan hukum yan miliki orang lain
yang sudah terkenal, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak. erupakan peniruan
atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang at mbol atau emblem dari
negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali at rsetujuan tertulis dari pihak
yang berwenang. erupakan peniruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi
yang digunakan oleh negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari
pihak yang berwenang erupakan atau menyerupai ciptaan orang lain yang dilindungi hak
cipta, kecuali atas persetujuan tertulis dari pemegang hak cipta tersebut.
Surat permintaan pendaftaran merek mencantumkan :
1. Tanggal, bulan dan tahun.
2. Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemilik merek.
3. Nama lengkap dan alamat kuasa apabila permintaan pendaftaran merek diajuk
melalui kuasa.
4. Macam warna apabila merek yang dimintakan pendaftarannya menggunakan uns
warna.
5. Kelas serta jenis barang atau jasa dari merek yang dimintakan pendaftarannya.
6. Nama negara dan tanggal permintaan pendaftaran merek yang pertama kali, apab
permintaan pendaftaran diajukan dengan hak prioritas.
Tujuan pemberian merek adalah :
1. Sebagai suatu cara untuk mendapatkan nilai tambah.
2. Para pengguna dapat langsung mengetahui kualitas produk,fitur yang diharapkan
dan jasa yang dapat diperoleh.
36
3. Cermin atau janji yang diucapkan oleh produsen terhadap konsumen atas kualitas
produk yang akan mereka hasilkan.
Beberapa panduan untuk memberikan nama pada suatu merek :
1. Pilihlah nama yang mempunyai ejaan yang sederhana.
2. Pilihlah nama yang mudah diucapkan.
3. Pilihlah nama yang tidak biasa dan istimewa.
4. Nama tersebut dapat diterima secara universal.
5. Bukan nama generik, bisa dilindungi secara tademark (hak paten).
Fungsi merek :
1. Merek memberikan identifikasi terhadap suatu produk sehingga konsumen
mengenali merek dagang yang berbeda dengan produk lain.
2. Merek membantu untuk menarik calon pembeli.
3. Pentingnya Nilai Merek
Mempertahankan “kepribadian” dari suatu merek tidak hanya harus
dilakukan oleh perusahaan saja, tapi juga oleh partner bisnis perusahaan (dealer
harus bisa menjaga nama brand experience sesuai dengan yang diinginkan).
Umumnya, jika penggunaan “suatu merek” pada suatu produk dianggap berhasil
maka ia akan menggunakan “merek yang sama” tersebut untuk produk-produk yang
lainnya. Namun yang harus dipertimbangkan oleh suatu perusahaan adalah seberapa
jauh suatu “merek” dapat dipakai secara berulang-ulang tanpa kehilangan arti yang
sesungguhnya. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk bekerja lebih
keras lagi dalam menciptakan dan memajukan merek mereka. Seseorang yang bodoh
pun dapat menjual barang, namun untuk menciptakan suatu “merek” terkenalkan
dibutuhkan orang yang jenius.
Yang membuat suatu merek nilainya mahal adalah merek itu semacam
jaminan faktor yang dapat mengurangi ketidakpastian konsumen. Atau dengan kata
lain , merek dapat meningkatkan sense of value terhadap konsumen sehingga
memberikan nilai tambah untuk menjadikan produk atau jasa yang ditawarkan
sebagai pilihan. Kesediaan konsumen untuk membayar “lebih” inilah yang membuat
“merek” memiliki nilai yang dapat diterjemahkan dalam dolar atau rupiah (konsep
pembayaran).
Kelebihan merek atau brand, jika suatu merek memiliki presepsi nilai tinggi
berdasarkan pertimbangan konsumen dan ekuitas tangible dan instrinsik satu merek
secara konsisten lebih tinggi ketimbang merek lain dari kategori yang sama, maka
37
merek tersebut akan mampu merebut loyalitas konsumen sehingga mereka akan
membeli ulang dan merekomendasikan orang lain untuk ikut membeli.
C. Paten
Pengertian Hak Paten (patent) adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara dalam waktu
tertentu kepada seseorang atau kelompok (inventor) yang secara bersama-sama melaksanakan
ide yang menghasilkan suatu penemuan yang benar-benar baru atau benar-benar sebelumnya
belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru (invensi).
Pengaturan Hak Paten yang berlaku diatur dalam undang-undang Nomor 14 Tahun 2001
tentang hak paten atau yang dikenal dengan UUHP (Undang-Undang Hak Paten) terhadap
invensi (penemuan baru) yang memenuhi syarat tertentu. Secara umum Hak Paten mencakup
tiga kategori besar, yaitu:
1. Proses yang mencakup algoritma, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak
(software), teknik medis, teknik olahraga dan sejenisnya.
2. Mesin yang mencakup alat dan aparatus.
3. Barang produksi dan digunakan mencakup perangkat mekanik, perangkat elektronik dan
komposisi materi seperti kimia, obat-obatan, dan sebagainya.
Pemegang hak paten mendapat perlindungan hak kekayaan intelektual dari negara untuk
melaksanakan hasil invensi atas hasil penemuan inventor di bidang teknologi untuk selama
waktu tertentu. Atau memberikan persetujuan invensi-nya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. Jangka Waktu Perlindungan Hak Paten sesuai dengan ketentuan dalam Pasal
8 ayat 1 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun
terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang. Hak Paten
Sederhana sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 9 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001
diberikan untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu
itu tidak dapat diperpanjang.
D.Hak Cipta
Pengertian Hak Cipta (copyright) adalah hak istimewa bagi seseorang yang telah
menciptakan hasil karyanya di bidang ilmu pengetahuan, seni, atau sastra, untuk
mengumumkan, memperbanyak atau memberi izin ciptaannya menurut peraturan undang-
undang hak cipta yang berlaku. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta dalam
melindungi keaslian karyanya untuk diproduksi, diperbaiki, didistribusikan, atau dijual.
38
Pengaturan hak cipta yang berlaku diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta atau yang dikenal dengan UUHC (Undang-Undang Hak Cipta) terhadap hasil
karya cipta dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang mencakup :
1. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan
dan semua hasil karya tulis lain.
2. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu.
3. Alat peraga yg dibuat untuk kpentingan pendidikan & ilmu pengetahuan.
4. Musik/ lagu dengan atau tanpa teks.
5. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan pentomim.
6. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi,
kolas, seni patung dan seni terapan.
7. Arsitektur.
8. Peta.
9. Seni batik.
10. Fotografi.
11. Sinematografi.
12. Terjemahan, bunga rampai, tafsir, saduran, database dan karya lain dari hasil
pengalihwujudan.
Pemegang Hak Cipta dapat dipegang oleh pencipta itu sendiri sebagai pemilik karyanya atau
pihak lain yang menerima limpahan dari pencipta karya tersebut. Masa berlaku Hak Cipta adalah
selama si pencipta masih hidup dan terus berlangsung hingga 50 (lima puluh) tahun setelah pencipta
meninggal dunia.
8. PERLINDUNGAN KONSUMEN
A.Pengertian dah Dasar Hukum Perlindungan Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan.
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
member perlindungan kepada konsumen.
Dasar Hukum Perlindungan Konsumen Hukum perlindungan konsumen yang berlaku di
Indonesia memiliki dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya dasar
hukum yang pasti, perlindungan terhadap hak-hak konsumen bisa dilakukan dengan penuh
39
optimisme. Hukum Perlindungan Konsumen merupakan cabang dari Hukum Ekonomi.
Alasannya, permasalahan yang diatur dalam hukum konsumen berkaitan erat dengan
pemenuhan kebutuhan barang / jasa. Pada tanggal 30 Maret 1999, Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) telah menyepakati Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perlindungan konsumen
untuk disahkan oleh pemerintah setelah selama 20 tahun diperjuangkan. RUU ini sendiri baru
disahkan oleh pemerintah pada tanggal 20 april 1999.
Di Indonesia, dasar hukum yang menjadikan seorang konsumen dapat mengajukan
perlindungan adalah:
Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), pasal 21 ayat (1), Pasal 21 ayat (1),
Pasal 27, dan Pasal 33.
Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia No. 3821
Undang Undang No. 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Usaha Tidak Sehat.
Undang Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesian
Sengketa
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen
Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001 Tentang
Penangan pengaduan konsumen yang ditujukan kepada Seluruh dinas Indag
Prop/Kab/Kota
Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 795
/DJPDN/SE/12/2005 tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen
40
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan atau jasa.
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ atau jasa yang
digunakan.
e. Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan konsumen dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen 7. Hak untuk
diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
berdasarkan suku, agama, budaya, daerah, pendidikan, kaya, miskin, dan status
sosialnya.
g. Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian apabila barang
dan/ atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya.
h. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Kewajiban konsumen
a. Membaca, mengikuti petunjuk informasi, dan prosedur pemakaian, atau
pemanfaatan barang dan/ atau jasa demi keamanan dan keselamatan.
b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/ atau jasa
c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara
patut.
2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha
Berdasarkan pasal 6 dan 7 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 hak dan kewajiban
pelaku usaha, sebagai berikut:
Hak pelaku usaha
a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai
kondisi dan nilai tukar barang dan/ atau jasa yang diperdagangkan.
b. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad
tidak baik.
c. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen.
d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan atau jasa yang diperdagangkan.
e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
41
C. Perbuatan yang di larang bagi pelaku usaha
Adapun perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha yaitu :
a. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak sesuai
dengan standar yang dipersyaratkan, peraturan yang berlaku, ukuran, takaran,
timbangan dan jumlah yang sebenarnya.
b. Tidak sesuai dengan pernyataan dalam label, etiket dan keterangan lain mengenai
barang dan/atau jasa yang menyangkut berat bersih, isi bersih dan jumlah dalam
hitungan, kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran, mutu, tingkatan,
komposisi, proses pengolahan, gaya, mode atau penggunaan tertentu, janji yang
diberikan.
c. Tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa/jangka waktu penggunaan/ pemanfaatan
paling baik atas barang tertentu, informasi dan petunjuk penggunaan dalam bahasa
indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal sebagaimana pernyataan
“halal” yang dicantumkan dalam label.
e. Tidak memasang label/membuat penjelasan yang memuat nama barang, ukuran,
berat/isi bersih, komposisi, tanggal pembuatan, aturan pakai, akibat sampingan, ama
dan alamat pelaku usaha, keterangan penggunaan lain yang menurut ketentuan harus
dipasang atau dibuat.
f. Rusak, cacat atau bekas dan tercemar (terutama sediaan Farmasi dan Pangan), tanpa
memberikan informasi secara lengkap dan benar.
Dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan barang dan/atau jasa.
a. Secara tidak benar dan/atau seolah-olah barang tersebut telah memenuhi standar
mutu tertentu, potongan harga/harga khusus, gaya/mode tertentu, sejarah atau guna
tertentu, dalam keadaan baik/baru, tidak mengandung cacat, berasal dari daerah
tertentu, merupakan kelengkapan dari barang tertentu.
b. Secara tidak benar dan seolah -olah barang dan/atau jasa tersebut telah
mendapatkan/memiliki sponsor, persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan
tertentu, ciri-ciri kerja atau aksesoris tertentu, dibuat perusahaan yangmempunyai
sponsor, persetujuan/afiliasi, telah tersedia bagi konsumen, langsung/tidak langsung
merendahkan barang dan/atau jasa lain, menggunakan kata-kata berlebihan, secara
aman, tidak berbahaya, tidak mengandung resiko/efek samping tanpa keterangan
lengkap, menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti, dengan
harga/tarif khusus dalam waktu dan jumlah tertentu, jika bermaksud tidak
dilaksanakan, dengan menjanjikan hadiah cuma-cuma, dengan maksud tidak
42
memberikannya atau memberikan tetapi tidak sesuai dengan janji, dengan
menjanjikan hadiah barang dan/atau jasa lain, untuk obat-obat tradisional, suplemen
makanan, alat kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan.
c. Dalam menawarkan barang dan/atau jasa untuk diperdagangkan dilarang
mempromosikan,mengiklankan atau membuat pernyataan tidak benar atau
menyesatkan mengenai :
1) Harga/tarifdan potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan.
2) Kondisi, tanggungan, jaminan, hak/ganti rugi atas barang dan/atau jasa.
3) Kegunaan dan bahaya penggunaan barang dan/aatau jasa.
d. Dalam menawarkan barang dan/atau jasa untuk diperdagangkan dengan memberikan
hadiah dengan cara undian dilarang.
1) Tidak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu dijanjikan.
2) Mengumumkan hasilnya tidak melalui media massa.
3) Memberikan hadiah tidak sesuai janji dan/atau menggantikannya dengan
hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yang dijanjikan.
e. Dalam menawarkan barang dan/atau jasa, dilarang melakukan cara pemaksaan atau
cara lain yang dapat menimbulkan gangguan kepada konsumen baik secara fisik
maupun psikis.
f. Dalam hal penjualan melalui obral atau lelang, dilarang menyesatkan dan
mengelabui konsumen dengan :
1) Menyatakan barang dan/atau jasa tersebut seolah-olah memenuhi standar
mutu tertentu dan tidak mengandung cacat tersembunyi.
2) Tidak berniat menjual barang yang ditawarkan,melainkan untuk menjual
barang lain.
3) Tidak menyediaakan barang dan/atau jasa dalam jumlah tertentu/cukup
dengan maksud menjual barang lain.
Kewajiban pelaku usaha
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
b. Melakukan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan.
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif, pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam memberikan
pelayanan, pelaku usaha dilarang membeda-bedakan mutu pelayanan kepada
konsumen.
43
d. Menjamin mutu barang dan/ atau jasa yang diproduksi atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar nutu barang atau jasa yang berlaku.
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji atau mencoba barang atau
jasa tertentu serta memberi jaminan atau garansi atas barang yang dibuat maupun yang
diperdagangkan.
f. Memberi kompensasi, ganti rugi atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan
pemanfaatan barang atau jasa yang diperdagangkan.
g. Memberi kompensasi ganti rugi apabila barang atau jasa yang diterima tidak sesuai
dengan perjanjian.
9. FRANCHISE
A. Pengertian dan Karakteristik
Waralaba atau Franchise adalah konsep pemasaran produk dan jasa secara cepat dengan
memperluas jaringan dalam bentuk pemberian lisensi (nama, produk, sistem, prosedur) dari
pemilik merek (franchisor) kepada penerima waralaba (franchisee) pada jangka waktu tertentu
dengan hak dan kewajiban yang telah disepakati kedua belah pihak.
Istilah franchise berasal dari bahasa prancis, yaitu affranchir yang artinya to free
(membebaskan). Waralaba diperkenalkan pertama kali di Amerika pada tahun 1850 oleh Isaac
Singer, berupa produk mesin jahit Singer. Selanjutnya diikuti oleh General Motors Industry pada
45
tahun 1898 dan Coca Cola pada tahun 1908. Sedangkan di Indonesia, franchise mulai dikenal
pada tahun 1970-an dengan masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2007 tentang waralaba, pengertian
waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap
sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah
terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan
perjanjian waralaba. Pemberi waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang
memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimilikinya kepada
penerima waralaba. Penerima waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang
diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba
yang dimiliki pemberi waralaba.
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi waralaba dari beberapa sumber buku:
Menurut Susilowati (2013:49), waralaba (franchise) adalah kontrak perjanjian pemakaian
nama, merk dagang, dan logo perusahaan tertentu dari pemberi waralaba (franchisor) yang di
dalamnya dicantumkan ikhtisar peraturan pengoperasiannya oleh perusahaan yang menggunakan
(franchise), jasa yang disediakan oleh pemberi waralaba (franchisor), dan persyaratan keuangan.
Menurut Iwantono (2006:197), waralaba adalah suatu cara melakukan kegiatan usaha yang
didasarkan pada hubungan yang berkesinambungan antara pemberi waralaba (franchisor) dengan
penerima waralaba (franchisee). Hubungan ini meliputi sistem distribusi, dimana seorang
penerima waralaba diperkenankan mengelola usahanya sendiri supaya dapat memanfaatkan
sistem distribusi milik pemberi waralaba.
Menurut Saliman (2014:58), franchise adalah pemilik dari sebuah merek dagang, nama,
dagang, sebuah rahasia dagang, paten, atau produk (biasanya disebut franchisor) yang
memberikan lisensi ke pihak lain (biasanya disebut franchisee) untuk menjual atau memberi
pelayanan dari produk di bawah nama franchisor Franchisee biasanya membayar semacam fee
(royalty) kepada franchisor terhadap aktivitas yang mereka lakukan. Menurut Sutedi (2008:31),
waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana
pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk
melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara- cara yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Menurut Odop (2006:16),
waralaba adalah pengaturan bisnis dengan sistem pemberian hak pemakaian nama dagang oleh
pewaralaba kepada pihak terwaralaba untuk menjual produk atau jasa sesuai dengan
standardisasi kesepakatan untuk membuka usaha dengan menggunakan merk dagang/nama
dagangnya.
46
1) Jenis-Jenis Waralaba
Di Indonesia juga terdapat usaha waralaba misalnya seperti usaha makanan, pendidikan,
kesehatan dan jasa lainnya. Umumnya terbagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut:
Waralaba Menurut Kriteria atau Produk yang Ditawarkan
a. Waralaba produk
Produk yang ditawarkan adalah berupa barang misalnya makanan. Contoh dari jenis usaha
waralaba produk antara lain adalah seperti Mc Donald, KFC, Kebab Turki, dan lain-lain.
b. Waralaba jasa
Dalam jenis usaha ini yang ditawarkan adalah produk yang berwujud layanan jasa, misalnya
seperti pendidikan, studio photo atau jasa sewa video, dan jasa agen perjalanan atau travel.
Contoh dari jenis usaha waralaba jasa antara lain adalah seperti bimbingan belajar hafara dan
aliago travel.
c. Waralaba gabungan
Dalam jenis usaha ini yang ditawarkan adalah produk yang digabungkan atau dengan kata lain
produk yang ditawarkan adalah barang dan jasa.
1. Waralaba Menurut Asalnya
a. Waralaba berasal dari luar negeri
Waralaba jenis ini lebih cenderung disukai oleh masyarakat, alasannya adalah sistem yang
berlaku lebih jelas, merek-merek perusahaan sudah diterima oleh orang-orang di penjuru
dunia, selain itu dinilai lebih bergengsi.
b. Waralaba berasal dalam negeri
Waralaba jenis ini termasuk dalam salah satu pilihan investasi bagi orang-orang yang ingin
menjadi pengusaha dengan cepat namun orang tersebut tidak memiliki pengethuan cukup
mengenai awal dan kelanjutan usaha oleh pemilik waralaba. Contoh dari jenis waralaba
yang berasal dari dalam negeri adalah Restoran cepat saji.
2) Karakteristik Waralaba
Menurut Simatupang terdapat beberapa karakteristik dasar waralaba, yaitu sebagai berikut:
1. Harus ada suatu perjanjian (kontrak) tertulis, yang mewakili kepentingan yang seimbang
antara franchisor dengan franchisee.
2. Franchisor harus memberikan pelatihan dalam segala aspek bisnis yang akan
dimasukinya.
3. Franchisee diperbolehkan (dalam kendali franchisor) beroperasi dengan menggunakan
nama/merek dagang, format dan atau prosedur, serta segala nama (reputasi) baik yang
dimiliki franchisor.
47
4. Franchisee harus mengadakan investasi yang berasal dan sumber dananya sendiri atau
dengan dukungan sumber dana lain (misalnya kredit perbankan).
5.Franchisee berhak secara penuh mengelola bisnisnya sendiri.
6. Franchisee membayar fee dan atau royalti kepada franchisor atas hak yang didapatnya dan
atas bantuan yang terus menerus diberikan oleh franchisor.
7. Franchisee berhak memperoleh daerah pemasaran tertentu dimana ia adalah satu-satunya
pihak yang berhak memasarkan barang atau jasa yang dihasilkannya.
8. Transaksi yang terjadi antara franchisor dengan franchisee bukan merupakan transaksi
yang terjadi antara cabang dari perusahaan induk yang sama, atau antara individu dengan
perusahaan yang dikontrolnya
B. Biaya-biaya Waralaba
Biaya waralaba meliputi:
Ongkos awal, dimulai dari Rp10 juta hingga Rp1 miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran
yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi
pengwaralaba dan ongkos penggunaan HAKI. Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba
setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari
penghasilan kotor. Ongkos royalti yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya
adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.
B. Hubungan Kerja
Menurut buku pengantar Hukum ketenagakerjaan karya Lalu Husni, hubungan kerja adalah
hubungan anatara pekerja dengan pengusaha yan terjadi setelah adanya perjanjian kerja. Dalam
pasal 1 angka 15 UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menjelaskan hubungan kerja
adalah hubungan antara pengusaha dan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah.dan dalam pasal 1 angka 14 UU No 13 Tahun 2003
menyatakan perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja/buruh dan pengusaha atau
memberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Penjelasan mengenai unsur-unsur dalam perjanjian kerja/hubungan kerja adalah :
1. Pekerjaan
Pekerjaan adalah apa yang di perjanjikan untuk di kerjakan oleh pekerja yang harus
dilakukan sendiri oleh pekerja. Sesuai dengan KUHPerdata pasal 1603a, pekerja/buruh
hanya dapat digantikan oleh pihak ketiga ata seijin majikan.
2. Perintah
Buruh atau pekerja di wajibkan mematuhi perintah majikan untuk bekerja sesuai dengan
yang telah di perjanjikan.
50
3. Upah
Upah adalah tujuan utama dari seorang buruh atau pekerja bekerja, untuk mendapatkan
upah. Upah dibayarkan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku dan kesepakatan
antara pekerja atau buruh dengan pemberi kerja atau pengusaha. Seringkali upah lebih
banyak di tentukan oleh kemauan pengusaha karena tingkat persaingan yang tinggi dalam
mendapatkan pekerjaan, ada banyak pengangguran, sementara jam kerja panjang hanya
menyerap lebih sedikit buruh, akibatnya nilai upah turun.
4. Sahnya perjanjian kerja
Membuat perjanjian kerja tidak dapat sesuka hati pengusaha, karena ikut campurnya negara
dimana dalam pasal 1320 KUHPerdata dan pasal 52 ayat 1 UU No 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan yang mengatur syarat-syarat sahnya perjanjian kerja :
1) Kesepakatan kedua belah pihak.
2) Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum.
3) Adanya pekerjaan yang diperjanjikan.
4) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusialaan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
C. Hubungan Industrial
Hubungan industrial adalah kegiatan yang mendukung terciptanya hubungan yang harmonis
antara pelaku bisnis yaitu pengusaha, karyawan dan pemerintah, sehingga tercapai ketenangan
bekerja dan kelangsungan berusaha.
Pada undang-undang ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 1 angka 16 Hubungan
Industrial di definisikan sebagai “suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku
dalam proses produksi barang dan atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja atau buruh
dan pemerintah yang di dasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.”
Ciri-ciri Hubungan Industrial
1. Mengakui dan menyakini bahwa bekerja bukan sekedar mencari nafkah saja, melainkan
Juga sebagai pengabdian manusia kepada Tuhannya, sesama manusia, masyarakat, bangsa
dan negara.
2. Menganggap pekerja bukan hanya sekedar faktor produksi belaka melainkan sebagai
manusia pribadi dengan segala harkat dan martabatnya.
3. Melihat antara pekerja dan pengusaha bukan mempunyai kepentingan yang bertentangan,
melainkan mempunyai kepentingan yang sama untuk kemajuan perusahaan.
51
4. Setiap perbedaan pendapat anatara pekerja dan pengusaha harus disesuaikan dengan jalan
musywarah untuk mencapai mufakat yang dilakukan secara kekeluargaan.
5. Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban untuk kedua belah pihak, atas dasar rasa
keadilan dan kepatutan.
Peranan gaji
Peranan gaji dapat ditinjau dari dua pihak, yaitu :
a. Aspek pemberi kerja (majikan) adalah manage
Gaji merupakan unsur pokok dalam menghitung biaya produksi dan komponen dalam
menentukan harga pokok yang dapat menentukan kelangsungan hidup perusahaan.
Apabila suatu perusahaan memberikan gaji terlalu tinggi maka, akan mengakibatkan
53
harga pokok tinggi pula dan bila gaji yang diberikan terlalu rendah akan mengakibatkan
perusahaan kesulitan mencari tenaga kerja.
b. Aspek penerima kerja
Gaji merupakan penghasilan yang diterima oleh seseorang dan digunakan untuk
memenuhi kebutuhannya. Gaji bukanlah merupakan satu – satunya motivasi karyawan
dalam berprestasi, tetapi gaji merupakan salah satu motivasi penting yang ikut
mendorong karyawan untuk berprestasi, sehingga tinggi rendahnya gaji yang diberikan
akan mempengaruhi kinerja dan kesetiaan karyawan.
Fungsi Penggajian
Fungsi gaji bukan hanya membantu manajer personalia dalam menentukan gaji yang adil
dan layak saja, tetapi masih ada fungsi-fungsi yang lain, yaitu (p. 164) :
1. Untuk menarik pekerja yang mempunyai kemampuan ke dalam organisasi
2. Untuk mendorong pekerja agar menunjukkan prestasi yang tinggi
3. Untuk memelihara prestasi pekerja selama periode yang panjang
Tujuan Penggajian
Tujuan penggajian, antara lain :
1. Ikatan kerja sama
Dengan pemberian gaji terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan dengan
karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas – tugasnya dengan baik, sedangkan
pengusaha atau majikan wajib membayar gaji sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2. Kepuasan kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan fisik, status
sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
3. Pengadaan efektif
Jika program gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk
perusahaan akan lebih mudah.
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi
yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relatif kecil.
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik.
Karyawan akan menyadari serta mentaati peraturan – peraturan yang berlaku.
7. Pengaruh serikat buruh
54
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan
karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8. Pengaruh pemerintah
Jika program gaji sesuai dengan undang – undang yang berlaku (seperti batas gaji
minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan. Di Indonesia dikenal beberapa
sistem pemberian upah, yaitu :
1. Upah menurut waktu Sistem upah dimana besarnya upah didasarkan pada lama bekerja
seseorang. Satuan waktu dihitung per jam, per hari, per minggu atau per bulan. Misalnya
pekerja bangunan dibayar per hari / minggu.
2. Upah menurut satuan hasil Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada jumlah
barang yang dihasilkan oleh seseorang. Satuan hasil dihitung per potong barang, per satuan
panjang, atau per satuan berat. Misal upah pemetik daun teh dihitung per kilo.
3. Sistem bonus Sistem bonus adalah pembayaran tambahan diluar upah atau gaji yang
ditujukan untuk merangsang (memberi insentif) agar pekerja dapat menjalankan tugasnya
lebih baik dan penuh tanggungjawab, dengan harapan keuntungan lebih tinggi. Makin tinggi
keuntungan yang diperoleh makin besar bonus yang diberikan pada pekerja.
4. Sistem mitra usaha Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian diberikan dalam bentuk
saham perusahaan, tetapi saham tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan pada
organisasi pekerja di perusahaan tersebut. Dengan demikian hubungan kerja antara
perusahaan dengan pekerja dapat ditingkatkan menjadi hubungan antara perusahaan dan
mitra kerja.
Tunjangan
Tunjangan adalah tambahan benefit yang ditawarkan perusahan pada pekerjanya. Ada 2
macam tunjangan, tunjangan tetap dan tidak tetap. Yang dimaksud tunjangan tetap adalah
tunjangan yang diberikan secara rutin per bulan yang besarannya relatif tetap, contoh:
tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan keahlian/profesi Sedangkan, tunjangan
tidak tetap adalah tunjangan yang penghitungannya berdasarkan
kehadiran atau performa kerja, seperti tunjangan transportasi, tunjangan makan, insentif,
biaya operasional . Dengan pemberian tunjangan kinerja karyawan yang diterapkan dengan
tepat dalam suatu Instansi Perusahaan Diantara manfaat yang diperoleh dari diberikannya
tunjangan kinerja karyawan adalah :
1. Memperbaiki semangat dan kesetiaan karyawan.
2. Menurunkan tingkat absensi dan kedisiplinan karyawan/staf.
3. Memperbaiki hubungan antar karyawan/staf.
4. Mengurangi pengaruh organisasi baik yang ada maupun yang potensial.
55
E.PHK
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal
tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan
perusahaan/majikan.
Hal ini dapat terjadi karena pengunduran diri, pemberhentian oleh perusahaan atau habis
kontrak.
Menurut pasal 61 Undang – Undang No. 13 tahun 2003 mengenai tenaga kerja, perjanjian kerja
dapat berakhir apabila :
1. pekerja meninggal dunia
jangka waktu kontak kerja telah berakhir
adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap adanya keadaan atau kejadian
tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja. Jadi,
pihak yang mengakhiri perjanjian kerja sebelum jangka waktu yang ditentukan, wajib
membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu
berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
Perusahaan dilarang melakukan PHK dengan alasan :
Pekerja berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak
melampaui 12 bulan secara terus-menerus Pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya,
karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan yang berlaku Pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya.
2. Pekerja menikah
Pekerja perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya. Pekerja
mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinan dengan pekerja lainnya di dalam satu
perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian
kerja bersama Pekerja mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja,
pekerja melakukan kegiatan serikat pekerja di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas
kesepakatan perusahaan, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama Pekerja yang mengadukan perusahaan
kepada yang berwajib mengenai perbuatan perusahaan yang melakukan tindak pidana
kejahatan Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis
kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan. Pekerja dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat
kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang
jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.
56
F. KESELAMATAN dan PERLINDUNGAN KERJA
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 disebutkan
bahwa Negara menjamin keselamatan, kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat
Indonesia. Berdasarkan bunyi Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 (untuk selanjutnya disebut sebagai UUD 1945) yang berbunyi: “ Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Hal ini
menunjukkan bahwa tiap warga negara Indonesia berhak untuk memiliki pekerjaan demi
menghidupi kehidupannya. Pemenuhan kebutuhan ini berbanding lurus dengan
kesejahteraan masyarakat. Masyarakat dapat dikatakan sejahtera apabila tiaptiap masyarakat
dapat memenuhi kebutuhannya secara layak dan pantas sesuai dengan standarisasi
kemampuan masyarakat itu sendiri. Sejahtera berarti pemerataan. Dalam kehidupan ini
manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, untuk dapat memenuhi semua
kebutuhan tersebut manusia harus bekerja1 . Ketentuan ini dijabarkan lebih lanjut dalam
Pasal 5 dan Pasal 6 UndangUndang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (untuk
selanjutnya disebut sebagai UUKetenagakerjaan). Pasal 5 yaitu : “Setiap tenaga kerja
memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan”.
Sedangkan Pasal 6 nya berisi : “Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang
sama tanpa diskriminasi oleh pengusaha”.
Kedudukan hukum ketenagakerjaan di dalam tata hukum Indonesia masuk dalam ruang
lingkup Hukum Administrasi Negara, Hukum Perdata, dan Hukum Pidana. Kedudukan
tersebut membawa konsekuensi yuridis bahwa ketentuan perundang-undangan hukum
ketenagakerjaan haruslah mendasar pada teori hukum yang menelaah bidang tersebut.
Dalam hukum ketenagakerjaan, dikenal dengan adanya istilah hubungan kerja. Menurut
ketentuan Pasal 1 angka 4 UU Ketenagakerjaan : “Hubungan kerja adalah hubungan antara
pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur
pekerjaan, upah, dan perintah”.
G. PERSELISIHAN PEBURUHAN
Dalam hal ini yang ingin saya kaji adalah bagaimana penyelesaian sengketa pembayaran
upah.Karena dalam praktiknya, kadang terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh pengusaha
demi memberi keuntungan bagi diri mereka sendiri . Dalam bekerja, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
1. Pengarahan dan penempatan tenaga kerja
2. Hubungan kerja
57
3. Perlindungan keamanan kerja
4. Perlindungan kesehatan kerja
5. Jaminan sosial ketenagakerjaan
Perselisihan atau disebut pula sengketa atau dalam bahasa Inggris disebut conflict atau
Disebut merupakan suatu akibat yang terjadi dari hubungan antar manusia. Dalam Pasal 1 angka
1 UndangUndang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
disebutkan bahwa Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh
atau serikat pekerja/buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh
dalam satu perusahaan.
2. Prosedur kefailitan
Prosedur untuk kefailitan adalah dipengadilan khusus, yaitu pengadilan di niaga dengan cara
dan prosedur yang khusus pula . kekhussusan dari hukum secara kefailitan dibandingkan
dengan hukum secara
Ditingkat pertama hanya pengadilan khusus yang berwenang yaitu pengadilan niaga
Adanya hakim-hakim khusus dipengadilan Niaga
Jangka waktu berperkara yang singkat dan tegas
Prosedur perkara dan pembuktiannya simple
Tidak mengenal upaya banding
Adanya badan-badan khusus yang berhak mengajukan permohonan pailit untuk
perusahaan tertentu
Adanya lembaga hakim pengawas panitia kreditur dan kurator
Penangguhan hak eksekusi dari pemegang hak jaminan
3. Tentang kurator
Kurator adalah pihak yang memiliki peran sentral dalam suatu proses kepailitan. Setelah
ditunjuk oleh pengadilan maka kuratorlah yang mengurus dan membereskan proses kefailitan
sampai akhir. Jadi kurator hanya ada dalam proses proses kefailitan.
Kurator mempunyai tugas utama untuk membereskan harta kepailitan sampai tuntas mulai
dari menghitung kewajiban debitur pailit, membuat pengumuman dan pemberitahuan-
59
pemberitahuan, menjual aset, dan membagi bagikannya kepada kreditur yang berhak.
Diantara kewenangan yang yang penting dari kurator yaitu :
Mengalihkan harta pailit sebelum pemberesan
Menjual barang-barang yang tidak diperlukan dalam melanjutksn usaha
Menjual harta pailit dalam pemberesan
Menghadap dimuka pengadilan
60
Debitur PKPU masih memiliki kewenangan seperti sedia kala hanya dalam menjalankan
kegiatannya harus selalu bersama-sama dengan pengurus penundaan kewajiban
pembayaran utang atau (PKPU).
b. Jangka waktu penyelesaian
PKPU harus selesai selama 27 hari setelah diputuskan penundaan kewajiban pembayaran
hutang oleh pengadilan niaga.
Dalam proses kefailitan, setelah pengadilan memutuskan debitur pailit, maka tidak ada
batas jangka waktu untuk membereskannya.
c. Fungsi perdamian
PKPU sangat luas cakupannya.
Kepailitan hanya sebatas perdamaian yang berkenaan dengan pemberesan harta pailit
tersebut.
d. Jangka waktu penangguhan eksekusi jaminan hutang
Kepailitan maksimal 90 hari
PKPU 270 hari
C. Likuidasi Perusahaan
Liquidasi perusahaan adalah suatu tindakan untuk membubarkan, menutup dan
menghentikan semua kegiatan dari suatu perusahaan dan membereskannya serta membagi
bagikan aktiva tersebut kepada pihak kreditur dan pemegang saham.
3 Elemen hukum suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
➢ Penutupan atau penghentian bisnis perusahaan
➢ Pemberesan perusahaan
➢ Pembubaran
Dalam hal liquidasi diangkat lah likuidator untuk menyelesaikan persoalan persoalan yang
berhubungan dengan likuidasi in. Tugasnya mirip dengan seorang kurator dalam proses
kepailitan perusahaan.
Tugas tugas yuridisnya adalah sebagai berikut :
➢ Bertugas layaknya sebgai direksi perusahaan
➢ Pencatatan dan pengumoulan kekayaan perusahaan
➢ Penjualan aset aset perseroan
➢ Penagihan piutang perseroan
➢ Melanjutkan bisnis perseroan
➢ Pemanggilan kreditur dan pemberitahuan kepada kreditur dan publik
61
➢ Penentuan tata cara pembagian aset perseroan
➢ Pembayaran kepada kreditur
➢ Pembagian sisa kekayaan hasil liquidasi kepada pemegang saham
DAFTAR PUSTAKA
Amirizal, 1999. Hukum bisnis. Jakarta:penerbit jambatan Simatupang, Richard Burton. 1996. Aspek
hukum dalam bisnis. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Dr. H. Ishaq, S.H, M.Hum, 2016. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Jakarta:Penerbit Sinar Grafika
Widijawati, Dijan. 2012. Hukum Dagang. Yogyakarta:Penerbit C.V Andi
Tutik, Titik Triwulan. 2011. Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta:Penerbit
Kencana
Suherman, Ade Maman. 2005. Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global. Bogor:Penerbit Ghalia
Indonesia
Binol, Mahyudi. 2016. Makalah Aspek Hukum Dalam Bisnis.
http://mahyudinbinol.blogspot.com/2016/02/makalah-aspek-hukum-dalam-bisnis-2016.html. (30
Maret 2020).
Harti, Dwi. 2015. Pengantar Akuntansi Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Semarang:
Erlangga.
http://ariyomurti.blogspot.com/2017/07/makalah-perseroan-terbatas.html
http://tirrtanoviana.blogspot.com/2017/01/makalah-bumn.html
https://guruakuntansi.co.id/pengertian-firma/
Ari siswanto, 2004. Hukum Perniagaan Usaha. Bogor : Graha Indonesia
Kansil, 2001 . Hukum Perusahaan Indonesia. Jakarta : Madya Pramita
Triandaru.siqit dan Totok Budisantoso.2019 Bank dan lembaga keuangan lain.Jakarta:Selemba
Empat
Mangani, Ktut Silvanita. 2009. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Erlangga
Kasmir (2012). Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Depok : Penerbit PT Rajagrafinda Persada.
Klinik Haki Universitas Pasundan. 2015. “Hak Kekayaan Intelektual dan Dasar Hukumnya”,
http://klinikhaki.unpas.ac.id/hak-kekayaan-intelektual-dan-dasar-hukumnya/, diakses pada 28 April
2020 pukul 15.06.
62
Kanal Pengetahuan. 2016, “Pengertian Hak Cipta dan Hak Paten”,
https://www.kanal.web.id/pengertian-hak-cipta-dan-hak-paten, diakses pada 14 Mei pukul 22.05
Rangkuti, Fredy. 2002. THE POWER OF BRANDS Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Zainal Asikin, 1993, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Jakarta : Raja Grafindo Persada,
Asri Wijayanti, 2012, Hak Membentuk Serikat Buruh, Jakarta : Revka Petra Media,
https : //leninurmayanti04.wordpress.com/2014/0406/kepailitan-dan-liquidasi-perusahaan/
1 https://www.akademia.edu/10190003/kepailitan_liquidasi
1 https://id.wikipedia
63