PENGARUH INSENTIF DAN ETOS KERJA ISLAMI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PENGURUS AMIL ZAKAT DENGAN RELIGUSITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASIDI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN..... (Fixed)
PENGARUH INSENTIF DAN ETOS KERJA ISLAMI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PENGURUS AMIL ZAKAT DENGAN RELIGUSITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASIDI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN..... (Fixed)
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
NAJIB MAHFUZH
2022 M/1443 H
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NAJIB MAHFUZH
180105010171
BANJARMASIN
2022 M/1443 H
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................6
D. Signifikansi Penelitian........................................................................................6
E. Definisi Operasional............................................................................................7
F. Penelitian Terdahulu............................................................................................8
G. Kerangka Penelitian..............................................................................................
I. Sistematika Penulisan........................................................................................21
A. Insentif...............................................................................................................11
1. Pengertian Insentif.................................................................................11
2. Jenis-Jenis Insentif.................................................................................11
3. Bntuk Insntif..........................................................................................12
B. Etos Kerja..........................................................................................................13
iii
1. Pengertian Etos Kerja............................................................................13
D. Efektivitas..........................................................................................................23
1. Pengertian Efektivitas............................................................................23
2. Kriteria Efektivitas................................................................................24
E. Religiusitas........................................................................................................25
1. Pengertian Religiusitas..........................................................................25
3. Dimensi Religiusitas..............................................................................27
B. Lokasi Penelitian...............................................................................................32
G. Analisis Data.....................................................................................................36
H. Tahapan Penelitian............................................................................................39
Daftar Pustaka...................................................................................................42
v
BAB I
PENDAHULUAN
Zakat adalah salah satu sektor penting dalam ekonomi Islam. Sebagai
rukun Islam yang ketiga, maka zakat wajib dibayarkan bagi setiap muslim yang
menyalurkan zakat kepada para mustahik (penerima zakat). Rukun zakat tidak
tetapi zakat juga memiliki dimensi sosial. Dimensi sosial ini sebagai wujud
sering dirangkaikan dengan kewajiban shola. Hal itu menunjukkan bahwa tidak
sempurnalah Islam seseorang jika hanya rajin shalat namun melalaikan zakat.
Dengan kata lain tidaklah cukup seseorang hanya memiliki keshalehan pribadi,
perantara, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk oleh pemerintah dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat yang kemudian
diresmikan oleh pemerintah. Zakat kemudian dikelola oleh pengurus zakat atau
sering disebut sebagai amil zakat. Secara etimologi, istilah amil berasal dari kata
1
2
‘amila ya’malu, yang berarti mengerjakan atau melakukan sesuatu. (Lutfi, 2018)
Kata amil adalah ism fail yang berarti pelaku dari suatu pekerjaan atau dimaknai
sebagai pihak yang bekerja dan terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam
pengelolaan zakat. Apabila dikelola oleh lembaga maka semua pihak yang terkait
ekonomi) sangat terkait dengan kualitas dari sumber daya manusia yang
dimilikinya. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia yang dimiliki suatu
bangsa maka semakin maju bangsa tersebut, dan sebaliknya apabila sebuah
bangs dalam keadaani mundur ketika sumber daya manusia yang dimilikinya
juga rendah. Kualitas dari sumber daya manusia juga sengatt erat kaitannya
dengan pola dari pemahaman mereka terhadap etos kerja yang difahaminya.
Demikian juga kamajuan umat Islam dan kemundurannya juga dipengaruhi dari
islam yang terjadi sekarang ini bisa jadi karena tingkat pemahaman umat islam
Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kuntitas dan kualitas yang
dicapai karyawan dalam hal ini pengurus amil zakat sesuai dengan tanggung
(pengurus amil zakat) juga dipengaruhi dari etos kerja. Etos kerja merupakan
semangat kerja yang membuat ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang
bekerja, yang didasari dengan etika dan perspektif kerja yang diyakini, dan
diwujudkan melalui tekad dan perilaku konkret di dunia kerja. (Ginting, 2016)
3
Etos kerja yang tinggi juga biasanya muncul karena berbagai tantangan, harapan-
demikian dapat menjadikan manusia itu bekerja lebih rajin, teliti, berdedikasi
persaingan pada dunia kerja, memerlukan sumber daya manusia yang dapat
bekerja secara optimal dan terus meningkatkan kualitasnya. Hal ini karena
pada suatu perusahaan atau organisasi. Kualitas yang baik dapat dicapai jika
seseorang memiliki etos kerja yang tinggi. Dengan adanya sumber daya manusia
yang ber-etos kerja tinggi, maka peluang keberhasilan perusahaan atau organisasi
semakin besar.
Etos kerja merupakan prinsip manusia dalam bekerja yang didasari oleh
aturan- aturan yang ada baik dari budaya, kebiasaan, ataupun agama. Walaupun
terjadi perdebatan terkait apakah etos kerja berkorelasi dengan agama. Ahmad
dan Bellah (Bellah, 1969), mengatakan ternyata pada agama tertentu ada
hubungan yang positif antara ajaran agama dengan kegiatan ekonomi pemeluk
dan Islam. (Asifudin, 2004) Penelitian mereka bertiga menjadibukti bahwa etos
Islam.
tuntunan dan pegangan bagi umat Muslim, tidak hanya mengatur perihal ibadah
saja, tetapi juga mengatur masalah yang berkenaan dengan bekerja. Dalam
kehidupan sehari- hari, umat Mmuslim diperintahkan agar bekerja. Namun tidak
yang baik dan diperbolehkan dalam ajaran agama Islam. Hal ini merupakan
perihal krusial. Karena bagi individu Muslim, haruslah mencari pekerjaan yang
diridhai Allah SWT, agar kebutuhan sandang, pangan dan papan-nya terpenuhi
dan juga berkah. Selain memilih pekerjaan yang baik dan halal, tentu seorang
Muslim harus memberikan kinerja yang baik, maka dari itu diperlukan etos kerja
karakteristik etos kerja islami memiliki ciri yaitu: bertanggung jawab langsung
kepada Tuhan, disiplin waktu, bekerja keras, jujur, dan hemat. Ciri-ciri ini sama
dengan yang dirujuk Weber pada etika Protestan Calvinis. (Thalib, 2014)
pemeluknnya bekerja secara optimal agar tercapainya hasil kerja yang maksimal.
Bahkan al-Quran mengungkapkan bahwa bekerja itu adalah ibadah. Banyak ayat
Taubah[9]:105
۟ َُوقُ ِل ٱ ْعمل
ِ وا فَ َسيَ َرى ٱهَّلل ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهۥُ َو ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ۖ َو َستُ َر ُّدونَ ِإلَ ٰى ٰ َعلِ ِم ْٱل َغ ْي
ب َوٱل َّش ٰهَ َد ِة فَيُنَبُِّئ ُكم بِ َما َ
َُكنتُ ْم تَ ْع َملُون
Artinya:
karakteristik dalam etos kerja islami. Tentu karakteristik ini harus ada
Muslim yang tidak hanya bekerja untuk mendapatkan upah saja atau
Kalimantan Selatan.
Selain dari etos kerja, hal yang juga berperan penting adalah
seperti dengan akidah, syariah, dan akhlak. (Karim, 2011 hal. 21)
Selatan”.
7
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Insentif dan Etos Kerja Islami secara parsial terhadap
moderasi?
C. Tujuan Penelitian
beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh Insentif dan Etos Kerja Islami secara parsial terhadap
moderasi.
D. Signifikansi Penelitian
dicapai adalah:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Definisi Operasional
9
istilah dalam penelitian ini. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Menurut (Siregar, 2013 hal. 53), variabel independen atau bisa disebut
biasa disebut variabel bebas, adapun variabel bebas yang digunakan didalam
a. Insentif
Insentif salah satu bentuk dari motivasi yang dapat mendorong para
duniawi saja, tetapi juga sebagai suatu sarana untuk diri sendiri
2. Variabel Dependen
Menurut (Siregar, 2013 hal. 54), variabel dependen atau yang biasa disebut
3. Variabel Moderasi
F. Penelitian Terdahulu
lakukan yang terkait dengan insentif dan etos kerja islami, telah ditemukan
namun demikian ditemukan substansi yang berbeda dengan persoalan yang akan
No Nama Peneliti
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran atau bisa disebut kerangkan berfikir adalah hubungan antar
variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dijelaskan. (Sugiyono, 2010
Insentif (X1)
Efektivitas
Kerja (Y)
Etos Kerja Islami
(X2)
Religiusitas (M)
Keterangan
Efektivitas Kerja
Efektivitas Kerja
variabel moderasi
variabel moderasi
H. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2010 hal. 64), hipotesis adalah jawaban sementara
jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
secara parsial.
hipotesisnya adalah:
3. Pengaruh insentif dan etos kerja islami terhadap efektivitas kerja secara
H0 : Tidak terdapat Pengaruh secara signifikan antara insentif dan etos kerja
I. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
Pada bab satu pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan
Pada bab dua, landasan teori tentang etos kerja yang berisi tentang
definisi insentif, karakteristik orang yang beretos kerja tinggi, faktor yang
mempengaruhi etos kerja, pengukuran etos kerja, pengertian etos kerja islami,
karakteristik etos kerja islami, ciri-ciri etos kerja dalam Islam dan pengertia
insentif.
16
Pada bab tiga, metode penelitian yang berisi tentang jenis, sifat dan
lokasi penelitian, subyek dan obyek penelitian, data dan sumber data, teknik
Pada bab empat, penyajian data dan analisis yang berisikan tentang
Pada bab lima, penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.
17
BAB II
A. Efektivitas Kerja
1. Pengertian Efektivitas
arti pengaruh, membawa hasil, atau akibat, maka efektivitas memiliki arti
keaktifan, daya guna, dan adanya kesesuaian pada suatu kegiatan seseorang
yaitu:
tindakan)”.
2. Kriteria Efektivitas
pada besarnya sumber daya yang digunakan untuk mncapai tjuan yang
diinginkan.
melaksanakan tugasnya.
B. Insentif
1. Pengertian Insentif
“Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu
yang prestasinya diatas prestasi standar. Insentif adalah alat yang dipakai sebagai
karyawan agar melaksanakan pekerjaan sesuai atau lebih tinggi dari standar-
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut bisa disimpulkan, bahwa intensif
merupakan dorongan pada seseorang agar mau bekerja dengan lebih baik dan juga
19
supaya lebih mencapai tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi sehingga
kepuasan kerja yang berkualitas sesuai dengan tujuan dari institusi tersebut.
2. Jenis-Jenis Insentif
Beberapa jenis insentif menurut Dessler (Dessler, 2010 hal. 141) terbagi menjadi
2 kelompok, yaitu:
dan gajinya diatas gajih pokok yang diberikan kepada karyawan individual
b. Insentif Kelompok, merupakan insentif yang memberi upah lebih dan diatas
gajih pokok yang diberikan kepada semua anggota kelompok ketika kelompok
tersebut atau tim, secara kolektif maencapai suatu standar yang khusus untuk
sebuah kinerja, perilaku, atau produktifitas sehubungan dengan kerja dan yang
lainnya.
3. Bentuk-Bentuk Insentif
Beberapa bentuk insentif menurut Koontz (Koontz, 2011 hal. 648) dapat
diberikan dalam bentuk berupa uang, partisipasi, dan lingkungan kerja yang
baik.
a. Uang
Uang merupakan salah satu bentuk insentif yang penting diberikan sebagai
b. Partisipasi
yang baik dan hal ini perlu membutuhkan dukungan dan rasa persatuan,
untuk berpatisipasi.
kerja yang baik, dibutuhkan sikap pimpinan yang baik dalam mendorong
bawahan untuk giat dalam bekerja, situasi kerja yang baik meningkatkan
baiknya.Penelitian
meningkatkan prestasi.
Dalam Islam, konsep etos kerja pada dasarnya dapat dilihat dan dilacak
sebagai bagian dari filsafat manusia. Manusia menurut Islam adalah abd
wakilnya). Sebagai hamba Tuhan, manusia harus taat dan patuh kepada
dengan
21
kemampuan konseptualnya, mengemban tugas dimuka bumi untuk
Jadi etos kerja islam merupakan nilai-nilai ketuhanan yang mendasari etos
pandang yang diyakini oleh seorang muslim bahwa bekerja itu tidak saja
sebagai suatu perwujudan dari amal shaleh yang memiliki nilai ibadah
yang luhur.
Islam tidak menginginkan para pemeluknya menjadi orang yang malas dan
Bagi umat muslim etos kerja islam ini perlu diterapkan ketika melakukan
suatu pekerjaan. Bekerja bagi umat Islamadalah bekal untuk akhirat kelak.
Hidup disurga kelak merupakan tujuan dan impian kesuksesan setiap umat
dunia melalui ibadah dan amal yang mengharapkan ridha Allah SWT.
mengharamkan rezeki dan perhiasan yang baik. Justru dengan rezeki dan
rezeki yang perhiasan baik itu, manusia dapat berbuat ibadah dengan tenang
(karena sulit melakukan ibadah dengan tenang ketika perut lapar, dan tidak
ada pakaian yang menutupi aurat dan suci) dapat berbuat amal, baik itu amal
jariah, zakat, dan sadaqah bagi umat Islam yang tidak mampu.
Dari penjelasan tersebut terhadap etos kerja Islam, maka disimpulkan sikap
SWT.
23
Ada beberapa ciri etos kerja islam, antara lain adalah sebagai berikut:
1) Mencermati Waktu
Pada perkembangan zaman yang modern ini, nilai etika dari waktu kewaktu
dari masyarakat untuk berlaku bebas dan sudah menjadi kebiasaan disetiap lini
kerja atau semangat kerja sehingga dapat melakukan tugasnya dengan ikhlas,
serta sikap perilaku yang mengarah kepada hasil yang lebih sempurna. Seluruh
Penerapan etos kerja Islam yaitu dengan cara mengekspresikan sikap atau
menghindari hal-hal negatif. Dengan cara menerapkan kode etik secara tegas
dalam perusahaan dengan baik sehingga akan mempunyai reputasi yang baik
dan akan mendapatkan keuntungan, sebagai mana penerapan etos kerja Islam
tersebut harus sesuai dengan syariat Islam. Dan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan perlu ditumbuhkan dalam penerapan etos kerja Islam
yaitu:
dengan serius dan penuh kecintaan. Dari keseriusan dalam bekerja ini akan
mencari uang saja. Niat ikhlas akan menyadarkan kita bahwa Allah SWT
sedang memantau kerja kita, Allah SWT menjadi tujuan kita, segala yang
diperoleh wajib disyukuri, rezeki yang kita dapatkan harus digunakan dan
dibelanjakan pada jalan yang benar dan menyadari bahwa apa saja yang kita
2) Takwa
Takwa yang dimaksud disini memiliki arti apa yang dilakukan harus sesuai
3) Kerja Keras
Kerja keras memiliki arti semua pekerjaan yang dilakukan harus dengan
cara yang halal. Orang yang bekerja keras dapat dikelompokkan sebagai
Bekerja didalam pandangan umat Islam tentu tidak hanya dilandasi dengan
tujuan yang bersifat duniawi belaka. Namun, bekerja memiliki tujuan untuk
beribadah. Maka bekerja mempunyai tujuan yang ganda yaitu ukhrawi yang
artinya memiliki tujuan akhirat yaitu ingin mendapat pahala dengan mencari
keridhaan Allah SWT dan duniawi dalam arti ingin mendapat imbalan upah
atau gaji. Secara umum, tujuan yang ingin dicapai didalam bekerja yaitu
sebagai berikut:
Untuk mencapai ridha Allah SWT itu terdapat berbagai syarat yang harus
usahanya dengan cara yang baik benar, amanah, dan jujur. Baik dalam cara
Dalam bekerja akan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT karena
kecintaan, dengan keseriusan ini maka akan lahir rasa ikhlas daalam
bekerja, dan bukan hanya sekedar untuk mencari uang saja. Islam juga
mengajarkan seorang tetangga memiliki hak atas sebagian harta yang kita
hasil dari kerja keras tersebut, dan hasil yang diperoleh itu bukan hanya
milik kita tetapi juga ada sebagian milik orang lain yangsepatutnya kita
semangat dalam beraktivitas dan rajin bekerja. Karena jika tidak, maka
4) Membangun kemandirian
hidup dalam suasana tentram, aman dan bahagia untuk bisa melaksanakan
27
ibadah kepada Allah SWT dengan sempurna. Agar bisa mencapai tujuan-
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bagi diri sendiri yang harus
diperoleh dengan jujur dan tidak merugikan bagi orang lain.Selain itu,
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhannya diri sendiri, namun juga untuk
masyarakat luas
D. Religiusitas
1. Pengrtian Religiusitas
Pengertian dari releigiusitas sendiri yaitu bentuk satu system yang kompleks
hubungan terhadap individu pada suatu keberadaan ataupun kepada suatu yang
beragama, serta tidak hanya sekedar mengaku sebagai agama. (Fitriani, 2016
hal. 12)
akhlak, dan syariat, atau disebut dengan : iman , Islam, dan ihsan. Apabila
semua unsur tersebut telah dimiliki oleh seseorang, maka dialah insan yang
tang memiliki rasa didalam pikiran dan dapat diuji lewat instropeksi, atau bisa
merupakan unsur perasaan yang terdapat didalam agama, perasaan yang bisa
Menurut Hendro Puspito (Puspito, 1998 hal. 183) fungsi agama untuk manusia
a. Fungsi Edukasi
kepercayaan agama, niali-nilai itu antara lain: hati nurani, rasa bertanggung
baik, dan meolak yang buruk yang akhirnya ditinggalkan dan dianngap
sebagai larangan
c. Fungsi Transformatif
dilakukan kepada nilai adat istiadat yang kurang dan bahkan tidak
d. Fungsi Persaudaraan
e. Fungsi Penyelamatan
3. Dimensi Religiusitas
Menurut Glock dan Stark dalam bukunya Djamaludin Ancok (Ancok, 2005
hal. 24) mengemukakan, ada lima macam dimensi keberagaman, antara lain:
a. Dimensi Keyakinan
bersifat dogmatic.
dipeluknya.
c. Dimensi pengamalan
praktik seseorang dari hari kehari . contohnya seperti menjauhi apa saja
30
yang dilarang didalam agama yang dianutnya.
d. Dimensi Penghayatan
pengalaman unik dan spektakuler yang berasal dari keajaiban yang datang
tehadap agama yang dipeluknya. Seperti sholat, puasa, zakat dan naik haji,
serta lain-lain.
seperti kebutuhan cinta kasih, harga diri, keamanan, dan ancaman kematian.
beragamaan, termasuk pendidikan agama dari oaring tua, da, tradisi atau
sebuah lingkungan.
Metode Penelitian
data yang bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji
yang diteliti, yaitu pada Kantor Badan Amil Zakat Nasional Provinsi
menggunakan kuesioner.
B. Lokasi Penelitian
Subjek penelitian adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam
yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Dalam
penelitian ini objek penelitiannya yaitu etos kerja Islami karyawan Badan
Amil Zakat Daerah.
1. Data
disajikan untuk tujuan tertentu (Tika M. P, 2006, hal. 57). Data yang digali
dalam penelitian ini adalah data primer yaitu sumber data yang langsung
Dalam memperoleh informasi ini, data diperoleh langsung dari objek atau
sumber utama yang berasal dari kuesioner. Data primer dalam penelitian
ini yaitu data yang diperoleh langsung dengan melalui kuesioner karyawan
2. Sumber Data
data dalam penelitian ini adalah Hasil dari kuesioner yang dibagikan
penelitian karena tujuan utama dari penelitian sendiri adalah untuk mendapatkan data
(Sugiyono, 2012, hal. 224). Teknik yang digunakan untuk menggali atau
Kuesioner merupakan teknik yang efisien jika peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan juga tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
2. Dokumentasi adalah cara mengumpulkan atau mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang dapat berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda
dan lain sebagainya (Arikunto, 2006, hal. 231). Dokumentasi sendiri merupakan
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti sehingga diperoleh berupa data
Pada tahap ini, setelah semua data terkumpul maka selanjutnya penulis
mengolah secara intensif terhadap data yang diperoleh dengan tahapan yaitu :
Editing yaitu meneliti kembali data yang telah dikumpulkan sehingga dapat
selektif dan intensif terhadap data-data yang telah diperoleh sehingga didapatkan
34
data yang sempurna (Tanzeh,2009, hal. 67).
dipahami.
G. Analisis Data
Analisis data menurut Mogdan dan Biklen adalah upaya yang dilakukan
satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan pada
orang lain.
Metode yang digunakan dalam analisa data kuesioner ini adalah dengan
Square (PLS), (PLS) merupakan metode yang berbasis dengan keluarga regresi yang
diperkenalkan oleh Herman O.A Word, untuk menciptakan serta membangun serta
metode untuk ilmu-ilmu sosial dengan pendekatan yang berorientasi pada prediksi.
PLS juga memiliki asumsi terhadap data penelitian bebas distribusi (Distribution-
Free). Yang berarti data penelitian tidak mengacu pada salah satu distribusi tertentu
yang kompleks, tetapi ukuran sample datanya kecil (antara 30 sampai 100), karena
mengungat SEM sendiri memiliki ukuran data sampel minimal 100 (Hair Joseph F,
35
2010). PLS digunakan sebagai teknik untuk mengetahui kompleksitas hubungan
antara suatu konstrak dengan konstrak yang lain, seta hubungan konstark dengan
indikator-indikatornya.
Konstrak terbagi dua, yaitu kontrak eksogen dan konstrak endogen. Konstrak
endogen adalah konstrak penyebab, konstrak yang tidak dipengaruhi oleh konstrak
dengan yang lain, sedangkan konstrak eksogen memberikan efek kepada konstrak
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur valid atau sahnya
suatu kuesioner, dapat dikatakan valid apabila pernyataan kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner, uji ini diklakukan
signifikansi kurang dari < 0,05, dan apabila lebih dari > 0,05 maka bisa dikatakan
b. Uji Reabilitas
Uji reabilitas adalah uji yang menunjukkan sejauh mana dari hasil pengukuran
akan tetap konsisten apabila diukur bebrapa kali dengan alat ukur yang sama. Uji
konstruksi atau variabel bisa dikatakan reliable jika nilainya kurang dari < 0,06
5. Uji Hipotesis
Uji parsial (t) pada dasarnya digunakan untuk menguji tingkat signifikansi dari
pengaruh variabel independen (variabel tidak terikat) yang secara parsial terhadap
Apabila tingkat signifikasi kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Berarti bahwa variabel bebas (X1 dan X2) dapat menerangkan variabel terikat (Y).
Sebaliknya apabila tingkat signifikasi lebih dari 0,05 maka Ho diterima Haditolak
Uji simultan merupakan uji yang digunakan untuk menguji tingkat signifikansi
Kriteria dari uji simultan yaitu, apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari < 0,05,
maka Ha diterima, sedangkan apabilabesarnya signifikan lebih besar dari > 0,05
maka Ha ditolak.
Uji asumsi klasik adalah moteode kuadrat terkecil yang paling popular digunakan,
37
agar perkiraan memenuhi syarat-syarat sebagai estimator yang baik dan tidak bias,
efisien, dan konsisten maka asumsi klasik harus memenuhi syarat normalitas,
multikolinearitas, dan linieritas (Bawono, Arya Fendha Ibnu Shina, 2018, hlm. 20).
a. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai terdistribusi secara normal
atau tidak. Cara uji normalitas yaitu dengan menggunakan metode uji One Sample
Kolmogorov Smirnov dengan kriteria yaitu, apabila nilai signifikansi lebih darai >
0,05 maka data terdistribusi dengan normal, namun jika nilai signifikansi kurang
dari ,0,05 maka data tidak terdistribusi dengan normal (Santoso, 2013)
b. Uji Autokorelasi
sendiri menurut urutan waktu (untuk data time series) atau urutan ruang (cross
antara pengamatan ke-t (Y1) dan pengamatan sebelumnya (Yt-1) (Bawono, Arya
Fendha Ibnu Shina, 2018, hlm. 72). Model regresi yang baik harus tidak terjadi
masalah autokorelasi. Pada penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah uji
Lagrange Multiplier (LM). Jika nilai Prob Chi-Square lebih besar dari α 5% maka
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dengan uji Glejser dilakukan untuk menguji apakah dalam
bersifat konstan atau identic (Setiawan dkk., 2010, hlm. 103). Adapun dasar
d. Uji Multikolinearitas
diantara atau semua variabel bebas dari model regresi berganda. Dalam arti luas,
kenyataannya saling berhubungan (Bawono, Arya Fendha Ibnu Shina, 2018, hlm.
regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai
tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa
H. Tahapan Penelitian
Agar penelitian mudah dipahami, tersusun rapi dan sistematik serta sesuai
dengan rencana penulis, maka dalam hal ini menggunakan beberapa tahapan,
1. Tahapan Pendahuluan
Pada tahapan ini penulis mempelajari secara seksama permasalahan yang ingin
kedalam sebuah proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Insentif dan Etos
dimasukkan ke Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Setelah di sidang
dan dinyatakan diterima dan keluarnya surat penetapan judul serta penetapan
Pada tahapan ini penulis terlebih dahulu mengurus surat riset, setelah adanya izin
dengan wawancara langsung kepada para informan ataupun narasumber dalam hal
ini karyawan Badan Amil Zakat Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga diperoleh
interpretasi data yang semuanya itu akan dituangkan kedalam penelitian pada bab
kesempurnaannya.
Pada tahap ini penulis akan menyusun hasil penulisan yang diperoleh cocok
apabila telah disetujui dan dianggap sebagai karya ilmiah yang baik dan layak
penguji skripsi.
40
Daftar Pustaka
Press.
Aziz, Abdul. (2018). “Etos Kerja Karyawan Pada Koperasi Konsumen Syariah
Bellah, Robert N. (1969). Tokugawa Religion. New York: Harper and Row.
Desky, Harjoni. (2014). “Pengaruh Etos Kerja Islami terhadap Kinerja Karyawan
Lhokseumawe.
Faa’izah, Fitri dan Tarantang, Jefry. Politik Hukum Zakat (Eksistensi Hukum
Fedrian, Welly. (2016). “Pengaruh Insentif dan Etos Kerja Terhadap Efektivitas
Haryati, Yeni., Mohammad Andi Ibrahim. (2021). Pengaruh Etika Kerja Islam
Luthfi, Hanif. Siapakah Amil Zakat?, Jakarta: Rumah Fiqh Publishing 2018.
Muluk, Moh. Syaiful. (2019). “Pengaruh Insentif dan Motivasi Terhadap Prestasi
Kerja Karyawan Badan Amil Zakat Nasional Tulung Agung”. UIN SATU
Tulungagung
2018.
Komputindo, 2013
: Umpo Press.
R&D. Bandung:Alfabeta.
Weber, Max. (1996). The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism,