Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DESA DALAM PENINGKATAN


KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA PEKALONGAN
KECAMATAN BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH

Oleh:

RISTA PUTRI INDRIYANI


NPM. 2003010055

Jurusan Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1445 H/2024 M
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DESA DALAM PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA PEKALONGAN
KECAMATAN BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

RISTA PUTRI INDRIYANI


NPM. 2003010055

Pembimbing: Dr. Siti Zulaikha, S.Ag, MH

Jurusan Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1445 H/2024 M

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, segala puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah
SWT, yang berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan proposal yang berjudul “Motivasi Perempuan Berwirausaha Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Desa Pekalongan Kecamatan Bandar
Mataram Lampung Tengah” sebagai syarat dalam memeproleh gelar sarjana
Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Syariah
Institut Agama Islam Negeri Metro. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga dan para
sahabatnya. Semoga kita semua termasuk umat Baginda Nabi Muhammad yang
selalu merindukan dan dirindukan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari bahwa banyak mengalami
kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan
berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat di
atasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Dr. Hj.
Siti Zulaikha, S.Ag., M.H selaku pembimbing yang dengan sabar tekun tulus dan
ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi,
arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun
proposal.
Dalam upaya penyelesaian proposal ini, peneliti telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Siti Nurjanah, M.Ag, PIA selaku Rektor IAIN Metro Lampung,
2. Bapak Dr. Mat Jalil, M.Hum selaku dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam IAIN Metro Lampung.
3. Bapak Yudhistira Ardana, M.E.K selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah.
4. Ibu Dr. Siti Zulaikha, S.Ag., MH selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan yang sangat berharga kepada peneliti.

iii
5. Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan sarana prasarana selama peneliti menempuh pendidikan.
6. Mahasiswa Ekonomi Syariah IAIN Metro angkatan 2020 yang telah
memberikan informasi kepada peneliti sehingga proposal ini dapat
terselesaikan.
Kritik dan saran demi perbaikan proposal ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan kelapangan dada. Semoga proposal ini kiranya dapat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu ekonomi.
Metro, Februari 2024
Peneliti,

Rista Putri Indriyani


NPM. 2003010055

iv
DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian................................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................ 6
D. Penelitian Relevan.................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................... 11


A. Motivasi ................................................................................... 11
1. Pengertian Motivasi........................................................... 11
2. Pengertian Perempuan........................................................ 12
3. Faktor Motivasi Perempuan Berwirausaha........................ 13
B. Kesejahteraan keluarga ............................................................ 16
1. Pengertian Kesejahteraan Keluarga..................................... 16
2. Indikator Meningkatnya Kesejahteraan Keluarga............... 19

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 23


A. Jenis dan Sifat Penelitian.......................................................... 23
B. Sumber Data............................................................................. 25
C. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 26
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data............................................ 28
E. Teknik Analisa Data................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perempuan saat ini memiliki peran yang cukup beragam, mulai dari

pendidik sampai karir. Tidak dapat dipungkiri, kontribusi perempuan dalam

segala bidang, termasuk dalam perekonomian keluarga sudah dibuktikan oleh

banyaknya keberhasilan yang dicapai. Dunia kerja yang selama ini selalu

dianggap milik laki-laki saat ini mulai mendapat “penghuni baru”, Sebab

perempuan memiliki tempat yang mana mampu berperan dalam proses

peningkatan ekonomi keluarga.

Dengan kemajuan suatu negara, pendidikan meningkat, namun angka

pengangguran juga semakin tinggi, menegaskan pentingnya peran wirausaha

dalam dunia modern. Wirausaha tidak hanya menjadi potensi pembangunan

dalam hal jumlah, tetapi juga dalam meningkatkan kualitasnya. Saat ini,

tantangan terletak pada jumlah wirausaha Indonesia yang masih terbatas dan

kualitasnya yang perlu ditingkatkan, menjadi isu yang mendesak untuk

kemajuan pembangunan. Signifikannya, menjadi seorang wanita tidak menjadi

hambatan untuk terlibat dalam kewirausahaan.

Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga motivasi dapat

diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang. Keanekaragaman motivasi ini

menciptakan variasi yang signifikan dalam cara individu mendekati dan terlibat

1
2

dalam dunia bisnis, mengakibatkan perbedaan yang jelas dalam perilaku yang

terkait dengan berbagai kebutuhan dan tujuan individu.1

Stabilitas perekonomian keluarga akan terganggu karena kondisi

ekonomi nasional yang semakin tidak menentu dan kenaikan harga kebutuhan

pokok sementara pendapatan keluarga cenderung tidak meningkat. Dengan

demikian, ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya mengawasi sektor

domestik (mengurusi rumah tangga) mulai berpartisipasi di pasar kerja dengan

membantu ekonomi keluarga. Wanita yang bekerja meningkatkan pendapatan

keluarga. Penghasilan ini, yang dikenal sebagai kontribusi atau sumbangan

pendapatan ibu, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan

meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Kesejahteraan keluarga merupakan keluarga yang dapat memenuhi

kebutuhan anggotanya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan

agama, keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan keluarga

dengan jumlah anggota keluarga, keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan

kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar,

beribadah khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.2

Ada berbagai alasan mengapa banyak wanita saat ini memilih untuk

menjadi bisnis. Beberapa orang ingin menunjukkan kemampuan mereka dalam

persaingan yang semakin ketat. Ada pula yang melihat bisnis sebagai cara

untuk membantu rumah tangga mereka. Sebagian wanita juga melakukannya

1
Hartoyo Soehari, “Motivasi dan Pengukurannya,” Jurnal Visi Manajemen 7, no. 1
(2021): 20.
2
Amirus Sodiq, “Konsep Kesejahteraan dalam Islam,” Equilibrum 3, no. 2 (2015): 216.
3

karena merasa frustrasi dengan pekerjaan sebelumnya, mencari kebebasan, dan

menemukan potensi diri yang mungkin tidak terpenuhi di pekerjaan

sebelumnya. Oleh karena itu, wanita di dunia bisnis tidak hanya menunjukkan

kemajuan profesional, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab keuangan dan

keinginan pribadi.3

Seorang wiraswasta atau pengusaha harus memiliki kemampuan

melihat peluang dan memanfaatkannya untuk menguntungkan dirinya sendiri,

orang lain, dan kelanjutan usaha. Mereka harus memiliki kemampuan untuk

mengambil risiko dan inovatif. Wirausahawan harus memiliki kemampuan

untuk melihat ke depan dan belajar dari pengalaman masa lalu. Mereka juga

harus dapat menerima dan menggunakan apa yang ada di sekitar mereka.4

Meskipun terdapat risiko yang signifikan, serta tuntutan waktu dan

energi yang besar, semangat munculnya wirausaha baru tetap tinggi. Seorang

wirausaha terdorong oleh motivasi yang kuat untuk terlibat dalam kegiatan

usaha. Hasrat akan independensi, dorongan untuk pengembangan diri,

ketidakpuasan terhadap pekerjaan konvensional, dan keinginan akan

penghasilan yang memberikan keamanan menjadi pendorong utama di balik

langkah-langkah kewirausahaan yang diambil untuk meningkatkan

kesejahteraan keluarga.5

Studi ini berfokus pada Desa Pekalongan di Kecamatan Bandar

Mataram, Lampung Tengah. Dengan memahami dinamika sosial dan ekonomi

3
Buchari Alma, Kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2016), 55.
4
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses (Jakarta: Kencana, 2012), 212.
5
Alma, Kewirausahaan, 56.
4

di desa pekalongan dari banyaknya perempuan yang berwirausaha. Di daerah

yang penulis ingin teliti, ada beberapa bisnis yang rata-rata dikelola oleh

wanita. Ada sepuluh pengusaha lainnya. Mereka bernama ibu turah sebagai

penjual mie ayam dan bakso, ibu mutiah sebagai penjual sembako dan jajanan

anak-anak, ibu fitriana sebagai penjual sembako dan kosmetik, ibu tri sebagai

penjual sembako, ibu sur sebagai penjual sembako, ibu juariah sebagai penjual

sembako, ibu parmi sebagai penjual sembako, ibu ana sebagai penjual lontong

pecel dan gorengan, ibu siti sebagai penjual sembako dan ibu munah sebagai

penjual sembako. Semua bisnis sangat berkembang dan lebih baik dari

sebelumnya, dan semuanya sangat berbeda. Untuk memahami manfaat dari

upaya perempuan berwirausaha, keragaman potensi lokal dan tantangan yang

dihadapi perempuan dalam mencapai kesejahteraan keluarga akan menjadi

fokus utama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu turah yang suaminya sehari-

harinya bekerja sebagai petani yang penghasilanya tidak menentu dan ibu turah

ini hanya sebagai ibu rumah tangga. sementara harus menghidupi anak

bungsunya yang masih sekolah dibangku sekolah menengah atas (SMA) yang

sangat membutuhkan biaya untuk pendidikanya, sehingga ketika membutuhkan

biaya yang lebih besar kemudian tidak terpenuhi maka terjadilah sebuah

pertengkaran. maka dari itu, ibu turah berfikir untuk berwirausaha dengan

kemampuan yang dimilikinya dengan berjualan mie ayam dan bakso. Hasil
5

dari berjualan mie ayam dan bakso dapat mengurangi pengeluaran untuk

makan dan dapat menyisihkan untuk biaya pendidikan walaupun tidak banyak.6

Sesuai hasil wawancara dengan ibu mutiah yang suaminya sehari-

harinya bekerja sebagai sopir angkutan tebu yang hanya musiman pada saat

buka giling di PT Indo Lampung Perkasa. Sedangkan pada saat tutup giling

suami ibu mutiah hanya bekerja srabutan itupun kalo ada kerjaan kalo tidak

hanya menggangur dirumah. Hal tersebut menyebabkan kurang tercukupinya

kebutuhan sehari-hari pada saat tutup giling. Sementara harus menghidupi anak

bungsunya yang masih sekolah di bangku taman kanak-kanak yang sangat

membutuhkan biaya untuk pendidikan kedepanya. Sehingga ketika

membutuhkan biaya yang lebih besar kemudian tidak terpenuhi maka akan

kebingungan untuk mencari pinjaman. Maka dari itu, ibu mutiah berfikir untuk

berwirausaha dengan kemampuan yang dimilikinya dengan berjualan sembako

dan jajanan anak-anak dirumah. Hasil dari berjualan sembako dan jananan

anak-anak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat menyisihkan

untuk biaya p endidikan walaupun tidak banyak.7

Proposal ini membahas tentang motivasi perempuan berwirausaha

dalam peningkatan kesejahteraan keluarga. Bukan pada pemberdayaanya

karena pada penelitian ini mengidentifikasi lebih lanjut faktor-faktor yang

memotivasi perempuan untuk berwirausaha, serta dampak positifnya terhadap

kehidupan sehari-hari dan pencapaian tujuan dalam mensejahterakan keluarga.

6
Wawancara Dengan Ibu Turah, “Pedagang Mie Ayam dan Bakso di Desa Pekalongan
Kecamatan Bandar Mataram,” 19 Januari 2024.
7
Wawancara Dengan Ibu Mutiah, “Pedagang Sembako dan Jajanan Anak-Anak di Desa
Pekalongan Kecamatan Bandar Mataram” 19 Januari 2024.
6

Oleh karena itu, judul yang diangkat adalah “Motivasi Perempuan

Berwirausaha Dalam Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Di Desa

Pekalongan Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah”

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis mengharapkan agar dalam penelitian ini dapat mengetahui “Bagaimana

Motivasi Perempuan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Di Desa

Pekalongan Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Melihat rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Motivasi Perempuan

Berwirausaha Dalam Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Di Desa

Pekalongan Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan

pemikiran yang bermanfaat bagi bidang keilmuan ekonomi,

penambahan informasi ataupun penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kesempatan untuk menambah wawasan dan pengetahuan

yang lebih mendalam mengenai motivasi perempuan dalam

meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui berwirausaha.


7

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi peneliti

dan bentuk upaya masyarakat khususnya kaum perempuan untuk dapat

mengoptimalkan kemampuannya serta dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi peranan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan

keluarga. Dengan meningkatnya kontribusi ekonomi perempuan,

keluarga dapat memperoleh keuntungan finansial yang dapat

meningkatkan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.

D. Penelitian Relevan

Melihat penelitian terdahulu yang penulis lakukan, berkaitan dengan

masalah pemberdayaan perempuan terdapat beberapa penelitian yang terdahulu

yang berkaitan dengan yang dilakukan peneliti. Namun demikian ditemukan

substansi yang berbeda dengan persoalan yang penulis bahas.

1. Arnis (2020) dengan judul “Motivasi Perempuan Sebagai Pelaku Usaha

Dalam Meningkatkan Prekonomian Keluarga Di Pasar Pusat Niaga Kota

Palopo” Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri Palopo.

Penelitian ini membahas motivasi perempuan sebagai pelaku usaha

dalam meningkatkan perekonomian Keluarga di pasar Pusat Niaga Kota

Palopo. Untuk mengetahui motivasi perempuan sebagai pelaku usaha

dalam meningkatkan Pendapatan Ekonomi Keluarga pada pasar pusat niaga

kota palopo dan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebakan


8

perempuan berperan sebagai pelaku usaha dalam meningkatkan ekonomi

keluarga pada pasar pusat niaga Kota Palopo.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa yang terjadi pada

wirausaha perempuan bahwasanya ada banyak yang memotivasi mereka

sehingga mereka ingin ikut langsung ke dunia wirausaha seperti karena

faktor pengaruh latar belakang keluarga pengaruh pergaulan, pengaruh

lingkungan.pengaruh desakan kebutuhan, pengaruh ingin menghadirkan

kemandirian, pengaruh ingin menghadirkan prestasi gemilang, pengaruh

dari keinginan yang lahir dari diri sendiri.8

2. Nurhairah (2019) dengan judul “ Peran Perempuan Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Keluarga Perspektif Maslahah Dan Falah” Jurusan Ekonomi

Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

Alauddin Makasar.

Penelitian ini membahas Peran Perempuan Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Keluarga. Untuk mengetahui bagaimana peran perempuan

dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan cara meminimalisir

kendala kendala yang dihadapi kelompok wanita tani Biring Salu dalam

meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan

dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga terbagi menjadi dua jenis yaitu

sebagai perempuan yang melaksanakan kewajibaya sebagai ibu rumah

8
Arnis, “Motivasi Perempuan Sebagai Pelaku Usaha dalam Meningkatkan Prekonomian
Keluarga di Pasar Pusat Niaga Kota Palopo” (Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Palopo, 2020).
9

tangga dan bekerja membantu kepala keluarga dalam meningkatan

kesejahteraan dengan cara bekerja di bidang pertanian.9

3. Weam Yusoh (2020) dengan judul “Analisis Partisipasi Perempuan Dalam

Meningkatkan Perekonomian Keluarga Di Pasar Palas, Pattani Selatan

Thailand” Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Penelitian ini membahas tentang partisipasi perempuan dalam

meningkatkan perekonomian keluarga. untuk mengetahui tingkat

partisipasi perempuan di Pasar Palas Kabupaten Mayo Provinsi Pattani

Selatan Thailand dalam meningkatkan perekonomian keluarga, faktor-

faktor yang mendorong perempuan di Pasar Palas untuk ikut berpartisipasi

dalam meningkatkan perekonomian keluarga.

Hasil penelitian Tingkat partisipasi perempuan dalam meningkatkan

perekonomian keluarga di Pasar Palas, Kabupaten Mayo, Provinsi Pattani

selatan Thailand cenderung tinggi. faktor-faktor yang mendorong

perempuan untuk bekerja antara lain adalah ekonomi keluarga, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, jam

kerja.10

Tabel 1.1
9
Nurhairah, “Peran Perempuan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Perspektif
Maslahah dan Falah” (Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Alaluddin Makasar, 2019).
10
Weam Yusoh, “Analisis Partisipasi Perempuan dalam Meningkatkan Perekonomian
Keluarga di Pasar Palas, Pattani Selatan Thailand” (Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2020).
10

Tabel Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

Nama, Tahun
No dan Judul Persamaan Perbedaan Kebaruan
Penelitian
1. Arnis (2020) 1) Meneliti 1) Lokasi Kebaruan dalam
Motivasi tentang Penelitian penelitian ini yakni lebih
Perempuan Motivasi 2) Waktu fokus pada faktor apa
Sebagai Pelaku Perempuan Penelitian yang memotivasi wanita
Usaha Dalam Sebagai Pelaku 3) Subjek berwirausaha dalam
Meningkatkan Usaha Dalam Penelitian peningkatan
Prekonomian Meningkatkan kesejahteraan keluarga,
Keluarga Di Prekonomian serta menambahkan
Pasar Pusat Keluarga indikator peningkatan
Niaga Kota 2) Menggunakan sejahteraan keluarga,
Palopo metode oleh karena itu akan
penelitian mendapatkan hasil yang
kualitatif berbeda.
2. Nurhairah 1) Meneliti 1) Lokasi Kebaruan dalam
(2019) Peran tentang Peran Penelitian penelitian ini yakni lebih
Perempuan Perempuan 2) Waktu fokus pada faktor apa
Dalam Dalam Penelitian yang memotivasi wanita
Meningkatkan Meningkatkan 3) Subjek berwirausaha dalam
Kesejahteraan Kesejahteraan Penelitian peningkatan
Keluarga Keluarga kesejahteraan keluarga,
Perspektif 2) Menggunakan serta menambahkan
Maslahah Dan metode indikator peningkatan
Falah penelitian sejahteraan keluarga,
kualitatif oleh karena itu akan
mendapatkan hasil yang
berbeda.
3. Weam Yusoh 1) Meneliti 1) Lokasi Kebaruan dalam
(2020) tentang Penelitian penelitian ini yakni lebih
Analisis Partisipasi 2) Waktu fokus pada faktor apa
Partisipasi Perempuan Penelitian yang memotivasi wanita
Perempuan Sebagai Pelaku 3) Subjek berwirausaha dalam
Dalam Usaha Dalam Penelitian peningkatan
Meningkatkan Meningkatkan kesejahteraan keluarga,
Perekonomian Prekonomian serta menambahkan
Keluarga Di Keluarga indikator peningkatan
Pasar Palas, 2) Menggunakan sejahteraan keluarga,
Pattani Selatan metode oleh karena itu akan
Thailand penelitian mendapatkan hasil yang
kualitatif berbeda.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa latin, yaitu motiveyang berarti

dorongan, daya penggerak, atau kekuatan yang terdapat dalam diri

organisasi yang menyebabkan organisasi itu bertindak atau berbuat. Dalam

bahasa Inggris, yaitu motivation berarti pemberian motif, penimbulan

motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang

menimbulkan dorongan.11

Menurut Peter Drucker bahwa wirausaha tidak mencari resiko,

mereka mencari peluang. Seorang inovator dan wirausaha yang terkenal

dan sukses membangun sebuah bisnis besar, umumnya mereka bukan

penanggung resiko, tetapi mereka mencoba mendefinisikan resiko yang

harus mereka hadapi dan mereka meminimalkan resiko tersebut. Jika kita

berhasil mendefinisikan resiko kemudian membatasinya, dan mereka secara

sistematis dapat menganalisis berbagai peluang, serta mengeksploitasinya

maka mereka akan dapat meraih keuntungan membangun sebuah bisnis

besar.12

Motivasi didefinisikan sebagai kebutuhan yang mendorong tindakan

untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya, setiap orang memiliki


11
Leonardus Saiman, Kewirausahaan: Teori, Praktik dan Kasus-kasus (Jakarta: Salemba
Empat, 2014), 214.
12
Alma, Kewirausahaan, 57.

11
12

sejumlah tujuan kebutuhan yang perlu dipenuhi pada saat-saat tertentu.

Tujuan dari kebutuhan tersebut adalah hal-hal yang dapat memenuhinya.

Namun, motivasi dapat didefinisikan sebagai pemberian atau penimbulan

dorongan; itu juga dapat didefinisikan sebagai hal atau situasi yang menjadi

dorongan. Oleh karena itu, dalam psikologi karya, motivasi kerja

didefinisikan sebagai pendorong semangat kerja. Sejauh mana motivasi

kerja seorang tenaga kerja kuat atau lemah juga memengaruhi seberapa

baik atau buruk prestasinya.13

2. Pengertian Perempuan

Perempuan atau wanita dewasa adalah kaum putri (dewasa).

Adapun pengertian Perempuan sendiri secara etimologis berasal dari kata

empu yang berarti “tuan”, orang yang mahir atau berkuasa, kepala, hulu,

yang paling besar.14

Namun dalam bukunya Zaitunah Subhan perempuan berasal dari

kata empu yang artinya dihargai.15 Zaitunah juga menjelaskan bagaimana

istilah berubah dari wanita ke perempuan. Dianggap berasal dari bahasa

Sanskerta, kata “wan” berarti “nafsu”, sehingga kata “wanita” dianggap

sebagai objek seks atau dinafsui. Oleh karena itu, mengubah kata “wanita”

menjadi “perempuan” secara simbolik berarti mengubah objek menjadi

subjek. Namun, dalam bahasa Inggris, wan ditulis dengan kata want atau

men, dan dalam bahasa Belanda, wun dan schen. Kata “ingin” memiliki arti

13
Pandji Anoraga, Psikologi Kerja (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), 205.
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua
(Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 876.
15
Diana Khotibi, “Penafsiran Zaitunah Subhan dan Aminah Wadud Tentang Kebebasan
Perempuan,” Mushaf: Jurnal Tafsir Berwawasan Keindonesiaan 1, no. 1 (2020): 233.
13

seperti, ingin, keinginan, dan tujuan. Bentuk sebelumnya dari kata “ingin”

dalam bahasa Inggris adalah “ingin”. Wanita adalah seseorang yang

diinginkan dan dibutuhkan. Ini menunjukkan bahwa istilah “perempuan”

pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan jenis atau kelompok dan

membedakan dengan jenis kelamin.

3. Faktor Motivasi Perempuan Berwirausaha

Kewirausahaan dan pemikiran inovatif tidak terbatas pada mereka

yang mendapatkan dana dari ide baru atau tabungan pribadi. Namun,

didukung oleh keinginan untuk ide baru, menghabiskan waktu untuk

mendukung barang atau jasa baru, bekerja sama dengan orang penting

dalam organisasi untuk membangun jaringan, dan mengetahui cara

mendapatkan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Dengan berpikir dan berperilaku kewirausahaan, seseorang

dapat berkembang dalam lingkungan organisasi masing-masing dan

memaksimalkan prospek masa depan mereka sendiri dengan menemukan

dan mengambil peluang baru.16

Gilad dan Levine dalam Ahmad memberikan dua penjelasan yang

berhubungan dengan motivasi untuk menjadi wirausaha, yaitu:17

a. Push theory, berpendapat bahwa seseorang termotivasi menjadi

wirausaha karena adanya kekuatan eksternal yang negatif, seperti

16
Endang Rusdianti, Sri Purwantini, dan Nirsetyo Wahdi, “Impact Motivasi,
Kewirausahaan Sosial Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dan Pengentasan Kemiskinan (Studi
Empiris di Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang),” Fintech dan E-Commerce Untuk Mendorong
Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif, 2019.
17
Anugrahini Irawati dan Bambang Sudarsono, “Faktor Yang Memotivasi Perempuan
Dalam Berwirausaha Pada Umkm Kropuk Sangngngar Di Kecamatan Kwanyar Kabupaten
Bangkalan,” Distribusi : Journal of Management and Business 8, no. 2 (2020): 163.
14

ketidak-puasan kerja, sempitnya lapangan kerja, gaji yang tidak ssesuai

dengan kebutuhan.

b. Pull theory, berpendapat bahwa seseorang termotivasi berwirausaha

karena ingin beraktualisasi, mandiri, kekayaan dan pendapatan yang

sesuai.

Menurut Musrofi faktor-faktor yang mendorong seseorang menjadi

wirausaha, dapat dikelompokkan menjadi tiga,18 yaitu:

a. Faktor Keluarga (Confidence Modalities)

Keluarga merupakan faktor menguat bagi seseorang untuk

berwirausaha. Pada dasarnya jenis usaha yang dilakukan diwariskan

secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan

mengelola usaha semacam ini mereka akan mempunyai feelings yang

kuat dikarenakan telah terbiasa sedari kecil, sehingga untuk mencapai

kesuksesan lebih mudah.

b. Faktor yang Disengaja (Emotion Modalities)

Pada awalnya tidak beniat ingin bekerja di kantor atau Iebih

dikenal sebagai orang yang berpenghasilan tetap. Oleh karenya mereka

telah mempersiapkan diri untuk berwirausaha. Orang-orang yang

mempunyai alasan seperti ini besar kemungkinannya akan sukses.

Biasanya mereka lebih fokus dalam mencurahkan segenap pengetahuan

dan tenaganya dalam aktivitas usahanya.

18
Ni Luh dan Kerti Maryasih, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wanita
Memilih Berwirausaha pada Sentra Industri Kecil Linggoasri Pekalongan Jawa Tengah,” Mjir:
Moestopo Journal International Relations 1, no. 1 (2021): 42.
15

c. Faktor Pemaksa (Tension Modalities)

Kondisi terpaksa sehingga tidak memiliki pilihan lain selain

berwirausaha. Alasan seperti ini biasanya datang dan orang-orang yang

menjadikan usahanya hanya sebagai sampingan. Kegiatan

kewirausahaan tidak selalu berhasil sesuai dengan yang diharapkan,

bahkan banyak pengusaha yang mengalami kegagalan dan akhirnya

mengalami kegagalan. Namun tidak sedikit pula pengusaha yang sukses

sesuai dengan harapannya karena keseriusannya dan keuletannya dalam

menjalankan usahanya.

Abraham H Maslow dalam Siagian menyatakan bahwa motivasi

muncul karena adanya beberapa kebutuhan yang dimiliki manusia, antara

lain:19

a. Kebutuhan Fisiologis. Kebutuhan yang sifatnya menjaga keseimbangan

hidup, misalnya sandang untuk berpakaian, papan untuk tempat

istirahat, dan pangan untuk makan.

Kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan akan rasa aman, misalnya bebas

dari penyakit, bebas dari teror, bebas dari kekacauan, dan lain-lain.

b. Kebutuhan sosial. Manusia adalah makluk sosial, manusia tidak dapat

hidup tanpa bersosialisasi dengan manusia lainnya, maka sosial

termasuk dalam salah satu kebutuhan dasar, misal kebutuhan memiliki

keluarga, memiliki teman, memiliki cinta dari lawan jenis, dan lain-

lain.

19
I Putu Ngurah Cakra Wibawa, “Motivasi Ibu Rumah Tangga Dalam Berwirausaha,”
Jurnal Manajemen dan Bisnis 5, no. 1 (2023): 17.
16

c. Kebutuhan esteem. Manusia membutuhkan penghargaan atas segala

sesuatu yang dilakukannya, misalnya kebutuhan dipuji, kebutuhan

dihargai, dan lain-lain.

B. Teori Kesejahteraan Keluarga

1. Pengertian Kesejahteraan Keluarga

Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera. Menurut KBBI

Kemendiknas, sejahtera adalah keadaan yang meliputi rasa aman lahir dan

batin serta keseimbangan batin. Keadaan kesejahteraan relatif berbeda-

beda antara individu dan keluarga dan ditentukan oleh filosofi hidup

masing-masing individu. Situasi sejahtera tidak bertahan selamanya dan

dapat berubah sewaktu-waktu, cepat atau lambat. Untuk dan

mempertahankan kesejahteraan, manusia harus berusaha secara terus-

menerus dalam batas waktu yang tidak dapat ditentukan, sesuai dengan

tuntutan hidup yang selalu berkembang tanpa ada batasan waktunya.

Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih

memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai

sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai

hubungan kekerabatan atau hubungan darah karena perkawinan, kelahiran,

adopsi dan lain sebagainya.20

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun

2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga,

keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas

20
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
196.
17

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan

material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki

hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara anggota keluarga,

dengan masyarakat dan lingkungannya. Dalam membangun dan

mengembangkan keluarga sejahtera maka berbagai fungsi keluarga perlu

dikembangkan dan diselenggarakan. Berbagai fungsi keluarga sejahtera

yang perlu dikembangkan dan diselenggarakan.21

Kesejahteraan keluarga akan tercipta jika keluarga tersebut telah

terpenuhi kebutuhan jasmani, rohani dan sosial psikologisnya. Beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam mencukupi kebutuhan rohani dan sosial

psikologis keluarga, 22 sebagai berikut:

a. Agama, Pancasila, dan cara hidup bangsa Indonesia. Agama adalah

bagian penting dari masyarakat Indonesia karena merupakan

pengangan hidup manusia yang berfungsi untuk mengatur kehidupan

mereka di seluruh dunia. Keluarga yang menggunakan agama sebagai

pengaturan hidupnya dan mematuhi perintah agama dengan

menghindari larangannya akan hidup dengan tenang.

b. Pendidikan, Orang terus mencari informasi baru untuk membantu diri

mereka sendiri, keluarga mereka, komunitas mereka, bahkan negara

mereka. Ia selalu berharap bahwa pendidikan akan membantunya

meningkatkan standar hidup, taraf hidup, dan status sosial

keluarganya. Setiap keluarga ingin anak-anaknya dapat mencapai


21
Kemenkes RI, “UU RI No 52 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga,” Kemenkes RI, 2009.
22
Stephen P. Robbins, Organizational Behaviour (New York: Prentice Hall Inc, 2005).
18

tingkat pendidikan tertentu untuk sukses dalam kehidupan mereka,

dan setiap keluarga memiliki harapan yang baik untuk masa depan

anak-anaknya.

c. Kebutuhan sosial psikologis, manusia selalu hidup bersama orang

lain, dan mereka tidak bisa hidup tanpa kebersamaan. Mereka adalah

makhluk sosial yang ingin diterima dan diakui oleh kelompok

sosialnya. Keluarga mana pun selalu ingin dihargai dan diterima.

d. Kebutuhan kesehatan dalam kehidupan keluarga mencakup kesehatan

jasmani dan rokhani, atau kesehatan lahir dan batin. Kesehatan adalah

hal penting dalam kehidupan seseorang dan keluarga. Jika seseorang

sakit, mereka akan menyadari nilai kesehatan. Mereka tidak akan

berdaya meskipun telah memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Oleh

karena itu, menjaga kesehatan adalah cara yang baik untuk memenuhi

kebutuhan keluarga karena kesehatan adalah kunci keberhasilan hidup

manusia.

Untuk mewujudkan keluarga sejahtera, setiap keluarga perlu

memenuhi berbagai kebutuhan anggotanya baik kebutuhan sandang,

pangan, perumahan, sosial dan agama, keluarga yang mempunyai

keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan jumlah anggota

keluarga, keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan anggota

keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar, beribadah

khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok. Dalam perjalanan

mencapai tujuan keluarga, kesadaran akan keunikan setiap keluarga


19

menjadi kunci utama agar upaya memenuhi kebutuhan keluarga dapat

sesuai dengan kondisi dan corak kehidupan masing-masing.

2. Indikator Meningkatnya Kesejahteraan Keluarga

Dalam menggambarkan kemajuan ekonomi suatu keluarga, penting

untuk merinci indikator tingkat kesejahteraan keluarga yang

mencerminkan perubahan yang signifikan. Adapun indikator

meningkatnya ekonomi keluarga dapat dilihat dari Indikator tingkat

kesejahteraan keluarga, sebagai berikut:23

a. Keluarga Pra Sejahtera (Sering dikelompokkan sebagai “Sangat

Miskin”) Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang

meliputi

1) Indikator Ekonomi

a) Makan dua kali atau lebih sehari

b) Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya di

rumah, berkerja, sekolah dan bepergian)

c) Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.

2) Indikator Non Ekonomi

a) Melaksanakan ibadah

b) Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan.

b. Keluarga Sejahtera I (Sering dikelompokkan sebagai “Miskin”)

Adalah keluaraga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi

salah satu atau lebih indikator. Meliputi:

1) Indikator Ekonomi
23
Euis Sunarti, Indikator Keluarga Sejahtera (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2016), 55.
20

a) Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau

ikan atau telor

b) Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling

kurang satu stel pakaian baru

c) Luas lantai rumah paling kurang 8m untuk tiap penghuni

2) Indikator Non Ekonomi

a) Ibadah teratur

b) Sehat tiga bulan terakhir

c) Punya penghasilan tetap

d) Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf

e) Usia 6-15 tahun bersekolah

f) Anak lebih dari 2 orang, ber-KB

c. Keluarga Sejahtera II

Adalah keluaraga yang karena alasan ekonomi tidak dapat

memenuhi salah satu atau lebih indikator meliputi:

1) Tabungan keluarga

2) Makan bersama sambil berkomunikasi

3) Mengikuti kegiatan masyarakat

4) Rekreasi bersama (6 bulan sekali)

5) Meningkatkan pengetahuan agama

6) Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah

7) Menggunakan sarana transporstasi

d. Keluarga sejahtera III


21

Sudah dapat memenuhi beberapa indikator, meliputi:

1) Memiliki tabungan kelurga

2) Makan bersama sambil berkomunikasi

3) Mengikuti kegiatan masyarakat

4) Rekreasi bersama (6 bulan sekali)

5) Meningkatkan pengetahuan agama

6) Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah

7) Menggunakan sarana transporstasi

Belum dapat memenuhi beberapa indikator. meliputi:

1) Aktif memberikan sumbangan material secara teratur

2) Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan

e. Keluarga sejahtera III plus

Sudah dapat memenuhi indikator meliputi:

1) Aktif memberikan sumbangan material secara teratur

2) Sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan.

Indikator untuk meningkatkan kesejahteraan dapat mencakup

berbagai aspek kehidupan yang secara keseluruhan mencerminkan

peningkatan kualitas hidup individu atau masyarakat. Indikator untuk

meningakatkan kesejahteraan itu sendiri diantarannya adalah:

Pertama, pendapatan. hal ini berhubungan dengan lapangan kerja,

kondisi usaha, dan faktor ekonomi lainnya. Penyediaan lapangan kerja

mutlak dilakukan oleh semua pihak agar masyarakat memiliki pendapatan


22

tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa itu, mustahil manusia

dapat mencapai kesejahteraan.

Kedua, pendikan, karena dengan pendidikan maka kualitas sumber

daya manusianya semakin meningkat. Dengan demikian kesempatan untuk

mendapatkan pekerjaan yang layak semakin terbuka.

Ketiga, kualitas kesehatan yang semakin meningkat dan merata.

Kesehatan merupakan faktor penting untuk mendapatkan pendapatan dan

pendidikan. Masyarakat yang sakit akan sulit untuk memperjuangkan

kesejahteraan dirinya dan keluarganya.24

24
Widyastuti Astriana, “Analisis Hubungan Antara Produktivitas Pekerja dan Tingkat
Pendidikan Pekerja Terhadap Kesejahteraan Keluarga di Jawa Tengah,” Economic Development
Analysis Journal 1, no. 2 (2019): 325.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research), yaitu

suatu penelitian yang menggunakan informasi yang diperoleh dari target

penelitian, yang selanjutnya disebut sebagai responden dan informan

melalui instrumen pengumpulan data seperti kuesioner, obervasi,

wawancara dan lain-lain. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian

yang dilakukan dilapangan atau dilokasi penelitian yang telah dipilih

sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif yang terjadi guna untuk

menyusun laporan ilmiah.25

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasannya

jenis penelitian lapangan atau field research adalah penelitian yang

dilakukan dengan meneliti objek secara langsung di lokasi yang akan

diteliti agar mendapat hasil yang maksimal. Dalam penelitian ini peneliti

mengambil lokasi penelitian di desa pekalongan kecamatan Bandar

mataram lampung tengah. dimana peneliti turun langsung kelapangan untuk

melihat dan mengamati Bagaimana Motivasi Perempuan Berwirausaha

Dalam Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Desa Pekalongan

Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah.

25
Slamet Riyanto dan Andhita Aglis Hatmawan, Metode Riset Penelitian Kuantitatif
Penelitian Di Bidang Manajemen (Yogyakarta: Deepublish, 2020), 20.

23
24

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Metode kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata ataupun lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

Metode ini berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat di

dalam individu, kelompok, masyarakat maupun suatu organisasi dalam

kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, terperinci, mendalam, dan dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode kualitatif lebih menekankan

pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah

dibandingkan dengan melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi,

pemahaman secara mendalam yang dimaksud yaitu dengan mengkaji

masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif ini yakin bahwa

sifat masalah A akan berbeda dengan masalah lainnya.26

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode

deskriptif adalah memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang

material atau fenomena secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Alasan peneliti

menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti akan

memaparkan suatu peristiwa yang ada di lapangan mengenai bagaimana

motivasi perempuan berwirausaha dalam peningkatan kesejahteraan

keluarga yang nantinya akan mendapatkan kesimpulan yang menyeluruh.

26
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: 2015, 2015),
15.
25

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat

diperoleh. Dalam setiap penelitian, sumber data memiliki peran sentral dalam

menyusun gambaran yang akurat dan mendalam tentang fenomena yang

sedang diteliti. Sumber data, sebagai jendela utama bagi peneliti untuk

memahami realitas yang dihadapi subjek penelitian, sumber data pada

penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Dalam menentukan sumber data

primer, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dimana

merupakan teknik penentuan sempel dengan pertimbangan tertentu. 27

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah wanita yang

berwirausaha di desa pekalongan.

Di desa pekalongan terdapat sepuluh wanita berwirausaha, dan

yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Diantaranya, ibu turah

sebagai penjual mie ayam dan bakso, ibu mutiah sebagai penjual sembako

dan jajanan anak-anak, ibu fitriana sebagai penjual sembako dan kosmetik,

ibu tri sebagai penjual sembako, ibu sur sebagai penjual sembako, ibu

juariah sebagai penjual sembako, ibu parmi sebagai penjual sembako, ibu

ana sebagai penjual lontong pecel dan gorengan, ibu siti sebagai penjual

sembako dan ibu munah sebagai penjual sembako.

27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2017), 35.
26

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data tambahan yang

diperoleh secara tidak langsung di lapangan, melainkan dari sumber yang

sudah dibuat orang, seperti buku, dokumen, foto, dan statistik. Sumber

data sekunder berfungsi sebagai sumber data pelengkap ataupun yang

utama apabila tidak tersedia narasumber dalam fungsinya sebagai data

primer. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah

literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkaitan dengan

motivasi perempuan berwirausaha dan kesejahteraan keluarga.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan

seorang peneliti untuk mengungkapkan atau menjaring berbagai fenomena,

informasi atau kondisi subjek penelitian sesuai dengan fokus penelitian.

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting dalam sebuah penelitian,

sebab pengumpulan data tersebut digunakan sebagai alat untuk menjawab

pertanyaan penelitian. Ada beberapa metode pengumpulan data yang

digunakan peneliti untuk mendapkan data yang valid, sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara atau Interview adalah teknik pengumpulan data

melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya

pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban yang

diberikan oleh yang diwawancarai.28

28
Riduwan dan Kuncoro, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (Bandung:
Alfabeta, 2014), 39.
27

Dalam penelitian ini, untuk menggali data dari informan peneliti

menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas

terpimpin merupakan jenis wawancara dimana peneliti menggabungkan

antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin dalam pelaksanaannya.

Wawancara bebas yaitu wawancara yang susunan pertanyaannya tidak

ditentukan terlebih dahulu dan pembicaraan yang berlangsung tergantung

pada suasana wawancara. Sedangkan wawancara terpimpin yaitu jenis

wawancara dimana peneliti sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan

yang akan ditanyakan kepada informan.29

Dapat disimpulkan bahwa wawancara bebas terpimpin merupakan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan menyiapkan pertanyaan

sebelum melakukan wawancara dengan susunan pertanyaan yang tidak

berurutan dan mengikuti suasana pada saat wawancara berlangsung. Di

desa pekalongan ada sepuluh pedagang perempuan yang berwirausaha,

yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. Peneliti akan

mewawancarai perempuan yang bekerja sebagai usahawan di desa

Pekalongan. Dengan melakukan wawancara ini, peneliti akan menemukan

informasi tentang Motivasi Perempuan Berwirausaha di Desa Pekalongan

Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah sebagai laporan tertulis dari suatu

peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran-pemikiran

terhadap peristiwa itu dan ditulis dengan sengaja untuk penyimpanan atau
29
Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 78.
28

meneruskan keterangan mengenai peristiwa itu.30 Dapat dikatakan Metode

dokumentasi merujuk pada cara atau prosedur yang digunakan untuk

mengumpulkan, merekam, dan menyimpan informasi atau data tertentu.

Pada penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk

memperoleh informasi mengenai faktor yang memotivasi perempuan

berwirausaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa

Pekalongan Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah.

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Penelitian ini berangkat dari data, dimana data merupakan bagian yang

paling pokok dalam sebuah penelitian. Untuk menjamin keabsahan data pada

penelitian ini, maka penelitian ini menggunkan teknik penjamin keabsahan

data triangulasi. Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dan berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data

dengan triangulasi, maka peneliti sebenarnya mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kredabilitas data yaitu, mengecek kredabilitas data dengan

berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber. Triangulasi sumber

berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik

yang sama.31

Triangulasi sumber data dilakukan dengan mengecek data yang di

dapat dengan menggunakan teknik seperti wawancara, dan dokumentasi.

Peneliti menggunakan triangulasi sumber data untuk menanyakan beberapa hal


30
Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah
(Bandung: Tarsito, 1989), 78.
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, 97.
29

dari berbagai sumber yang berbeda diantaranya ibu turah sebagai pedagang

mie ayam dan bakso dan ibu mutiah sebagai pedagang sembako dan jajanan

anak-anak. Kemudian di analisis oleh peneliti, sehingga menghasilkan

kesimpulan yang sudah dimintakan kesepakatan dengan sumber data mengenai

motivasi perempuan berwirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan

keluarga.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yaitu data yang sudah diolah sehingga memperoleh hasil

yang mudah dimengerti oleh pembaca penelitian. Analisis data berupa

informasi hasil dari olahan data, mengelompokkan hasil dari pengolahan data,

meringkas data sehingga membentuk suatu kesimpulan.32 Analisis data berarti

menyederhanakan proses menjadi format yang lebih mudah dibaca dan

dipahami. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, dan data yang

dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif,

yaitu analisis terus menerus. Ini memastikan bahwa kesimpulan yang

diperoleh dari wawancara dan dokumentasi tersebut benar dan jelas.33

Dalam penelitian ini peneliti membahas secara khusus tentang motivasi

perempuan berwirausaha dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.

Berdasarkan permasalahan yang ada kemudian ditarik kesimpulan-kesimpulan

tentang bagaiamana motivasi perempuan berwirausaha dalam peningkatan

ekonomi keluarga.

32
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2019), 211.
33
Ainul Mufidah, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Bandung:
CV. Media Sains Indonesia, 2022), 102.
30

Teknik analisis data yang digunakan dalam analisis kualitatif memiliki

tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Tahapan tersebt adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya

Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 34 Reduksi

dalam penelitian ini akan memfokuskan pada motivasi perempuan

berwirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa

Pekalongan Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi yang tersusun dan

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tidakan. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam

bentuk uraian atau narasi singkat, bagan, hubungan antara kategori,

flowchar dan sejenis. Penyajian data dipakai untuk lebih meningkatkan

pemahaman kasus yang didapatkan dalam penelitian dan sebagai pedoman

untuk melakukan tindakan, dan data ditampilkan dalam bentuk paparan

atau uraian yang mudah dipahami yang berdasarkan indikator terkait

34
Surya Bintari, Metodologi Penelitian Ekonomi Manajemen (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2015).
31

motivasi perempuan berwirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan

keluarga di Desa Pekalongan.

3. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari

kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan

disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara.35 Kesimpulan

yang diperoleh pada tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-

tahap selanjutnya akan semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat.

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif adalah berfikir

induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang didapat, selanjutnya di

kembangkan menjadi hipotesis. Berdasakan hipotesis yang di rumuskan

berdasarkan data tersebut, selanjutnya di carikan data lagi secara

berulangulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis

tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.36

Cara berfikir induktif yaitu suatu cara yang berangkat dari fakta-fakta

yang khusus dan kongkrit, peristiwa kongkrit, kemudian dari fakta atau

peristiwa yang khusus dan kongkrit tersebut ditarik secara generalisasi yang

mempunyai sifat umum.37 Tujuannya untuk menyederhankan yang telah

terkumpul dan menyajikan dalam susunan yang baik sehingga lebih mudah di

pahami.

35
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi (Yogyakarta:
Pustaka Baru Press, 2015), 133.
36
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi (Yogyakarta:
Andi Offset, 2019), 119.
37
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 213.
32

Berdasarkan uraian yang disampaikan di atas, maka untuk

menganalisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data yang telah

diperoleh, kemudian data tersebut dianalisis menggunakan menggunakan cara

berfikir induktif dari informasi atau data yang sudah terkumpul mengenai

Motivasi Perempuan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Desa

Pekalongan Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah.


DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta, 2016.

Anoraga, Pandji. Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

Arnis. “Motivasi Perempuan Sebagai Pelaku Usaha Dalam Meningkatkan


Prekonomian Keluarga Di Pasar Pusat Niaga Kota Palopo.” Jurusan
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Palopo, 2020.

Astriana, Widyastuti. “Analisis Hubungan Antara Produktivitas Pekerja dan


Tingkat Pendidikan Pekerja Terhadap Kesejahteraan Keluarga di Jawa
Tengah.” Economic Development Analysis Journal 1, no. 2 (2019).

Bintari, Surya. Metodologi Penelitian Ekonomi Manajemen. Jakarta: Mitra


Wacana Media, 2015.

Hartoyo Soehari. “Motivasi dan Pengukurannya.” Jurnal Visi Manajemen 7, no. 1


(2021).

Irawati, Anugrahini, dan Bambang Sudarsono. “Faktor Yang Memotivasi


Perempuan Dalam Berwirausaha Pada Umkm Kropuk Sangngngar Di
Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan.” Distribusi : Journal of
Management and Business 8, no. 2 (2020).

Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi


Kedua. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

Kemenkes RI. “UU RI No 52 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan


Pembangunan Keluarga.” Kemenkes RI, 2009.

Khotibi, Diana. “Penafsiran Zaitunah Subhan dan Aminah Wadud Tentang


Kebebasan Perempuan.” Mushaf: Jurnal Tafsir Berwawasan
Keindonesiaan 1, no. 1 (2020).

Luh, Ni, dan Kerti Maryasih. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan


Wanita Memilih Berwirausaha pada Sentra Industri Kecil Linggoasri
Pekalongan Jawa Tengah.” Mjir: Moestopo Journal International
Relations 1, no. 1 (2021): 31–45.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2019.

Mufidah, Ainul. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi.


Bandung: CV. Media Sains Indonesia, 2022.
Nasution. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Nurdin, Ismail, dan Sri Hartati. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.


Yogyakarta: Andi Offset, 2019.

Nurhairah. “Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga


Perspektif Maslahah dan Falah.” Jurusan Ekonomi Islam Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alaluddin Makasar,
2019.

Riduwan, dan Kuncoro. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian.


Bandung: Alfabeta, 2014.

Riyanto, Slamet, dan Andhita Aglis Hatmawan. Metode Riset Penelitian


Kuantitatif Penelitian Di Bidang Manajemen. Yogyakarta: Deepublish,
2020.

Robbins, Stephen P. Organizational Behaviour. New York: Prentice Hall Inc,


2005.

Rusdianti, Endang, Sri Purwantini, dan Nirsetyo Wahdi. “Impact Motivasi,


Kewirausahaan Sosial Terhadap Pemberdayaan Perempuan Dan
Pengentasan Kemiskinan (Studi Empiris di Kec. Ungaran Timur, Kab.
Semarang).” Fintech dan E-Commerce Untuk Mendorong Pertumbuhan
UMKM dan Industri Kreatif, 2019.

Saiman, Leonardus. Kewirausahaan: Teori, Praktik dan Kasus-kasus. Jakarta:


Salemba Empat, 2014.

Siyoto, Sandu, dan Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: 2015,
2015.

Sodiq, Amirus. “Konsep Kesejahteraan dalam Islam.” Equilibrum 3, no. 2 (2015).

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta, 2017.

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press, 2015.

Sunarti, Euis. Indikator Keluarga Sejahtera. Bogor: Institut Pertanian Bogor,


2016.

Surakhmad, Winarno. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah.


Bandung: Tarsito, 1989.
Suryana, Yuyus, dan Kartib Bayu. Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana, 2012.

Wawancara Dengan ibu Mutiah. “Pedagang Sembako dan Jajanan Anak-Anak di


Desa Pekalongan Kecamatan Bandar Mataram,” n.d.

Wawancara Dengan Ibu Turah. “Pedagang Mie Ayam dan Bakso di Desa
Pekalongan Kecamatan Bandar Mataram,” n.d.

Wibawa, I Putu Ngurah Cakra. “Motivasi Ibu Rumah Tangga Dalam


Berwirausaha.” Jurnal Manajemen dan Bisnis 5, no. 1 (2023).

Yusoh, Weam. “Analisis Partisipasi Perempuan Dalam Meningkatkan


Perekonomian Keluarga Di Pasar Palas, Pattani Selatan Thailand.” Jurusan
Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan, 2020.

Anda mungkin juga menyukai