KARYAWAN CV.BRIZONE.
Oleh,
Tahun 2023
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA
KARYAWAN CV.BRIZONE.
Oleh,
Tahun 2023
i
USULAN PENELITIAN
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Mutmainah, S.E., M.M Saiful Anam, S.E., Ak., M.M.,M.Ak., C.A.
ii
KATA PENGANTAR
iii
6. Tim Penguji dan Dosen Pengajar pada Program Studi Manajemen Sekolah
Tinggi Itnu Ekonomi Al-Anwar
7. Pimpinan dan Karyawan di CV. Brizorindo Trowulan Mojokerto
8. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendo'akan, memberi dukungan dan
motivasi.
9. Rekan-rekan seangkatan seperjuangan di Program Studi Manajemen Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Al-Anwar Mojokerto dan pihak-pihak yang telah
membantu kelancaran serta dalam menyelesaikan skripsi in.
Penulis ini menyadari bahwa dalam penulisan usulan penelitian ini masih
banyakk kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulisan meminta maaf. Semoga
hasil dari usulan penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis maupun semua
pihak.
iv
DAFTAR ISI
v
3.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 41
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur pelaksana dalam kegiatan
dalam melaksanakan tugas. Dalam sebuah organisasi agar dapat berkembang dan
maju sangat tergantung dari kinerja personil itu sendiri. Apabila kinerja juga
tercapai dengan baik, namun sebaliknya apabila kinerja personil tidak bagus maka
hasil yang diperoleh juga tidak baik sehingga tujuan yang diinginkan oleh
organisasi tidak dapat tercapai dengan maksimal. Untuk itu perhatian dari
bagus. Oleh karena itu, sumber daya manusia bukan hanya semata-mata menjadi
karyawan, maka pemimpin yang tegas dan dan mampu untuk membawa
tersebut.
baik yang bergerak di bidang perdagangan maupun yang bergerak di bidang jasa,
akan selalu berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara
1
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, serta melakukan pengawasan
sumber daya yang dimiliki secara lebih tepat dan berhasil. Karena sumber daya
manusia (SDM) di dalam suatu perusahaan atau organisasi merupakan hal penting
dan vital. SDM merupakan sumber daya terbaik oleh karena sumber daya ini tidak
dapat diduga kekuatannya karena memiliki cipta dan karya. Pemimpin adalah
lain atau kelompok. Di dalam suatu perusahaan ada pimpinan dan bawahan, kedua
komponen dalam perusahaan ini merupakan sinergi bagi perusahaan dalam rangka
mencapai tujuannya
mempengaruhi tugas-tugas dan sikap orang lain terhadap sebuah akhir dari hasil
yang dikehendaki untuk mencapai visi misi organisasi. Lanjut dikatakan bahwa
kegiatan orang lain menuju pada pencapaian sasaran. memaksa orang lain agar ia
menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
Menurut Yuki (2005 dalam Fitrianis, dkk 2019 : 10), kepemimpinan adalah
proses untuk mempengaruhi orang lain, untuk memahami dan setuju dengan apa
yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta
2
proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan
bersama.
dianut bersama dalam suatu organisasi yang menjadi rujukan untuk bertindak dan
Fitrianis, dkk 2019 : 10). Budaya organisasi dapat digambarkan sebagai nilai,
norma dan artefak yang diterima oleh anggota organisasi sebagai iklim organisasi
(MSDM) dan teori organisasi untuk meningkatkan kinerja staf. Robbins (2007
sistem makna bersama yang dianut oleh anggota yang membedakan organisasi itu
sebagai daya dorong yang kuat untuk kemajuan organisasi perusahaan (Robbins &
Judge, 2008 dalam Musfiroh, dkk 2022 : 152). Budaya organisasi perusahaan
(corporate culture) yang kuat akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar
memuaskan, mencapai tujuan yang lebih baik, dan pada gilirannya akan
3
memotivasi seluruh karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, hal ini
dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari luar individu. Oleh Robbins (2007
sasaran. Definisi yang dikemukakan Robbins ada tiga unsur kunci yaitu intensitas,
arah dan berlangsung lama. Hal yang sama sebagaimana definisi yang
motivasi adalah konstruksi dan proses interaksi antara harapan dan kenyataan
masa yang akan datang baik dalam jangka pendek, sedang ataupun panjang.
individual.
Salah satu faktor yang dianggap penting bagi peningkatan kinerja yaitu
adanya motivasi karyawan. Motivasi kerja adalah jiwa pendorong yang kuat bagi
manusia untuk melakukan suatu pekerjaan yang berkaitan dengan tujuan dan
kebutuhan yang ingin dicapainya. Konsep dasar teori motivasi yaitu seorang akan
bersedia bekerja dengan baik, bila orang berkeyakinan akan memproleh imbalan
yang ada kaitannya langsung dengan kerjanya. Konsep ini berarti bahwa seorang
4
akan menurun semangatnya dalam bekerja, apabila imbalan yang berbentuk
natural maupun uang tidak terpenuhi (Soeprihanto, 2001 Musfiroh, dkk 2022 :
153).
Kinerja pegawai merupakan istilah yang berasal dari Job Performance atau
actual performance yakni prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang
kinerja pegawai (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ukuran seberapa efisien dan efektif sebuah organisasi atau seorang manajer untuk
mencapai tujuan yang memadai. (Mangkunegara, 2012:9 dalam Fadude, dkk 2019
: 31 - 40).
Kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
ataupun etika. Suyadi (1999 dalam Khotimah 2021 : 37) menyatakan kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab dalam
5
rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja seorang karyawan akan baik bila
sekelompok karyawan dan atasanya mempunyai kinerja yang baik, maka akan
berdampak pada kinerja perusahaan yang baik pula (Mathis dan Jackson, 2001
Khotimah 2021 : 37). Kinerja berhubungan dengan hasil kerja yang telah
Penelitian ini dilakukan di CV. Brizorindo yang berada di Jl. Wates Sumpak ,
Tabel 1. 1
Produktifitas Patung perbulan
1. Januari 38
2. Februari 33 Turun 5%
3. Maret 30 Turun 3%
4. April 29 Turun 1%
5. Mei 28 Turun 2%
6. juni 20 Turun 8%
7. Juli 17 Turun 3%
8. Agustus 14 Turun 3%
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas tidak tercapai target pekerja dicapainya target
6
hambatan dalam melaksanakan tugas. Fenomena yang berkaitan dengan motivasi
kerja berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu karyawan
CV. Brizorindo dapat diketahui bahwa karyawan yang tidak mempunyai motivasi
kerja berprestasi yang tinggi merasa sangat tertekan dengan target-target yang
target yang sudah diterapkan sebagai motivassi kerja menurun. Sebaiknya ada
juga karyawan yang merasa bersemangat dalam mencapai target yang telah
berkerjasama.
7
3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja CV. Brizorindo Mojokerto
secara parsial ?
Tujuan penelitian di dapat dari rumusan masalah pada penelitian ini, antara
lain:
simultan.
1) Bagi Perusahaan.
8
2) Bagi Penulis.
3) Bagi Akademis.
Mojokerto
penelitian, membatasi banyaknya variabel yang akan dikaji dan membatasi subjek
penelitian. Agar dalam pembahasan lebih terarah dan berjalan dengan baik maka
perlu adanya ruang lingkup penelitian, Penelitian ini menitik beratkan tentang
bulan, terhitung dari bulan Januari 2023 sampai bulan Februari 2023.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu ini mejadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
tidak menemuan penelitian dengan judul yang sama seprti judul penelitian
terdahulu yang digunakan sebagai rujukan dan mendukung penelitian ini, berikut
karyawan pada BSI KCP Banjarnegara. Hal ini menunjukan bahwa semakin
terhadap kinerja karyawan pada BSI KCP Banjarnegara. Hal ini menunjukan
bahwa semakin baik budaya organisasi yang ada di BSI KCP Banjarnegara, maka
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada BSI KCP Banjarnegara. Hal
ini menunjukan bahwa semakin banyak motivasi kerja yang diberikan kepada
10
karyawan baik dari rekan kerja maupun atasan di BSI KCP Banjarnegara, maka
karyawan pada BSI KCP Banjarnegara. Hal ini berarti semakin baik gaya
kepemimpinan yang timbul pada BSI KCP Banjarnegara, maka karyawan akan
merasa puas sehingga dapat meningkatkan terjadinya kinerja yang baik. Hasil
organisasi terhadap kinerja karyawan pada BSI KCP Banjarnegara. Hal ini berarti
semakin baik budaya organisasi yang ada pada BSI KCP Banjarnegara, maka
karyawan akan merasa puas sehingga dapat meningkatkan terjadinya kinerja yang
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada BSI KCP Banjarnegara. Hal ini
berarti semakin banyak motivasi kerja yang diberikan kepada karyawan yang ada
di BSI KCP Banjarnegara, maka karyawan akan merasa puas sehingga dapat
Bank BTN kantor cabang Jakarta Kuningan: Hasil yang diperoleh membuktikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai maka setiap variabel
11
budaya organisasi, dan motivasi semakin meningkat maka akan berpengaruh juga
terhadap kepuasan kerja pegawai di Bank BTN Kantor Cabang Jakarta Kuningan.
Selain itu gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan motivasi yang diberikan
Kuningan.
positif terhadap kinerja karyawan pada Hotel Kresna Wonosobo. Hal ini
Kresna Wonosobo. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik budaya organisasi
yang ada di Hotel Kresna Wonosobo, maka kinerja karyawan juga semakin
karyawan pada Hotel Kresna Wonosobo. Hal ini menunjukan bahwa semakin
banyak motivasi kerja yang diberikan kepada karyawan baik dari rekan kerja
maupun atasan di Hotel Kresna Wonosobo, maka kinerja karyawan juga semakin
Wonosobo. Hal ini berarti semakin baik gaya kepemimpinan yang timbul pada
12
Hotel Kresna Wonosobo, maka karyawan akan merasa puas sehingga dapat
Rumah Sakit Pondok Indah. Tetapi pengaruh yang ditimbulkan oleh gaya
13
Indah. Pelatihan mempengaruhi kinerja karyawan di bagian Hospitality Service
terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bitung. Hasil
Tabel 2. 1
Peneliti Terdahulu
No Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
Gaya
Musfiroh, dkk (2022) Kepemimpinan,
Variabel yang
Pengaruh Gaya Budaya Organisasi Variabel yang sama : berbeda :
Kepemimpinan, Budaya Dan Motivasi kerja - Gaya - Kepuasan
Organisasi Dan Motivasi berpengaruh
1 Kepemimpinan Kinerja
kerja Terhadap kinerja positif dan
- Budaya Organisasi. Karyawan
Karyawan Dengan signifikan
- Motivasi Lokasi
Kepuasan Kinerja Terhadap kinerja
- Kinerja Karyawan - Kepuasan
Karyawan Sebagai Karyawan Dengan
Konsumen
Variabel Intervening Kepuasan Kinerja
Karyawan
Sugiono, dkk (2022) Kepuasan kerja
dengan judul Kepuasan memediasi,
Variabel yang
kerja memediasi pengaruh gaya Variabel yang sama :
berbeda :
pengaruh gaya kepemimpinan, - Gaya
- Kepuasan
2 kepemimpinan, budaya budaya organisasi, Kepemimpinan
kerja
organisasi, dan motivasi dan motivasi - Budaya Organisasi.
memediasi
terhadap kinerja berpengaruh - Motivasi
- Kepuasan
karyawan Bank BTN positif dan - Kinerja Karyawan
Pelanggan
kantor cabang Jakarta signifikan terhadap
Kuningan kinerja karyawan
Fitrianis, dkk (2019) Gaya Variabel yang sama :
dengan Judul Pengaruh Kepemimpinan, - Gaya Variabel yang
3 Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Kepemimpinan berbeda :
Budaya Organisasi Dan Dan Motivasi - Budaya Organisasi. - Kepuasan
Motivasi Kerja Kerja berpengaruh - Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja positif dan - Kinerja Karyawan
14
Karyawan Dengan signifikanTerhadap
Kepuasan Kerja Kinerja Karyawan
Karyawan Sebagai Dengan Kepuasan
Variabel Intervening Kerja Karyawan
(Studi Pada Hotel Sebagai Variabel
Kresna Wonosobo) Intervening
Dinarwati.Ch (2021) Gaya
dengan judul Pengaruh Kepemimpinan, Variabel yang sama :
Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi
- Gaya
Budaya Organisasi Dan Dan Motivasi Kepemimpinan - Objek
4
Motivasi Kerja Kerja berpegaruh penelitian
- Budaya Organisasi.
Terhadap Kinerja positif dan yang berbeda
- Motivasi
Pegawai Pemerintah signifikan terhadap
Daerah Provinsi Terhadap Kinerja - Kinerja Karyawan
Gorontalo Pegawai
Gaya
kepemimpinan
tidak berpengaruh
positif terhadap
Kinerja karyawan
tetapi pengaruh
yang ditimbulkan
oleh gaya
kepemimpinana
adalah pengaruh
Khotimah (2021) yang negatif
dengan judul Pengaruh karena nilai Variabel yang sama :
Gaya Kepemimpinan, koefisien yang
- Gaya Variabel yang
5 Budaya Organisasi dan dimilikinya
Kepemimpinan berbeda :
Pelatihan terhadap bernilai negatif,
- Budaya Organisasi. - Pelatihan
Kinerja Karyawan di budaya organisasi
Rumah Sakit Pondok tidak berpengaruh - Kinerja Karyawan
Indah positif terhadap
kinerja karyawan,
Pelatihan
mempengaruhi
kinerja karyawan
di bagian
Hospitality Service
Departement dan
Laboratorium di
Rumah Sakit
Pondok Indah
Fadude, dkk (2019) Kepemimpinan, Variabel yang sama :
dengan judul Pengaruh Budaya - Gaya
Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan Kepemimpinan
Variabel yang
6 Organisasi, Dan Kompetensi - Budaya berbeda :
Kompetensi Terhadap berpengaruh Organisasi.
- Kompetensi
Kinerja Karyawan Pt. positif dan - Kinerja
Bank Syariah Mandiri signifikan terhadap Karyawan.
Cabang Bitung Kinerja Karyawan
15
2.2. Landasan Teori
mesin tidak bisa memberikan hasil yang optimum apabila tidak didukung oleh
(job performance) yang tinggi (Brown, 2000 dalam Masfiroh, dkk 2022 : 152).
Sumber daya manusia merupakan aset yang penting bagi perusahaan karena
karyawan yang kian menurun karena berbagai faktor (Fitrianis 2019 : 10)
sebagai berikut:
16
1. Pre Service Training (Pelatihan Pra Tugas)
Pelatihan yang diberikan kepada calon karyawan yang akan memulai untuk
bekerja, atau karyawan baru yang bersifat pembekalan, agar mereka dapat
Pelatihan dalam tugas yang dilakukan untuk karyawan yang sedang bertugas
melaksanakan pekerjaan.
Tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas tiga bagian, antara lain:
1. Pengusaha
2. Karyawan
berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang
ingin dicapai. Olehnya itu karyawan diartikan sebagai penjual jasa (pikiran
17
3. Pemimpin
Menurut John Frech dan Betram Raven dalam buku Malayu S. P. Hasibuan,
faktor yang dapat mendukung manajer dalam memimpin para bawahannya antara
keterbatasan.
40) menyatakan bahwa ada banyak definisi kepemimpinan yang berbeda, hamer
sebanyak jumlah orang mencoba untuk mendefinisikan itu. Ini hampir seperti
kata- kata demokrasi, cinta, dan kedamaian. Walaupun dari kita mengetahui
secara intuitif apa yang di maksud dengan kata- kata itu, kata- kata tersebut bisa
18
saja memiliki makna yang berbeda untuk orang yang berbeda. Pada
kelompok besar yakni “sebagai atribut atau kelengkapan dari suatu kedudukan,
adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak
strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang
bawahannya.
dapat dirumuskan sebagai suatu pola perilaku yang dirancang untuk memadukan
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
19
seperti yang ia lihat, akan menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan
(leader).
4) Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di
2. Motivasi dalam dan dorongan prestasi : dalam diri seorang pemimpin harus
20
3. Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai
para anggotanya
yaitu
pengambilan keputusan.
pemimpin menuntut bawahan untuk disiplin dalam hal pekerjaan atau tugas.
bawahan.
21
5. Indikator Gaya Kepemimpinan
menurut Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2010 : 65) dalam Aisyafarda, dkk,
(2019 : 230 ):
pemimpin.
hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini di ikuti dengan meningkatkan
perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-
22
Dengan penggunaan gaya 3 ini, pemimpin dan pengikut saling tukar-
keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut. Hal ini sudah
tugas
(2010) dalam Dewi, dkk (2021 : 41) mengemukakan bahwa budaya organisasi
merupakan nilai (values) dan kepercayaan (beliefs) yang memandu individu untuk
memahami cara kerja suatu organisasi sehingga terbentuk norma perilaku individu
23
di dalam organisasi tersebut. Sehingga, budaya organisasi mempengaruhi cara
Wernerfelt, 1989; Schein, 1990 dalam Lok & Crawford, 2004 dalam Dewi, dkk,
2021 : 41)
yang dianut bersama dalam suatu organisasi yang menjadi rujukan untuk
bertindak dan membedakan organisasi satu dengan organisasi lain (Mas’ud, 2004
sebagai serangkaian tata nilai, keyakinan, dan polapola perilaku yang membentuk
identitas organisasi serta perilaku para anggotanya (Deshpande dan Farley, 1999
atas, dapat ditempatkan pada arah nilai (values) maupun norma perilaku
(behavioral norms)
adalah sistem nilai bersama dalam suatu organisasi yang menentukan tingkat
memahami nilai-nilai yang ada serta mengerti bagaimana mereka harus bertindak
dan bertingkah laku. Semua sumber daya manusia harus dapat memahami dengan
24
setiap langkah ataupun kegiatan yang dilakukan, baik perencanaan yang bersifat
Rivai dan Mulyadi (2012: 374) dalam Lumenta, dkk (2021 : 3) mengatakan
bahwa budaya organisasi adalah suatu kerangka kerja yang menjadi pedoman
peraturan yang diterapkan di dalam sebuah organisasi dijalankan dan ditaati oleh
organisasi.
25
5) Control, yaitu banyaknya/jumlah peraturan dan pengawasan langsung
penyabab atau hasil, dibandingkan pada teknik dan proses yang di gunakan
dengan adanya keberaturan cara bertndak dari seluruh anggota yang dapat
diamati.
2) Norms yaitu norma-norma yang berisi tentang standar perilaku dari anggota.
3) Dominant values yaitu adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh
26
4) Philosophy yaitu adanya kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan
kayakinan organisasi.
organisasi.
disampaikan melalui kondisi tata ruang, cara beinteraksi para anggota, dan
cara anggota memperlakukan dirinya dan warga sekolah atau orang lain.
2.2.4. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Sikap mental karyawan haruslah memiliki sikap mental yang siap sedia
secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya, karyawan
dalam bekerja secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi dan kondisi serta
72), motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang
(dalam Notoatmodjo, 2009), motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan
dkk (2019 : 72) mengemukakan bahwa motivasi adalah setiap usaha yang
27
Dari definisi-definisi menurut pendapat para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan baik berasal dari dalam diri
atau organisasi.
sebagai proses psikologi dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor internal dan eksternal
yang berasal dari karyawan. Uraian dari masing-masing faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Faktor Internal.
seseorang yaitu:
(1) Keinginan untuk dapat hidup. Tipe keinginan untuk bisa hidup
nyaman.
(2) Keinginan untuk dapat memiliki. Tipe keinginan untuk dapat memiliki
Hal ini banyak kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, bahwa
28
orang untuk mau bekerja Keinginan memperoleh penghargaan.
2) Faktor Eksternal.
29
yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan
(3) Supervisi yang baik. Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah
demikian, posisi supervisi sangat dekat dengan para karyawan, dan selalu
(4) Adanya jaminan pekerjaan. Setiap orang akan mau bekerja mati-matian
mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang
pekerjaan.
(5) Status dan tanggung jawab. Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu
perusahaan.
(6) Peraturan yang fleksibel. Bagi suatu perusahaan besar, biasanya sudah
ditetapkan sistem dan prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh
karyawan. Sistem dan prosedur kerja ini dapat kita sebut dengan peraturan
30
3. Dimensi Motivasi
yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan
karena hanya orang lainlah yang dapat memenuhinya, bukan diri sendiri.
31
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization). Kebutuhan aktualisasi diri
dorongan orang lain, tetapi karena kesadaran dan keinginan diri sendiri.
4. Indikator Motivasi
sebuah organisasi (Sutrisno, 2010 dalam Parashakti, dkk, 2019 : 74). Indikator-
1) Pemberian gaji.
2) Pemberian bonus.
8) Kemampuan.
9) Keterampilan
Menurut Rivai dan Sagala (2010) dalam Parashakti, dkk (2019 : 73), kinerja
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
32
karyawan merupakan istilah yang berasal dari Job Performance atau Actual
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
karyawan adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun
Kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
ataupun etika. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
atasanya mempunyai kinerja yang baik, maka akan berdampak pada kinerja
perusahaan yang baik pula (Mathis dan Jackson, 2001 dalam Khotimah, 2021 :
37). Kinerja berhubungan dengan hasil kerja yang telah dilaksanakan oleh
pengelola organisasi
karyawan, untuk itu setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja
karyawan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar dan
33
kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengelolaan untuk mencapai kinerja
keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu sebab dengan kinerja ini akan
dibebankan kepadanya
dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan bersama. Kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan
gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau
organisasi
dipengaruhi oleh:
34
1) Kualitas dan kemampuan pegawai. Yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
fisik pegawai.
(keselamatan kerja, kesehatan kerja sarana produksi, teknologi) dan hal –hal
keamanan kerja).
Menurut Bernardin & Russel, (2010) Harahap, dkk (2022 : 123) ada
2) Kuantitas: jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus
3) Ketepatan waktu: tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang
35
5) Komitmen Organisasi: tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
Gaya
Kepemimpinan
H1
(X1)
Kinerja Karyawan
Budaya
Organisasi H2 (Y)
(X2)
Motivasi H3
(X3)
H4
Keterangan:
= Parsial
= Simultan
36
jawaban yang diberikan baru di dasarkan pada teori yang relevan, belum
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebeagai jawaban yang masih bersifat teoritis
adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak
merupakan nilai (values) dan kepercayaan (beliefs) yang memandu individu untuk
memahami cara kerja suatu organisasi sehingga terbentuk norma perilaku individu
37
Sedangkat menurut Mas’ud (2004) dalan Khotimah (2021 : 34)
kepercayaan yang dianut bersama dalam suatu organisasi yang menjadi rujukan
(2019 : 72) motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu
Parashakti, dkk (2019 : 72) mengemukakan bahwa motivasi adalah setiap usaha
secara parsial.
parsial atau individu terhadap Kinerja Karyawan, secara teori antar variabel satu
sama lain tidak memiliki pengaruh yang bertentangan terhadap Kinerja Karyawan.
38
H4 : Diduga Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Cv.Brizone
secara parsial.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. menurut
Sugiyono (2013:32) adalah subjek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah seluruh karyawan yang
obyek dalam penelitian ini adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat
penelitian dilakukan Supriati (2012 : 38). Dalam penelitian ini yang menjadi objek
3.2.1. Populasi
ditarik kesimpulannya.
40
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di CV.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh
apabila kurang dari 100 lebih baik semua hingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Dan apabila jumlahnya lebih dari 100 dapat diambil 10-15%
atau 20-25% atau lebih, Arikunto (2014:116). Mengingat jumlah populasi yang
Adapun menurut Hasibuan, et al. (2021: 79) jenis data yang digunakan
41
3.3.2. Sumber Data
Menurut Arikunto (2013 : 172) Sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data dapat diperoleh. Sumber data bisa berupa orang, tempat, dokumen,
1. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumbernya secara
berupa kuesioner.
2. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari data yang sudah ada
dan mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti atau sumber data
tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar.
Kuesioner atau angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
42
Tabel 3. 1
Skala Likert
Kode Pernyataan Nilai
SS Sangat Setuju Skor = 5
ST Setuju Skor = 4
N Netral Skor = 3
TS Tidak Setuju Skor = 2
STS Sangat Tidak Setuju Skor = 1
2. Wawancara
Wawancara atau tanya jawab kepada beberapa karyawan pada CV. Arta
3. Dokumentasi
mengenai hal-hal yang berupa catatan tanskip, buku, surat kabar, majalah
43
variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas.Variabel dependen
(Y) atau variabel terikat pada penelitian ini adalah Kinerja Karyawan (Y).
terikat. Variabel independen (X) atau variabel bebas yang digunakan dalam
3) Motivasi (X3)
operasional yang diperlukan untuk mengatur variabel tersebut. Oleh karena itu,
untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang variabel penelitian, maka
Tabel 3. 2
Definisi Operasional variabel
No. Variabel Definisi Oprasional Indikator Variabel Skala
penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh
karena itu instrument angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan
data yang valid dan reliabel, maka sebelum instrument angket tersebut diberikan
45
pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu
Sugiyono( 2017:203).
1. Uji Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Menurut Ghozali (2016:52) uji validitas
adalah alat untuk mengukur sah atau valid tidaknya kuesioner. Suatu kuesioner
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Teknik dasar pengambilan
1) Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka item pertanyaan dalam
2) Jika r hitung < r tabel, maka item pertanyaan dalam angket tidak berkorelasi
2. Uji Reliabilitas
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten dari waktu ke waktu. Metode yang digunakan dalam pengujian ini
adalah metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS. Metode ini
dipilih karena paling sesuai untuk diterapkan pada kuesioner yang memiliki lebih
46
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada
analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah Normalitas,
1. Uji Normalitas
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Salah satu
mengetahui apakah data tersebut secara normal atau tidak ialah jika nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) setiap variabel lebih dari 0.05 maka dapat dikatakan datanya
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) . Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas jika variabel bebas
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas = 0. Menurut
1) Nilai 𝑅 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regres empiris sangat
47
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90),
korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2)
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (
sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat
3. Uji Heteroskedastisitas
lain. Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
48
regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi
Cara yang paling umum yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED.
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu,
2) Dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
4. Uji Autokorelasi
Uji autokeralasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
49
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering di temukan pada data runtut
mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode
jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasala dari
individu atau kelompok berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang
Uji Durbin Watson hanya digunakan utuk autokorelasi tingkat satu (first
model regresi dan tidak ada variabel lag di anara variabel independen. Hipotesis
50
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
berubahnya nilai variabel tertentu bila variabel lain berubah. Sugiyono (2010:277)
dalam Susanto (2019). Untuk regresi yang variabel independen terdiri atas dua
atau lebih, regresinya disebut juga regresi berganda. Analis regresi berganda dapat
variabel independen diatas mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi
Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Promosi
X3 = Kualitsa Produk
α = Konstanta
e = Eror
jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
Pembelian (Y). dapat dilakukan dengan uji statistik t (uji parsial). Rumus uji t ini
1. Perumusan Hipotesis
α = 0,05
df = n-k-1
keterangan :
52
n = jumlah sampel
a. Apabila t-hitung < t-tabel berarti H0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel
b. Apabila t-hitung > t-tabel berarti H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
mengetahui apakah variabel bebas (keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan
1. Perumusan Hipotesis
α = 0,05
(df1) =k-1
(df2) =n-k-1
keterangan :
n = jumlah sampel
53
k = jumlah variabel bebas
a. Apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada
b. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada
dependen. Nilai dari koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi
itu, digunakanlah model adjusted R2. Model adjusted R2dapat naik atau turun
(Ghozali, 2016).
55
Daftar Pustaka
56