Anda di halaman 1dari 29

Pengantar Studi Hukum Islam

Dosen Pembimbing : M.Rhazes Adiasa, S.HI,M


About Me
Nama : Putri Juwanda
Nim : 1916040065
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Akuntansi Syariah (B)
Semester : 2 (Dua)
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
PEMBAHASAN 01 Memahami Metode Istihsan dan Mashlahah
Mursalah

02 Memahami Metode Al-Istishab dan Qoul


Shohaby

03 Memahami Metode Sadd Al-Zariah, Syar’u


Man Qablana, dan Al-Urf
Note : Materi yang di bahas dalam video
ini termasuk ke dalam dalil hukum islam
yang di perselisihkan penggunaan nya
oleh para ulama
01.Memahami Metode Istihsan dan Mashlahah Mursalah

ISTIHSAN
Secara bahasa : Bentuk masdar dari “istahsana ya tahsinu”
Pengertian yang berasal dari kata as-suna.
Istihsan As-suna artinya baik.
Istihsan artinya menganggap sesuatu itu baik.

Secara istilah : Perpindahan mujtahid dalam suatu masalah


dari menggunakan satu qiyas kepada qiyas yang lain/dari
menggunakan hukum kulli kepada hukum juz’i karena ada
alasan/dalil yang kuat untuk perpindahan itu.
Contoh
Istihsan Terkait wakaf tanah, yang awalnya wakaf tanah itu
menggunakan akad jual beli berdasarkan qiyas jalli lalu
ulama berpindah kepada wakaf dengan akad sewa
menyewa berdasarkan qiyas khafi, karena ada alasan
yang kuat terkait perpindahan itu, alasannya adalah
karena kemazlahatan yang dikandung oleh qiyas khafi
lebih besar, lebih kuat dari pada kemazlahatan yang ada
pada qiyas jalli
• Istihsan qiyasi
Istihsan ada 2 Þ Berdasarkan qiyas, jadi berpindahnya mujtahid dari awalnya
bentuk menetapkan hukum islam dengan qiyas jalli tapi mujtahid
berpindah pada qiyas Khafi dalam menetapkan khasus
tersebut karena adanya dalil, alasan kuat yang menghendaki
perpindahan itu.

• Istihsan istisna’i
Þ Pengecualian, contohnya dalam kaidah umum dikatakan
seluruh bangkai itu haram, kecuali ikan dan belalang, kata
kecuali disana masuk dalam pengecualian.
• Istihsan dengan nash
Þ Yang menjadi landasan dalam ber istihsan itu adalah al-
Istihsan berdasarkan dalil
qur’an dan sunnah.
yang melandasinya
• Istihsan dengan ijma’
Þ Yang menjadi landasan dalam ber istihsan itu adalah
ijma’.

• Istihsan bil’urf
Þ Yang menjadi landasan dalam ber istihsan itu adalah ‘urf.

• Istihsan bil mazlahah


Þ Yang menjadi landasan dalam ber istihsan itu adalah
mazlahah.

• Istihsan biddhoruroh
Þ Yang menjadi landasan dalam ber istihsan itu adalah
darurat, suatu keadaan yang darurat.
Pandangan ulama
tentang istihsan • Ulama yang menggunakan istihsan sebagai hujjah
syariah adalah ulama mahzab hanafi, maliki dan
hambali. Tetapi yang lebih identik adalah imam hanafi.

• Ulama yang menolak adalah ulama imam syafi’i


karena ia berpendapat bagi siapa yang menetapkan
hukum suatu khasus menggunakan dalil ihtihsan maka
ulama tersebut sudah membuat syariat baru.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa yang berhak
membuat syariat itu adalah allah, maka menurut imam
syafi’i bagi siapa yang menetapkan suatu khasus
menggunakan istihsan maka dia sama dengan allah
karena sudah membuat syarait baru.
MAZLAHAH MURSALAH

Pengertian Secara bahasa : mazlahah mursalah ini terdiri dari dua kata
mazlahah mursalah mazlahah dan mursalah.
Secara bahasa al mazlahah satu makna dan satu timbangan
dengan al-manfaah yang artinya baik atau mengandung
manfaat.

Secara istilah : al-mazlahah adalah manfaat yang di tetapkan


oleh syariak yaitu allah untuk para hambanya yang meliputi
pemeliharaan agama, diri, akal, keturunan dan harta.
Pembagian mazlahah ditinjau dari segi
ada/tidak adanya dalil yang mengatur secara
langsung kemazlahatan itu

1. Al mazlahah al-muthabaroh
Þ Kemazlahatan yang secara langsung diatur dan dijelaskan didalam dalilnya itu.
Contoh : Surat al-maidah ayat 38, dikatakan bahwa pencuri baik laki2/perempuan tangannya
dipotong.
Kemazlahatan yang ada di ayat di atas Adalah kemazlahatan nya adalah secara langsung diakui dan
dijelaskan dalil tersebut yaitu terpelihara nya harta

2. Al mazlahah almulghah
Þ Kemazlahatan yang bertentangan oleh ketentuan yang di tetapkan nash
Contoh : Suatu riwayat hadist mengatakan bahwa khafarat bagi orang yang sengaja melakukan
hubungan suami istri di siang hari pada bulan puasa adalah yang pertama memerdekan budakb kalau
tidak sanggup khafaratnya beralih kepada puasa 2 bulan berturut turut, dan jika tidak sanggup juga
khafaratnya beralih kepada memberi makan 60 orang fakir miskin.
Ada suatu riwayat terkait hadist diatas, kejadiannya di Spanyol ada seorang penguasa ketika itu
dengan sengaja melakukan hubungan suami istri, lalu salah satu ulama yang ada disana, dari ulama
mazhab maliki mengeluarkan fatwa terkait penguasa tersebut. Ulama tersebut berpendapat kalau
seandainya khafaratnya memerdekakan budak sudah pasti si penguasa tadi sanggup sekali, karema ia
mempunyai banyak uang dan mungkin setelah membayarnya mereka akan mungulangi lagi.
Oleh karena itu ulama tadi berfatwa khafarat bagi sipenguasa tadi adalah berpuasa 2 bulan berturut
turut tanpa mendahulukan khafarat yang seharusnya didahulukan. Berdasarkan fatwa tadi ulama lain
menganggap fatwa ulama ini bertentangan dengan apa yang sudah ditentukan oleh nash.

3. Al mazlahah al mursalah
Þ Salah satu bagian dari mazlahah itu sendiri mursalah itu secara bahasa artinya terlepas, tidak
terikat atau bebas. Maksudnya adalah al mazlahah al mursalah ini adalah kemazlahatan yang
tidak di atur secara langsung oleh nash tapi sejalan dengan maqho syidu syariah dan tidak
bertentangan dengan suatu ketentuan yang sudah di tetapkan nash.
Contoh : Trafic light, guna trafic light adalah agar terpeliharnya diri kita saat berkendara di jalan
raya, karena diri kita terpelihara maka keturunan kita juga terpelihara. Trafic light ini tidak ada dalil
yang mengatur tetapi ia sejalan dengan maqho syidu syariah dan tidak bertentangan dengan
ketentuan yang sudah di tetapkan nash.
02.Memahami Metode Al-istihsab dan qoul shohaby
ISTIHSAB

Pengertian
istihsab Istihsab adalah bentuk mazdar dari istasabah ya istasibu merupakan
fi'il yang mana asalnya adalah dari shohaba.
Shohib/sahabat asal katanya shohaba yang artinya menemani, teman
dan sahabat.
Secara bahasa : meminta ikut serta secara terus menerus.
Secara istilah : menurut ibnu qhoib al jauzi, istihsab adalah
menetapkan berlakunya suatu hukum yang telah ada/meniadakan
sesuatu yang memang tiada sampai ada dalil/bukti yang merubah
kedudukannya tadi.
.

Menurut abu zhaharo istihsab terbagi 4 :


Pembagian
istihsab
1. Istihsab al-ibaha al-ashliyah
Þ Pada dasarnya hukuk segala sesuatu itu
hukumnya adalah mubah/boleh tapi ini lebih kepada
konteks muamalah.
Pada dasarnya segala sesuatu itu hukumnya mubah
atau boleh sampai nanti ada dalil yang merubah, yang
mengganti hukum mubah tersebut. 2.Istihsab al-bara'ah al-ashliyah
Þ Pada dasarnya setiap orang bebas dari
tuntutan taklif sampai ada dalil yang mengubah statusnya
itu.
Contoh :ketika kita baru lahir didunia ini kita bebas dari
hukum taklif tapi kebebasan itu hilang semenjak kita baliq
dan berakal, kita sudah dibebankan hukum dan tanggung
jawab
3.Istihsab al-huqmi
Þ Tetap memberlakukan status hukum yang ada selama
tidak ada dalil yang merubah status hukum itu.
Contoh : jika si A mempunyai barang sampai kapanpun barang
ini akan tetap menjadi kilik si A sampai nanti ada dalil yang
merubah nya contohnya si A ini nanti menjual barang ini ke
orang lain
4.Istihsab al-washfi
Þ Menetapkan/memberlakukan sifat yang telah ada
sebelumnya, sampai nanti ada bukti/dalil yang merubah sifat
yang ada sebelumnya tadi.
Contoh : seorang yang yakin sudah berwudhu sebelumnya,
wudhunya itu tetap sah sampai nanti ada bukti/dalil yang
menyatakan bahwa wudhunya tadi batal.
QOUL
SHOHABY

Pengertian
qoul shohaby Secara bahasa qoul shohaby terdiri dari dua kaya yaitu qoul dan shohaby,
qoul artinya pendapat/perkataan.
shohaby artinya sahabat.
Yang dimaksud sahabat adalah orang islam yang hidup dan bergaul
bersama nabi muhammad saw.
Jadi qoul shohaby ini juga ada yang berpendapat dengan fatwa
sahabat/manhab shohaby, jadi ada 3 istilah yaitu qoul shohaby, fatwa
sahabat dan manhab shohaby.
1.pendapat/fatwa sahabat yang mana pendapatnya itu bukan
Beberapa bentuk berasal dari hasil ijtihadnya tetapi berasla dari apa yang di
terkait qoul shohaby : dengarnya dari nabi.

2.pendapat/fatwa sahabat yang berasal dari hasil ijtihadnya dan


semua sahabat yang lain sepakat terhadap pendapat/fatwa yang
disampaikan oleh sahabat tadi.

3.pendapat/fatwa sahabat yang benar dari hasil ijtihadnya tetapi


tidak ada kesepakatan dari sahabat yang lain.

Dan poin yang ke-3 inilah yang menjadi persoalan/permasalahan


dalam matero ini, apakah bisa dijadikan hujjah dalam menetapkan
hukum.
Perbedaan pendapat dari kalangan
ulama terkait qoul shohaby :

Ulama hanafiyah, imam maliki syafi'i dan pendapat dari ahmad bin habal
menetapkan bahwa qoul shohaby/ fatwa sahabat itu bisa dijadikan hujjah dan
2006

fatwa sahabat /pendapat sahabat ini dapat juga menjadi pegangan untuk generasi
selanjutnya alasannya adalah terdapat pada surat ali imran ayat 110 dikatakan
bahwa umat islam yang terbaik itu adalah para sahabat nabi.
Alasan kedua adalah ada suatu riwayat hadist mengatakan bahwa siapapun
diantara mereka yang kalian ikuti maka kalian akan mendapatkan petunjuk.

Sedangkan ulama muktazila syia dan salah satu pendapat imam ahmad bin
hamdal berpendapat bahwa fatwa/qoul sahabat yang nomor 3 ini tidak bisa di
jadikan hujjah, karena menurut mereka semua individu bisa melakukan ijtihad
asal memenuhi syarat-syratnya
 
03.Memahami Metode Sadd Al-Zariah, Syar’u Man Qablana, dan Al-Urf
AL-URF

Pengertian Secara bahasa : berarti ma'ruf berasal dari kata arfa


Al-Urf ya'rifu yang berarti sesuatu yang di kenal dengan
pandang baik serta dapat di terima akal sehat.

Secara istilah : dalam kajian ushul fiqh,urf adalah suatu


kebiasaan masyarakat yang sangat dipatuhi oleh
masyarakat tersebut dalam kehidupan mereka sehingga
mereka merasa tentram terhadap kebiasaan yang di
lakukan oleh masyarakat tersebit. Adapun kebiasaan itu
telah berlangsung lama baik itu berupa ucapan dan
perbuatan baik yang bersifat khusus/umum.
1.urf sya'i
Þ Kebiasaan yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariah.
Contoh : jual beli istisna'i yaitu jual beliyang di peasan terlebih
Bentuk-bentuk dahulu.
Al-Urf
2.urf fasit
Þ Kebiasaan yang tidak sejalan dan bertentangan dengan syariah.
Contoh : misalnya kita mengadakan pesta pernikahan, lalu kita
selipkan sesuatu yang bertentangan dengan syariah seperti dangdutan, dan
penyanyi dangdut tersebut memakai pakai yang terbuka /sexy yang tidak
sejalan dengan alquran dan sunnah.

3.urf khas
Þ Kebiasaan yang hanya berlaku pada suatu daerah saja, tidak berlaku
secara umum.
urf ‘am
Þ Kebiasaan yang berlaku secara umum bukan pada suatu daerah saja.
Contoh urf khas
Pernikahan, khusus di pariaman jika kita ingin menikahi laki2
pariaman maka kita harus membeli laki2 tersebut.

Contoh urf 'am


Dihari raya setelah melaksanakan sholat hari raya idul fitri maka
anak2 akan pergi ke rumah tetangga tetangga nya untuk meminta
angpau ini sudah menjadi kebiasaan di seluruh daerah Indonesia.
Pendapat ulama
tentang Al-Urf
Mayoritas ulama sepakat menerima urf sebagai dalil
dalam menetapkan hukum islam selama yang di
tetapkan /di gunakan itu adalah urf shohi
SYAR’U
MAN
QOBLANA

Pengertian
Syar'u man qoblana
Syar'un : syariah
Man qoblana sebelum kita, maksudnya adalah sebelum
nabi muhammad dan sebelum islam.
Jadi syar'un man qoblana adalah syariat/ajaran nabi
sebelum islam, sebelum nabi muhammad.

Contohnya syariat nabi ibrahim, isa, musa dll


Kedudukan
Syar'u man qoblana

1. Ahli ushul fiqh sepakat menetapkan syariat nabi terdahulu sebelum


nabi muhammad apabila tidak tercantum dalam alquran dan sunnah,
maka syariat tersebut tidak berlaku bagi islam/umat nabi muhammad.

Contoh: syariat nabi musa.

Apabila pakaian terkena najis maka cara menyucikannya dengan cara


memotong pakaian tersebut apabila pakaian tersebut telah dipotong
maka pakaian kita sudah suci lagi/sudah bersih lagi. Berbeda dengan
syariat pada masa umat islam, umat nabi muhammad, apabila pakaian
terkena najis harus dilihat dulu kategori najisnya.

Jadi syariat nabi musa tidal berlaku lagi pada umat nabi muhammad
2. Ahli ushul fiqh sepakat apabila syariat terdahulu itu tercantum di dalam alquran dan
sunnah dan ada ketegasan bahwa itu berlaku bagi umat nabi muhammad maka syariat
terdahulu itu berlaku bagi umat nabi muhammad.

Contoh : puasa, terdapat pada Q. s al-baqarah:183 yang artinya di wajibkan bagi kita puasa
sebagai mana puasa itu telah di wajibkan bagi umat sebelum kita.

3. Syariat terdahulu itu tercantum di dalam alquran dan sunnah tetapu tidak ada ketegasan
atas pberlakuannya bagi umat nabi muhammad, disinalah terjadi perbedaan pendapat bagi
para ulama apakah syariat yang terdahulu ada didalam alquran dan tidak ada ketegasannya
itu masih berlaku/tidak pada umat nabi muhammad
Pandangan ulama terhadap
Syar'u man qoblana

Menurut mayoritas ulama hanafiyah, syafiah dan sebagian ulama maliki dan salah
satu riwayat dari ahmad bin hambal mengatakan bahwa hukum tersebut, syariah
terdahulu tersebut berlaku bagi umat islam, berlaku bagi umat nabi muhammad
selama tidak ada yang ketegasan pemberlakuannya terhadap umat nabi muhammad.

Sedangkan ulama yang menolaknya adalah ulama mu'tazila syiah, sebagian syafiah
dan salah satu pendapat ahmad bin hambal mengatakan bahwa syariat terdahulu
tersebut yang tidak ada ketegasannya itu tidak berlaku bagi umat nabi muhammad
karena tidak di tegaskan berlakunya bagi umat nabi muhammad, alasannya pada Q.S
al-maidah ayat 48 "setiap umat diantara kamu itu diberi aturan dan diberikan syariah
masing masingnya oleh karena itu tidak berlaku selama tidak ada ketegasan.
SADD AL-
ZARIAH

Pengertian
Syar'u man qoblana Secara bahasa terdiri dari dua kata sadd dan dariah.

Dariah itu bermakna wasilla : jalan. Jalan itu apabila


membawa pada kebaikan maka di bukakan lebar2 jalan
itu agara bisa disampaikan kebaikan itu kepada umat,
membuka jalan itu disebut dengan fadqudzariah,
sedangkan apabila jalan itu membawa kepada
kerusakan, kemudharotan maka kita harus menutup
serapat rapatnya agar kerusakan, kemudharotan itu
tidak terjadi itulah yang disebut dengan sadd al-zariah.
Pendapat para ulama tentang
sadd al-zariah

Ulama maliki dan hanafi menerima sadd al-zariah sebagai dalil dalam
meninstimbatkan hukum, alasannya terdapat pada Q.S al-anam ayat 108
yang artinya janganlah kamu memaki sembahan yang mereka sembah
selain allah karena mereka nanti akan memaki allah dengan melampaui
batas tanpa adanya pengetahuan.

Sadd Al-zariah itu adalah bentuk pencegahan, agar tidak terjadinya


kebinasaan, kerusakan dan kejahatan.

Pada surat al an'am 108 tadi dikatakan bahwa kalau kura tidak ingin
allah dicaci jangan mencaci sembahan mereka terlebih dahulu karena
mereka nanti akan membalas cacian tersebut dengan lebih besar tanpa
adanya pengetahuan.
 
TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai