Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) yaitu:
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di Puskesmas yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan ”bisnis” yang terkait dengan kelangsungan
hidup Puskesmas. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting
untuk dilaksanakan. Namun harus diakui kegiatan institusi kesehatan
dapat berjalan apabila ada pasien oleh karena itu keselamatan pasien
merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait
dengan isu mutu dan citra puskesmas. Harus diakui, pelayanan kesehatan
pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang
diucapkan Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu Primum, non
nocere (First, do no harm).
Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi
pelayanan kesehatan menjadi semakin kompleks dan berpotensi
terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan-KTD (Adverse event) apabila tidak

1
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

dilakukan dengan hati-hati. Di puskesmas terdapat ratusan macam obat,


ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam
jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan
pasien 24 jam. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila
tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat
maka pelaksanaan program keselamatan pasien perlu dilakukan. Karena
itu diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien
tersebut.

B. Tujuan Pedoman
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Puskesmas.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan keselamatan pasien meliputi pelayanan di
pendaftaran, poli umum, poli KIA/KB, poli MTBS, laboratorium, farmasi,
UGD, ruang rawat inap, dan ruang persalinan.

D. Batasan Operasional
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana
puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
assestment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat

2
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat


melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.

E. Landasan Hukum
1. Undang Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien

BAB II

3
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tim Keselamatan pasien puskesmas terdiri dari:
1. Kepala puskesmas
2. Ketua Tim
3. Anggota Tim:
 Dokter Umum
 Dokter gigi
 Petugas Pendaftaran
 Bidan
 Perawat umum dan perawat gigi
 Asisten apoteker
 Petugas laboratorium
 Petugas sanitarian
 Nutrisionis

Distribusi Ketenagaan
Pada jam kerja (08.00 – 14.00) distribusi ketenagaan adalah sbb:
 Pendaftaran : 3 petugas
 Poli Umum : 1 dokter dan 1 perawat
 KIA/KB : 6 bidan
 Laboratorium : 2 petugas laboratorium
 Farmasi : 2 asisten apoteker
 Kesling : 1 sanitarian
 Gizi : 1 Nutrisionis

Jadwal Kegiatan

4
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

1. Pengaturan jadwal jaga dokter, perawat dan bidan dibuat bersama-sama


dan dipertanggungjawabkan oleh Koordinator Klinis, Koordinator Bidan
dan Koordinator Perawat.
2. Jadwal dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan didistribusikan pada
akhir bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Untuk tenaga dokter, bidan maupun perawat yang memiliki keperluan
penting pada hari tertentu, maka petugas perawat tersebut dapat
bertukar jadwal dengan sejawatnya dan mencatatkan perubahan jaga
tersebut di lembar jadwal jaga.

BAB III

5
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas dan sarana
Ruang pelayanan kepada pasien pada umumnya berlokasi di lantai
bawah gedung puskesmas sehingga memudahkan bagi pasien untuk
mengakses. Bagian pendaftaran terletak di bagian depan gedung,
berdekatan dengan pintu masuk pengunjung, sehingga mudah diakses.
Di ruangan ini terdapat meja resepsionis sekaligus meja kerja, lemari
status, perangkat komputer.

Poli umum merupakan ruangan dengan 1 meja pemeriksaan dokter


dengan bed periksa. Di bagian depan ruangan ini di sisi pintu masuk
adalah meja anamnese sekaligus pemeriksaan awal oleh perawat.
Ruangan ini memiliki sarana cuci tangan bagi petugas setelah
melakukan tindakan kepada pasien. Di samping itu ruangan ini memiliki
seperangkat komputer sebagai salah satu sistem informasi puskesmas

6
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

yang terhubung dengan server untuk memasukkan data pasien pada


sistem informasi puskesmas.

Ruang KIA terhubung langsung dengan ruang KB/Imunisasi, sehingga


memudahkan pemberian pelayanan KIA berupa pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB, pemeriksaan calon pengantin serta pemberian
immunisasi pada balita.Ruangan KIA memiliki meja administrasi, bed
pemeriksaan, bed ginekologi, wastafel, lemari peralatan dan perangkat
komputer pendukung sistem informasi puskesmas.

Ruang laboratorium mempunyai meja administrasi, meja kerja


sekaligus meja peralatan, lemari reagen, kulkas, tempat cuci peralatan
dan seperangkat komputer.

Ruang farmasi memiliki sarana meja kerja, meja tempat menyiapkan


resep, lemari obat, kulkas, wastafel.

II. Peralatan
BP Umum BP Gigi KIA Laboratorium Farmasi Pendaftaran
 Tensimeter  tensimeter  tensimeter  Centrifuge  Timbangan alat tulis
 stetoskop  stetoskop  stetoskop darah obat buku register
 termometer  tang rahang stetoskop  Centrifuge  Blender rak status
 hammer dewasa laennec urine  Laminator komputer
 senter  tang rahang termometer  Box fiksasi  Kalkulator mesin antrian
 diagnostik set anak  doppler  Lampu spiritus Plastik obat nomor
 timbangan  bor gigi  KB set  Objek glass  Mesin puyer antrian
 pengukur tinggi scaling set  Partus set  Deck galass  Kertas puyer
badan  spuit  Kulkas vaksin Tabung  Label obat
 pita pengukur  Spuit  Mikroskop  Sendok obat
 Pita pengukur Spuit

7
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan programpeningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien

Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut :

Standar 1. Hak pasien


Standar :
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan.
Kriteria :
1.1. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
1.2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana
pelayanan
1.3. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan
secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang
rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien
termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.

8
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

Standar 2. Mendidik pasien dan keluarga


Standar :
Puskesmas harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban
dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan
keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena
itu, di puskesmas harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan
pasien.

Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :


1). Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
2). Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
3). Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4). Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
5). Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan puskesmas.
6). Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
7). Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

Standar 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan


Standar :
Puskesmas menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria :
1.1. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat
pasien masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan,
tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari Puskesmas.
1.2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan kelayakansumber daya secara berkesinambungan sehingga

9
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat


berjalan baik dan lancar.
1.3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan
komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan
keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan
kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.
1.4. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainyaproses koordinasi tanpa hambatan, aman
dan efektif.

Standar 4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk


melakukan evaluasi danprogram peningkatan keselamatan pasien
Standar :
Puskesmas harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor danmengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Kriteria :
4.1. Setiap puskesmas harus melakukan proses perancangan (design)
yang baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan puskesmas, kebutuhan
pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,praktik bisnis
yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien
sesuai dengan”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Puskesmas”.
4.2. Setiap Puskesmas harus melakukan pengumpulan data kinerja yang
antara lain terkait dengan :pelaporan insiden, akreditasi, manajemen
risiko, utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.
4.3. Setiap Puskesmas harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan
semua Kejadian TidakDiharapkan, dan secara proaktif melakukan
evaluasi satu proses kasus risiko tinggi.

10
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

4.4. Setiap Puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis untuk menentukanperubahan sistem yang diperlukan, agar
kinerja dan keselamatan pasien terjamin.

Standar 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


Standar :
1. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program
keselamatan pasien secara terintegrasidalam organisasi melalui
penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas ”.
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi
risiko keselamatan pasiendan program menekan atau mengurangi
Kejadian Tidak Diharapkan.
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi
antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang keselamatan pasien.
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja Puskesmas serta meningkatkan
keselamatan pasien.
5. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien.
Kriteria :
1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan
pasien.
2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian
yang memerlukan perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near
miss) sampai dengan “Kejadian Tidak Diharapkan’ ( Adverse event).
3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen
dari Puskesmas terintegrasi dan berpartisipasi dalam program
keselamatan pasien.

11
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

4. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan


kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan
analisis.
5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang
Analisis Akar Masalah (RCA) “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) dan
“Kejadian Sentinel’ pada saat program keselamatan pasien mulai
dilaksanakan.
6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya
menangani “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif
untuk memperkecil risiko, termasuk mekanismeuntuk mendukung staf
dalam kaitan dengan “Kejadian Sentinel”.
7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit
dan antar pengelolapelayanan di dalam Puskesmas dengan
pendekatan antar disiplin.
8. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja Puskesmas dan perbaikan keselamatan
pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya
tersebut.
9. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untukmengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja
Puskesmas dan keselamatan pasien, termasukrencana tindak lanjut
dan implementasinya.

Standar 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien


Standar :
1. Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk
setiap jabatan mencakupketerkaitan jabatan dengan keselamatan pasien
secara jelas

12
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

2. Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang


berkelanjutan untuk meningkatkandan memelihara kompetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriteria :
1. Setiap Puskesmas harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
2. Setiap Puskesmas harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien
dalam setiap kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang
jelas tentang pelaporan insiden.
3. Setiap Puskesmas harus menyelenggarakan pelatihan tentang
kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan
interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

Standar 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai


keselamatan pasien
Standar :
1. Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen
informasi keselamatan pasien untukmemenuhi kebutuhan informasi
internal dan eksternal.
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria :
1. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain
proses manajemen untukmemperoleh data dan informasi tentang hal-
hal terkait dengan keselamatan pasien.
2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi manajemeninformasi yang ada.

13
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

BAB V
LOGISTIK

Tidak kalah penting dalam pedoman keselamatan pasien ini adalah


tentang ketersediaan logistic, yang antara lain berupa form-form pelaporan
maupun sarana yang dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan kejadian
maupun hasil diskusi adanya potensi yang mampu mempengaruhi keselamatan
pasien, meliputi :
1. Form pelaporan insiden KTD, KNC, KPC, resiko medik
2. Form petunjuk keselamatan dalam gedung
3. Petunjuk lantai basah
4. Peralatan kebersihan lingkungan

14
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Langkah-langkah kegiatan dalam keselamatan pasien adalah sebagai berikut:


1. Puskesmas membentuk Tim Keselamatan Pasien, dengan susunan
organisasi sebagai berikut : Ketua dokter, Anggota : dokter, dokter gigi,
perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.
2. Puskesmas mengembangkan sistem informasi pencatatan dan
pelaporan internal tentang insiden.
3. Puskesmas melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan
Pasien dinas kesehatan kabupaten/kota secara rahasia.
4. Puskesmas memenuhi standar keselamatan pasien dan menerapkan
tujuh langkah menuju keselamatan pasien
Tujuh langkah keselamatan pasien Puskesmas merupakan panduan yang
komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah
tersebut secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap puskesmas.
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas
4. Kembangkan system pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan Pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien.
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak
harus serentak. Pilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah
dilaksanakan di Puskesmas. Bila langkah-langkah ini berhasil maka
kembangkan langkah-langkah yang belum dilaksanakan. Bila tujuh langkah ini
telah dilaksanakan dengan baik Puskesmas dapat menambah penggunaan
metoda metoda lainnya.

15
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait


dengan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara
keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas,
dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa
pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman
sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) meliputi
pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan
perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.

16
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjamin pengendalian mutu keselamatan pasien, maka yang


harus dilakukan adalah:
1. Setiap unit kerja di puskesmas mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan
dan Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah disediakan oleh
puskesmas.
2. Setiap unit kerja melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan
pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian
Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien pada formulir yang sudah
disediakan.
3. Tim Keselamatan Pasien menganalisis akar penyebab masalah semua
kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja.
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien
merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi
pemecahan masalah kepada Pimpinan puskesmas.
5. Pimpinan puskesmas melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke
Komite Keselamatan Pasien setiap terjadinya insiden dan setelah
melakukan analisis akar masalah yang bersifat rahasia.
6. Pimpinan puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada unit kerja-
unit kerja di Puskesmas, terkait dengan pelaksanaan keselamatan pasien
di unit kerja

17
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARADESA
JL. LINTAS MARADESA-ALANGA
==========================================================

BAB IX
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap


pelayanan di puskesmas maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien di
puskesmas sangatlah penting. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi
penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap puskesmas di Indonesia. Program
Keselamatan Pasien merupakan never ending proses, karena itu diperlukan
budaya termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan
program keselamatan pasien secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

18

Anda mungkin juga menyukai