Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN PADA RACIKAN OBAT HERBAL MENJADI JAMU

Salwa Sulthanah Jinaan


X-9

2023
A. Latar Belakang
Pengobatan menggunakan tumbuhan dilakukan sejak dahulu secara turun temurun
oleh masyarakat Indonesia.Tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai
obat merupakan Tanaman Obat Keluarga. Pengembangan tanaman berkhasiat obat telah
mengalami perkembangan sehingga terdapat penemuan obat maupun teknologi baru,
masyarakat memiliki peran penting dalam pengembangan tanaman obat.
Tanaman obat tradisional digunakan dan dilaporkan oleh masyarakat bermanfaat
meningkatkan kesehatan dan pengobatan berbagai penyakit. Efek samping yang rendah,
efek yang saling mendukung dengan obat tradisional lain,sehingga penggunaan obat
secara tradisional banyak disukai. Selain itu, obat tradisional dapat diperoleh, diramu
menjadi jamu dan ditanam sendiri tanpa tenaga medis. Oleh sebab itu, pemanfaatan
tanaman obat perlu digalakkan guna meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan. Tanaman herbal yang diolah menjadi jamu juga memiliki
banyak khasiat, diantaranya bisa digunakan sebagai obat, meningkatkan daya tahan tubuh
dan dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat.

B. Visi

Untuk dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan sejahtera maka
bisa mengembangkan obat herbal atau tanaman obat keluarga menjadi racikan atau
minuman jamu atau suatu obat kemasan yang bisa digunakan dengan lebih praktis
sebagai pengobatan penyakit atau masalah kesehatan.

C. Misi

Dalam mewujudkan pengembangan obat herbal bisa dengan cara – cara yang
sederhana misalnya dengan menanam tanaman obat dirumah masing – masing, lalu hasil
dari tanaman tersebut bisa diolah menjadi ramuan atau jamu (bubuk atau minuman) ,
setelah diolah menjadi jamu bubuk bisa dikemas menggunakan kantong filter (teh celup)
semenarik mungkin sehingga menjadi lebih praktis ketika kita akan menggunakannya
(meminumnya).

D. Tujuan

Dapat menciptakan produk inovasi dari racikan jamu yang dapat meningkatkan
citra serta nilai jual jamu di masyarakat, serta menciptakan metode pemasaran yang
menarik agar produk inovasi racikan jamu ini dapat menjadi bisnis yang menguntungkan
dan berkelanjutan agar tidak tergeser dengan adanya produk obat – obat modern
ASPEK MANAJEMEN

A. Manajemen

1. Perencanaan
Secara umum perencanaan tergantung pada beberapa aspek, namun secara umum
dalam perencanaan berdasarkan analisis cash flow ( prediksi profit), dan detail
pelaksanaan. Komponen utama dalam sebuah perencanaan diantaranya:

a. Apa Yang Akan Diproduksi


Tanaman obat herbal ini atau tanaman obat keluarga seperti kunyit dan kencur
akan diproduksi dikemas menjadi ramuan atau racikan jamu dengan tujuan untuk
memberikan kepraktisan untuk mengobati penyakit atau masalah kesehatan.

b. Jasa Yang Diproduksi


Tanaman obat herbal ini diracik lalu dikemas menggunakan kantong filter (teh
celup) atau dijadikan sebagai minuman jamu sehingga menjadikan praktis dan
cepat dalam penyajiannya atau penggunannya.

c. Analisis Aspek Pasar


1. Peluang Dalam Prospek
Peluangnya adalah para konsumen yang menginginkan minuman yang
berkhasiat dan menyehatkan yang jarang mereka temui saat ini.

2. Kondisi Persaingan
Beberapa target yang akan menjadi tujuan dari pemasaran ramuan atau
racikan jamu ini adalah orang yang mempunyai masalah kesehatan atau
dijaman sekarang ini bisa mencegah covid-19 dengan memakai tanaman obat
keluarga seperti kunyit dan jahe untuk meningkatkan imunitas pasien, dan
meningkatkan kekebalan tubuh.

d. Usaha Pemasaran
Pemasaran produk ini dilakukan dengan mempromosikan produk ini
dengan cara memberitahu pada orang-orang terdekat terlebih dahulu dan
memanfaatkan media sosial, serta mengedarkan brosur, selain tidak memerlukan
biaya yang banyak cara ini juga dinilai lebih mudah. Produk ini diharapkan dapat
memajukan lagi produk tanaman obat yang diolah menjadi ramuan dan racikan
jamu lebih inovatif dan kreatif serta masyarakat luas dapat menikmatinya dengan
variasi rasa yang berbeda. Dengan adanya usaha jamu ini diharapkan kepada
masyarakat agar dapat mengkonsumsi minuman yang bukan hanya
mengembangkan rasa dan variasinya saja melainkan khasiat dan manfaatnya juga
perlu diperhatikan, semoga dengan adanya jamu yang dibuat ini dapat meciptakan
suatu minuman yang berbeda dari minuman yang lainnya.

2. Pelaksanaan
Gambaran bagi pelaksanaan yang akan dilakukan dan/ telah dilakukan dengan
langkah uji coba pembuatan ramuan jamu dengan membuat beberapa sampel
percobaan dan memilih sampel yang memiliki nilai ekonomis untuk dijual, kemudian
melakukan proses produksi.
A. Pra Produksi
Dalam menjalankan proses pra produksi owner dan patner kerja melakukan
pemilihan dan pembelian bahan baku sendiri supaya kualitas bahan produksi
tetap terjamin.
B. Prokduksi
Proses pembuatan produk dilakukan sendiri agar kebersihan dan hasil
produksi tetap terjaga.
Proses pembuatan produk ramuan jamu :
a. Ramuan jamu beras kencur

Cuci bersih beras lalu rendam Campurkan air sisa rebusan gula
dengan 1 liter air matang selama dan aduk sampai merata. Jamu
(±) 30 menit – 1 jam. Tiriskan beras kencur siap disajikan.

Kupas dan cuci bersih jahe dan


kencur, iris tipis. Blender beras, kencur, jahe dan
sedikit air rebusan gula sampai
halus

Rebus 2 liter air, gula merah, gula


pasir, kencur, jahe dan asam
jawa. Aduk sampai gula larut.
Saring air rebusan gula lalu
Jika sudah mendidih, tambahkan
tambahkan perasan jeruk nipis
garam dan aduk sampai tercamur
rata. Matikan api.
1. Lalu disajikan dengan campur 1sdt
bubuk jamu dengan air dingin
b. Jamu bubuk temulawak

Cuci bersih temulawak lalu parut


Setelah kristal dingin, blender sampai
kehalusan yang diinginkan

Siapkan gelas ukur dan saringan

1. Setelah mengental segera matikan


api sambil terus diaduk. Nanti akan
terbentuk kristal gula
1. Tambah kan air sedikit demi sedikit,
peras peras hinga semua terekstrak
keluar

1. Campur dengan gula pasir, masak


dengan api kecil. Selama memasak
terus diaduk. Masak hingga gula
Saring hingga didapat sari temulawak larut aduk terus hingga larutan
sebanyak 500cc mengental

3. Monitoring

Tahap dari monitoring ini oleh owner terlebih dahulu untuk mengontrol beberapa
pembuatan jamu yang telah dilakukan oleh pelaksana. Monitoring ini dimaksudkan
untuk mengevaluasi kekurangan serta kesalahan guna meminimalisir kegagalan yang
memungkinkan akan terjadi.

4. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setiap hari pada saat proses produksi selesai untuk melakukan
quality control terhadap hasil produksi. Evaluasi menyeluruh dilakukan setiap 1
minggu sekali. Evaluasi ini berupa hal-hal teknis yang masih kurang atau perlu
diperbaiki dan ditingkatkan lagi misalnya dalam pelaksanaan produksi dan proses
penjualan, serta evaluasi terhadap pelayanan pada konsumen.
ASPEK PRODUKSI

A. Bahan Baku
1. Temulawak
2. Jahe
3. Kunyit
4. Asem jawa
5. Beras
6. kencur
7. Gula merah
8. Gula pasir
9. Batang serai
10. Air
11. Garam
12. Jeruk nipis

B. Biaya Produksi

NO URAIAN SATUAN HARGA PERSATUAN (Rp)

1 Temulawak Kg Rp. 70.000

2 Jahe Kg Rp. 120.000

3 Kunyit Kg Rp. 20.000

4 Asem jawa Kg Rp. 6.000

5 Beras Kg Rp. 10.000

6 Kencur Kg Rp. 25.000

7 Gula merah Kg Rp. 15.000

8 Batang serai Kg Rp. 15.000

9 Madu asli Botol Rp. 130.000

10 Jeruk nipis Kg Rp. 30.000

Jumlah Rp. 441.000

C. Proses produksi

Pembuatan jamu dari obat herbal ini dimulai dengan mencari referensi
tentang bagaimana memulai untuk mengembangkan dalam pembuatan jamu
tersebut. Kemudian mencoba untuk memulai membuat dan mengolah tanaman
herbal menjadi jamu bubuk atau ramuan jamu. Proses produksi membutuhkan
waktu sekitar 1-2 hari untuk mengolah menjadi jamu. Tahap pengembangan
pengolahan jamu dibutuhkan dana lebih untuk bisa memaksimalkan produksi
jamu.

D. Pengendalian produksi

Dalam tahap perencanaan obat herbal menjadi jamu untuk dapat dijadikan
sebagai pengobatan yang praktis sebagaimana tujuan pengolahan jamu ini, maka
hal yang perlu diambil kedepanya adalah mencari ide – ide baru seperti pada
pengolahannya terdapat beberapa variasi kemasan seperti dikemas pada kantong
plastik atau menggunakan kantong filter (teh celup). Untuk meminimalisir
kesalahan atas pembuatan jamu ini maka kegiatan monitoring harus terus
diagendakan untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang akan terjadi.
ASPEK PEMASARAN

A. Strategi pemasaran
 Tingkat persaingan: Untuk usaha jamu saat ini sudah lumayan banyak tetapi
pengolahan yang dikemas agar praktis sudah jarang dikarenakan masyarakat
sekarang menggunakan pengobatan modern.
 Sasaran konsumen: Bidikan kami adalah masyarakat ,orang lansia, anak-anak,
dan dijaman sekarang orang yang terkena covid.

B. Penentuan Target Pemasaran


Target pemasaran tiap minggu adalah sekitar 50 box atau 50 botol ramuan jamu.
Untuk memenuhi targetan ini, produk di distribusikan ke swalayan-swalayan skala besar
ataupun kecil serta membuka toko sendiri. Selain itu, promosi dapat kita tampilkan lewat
media elektronik seperti jejaring sosial, internet, atau pun media cetak seperti pamflet,
leafleat, ataupun brosur.

C. Bauran Pemasaran
 Produk: Ramuan jamu dan racikan jamu bubuk komoditas produk lokal yang
multi-manfaat bagi kesehatan.
 Harga Jual: harga jual disesuaikan dengan harga pasar
- Jamu bubuk Rp. 9.000,- /sachet
- Minuman Jamu Rp. 35.000,-/botol
 Tempat: swalayan-swalayan skala kecil maupun besar, stand - stand promosi,
toko-toko.
ASPEK KEUANGAN

A. Penggunaan dana
Modal utama dari owner untuk bahan dalam membuat ramuan dan racikan bubuk jamu.

B. Perolehan dana
Perolehan dana dari pemasaran produk ramuan dan racikan bubuk jamu ini dijual dan
semakin banyak pelanggan atau pembeli maka perolehan dana semakin menambah.

C. Pengelolaan dana
Dana dikelola dengan baik dan disimpan untuk dibagi sesuai kebutuhan sehingga bisa
mendapatkan keuntungan lebih.

Anda mungkin juga menyukai