Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PAI

KELOMPOK 7 : HAJI

DISUSUN OLEH :
1. Adhyaksa Daudi Musthofa A. ( 01 )
2. Dimas Sendika Aprialdo ( 11 )

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH KEDIRI

SMA NEGERI 2 KOTA KEDIRI


Jl. Veteran No.7, Mojoroto, Kec. Mojoroto, Kota
Kediri, Jawa Timur 64114

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
A. Pengertian Haji..............................................................................................3
B. Perbedaan Haji dan Umroh..........................................................................3
C. Dalil dan Hadits..............................................................................................4
D. Sejarah Haji di Indonesia..............................................................................5
E. Syarat dan Rukun..........................................................................................6
F. Hikmah Haji...................................................................................................6
Daftar Pustaka.........................................................................................................7

2
A. Pengertian Haji
Haji berasal dari bahasa Arab ‘hajj’ yang dalam bahasa Indonesia mengunjungi atau
menuju. Namun banyak juga yang mengartikan kata haji sebagai ziarah islam tahunan.
Ziarah tersebut dilakukan di kota Mekah, Arab, kota paling suci bagi umat Islam. Kata
‘haji’ ini mirip dengan bahasa ibrani yang memiliki bunyi sama dan memiliki arti ‘hari
libur’.

Dari akar semiotika, memiliki arti ‘mengelilingi, berkeliling’. Dalam tradisi orang
yahudi, pengantin wanitanya akan mengelilingi pengantin pria selama upacara pernikahan.
Demikian dalam Islam, orang yang melakukan ibadah haji akan mengelilingi Ka’bah. Pola
haji saat ini ditetapkan oleh Nabi Muhammad. Namun, berdasarkan Al-Quran, unsur haji
sudah mulai dikenal pada zaman Nabi Ibrahim.

B. Perbedaan Haji dan Umroh


Perbedaan haji dan umrah penting diketahui. Haji dan umrah merupakan salah satu
ibadah suci umat Islam. Kedua ibadah ini sama-sama dilakukan di tanah suci Mekah.
Perbedaan haji dan umrah bisa dilihat dari sejumlah aspek. Perbedaan haji dan umrah ini
juga yang menjadi pembeda tata cara keduanya.

Haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan. Sementara umrah
merupakan ibadah sunah yang dimuliakan. Umrah kerap disebut dengan haji kecil karena
memiliki ritual yang mirip. Perbedaan haji dan umrah bisa dilihat dari hukum, rukun,
waktu, serta kewajibannya. Bagi umat Islam yang mampu menjalankannya, perbedaan haji
dan umrah wajib dipahami. Berikut perbedaan haji dan umrah :

1. Hukum
Hukum haji adalah wajib bagi yang mampu menjalankannya. Haji merupakan rukun
Islam yang kelima, dan hukumnya wajib dilaksanakan bagi seluruh umat Islam yang
memenuhi syarat wajib untuk melaksanakannya.

Sementara hukum umrah adalah sunah. Umrah dianggap sebagai penyempurna ibadah.
Namun, ada beberapa perbedaan pendapat terkait hukum umrah. Dalam mazhab Hanafi
dan Maliki, umrah adalah sunah. Sementara dalam mazhab Syafii dan Hanbali, umrah
hukumnya wajib.

2. Rukun
Rukun-rukun haji ada lima, yaitu niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sa’i dan memotong
rambut. Sementara rukun umrah ada empat yaitu ihram, tawaf, sa’i dan memotong
rambut. Perbedaan haji dan umrah hanyalah wuquf di Padang Arafah yang hanya
dilaksanakan oleh Jemaah haji saja.

3
Ibadah haji mewajibkan semua jemaah untuk melakukan rukun yang dikerjakan di luar
Mekkah. Rukun-rukun tersebut antara lain wukuf di Arafah, melempar jumroh di Mina,
dan mabit atau menginap di Muzdalifah. Sementara umrah dilaksanakan di Mekah.
Jemaah kemudian pergi berziarah ke Madinah.

3. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan haji dan umrah juga berbeda. Ibadah haji hanya bisa dilakukan sekali
setahun. Ibadah haji hanya dapat dilakukan antara tanggal 1 Syawal hingga 13 Zulhijah.
Sementara umrah bisa dilakukan kapan saja, kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah
pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.

4. Kewajiban
Kewajiban ibadah haji ada lima, yaitu niat ihram dari miqat, batas area yang telah
ditentukan sesuai dengan asal wilayah Jemaah, menginap di Muzdalifah, menginap di
Mina, tawaf wada’ atau perpisahan, dan melempar jumrah. Sementara kewajiban umrah h
hanya dua, yaitu niat dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram.

C. Dalil dan Hadits


 Dalil

‫هّٰلِل‬ ٌ ۢ ‫فِ ْي ِه ٰا ٰي‬


‫ت َم ِن‬ ِ َّ‫ان ٰا ِمنًا ۗ َو ِ َعلَى الن‬
ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬ َ ‫ت َّمقَا ُم اِب ْٰر ِه ْي َم ەۚ َو َم ْن َد َخلَهٗ َك‬ ٌ ‫ت بَي ِّٰن‬

‫ا ْستَطَا َع اِلَ ْي ِه َسبِ ْياًل ۗ َو َم ْن َكفَ َر فَاِ َّن هّٰللا َ َغنِ ٌّي َع ِن ْال ٰعلَ ِمي َْن‬
Artinya : Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim.
Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia
terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang
yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban)
haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh
alam. QS. Ali 'Imran Ayat 97.

 Hadits

‫ بُنِ َي‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ ِ‫ال َرس ُْو ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما ق‬ِ ‫َع ِن اب ِْن ُع َم َر َر‬
َّ ‫هللا َوِإقَ ِام ال‬
‫صاَل ِة‬ ِ ‫ َشهَا َد ِة َأ ْن اَل ِإ ٰلهَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َرس ُْو ُل‬:‫س‬
ٍ ‫اِإْل ْساَل ُم َعلَى َخ ْم‬
‫ رواه البخاري ومسلم واللفظ للبخاري‬.‫ان‬
َ ‫ض‬ َ ‫ َوِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة َو ْال َحجِّ َو‬.
َ ‫ص ْو ِم َر َم‬

4
Artinya : Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Islam dibangun
atas lima hal; bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sungguh Muhammad
adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa (di bulan)
Ramadhan.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

D. Sejarah Haji di Indonesia


Sejarah haji di Nusantara dimulai pada abad ke-16 saat kerjasama perdagangan
dengan Arab semakin marak. Perjuangan warga yang ingin pergi ke tanah suci tidak
mudah. Mereka harus berjuang menempuh perjuangan panjang agar bisa datang ke
baitullah. Berikut ceritanya.
Cerita dimulai pada awal abad 16, saat itu hubungan antara Nusantara dengan Arab
memasuki babak baru. Hal tersebut ditandai dengan semakin maraknya pedagang sekaligus
ulama Nusantara yang ikut serta dalam pelayaran ke Asia Barat. Pada tahun 1526 armada
dari Nusantara, khususnya dari Aceh, memulai pelayarannya ke Jeddah untuk berdagang.
Mereka kemudian banyak yang menetap di Haramain sembari menuntut ilmu agama.
Disebutkan dalam buku "Historiografi Haji Indonesia" karya Shaleh Patuhena, pada tahun
1556 telah ada lima kapal besar Aceh yang berlabuh di Jeddah. Ulama Aceh yang
berdatangan ke tanah Arab itu selain menimba ilmu ternyata juga manfaatkan waktunya
untuk berhaji.
Selama mencari pengetahuan bersama ulama-ulama besar di Arab ternyata di saat
yang sama bangsa Eropa mulai melakukan pelayarannya ke Nusantara. Mereka ingin
mencari harapan baru setelah pusat perdagangan di Konstantinopel, Turki ditutup.
Kedatangan mereka menjadi masalah karena selama mereka ingin berkuasa di Nusantara
juga ingin menyingkirkan Islam. Namun di tengah hambatan itu, masyarakat Nusantara
yang ingin ke Makkah tetap secara sporadis bisa bergantian untuk belajar di Arab sekaligus
menunaikan ibadah haji.
Sepanjang periode abad ke-16, para pedagang dan ulama tersebut kemudian
membentuk komunitas orang Nusantara di negeri asal Rasulullah tersebut. Komunitas ini
yang kemudian menjadi titik awal semakin giatnya orang Aceh hingga Ternate yang secara
bergantian mengunjungi negeri Arab. Selepas menimba ilmu di Makkah dan Madinah, para
ulama sekaligus pedagang tersebut kemudian memutuskan untuk kembali ke kampung
halamannya. Masyarakat Nusantara pun diberikan ilmu soal ibadah haji. Kala itu
pemahaman masyarakat tentang Islam masih minim.
Singkat cerita, beberapa pusat pemerintahan di Nusantara dari Jawa hingga Ternate
dijadikan para ulama sebagai pelabuhan embarkasi haji pada kuartal akhir abad ke-17. Hal
ini membuat kesempatan mereka yang ingin pergi ke Makkah untuk berlayar ke Jeddah
menjadi lebih terbuka. Puncak perkembangan pesat yang mendasar dalam perjalanan
ibadah haji dimulai pada tahun 1826. Dalam catatan pemerintah Belanda "Resolutie van
den Gouveumeur Generaal van Nederlandsche Indie" yang diterbitkan Oktober tahun 1825,

5
200 orang pribumi yang berasal dari Batavia dan residen lainnya menghadap polisi Belanda
untuk meminta paspor jalan ibadah haji. Mereka melaporkan ingin berhaji bersama kapal
Magbar milik Syaikh Umar Bugis.

E. Syarat dan Rukun


Syarat
a. Islam
b. Baligh (dewasa)
c. Berakal sehat
d. Merdeka (bukan budak)
e. Istithaah (mampu)
*Setiap orang yang belum memenuhi syarat tersebut belum wajib berhaji/umrah.

Rukun
a. Ihram (niat)
b. Wukuf di Arafah
c. Thawaf ifadah
d. Sa’i
e. Bercukur
f. Tertib, sesuai dengan urutannya.

F. Hikmah Haji
1. Haji mabrur dibalas surga
2. Menjawab panggilan Allah SWT
3. Menghapus dosa
4. Salah satu amalan yang paling baik
5. Dapat menghilangkan kekafiran
6. Diberi pahala yang besar
7. Menguatkan iman

Daftar Pustaka
https://youtu.be/RN80ROWta90
https://m.bola.com/ragam/read/4535774/pengertian-haji-hukum-waktu-pelaksanaan-rukun-serta-
kewajiban-yang-perlu-diketahui
https://m.liputan6.com/hot/read/4707820/5-perbedaan-haji-dan-umrah-dalam-islam-kenali-
macamnya
6
https://news.detik.com/berita/d-3271612/sejarah-haji-di-indonesia-melihat-warga-pergi-ke-
tanah-suci-di-abad-16
https://www.orami.co.id/magazine/hikmah-ibadah-haji/

Anda mungkin juga menyukai