Anda di halaman 1dari 28

Polaris, Sang Bintang Utara

Bintang Polaris (α Ursae Minoris) yang berada sangat dekat


dengan Kutub Utara dengan jarak puncak ± 1° , sehingga tinggi
bintang tersebut kira-kira sama dengan lintang penilik.
Jika pernah melihat langit malam di belahan Bumi Utara, akan
melihat bintang yang bersinar paling terang. Bintang itu adalah
Polaris atau dikenal juga sebagai bintang utara. Jaraknya
sekitar 430 tahun cahaya dari Bumi dan merupakan bagian dari
konstelasi Ursa Minor.
Menurut Rick Fienberg, seorang astronom dari Harvard, Polaris
disebut bintang utara karena lokasinya ada di atas Kutub Utara.
Bintang Utara ini memiiki sifat sangat unik dan penting bagi
petunjuk arah.
Bintang Utara tidak pernah berpindah tempat, tidak pernah
terbit, dan tidak akan pernah tenggelam atau terbenam.

Polaris Tak Terbit dan Terbenam


Jika kita berada di Kutub Utara pada malam hari,
saat menengadah ke langit, kita akan melihat
Polaris tepat di atas kepala.
Menariknya, Polaris tak seperti semua bintang lain
di langit. Polaris berada di lokasi yang sama
sepanjang malam, dari senja hingga fajar, tidak
terbit dan terbenam.
Kehadirannya ini membuat orang beranggapan
bahwa Polaris adalah bintang paling terang di
langit. Padahal sebenarnya, Polaris adalah bintang
ke-49 yang paling terang.
Meski begitu, cahaya yang dipancarkan Polaris
sebenarnya 2.500 kali lebih terang dibanding
Matahari.

Polaris merupakan bintang super raksasa dengan


diameter hampir 40 kali lebih besar dibanding
Matahari dan massa lima kali lebih berat.
Namun, karena Bintang Utara berjarak sangat
jauh dengan Bumi, paparan cahaya yang sampai
ke Bumi tak seterang Matahari.
Bintang Utara dalam Navigasi
Polaris pertama kali dipetakan oleh astronom
Claudius Ptolemy yang hidup antara 85 sampai
165 SM.
Lokasi bintang yang dekat dengan Kutub Utara
akhirnya menjadi penting dan bermanfaat bagi
para navigator.
Pada malam hari, di Belahan Bumi Utara, jika kita
melihat Polaris, kita tahu arah mana yang utara.
Setelah tahu arah utara, arah lain seperti selatan,
timur, dan barat juga akan diketahui.
Bintang Utara dalam Navigasi

Peran Polaris sebagai petunjuk arah berlaku


selama ratusan tahun. Bahkan Bintang Utara juga
bisa memberi tahu garis lintang.
Sebab, sudut dari cakrawala Polaris sama dengan
garis lintang posisi kita.
Sayangnya, Polaris tidak berguna sebagai alat
bantu navigasi bila kita berada di selatan
khatulistiwa karena Polaris turun di bawah
cakrawala.
Daftar bintang paling terang
TITIK LINTANG POLARIS
Bintang Polaris (α Ursae Minoris) yang berada sangat dekat
dengan Kutub Utara dengan jarak puncak ± 1° , sehingga
tinggi bintang tersebut kira-kira sama dengan lintang penilik.
Didalam praktek pengukuran sextant dapat disiapkan terlebih
dahulu ± sama dengan lintang duga dan azimuth di arah
Utara, maka akan didapat * Polaris.
1. Perhitungan * Polaris
Pada waktu kapal berada di belahan bumi utara observasi *
Polaris dapat dilakukan dengan pengukuran tinggi bintang
kira-kira sama dengan lintang duga. Dari hasil perhitungan
titik lintang Polaris mempergunakan rumus atau tabel akan
diperoleh lintang sejati kapal. Jika kapal berada di belahan
bumi selatan, observasi ini tidak mungkin dilakukan.
Segitiga bola PST dengan titik sudut P
(Kutub Utara), S (* Polaris) dan T (titil
lintang Polaris).
Sisi segitiga bola tersebut adalah PS
(90° - Z) = ∆, PT (90 ° - lt) dan ST (90
°-
ts * Polaris) .
Tempat kedudukan penilik berada pada
jajar tinggi yang berpusat di S dengan
jari-jari ST (90
° - ts).
Titik T merupakan titik potong antara
jajar tinggi dengan meridian penilik
(meridian yang melalui tempat sejati
kapal)
Rumus : Lintang sejati = ts* Polaris +
C1 + C2
Lihat Gambar :
Jangkakan TD = TS sepanjang TP, tarik
garis SA tegak lurus TP.
TS = TD = TP – AP + AD
(AP) disebut C1 dan (AD) disebut 2 C
Penjabaran Rumus tersebut
seterusnya adalah sbb:
1. TD = TP – AP + AD
(90° - ts) = (90° - lt) – AP + AD
- ts = - lt – AP + AD
lt = ts + (- AP) + AD
lt = ts + C1 + C2
Dimana :
C1 – AP = - PS Cos P = -∆ Cos P
2. TA = TD – AD... TD = TS = 90° - ts
TA = (90° - ts) – C2 = 90° - (ts + C2)
Segitiga bola TSA siku-siku di A :
Rumus dasar :
Cos a = Cos b Cos c
Cos TS = Cos TA Cos SA, SA = k
Cos (90° - ts) = Cos (90° - (ts + C2)) Cos k
Rumus Dasar :
Cos a = Cos b Cos c
Cos TS = Cos TA Cos SA ............. SA = k
Cos (90° - ts) = Cos (90° - (ts + C2)) Cos k
Sin ts = Sin (ts + C2) Cos k
Sin (ts + C2) / Sin ts = 1 / Cos k

Rumus Dasar
a. Sin α / Sin β = Sin α – Sin β / Sin α + Sin β
b. 1 / Cos α = 1 – Cos α / 1 + Cos α
Sin (ts + C2) – Sin ts / Sin (ts + C2 + Sin ts = 1 – Cos k / 1 + Cos k

Rumus Dasar
a. Sin α-Sin β / Sin α+Sin β = 2 Cos ½ (α+β) Sin ½ (α–β) / 2 Sin ½ (α+β) Cos ½ (α–β)
b. 1 – Cos α / 1 + Cos α = 1 - ( 1 - 2 Sin² ½ α ) / 1 + ( 2 Cos² ½ α - 1 )
2 Cos ½ {(ts+C2) + ts} Sin ½ { (ts+C2) - ts } = 1 - ( 1 - 2 Sin² ½ k)
2 Sin ½ {(ts+C2) + ts } Cos ½ { (ts+C2) - ts } 1 + ( 2 Cos² ½ k - 1 )
Cos ½ (2 ts + C2) Sin ½ (C2) = 2 Sin² ½ k
Sin ½ (2 ts + C2) Cos ½ (C2) 2 Cos² ½ k
Cos ( ts + ½ C2 ) Sin ½ C2 = Tg² ½ k
Sin ( ts + ½ C2 ) Cos ½ C2
Catatan :

C2 sudut kecil sehingga ½ C2 diabaikan


k sudut kecil bisa ditulis sbb :
Tg² ½ k = ( ½ k Sin 1' )²
Ctg (ts + ½ C2) Tg ½ C2 = Tg² ½ k
Ctg ts ½ C2 = ( ½ k Sin 1' )²
Ctg ts ½ C2 = ½ k² Sin² 1'
C2 sangat kecil sehingga bisa ditulis Tg ½ C2 = ½ C2 Sin 1'
Ctg ts ½ C2 Sin 1' = ½ k² Sin² 1'
½ C2 = ½ k² Sin² 1' / Ctg ts Sin 1' = ½ k² Tg ts Sin 1'
Jadi C2 = 2 x ½ k² Tg ts Sin 1‘ = k² Tg ts Sin 1'
Segitiga bola APS siku-siku di A
k = ∆ sin P ............ ∆ = PS
C2 = ½ ∆² Sin ² P Tg ts Sin 1'

Jadi Rumus Lt = ts + C1 + C2 menjadi :


Lt = ts - ∆ Cos P + ½ ∆² Sin² P Tg ts Sin 1'

C1 C2
Didalam Pole star tables yang terdapat pada Almanak nautika, perbaikan tinggi
* Polaris untuk mendapatkan lintang sejati digunakan 3 bagian koreksi sebagai
berikut :

Lt = ts * Polaris + a0 + a1 + a2 - 1°
a0 = - Δ cos P + C2 (lt 50° ) + 58,8‘ a1 = C2 yang
sebenarnya – C2 (lt 50°) + 0,6‘
a2 = koreksi karena pada a0 telah diambil nilai tetap Δ dan P (SHA*) + 0,6' (+)
a0 + a1 + a2 = - Δ cos P + C2 + 60,0‘
C2 = a0 + a1 + a2 + Δ cos P - 1° Jadi :
Lt = ts - Δ cos P + a0 + a1 + a2 + Δ cos P - 1°

Lt = ts + a0 + a1 + a2 - 1°
Rumus Dasar: P* = GHA ɤ = GHA ɤ + BT + SHA*
= LHA ɤ + SHA*
Dalam penyusunan Pole Star Tables Almanak Nautika digunakan
nilai tetap :
SHA* Polaris = 325° 42',0
Zawal * Polaris = 89° 12',3 U
Lintang Penilik= 50° U
Agar nilai C2 tetap positif maka nilai-nilai a0, a1 dan a2 ditambah
sebagai berikut : a0 ditambah 58',8 a1 ditambah 0',6 a2
ditambah 0',6
60',0 = 1°
Dengan demikian harus dikurangi lagi 1° untuk mendapatkan nilai
tepat.
Lihat Pole star table di dalam Almanak Nautika a0
dihitung dengan argumen LHA ɤ a1 dihitung dengan
argumen LHA ɤ & lintang 00° - 68°
a2 dihitung dengan argumen LHA ɤ & bulan Januari – Desember
Azimuth dihitung dengan argumen LHA ɤ & lintang 00° - 65°
AZIMUTH * POLARIS
Data azimuth Polaris diperlukan untuk mengetahui arah
garis tinggi, karena jarak kutubnya sangat kecil maka
azimuth Polaris maksimum 2,2° selama lintang penilik
tidak lebih dari 65° U. Rumus dasar :
Segitiga bola PTS ….
Sin a / Sinα = Sin b / Sin β
Sin PS / Sin T = Sin TS / Sin P
TS = 90° - ts, PS = Δ

Sin T = Sin P Sin PS Cosec TS


= Sin P Sin Δ Sec ts
Karena T dan ∆ adalah sudut kecil maka :
Sin T = T Sin 1' dan Sin ∆ = ∆ Sin 1′
T Sin 1′ = Sin P ∆ Sin 1′ Sec ts
T = Sin P ∆ Sec ts karena ts * Polaris hampir sama
dengan lintang penilik maka ts dapat diganti dengan lt.
T * = ∆ sin P sec lt,P * = LHA * = LHA ˠ + SHA *

T (Azimuth) = ∆ Sin (LHA ˠ + SHA *) Sec lt


Jadi yang dipakai sebagai argumen di dalam Tabel Almanak
Nautika adalah LHA dan Lintang Penilik.
Cara mengetahui azimuth Polaris U/B atau U/T :
Azimuth Polaris senama dengan sudut jam, jadi selalu dihitung
ke arah Barat
0° <P * < 180°
0° <LHA ˠ + SHA * < 180°
0° < LHA ˠ + 330° 01′ < 180° - 330° 01′ <
LHA ˠ - 150° 01′
29° 59′ <LHA ˠ- 209° 59′
Kesimpulan
Azimuth Barat jika LHA ˠ antara 29° 59′ - 209° 59′ Azimuth
Timur jika LHA ˠ antara 209° 59′ - 29° 59′

Prof. Ted Stengs menjelaskan tentang keuntungan


dan kerugian observasi titik lintang Polaris
1. Advantages
a. Easy calculation with the tables
b. The astronomical LOP (Line Of Position) is
about the same as the image of the
astronomical circle in the chart (no deviation
from astro LOP to astro circle
2. Disadvantages
a. Pole star is weak star, we must waiting until
dark, then the kim becoming no good
b. We cannot use it in the equatoror southern
hemisphere.

Latihan Soal
1. Dimanakah letak dari bintang Polaris dan kenapa
bintang tersebut sering di sebut dengan bintang utara?
2. Mengapa dalam perhitungan lintang Polaris harus
dikurangi 1° ?
3. Tuliskan rumus untuk mendapatkan Lintang sejati kapal
(titik Lintang Polaris) dan Azimuth * Polaris?
4. Argumen apakah yang di perlukan untuk mendapatkan
lintang sejati ? (a0, a1, a2)
5. Apa keuntungan dan kerugian pada observasi Bintang
Polaris

Anda mungkin juga menyukai