Anda di halaman 1dari 2

Sifat toleransi dan saling menghargai membetuk sifat semangat

beroikumene di tengah perbedaan denominasi gereja di desa lobu satu

DESSY RATU YEREMIA


201941414
Semester 5

Latar belakang

Gerakan hidup oikumene adalah gerakan yang berusaha menyatukan gereja - gereja yang pada dasarnya
satu tetapi dipisahkan oleh organisasi denominasi yang berbeda. Gerakan oikumene adalah gerakan yang
harus terus dibangun tetapi tidak menghilangkan denominasi karena kekayaan denominasi adalah karya
Tuhan yang unik bagi gereja-Nya. Dalam hal ini yang jadi permasalahan bagaimana solidaritas dan
semangat beroikumene dari antara kedua denominasi tersebut ? di sini saya membahas topic ini dengan
maksud untuk membangun solidaritas dan sifat saling menghargai antar jemaaat dalam perbedaan.
Sasaran saya bagi penelitian ini yaitu untuk anggota gereja gmim sion sentrum lobu dan gpdi lobu .
Manusia adalah mahluk social, mahluk yang selalu membutuhkan kehadairan orang lain di dalam
hidupnya. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa ada orang lain. Seperti toleransi berjemaat antara
denominasi gereja gmim sion sentrum lobu, yang hidup saling berdampingan. Keterbukaan gereja untuk
mau terlibat dengan masyarakat setempat lewat itu berpartisispasi memperhatikan lingkungan maupun
warga masyarakat yang membutuhkan bantuan, menunjukan respon positif terhadap perbedaan lewat
saling memahami bagaimana perbedaan ibadah yang di lakukan gmim sion sentrum lobu dan gpdi lobu.
Perdamaian antara gereja denominasi yang berbeda menunjukan di dalamnya ketulusan dan sikap
sungguh-sungguh mau menerima dan mau saling membangun dan menghargai yang berbeda tidak
memaksakan keyakinan doktrin dan pendapat sendiri dan menghargai ciri khas dan keunikan gereja
denominasi lain. Karena itu gereja sebaiknya terus mengingatkan segalah usaha yang telah di lakukan
guna menjadi gereja yang berdampak dan bisa selalu menajadi partner bagi kehidupan Bersama- sama
dengan gereja denominasi lain.

Identifikasi masalah

Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah
sebagai berikut :

• Pengaruh solidaritas di tengah perbedaan denominasi gereja yang hal ini memang harus ada di
tengah masyarakat dan jemaat.

• Sifat saling menghargai membantu terbentuknya semangat beroikumene di tengah perbedaan


denominasi gereja.

• Membentuk kesadaran masyarakat akan sifat toleransi di dalam beroikumene dalam perbedaan
denominasi gereja.
Batasan masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok
masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan
penelitian akan tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar lingkungan masyarakat dan jemaat tentang
solidaritas dan semangat beroikumene di antara perbedaan denominasi.

• Informasi yang disajikan yaitu : tentang perbedaan denominasi, solidaritas, semangat


beroikumene, dan hidup dalam perdamaian.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:

• Bagaiman cara membangun solidaritas di tengan perbedaan denominasi gereja yang berbeda?

• Bagaimana terbentuknya solidaritas dan semangat beroikumene dari jemaat gmim sion setrum
lobu dan gpdi lobu?

Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

• Untuk memahami bagaimana pentingnya hidup bertolerasi antara masyarakat desa lobu yang
memiliki denominasi gereja yang berbeda.

• Untuk mengetahui dampak denomiansi gereja yang yang beragam atau berbeda.

Anda mungkin juga menyukai