Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JOURNAL REVIEW PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

DI SUSUN
O
L
E
H
MAYA DUMA BR MANULLANG
NIM : 7193144004
DOSEN PNGAMPU : MANIUR B NAHOR

S-1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
yang selalu menyertai, kami bisa menyelesaikan makalah Critical Journal review mata kuliah
Pendidikan Agama Keristen.

Saya menyadari bahwa kelancaran penulisan makalah ini berlangsung berkat bantuan
dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu yang telah membantu dan membimbing dalam kelancaran penulisan karya tulis ini

Dalam penulisan ini, saya telah berusaha menyajikan yang terbaik. Kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai manfaat bagi semua
pihak.

Medan,22 April 20201

Maya duma manullang


BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Melalui kegiatan critical book ini review ini mahasiswa dapat diajak untuk
berfikir kritis melalui suatu permasalahan , menilai dan menganalisis suatu kajian secara
objektif serta mampu menantang suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda.
Critical review adalah tugas menulis yang mengharuskan anda untuk meringkas dan
mengevaluasi tulisan. Tugas critical review bisa berupa buku, bab atau artikel. Dalam
menulis critical review anda harus membaca secara seksama dan juga membaca tulisan
lain yang serupa agar anda bisa memberikan tinjauan atau evaluasi yang lebih
konfrehensif, objektif, dan factual. Critical berarti kritis bukan berarti anda harus
mengkritik segi negative dari suatu hal , namun hal ini anda harus bertanya tentang
informasi atau opini. Anda harus paham banyak perspektif untuk bisa memberikan
evaluasi atau keputusan,sehingga kritik anda bisa dipertanggung jawabkan.
b. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas KKNI (cjr) mata kuliah pendidikan administrasi perkantoran
2. Untuk mengeahui perbedaan kedua jurnal yang akan direview
3. Untuk menambah wawasan tentang peranan umat Kristen dalam memelihara ciptaan
Allah dan kerukunan antar umat beragama
c. Identitas jurnal
Jurnal utama
1. Judul jurnal :Kerukunan antar umat beragama Kristen dan islam
2. Penulis :Yustiani
3. Volume : Volume XV, No. 02, Mei - Agustus 2008

Jurnal pembanding

1. Judul jurnal : Pelestarian Alam sebagai Perwujudan Mandat


Pembangunan: Suatu Kajian Etis-Teologis
2. Penulis : Kalis Stevanus
3. Volum : Vol. 5, No. 2, Oktober 2019 (94-108)
4. ISSN : 2615-739X (print), 2614-3135 (online)
BAB II

PEMBAHASAN

No Data Keterangan
1. Pendahuluan Kerukunan merupakan nilai yang universal, yang dapat ditemukan dalam
setiap ajaran agama. Semua agama pada hakikatnya mengajarkan umatnya
untuk mawas diri, mengenal dirinya terlebih dahulu, mengenal segala
musuh yang ada dalam dirinya serta kelobaan, iri hati, kemarahan dan lain
sebagainya. Dengan senantiasa mawas diri, umat beragama akan tetap
dapat menjaga saling pengertian dengan umat lain dan benar-benar dapat
mengembangkan wawasan kebangsaan, menyadari diri sebagai bagian dari
bangsa Indonesia yang besar.Disamping itu setiap agama mengajarkan pula
kepada umatnya untuk mengasihi sesama makhluk hidup dan bersikap
positif terhadap alam. Hanya saja agama-agama seringkali dipahami secara
sempit dan eksklusif oleh penganutnya dan disertai perasaan curiga yang
berlebihan terhadap penganut agama lain. Sehingga mengakibatkan
terjadinya berbagai macam konflik di masyarakat. Sementara itu, sikap
fanatisme yang berlebihan dikalangan penganut agama masih sangat
dominan, sehingga dapat menimbulkan disharmoni yang merugikan semua
pihak, termasuk kelompok penganut agama.
Beberapa kasus ketidakharmonisan yang terjadi akhir-akhir ini hampir
semuanya dipicu karena sentimen agama, seperti menghina ajaran agama,
pembakaran tempat ibadah dan sebagainya. Begitu pula berbagai hubungan
negatif antara penganut agama satu dengan yang lain juga muncul
dibeberapa tempat, seperti rasa saling mencurigai dan saling membenci.
Oleh sebab itu diperlukan kesadaran umat beragama untuk menumbuhkan
sikap toleransi dalam kehidupan beragama. Sikap toleransi ini dapat
menumbuhkan rasa saling menghargai dan saling menghormati antara satu
dengan yang lain untuk mewujudkan ketentraman dan perdamaian.
2. Keyword Harmony, cooperation
3. Pembahasan Contoh kerukunan yang terjadi di daerah penelitian ini adalah mengadakan
perayaan agama secara bersama, dan para pemuda kedua agama yang
berbeda saling menjaga tempat peribadatan mereka apabila terjadi kegiatan
perayaan tersebut. Sedangkan contoh ketidak rukunan yang terjadi adalah
peristiwa 30 November 1998 di Kupang yaitu peristiwa terjadinya
pengrusakan tempat-tempat ibadah dan fasilitasnya milik umat Islam.'
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk tetap terjalin
hubungan yang harmonis antarumat beragama. Hal ini terlihat pada
kegiatan pemerintah menyelenggarakan musyawarah antarumat beragama,
musyawarah intern umat beragama, doa bersama, dialog antarumat
beragama. Demikian pula pemerintah mengeluarkan sejumlah peraturan
yang menyangkut penyiaran agama, pendirian tempat ibadah serta bantuan
luar negeri. Namun dalam kenyataannya masih sering dijumpai
ketegangan-ketegangan sosial di masyarakat yang dapat mengganggu
terciptanya kerukunan umat beragama. Pengertian kerukunan umat
beragama adalah terciptanya suatu hubungan yang harmonis dan dinamis
serta rukun dan damai diantara sesama umat beragama di Indonesia, yakni
hubungan harmonis antarumat beragama, antara umat yang berlainan
agama dan antara umat beragama dengan pemerintah dalam usaha
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal
untuk bersama-sama membangun masyarakat sejahtera lahir dan batin.
Dalam penelitian ini kerukunan hidup umat beragama tidak mencakup
dalam pengertian luas, melainkan kerukunan antara penganut agama Islam
dengan penganut agama Kristen. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang hubungan antara penganut Islam dengan penganut
Kristen di Kelurahan Taubueno, Kota Soe, Propovinsi Nusa Tenggara
Timur. Deskripsi ini meliputi bentuk-bentuk kerjsama (integrasi),
bentukbentuk pertentangan (konflik) dan bentuk-bentuk penyelesaian
(akomodasi). Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor yang menimbulkan konflik dan integrasi.
terbentuklah kelornpok-kelompok keagamaan tertentu. Apabila dalam
kehidupan masyarakat terdapat beberapa pemeluk agama yang berlainan,
maka akan terbentuklah pula kelompok-kelompok keagamaan yang
berbeda-beda. Terbentuklah kelornpokkelompok keagamaan ini adakalanya
timbul dan berkembang secara alamiah dan adakalanya karena sengaja
dibentuk. Masing-rnasing kelompok keagamaan ini mempunyai kegiatan
yang tidak hanya dalam aspek peribadatan saja, melainkanjuga dalam aspek
sosial, pendidikan, ekonomi dan politik. Kelompok-kelornpok keagamaan
itu saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain, hubungan ini
merupakan suatu proses sosial yang di dalamnya terdapat proses hubungan
antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok dan
antara kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Proses
sosial ini merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Hubungan
timbal balik tersebut dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yang menurut
Kimbal Young terdiri dari empat macam yaitu : kerjasama, persaingan,
pertentangan atau pertikaian dan akornodasi.' Kerjasama merupakan suatu
bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat persekutuan antara orang
per orang atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Kerjasama dapat terjadi karena orientasi individu terhadap kelompoknya
sendiri atau kelompok lain.Menurut CH Cooly kerjasama akan timbul
apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang
sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan itu.Salah
satu bentuk kerjasama yang bersifat tradisional dan sudah melembaga
dalam kehidupan masyarakat adalah gotong royong. Aktifitas gotong
royong dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni gotong royong
menolong dan gotong royong kerja bakti yang keduanya dapat diamati
dalam kehidupan masyarakat. Kerjasama ini akan menimbulkan asimilasi
yaitu suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha mengurangi
perbedaan yang terdapat pada perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dan juga berusaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan
proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan
bersama. Proses asimilasi akan timbul bila ada:
l) kelompok manusia yang berbeda kebudayaan;
2)orang perorang sebagai warga kelornpok-kelompok itu saling bergaul
secara langsung
3) kebudayaan kelompok,kelompok manusia tersebut masing-rnasing
berubah dan saling menyesuaikan diri.? Persaingan merupakan suatu
perjuangan sosial yang dilakukan oleh individu (orang per orang) atau
kelompok untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara damai atau tidak
dengan kekerasan.'" Persaingan berpotensi ke arah pertikaian atau
pertentangan, namun dapat pula mendorong untuk saling bekerjasama.
4. Hasil penelitian A. Kegiatan Kelompok Keagamaan
Dalam tulisan ini dikemukakan berbagai macam kegiatan kelompok atau
komunitas keagamaan, yaitu kelompok Islam dan Kristen di Kelurahan
Taubueno. Kegiatan dimaksud meliputi kegiatan peribadatan, kegiatan
sosial keagamaan dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Kegiatan sosial keagamaan Di dalam kehidupan beragama kelompok
Kristen di Kelurahan Taubueno, terdapat dua jenis organisasi sosial
keagamaan, yakni berupa organisasi sosial keagamaan dan pendidikan
agama. Di dalam gereja EFATA terdapat organisasi sosial keagamaan
bemama majlis gereja. Majlis gereja terdiri atas beberapa unsur yaitu
pendeta, penetua, diakon dan pengajar atau guru agama. Masing-masing
memiliki tugas dan wewenang tertentu. Dilingkungan kelompok Kristen,
terdapat beberapa jenis organisasi sosial keagamaan, yang disebut dengan
rukun. Setiap rukun memiliki susunan kepengurusan, meliputi ketua,
sekretaris, bendahara dilengkapi dengan seksi-seksi seperti seksi sosial,
ketrampilan, kesenian dan sebagainya. Rukun-rukun atau organisasi sosial
keagamaan tersebut meliputi rukun perempuan, rukun laki-laki, rukun
remaja, dan rukun anakanak. Satu unit rukun beranggotakan antara IS
sampai dengan 35 kk. Di dalam kehidupan beragama Kristen terdapat
pendidikan keagamaan yang diperuntukkan bagi anak-anak dan remaja.
Pendidikan tersebut bemama pelayanan anak dan remaja disingkat PAR.
Keseluruhan PAR yang dibina oleh gereja ini berjumlah ± I 00 buah. Di
samping PAR, gereja membina pula pendidikan katekisasi, yaitu pemberian
pelajaran agama Kristen kepada remaja sebelum ditahbiskan menjadi
anggota sidi atau orang yang sudah dewasa dalam iman.

B. Pola Kerjasama 1. Bentuk kerjasama Kerjasama merupakan suatu


bentuk sosial yang di dalamnya terdapat persekutuan antara satu orang per-
orang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Data yang
ditemukan di lokasi penelitian menunjukkan adahya pola kerjasama pada
bidang sosial keagamaan, dan bidang sosial kemasyarakatan. Berikut ini
dikemukakan pola kerjasama yang terdapat di masyarakat Kelurahan
Taubueno, antara kelompok Islam dan Kristen dalam bidang tersebut. a.
Bidang sosial keagamaan Di bidang sosial keagamaan terdapat beberapa
bentuk pola kerjasama yaitu kerjasama pada peringatan hari-hari besar
Islam, peringatan hari-hari besar Kristen dan kerjasama pada pembangunan
tempat ibadah. Peringatan Hari-Hari Besar Islam Peringatan hari besar Idul
Fitri selalu diselenggarakan pada setiap tahun, oleh takmir Sabilil Muttaqin
bersama umat Islam dan non Islam atau Kristen di seluruh Kelurahan
Taubueno. Dalam pelaksanaan halal bihalal untuk memperingati hari ray a
Idul Fitri, takmir masjid membentuk suatu kepanitian agar pelaksanaan
peringatan berjalan dengan lancar. Pelaksanaan halal bihalal
diselenggarakan di halaman masjid Sabilil Muttaqin dengan mendirikan
sebuah tenda yang dilengkapi dengan meja dan kursi. Pada saat
menyiapkan perlengkapan tersebut, para bapak dan remaja Kristen
berpartisipasi membantu. Halal bihalal dilaksanakan pada malam hari, di
mulai kurang lebih jam delapan. Dihadiri oleh para muslimin yang terdiri
atas para bapak, ibu, remaja dan anak-anak serta warga Kristen yang
bertempat tinggal di sekitar masjid Sabilil Muttaqin. Pengelolaan hewan
kurban diselenggarakan pada setiap tahun di masjid Sabilil Muttaqin.
Hewan kurban diterima dari warga muslim dari dalam dan luar kelurahan
ini. Daging hewan kurban didistribusikan kepada warga muslim di
kelurahan ini dan sebagian warga Kristen yang bertempat tinggal di sekitar
masjid Sabilil Muttaqin. Pada hari raya Idul Adha tahun 2007 panitia
pengelolaan kurban menerima hewan kurban berupa 5 ekor sapid dan 8
ekor kambing. Peringatan Hari Besar Kristen Setiap harihari besar Kristen,
umat Kristen di Kelurahan Taubueno selalu menyelenggarakan atau
merayakannya dengan mengikuti kebaktian di gereja. Dalam merayakan
hari raya natal, disamping mereka merayakan di gereja, mereka merayakan
pula dirumah masing-masing dengan cara menghias rumahnya dengan
pohon natal, dan aksesoris Iainnya serta menyediakan berbagai makanan
kecil untuk menjamu tamu-tamunya. Pada hari raya tersebut sesama
keluarga Kristen saling mengunjungi. Begitu pula sebagian warga muslim
yang bertetangga dengan warga Kristen mereka mengunjungi untuk ikut
berbagi kebahagiaan. Namun dalam merayakan natal yang diikuti dengan
kebaktian yang diselenggarakan di suatu keluarga, umat muslim tidak
diundang.
5 Pembahasan jurnal Akhir-akhir ini perhatian dan kesadaran umat manusia untuk menjaga dan
pembanding memelihara kelestarian lingkungan hidupnya semakin meningkat.
Kerusakan lingkungan hidup dewasa ini merupakan isu besar dan bersifat
global (mendunia), yang kini menjadi masalah yang semakin genting.
Dunia sedang menghadapi bahaya krisis ekologis. Artikel ini bertujuan
untuk memaparkan sikap etis-teologis Gereja dalam menyikapi isu tentang
lingkungan hidup dewasa ini menjadi isu yang sangat krusial untuk
diperhatikan. Adapun pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah
penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif berdasarkan
Alkitab dan juga menggunakan penelitian kepustakaan dengan cara
menganalis literatur baik buku maupun jurnal yang membahas
permasalahan lingkungan hidup. Berdasarkan kajian etis-teologis diperoleh
kesimpulan bahwa, manusia adalah pengelola alam, dan pelestarian alam
adalah sebagai implementasi kasih kepada sesama. Dengan pemahaman ini,
diharapkan lingkungan hidup yang telah dipercayakan kepada manusia,
perlu dikelola secara bijak, bertanggungjawab dan seproduktif mungkin
untuk kepentingan dan kelangsungan generasi mendatang.
Melihat gentingnya kondisi ekologi seperti yang dideskripsikan di atas,
lalu, apa yang menjadi tanggung jawab Gereja; apa kontribusi yang dapat
diberikan terhadap permasalahan terjadinya kerusakan alam, lingkungan
hidup yang berdampak pada pemanasan global? Jelas bahwa ancaman
pemanasan global bukan hanya pada ―alam‖ saja, tetapi pada seluruh
ciptaan, di mana gereja merupakan bagian di dalamnya. Gereja
memperoleh panggilan dan harus menjalankan panggilan tersebut, yaitu
mengemban mandat kultural atau mandat pembangunan untuk memelihara
ciptaan bagi kesejahteraan kehidupan umat manusia. Kenyataan ini telah
mendorong diadakannya penelitian terkait sikap etis-teologis gereja
terhadap kerusakan alam, karena hal tersebut merupakan tanggung jawab
bersama semua umat manusia. Gereja mengemban mandat yang ganda dari
Allah, yaitu mandat Penginjilan, dan mandat budaya. Mandat Penginjilan
ini sifatnya khusus dan eksklusif, artinya hanya diperuntukan bagi Gereja
saja untuk mewartakan kabar keselamatan dalam Kristus melalui
pemberitaan Injil. Tidak ada keselamatan di luar Kristus. Keyakinan ini
bersifat final dan absolut.
Dengan keyakinan tersebut, maka Penginjilan tidak akan pernah berakhir
sampai kedatangan Kristus yang kedua kali nanti.8 Mandat Penginjilan ini
seperti tertulis di Matius 28:19-20; Markus 16:15-16; Lukas 24:47;
Yohanes 20:21 dan Kisah Para Rasul 1:8. Setelah Yesus menang atas kuasa
maut (bangkit dari kematian), sebelum naik ke surga, Dia mengutus
(memberi mandat) pada Gereja untuk memberitakan Injil. Gereja harus
menaati perintah/mandat Penginjilan (Amanat Agung) tersebut untuk
memberitakan Injil Yesus Kristus kepada segala suku bangsa.9 Namun, itu
bukanlah sebagai satu-satunya perintah yang Tuhan Yesus berikan kepada
gereja-Nya. Tuhan Yesus memerintahkan manusia untuk saling mengasihi.
Injil Sinoptik mencatat, bahwa Tuhan Yesus mengutip Perjanjian Lama.
Imamat 19:18,‖Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri‖ (band.
Mat.22:39; Mrk.12:31; Luk.10: 27).10 Dengan kata lain, Gereja sebagai
institusi maupun orang Kristen secara individual perlu turut serta
berpartisipasi untuk menjaga, memiliki dan menghargai serta memelihara
kelestarian lingkungan hidup, dan itu merupakan salah satu contoh konkret
wujud mengasihi sesamanya.
Sedangkan mandat budaya adalah bersifat umum, yakni merupakan
tanggung jawab sosial semua orang tanpa kecuali termasuk orang Kristen
di dalamnya. Mandat budaya ini telah diberikan oleh Allah kepada Adam
dan Hawa sejak di taman Eden. Allah memberi perintah kepada manusia
untuk menjaga dan memelihara kelestarian ciptaan-Nya. Hal ini juga demi
terpeliharanya kelangsungan hidup manusia itu sendiri dan keturunannya di
masa mendatang. Gereja mempunyai tanggung jawab etis yang universal
terhadap ciptaan Allah, yaitu alam (ekologi). Menurut Yuono, di dalam
ekologi, diyakini bahwa sistem alam (ekosistem) dan sistem sosial saling
berhubungan. Manusia berada dalam sistem sosial (yang di dalamnya
mencakup nilai, cara berpikir, paradigma, pengetahuan, ideologi, dan lain
sebagainya) dan juga berada dalam ekosistem (yang terdiri dari air, tanah,
udara, flora, fauna, alam, dan lain.
Gereja perlu pula menggalang kerja sama dengan pemerintah, organisasi
masyarakat swasta dan golongan beragama lain dalam mengkaji,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan cinta lingkungan secara
bersama, baik pada aras nasional maupun regional dan lokal sesuai dengan
kebutuhan di daerah masing-masing. Kerja sama ini didasarkan atas
kesadaran bahwa persoalan lingkungan bukan masalah kelompok tertentu,
melainkan masalah bersama umat Manusia tanpa terkecuali. Bekerjasama
untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis dan seimbang dengan alam
sebagai bagian dari tujuan kehidupan.
Sedangkan partisipasi Gereja (lembaga) secara tidak langsung, misalnya,
Gereja merencanakan dan mengorganisir program-program yang
bersangkut paut dengan kegiatan cinta lingkungan (sesuai dengan kondisi
lingkungan masing-masing), seperti gerakan kebersihan, gerakan
penghematan, gerakan daur ulang sampah, dan sebagainya. Tujuan
gerakan-gerakan ini adalah untuk penyadaran tentang pentingnya
kelestarian alam, mengajak umat membudayakan gaya hidup yang ramah
terhadap alam, tidak serakah/rakus, materialisme, dsb), dalam menjaga dan
mengusahakan keberlangsungan atau kelestarian alam keharmonisan
manusia dengan lingkungan hidupnya.
6 Kesimpulan Pada jurnal utama dapat disimpulkan Dalam komunitas Kristen dan
Islam di kelurahan ini terdapat pola kerjasama, dan konflik antar kelompok
yaitu kelompok Islam dan kelompok Kristen. Data yang ditemui dilokasi
penelitian menunjukkan adanya pola kerjasama di bidang sosial
keagamaan, dan bidang sosial kemasyarakatan. Di bidang sosial
keagamaan, terdapat pola kerjasama pada penyelenggaraan peringatan hari-
hari besar agama serta pembangunan tempat ibadah. Kerjasama di bidang
sosial kemasyarakatan berbentuk kerja bakti lingkungan, tempat ibadah,
bhakti sosial dan kerjasama dalam penyelenggaraan upacara keluarga.
Berbagai kerjasama baik di bidang sosial keagamaan, maupun sosial
kemasyarakatan telah memola pada kehidupan masyarakat di Kelurahan
Taubueno. Hal yang mendasari terjadinya kerjasama yang baik tersebut
antara lain karena factor ajaran agama dan kesamaan budaya nasional.
Namun demikian, antara komunitas Islam dan Kristen di kelurahan ini
pemah pula terjadi konflik.
Pada jurnal pembanding dapat di simpulkan bahwa Berdasarkan analisis
etis-teologis maka dapat disimpulkan, pertama: manusia adalah penatalayan
alam. Kelestarian alam, baik air, udara, tanah maupun tumbuh-tumbuhan
adalah kebutuhan vital bagi kehidupan manusia dan manusialah yang harus
bertanggungjawab mengelolanya secara benar dan bijaksana. Kedua,
pelestarian alam sebagai implementasi kasih kepada sesama. Kerusakan
alam, lingkungan hidup adalah tanggung jawab semua orang. Semua umat
manusia terpanggil untuk memulihkan dan melestarikan alam ciptaanNya,
sehingga hubungan keduanya (manusia dan alam) adalah hubungan yang
saling menguntungkan. Tidak ada satu orang manusia pun di dunia ini yang
dapat ―merasa‖ bebas dari tanggung jawab atas kelestarian alam. Karena
itu, Gereja harus turut ambil bagian dalam upaya preventif/pencegahan
maupun penanggulangan masalah lingkungan hidup. Pelayanan Gereja
tidak boleh dipersempit hanya pada pemenuhan kebutuhan spiritual atau
keselamatan jiwa belaka (mandat Penginjilan), tetapi juga mandat kultural
atau mandat pembangunan, yaitu kepedulian pada alam, lingkungan hidup
sebagai bentuk pengucapan syukur kepada Allah Sang Pencipta, dan
sekaligus sebagai implementasi kasih kepada sesama. Itulah sebabnya,
orang Kristen bertanggungjawab memelihara dan menjaga dunia alam;
menciptakan suatu lingkungan hidup yang bersih dan sehat serta nyaman
dihuni untuk kehidupan masa kini dan juga generasi mendatang. Gereja
perlu berjejaring dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun non-
pemerintah, para tokoh agama, pemuka masyarakat untuk lebih intensif
menghimbau dan mengajak kepada para pengusaha dan juga masyarakat
untuk bersama-sama lebih mementingkan perhatiannya dalam menjaga dan
merawat kelestarian alam dan lingkungan hidup disekitarnya, demi
kelangsungan dan kemaslahatan generasi mendatang

Anda mungkin juga menyukai