Anda di halaman 1dari 8

Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja

TOLERANSI ANTARA DENOMINASI GEREJA SEBAGAI WUJUD


PERSAHABATAN DI LEMBANG MA’DONG

Yustiani sanda
Institut Agama Kristen Negeri Toraja
yyustianisanda@gmail.com

Abstract

Lembang Ma'dong, Dende Denpiku District Toraja Utara has two different churches
including the Toraja Church and the Pentecostal Church which is 70%: 30%. This study
aims to (1) understand how important it is to live with tolerance between the Lembang
Ma'dong people who have different church denominations. (2) To find out the social impact
in an environment that has different church denominations. The results showed that
normatively the basic values that form the basis for the formation of tolerance between
churches are religious and cultural values. Meanwhile, empirically, it consists of human
values, nationalism, history, exemplary and patient values. Manifested in friendship that
lives side by side together, participates in community activities.
Keywords: Tolerance, Church Dominance as a Form of Friendship

Abstrak

Lembang Ma’dong, Kecamatan Dende Denpiku Toraja Utara memiliki dua Gereja
yang berbeda diantaranya Gereja Toraja dan Gereja Pentakosta adalah 70% : 30%.
Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk (1) Memahami bagaimana pentingnya hidup
bertolerasi antara masyarakat lembang Ma’dong yang memiliki denominasi gereja yang
berbeda. (2) Untuk mengetahui dampak sosial dalam lingkungan yang memiliki denominasi
gereja yang berbeda. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara normatif nilai-nilai dasar
yang menjadi landasan terbentuknya toleransi antara Geraja adalah Nilai Agama dan
Budaya. Sedangkan secara emperik terdiri atas nilai kemanusiaan, nasionalisme, historis,
keteladanan dan nilai kesabaran. Terwujud dalam Persahabatan yang hidup berdampingan
bergotong-royong, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
Kata Kunci: Toleransi, Dominasi Gereja sebagai Wujud Persahabatan
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja

Pendahuluan

Manusia adalah mahluk social, mahluk yang selalu membutuhkan kehadairan orang lain di
dalam hidupnya. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa ada orang lain. Seperti toleransi
berjemaat antara denominasi gereja di Lembang Ma’dong, yang hidup saling
berdampingan. Keterbukaan gereja untuk mau terlibat dengan masyarakat setempat lewat
itu berpartisispasi memperhatikan ingkungan maupun warga masyarakat yang
membutuhkan bantuan, menunjukan respon positif terhadap perbedaan lewat saling
memahami bagaimana perbedaan ibadah yang di lakukan di lembang Ma’dong.

Perdamaian anatara gereja denominasi yang berbeda menunjukan di dalamnya ketulusan


dan sikap sungguh-sungguh mau menerima dan menghargai yang berbeda tidak
memaksakan keyakinan doktrin dan pendapat sendiri dan menghargai ciri khas dan
keunikan gereja denominasi lain. Karena itu gereja sebaiknya terus mengingatkan segalah
usaha yang telah di lakukan guna menjadi gereja yang berdampak dan bisa selalu menajadi
partner bagi kehidupan Bersama- sama dengan gereja denominasi lain.

1. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk memahami bagaimana pentingnya hidup bertolerasi antara masyarakat
lembang Ma’dong yang memiliki denominasi gereja yang berbeda.
2. Untuk mengetahui dampak denomiansi gereja yang yang beragam atau berbeda.
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja
Metode Penelitian
Penelitian ini termaksuk jenis kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang
bertujuan untuk mengetahui informasi secara benar dan mendalam tentang berbagai
kondisi yang ada dan konteks yang muncul di masyarakat Lembang Ma’dong sehingga
dapat memberikan nilai tambah pada pengetahuan khususnya antara masyarakat
lembang Ma’dong yang memiliki denominasi gereja yang berbeda. Masyarakat
lembang Ma’dong merupakan daerah yang memiliiki penduduk yang heterogen
khusunya Gereja Toraja dan Gereja Pentakosta.
Nilai-nilai yang diteliti yaitu nilai-nilai yang mendasari sikap toleransi antara
denominasi gereja sebagai wujud persahabatan di lembang Ma’dong baik dari normatif
maupun emperik. Bentuk toleransinya dapat ditunjukan dalam kegiatan bersama atau
hubungan kerja sama antara jemaat gereja Toraja dan Jemaat Gereja Pentakosta yang
menjunjung nilai tertinggi yaitu mengasihi, yang dalam mengasih ini mereka tidak
membeda-bedakan karena mereka saling membutuhkan dan hidup berdampingan
untuk satu-kesatuan dan hidup dalam kerukunan.

2. Pembahasan

Dalam kehidupan bertoleransi di lembang Ma’dong masih sangat kental. Termasuk dalam
hidup saling berdampingan denga gereja denominasi lain. Yang pada dasarnya di sana
mayoritas gereja Toraja, tetapi mampu berdampingan dengan gereja denominasi lain yang
memiliki cara beribadah yang berbeda.

Gereja bukanlah semata-mata hanya gedung belaka tetapi lebih merujuk kepada
persekutuan umat beriman, institusi sosial adalah lembaga yang mengatur tentang tata
cara ataupun prosedur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia serta
memiliki tujuan untuk menciptakan keteraturan dalam masyarakat demi kondisi atau
suasana hidup yang lebih baik.

Berbicara mengenai toleransi maka dapat dikatakan bahwa setiap daerah di Indonesia
memiliki toleransi denominasi gereja yang berbeda yang diakui oleh masyarakat yang ada
di daerah itu sendiri. Toleransi tersebut merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
keyakinan, seni, susila, hukum adat, serta setiap kecakapan dan kebiasaan yang dilakukan
dalam suatu masyarakat. Dalam toleransi denominasi gereja yang berbeda tersebut
memiliki pandangan yang berbeda masing-masing Gereja . Walapun memiliki perbedaan
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja
dalam tata cara beribadah tetapi mampu menjadikan perbedaan denominasi gereja itu
sebagai persahabatan antar berbagai gereja di Lembang ma'dong.1

Di dalam Alkitab Ualangan 1-3 Takut akan Tuhan adalah salah satu aspek bagaimana
manusia bisa saling menghargai toleransi di dalam denominasi gereja yang berdeda.

Takut akan Tuhan harus nampak dari sikap Hidup yang setia berpengan(memelihara,
menjaga, memperhatikan, menyimpan memegang, mengikut, mempelajari, melakukan)
segalah perinta( ketetapan dan peraturan) Allah. Semua perinta ini merupakan pernyataan
dari Allah dan persyaratan perjanjian-Nya. Karena itu. Umat Israel di panggil bukan hanya
mendengar, tetapi juga melakukan segalah perinta Allah (Ay.3). Frasa “seumur hidupmu”
(Ay. 2), yang secarah harfiah berarti “ seluruh hari-harimu”, merupakan penekanan pada
gaya Hidup ketaatan sehari-hari, bukan hanya pada periode beribadah atau hari raya tahun
tertentu. Iman Alkitabiah adalah iman pertobatan yang di ikuti oleh iman dan pertobatan
gaya hidup ayat 3 merupakan buah hidup Takut akan Tuhan. Ungkapan “suoaya baik
keadaanmu” merupakan kesinambungan dari kesejahteraan Israel selama tinggal di
negeri Anugerah Allah sejauh mereka tetap taat pada perinta Tuhan juga ungkapan
selanjutnya “berlimpa-limpa susu dan madu” adalah lambang kemakmuran di mana
“gandum dan madu” (band Ul 11:9;26:9, 15;31:20), di sebutkan sebagai perlambang berkat
yang di berikan kepada umat yang taat kepadanya. 2

Pentingnya pendidikan Agama Kristen sebagai dasar pertumbuhan kerohanian Anak.


Sebagai dasar bertoleransi terlebih dahulu di mulai dari dalam keluarga. Keluarga Kristen
atau rumah tangga Kristen Adalah bagaian kecil dari persekutuan jemaat yang terdiri dari
Orang Tua, anak dan anggota keluarga lainnya. Orang Tua mengemban Tugas sebagai
penanggung jawab dalam keluarga sebagai pengasuh . Keluarga Kristen adalah penberian
Tuhan yang tak ternilai harganya yang memegang peran dalam pendidikan Agama Kristen
lingkungan Keluarga adalah dasar pertama dan terutama dalam penanaman nilai-nilai
iman Kristen terhdap anak-anak dalam rangka mempersiapkan generasi yang memiliki
kualitas iman demi perkembangan kepribadian orang lain. 3

 Persahabatan menurut Jurgen Moltmann

Sebuah ide popular dan di kenal luas mengatakan bahwa manusia adalah mahluk social
yang senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain. Manusia tidak bisa hidup tanpa orang
1
Daniel fajar Panuntun, Misi Apologetika Kristen Online di era Deruspsi, ( STAKN TORAJA, 2019), 1.
2
Joni Tapingku, Menabur pengajaran, menuai perkenanan Tuhan Menurut Ulangan 6:1-25, (STAKN Toraja, 2014),
3
Jariah, Pentingnya Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga sebagai dasar Pertumbuhsn Rohani Anak, (STAKN
Toraja, 2014, ), 43.
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja
lain. Sementara jozef pieniazek mengatakan “ Manusia menjadi menjadi manusia melalui
manusia lain.(Dalam Baghi, 2020, hal. Vi) hal ini bukanlah sesuatu yang baru, tetapi isu
antara orang lain atau liyan masih menjadi diskursus yang menarik dalam studi ilmu
social dan teologi. Hal ini paling tidak di buktikan dengan lewat sejumlah Tulisan yang
mengangjat isu tentang tentang yang lain (the other). Bahkan isu tersebut juga menjadi
concern parah Filsuf besar mulai dari Derrida , Levinas, hingga Julia Kristeva. ( Derrida,
2005; Kristeva 1991; Levinas, 2000.)

Artikel ini berupaya menyorot “ yang lain” sebagai entitas yang yang tidak terpisahkan
dari hidup seorang atau masyarakat, termasuk gereja dalam konteks persekutuan dengan
“yang lain” ide tentang persekutuan atau koinoia akan mengingatkan pembaca kepada
pemahaman klasik mengenai Tritunngal panggilan gereja yaitu kesaksian (marturia),
persekutuan (koinoia), pelayanan (diakonia). Persekutuan atau koinonia merupakan salah
satu bukti bahwa umat manusia membutuhkan perjumpaan dengan yang lain.

Dalam buku berjudul Trinity and the Kongdom, Moltmann mengajukan tesis bahwa
monoseisme dapat mengarah ke mornaskisme. Oleh sebab itu , Moltman menyebut bahwa
gereja dapat memakai perspektif Trinitarian dari Doktrin Trinitas Guna mengatasi Politik
monoteisme karena monoteisme agama dapat berkembang menjadi monoteisme politik
dan, dan menjadi absolutism. ( Moltmann, 1993).

Persahabatan yang terbuka, termasuk kepada yang lain. Dalam bukunya, Theology of hope.
Moltmann menyebut pentingnya gereja memperlakukan yang lain “ Gereja Tidak hadir
untuk dirinya sendiri”, melainkan ia ada untuk orang lain. Ini adalah gereja Allah yang di
mana ia adalah gereja yang hadir untuk dunia. ( Moltmann, 1975, hal. 327). 4

 Tranformasi Spritual dan Sosial Dalam mewujudkan pesahabatan anatara


denominasi gereja

Pada dasarnya manusia adalah mahluk hidup yang sangat kompelks. Kompleksitas itu
Nampak dari begitu banyak kebutuhan yang haris di penuhi oleh manusia. Menurut
Abaraham Maslow menunjukan dalam teorinya bahwa manusia memiliki lima kebutuhan
dasar yang harus di penuhi sebagai bentuk usaha untuk mempertahankan keseimbangan
fisiologis dan psikologis. Lima kebutuhan dasar manusia tersebut adalah Fisiologos,
keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Melalui teori maslow tersebut terlihat

4
Yohane Krismantio, Kritik dan tawaran Jurgen Moltmann (Jurna teology Kristen, 2020) 105-109.
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja
bahwa kebutuhan manusa tidak melulu berurusan denga hal-hal material namun manusia
juga memerlukan pemenuhan kebutuhan yang bersifat spiritual .

Injil dan dampaknya bagi Transformasi spiritual. 5 Alkitab secara jelas menunjukan fakta
keadaan spiritual manusia ketika ketika hidup di luar injil. Pertama, semua manusia terlah
berbuat dosa sehingga pasti akan menghadapi hukuman( Rom. 3:23; 6:23). Sebab manusa
sudah tidak dapat menghindarinya sebab pada dasarnya tidak ada satupun manusia yang
benar di hadpan Allah(Rom 3:13). Dosa telah mengakibatkan kerusakan total pada
manusia. Yesus tela di tentukan menjadi jalan perdamaian bagi penebusan dosa-dosa
manusia (Rom 3:23-25). 6

 Dampak Beragam Denominasi Gereja

5
David Eko Setiawaan. Dampak Injil Bagi Transformasi Spritual dan social. (BIA’, 2019), 83.
6
David Eko Setiawaan. Dampak Injil Bagi Transformasi Spritual dan social. (BIA’, 2019),87.
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja
Sebagian orang memandang keberadaan beragam denominasi sebagai sesuatu yang
buruk, Denominasi adalah produk Iblis. Begitu kira-kira yang ada dalam pikiran mereka.

Sikap negatif terhadap beragam denominasi biasanya dikaitkan dengan dua hal. Pertama,
banyak denominasi baru muncul akibat konflik. Perpecahan dipandang sebagai esensi
denominasi. Kedua, banyak denominasi berarti tidak ada kesatuan. Seandainya gereja
bersatu, tentu tidak akan ada berbagai denominasi tersebut. kita perlu mengikis stereotipe
negatif yang biasanya muncul dari sikap menyamaratakan. Tidak semua denominasi
muncul dari sebuah konflik. Tidak semua kemunculannya adalah dosa. Beberapa para
penggagas denominasi yang baru merasa bahwa ada area pelayanan lain yang perlu
dijangkau, tetapi upaya itu tidak mungkin bisa dilakukan karena kondisi dan keterbatasan
denominasi yang sudah ada. Setiap denominasi memang memiliki keunikan, baik dalam hal
tradisi, potensi, maupun visi dari Tuhan. Penambahan suatu denominasi seringkali justru
bersifat komplimentaris (melengkapi). Stigma populer lain yang perlu dikaji ulang adalah
kualitas perbedaan di antara berbagai denominasi yang ada. Kita tidak boleh
membayangkan bahwa denominasi-denominasi yang ada memiliki perbedaan lebih banyak
dan lebih esensial daripada kesamaan-kesamaan di antara mereka. Jika kita mencoba
mendalami karakteristik masing-masing denominasi, kita akan mendapati hal yang
sebaliknya. Sebagai contoh, hampir semua denominasi yang ada menerima poin-poin
theologi dalam Pengakuan Iman Rasuli, terlepas dari mereka membacakannya secara rutin
di dalam ibadah atau tidak.

Selain mengikis stigma-stigma negatif yang lahir dari sikap menyamaratakan, kita
juga perlu memahami karakteristik kesatuan Kristiani.  Kesatuan yang diajarkan di dalam
Alkitab bukanlah secara organisatoris. Kesatuan kita adalah kesatuan di dalam iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah (Ef 4:13). Selama seseorang mengakui Yesus
Kristus sebagai Tuhan, dia adalah bagian dari gereja universal (1 Kor 1:2; Rm 10:9-10).
Perbedaan organisasi tidak identik dengan perpecahan. Yang mempersatukan kita bukan
nilai-nilai organisasi, melainkan iman dan pengetahuan tentang Kristus. 7

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis menyimpulkan bahwa nilai-
nilai dasar yang menjadi landasan terbentuknya toleransi antara denominasi gereja dalam
7
https://rec.or.id/article_698_beragam-denominasi-gereja
Paper kuliah Metode Penelitian I – IAKN Toraja
wujud persahabatan di Lembang Ma’dong terdapat pada nilai agama dan budaya
(Normatif). Terbentuknya toleransi antara denominasi gereja secara (emperik) meliputi :
Nilai Kemanusiaan, nilai nasionalisme, nilai historis, nilai keteladanan dan nilai kesabaran.
Dan Pada dasarnya manusia adalah mahluk hidup yang sangat kompelks. Kompleksitas itu
Nampak dari begitu banyak kebutuhan yang haris di penuhi oleh manusia.
Persahabatan yang terbuka, termasuk kepada yang lain atau berbeda dalam konteks
dominasi gereja. Moltmann menyebut pentingnya gereja memperlakukan yang lain “ Gereja
Tidak hadir untuk dirinya sendiri”, melainkan ia ada untuk orang lain. Ini adalah gereja
Allah yang di mana ia adalah gereja yang hadir untuk dunia. Setiap manusia pun di tuntut
untuk terus Takut akan Tuhan sehingga memenuhi segala perinta Allah di dalam dunia.
Selain saling menghargai antara manusia di dalam dunia Juga patuh akan perintah Tuhan.

Referensi
Panuntun fajar Daniel. Misi apoligetika Kristen online di era derupsi, Toraja, STAKN Toraja.
2019.
Tapingku Joni. Menabur pengajaran, menuai perkenanan Tuhan menurut Ualangan 16: 1-
Arrang Jurnal Pendidikan Agama Kristen, Unit penelitian dan pengabdian Masyarakat
STAKN Toraja, 2014.
Jariah. Pentingnya Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga sebagai dasar pertumbuhan
Rohani Anak. Arrang Jurnal Pendidikan Agama Kristen, Unit penelitian dan pengabdian
Masyarakat STAKN Toraja, 2014.
Krismantio Krimantio, Kritik dan tawaran Jurgen Moltmann (Jurna teology Kristen, 2020).
Setiawan Eko david. Dampak Injil Bagi Transformasi Spritual dan social. (BIA’, 2019), 83.

https://rec.or.id/article_698_beragam-denominasi-gereja

Anda mungkin juga menyukai