PEMBELAJARAN BINA DIRI BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA
KATEGORI SEDANG DI SEKOLAH LUAR BIASA Oleh: Sri Haryadi, Pendidikan Luar Biasa arymadridista.99@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran secara rinci mengenai pembelajaran bina diri berpakaian pada dua anak tunagrahita kategori sedang di SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah dua anak tunagrahita kategori sedang SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Langkah- langkah dalam analisis data yaitu melalui 3 tahapan antara lain menyiapkan data, tahap pemeriksaan data dan proses pembeberan data. Keabsahan data menggunakan triangulasi dengan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) persiapan pembelajaran bina diri berpakaian meliputi guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencakup perencanaan tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. 2) pelaksanaan pembelajaran bina diri berpakaian melalui 3 tahapan: a) pendahuluan: guru mengkondisikan siswa di kelas dan berdoa bersama-sama sebelum memulai pembelajaran. b) kegiatan inti: guru menyampaikan materi yang terdiri dari memakai baju dan celana, yang terdiri dari memakai baju, mengancing baju, memakai celana dan meresleting celana, selanjutnya guru membimbing anak untuk mampu berpakaian. c) penutup: guru menanyakan kembali materi yang telah dipelajari yang meliputi memakai baju, mengancing baju, memakai celana, dan meresleting celana, guru kemudian mengakhiri aktivitas pembelajarannya dengan mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama. 3) Evaluasi pembelajaran bina diri berpakaian pada anak tunagrahita meliputi evaluasi tes dan non tes. Kata kunci : Pembelajaran, bina diri berpakaian, anak tunagrahita LEARNING DEVELOPMENT OF SELF-DRESSING IN CHILDREN BY INTELECTUAL DISABILITY MEDIUM CATEGORY AT THE EXTRAORDINARY SCHOOL Abstract This study attempts to describe and illustrate in detail on learning of himself dressed in two children intelectual disability medium category in extraordinary school Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. The research is the descriptive qualitative approach .The subject of this study is two children intelectual disability medium category in extraordinary school Dharma Rena Ring II Yogyakarta. Data collection method used namely observation , interview, and documentation .Qualitative data analysis using a technique descriptive .Steps in for example through three data analysis stage among others prepared data, the stage examination data and the process of explanation data. The validity of data with using triangulation with the methods. The results showed that: 1) the preparation of learning self development dress includes a teacher Plan the Implementation of Learning which includes planning objectives, materials, methods, media, and learning evaluation. 2) the implementation of learning self development dressed through 3 stages: a) introduction: teacher to condition the students in the classroom and pray together. b) core activities: the teacher conveys the material consists of wearing a shirt and pants, which consist of wearing a shirt, snap shirt, wear pants and meresleting pants, then the teacher to guide the child to be able to dress. c) cover: teacher asking back the material that has been studied which includes wearing a shirt, snap shirt, wear pants, and meresleting pants. After reviewing the material that has been studied with the students, the teacher then terminates the activity of learning by asking students to pray together as a sign the expiration of the implementation of the learning development of self-dressing. 3) Evaluation of learning development of self-dressing in children with intelectual disability includes the evaluation of tests and non-test. Keywords : learning, development of self-dressing, children by intelectual disability.
PENDAHULUAN Secara harfiah kata tuna adalah merugi,
Anak tunagrahita merupakan anak yang sedangkan grahita adalah pikiran, dengan memiliki kecerdasan di bawah rata-rata yang demikian ciri utama dari anak tunagrahita terjadi pada saat masa perkembangan dan adalah lemah dalam berpikir atau bernalar. memiliki hambatan dalam penilaian adaptif. Kurangnya kemampuan belajar dan adaptasi 1267 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 8 No 12 Tahun 2019
sosial berada di bawah rata-rata (Muljono Target/Subjek Penelitian
Abdurrachman, 1994 : 19). anak tunagrahita Subjek penelitian dari penelitian ini kategori sedang memiliki keterbatasan adalah anak tunagrahita kelas IV di SLB C menerima pelajaran karena perhatiannya mudah Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dan beralih, kemampuan motorik yang kurang, dan guru kelas IV yang mengampu pembelajaran perkembangan penyesuaian diri yang terbatas. bina diri berpakaian di SLB tersebut. Oleh karena itu, layanan pendidikan yang Karakteristik anak berjenis kelamin laki-laki, diberikan pada anak memang lebih ditekankan berusia 10 tahun dan 11 tahun, kurang mampu pada pembelajaran non akademik agar anak berkomunikasi secara verbal dan mempunyai lebih memiliki kemandirian dalam mengurus gangguan perhatian yang mengikuti dirinya sendiri. pembelajaran bina diri berpakaian di sekolah. Salah satu program bina diri yang ada di SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta Prosedur adalah berpakaian. Pembelajaran bina diri Penelitian dilakukan dengan penyusunan berpakaian pada anak tunagrahita bertujuan proposal penelitian yang berdasarkan observasi untuk mengembangkan kemandirian anak awal di lapangan. Selanjutnya, setelah proposal dalam hal berpakaian terutama memakai baju selesai peneliti membuat instrumen pelaksanaan dan celana. Berdasarkan observasi yang dan melakukan pengumpulan data. dilakukan peneliti pada bulan September 2017, peneliti menemukan kasus subjek AR berusia Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan 10 tahun dan AN berusia 11 tahun, keduanya Data merupakan anak tunagrahita sedang kelas IV Pengumpulan data dilakukan dengan berjenis kelamin laki-laki, dengan karakteristik teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. AR, yaitu donwsyndrom, agresif dan pemarah Data penelitian diperoleh melalui teknik apabila diganggu, kurang berkomunikasi secara pengumpulan data yang digunakan disertai verbal dan mempunyai gangguan perhatian dengan pedoman observasi dan pedoman dalam mengikuti pembelajaran bina diri wawancara. Pengolahan data dilakukan sejak berpakaian di sekolah sedangkan karakteristik awal pengambilan data hingga akhir AN, yaitu mengalami gangguan pendengaran, pengumpulan data. Hasil olahan data disajikan motorik halusnya kurang, belum mampu ke dalam hasil penelitian. berbicara dengan baik, dan agresif apabila ganggu. Arti penting pembelajaran bina diri Teknik Analisis Data berpakaian bagi anak tunagrahita sedang adalah Data yang diperoleh dianalisis dengan untuk mengembangkan keberpakaianrian siswa cara reduksi data, pengambilan keputusan, dan dalam kemampuan diri berpakaian terutama keabsahan data. Data penelitian yang diperoleh memakai baju dan celana. di reduksi dengan cara merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya serta METODE PENELITIAN membuang hal yang tidak relevan dengan Jenis Penelitian tujuan dan masalah penelitian. Data penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang telah dibahas keterkaitannya antara tujuan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. dengan hasil penelitian, kemudian ditarik Penelitian deskriptif bertujuan mendeskripsikan kesimpulan sehingga dapat diketahui hasil dari atau memaparkan peristiwa-peristiwa urgen pembelajaran bina diri berpakaian pada anak yang terjadi pada masa kini (Nursalam, tunagrahita yang dilaksanakan SLB C Dharma 2003:85). Rena Ring Putra II Yogyakarta. Keabsahan data menggunakan triangulasi metode. Penerapan triangulasi metode yaitu Waktu dan Tempat Penelitian dengan menggunakan metode observasi. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Luar Peneliti melakukan pengamatan selama Biasa C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta pembelajaran bina diri berpakaian mengenai yang beralamat di Jl. Kusumanegara No.105 B, persiapan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran Umbulharjo, Daerah Istimewa Yogyakarta. dan faktor penghambat dalam pembelajaran Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan bina diri berpakaian pada anak tunagrahita. Februari-Maret 2019. Berdasarkan data hasil observasi yang telah Pembelajaran Bina Diri Berpakaian....(Sri Haryadi) 1268
diperoleh, kemudian peneliti melakukan adalah anak tunagrahita, penyampaian
kroscek dengan data hasil wawancara terhadap materi dan tujuan pembelajaran juga guru dan dokumentasi. sangat singkat lugas dan jelas. Pernyataan guru pada saat itu : “Anak-anak hari ini kita akan belajar HASIL PENELITIAN memakai baju dan celana’’. Sesuai hasil wawancara dengan guru kelas, bahwa pemberian program bina diri b. Kegiatan Inti berpakaian berdasarkan hasil pengamatan yang Kegiatan inti pembelajaran dilakukan guru. Yang mana subjek memang bina diri berpakaian pada anak membutuhkan pembelajaran bina diri tunagrahita adalah guru menyampaikan berpakaian agar kemampuan berpakaiannya materi yang terdiri dari : baik dan tidak bergantung kepada orang tua di 1) Anak memakai baju rumah ataupun dengan guru pada saat di 2) Anak mengancingkan baju sekolah. Pengamatan dilakukan pada awal 3) Anak memakai celana siswa masuk di sekolah tersebut dan dilakukan 4) Anak meresletingkan celana secara berkala pada setiap awal semester. Materi yang pertama Dari hasil wawancara dengan guru dan disampaikan adalah anak memakai observasi yang dilakukan oleh peneliti baju. Dalam pembelajaran ini guru berkaitan dengan pembelajaran bina diri menjelaskan kepada siswa bagaiman berpakaian pada Sekolah Luar Biasa C Dharma cara memakai baju dan celana Rena Ring Putra II Yogyakarta, maka dapat kemudian menyuruh siswa untuk peneliti sampaikan hasil pembelajaran bina diri mempraktekan terlebih dahulu kepada berpakaian dalam beberapa tahapan diantaranya seorang siswa, yaitu dengan cara pelaksanaan pembelajaran, metode memakaikan pakaian kepada salah satu pembelajaran, media pembelajaran, dan siswa sebuah pakaian. Setelah itu evaluasi pembelajaran. Adapun penjelasan dilanjutkan dengan cara tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai mengancingkan baju, dan langsung berikut: dipraktekan kepada salah satu teman 1. Pelaksanaan Pembelajaran mereka sebagai salah satu contohnya. Berdasarkan hasil observasi dan Kemudian guru menjelaskan wawancara yang dilakukan peneliti, tahapan – tahapan berpakaian dengan diperoleh data mengenai pelaksanaan cara mensimulasikan dengan sebuah pembelajaran bina diri berpakaian pada gerakan. Guru juga meminta siswa anak Tunagrahita di SLB C Dharma Rena untuk menirukan gerakan-gerakan guru. Ring Putra II Yogyakarta. Pelaksanaan Setelah selesai peralatan dimasukkan ke pembelajaran bina diri berpakaian sebuah wadah dan guru mengajak siswa dilakukan melalui langkah pembelajaran pergi ke kamar berpakaian untuk yang berupa pendahuluan, kegiatan inti, dan mempraktikkan berpakaian sesuai penutup/kegiatan akhir yang dapat tahapan-tahapan berpakaian. dideskripsikan sebagai berikut: Pada kegiatan inti selanjutnya a. Pendahuluan dari pembelajaran bina diri berpakaian Pembelajaran diawali dengan pada anak tunagrahita adalah guru mengkondisikan siswa di kelas. Setelah membimbing anak untuk siswa sudah terkondisikan selanjutnya mempraktikkan berpakaian sesuai guru mengucapkan salam. Kemudian dengan tahapan-tahapan berpakaian, setelah itu, guru mengajak para siswa sebagai berikut: untuk berdoa sebelum pembelajaran 1) Guru membimbing siswa untuk dimulai. Selanjutnya guru mengambil baju di atas meja. mengungkapkan materi pembelajaran 2) Guru membimbing siswa untuk tentang bagaimana mengenakan baju memakai baju. dan celana dan tujuannya agar anak 3) Guru membimbing siswa untuk mampu berpakaian dengan baik mengancing baju. sehingga anak dapat berpakaian dengan 4) Guru membimbing siswa untuk baik dan rapi. Karena peserta didiknya memakai celana. 1269 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 8 No 12 Tahun 2019
5) Guru membimbing siswa untuk meja lalu dia berusaha untuk
meresleting celana. memakainya namun dia mengalami 6) Guru meminta siswa untuk melepas sedikit kesulitan dalam pakaian dengan kata-kata mengenakannya kemudian guru yang jelas, dimulai dari baju membantu siswa tersebut untuk kemudian celana. Siswa belum memakainya. melakukan yang diminta guru, 2) Siswa mampu untuk membuka maka instruksinya diulang, seperti kancing baju tetapi masih sedikit “BUKA” instruksi pertama tidak dengan bantuan guru. dilaksanakan, guru 3) Pada saat siswa disuruh mengenakan celana mulai dari kaki menginstruksikan lagi “BUKA”, kiri atau kanan, awalnya belum setelah sampai tiga kali instruksi mampu namun setelah dibimbing siswa belum melakukan, guru oleh guru siswa dapat memberikan bantuan untuk melakukannya. membantu untuk membukakan baju 4) Siswa belum mampu untuk atau celana. membuka resleting celana sendiri, 7) Guru meminta siswa meletakkan kemudian setelah dibimbing oleh pakaian di meja. guru siswa mampu untuk membuka Dengan cara isyarat menunjuk dan mengancing resleting celana. pakaian siswa yang sudah Pada kegiatan akhir atau dilepas dan menunjuk meja yang penutup siswa mampu berpakaian ada di ruang kelas dan dengan baik dan rapi, kemudian mengatakan “LETAKAN BAJU pembelajaran diakhiri dengan DAN CELANA DIATAS MEJA”. berdoa bersama-sama. c. Kegiatan Penutup Kegiatan akhir dari 2. Metode Pembelajaran pembelajaran bina diri berpakaian Metode pembelajaran yang adalah guru menanyakan kembali direncanakan guru dalam tahap pelaksanaan kepada siswa materi yang sudah pembelajaran bina diri berpakaian pada dipelajari. Kemudian setelah itu anak tunagrahita adalah metode ceramah kegiatan pembelajaran ditutup dengan dan latihan. Metode ceramah digunakan berdoa bersama-sama yang dilakukan guru pada saat menyampaikan materi pembelajaran sedangkan metode latihan oleh siswa. digunakan guru pada saat mempraktikkan Berdasarkan hasil observasi berpakaian sesuai dengan tahapan-tahapan kemampuan anak tunagrahita pada saat berpakaian yang benar. mengikuti pembelajaran bina diri 3. Media Pembelajaran berpakaian diperoleh data bahwa pada Media pembelajaran dalam tahap pendahuluan : pembelajaran bina diri berpakaian pada 1) Siswa mampu dikondisikan apabila keadaan emosi stabil, namun anak tunagrahita yang dipersiapkan guru apabila tidak stabil siswa sering adalah menggunakan media konkrit yaitu asyik dengan aktivitas sendiri benda-benda nyata yang berupa peralatan seperti kadang-kadang sibuk yang digunakan yaitu baju dan celana. merapikan buku-bukunya. Alasan guru memilih media pembelajaran 2) Siswa terkadang mendengarkan menggunakan benda konkrit dikarenakan guru dengan baik, namun terkadang peserta didiknya adalah anak tunagrahita juga tidak memperhatikan gurunya yang mengalami gangguan perkembangan saat pembelajaran. downsyndrom, apabila menggunakan media Pada saat mengikuti tahapan yang konkrit atau nyata diharapkan akan kegiatan inti dari pembelajaran bina diri lebih mudah dipahami. berpakaian didapatkan hasil sebagai berikut : 1) Siswa mampu untuk mengenakan 4. Evaluasi Pembelajaran baju akan tetapi masih dengan Evaluasi pelaksanaan pembelajaran bantuan guru, terbukti saat guru bina diri berpakaian pada anak tunagrahita menyuruh siswa untuk memakai yang tersusun dalam suatu pembelajaran di baju “sini pakai bajunya ini!” siswa SLB C Dharma Rena Ring Putra II langsung mengambil baju di atas Yogyakarta berguna untuk mengetahui Pembelajaran Bina Diri Berpakaian....(Sri Haryadi) 1270
keberhasilan pembelajaran tersebut. bantuan dari orang lain.
Evaluasi yang digunakan guru berupa Pelaksanaan pembelajaran bina diri evaluasi tes dan non tes. Evaluasi meliputi berpakaian pada anak tunagrahita di SLB C sikap siswa saat mengikuti pembelajaran Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dan mengikuti semua instruksi dari guru, meliputi tahap persiapan, pelaksanaan serta serta kemampuannya melaksanakan evaluasi. Persiapan pembelajaran bina diri tahapan-tahapan pembelajaran bina diri berpakaian yang dilakukan guru kelas adalah berpakaian tunagrahita. Evaluasi tes menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan guru pada saat anak (RPP) yang mencakup perencanaan tujuan, mempraktekan cara memakai baju dan materi, metode, media, dan evaluasi celana. Evaluasi non tes digunakan guru pembelajaran yang dapat dijelaskan sebagai pada saat mengamati proses pembelajaran berikut: bina diri tunagrahita berlangsung kemudian 1. Tujuan Pembelajaran dicatat dalam sebuah buku. Tujuan pembelajaran yang Hasil dari evaluasi berguna untuk ditetapkan guru yang tercantum dalam meningkatkan pembelajaran, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah: memperbaiki hal-hal yang masih dianggap a. Siswa mampu memakai baju. belum berhasil atau belum mencapai target. b. Siswa mampu mengancing baju. Guru biasanya membuat catatan pada setiap c. Siswa mampu memakai celana. pembelajaran bina diri berpakaian d. Siswa mampu meresleting celana. tunagrahita dalam buku, jadi setiap selesai Tujuan pembelajaran diatas juga pembelajaran yang dilaksanakan kemudian sesuai dengan pernyataan Dodo & Lilis dicatat untuk mengetahui dan melihat (2013:61) yang mengatakan bahwa kemampuan siswanya dalam hal bina diri program bina diri memiliki tujuan antara berpakaian tunagrahita. lain mengenal cara bina diri dan melakukan Selain mencatat setiap kemampuan sendiri bina diri secara minimal. Cara bina yang dimiliki siswa, evaluasi pembelajaran diri yang dapat diberikan kepada anak ini juga dilakukan dengan rapat bersama tunagrahita kategori sedang diantaranya dengan orang tua siswa. Rapat biasanya adalah mengurus diri, merawat diri, dilakukan pada saat penerimaan rapor. menolong diri, berkomunikasi dan Dimana saat itu guru bersama dengan orang beradaptasi. Cara mengenalkan bina diri tua siswa membicarakan perkembangan kepada anak tunagrahita kategori sedang kemampuan pembelajaran siswa adalah dengan memberikan bimbingan tunagrahita. berupa pembelejaran dari beberapa poin PEMBAHASAN yang ada pada bina diri seperti mengurus Berdasarkan analisis data di atas, diri sendiri dapat berupa aktivitas pembelajaran bina diri berpakaian yang berpakaian yang berhubungan dengan diselenggarakan SLB C Dharma Rena Ring penampilan dan kerapian diri. Sedangkan Putra II Yogyakarta bertujuan untuk Melakukan sendiri bina diri secara minimal mengembangkan kemampuan dan kemandirian adalah bertujuan untuk membiasakan anak siswa dalam hal berpakaian dengan harapan agar mampu melakukan sendiri aktivitas anak sedikit demi sedikit mempunyai bina diri yang telah diajarkan di sekolah kemampuan berpakaian yang baik sehingga untuk dilakukan di rumah walaupun dapat mengurangi ketergantungannya dengan kegiatan yang dilakukan masih secara orang lain. Tujuan ini sama halnya dengan minimal. pendapat dari Sudrajat dan Rosida (2013:57) 2. Materi Tujuan bina diri ini diberikan pada anak Materi pembelajaran yang berkebutuhan khusus agar mereka mampu ditetapkan guru berdasarkan hasil melakukan kegiatan kebutuhan sehari-hari serta pengamatan terhadap anak tunagrahita tidak tergantung lagi pada bantuan orang lain adalah sebagai berikut: dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri a. Memakai baju mereka. Adanya bina diri anak berkebutuhan b. Mengancing baju khusus menjadi lebih tahu cara-cara melakukan c. Memakai celana kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan d. Meresleting celana hidup mereka sehari-hari tanpa harus menunggu 1271 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 8 No 12 Tahun 2019
Materi bina diri diatas sesuai benda-benda hidup, simulasi maupun
dengan yang diungkapkan oleh Sudrajat model, dan instruksional berprograman dan Rosida (2013:113-114), bahwa materi ataupun CAI (Computer Assisten bina diri meliputi kegiatan yang dilakukan Instruction). sehari-hari seperti tentang kebersihan 5. Evaluasi badan, makan dan minum, berpakaian, Evaluasi pembelajaran yang berhias, keselamatan diri dan adaptasi direncana kan guru dalam rangka terhadap lingkungan. untuk menilai kemampuan anak berpakaian 3. Metode sesuai tahapan-tahapan berpakaian adalah Metode pembelajaran yang dengan menggunakan evaluasi dengan direncanakan guru dalam tahap teknik tes dan non tes. persiapan pembelajaran bina diri Evaluasi tes dilakukan pada saat berpakaian pada anak tunagrahita adalah praktik berpakaian, apakah anak mampu metode ceramah dan latihan. Metode untuk memakai baju, mengancing baju, ceramah digunakan guru pada saat memakai celana, dan meresleting celana menyampaikan materi pembelajaran apa tidak. Sedangkan evaluasi non tes sedangkan metode latihan digunakan guru dilakukan dengan mengamati kemampuan pada saat mempraktikkan pelaksanaan anak pada saat proses pembelajaran bina pembelajaran bina diri berpakaian sesuai diri berpakaian kemudian setelah selesai dengan tahapan-tahapan berpakaian yang pembelajaran dicatat dalam sebuah buku benar. catatan. Metode ceramah dan latihan tersebut diatas juga selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Sudrajat dan Rosida SIMPULAN DAN SARAN (2013:96) yang menyebutkan bahwa ada Simpulan beberapa metode pembelajaran bina diri Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dapat digunakan anatara lain metode dan pembahasan mengenai pembelajaran bina ceramah, metode simulasi, metode tanya diri berpakaian di SLB C Dharma Rena Ring jawab, metode demonstrasi, metode Putra II Yogyakarta, maka dapat ditarik karyawisata dan metode latihan. kesimpulan sebagai berikut: 4. Media 1. Pembelajaran bina diri berpakaian yang Media pembelajaran dalam dilaksanakan SLB C Dharma Rena Ring pembelajaran bina diri berpakaian pada Putra II Yogyakarta memiliki tujuan umum anak tunagrahita yang dipersiapkan guru untuk mengembangkan kemampuan dan adalah menggunakan media konkrit yaitu kemandirian anak tunagrahita dalam hal benda-benda nyata yang berupa peralatan berpakaian. Dan tujuan khusus a) siswa yang digunakan yaitu baju dan celana. mampu mengerti berpakaian dan fungsi Alasan guru memilih media pembelajaran berpakaian. b) siswa mampu mengerti menggunakan benda konkrit dikarenakan peralatan-peralatan berpakaian. c) siswa peserta didiknya adalah anak tunagrahita mampu mengerti kegunaan peralatan yang mengalami gangguan downsyndrom peralatan berpakaian. d) siswa mampu yang termasuk dalam kategori tunagrahita mengerti tahapan-tahapan berpakaian kategori sedang, apabila menggunakan dengan benar. media yang konkrit atau nyata diharapkan 2. Pelaksanaan pembelajaran bina diri akan lebih mudah dipahami. Selain itu berpakaian pada anak tunagrahita media pembelajaran juga dapat dilaksanakan melalui 3 tahapan: memberikan kemudahan pada anak a. Pendahuluan/Kegiatan Awal tunagrahita kategori sedang dalam Pembelajaran dimulai dengan pembelajaran bina diri. Hal ini sesuai pengkondisian siswa di kelas. dengan pendapat menurut Gerlach dan Ely Selanjutnya guru memberi apersepsi dalam Lita Susanti (2013:98) yang dan menyampaikan materi dan tujuan mengungkapkan berbagai macam media pembelajaran dengan singkat lugas dan pembelajaran yang dapat digunakan dalam jelas. pembelajaran bina diri yaitu gambar diam, b. Kegiatan Inti. Kegiatan inti gambar gerak, rekaman bersuara, televisi, pembelajaran bina diri berpakaian yaitu Pembelajaran Bina Diri Berpakaian....(Sri Haryadi) 1272
guru menyampaikan materi berpakaian, digunakan guru pada saat anak
fungsi berpakaian, peralatan dan mempraktekan cara memakai baju dan tahapan-tahapan berpakaian dengan celana. Evaluasi non tes digunakan menggunakan metode ceramah dan guru pada saat mengamati proses metode simulasi. Kemudian mengajak pembelajaran bina diri tunagrahita dan membimbing siswa masuk kamar berlangsung kemudian dicatat dalam berpakaian. Selanjutnya membimbing sebuah buku. dan menginstruksi siswa untuk berpakaian sesuai tahapan-tahapan Saran berpakaian. Apabila dalam 3 kali 1. Bagi Guru instruksi siswa tidak mampu a. Diharapkan pada kegiatan evaluasi melaksanakan, maka guru memberikan pembelajaran bina diri berpakaian motivasi atau dorongan kepada disediakan instrumen yang disusun siswanya. secara sistematis, sehingga setiap c. Penutup/Kegiatan Akhir. Penutup aspek tahapan-tahapan berpakaian yang pembelajaran bina diri berpakaian dipelajari anak tunagrahita lebih dapat dilakukan dengan guru meminta siswa terlihat perkembangannya. mengembalikan peralatan, menjemur b. Hendaknya guru dengan orang tua handuk dan membimbing siswa untuk siswa lebih menjalin hubungan kembali ke kelas. Lalu mengevaluasi yang baik dalam rangka pembelajaran yang telah dilaksanakan. mengembangkan kemandirian Evaluasi pembelajaran bina diri berpakaian pada anak. berpakaian pada anak tunagrahita 2. Bagi Orang Tua meliputi evaluasi tes dan non tes. a. Sebaiknya orang tua tidak memanjakan d. Metode yang digunakan guru dalam anak pada saat di rumah, agar anak proses pembelajara bina diri berpakaian belajar berpakaian secara mandiri. yaitu metode ceramah dan latihan. b. Diharapkan langkah pembelajaran bina Metode ceramah digunakan guru diri berpakaian dapat diterapkan di menyampaikan metode bina diri rumah. berpakaian sedangkan metode latihan 3. Bagi Peneliti Selanjutnya digunakan guru pada saat Diharapkan bagi penelitian selanjutnya mempraktikkan berpakaian sesuai lebih memperluas wilayah generalisasi, dengan tahapan-tahapan berpakaian tidak hanya bagi anak tunagrahita seperti yang benar. subjek dalam penelitian ini sehingga e. Media pembelajaran yang digunakan manfaat penelitian yang didapat lebih guru dalam pembelajaran bina diri banyak. berpakaian yaitu menggunakan media konkrit yaitu benda-benda nyata yang berupa peralatan yang digunakan yaitu DAFTAR PUSTAKA baju dan celana. Alasan guru memilih Abdurrachman, M. (1994). Pendidikan media pembelajaran menggunakan Luar Biasa Umum. Jakarta: Depdikbud Dikjen benda konkrit dikarenakan peserta Dikti. didiknya adalah anak tunagrahita yang Sudrajat, D. & Rosida, L. (2013). mengalami gangguan perkembangan Pendidikan Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan downsyndrom, apabila menggunakan Khusus. Bandung: PT. Luxima Metro Media. media yang konkrit atau nyata Susanti, L. (2013). Meningkatkan diharapkan akan lebih mudah dipahami. Kemampuan Memakai Seragam Sekolah 3. Evaluasi pembelajaran yang yang Melalui Media Model Bagi Anak Tunagrahita digunakan guru berupa evaluasi tes dan Ringan. Diakses dari non tes. Evaluasi meliputi sikap siswa download.portalgaruda.org/articlephp?article= saat mengikuti pembelajaran dan 4494&val=1496 pada tanggal 18 Januari 2018 mengikuti semua instruksi dari guru, jam 1.30 WIB. serta kemampuannya melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran bina diri berpakaian tunagrahita. Evaluasi tes